Revisi Proposal Ayar
Revisi Proposal Ayar
JAMBI
SARJANA FARMASI
Oleh
NIM. 1548201013
2020
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................2
D. Manfaat Penelitian......................................................................................2
E. Ruang Lingkup............................................................................................3
A. Etnofarmasi.................................................................................................4
B. Obat Tradisional.........................................................................................4
E. Skrining Fitokimia....................................................................................11
F. Metode Analis............................................................................................11
B. Metode Penelitian......................................................................................16
C. Jadwal pelaksanaan..................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa bagian hutan hujan tropis dataran rendah di Provinsi Jambi. Mereka
memiliki hubungan yang erat dengan hutan. Bagi SAD, hutan tidak hanya
sebagai pemasok sebagian besar kebutuhan pokok mereka, lebih dari itu,
hutan merupakan rumah dan kampung halaman (Hariyadi & Harmoko, 2013).
Suku Anak Dalam termasuk suku primitif yang mengasingkan diri untuk
yang ada di dalamnya (Idris, 2017). Dusun Pasir Putih Desa Dwi Karya Bhakti
merupakan daerah tempat tinggal penduduk SAD. Lokasi Dusun Pasir Putih
(Takiddin, 2014).
etnobotani tumbuhan obat yang digunakan Suku Anak Dalam di Desa Tabung
serta cara penggunaan tumbuhan obat yang digunakan oleh Suku Anak
reproduksi perempuan rimba. Selain itu kajian tetang etnofarmasi pada Suku
Anak Dalam di Jambi yang telah dilakukan oleh (Perawati, 2017). Kemudian
penelitian terkait tumbuhan penghasil getah yang di manfaatkan oleh SAD di
Taman Nasional Bukit Dua belas (TNBD) (Andhika, Hariyadi, & Saudagar,
2015).
digunakan oleh Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Pasir Putih Desa Dwi
alam yang dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam (SAD) untuk mengobati
penyakit di Dusun Pasir Putih Desa Dwi Karya Bhakti, Kabupaten Bungo,
Provinsi Jambi.
B. Rumusan Masalah
1. Penyakit apa saja yang biasa terjadi pada Suku Anak Dalam (SAD)
2. Pengolahan dan Sumber alam apa saja yang dimanfaatkan oleh Suku
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Bungo.
D. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi berbagai penyakit terhadap pengobatan
yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Pasir Putih Desa
kearifan lokal.
E. Ruang Lingkup
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Etnofarmasi
Istilah etnofarmasi berasal dari kata “etno” dan “farmasi”. Etno adalah
masyarakat ditinjau dari sisi farmasetiknya (Ningsih, Yulia, 2016). Studi ini
peneliti untuk mengkaji tentang etnofarmasi, karena telah banyak etnis yang
Iskandar, 2014).
B. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
Yulia, 2016).
berfungsi mengobati penyakit atau jika tidak mengandung zat aktif tertentu
tapi, mengandung efek sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati
(Indriati, 2014).
Penggunaan obat tradisional dinilai relatif lebih aman dibandingkan
ditanam dilingkungan sekitar, murah dan dapat diramu oleh setiap orang.
Suku Anak dalam (SAD) merupakan salah satu bangsa yang hidup
yang berkaitan dengan asal usul SAD. Mereka menyebutkan bahwa Orang
Rimba berasal dari daerah Pagaruyung, keturunan dari Raja Merah Mato.
Ada juga yang menyebut bahwa nenek moyang mereka adalah perlarian,
yaitu usaha untuk menyelamatkan diri dengan masuk kedalam hutan. Hal
tersebut dilakukan untuk menghindar tekanan dari pihak kerajaan
berpendapat bahwa mereka adalah sisa-sisa dari suku bangsa Proto Melayu
(Melayu Tua) yang datang sekitar tahun 2500-1500 sebelum masehi (SM).
Sebagian ahli berpendapat mereka berasal dari suku bangsa Deutro Melayu
(Melayu Muda) yang datang sekitar tahun 300 SM (Wurjanto, D., &
Nurdin, 2010).
mereka diantaranya sanak, kubu, dan orang rimba. Selain orang rimba,
panggilan lain yang mereka sukai sanak, yang bearti keluarga atau
kerabat. Mereka sangat tidak suka jika disebut orang kubu karena
kebiasaan yang unik dan berbeda dari suku yang lainnya. Mereka
mengenal istilah “melangun” bearti cara hidup berpindah dari satu lokasi
masih gadis memakai kain sarung sebatas dada (Wurjanto, D., & Nurdin,
2010).
makanan (Wurjanto, D., & Nurdin, 2010). Orang rimba yang menetap
hidup dikawasan Dusun Pasir Putih Desa Dwi Karya Bhakti Rantau
2014).
3. Sistem Kepercayaan
Tuhan sangat abstrak atau tidak jelas (Takiddin, 2014). Pada umumnya
sesudah mati atau Reinkarnasi. Jika ada salah satu anggota mereka yang
parang. Sebagai bekal dialam baka (Wurjanto, D., & Nurdin, 2010).
acara atau sidang adat. Pada organisasi orang rimba terdapat juga
a) Budaya Melangun
kini karena wilayah mereka sudah semakin sempit, maka masa melangun
Melangun ini wajib dilakukan ada kematian dari salah satu seorang
c) Besale
untuk memanggil dewa mereka agar hadir dalam ucara pengobatan dan
F. Metode Analis
1. Teknik Sampling
tersebut terdiri dari dua macam, yaitu probability sampling dan non
makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan
atau orang yang dipandang lebih tahu tentang kualitas makanan. Sampel ini
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting, data dapat
suatu seminar, diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingi mengetahui
sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada
laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan
4. Kuesioner (Angket)
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner
(Sugiyono, 2016).
5. Observasi
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
observation.
terlibat kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian, dengan observasi partisipan ini, maka data
yang diperoleh akan lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
(Sugiyono, 2016).
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Febuari 2020 di Dusun Pasir Putih Desa Dwi Karya Bhakti Rantau
B. Metode Penelitian
1. Studi Area
etnofarmasi dilakukan di Dusun Pasir Putih Desa Dwi Karya Bhakti Rantau
Hektar, luas tanaman obat 200 meter (Pemerintah Kabupaten Bungo, 2016).
Gambar 1.1 peta lokasi
2. Jenis penelitian
3. Pemilihan Sampel
c. Informan merupakan warga Suku Anak Dalam Dusun Pasir Putih Dwi
Provinsi Jambi.
d. Informan merupakan warga Suku Anak Dalam Dusun Pasir Putih Dwi
4. Pengumpulan Data
Suku Anak Dalam) (Ode Irma Indrayangingsih & Ibrahim, N., & Anam,
2015).
5. Determinasi
berlawanan.
C. Jadwal pelaksanaan
No Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan penelitian
2 Pelaksanaan penelitian
3 Pengolahan data
4 Penulisan skripsi
akhir
7 Ujian akhir
DAFTAR PUSTAKA
Andhika, R. R., Hariyadi, B., & Saudagar, F. (2015). Etnobotani Penghasil Getah
1432. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010628
Indriati. (2014). Etnobotani Tumbuhan Obat Yang Digunakan Suku Anak Dalam
Dalam Di Desa Tabun Kecamatan Vii Koto Kabupaten Tebo Jambi. Jurnal
Sainstek, 6, 52–56.
Khairiyah, N., Anam, S., & Khumaidi, A. (2016). Studi Etnofarmasi Tumbuhan
Moekti Wardoyo, M., Abdul Kodir, R., & Iskandar, Y. (2014). Etnofarmasi dan
Ningsih, Yulia, I. (2016). studi etnofarmasi penggunaan tumbuhan obat oleh suku
Ode Irma Indrayangingsih, W., & Ibrahim, N., & Anam, S. (2015). Studi
1(October), 79–84.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (23rd ed.).
Bandung: Alfabeta.
Takiddin. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Budaya Lokal Orang Rimba (Studi pada
1(2). https://doi.org/10.15408/sd.v1i2.1258
Tarib, K. T. (2012). Hutan adalah rumah dan sumber penghidupan kami. 2–10.
Wurjanto, D., & Nurdin, Z. (2010). Sekilas Kehidupan Orang Rimba di DAS
Batanghari. Jambi.
159–172.
Wawancara (Informan)
Uji Determinasi + penyakit,cara pengobatan dan tumbuhan
Peneliti : “Penyakit apa saja yang sering terjadi pada masyarakat Dusun
Pasir Putih?”
Peneliti : “Sumber alam apa saja yang digunakan dalam pengobatan terkait
penyakit?”
untuk penyakit ?”
berbeda ?”
tersebut?”
Peneliti :“Bagian dari tumbuhan tersebut yang digunakan apanya dan seperti
apa pengolahannya?’
Masyarakat SAD