PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana bentuk dan struktur sel bakteri Streptococcus mutans?
2) Bagaimana patogenesis yang disebabkan bakteri Streptococcus
mutans?
3) Bagaimana pencegahan infeksi bakteri Streptococcus mutans?
1.3 Tujuan
1) Mengetahui bentuk dan struktur sel bakteri Streptococcus mutans
2) Mengetahui patogenesis yang disebabkan bakteri Streptococcus
mutans
3) Mengetahui cara pencegahan infeksi bakteri Streptococcus mutans
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Streptococcus mutans memiliki karakteristik antara lain surface protein
antigen I/II yang berfungsi sebagai mediator perlekatan.
Seperti pada bakteri bentuk bulat gram positif lainnya, Streptococcus
mutans terdiri dari dinding sel dan membran protoplasma. Matriks dinding sel
terdiri atas peptidoglikan rantai silang yang mempunyai komposisi gula amino
N-asetil, asam N-asetilnuramik dan beberapa peptida. Sedangkan struktur
antigenik dinding sel Streptococcus mutans terdiri dari antigen protein,
polisakarida spesifik dan asam lipotekoat.
4
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme bersifat
asam yang mengakibatkan demineralisasi karena interaksinya dengan lapisan
gigi. Email gigi yang mengalami demeneralisasi membuat lapisan dentin
terekspos. Dentin yang terekspos membuat saluran ke dalam pulpa menjadi
sensitif sehingga rasa panas atau dingin dapat merangsang saraf dan
mengakibatkan rasa nyeri. Karies gigi adalah suatu proses kronisregresif,
dimana prosesnya terus berjalan kebagian yang lebih dalam dari gigi, bermula
dari lapisan email membuat lubang ke lapisan dentin dan sementum yang
tidak dapat diperbaiki melalui proses regenerasi.
1) Host
Faktor host dalam hal ini termasuk struktur dari enamel dan
kandungan mineral pada gigi serta saliva.13 Sekresi saliva
berpengaruh pada tinggi rendahnya pH di rongga mulut, hal ini
dikarenakan adanya bikarbonat yang bertindak sebagai buffer yang
dapat menjaga kestabilan pH di rongga mulut.
2) Bakteri plak
Ditinjau dari faktor bakteri, karies gigi sering kali dikaitkan
dengan peranan bakteri Streptococcus mutans. Proses terjadinya
infeksi karies diawali dengan melekatnya Streptococcus mutans pada
permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena Streptococcus mutans
mempunyai enzim glukosil transferase yang dapat memecah sukrosa
menjadi glukan dalam jumlah yang besar. Secara predominan,
Streptococcus mutans membentuk rantai dekstran yang tidak larut
dalam air. Reseptor dekstran mempunyai sifat adhesif dan kohesif
sehingga memberikan Streptococcus mutans daya lekat untuk
berkolonisasi pada permukaan gigi. Selanjutnya, Streptococcus mutans
membentuk asam organik dari sukrosa. Metabolisme sukrosa oleh
5
Streptococcus mutans menghasilkan asam laktat yang merupakan
asam yang dapat menyebabkan dekalsifikasi gigi.
3) Diet
Faktor diet juga berperan dalam proses terjadinya karies.
Bakteri plak dalam rongga mulut akan memetabolisme karbohidrat
yang ada sehingga menghasilkan zat asam. Semua karbohidrat adalah
kariogenik, terutama pada golongan sukrosa yang memiliki tingkat
kariogenik tertinggi dibanding karbohidrat jenis lain.
4) Waktu
Dari faktor waktu, diketahui bahwa setelah makan, pH dalam
rongga mulut akan turun hingga 2 atau lebih. Jika pH rongga mulut
cukup rendah terjadi dalam waktu yang lama, maka kemungkinan
terjadinya demineralisasi makin tinggi, sehingga kemungkinan
peningkatan resiko terjadinya karies. Pada orang dengan frekuensi
makan lebih banyak, resiko karies yang terjadi pada orang tersebut
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan saliva tidak memiliki cukup waktu
untuk menetralisir keasaman pH yang ada.
6
itu. Walaupun banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya Streptococcus
mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi.
Bakteri menggunakan fruktosa dalam metabolisme glikolisis untuk
memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah kondisi anaerob
adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra
untuk menurunkan pH sampai batas tertentu sehingga dapat menghancurkan
zat kapur fosfat di dalam email gigi yang menngarah kepada pembentukan
suatu rongga atau lubang. Streptococcus mutans mempunyai suatu enzim
yang disebut glukosil transferase diatas permukaannya yang dapat
menyebabkan polimerisasi glukosa pada sukrosa dengan pelepasan dari
fruktosa, sehingga dapat mensintesa molekul glukosa yang memiliki berat
molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa (1-6) alfa (1-3).
Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga tidak larut dalam air. Hal
ini dimanfaatkan oleh bakteri Streptococcus mutans untuk berkembang dan
membentuk plak gigi.
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Permata, Dita. 2018. Identifikasi Jenis Mikroorganisme pada Karies Gigi
antara Anak dan Lansia. Lampung: Universitas Negeri Lampung
Lestari Mahmudah, Fitri. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak
Temukunci (Boesenbergia pandurata) terhadap Bakteri Streptococcus
mutans. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Kusumaningsari, Volanda. 2010. Efek Pengunyahan Permen Karet Gula dan
Xylitol terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans pada
Plak Gigi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Prananda, Adiguna. 2016. Bakteri Streptococcus mutans. Semarang:
Universitas Diponegoro