Anda di halaman 1dari 12

BAKTERI

STREPTOCOCCUS MUTANS

Oleh Kelompok 3 :

Citra
Yansye Mathilda Tatengkeng
Angel I.D Nender
Shanty Lapian
Wina Umboh
Syamsiah Baneney
Sitti Salmah
Agustinus Wuwung
Ciri ciri
Bakteri Streptococcus Mutans
Streptococcus mutans merupakan bakteri
gram positf (+), bersifat non motil (tidak
bergerak), berdiameter 1-2 m, bakteri
anaerob fakultatif. Memiliki bentuk bulat
atau bulat telur, tersusun seperti rantai
dan tidak membentuk spora Bakteri ini
tumbuh secara optimal pada suhu sekitar
18C 40C.
Bakteri ini merupakan bakteri patogen
pada mulut yang merupakan agen
penyebab utamanya plak, ginggivitis,
denture stomatitis dan karies. Dari
beberapa penelitian terhadap bakteri yang
ada di plak gigi, ternyata hanya
Streptococcus mutans saja yang
mempunyai korelasi positif dengan adanya
karies pada permukaan gigi.
Patogenesis Karies Gigi
Proses pembentukan karies gigi secara garis besarnya
adalah sebagai berikut :
Konsumsi sukrosadan fruktosa(manis)
Terbentuk glikoprotein lengket, terbentuk plak
Streptococcus mutans berkembang biak di bagian
tersebut, menyebabkan lubang
Fruktosa digunakan untuk respirasi sel pada proses
glikolisis
Setelah proses glikolisis karena kondisi anaerob
terbentuk asam laktat
Kondisi pH berubah menjadi asam akibat adanya
asam laktat
PH asam mampu menghancurkan zat kapur fosfat
pada email gigi, terbentuk rongga.
Gejala Karies Gigi
Karies ditandai dengan adanya lubang pada
jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat
atau hitam. Gigi berlubang biasanya tidak
terasa sakit sampai lubang tersebut
bertambah besar dan mengenai
persyarafan dari gigi tersebut.
Pada karies yang cukup dalam, biasanya
keluhan yang sering dirasakan pasien
adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang
panas, dingin, atau manis.
Bila dibiarkan, karies akan bertambah
besar dan dapat mencapai kamar pulpa,
yaitu rongga dalam gigi yang berisi
jaringan syaraf dan pembuluh darah.
Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan
terjadi proses peradangan yang
menyebabkan rasa sakit yang berdenyut.
Lama kelamaan, infeksi bakteri dapat
menyebabkan kematian jaringan dalam
kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar
ke jaringan tulang penyangga gigi,
sehingga dapat terjadi abses.
Komplikasi yang ditimbulkan
Bakteri bawaan penyakit gigi mulai
berbahaya ketika bebas masuk ke dalam
pembuluh darah. Terlebih lagi, sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa bakteri
yang masuk ke aliran darah bisa
memproduksi sejenis enzim yang
mempercepat proses pengerasan dinding
pembuluh darah. Hal itu merupakan salah
satu faktor pembuluh darah menjadi tidak
elastis (aterosklerosis).
Lanjutan
Masalah lain bisa timbul karena bakteri
juga dapat menempel pada lemak di
pembuluh darah. Ini membuat plak yang
ada menjadi makin tebal sehingga
menyumbat aliran darah ke jantung. Selain
itu, plak atau sisa makanan yang telah
mengeras bisa bermuara hingga ke otak
dan jantung. Dampaknya, bakteri menjadi
leluasa menyerang katup maupun otot
jantung.
Tak hanya menyerang jantung, masalah gigi
yang tidak tertangani dengan baik juga
menyebabkan komplikasi penyakit lain.
Sebutlah penurunan kekebalan tubuh,
peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi
(sepsis), penyebaran infeksi ke jaringan luna
(facial cellulitis), infeksi tulang rahang gigi
(osteomyelitis), infeksi otak (abses otak),
peradangan jantung, paru-paru, serta organ
lain.
Kesimpulan
Streptococcus mutans merupakan bakteri
gram positif, bersifat nonmotil (tidak
bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki
bentuk kokus yang sendirian berbentuk bulat
atau bulat telur dan tersusun dalam rantai.
Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu
sekitar 180-400 Celcius. Streptococcus
mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi
manusia yang luka. Streptococcus mutans
adalah salah satu bakteri yang mendapat
perhatian khusus, karena kemampuannya
dalam proses pembentukan plak dan karies
gigi.
Saran Penanganan
Untuk mencegah terjadinya penyakit karies gigi akibat bakteri
Streptococcus mutans, disarankan melakukan upaya-upaya
antara lain :
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada
pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak
dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.
Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi
minum minuman yang manis seperti soda.
Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan
asupan nutrisi, karena pembentukan benih gigi dimulai pada
awal trimester kedua.
Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.

Anda mungkin juga menyukai