TESIS
DELLA LINERI
1406593074
JAKARTA
JANUARI 2017
TESIS
DELLA LINERI
1406593074
JAKARTA
JANUARI 2017
ii
TESIS
DELLA LINERI
1406593074
JAKARTA
JANUARI 2017
iii
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tesis saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Della Lineri
iv
NPM : 1406593074
Tanda Tangan :
: Della Lineri
NPM : 1406593074
Program Studi : Manajemen Komunikasi
Judul Tesis : Pembentukan Personal Branding Selebgram Melalui Media
Telah berhasil dipertaha:rkan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan unh* mernperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi
Pascasarjana Komunikasi, Fakultas Ihu Sosial dan ltau Politih Universitas Indonesia
DEWAI{PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal :5lanuarr2017
Al-hamdu lillahi rabbil ’alamin. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
yang tak henti-hentinya menganugrahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Tesis ini tidak akan selesai juga tanpa adanya ilmu-ilmu yang diberikan
oleh segenap Dosen Pascasarjana Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia.
Terima kasih atas ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
vii
Sahabat penulis sedari SMP yang sampai kini masih selalu memberi
dukungan; Usi, Dina, Qory, dan Merlin. Juga sahabat-sahabat penulis selama di
Jakarta; Farah, Apri, Ochi, Ines, Mey, Keke, Ririn, Hamda; yang tetap
menyempatkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberi doa dan semangat
kepada penulis.
Seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang turut memberikan bantuan, doa dan semangat
sejak awal hingga selesainya penyusunan tesis ini. Terima kasih.
Della Lineri
viii
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
xv Universitas Indonesia
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dari mereka mengunggah gambar seputar kehidupan pribadi, lifestyle, serta media
promosi sebagai wujud konsep diri yang ditunjukkan lewat media Instagram.
Para pengguna Instagram menyadari bahwa semakin banyak pengguna
aktif yang mengakses Instagram dengan berbagai tujuan setiap harinya. Mereka
tidak hanya sekedar melihat dan mencari informasi lewat gambar di Instagram,
tetapi juga mengolah sendiri gambar-gambar yang inspiratif. Beberapa pengguna
Instagram pun kemudian mendadak menjadi populer dengan pengikut (followers)
mencapai puluhan hingga ratusan ribu. Mereka seketika menjelma menjadi
fenomena baru dan dijuluki sebagai Seleb Instagram atau ‘selebgram’.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
makin banyaknya seseorang yang sadar akan pentingnya merek diri yang
dimiliki agar mendapatkan posisi yang diinginkan.
Dalam kegiatan membangun personal brand, membutuhkan komunikasi.
Kalau seseorang mempunyai keahlian dan keterampilan yang hebat, tetapi tidak
memberitahukannya pada orang lain atau tidak memasarkannya kepada orang
lain, itu semua tidak akan ada artinya. Karena itu perlu seseorang untuk membuka
dirinya kepada masyarakat, tentang siapa dirinya pribadi, ambisi dan merek
pribadinya. Seseorang yang memiliki personal brand yang hebat, bila tidak ada
seorang pun yang mengetahuinya, tidak akan menunjang kesuksesan karir
(Rampersad, 2008: 132).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti tertarik mengkaji mengenai
kesuksesan seseorang dalam pembentukan personal branding melalui media
sosial Instagram, hingga kini menjadi populer dan sukses dalam karirnya. Peneliti
juga membahas mengenai ada atau tidaknya perubahan dalam diri individu dalam
pembentukan personal branding.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
KERANGKA KONSEPTUAL
11 Universitas Indonesia
Media baru tidak saja telah menjembatani perbedaan pada beberapa media,
tetapi juga perbedaan antara batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan
batasan kegiatan komunikasi publik. Bahan dan kegunaan media semacam itu
dapat dipakai secara bergantian untuk kepentingan pribadi dan publik. Dimasa
mendatang kenyataan tersebut memberikan pengaruh bukan saja terhadap
batasan media yang berbeda, tetapi juga terhadap batasan peran institusi media
(Mc.Quail, 1987:17-18).
Universitas Indonesia
Adapun beberapa hal yang berubah sejak kemunculan media baru antara
lain :
Digitalisasi dan konvergensi antar semua aspek media
Meningkatnya interaksi dan terbentuknya jaringan koneksi
Proses pengiriman dan penerimaan pesan yang lebih mobile
Lebih beragamnya bentuk dan gerbang media online
Institusi media menjadi sedikit kabur
mana saja. Sebagai contoh, konvergensi media bukanlah hal baru lagi bagi
masyarakat luas. Kini, khalayak tidak perlu menonton televisi untuk menyaksikan
gambar bergerak ataupun membeli majalah cetak untuk mencari inspirasi. Dengan
kehadiran internet dan smartphone/gadget kini segala jenis media dapat dinikmati
dan segala informasi dapat mudah ditemukan dengan satu medium saja.
Menurut Little John (2005: 247) jaringan sosial adalah sebuah struktur
sosial yang terbentuk melalui komunikasi antara perseorangan dan kelompok. Jika
seseorang berbicara dengan orang lain, maka jaringan akan terbentuk. Ini adalah
sebuah jaringan komunikasi dalam jaringan sosial yang terkecil.
Dengan adanya jaringan yang semakin meluas akan lebih mudah untuk
menyebarluaskan suatu informasi yang bersifat membujuk untuk mempengaruhi
pemikiran dan perilaku. Beberapa fungsi jaringan sosial antara lain:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
adalah positif kepada orang lain. Word of mouth adalah suatu komunikasi dari
mulut ke mulut mengenai suatu brand produk, jasa atau perusahaan, di setiap
tahap dalam waktu tertentu (Rosen, 2000:8).
Universitas Indonesia
dan jasa. Yang membuatnya paling berpengaruh yakni adanya pengalaman pribadi
dari suatu produk atau jasa juga pelayanannya (Smith, 1998: 510).
Universitas Indonesia
Internet menjadi media raksasa untuk menyebarkan WOM di mana hal ini
menjadi penting dan dinamis sebagai bagian dari komunikasi pribadi online.
Penelitian yang menjelajahi karakteristik komunikasi online menggambarkan
bahwa internet memberikan ruang fleksibel untuk berkomunikasi bagi berbagai
kelompok (Starch dan Burson, Marsteller, 2008).
Universitas Indonesia
2.5 Branding
Dalam buku The Brand Called You, Peter Montoya (2005) menyatakan
bahwa ada perbedaan antara pemasaran, penjualan dan branding:
Universitas Indonesia
Sebuah brand memiliki nilai lebih dari sebuah produk. Sesuatu yang
membedakan sebuah produk atau perusahaan dari yang lainnya, itulah yang
disebut dengan brand (Duncan, 2002: 45).
Sebuah brand adalah harapan, citra, dan persepsi yang tercipta dalam pikiran
orang ketika publik melihat atau mendengar sebuah nama, produk, atau logo.
Brand dapat mengkomunikasikan persepsi macam apa yang diinginkan orang-
orang terhadap produk, jasa, atau orang itu sendiri. Brand sudah menjadi sangat
penting dan punya kekuatan (Mc Nally & Speak dalam Rampersad, 2008: 1).
Strategi brand adalah bagaimana, apa, di mana, kapan dan kepada siapa
Anda merencanakan untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan pesan merek
Anda. Bagaimana Anda mengiklankan kepada khalayak sebagai bagian dari
strategi merek Anda.
Universitas Indonesia
Suatu brand dapat dikatakan berhasil apabila memiliki brand equity yang
memungkinkan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Suatu
brand memiliki ekuitas tinggi jika brand tersebut dipersepsi baik oleh setiap orang
yang berkepentingan dalam brand tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Aaker
sebagai berikut:
“Brand equity is a set of brand assets and liabilities linked to a brand, its name
and symbol, that add to or subtract from the value provided by a product or
service to a firm and/or to that firm’s customer” (Aaker, 1991: 15).
Sebuah brand image adalah sebuah kesan yang dibentuk oleh pesan merek
dan pengalaman, kemudian diasimilasi menjadi sebuah persepsi melalui proses
informasi. Alasan mengapa sebuah image menambahkan nilai dalam sebuah
brand adalah karena image dapat mengkomunikasikan sesuatu berkaitan dengan
pelanggan kepada pelanggan atau orang lain. Image dapat diciptakan namun
reputasi yang baik merupakan persepsi yang baik yang hanya dapat diperoleh dari
Universitas Indonesia
pengalaman baik yang terjadi berulang kali dialami konsumen bersama brand
tersebut.
Seseorang harus memiliki nilai terlebih dahulu di mata orang lain. Hal ini
bisa dilihat dari pesan yang seringkali disampaikan seseorang tersebut. Sehingga
lama kelamaan pesan tersebut menjadi nilai lebih yang membuat seseorang
dipandang berbeda. Citra merek pribadi pun perlahan akan tertanam di benak
khalayak.
Saat ini internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia
modern. Dengan internet, seseorang bisa terhubung dengan banyak orang di mana
pun berada tanpa hambatan yang begitu berarti. Internet telah menjadi media
informasi yang sangat unggul. Dalam kegiatan branding, komunikasi dapat
dikatakan mempunyai fungsi yang penting dengan menjadikan internet sebagai
medium komunikasi.
Ada empat pilar dalam penggunaan internet sebagai alat branding, yaitu:
Universitas Indonesia
Selain itu, ciri khas juga perlu diperhatikan dalam branding menggunakan
gambar di media sosial. Penggunaan suatu template dan konten untuk diri sendiri
pada halaman media sosial akan membentuk brand terlihat selaras. Mempunyai
ciri khas akan membuat pengikut Anda dapat dengan mudah mengenali brand di
antara semua konten lain yang hadir si media sosial.
Universitas Indonesia
Branding kini bukan hanya untuk korporasi saja. Personal branding telah
menjadi tren baru, alasannya adalah (Tabachnik, 2007):
Revolusi teknologi telah mengubah struktur karir saat ini. Dulu, kita
mungkin hanya bekerja untuk satu atau dua perusahaan saja dalam
seluruh karir. Sekarang kita bisa memiliki empat sampai delapan
pekerjaan sepanjang hidup kita. Dalam pengembangan karir, personal
branding menjadi penting, karena merek pribadi dapat menjadi sarana
yang efektif untuk membantu menunjukkan siapa kita, apa yang kita
yakini, apa yang membuat kita unik, spesial dan berbeda, betapa hebatnya
kita, dan mengapa kita harus dicari.
Perubahan dalam cara kita berkomunikasi. Internet telah mendorong
masing-masing kita menjadi penerbit. Surat elektronik, kelompok berita
(newsgroup), papan buletin, Blog, dan jaringan online serta kelompok
diskusi memungkinkan kita untuk belajar, membentuk jaringan, dan
tampil atas nama perusahaan atau atas nama diri kita pribadi. Orang ingin
berbisnis dengan orang yang mereka kenal atau orang yang menurut
perasaan mereka bisa dipercaya, dengan orang yang mereka rasa ada
kaitan. Bila kita dikenal sebagai orang akrab, ramah, dan secara konsisten
hadir secara online, orang akan mengenal kita. Karena merasa kenal dekat
dengan kita, maka mereka akan mudah membuka hubungan bisnis dengan
kita. Jadi, personal branding juga penting dalam pengembangan bisnis.
Universitas Indonesia
banyaknya seseorang yang sadar akan pentingnya merek diri yang dimiliki agar
mendapatkan posisi yang diinginkan.
Persepsi atau emosi mengenai Anda yang dimiliki oleh orang lain.
Cerminan mengenai siapa Anda dan apa yang Anda yakini, yang
dinyatakan dalam bentuk perbuatan Anda dan cara Anda melakukan
perbuatan tersebut.
Menstimulasi persepsi penuh makna terhadap nilai-nilai dan kualitas yang
Anda miliki.
Mempengaruhi bagaimana orang lain melihat Anda
Nilai-nilai yang menurut orang lain dimiliki oleh Anda
Sejumlah harapan atau asosiasi yang tercipta dalam pikiran audiens
sasaran.
Citra mengenai diri Anda yang ingin Anda proyeksikan pada setiap
tindakan Anda
Menghilangkan persaingan dan membuat diri Anda menjadi unik dan
lebih baik dibanding semua pesaing.
Pemikiran Bill Lang mengenai personal branding adalah sebuah citra diri
yang ingin Anda proyeksikan dalam setiap tindakan Anda. Bukan sesuatu yang
palsu atau dangkal. Kalau Anda tidak otentik dalam tindakan Anda, maka semua
akan kelihatan. Citra diri tersebut harus merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan jasa
yang sebenarnya ingin Anda berikan kepada orang lain.
2. Suara: Bersuara, nada suara dan cara berbicara, aksen dan kecepatan bersuara.
6. Perluasan citra brand : orang, tempat benda, dan ide-ide filosofi yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Memiliki target sasaran (audiens) yang jelas bagi merek diri seseorang
Universitas Indonesia
1. Otentik/Asli
Otentik berarti jadilah merek Anda sendiri. Anda adalah CEO bagi
hidup Anda. Merek pribadi Anda haruslah dibangun dengan kepribadian yang
riil. Hal ini dapat mencerminkan karakter, perilaku, nilai, serta visi Anda yang
selaras dengan ambisi pribadi.
2. Integritas
3. Konsistensi
4. Spesialisasi
Konsentrasi pada satu bakat inti atau keterampilan unik saja. Menjadi
seperti pada umumnya atau seperti orang kebanyakan tanpa adanya
spesialisasi keterampilan, kemampuan, atau bakat; tidak akan membuat Anda
unik, spesial, dan berbeda.
5. Otoritas
Universitas Indonesia
6. Keistimewaan
7. Relevan
Pesan dari merek Anda tersebut, haruslah relevan dengan sesuatu yang
dianggap penting oleh audien.
8. Visibilitas
9. Persistensi
Tentu butuh waktu agar merek Anda dapat tumbuh. Anda harus setia
pada merek tersebut, yakin terhadap diri sendiri, dan tetap bersabar.
10. Goodwill
11. Kinerja
Universitas Indonesia
online seperti blog, forum diskusi, chat room, e-mail, website, dan juga
kekuatan komunitas yang dibangun pada jejaring sosial. Apa yang
dikomunikasikan di dalamnya memberikan kekuatan tersendiri karena akses
pembangunnya berupa teknologi dan juga „berbagai media interaksi‟ yang
dikomunikasikan dengan teks, gambar, foto, audio juga video. (Juju dan Sulianta
2010).
Universitas Indonesia
Alasan media sosial jauh lebih efektif dari media konvensional adalah
karena media sosial bersifat komunikasi dua arah. Orang-orang yang berada di
dalam jejaring media sosial lebih mempercayai informasi yang mereka dapatkan
dari orang-orang di jejaring media sosial terdekat. Mereka lebih memilih
membaca ulasan yang dibuat di Blog, dibanding harus menonton tayangan iklan
dengan produk yang sama.
Universitas Indonesia
2.10.1 Instagram
Kelahiran aplikasi Instagram ini dimulai oleh dua orang lulusan Stanford
University, yaitu Kevin Systrom dan Mike Krieger. Tepat pada 20 September
2010, Systrom dan Krieger Instagram pun diluncurkan. Hanya dalam waktu
setahun Instagram sudah diunduh oleh 31 juta pengguna.
1. Kamera
Pengguna dapat menggunakan kamera pada Instagram untuk
mengambil foto. Foto yang diambil dapat tersimpan di dalam smartphone
atau gadget dari pegguna. Penggunaan kamera melalui Instagram juga
dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur
pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.
2. Mengunggah Foto (Upload)
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk
mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera yang tersdia di Instagram
ataupun foto-foto yang ada di album foto smartphone Anda.
Universitas Indonesia
3. Pengikut (Followers)
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut
akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan
demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat
terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto
yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah
satu unsur yang penting, dan jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang
populer atau tidak.
4. Edit Foto dan Efek Foto
Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting
fotonya. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro,
Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville,
Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Pada tanggal 20 September 2011,
Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru, yaitu Valencia, Amaro,
Rise, Hudson, dan menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham.
Selain efek foto, Instagram juga menyediakan edit foto seperti Brighness,
Contrast, Saturation, Highlight, Tilt Shift, dan sebagainya.
5. Tanda Arroba (@)
Instagram juga memiliki fitur yang dapat digunakan penggunanya
untuk menyinggung pengguna lainnya dengan manambahkan tanda arroba
(@) dan memasukkan nama akun Instagram dari pengguna tersebut. Istilah
dari tanda arroba ini dikenal juga dengan mention atau tag. Mention ini
dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan pengguna lain, agar pengguna
lain menyadari dan memperhatikan gambar yang diunggah.
6. Label Foto (Caption)
Sebuah label dalam Instagram adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan
menggunakan "kata kunci". Bila para pengguna memberikan label pada
sebuah foto, maka foto tersebut dapat lebih mudah untuk ditemukan. Label
itu sendiri dapat digunakan di dalam segala bentuk komunikasi yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-jumlah-pengguna-instagram-15-
kali-penduduk-indonesia.html).
Universitas Indonesia
a. Orang lain
Marcel mengemukakan tentang peranan orang lain dalam memahami diri
kita, bahwa kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih
dahulu. Penilaian dari orang lain, akan membentuk konsep diri kita. Lain
halnya dengan Sullivan yang menjelaskan bahwa jika kita diterima orang
lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cendrung
bersikap menghormati dan menerima diri kita (Marcel & Sullivan dalam
Rakhmat, 2004: 101).
Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri
kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat
dengan diri kita. Mead menyebut mereka significant others, yaitu orang lain
yang sangat penting. Sedangkan Dewey dan Humber menyebutnya dengan
affective others, yaitu orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan
emosional. Secara perlahan kita membentuk konsep diri kita dari mereka.
Universitas Indonesia
Konsep diri terbentuk dalam waktu yang lama dan pembentukan ini
tidak dapat diartikan, bahwa dengan adanya reaksi yang tidak biasa dari
seseorang dapat merubah konsep diri. Apabila tipe reaksi seperti ini sangat
sering terjadi atau muncul karena orang lain yang memiliki arti (significant
others); orang yang dinilai seperti orangtua dan teman, maka reaksi ini
mungkin berpengaruh terhadap konsep diri. Konsep diri relatif stabil karena
biasanya memilih teman yang menganggap diri individu tersebut sebagaimana
ia melihat dirinya sendiri.
2. Perbandingan Sosial
Universitas Indonesia
Misalnya, jika seseorang percaya bawa berbohong itu salah. Maka jika ia
berbohong, maka ia akan menilai tindakannya tersebut negatif. Ia akan merasa
bersalah jika ia melakukan hal yang bertolak belakang dengan
kepercayaannya. Begitupun sebaliknya, jika ia melakukan tindakan yang
menurutnya baik, maka ia pun akan menilai dirinya dengan lebih positif.
Dalam penelitian ini, salah satu tujuan peneliti adalah ingin memberikan
gambaran mengenai konsep diri dari pelaku personal branding. Peneliti juga
ingin mengetahui ada atau tidaknya perubahan pada diri pelaku personal branding
setelah memperoleh popularitas di media sosial.
QA
AUTHENTIC PERSONAL
PERSONAL INSTAGRAM
BRANDING
BRANDING
CR
Universitas Indonesia
Menurut Wood dan Smith (2005) terdapat beberapa variabel yang dapat
digunakan untuk menciptakan identitas online, yaitu vividness dan interactivity.
Identitas online yang disampaikan secara konsisten dapat menghadirkan
kesadaran. Begitu juga dengan keterbukaan akses yang akan dikatakan dapat
menjadikan seseorang “social”. Demikian juga dengan aktifitas-aktifitas yang
dilakukan seseorang di media sosial, akan mendorong terjadinya interaksi yang
tentu akan menciptakan kesadaran dan citra diri.
Universitas Indonesia
METODOLOGI PENELITIAN
47 Universitas Indonesia
melalui observasi saja tidak cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulasi
penelitian, yaitu penggunaan berbagai macam metode, sumber data, penelitian dan
teori. 3) Secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti dengan
objek atau realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan.
Universitas Indonesia
Dalam penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dikenal data primer
dan data sekunder. Menurut Subagyo (1991) data primer adalah data yang yang
didapat langsung atau diperoleh langsung dari sumber-sumbernya. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, literatur, serta dokumen yang
mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui
Universitas Indonesia
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban informan melalui
teknik wawancara mendalam dan observasi.
3.4.1.1 Wawancara
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3.4.1.2 Observasi
Data sekunder adalah data yang tersedia sehingga peneliti tinggal mencari,
mengumpulkan, dan menganalisis. Dalam hal ini, peneliti harus dapat
menyesuaikan data mana saja yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada
penelitian ini data sekunder diperoleh dari media sosial yang terkait dengan
penelitian, khususnya gambar-gambar serta akun-akun lain di Instagram yang
berhubungan dengan pelaku personal branding yang akan diteliti sebagai studi
kasus. Selain itu peneliti juga memperoleh data dari media online yang
membahas mengenai kedua informan utama tersebut.
1) Kredibilitas
Pengujian kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
pemeriksaan triangulasi. Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck
temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber,
metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan
jalan: pertama, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; kedua,
mengeceknya dengan berbagai sumber data; dan ketiga, memanfaatkan
berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.
2) Transferabilitas
Pada penelitian kualitatif, transferabilitas berkenaan dengan hasil
penelitian yang didapat dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitan,
penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan
memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan
fokus penelitian (Sugiyono, 2012: 276).
Universitas Indonesia
3) Dependability
Peneliti mengusulkan hal-hal berikut yang dianggap lebih penting
dari reabilitas, antara lain:
4) Konfirmabilitas
Agar penelitian ini dapat dikonfirmasikan, peneliti harus mampu
menunjukkan bagaimana data terkait dengan sumbernya, sehingga
pembaca dapat menetapkan bahwa kesimpulan dan penafsiran muncul
secara langsung dari sumber tersebut (Daymon & Holloway, 2008: 147).
Desain riset longitudinal: peneliti terlibat dalam latar atau situasi riset
selama kurun waktu tertentu.
Universitas Indonesia
atau menyatakan kembali dengan bahasa peneliti sendiri mengenai ucapan orang
yang diteliti. Sedangkan dengan triangulasi data, peneliti juga menggunakan
berbagai sumber, tak hanya data primer dan sekunder tetapi juga hasil observasi,
serta mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang
yang berbeda.
Universitas Indonesia
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini terdapat beberapa pihak yang peneliti jadikan sebagai
informan. Qonitah Al Jundiah (@thataljundiah) dan Cheryl Raissa
(@cherylraissa) merupakan informan utama dalam penelitian ini. Mereka dikenal
sebagai ‘Selebgram’ atau Seleb Instagram dengan jumlah followers lebih dari
50.000. Mereka sama-sama mengenakan hijab, namun konten yang mereka
sajikan di Instagram berbeda. Qonitah Al Jundiah lebih sering berbagi inspirasi
fashion, sedangkan Cheryl Raissa berbagi inspirasi dalam bertata rias.
61 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. Otentik/Asli
b. Integritas
Universitas Indonesia
c. Konsistensi
d. Spesialisasi
e. Otoritas
f. Keistimewaan
g. Relevan
h. Visibilitas
i. Persistensi
j. Goodwill
k. Kinerja
4.2.1 Otentik
Pemikiran Bill Lang mengenai personal branding adalah sebuah citra diri
yang ingin Anda proyeksikan dalam setiap tindakan Anda. Bukan sesuatu yang
palsu atau dangkal. Kalau Anda tidak otentik dalam tindakan Anda, maka semua
akan kelihatan. Citra diri tersebut harus merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan jasa
yang sebenarnya ingin Anda berikan kepada orang lain.
Dunia maya bukanlah hal yang baru bagi Qonitah Al Jundiah (Thata).
Berawal dari aktif sebagai fashion blogger, kini semenjak Instagram muncul ia
lebih dikenal sebagai selebgram. Dimulai dari tahun 2013 dalam akun Instagram-
nya @thataljundiah, ia berbagi foto-foto gaya berpakaian yang unik dan inspiratif.
Walau menggunakan jilbab, ia dapat menginspirasi banyak muslimah berhijab
dengan padu padan pakaiannya yang enak dipandang.
“Sebenernya awal mula nya aku adalah seorang fashion blogger, tapi
setelah menggunakan Instagram dan selebgram booming, banyak yang
tetap menyebut profesi ku sebagai selebgram karena jumlah followers
yang cukup banyak saat itu.”
Universitas Indonesia
“Biasanya aku terima produk baju, produk make up, sepatu atau apapun
yang fashion related. dengan catatan sesuai pilihan dan personality ku.”
Thata dan Cheryl hadir di media sosial sebagai diri sendiri. hal ini
diperkuat dengan pernyataan sahabat mereka yang mengakui bahwa Thata dan
Cheryl tampil sebagai diri sendiri media sosial. Dari semenjak mengenal Thata,
Isti Februari sahabatnya sudah melihat ia sebagai wanita berjilbab yang selalu
tampil gaya.
“Dia tuh udah stylish dari dulu. Keliatan banget dari kesehariannya.
Kayak jaman dulu orang masih pake paris, dia udah pake pashmina. Dia
udah bisa mix and match baju yang lucu. Emang Thata tu keliatan
fashionable gitu.”
Universitas Indonesia
Sahabat Cheryl, Rand Rasyid juga mengatakan bahwa dari awal mengenal
Cheryl, sudah terlihat kalau Cheryl sangat menyukai yang berhubungan dengan
make up atau tata rias. Hal tersebut sudah begitu melekat pada Cheryl sejak dulu.
“Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm pokoknya
kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih.”
Dikutip dalam sebuah wawancara dengan salah satu media online, Thata
menyatakan bahwa personal branding itu harus tulus dan asli dari diri sendiri.
Oleh karena itu Thata pun tidak merasa perlu menjadi orang lain.
“Aku selalu suka sama orang yang ‘What they say, What they wear,
What they do, is an honest. Being honest of their self’. Gak dibuat-buat
dan gak fake. Inilah yang membentuk personal branding kita, jadi
semuanya akan related jadi satu image yang true, sincere tentang diri
sendiri. Gak jadi orang lain, gak dibuat-buat dan gak fake.”
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/)
4.2.2 Integritas
“Aku follow thata waktu itu bukan karna aku suka style dia... tapi karna
aku ngeliat sesuatu yang „lebih‟ dari thata sebagai fashion icon. Thata itu
smart, humble, dan confident.”
Universitas Indonesia
Ia tak hanya mengunggah foto ootd (outfit of the day), tetapi juga konten pribadi
lainnya.
“Awalnya liat di youtube rachel goddard, dan ada saran channelnya doi
(Cheryl). Di tonton lah. Awalnya biasa aja, tapi lama-lama jadi suka sama
look-look make up yang dia bikin. Lalu follow lah ig-nya.”
“Kebanyakan tentang beauty, tapi ada juga yang lain kayak lifestyle,
fashion, music.”
Universitas Indonesia
Konten-konten yang disajikan oleh Thata dan Cheryl pada akun Instagram
mereka, menarik untuk banyak orang. Orang-orang yang menyukai konten
tersebut dengan sendirinya akan follow akun Instagram mereka. Hal inilah yang
membuat followers mereka di Instagram terus bertambah banyak.
4.2.3 Konsistensi
Universitas Indonesia
Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan Silmia Putri memilih Thata
untuk diajak bekerja sama. Konsistensi Thata untuk berbagi inspirasi dalam gaya
berpakaian membuatnya banyak dilirik brand atau produk untuk diajak bekerja
sama.
“Hmm.. dia konsisten sama fashion sih. Gayanya juga inovatif. Jadi
orang-orang suka.”
Bukan hanya konsisten dengan konten yang disajikan, Thata dan Cheryl
juga konsisten pada waktu. Jika sudah ada perjanjian kerja sama, mereka tentu
harus konsisten menjalankan waktu unggah gambar. Namun jika sedang tidak ada,
Thata hanya mengunggah saat ada waktu luang saja. Sementara Cheryl kini telah
mulai konsisten mengunggah gambar apapun setiap harinya, baik konten pribadi
ataupun konten khusus.
Universitas Indonesia
Gambar 4.6 Waktu sahur pun Cheryl tetap konsisten mengunggah video di
Instagram.
“Random sih diawalnya, karena aku masih fokus di youtube dan blog
sebelumnya, tapi lambat laun aku konsisten at least satu hari satu posting.
dan bisa lebih ketika ada konten khusus (kerjasama dengan brand, event
report etc).”
“Yang aku tangkap dari acara kemarin ya itu, konsistensi bikin konten.
Ya tetep aktif buat konten-konten, utamanya harus cinta dulu sama
bidangnya, buat timelist nya juga untuk buat konten.”
4.2.4 Spesialisasi
Seperti halnya Thata dan Cheryl, karena percaya akan keahlian mereka di
bidang fashion dan kecantikan, banyak orang yang tertarik menggunakan produk
yang sama dengan yang mereka gunakan. Mereka pun juga tak sembarangan
dalam memilih produk yang akan mereka promosikan.
Dalam menentukan gaya dan style foto pun Thata selalu menyesuaikan apa
yang dikenakan sesuai dengan kepribadiannya. Menurutnya, dalam menggeluti
dunia fashion harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan identitas pribadi.
Nyaman, itulah kata kunci Thata dalam aktivitas fashionnya
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/).
Universitas Indonesia
Gambar 4.7 Gaya berpakaian yang ia sebut dengan ‘preppy look with a twist’
“Kalo ngeliat ig Thata buat nyari produk.. karna aku yakin Thata selektif
milih produk endorse-an.”
Nurul sebagai salah satu followers Cheryl pun mengaku menyukai karakter
make up dari Cheryl. Selain ikut menggunakan beberapa produk kecantikan yang
direkomendasikan Cheryl, ia juga mencoba mempraktekan bentuk riasan wajah
yang di unggah Cheryl di Instagram.
Universitas Indonesia
“Make up dia sih western ya, aku juga ga terlalu lirik make up korea.
Look yang dibuat soft, tapi ya bright juga, ya pas... Pernah recreate look
make up-nya Cheryl. Beberapa juga tertarik beli produk yang dia pake.
Tapi ga semua sih. Beberapa aja.”
4.2.5 Otoritas
Universitas Indonesia
Thata tetap dapat tampil gaya dengan berhijab. Padu padan pakaiannya
yang unik banyak disukai dan menjadi inspirasi bagi wanita berhijab lainnya. Hal
ini membuat banyak akun Instagram inspirasi fashion yang mengunggah kembali
gambarnya. Akun tersebut dapat menjangkau Instagram Thata juga dikarenakan
penambahan hashtag pada postingan Thata di Instagram.
“Yapp, dulu aku menggunakan hashtag hijab fashion atau lookbook oh ya!
ootd juga.”
Cheryl juga menjadi inspirasi bagi wanita berhijab, namun dengan konten
yang berbeda dengan Thata. Cheryl sering membagikan langkah dan produk yang
ia gunakan dalam bertata rias. Beberapa akun Instagram yang membahas tentang
kecantikan juga kerap kali mengunggah gambar Cheryl.
Universitas Indonesia
4.2.6 Keistimewaan
Universitas Indonesia
begitu pun dengan Cheryl. Hal ini membuat mereka tak sembarangan dalam
memilih produk endorse. Mereka bahkan memiliki syarat dan ketentuan tersendiri
untuk endorsement.
“T&C nya lumayan banyak dan sekarang rules nya diatur oleh
managemenku. Kalau dulu aku terima endorsement olshop sekarang tidak
lagi. Aku dikelola managemen yang cukup strict jadi aku lebih banyak
bekerja sama dengan brand besar, agency, atau travel agent.”
Cheryl juga sudah menerapkan rate card dengan beberapa paket yang bisa
dipilih oleh brand atau endorser. Ia bahkan memiliki syarat dan ketentuan kerja
sama yang sistemnya telah menggunakan materai.
Selain dari sistem endorsement, Thata dan Cheryl juga tak sembarangan
dalam memilih gambar yang akan mereka unggah ke Instagram. Mereka
mengusahakan agar gambar yang mereka unggah kualitasnya juga baik.
“Karena kebiasaan dapet brief dan liat-liat Instagram influencer luar, jadi
ga bisa post dengan resolusi jelek.”
Cheryl pun belajar mengedit foto dan video serta konten yang baik untuk
hasil yang bagus di Instagram serta media sosial lain miliknya.
“Aku merintis belajar untuk editing foto, video, membuat konten, story
board..”
Universitas Indonesia
Keistimewaan yang terdapat pada Thata dan Cheryl juga diungkapkan oleh
Silmia dan Nurul. Silmia lebih memilih Thata untuk diajak kerjasama
dibandingkan dengan Selebgram lainnya karena sesuai dengan pasar perusahaan
tempat ia bekerja.
“Kantor aku itu memang sangat pemilih. Misalnya „Oh pasar gue ibu-ibu
nih, kayanya ga mungkin deh pake Iymel (Selebgram lain) yang terlalu
playful‟. Pasarnya tu lebih ke ibu-ibu muda yang mature atau wanita-
wanita yang suka warna-warna kalem. Thata masuk pasarnya dalam
kategori warna yang ga begitu norak.”
“Dari pembawaan dia bikin konten sih beda. Cara pembawaan dia di
video, bikin fun, ga kaku.”
4.2.7 Relevan
Universitas Indonesia
Thata dan Cheryl peka terhadap isu-isu yang tengah berkembang. Lantas,
mereka membuat konten yang relevan dengan isu tersebut. Hal ini dapat membuat
followers mereka rajin menengok akun Instagram mereka untuk dijadikan
referensi terkini.
4.2.8 Visibilitas
Universitas Indonesia
Lantas bagi wanita yang ingin tahu langkah-langkah serta produk yang
bagus untuk bertata rias, akan membuka Instagram Cheryl. Untuk membuat
konten secara terus menerus pun tentu menguras lebih banyak ide. Cheryl dapat
mencari inspirasi dari mana saja.
“Biasanya inspirasi bisa datang dari mana aja, ngobrol sama teman-
teman seprofesi, google walking, nyari di Instagram sampai ngikutin yang
lagi booming saat ini di Youtube. Kalo lagi dapat inspirasi pasti aku tulis
di notes biar ga kelupaan, dan benar-benar dikonsepkan saat mencatat.
Jadi punya semangat dan terbayang apa yang akan dikerjakan.”
4.2.9 Persistensi
Butuh waktu agar merek pribadi dapat tumbuh. Oleh karena itu, seseorang
harus setia pada merek tersebut dan yakin terhadap diri sendiri. Thata dan Cheryl
tentu tak langsung dikenal oleh audiens mereka. Butuh waktu dan konsistensi
pada konten hingga bisa memiliki followers yang banyak seperti saat ini.
Universitas Indonesia
4.2.10 Goodwill
Personal branding akan memberi hasil lebih baik dan tahan lebih lama
bila seseorang dipandang secara positif oleh orang lain. Personal branding
adalah apa yang dijanjikan, yang diperjuangkan, dan yang lebih penting lagi
melukiskannya kepada pihak luar. Oleh karena orang tidak dapat melihat
yang terdapat didalam diri maka pemahaman terhadap keyakinan dan
kemampuan hanya dapat mereka lihat dari yang dilakukan, berupa persepsi yang
mereka bentuk dengan mengamati tindakan yang dilakukan sehari-hari. Oleh
karena itu melalui tindakanlah, seseorang telah membangun merek.
Thata dan Cheryl kerap kali membalas komentar dari para followers
dengan ramah. Beberapa dari followers mereka yang merasa senang, melakukan
screenshot dan mengunggahnya di akun Instagram miliknya.
Universitas Indonesia
untuknya. Merek pribadi yang ramah membuat followers senang dan bahkan men-
screenshot balasan Thata tersebut, kemudian mengunggah gambar screenshot
tersebut ke akun media sosial mereka.
Tak hanya di Instagram, saat bertemu langsung pun Thata dan Cheryl
sangat ramah melayani audiens yang mengenalnya untuk meminta foto bersama.
Hal ini membuat Nurul Husni, salah seorang followers yang pernah bertemu
Cheryl, menjadi senang dan menyempatkan hadir di acara dengan Cheryl sebagai
bintang tamunya.
“Cuma ketemu 2 kali.. karna pengen ketemu Cheryl, tau (info acara) dari
ig nya Cheryl. Iya, ga ada beda (baik dan ramahnya) sama di Instagram.
Ngobrol sekilas pernah. Cuma sekedar tanya-tanya kesibukannya aja.”
Universitas Indonesia
Gambar 4.17 Cheryl dan Thata saat foto bersama followers mereka
Keramahan Thata dan Cheryl saat bertemu dengan followers mereka ini
juga diungkapkan oleh sahabat mereka. Sahabat Thata, Isti Februari
mengungkapkan bahwa Thata dikenal tidak sombong dan baik dalam hal
melayani permintaan foto ataupun berbicara dengan followers-nya.
“Emang basicly tu Thata orangnya baik banget, ramah, dan dia tu sopan,
baik, pinter, cantik. Jadi selama ini dia nanggepin yang minta foto dia fine
fine aja. Sampe pernah nanya juga „Capek ga sih Mba dimintain foto
gitu?‟ „Engga biasa aja‟ dia jawab gitu. Dan dia selalu menanggapi
semua orang yang minta foto sama dia tu dengan ramah, terus bisa gitu
menempatkan dirinya tu sebagai orang yang dikagumi tapi ga sombong.
Dia tu tetap baik tapi tanpa terkesan sok atau berada lebih tinggi dari aku
atau gimana. Jadi aku aja sebagai temen tu ngefans, kagum sama
personality nya dia gitu.”
“Dia itu orang yang amat sangat positif, cheerful, pokoknya kalo ada
momen kayak gitu (minta foto) dia akan sangat amat ga keberatan sih, dan
dia amat sangat welcome dengan orang baru.”
Universitas Indonesia
Citra positif dari Thata dan Cheryl ini membuat perusahaan atau brand
pun jadi tak ragu untuk mengajak bekerjasama. Hal ini dituturkan oleh Silmia
yang mempertimbangkan Thata karena image-nya yang juga baik.
“Waktu itu ngeliat Thata sebagai orang kreatif dan pinter sih. Honornya
ga murah juga waktu itu, cuma aku pengen dia, karna image-nya bagus.”
4.2.11 Kinerja
Selain tanda pagar, juga terdapat mention dan tag (@). Mention atau tag
ini berfungsi untuk menandai nama akun Instagram lain pada foto yang diunggah.
Dengan begitu, khalayak yang melihat foto tersebut akan dengan mudah dibawa
menuju akun Instagram yang ditandai. Thata dan Cheryl memanfaatkan mention
dan tag untuk menandai brand yang telah bekerja sama dengan mereka.
Universitas Indonesia
Gambar 4.18 Thata dan Cheryl menggunakan hashtag, mention dan tag
Fungsi dari hashtag, mention dan tag ini juga dijelaskan oleh Silmia sebagai
praktisi dalam Social Media. Ia mengungkapkan bahwa dalam sebuah campaign
biasanya terdapat KPI (Key Performance Indicators) untuk jumlah hastag yang
harus ada dalam satu gambar yang diunggah Selebgram.
Universitas Indonesia
Internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia modern.
Dengan internet, seseorang bisa terhubung dengan banyak orang di mana pun
berada tanpa hambatan yang begitu berarti. Internet telah menjadi media informasi
yang sangat unggul. Dalam kegiatan branding, komunikasi dapat dikatakan
mempunyai fungsi yang penting dengan menjadikan internet sebagai medium
komunikasi.
Namun, perusahaan atau agensi tak hanya melihat dari jumlah followers
saja. Seperti yang dituturkan Silmia Putri bahwa ada beberapa kriteria yang
membuat seseorang tersebut layak untuk dijadikan Selebgram berbayar.
kita menilai seseorang itu udah layak buat dibayar itu minimal punya
10.000 followers. Kalo sekarang ngeliat engagement rate-nya tinggi.”
Hal inilah yang dilakukan oleh kedua informan utama dalam penelitian ini.
Mereka pada awalnya sama-sama aktif menggunakan media lain yaitu Blog.
Ketika Instagram hanya terbatas pada sebuah gambar dan tulisan pada satu kali
unggahan, mereka memanfaatkan Blog untuk saluran personal branding lainnya
untuk ulasan yang lebih panjang dan lengkap. Setiap saluran memiliki kelebihan
masing-masing untuk pembentukan personal branding. Hanya saja, Instagram
lebih mudah dijangkau oleh banyak orang serta lebih cocok untuk konsistensi
konten harian.
Universitas Indonesia
“Fashion and Personal Branding is The Way you deliver yourself, tanpa
perlu statement tertentu atau ngomong panjang lebar kepada orang
tentang siapa diri kita. Ketika ngerasa ada hal yang bikin nyaman dalam
fashion ataupun saat beraktivitas, ya itulah yang aku lakukan.”
Mouth (WOM) serta eWOM, baik melalui media sosial masing-masing audiens
ataupun media-media online.
Gambar 4.20 Salah satu contoh eWOM, pengguna lain turut menyertakan
akun Cheryl dan Thata dalam Instagram mereka
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Seseorang akan melihat dirinya atas apa yang diungkapkan oleh orang
lain tentangnya. Seseorang secara khusus akan melihat dirinya berdasarkan
apa yang kebanyakan orang terdekatnya ungkapkan. Orang-orang terdekat ini
disebut juga dengan significant others. Significant others bisa berasal dari
orang tua, pasangan, sahabat, atau rekan kerja. Thata dan Cheryl tentu
memiliki significant other yang dapat menggambarkan diri mereka. Butuh
proses yang cukup panjang hingga mereka bisa seperti sekarang.
“Dia (Thata) tuh udah stylish dari dulu. Keliatan banget dari
kesehariannya. Kayak jaman dulu orang masih pake paris, dia udah
pake pashmina. Dia udah bisa mix and match baju yang lucu. Emang
Thata tu keliatan fashionable gitu. Makin keliatan lagi dia fashionable
kalo kita ngeliat blognya, makin tau banget tuh Thata suka sama
fashion. Soalnya dia kayak ga sekedar ootd aja tapi juga bahas juga
tentang fashion.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh sahabat Cheryl, yaitu Rand
Rasyid. Semenjak mengenal Cheryl, memang dari dulu Cheryl sudah
menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan. Cheryl yang aktif di
kegiatan tari juga menuntutnya untuk sudah bisa tata rias wajah sendiri.
“Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm
pokoknya kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih. Aku tau diawal
dia suka make up itu karna Saman. Dia anak Saman dan Saman itu
kan harus make up sendiri ya. Jadi ya awalnya gitu suka make up
terus kebawa sampe sekarang gitu deh.”
Universitas Indonesia
Bagi Thata pribadi, tak ada yang berubah dari dirinya saat berinteraksi
baik bersama keluarga maupun teman-temannya. Walau kini ia telah dikenal
banyak khalayak, hal tersebut tak lantas mempengaruhi dirinya dan
hubungannya dengan orang-orang terdekat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang sahabat Thata, Isti
Februari. Isti mengenal Thata jauh sebelum Thata populer sebagai Selebgram.
Thata yang dari dulu ia kenal tak banyak berubah. Thata tetap humble dengan
pemikiran yang semakin dewasa.
“Secara personality Thata makin dewasa dan dari dulu juga udah
dikenal orang yang humble. Dulu waktu Thata belum ada mobil aku
sama dia ke kantor naik umum. Bis atau busway gitu, makan pinggiran
oke-oke aja tiap hari juga. Pokoknya emang dia ngerasa itu mah
profesi dan karya aja. Gaya hidup dari Thata ya meningkat tapi ga
merubah kepribadian dia yang bersahaja sih menurutku.”
“Untuk kehidupan sosial aku semua tetap sama, hanya saja rutinitas
kerja yang sangat menyita mungkin yang banyak berubah beberapa
tahun terakhir.”
Sebagai sahabat, Thata dan Cheryl juga dapat menginspirasi Isti dan Rand
dalam hal kepribadian dan penampilan yang lebih baik. Isti banyak terinspirasi
dari pribadi Thata yang gigih, konsisten dan menyerahkan pilihannya pada
Allah SWT.
“Aku selalu termotivasi sama saran-sarannya dia juga. Yang pasti kalo
orang liat mau sukses kayak Thata sekarang, liat dulu gimana dia
berjuang buat dapetin yang dia mau kaya sekarang. Dia itu gigih dan
konsisten, selalu menyerahkan pilihannya sama Allah. Ga heran dia kayak
sekarang. Soalnya ibadahnya dan setiap keputusannya selalu ngelibatin
Allah.”
“Kalo yang sering terngiang di otak gue itu, muka gue kan sensitif abis,
kalo gue lagi main sama Cheryl muka gue lagi break out atau merah-
merah, Cheryl lebih mensuggest gue buat pake organic skin care. Kalo
dari personality, setiap gue ngobrol sama Cheryl gue selalu menemukan
titik bahwa selama ini dunia gue gini-gini aja, ternyata ada dunia yang
luas banget yang gue ga tau di sana. Dia selalu bikin pikiran gue terbuka.
Ternyata di luar sana banyak yang lebih.”
2. Perbandingan Sosial
Universitas Indonesia
“Awal aku mulai dari blog itu tahun 2010 jadi memang sudah tua sih
ya hehehehe, jadi saat pertama kali main Instagram aku sudah
bekerjasama dengan brand lebih dulu.”
Universitas Indonesia
“Semua sangat menarik menurut aku, mostly hal yang selalu aku suka
adalah belajar dari pengalaman pengalaman orang hebat yang aku
temui selama menekuni pekerjaan ini. Semua terasa sangat
menyenangkan karena aku selalu merasa ter-challenge dengan
pekerjaan aku yang ternyata aku selalu bisa belajar hal baru bahkan
hal diluar dari kebiasaan aku.. Ada sedikit pressure karena as an
influencer tentunya banyak pesan moral yang harus kita jaga disetiap
konten kita, karena banyak teman teman dibawah umur yang juga
mungkin mengikuti sosial media aku.”
Cheryl mengaku bahwa apa yang ia jalani saat ini adalah bagian dari
impiannya. Ia senang minatnya tersalurkan dan mendapatkan penghasilan dari
minatnya tersebut. Belum lagi ia bisa berkenalan dengan orang-orang dengan
minat yang sama, serta banyak bertemu teman baru yang terinspirasi dari hasil
kerjanya. Oleh karena itu, ia ingin lebih baik lagi dalam menekuni
pekerjaannya sekarang.
“Apa yang aku kerjakan sekarang semua impian aku sebenernya dan
semua saling terkait, at the end aku berharap memiliki management
sendiri kedepannya. tapi hal yang tidak terkait apa ya…
hmmmmm…..membuat dan menerbitkan buku.”
“Start small. Aku juga ga nyesel dan malu pernah terima endorse-an
atau start dari 0 (ga beli followers atau likes) padahal followers ku di
banding yang lain kalah jauh hehe. Alhamdulillah, karena social
media aku jadi dapet banyak pengalaman baru, teman baru, kerjaan
pun banyak berawal dari socmed. harapannya aku bisa makin sering
berkarya ga cuma ootdan aja di instagram tapi bisa kasih influence
positif ke orang lain terutama anak muda supaya bisa berkarya ga
Universitas Indonesia
cuma sekadar ootd atau looking good di setiap post aja, tapi in real
life juga melalui personal intake dan personal style yang balance.”
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
98 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dapat mengakses apapun di media sosial. Pengguna media sosial pun semakin
Universitas Indonesia
Dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dari sisi akademis akan
lebih banyak lagi penelitian yang berhubungan dengan personal branding melalui
1. Merepresentasikan minat dan bakat diri sendiri yang otentik dan berbeda dari
yang lainnya merupakan hal utama yang harus dilakukan pelaku personal
2. Pemilihan saluran branding yang tepat akan sangat berpengaruh dalam proses
Universitas Indonesia
BUKU:
Aaker, David., 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Merek dari
Suatu Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama
Biagi, Shirley. 2005. Media Impact an Introduction to Mass Media (7th ed.).
California : Thomas Wadsworth
Daymon, Christine & Holloway, Immy. (2008). Riset Kualitatif dalam Public
Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang.
DeVito, Joseph A. 1995. The Interpersonal Communication.
harperCollinsCollegePublisher
Flew, Terry. 2005. New Media: An Introduction 2nd Edition. South Melbourne:
Oxford University Press.
Kotler, Philip & Keller, Kevin. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks
Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Little John, Stephen & Foss, Karen A. 2005. Theories of Human Communication.
USA: Thomson.
Montoya, Peter. 2009. The Brand Called You. USA: McGraw Hill
McNally, Dabvid & Speak, Karl D. 2004. Be Your Own Brand. Jakarta: Gramedia
JURNAL:
Kaplan, Andreas M & Michael Haenlein. 2011. Two hearts in three-quarter time:
How to Waltz the Social Media/Viral Marketing Dance. Journal in Business
Horizons Volume 54 Issue 3 Special Issue Social Media, USA.
Universitas Indonesia
TESIS:
Gurning, Marcia Krisanti. Analisis Proses Personal Branding melalui Online
Networking: Studi Kasus Personal Branding Wanda Hamidah dalam Online
Networking Facebook. Jakarta: Universitas Indonesia
Lindahl, Gustav & Ohlund Mimi. 2013. Personal Branding Through Imagification
in Social Media: Identity Creation and Alterration Through Images.
Stockholm University
INTERNET:
http://inovasipintar.com/perkembangan-internet-di-indonesia-2006-2015/
http://wearesocial.sg/blog/2015/01/digital-social-mobile-2015/
http://tekno.kompas.com/read/2013/02/28/16120251/Pengguna.Aktif.Instagram.T
embus.100.Juta
http://www.kompasiana.com/ufiq/fenomena-endorse-
selebgram_55f925341793735408894bd9
http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-jumlah-pengguna-instagram-15-kali-
penduduk-indonesia.html
http://infospace.ischool.syr.edu/2011/12/15/what-is-instagram-and-why-is-it-so-
popular/
www.gosbiz.com/pengguna-instagram-di-indonesia
Universitas Indonesia
Della: Produk seperti apa saja yang Anda terima untuk di-endorse? Produk seperti
apa yang tidak Anda terima?
Qonitah: Dulu biasanya aku terima produk baju, produk make up, sepatu atau
apapun yang fashion related. dengan catatan sesuai pilihan dan personality ku.
Della: Adakah request tertentu dari pihak endorse? Biasanya request seperti apa?
Qonitah: Mostly mau yang detail dan review yang bagus.
Della: Lebih banyak konten product endorse atau konten pribadi di Instagram
Anda sekarang?
Qonitah: Sekarang instagram ku sudah berubah ga melulu endorsement. Ditambah
aku dikelola managemen yang cukup strict jadi aku lebih banyak bekerja sama
dengan brand besar, agency, atau travel agent. Jadi diluar kerjaan dengan
managemen aku bebas posting apa saja yang aku mau.
Della: Bagaimana perasaan Anda saat ini setelah menjadi banyak dikenal orang?
Qonitah: Alhamdulillah bersyukur banget dan jadi trigger untuk selalu berinovasi
untuk lebih baik.
Della: Apa saja manfaat dan keuntungan yang Anda dapatkan dari menjadi
selebgram?
Qonitah: Haha again, aku ngerasa bukan selebgram sih karena aku diawal dikenal
karena ngeblog but anyway aku ngerasa dua dua nya sama sama nyalurin passion
dan interest aku di bidang fashion, bisa buat aku kenal dan meluaskan networking
bahkan kesempatan kerja. other than that, ini jadi salah satu mata pencaharian
juga jadinya. Interesting naff!
Della: Apakah terdapat perbedaan dalam diri Anda, baik dari cara berfikir ataupun
bersikap; sebelum dan setelah menjadi selebgram?
Qonitah: Iya tentu aja, makin banyak berinteraksi di sosial media buat aku banyak
berubah banget these past years. Banyak feed back di setiap ngepost, banyak
referensi baru, dan banyak hal lainnya yang buat aku belajar untuk jadi lebih baik
dan profesional sih utamanya.
Della: Apa tanggapan teman-teman atau orang terdekat Anda tentang Anda yang
kini menjadi selebgram? Apakah mereka merasakan ada perubahan?
Qonitah: To my family, im still their girl. Ga ada bedanya hehe, even to my
friends. Malah mereka ga peduli sih aku di dunia socmed kaya gimana. Kalau
Universitas Indonesia
ngobrol yaaa obrolan seperti biasa. Aku ga biasain main hape kalau lagi interaksi
dan ga picky sama tempat jadi mau hang out dimana aja naik apa aja hayuk. hehe
Della: Adakah hal yang membuat Anda kesal saat berhubungan dengan orang
ataupun online shop selama Anda menjadi selebgram?
Qonitah: hmm pernah sekali 2 tahun lalu pas iseng terima tawaran endorse grup
dan untung ga jadi.
Della: Hal apa saja yang bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi selebgram;
yang dulu (sebelum menjadi selebgram) mungkin tidak pernah Anda lakukan?
Qonitah: Apa yaaa, mungkin jadi kenal sama banyak designer, influencer. Banyak
belajar dan observasi sih kalau sekarang. Dunia selebgram juga udah berubah
banget menurut ku. Kadang ada yang asal post aja yang penting dapet uang.
Padahal influencing other lebih dari sekedar number of likes or followers. Jadi
sekarang aku pure ga terima endorsement berbayar lagi kecuali kerja sama
sponsorship dengan brand besar.
Della: Sebaliknya, hal apa yang tak bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi
selebgram; yang dulunya bisa Anda lakukan?
Qonitah: Haha aku sekarang agak OCD sama konten post sih karena kebiasaan
dapet brief dan liat liat instagram influencer luar. jadi ga bisa post dengan resolusi
jelek.
Della: Adakah hal-hal menarik atau cerita menarik selama Anda menjadi
selebgram?
Qonitah: Apa yaaa, paling kalau ada yang minta foto sih haha sampai sekrang
masih geli sendiri hehe (aku mah apa atuh)
Della: Apakah harapan dan keinginan pribadi Anda kedepannya? Apa menjadi
selebgram bisa sebagai batu loncatan untuk cita-cita Anda, atau ke depannya ingin
mengejar keinginan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan selebgram?
Qonitah: Yeepp, start small. Aku juga ga nyesel dan malu pernah terima endorsan
atau start dari 0 (ga beli followers atau likes) padahal followers ku di banding
yang lain kalah jauh hehe. Alhamdulillah, karena social media aku jadi dapet
banyak pengalaman baru, teman baru, kerjaan pun banyak berawal dari socmed.
harapannya aku bisa makin sering berkarya ga cuma ootdan aja di instagram tapi
bisa kasih influence positif ke orang lain terutama anak muda supaya bisa
Universitas Indonesia
berkarya ga cuma sekadar ootd atau looking good di setiap post aja, tapi in real
life juga melalui personal intake dan personal style yang balance
Universitas Indonesia
Cheryl: Awal aku mulai dari blog itu tahun 2010 jadi memang sudah tua sih ya
hehehehe, jadi saat pertama kali main instagram aku sudah bekerjasama dengan
brand dan onlineshop lebih dulu.
Della: Apa saja sistem yang Anda terapkan dalam endorse produk?
Cheryl: Aku kebetulan sudah menerapkan rate card semenjak awal, semacam
paket yang bisa dipilih oleh brand dan peng-endorse, isinya semacam paket video,
blogpost, IG post etc. untuk brand ada syarat ketentuan seperti T&C yang
memang sistemnya sudah menggunakan materai secara resmi.
Della: Produk seperti apa saja yang Anda terima untuk di-endorse? Produk seperti
apa yang tidak Anda terima?
Cheryl: kebanyakan beauty, tapi lifestyle product, dan fashion product juga ada :)
Della: Adakah request tertentu dari pihak endorse? Biasanya request seperti apa?
Cheryl: bisa ke waktu posting, konten yang di harapkan seperti apa, atau caption
yang di request dari mereka :)
Della: Lebih banyak konten product endorse atau konten pribadi di Instagram
Anda sekarang?
Cheryl: Sepertinya imbang, karena aku selalu menyisipkan konten pribadi di sela
sela konten komersil untuk tetap menjaga vibe dari akun aku.
Della: Bagaimana perasaan Anda saat ini setelah menjadi banyak dikenal orang?
Cheryl: Ada sedikit presure karena as an influencer tentunya banyak pesan moral
yang harus kita jaga disetiap konten kita, karena banyak teman teman dibawah
umur yang juga mungkin mengikuti sosial media aku.
Della: Apa saja manfaat dan keuntungan yang Anda dapatkan dari menjadi
selebgram?
Cheryl: Selain memang aku senang mengerjakan pekerjaan aku sekarang,
alhamdulillahnya, selain hobi tersalurkan, dapat penghasilan, tentunya bertemu
banyak orang orang dengan passion yang sama dan bertemu teman teman yang
merasa terinspirasi dari hasil kerja aku tentunya sangat menyenangkan.
Della: Apakah terdapat perbedaan dalam diri Anda, baik dari cara berfikir ataupun
bersikap; sebelum dan setelah menjadi selebgram?
Universitas Indonesia
Cheryl: tentu ada, untuk kehidupan sosial aku semua tetap sama, hanya saja
rutinitas kerja yang sangat menyita mungkin yang banyak berubah beberapa tahun
terakhir.
Della: Apa tanggapan teman-teman atau orang terdekat Anda tentang Anda yang
kini menjadi selebgram? Apakah mereka merasakan ada perubahan?
Cheryl: mereka semua support sekali dengan pekerjaan aku sekarang, awalnya
pasti cemooh atau jadi bahan tertawaan ada, karena ini bukan pekerjaan kantor
seperti yang banyak orang lakukan, tapi seiring berjalan nya waktu mereka
menyadari pekerjaan ku sekarang pekerjaan yang memang sesuai dengan aku.
untuk perubahan mungkin dari waktu yang aku sediakan untuk orang orang
terdekat tidak selalu fleksibel, itu saja sepertinya.
Della: Adakah hal yang membuat Anda kesal saat berhubungan dengan orang
ataupun online shop selama Anda menjadi selebgram?
Cheryl: sure ada, karena memang setiap pekerjaan pasti kita berhubungan dengan
lingkungan luar, berhubungan dengan orang yang memiliki perbedaan fikiran dan
cara kerja, namun sejauh ini dapat teratasi.
Della: Hal apa saja yang bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi selebgram;
yang dulu (sebelum menjadi selebgram) mungkin tidak pernah Anda lakukan?
Cheryl: banyak sekali, aku merintis belajar untuk editing foto, video, membuat
konten, story board, menjadi , talent, pembicara, motivator dan lain sebagainya.
dan semua terasa sangat menyenangkan karena aku selalu merasa ter-challenge
dengan pekerjaan aku yang ternyata aku selalu bisa belajar hal baru bahkan hal
diluar dari kebiasaan aku.
Della: Sebaliknya, hal apa yang tak bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi
selebgram; yang dulunya bisa Anda lakukan?
Cheryl: hmmm, aku merasa tidak ada hal yang tidak bisa aku akukan, semua sama
:)
Della: Adakah hal-hal menarik atau cerita menarik selama Anda menjadi
selebgram?
Cheryl: semua sangat menarik menurut aku, mostly hal yang selalu aku suka
adalah belajar dari pengalaman pengalaman orang hebat yang aku temui selama
menekuni pekerjaan ini :)
Universitas Indonesia
Della: Apakah harapan dan keinginan pribadi Anda kedepannya? Apa menjadi
selebgram bisa sebagai batu loncatan untuk cita-cita Anda, atau ke depannya ingin
mengejar keinginan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan selebgram?
Cheryl: Apa yang aku kerjakan sekarang semua impian aku sebenernya dan
semua saling terkait, at the end aku berharap memiliki management sendiri
kedepannya. tapi hal yang tidak terkait apa ya… hmmmmm…..membuat dan
menerbitkan buku :)
Universitas Indonesia
Nurul: Dari pembawaan dia bikin konten sih beda. Cara pembawaan dia di video,
bikin fun, ga kaku. Make up dia sih western ya, aku juga ga terlalu lirik make up
korea. Look yang dibuat soft, tapi ya bright juga, ya pas.
Della: Siapa saja Beauty Selebgram yang kamu follow selain Cheryl?
Nurul: Rachel Goddard, Linda Kayhz, Irna Dewi, Suhai Salim, Mega Gumelar,
Janine, Delania, Dhana, Star, etc. Kebanyakan kalo disebut semua.
Della: Kamu pernah rekomendasiin orang lain ga buat follow Cheryl?
Nurul: Iya pernah. Bukan rekomen buat follow sih, tapi rekomen buat liat
youtube channel-nya dia. Ada adek kelas yang ketularan demen make up juga.
Della: Kalo kamu misalnya sebagai online shop atau kerja di brand make up
tertentu, kira-kira mau ga make Cheryl buat promoin? Alasannya?
Nurul: Bisa jadi. Setauku juga dia ga terlalu sering endorse barang dari os. Lebih
banyak kerjasama sama brand make up. Kurang lebih sama sih dengan alasan ku
suka sama dia juga. Ditambah dia juga professional.
Della: Kamu pernah ketemu Cheryl aslinya bagaimana? Sesuai dengan ekspektasi
yang dilihat di social media kah?
Nurul: pertama ketemu ngga sesuai, ngira tingginya sama tapi ternyata lebih
mungil dari aku.
Della: Udah berapa kali ketemu langsung? Aslinya pun emang baik dan ramah?
Pernah dibales komennya di ig?
Nurul: Cuma ketemu 2 kali.. karna pengen ketemu Cheryl, tau (info acara) dari ig
nya Cheryl. Iya, ga ada beda (baik dan ramahnya) sama di Instagram. Ngobrol
sekilas pernah. Cuma sekedar tanya-tanya kesibukannya aja.
Della: Dari segi make up pas ketemu lihat langsung beneran bagus ya?
Nurul: Iyap
Della: Emang sengaja datang pengen ketemu Cheryl atau karena konten acaranya
juga?
Nurul: Karna Cheryl
Della: Tahu ada acara itu darimana?
Nurul: Dari ig nya Cheryl.
Della: Kamu sendiri suka make up sudah lama?
Universitas Indonesia
Nurul: Ya begitu deh. Haha. Suka make up udah lama, Cuma banget-banget pas
stalking-stalking Youtube. Aku sendiri bersentuhan sama make up udah dari TK.
Della: Pernah make up-in orang?
Nurul: Pernah
Della: Ga bikin tutorial di Youtube juga kayak Cheryl?
Nurul: Udah punya. Tapi belum banyak videonya.
Della: Karna terinspirasi dari Cheryl juga ya?
Nurul: Iya. Yang aku tangkap dari acara kemarin ya itu, konsistensi bikin konten.
Della: Konsistensi konten itu kayak gimana? Ada tips ga dari Cheryl?
Nurul: Ya tetep aktif buat konten-konten, utamanya harus cinta dulu sama
bidangnya, buat timelist nya juga untuk buat konten.
Universitas Indonesia
Silmia: Karna waktu itu ngeliat Thata sebagai orang kreatif dan pinter sih.
Honornya ga murah juga waktu itu, cuma aku pengen dia, karna image-nya bagus.
Sama pastinya punya followers yang banyak dan aktif di sosmed.
Della: Sekarang kan Selebgram sudah semakin banyak, semakin bingung juga ga
sih milih Selebgram buat diajakin kerjasama?
Silmia: Ya ada bingungnya. Karna brand kan harus milih sesuai karakter brand
dan target audience. Misalnya Thata, ga mungkin dong promote brand rokok. Jadi
harus sesuai sama pasarnya dan kelasnya juga.
Della: Biasanya kalo udah disesuaikan gitu, feedback-nya juga oke, Kak?
Silmia: Kalo pasarnya oke, konten yang dia bikin bagus, Insya Allah engagement-
nya bagus.
Della: Sejauh ini Selebgram yang pernah diajakin kerjasama, profesional ga, Kak?
Silmia: Ngga semua profesional sih. Dan ga semua sesuai ekspektasi. Kadang ada
yang ga sesuai deadline. Atau materi yang dia buat ngga sesuai brief.
Della: Kalo Thata termasuk yang profesional ga?
Silmia: Thata menurutku profesional banget. Dia pinter, enak diajak komunikasi.
Della: Menurut Kakak, kriteria seseorang itu masuk dalam kategori Selebgram
atau sudah bisa diajak kerjasama itu yang bagaimana?
Silmia: Kalo menurutku sih, 1) punya followers banyak dan aktif; 2) engagement-
nya bagus; 3) nilai plus kalo dia punya ‘spesifikasi’ tertentu, misalnya influencer
di bidang fashion, beauty, atau olahraga. Kalo di dulu kita menilai seseorang itu
udah layak buat dibayar itu minimal punya 10.000 followers. Kalo sekarang
ngeliat engagement rate-nya tinggi.
Della: Kalau kinerja hashtag atau mention/tag di Instagram menurut Kakak buat
apa?
Silmia: Hashtag itu sebenarnya buat bikin report engagement-nya. Biasanya
dalam satu campaign itu ada KPI, berapa hashtag yang harus ada. Kalo
Selebgram harus mention/tag ke brand biar banyak yang aware, branding-nya
kan disitu.
Della: Apa yang membuat brand memilih Selebgram tersebut? Padahal kan
Selebgram lain juga banyak. Sejauh ini efektif ga pakai Selebgram?
Universitas Indonesia
Silmia: Kantor aku itu memang sangat pemilih. Pasarnya kayak ‘Oh pasar gue
ibu-ibu nih, kayanya ga mungkin deh pake iymel yang terlalu playful’. Pasarnya
tu lebih ke ibu-ibu muda yang mature atau wanita-wanita yang suka warna-warna
kalem. Thata masuk pasarnya dalam kategori warna yang ga begitu norak. Buat
ngitung kalo buzzer itu efektif atau ga, itu bisa diliat dari engagement rate-nya.
Della: Menurut Kakak Selebgram itu apa sih?
Silmia: Selebgram itu kan selebrity instagram ya, kita sih lebih suka nyebutnya
sebagai influencer yaitu adalah orang yang memiliki pengaruh sama segment-nya
sama komunitas-nya.
Della: Nyari-nyari Selebgram atau buzzer buat diajakin kerjasama itu tahu atau
dapat info darimana biasanya?
Silmia: Ya sering-sering kepoin Instagram, liat suggestion akun-akun yang
berkaitan.
Della: Bagaimana sebaiknya agar Selebgram dapat terus menjaga personal
branding-nya?
Silmia: Harus kreatif membaca tren, harus inovatif, kalau kontennya itu-itu aja ya
orang juga bosen. Kontennya ya tergantung dia mau dikenal sebagai apa.
Misalkan kontennya Arief Muhammad sama Keenan Pearce kan sama-sama
lifestyle kontennya, tapi beda gayanya. Atau ada juga Ernanda Putra, followers-
nya banyak tapi engagement rate-nya kecil. Jadi brand mau pilih yang mana. Tapi
kalo sekali dipake Ernanda tu brand lo terlihat high class. Kalo lo mau brand lo
kejual, dapat impression dari banyak orang, ya lo pake Arief Muhammad. Ketika
lo konsisten sama pasar lo, ya ada brand yang nyari. Tapi tetep jaga image baik-
baiklah.
Universitas Indonesia
Rand: Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm pokoknya
kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih. Aku tau diawal dia suka make up itu
karna Saman. Dia anak Saman dan Saman itu kan harus make up sendiri ya. Jadi
ya awalnya gitu suka make up terus kebawa sampe sekarang gitu deh.
Della: Kamu sebagai teman dukung ga dia sebagai selebgram beauty gitu? Bentuk
dukungannya?
Rand: Emm.. iya dong, pasti, dukung banget. Apalagi setelah aku tau dia seserius
itu. Ya dan bangga banget sih waktu tau kalo dia udah teken kontrak dengan
brand ini brand itu. Bahkan sampai sempet iklan di YouTube juga dia. Kalo
bentuk dukungannya sih aku ga begitu berkontribusi apa-apa ya, tapi doaku akan
selalu menyertaimu Cheryl. Haha. Ya karna memang kita ga 1 passion ya. Tapi
kalo jadi kelinci yang di make up-in, itu si ga usah ditanya. Lo ya kak, pertama
kali ketemu dia pasti bawaannya dia mau ngapa-ngapain muka lo. Pasti banget.
Begitu juga gue dan anak-anak. Kalo kita ketemu, apalagi di rumahnya. Ah udah
abis banget deh muka kita.
Della: Pernah ada yang minta foto waktu kalian lagi jalan bareng? Reaksi Cheryl
gimana? Kamu merasa terganggu ga?
Rand: Sebenernya aku belum pernah ada di posisi.. aku lagi sama Cheryl nih terus
tiba-tiba ada orang minta foto gitu. Ga pernah sih. Karna emang rutinitas main
kita pun lebih sering di kamarnya Cheryl. Tapi walaupun ga pernah ada di sikon
itu sama Cheryl, i know that dia itu orang yang amat sangat positif, cheerful,
pokoknya kalo ada momen kayak gitu dia akan sangat amat ga keberatan sih, dan
dia amat sangat welcome dengan orang baru.
Della: Ada yang berubah kah dari Cheryl yang dulu dan sekarang? Apa yang
berubah dan apa yang ga berubah?
Rand: Pasti berubah, banyak banget yang berubah. Tapi memang rata-rata
perubahan itu ke arah positif. Kalo dari personality nya, emm.. pikirannya jauh
lebih terbuka. Dia dari dulu emang udah paling mature di antara kita dan yang
lainnya. Jadi perubahan kesini ya perubuhan positif dari ke-mature-annya itu. Tapi
kalo kayak soal karir dia, itu ya amat sangat membaik lah. Dulu dia main ketak
ketik tulisan aja sekarang dia tampil di publik. Kalo yang ga berubah dari Cheryl
sih dia tetap Cheryl yang sekarang sebegitu terkenalnya, Cheryl tetep jadi Cheryl
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
suka sama fashion. Soalnya dia kayak ga sekedar ootd aja tapi juga bahas juga
tentang fashion.
Della: Kamu sebagai teman dukung ga dia sebagai selebgram fashion? Bentuk
dukungannya?
Isti: Kalo waktu awal temenan aku kan ga sedeket itu sama Thata dan emang
belum ada selebgram gitu, baru ada blognya dia doang. Sejauh temenan ama
Thata sih ya ngedukung banget. Karna tau kan itu kesenengannya dia, passion-nya
dia. Dulu waktu 2012 tu kan udah ada Instagram. Thata kayak belum tertarik gitu.
Tapi itu udah mulai rame yang namanya selebgram-selebgram. Terus kayanya
2013 dia baru mulai bikin akun Instagram, followersnya masih dikit. Cuma karna
ya dia emang bagus disitu, lama-lama dia jadi kenal sama dian pelangi, dan lain-
lain. Terus cepet gitu penambahan followersnya. Awalnya dia share foto
fashionable nya yang di blog. Pas Thata bikin Instagram tu udah fenomenal
banget tu yang namanya selebgram. Dan lama-lama tu kayak followers Thata
nambah terus. Yauda deh dia jadi selebgram. Sejauh ini sebagai temen sih ya
dukung banget. Dukungnya tu ya bantuin ootd, gitu-gitu lah. Dukung banget tu
bahkan kita sampe waktu Thata belum punya Instagram tu kita yang kayak
mojokin Thata gitu. ‘Tha, ayo bikin dong Instagram. Ih pasti Mba Thata bisa deh
jadi selebgram’.
Della: Pernah ada yang minta foto waktu kalian lagi jalan bareng? Reaksi Thata
gimana? Kamu merasa terganggu ga?
Isti: Ngerasa keganggu sih ga pernah karna mungkin itu lebih ke privasinya Thata
ya. Emang basicly tu Thata orangnya baik banget, ramah, dan dia tu sopan, baik,
pinter, cantik. Jadi selama ini dia nanggepin yang minta foto dia fine fine aja.
Sampe pernah nanya juga ‘Capek ga sih Mba dimintain foto gitu?’ ‘Engga biasa
aja’ dia jawab gitu. Dan dia selalu menanggapi semua orang yang minta foto sama
dia tu dengan ramah, terus bisa gitu menempatkan dirinya tu sebagai orang yang
dikagumi tapi ga sombong. Dia tu tetap baik tapi tanpa terkesan sok atau berada
lebih tinggi dari aku atau gimana. Jadi aku aja sebagai temen tu ngefans, kagum
sama personality nya dia gitu.
Della: Ada yang berubah kah dari Thata yang dulu dan sekarang? Apa yang
berubah dan apa yang ga berubah?
Universitas Indonesia
Isti: Pasti ada yang berubah. Karena dulu tu seringnya bareng-bareng banget.
Cuma sempet kayak yang metamorfosis gayanya gitu. Thata tu dulu sempet yang
pake rok, bajunya ya gaya-gaya anak kuliahan. Karna kalo ga salah di kampus di
fakultasnya dia kayak wajib pake rok gitu. Dia tu bisa banget nge-mix and match,
rok tapi tetep fashionable. Karna di kampus tu ya jarang banget sih yang
fashionable. Jadi ya gitu kenapa dia bisa beken di kampus ya karna mungkin dia
juga kayak jadi role model gitu. Terus berubah kalo secara sifat sih. Menurutku
personality nya dia udah kuat dari dulu gitu. Dia baik, pinter, dia tau apa yang dia
mau. Kayanya dia berubah juga makin lebih baik. Secara personality Thata makin
dewasa dan dari dulu juga udah dikenal orang yang humble. Dulu waktu Thata
belum ada mobil aku sama dia ke kantor naik umum. Bis atau busway gitu, makan
pinggiran oke-oke aja tiap hari juga. Pokoknya emang dia ngerasa itu mah profesi
dan karya aja. Gaya hidup dari Thata ya meningkat tapi ga merubah kepribadian
dia yang bersahaja sih menurutku.
Della: Hal apa yang dapat menginspirasi kamu selama berteman dengan Thata?
Baik secara personality atau pun gaya berpakaian.
Isti: Jadi awal temenan mah emang temenan aja gitu ga nyangka jadi sedeket
sampe semua hal saling curhat. Jadi lama-lama kita suka beneran diniatin ngobrol
tuker pikiran. Seneng sih kadang saran aku dipake sama dia. Dan aku selalu
termotivasi sama saran-sarannya dia juga. Yang pasti kalo orang liat mau sukses
kayak Thata sekarang, liat dulu gimana dia berjuang buat dapetin yang dia mau
kaya sekarang. Dia itu gigih dan konsisten, selalu menyerahkan pilihannya sama
Allah. Ga heran dia kayak sekarang. Soalnya ibadahnya dan setiap keputusannya
selalu ngelibatin Allah. Hmm.. kalo dari berpakaian, aku suka sih gaya dia. Tapi
ga sampai yang pengen sama karna beda gaya aja gitu. Jadi positifnya Thata
selain penampilan ya pribadinya. Most of friends nya dia pasti bakal nyebut Thata
baik hati.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN 2.
Artikel Terkait Informan
(http://www.muslimahdaily.com/muslimah-zone/focus/item/365-selebgram-hijab-
paling-hits-di-kalangan-netizen.html)
(http://www.republika.co.id/berita/koran/leasure/15/02/10/njjqx812-qonitah-al-
jundiah-serius-menekuni-dunia-fashion)
Universitas Indonesia
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/)
(https://moeslema.com/243)
Universitas Indonesia
(http://www.vemale.com/inspiring/people-we-love/27757-cheryl-hijaber-cantik-
yang-suka-berbagi-tutorial-makeup-dan-hijab-1.html)
(http://femaledaily.com/blog/2016/10/31/ask-anything-cheryl-raissa/)
Universitas Indonesia