Anda di halaman 1dari 137

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBENTUKAN PERSONAL BRANDING SELEBGRAM


MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

(Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa)

TESIS

DELLA LINERI

1406593074

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM MANAJEMEN KOMUNIKASI

JAKARTA

JANUARI 2017

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBENTUKAN PERSONAL BRANDING SELEBGRAM


MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

(Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa)

TESIS

DELLA LINERI

1406593074

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM MANAJEMEN KOMUNIKASI

JAKARTA

JANUARI 2017

ii

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBENTUKAN PERSONAL BRANDING SELEBGRAM


MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

(Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister


Sains Dalam Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Fakultas Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

DELLA LINERI

1406593074

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM MANAJEMEN KOMUNIKASI

JAKARTA

JANUARI 2017

iii

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TESIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : Della Lineri


NPM : 1406593074
Program Studi : Program Magister Manajemen Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royati Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Pembentukan Personal Branding Selebgram Melalui Media Sosial Instagram


(Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tesis saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : Januari 2017
Yang menyatakan,

Della Lineri

iv

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Della Lineri

NPM : 1406593074

Tanda Tangan :

Tanggal : 5 Januari 2017

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


IIALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh

: Della Lineri

NPM : 1406593074
Program Studi : Manajemen Komunikasi
Judul Tesis : Pembentukan Personal Branding Selebgram Melalui Media

Sosial Instagram (Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al


Jundiah Dan Cheryl Raissa)

Telah berhasil dipertaha:rkan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan unh* mernperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi
Pascasarjana Komunikasi, Fakultas Ihu Sosial dan ltau Politih Universitas Indonesia

DEWAI{PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. Ir. Firman Kurniawan Sujono, M.Si (

Pembimbing : Prol Sasa Djuarsa Sendjaja, P.hD

Penguji Alrli : Drs. Eduard Lukmaq MA t@t

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal :5lanuarr2017

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


KATA PENGANTAR

Al-hamdu lillahi rabbil ’alamin. Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT
yang tak henti-hentinya menganugrahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Selama menempuh pendidikan hingga penyusunan tesis ini, banyak pihak


yang turut membantu dan berkontribusi baik berupa arahan, bimbingan, serta
dukungan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis haturkan
terima kasih sedalam-dalamnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang
terhormat Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja Ph.D selaku pembimbing tesis, terima
kasih atas arahan, saran dan petunjuk yang Bapak berikan. Terima kasih juga
penulis haturkan kepada DR. Pinckey Tri, MSc selaku Ketua Jurusan Program
Pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi sekaligus pembimbing akademik
penulis yang telah mendampingi penulis dalam penyelesaian studi.

Tesis ini tidak akan selesai juga tanpa adanya ilmu-ilmu yang diberikan
oleh segenap Dosen Pascasarjana Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia.
Terima kasih atas ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Selain ilmu yang bermanfaat, penulis juga mendapat kesempatan


mengenal rekan-rekan yang luar biasa selama mengenyam pendidikan di
Pascasarjana Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia. Terima kasih kepada
rekan-rekan Manajemen Komunikasi UI 2014, khususnya rekan-rekan kelas A
yang telah banyak memberikan inspirasi, masukan, dan ide-ide luar biasa. Terima
kasih untuk rekan-rekan kelompok 3; Bunda April, Ayah Ingki, Kak Ali, Bang
Janner, dan Opung Sigit; atas bimbingan, diskusi, serta kebersamaannya selama
mengerjakan tugas-tugas kelompok. Terima kasih juga untuk rekan-rekan kelas
Marketing Communication 2014 untuk saran dan bantuannya selama ini,
khususnya untuk rekan sebimbingan; Sadariyah; yang saling mengingatkan dan
saling mendukung dalam penyusunan tesis ini. Tak lupa pula untuk seluruh Staf
Program Pascasarjana Departemen Ilmu Komunikasi UI, terima kasih untuk
perhatian dan bantuannya selama ini.

vii

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


Terima kasih sebesar-besarnya kepada para informan pada penelitian ini,
yang telah menyempatkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
penulis. Terima kasih Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa selaku informan
utama dalam penelitian ini. Terima kasih juga untuk Isti Februari yang telah
membantu penulis untuk menghubungi informan utama. Terima kasih Silmia
Putri, Rand Rasyid, serta Nurul Husni selaku informan tambahan guna
melengkapi penelitian ini.

Keluarga tercinta, terima kasih atas segala dukungan tak terbatas,


pengorbanan, doa, dan semangat untuk penulis, kepada Papa; Erizal Mustafa S.E;
dan Mama; Dra. Zirmalini, serta kakak penulis, Diyo Lineri S.Ikom. Juga kepada
Mama Yen untuk kiriman lauknya yang lezat, sepupu-sepupu; khususnya Kak
Yoza, Kak Indah dan Wita; terima kasih telah selalu ada mendampingi dan
menyemangati penulis.

Rekan-rekan penulis selama bekerja di HIJUP, khususnya Mba Hanna,


Kak Mia, Isti, Kak Gege, Hafsya, Dilla, Kak Itun, Herda terima kasih atas
dukungan, semangat, serta doa agar penulis segera menyelesaikan tesis ini.

Sahabat penulis sedari SMP yang sampai kini masih selalu memberi
dukungan; Usi, Dina, Qory, dan Merlin. Juga sahabat-sahabat penulis selama di
Jakarta; Farah, Apri, Ochi, Ines, Mey, Keke, Ririn, Hamda; yang tetap
menyempatkan waktu di tengah kesibukannya untuk memberi doa dan semangat
kepada penulis.

Seluruh pihak dengan tidak mengurangi rasa hormat, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang turut memberikan bantuan, doa dan semangat
sejak awal hingga selesainya penyusunan tesis ini. Terima kasih.

Jakarta, Januari 2017

Della Lineri

viii

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


ABSTRAK
Nama : Della Lineri
Program Studi : Manajemen Komunikasi
Judul : Pembentukan Personal Branding Selebgram Melalui Media Sosial
Instagram (Studi Kasus Pada Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembentukan personal
branding Selebgram melalui media sosial Instagram. Selain itu penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dalam diri Selebgram
sebagai pelaku personal branding. Penelitian berfokus pada pembentukan
personal branding dari dua Selebgram berhijab di Indonesia, yakni Qonitah Al
Jundiah dan Cheryl Raissa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa personal
branding yang dibentuk dengan pribadi asli yang mewakili keseharian, tampil
dengan konten berbeda dan konsisten serta memiliki citra yang baik akan lebih
mudah dikenali oleh audiensnya. Personal branding dapat memberikan peluang
dan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi populer di media sosial. Dalam
interaksinya dengan significant others, tidak ada yang berubah dalam diri
Selebgram selama proses pembentukan personal branding. Namun dalam hal
kegiatannya, banyak perubahan dan harapan dalam diri mereka yang berusaha
dievaluasi secara terus menerus agar dapat lebih profesional.

Kata Kunci: Personal Branding, Media Sosial, Selebgram, Konsep Diri

ix Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


ABSTRACT
Name : Della Lineri
Program Study : Communication Management
Title :The Formation of Selebgram’s Personal Branding Through Social
Media Instagram (A Case Study on Selebgram Qonitah Al Jundiah dan Cheryl
Raissa)
This research aims to find out about the formation of Selebgram’s personal
branding through social media. In addition, this research was carried out as well to
know about the self of Selebgram as a personal branding performer. This research
focuses on the process of the formation of personil branding from two Indonesian
hijabers names Qonitah Al Jundiah and Cheryl Raissa. Of research results can be
noted that personal branding formed with an original personality which
representative of everyday life, come into being a content specialist and consistent
with it, and have the good image; would easy to be known by the audience. The
personal branding could give a chance and opportunity for the person to becomes
popular on social media. Nothing is changed from the interactions of the
significant others and Selebgram during this process of formation of personal
branding. However this activities, give transformations and prospects for themself
who tried to evaluate continuously, for being more professional.

Keyword: Personal Branding, Social Media, Selebgram, Konsep Diri

x Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. iii


LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………………...… iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………... v
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. vii
ABSTRAK …………………………………………………………………...…… ix

DAFTAR ISI ……………………………...…………….……...………....…...… xi


DAFTAR GAMBAR …………………………………………….……….…...…. xiv
DAFTAR TABEL …………………………………………..……………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….……….…...…. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………… 1


1.1 Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………………….… 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ……………………………..………. 8
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………. 8
1.5 Signifikansi Penelitian ……………………………………. 9
1.5.1 Signifikansi Akademis ……………..…………………….. 9
1.5.2 Signifikansi Praktis …………………....………………….. 10
BAB 2 KERANGKA KONSEPTUAL ………………………………....... 11
2.1 New Media ………………………………………...…...... 11
2.2 Jaringan Sosial ..................……….…………..….....…….. 14
2.3 Word of Mouth (WOM)...…………………………..…….. 15
2.4 Electronic Word of Mouth (E-WOM)...........….…….....…. 17
2.5 Branding ..............……………...............................…..….. 19
2.6 Branding melalui Internet …….....….................................. 22
2.7 Personal Branding.............................……………...……..... 24
2.7.1 Mengelola Personal Branding ....................….................... 28
2.8 Proses Personal Branding ...............................................… 30
2.9 Authentic Personal Branding………………..……….....…. 31
2.10 Media Sosial dan Personal Branding ........……...……...... 33
2.10.1 Instagram …….…............................................................... 35
2.11 Konsep Diri .......…………….…….................................... 41
2.12 Kerangka Konsep Penelitian ....................……..……....…. 45
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 47
3.1. Paradigma Penelitian ……………………………………. 47
3.2. Pendekatan Penelitian ……………………………………. 48

xi Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


3.3. Studi Kasus …….........…………………………….......…. 49
3.4 Sumber Data dan Teknik Analisis Data ……..…………… 51
3.4.1 Data Primer ………………………............................……... 51
3.4.1.1 Wawancara..................…………………………………….. 51
3.4.1.1.1 Teknik Penentuan Informan .........…....…………………. 52
3.4.1.1.2 Observasi …………............…………………………….. 56
3.4.2 Data Sekunder …..……..........……………………………. 56
3.4.3 Teknik Analisis Data .…………....……………….………. 56
3.5 Keabsahan Data …….......…………..……………………. 57

BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................….. ……61

4.1. Profil Informan ......................…………………………… 61


4.1.2 Qonitah Al Jundiah .............................…………………… 61
4.1.3 Cheryl Raissa ......................……………………….....….. 62
4.2 Proses Pembentukan Personal Branding di Media Sosial
Instagram......................................………………………... 63
4.2.1 Otentik.........................................…………….…………... 64
4.2.2 Integritas ......………...............................……….………... 66
4.2.3 Konsistensi........................................…………...………... 69
4.2.4 Spesialisasi........................................…………...………... 71
4.2.5 Otoritas.........................................……………...………... 73
4.2.6 Keistimewaan.........................................…………………... 75
4.2.7 Relevan.........................................………………………... 77
4.2.8 Visibilitas.........................................………….....………... 79
4.2.9 Persistensi.........................................……………………... 80
4.2.10 Goodwill.........................................…………….………... 81
4.2.11 Kinerja.........................................………………….……... 84
4.3 Pembentukan Personal
Branding.........................................…..…………………... 86
4.4 Perubahan Diri Pelaku Personal
Branding.........................................…………....……... 91

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN …………………...……………… 98


5.1 Kesimpulan ……………………………………………….. 98
5.1.1 Pembentukan Personal Branding ……………..............….. 98

xii Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


5.1.2 Perubahan Diri Pelaku Personal Branding ……………….. 99
5.2. Implikasi Penelitian…………………………...…………… 99
5.2.1 Implikasi Teoritis ........................………………………… 99

5.2.2 Implikasi Praktis ................………………………… 100

5.3 Rekomendasi……………………………………………… 101

5.3.1. Rekomendasi Akademik ………………………………… 101

5.3.2. Rekomendasi Praktis.......………………………………… 101

DAFTAR PUSTAKA ……………………….……………………………………. 103

xiii Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Indonesia pengguna internet terbesar keempat…………………….. 14


Gambar 1.2 Kenaikan jumlah pengguna internet di Indonesia hingga 2015…… 31
Gambar 2.1 Jumlah pengguna Instagram di Indonesia ……….………..……… 40
Gambar 4.1 Instagram Qonitah Al Jundiah …………....…….....…...………… 60
Gambar 4.2 Instagram Cheryl Raissa …………...........……………………….. 61
Gambar 4.3 Konten fashion dan personal di Instagram Thata ……………….. 66
Gambar 4.4 Konten beauty dan musik di Instagram Cheryl ……...………….. 67
Gambar 4.5 Thata selalu tampil gaya, di mana pun berada ……...............……. 68
Gambar 4.6 Waktu sahur pun Cheryl tetap konsisten mengunggah video di
Instagram.…………...........…………………........................…….. 69
Gambar 4.7 Gaya berpakaian yang ia sebut dengan ‘preppy look with a twist’.. 71
Gambar 4.8 Karakter western make up Cheryl menginspirasi followers-nya ….. 72
Gambar 4.9 Thata muncul di akun-akun Instagram inspirasi fashion ………….. 73
Gambar 4.10 Cheryl muncul di akun Instagram seputar tata rias …………....….. 74
Gambar 4.11 Thata menginspirasi wanita hamil lainnya dalam berpakaian …….. 77
Gambar 4.12 Cheryl berbagi langkah-langkah make up Lebaran …………....….. 77
Gambar 4.13 Thata mengunggah gambar fashion-nya secara berulang ……..….. 78
Gambar 4.14 Cheryl mengunggah gambar tata riasnya secara berulang …….….. 79
Gambar 4.15 Thata membalas komentar followers-nya di Instagram …………... 80
Gambar 4.16 Cheryl membalas komentar followers-nya di Instagram ……...….. 81
Gambar 4.17 Cheryl dan Thata saat foto bersama followers mereka ………..….. 82
Gambar 4.18 Thata dan Cheryl menggunakan hashtag, mention dan tag …..….. 84
Gambar 4.19 Blog Thata dan Cheryl …………...........………………...………... 87
Gambar 4.20 Salah satu contoh eWOM …….....................................…….....….. 89
Gambar 4.21 Thata menjadi bintang tamu di salah satu televisi ………….....….. 90
Gambar 4.22 Cheryl menjadi narasumber dalam sebuah talkshow …………..….. 91

xiv Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data Primer ………………………………


54

xv Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara Informan ………………………………….. 104


Lampiran 2 Artikel Media ………………………....................……………...…
119

xvi Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fenomena kemajuan teknologi berbasis internet kini semakin merajai


dunia dalam berbagai segi pada beberapa dekade terakhir. Sejak ditemukannya
teknologi berbasis internet ini, masyarakat jadi memiliki akses tak terbatas ke
sumber informasi yang diinginkan. Fenomena ini membuka lembaran baru bagi
masyarakat dalam hal memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Di kawasan Asia, Indonesia adalah pengguna internet terbesar keempat
dengan pengakses sejumlah 78 juta per Nov 2015 menurut Internet World
Statistics. Indonesia berada di jajaran keempat setelah China, India, dan Jepang.
Angka tersebut tentu akan terus bertambah (www.gosbiz.com/pengguna-
instagram-di-indonesia).

Gambar 1.1 Indonesia pengguna internet terbesar keempat

Penggunaan internet sendiri di Indonesia mengalami peningkatan yang


signifikan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari data di bawah ini yang
1 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


2

menunjukkan peningkatan pengguna internet di Indonesia mulai dari tahun 2006


hingga 2015 (http://inovasipintar.com/perkembangan-internet-di-indonesia-2006-
2015/).

Gambar 1.2 Kenaikan jumlah pengguna internet di Indonesia hingga 2015

Dari data tersebut dapat terlihat penggunaan internet di Indonesia


mengalami peningkatan drastis dalam kurun waktu enam tahun ke belakang.
Pengguna internet pada kurun waktu 2009 ke 2015 meningkat hingga 70 juta.
Sedangkan pada kurun waktu 2006 ke 2009 hanya meningkat sekitar 13 juta
pengguna, yaitu 20 juta di tahun 2006 menuju 33 juta di tahun 2009.
Internet merupakan sebuah fenomena dunia yang telah berkembang
menjadi sebuah medium pencarian dan penyebaran informasi bagi masyarakat
yang memiliki akses terhadap jaringan komputer global tersebut dimana pun
mereka berada (Shimp, 2003: 541).
Pada mulanya internet adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat satu
arah, statis dan cendrung eksklusif. Belum semua kalangan bisa mengakses
internet karena pirantinya yang cukup mahal. Audiens hanya bisa melihat apa
yang tersaji di internet, tanpa bisa memberikan interaksi berupa feedback atau
tanggapan. Hal ini dikenal dengan era Web 1.0 yang berarti komunikasi satu arah.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


3

Perkembangan pada fungsi dalam internet pun seiring berjalannya waktu


semakin bertambah. Terjadi proses evolusi dari era Web 1.0 menjadi Web 2.0.
Jika di era Web 1.0 audiens hanya dapat melihat tanpa melakukan interaksi, maka
di era Web 2.0 hal tersebut sudah mengalami perkembangan dengan sistem yang
jauh lebih meyakinkan. Era baru ini berhasil menciptakan internet yang interaktif
dan dinamis. Komunikasi dua arah sangat mendukung terjadinya interaksi antar
individu. Kegiatan sosialisai melalui internet pun menjadi sesuatu yang lumrah di
era Web 2.0 ini.
Era Web 2.0 telah berhasil menghadirkan produk-produk social
networking. Media sosial semakin banyak peminatnya. Globalisasi individu pun
terjadi lewat fenomena teknologi berbasis internet ini. Thomas Friedman dalam
bukunya “The World is Flat” menyatakan bahwa Internet telah menjadi sangat
powerful sebab mampu mentransformasi dan membebaskan individu seperti:
membebaskan potensinya, membebaskan kapabilitasnya, dan membebaskan
kreativitasnya. Dengan teknologi tersebut, umat manusia, dimana saja, bisa
bersaing di tingkat global asalkan terhubung lewat internet (Kartajaya, Darwin,
2010: 24-25).
Penggunaan teknologi internet juga merambah dunia usaha. Perusahaan
mulai melirik internet untuk kepentingan rancangan dan strategi bisnis, dengan
media sosial sebagai perangkatnya. Perusahaan dan para pelaku pemasaran
berlomba-lomba menggunakan media sosial sebagai tempat jualan mereka.
Internet telah menjadi media informasi yang sangat unggul. Dalam kegiatan
branding, komunikasi dapat dikatakan mempunyai fungsi yang penting dengan
menjadikan internet sebagai medium komunikasi.
Selain aktivitas perusahaan, kini individu pun mulai serius melakukan
kegiatan personal branding dengan media sosial. Berawal dari terbentuknya
komunitas-komunitas online yang tergabung di beberapa situs jejaring sosial,
mereka mulai mengekspresikan ide-idenya dengan cara dan gaya masing-masing.
Bentuk komunikasi dalam jejaring sosial sudah berbentuk horisontal, siapapun
bisa berinteraksi satu sama lain. Tulisan, gambar, dan karya lainnya akan
mendapat apresiasi dari komunitas dengan informasi yang beredar melalui
aktivitas word of mouth.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


4

Berbicara mengenai individu, tidaklah dapat dilepaskan dari kebutuhan


dan keinginan yang hadir dalam diri masing-masing individu tersebut. Dalam
diagram kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, aktualisasi diri tergolong
ke dalam tingkat kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Beberapa dasawarsa
terakhir ini, kebutuhan aktualisasi diri menjadi suatu hal yang sedang banyak
dilakukan oleh manusia di berbagai belahan dunia. Kebutuhan untuk diakui dan
dicintai menjadi alasan keberadaan aktualisasi diri ini. Kebudayaan yang
berkembang dan tidak dapat dilepaskan dari peran serta teknologi mampu menjadi
salah satu pendukung dari perwujudan aktualisasi diri manusia.
Aktivitas saling bertukar informasi, mencari inspirasi serta tren baru ini
menciptakan wadah bagi individu untuk aktualiasasi diri dan mencitrakan diri
masing-masing. Mereka bebas melakukan kegiatan personal branding dengan
mengunggah apapun ke media sosial sesuai dengan apa yang ingin dicitrakan,
sesuai keahlian dan kepentingan yang dimiliki.
Personal brand adalah harapan, citra, dan persepsi yang tercipta dalam
pikiran orang ketika melihat atau mendengar sebuah nama. Brand adalah suatu
hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan, yang hanya akan terjadi ketika
dua orang atau lebih meyakini terdapatnya suatu hubungan yang langsung di
antara sistem-sistem nilai mereka. Nilai-nilai tersebut tidak hanya mempengaruhi
pikiran tetapi juga akan mempengaruhi cara bertindak dan bertingkah laku.
Penilaian tersebut yang kemudian tertanam di dalam benak orang lain (Nally &
Speak, 2004: 24).
Personal branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri seseorang
yang menjual dan membedakan, seperti pesan, pembawaan diri dan taktik
pemasaran. Personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan
memelihara banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara
aktif.
Pengembangan citra dan proses branding adalah proses paling penting
dalam pemasaran. Karena hal ini berkaitan dengan pemberian identitas personal
suatu merek (Shimp, 2003: 442). Brand dapat diartikan sebagai penyimbolan
segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi mengenai suatu perusahaan,

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


5

produk dan personal. Brand inilah yang merepresentasikan produk, perusahaan,


orang dan bahkan negara (Kertajaya, 2009:143).
Saat era media sosial kini, seseorang sudah dapat berkomunikasi langsung
dengan pihak yang melakukan personal branding. Komunikasi yang terjadi
dengan media sosial menjadi lebih interaktif. Intensitas komunikasi terjadi dalam
hitungan waktu yang cepat. Oleh karena itu, pemilihan media atau saluran saat
melakukan proses pembentukan personal branding merupakan sesuatu yang
penting.
Seorang pelaku personal branding harus mampu memilih saluran mana
yang sesuai dengan penyampaian pesannya. Ketika membangun personal brand
apabila dikombinasikan dengan sarana yang tepat, akan memunculkan kinerja
puncak dan menciptakan dasar yang stabil bagi keandalan, kredibilitas, dan
kharisma diri. Seseorang harus bisa memilih dan membuat target pasar yang
sangat jelas bagi pesan merek pribadinya. Selain itu seseorang hendak
membangun merek pribadinya juga haruslah memilih saluran yang tepat untuk
dapat mengkomunikasikan merek pribadinya secara efektif (Rampersad,
2008:132).
Fenomena yang sekarang sedang terjadi ialah personal branding melalui
salah satu saluran di media sosial, yakni Instagram. Instagram telah mencuri
perhatian dunia sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2010 oleh dua orang
pemuda lulusan Stanford University, yaitu Kevin Systrom dan Mike Krieger.
Hanya dalam waktu sembilan bulan Instagram telah berhasil menambah
sebanyak 100 juta pengguna. Sebanyak 75% dari pengguna Instagram berasal dari
luar Amerika Serikat. Dengan mayoritas berasal dari wilayah Eropa dan Asia.
Brazil, Jepang, dan Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap
pertumbuhan pengguna Instagram (http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-
jumlah-pengguna-instagram-15-kali-penduduk-indonesia.html).
Masyarakat Indonesia sendiri menggunakan Instagram untuk mencari
inspirasi, membagi pengalaman saat bepergian, dan mencari informasi serta tren
terbaru. Selain itu para pengguna Instagram melakukan pemunculan diri dengan
konten-konten gambar dan video yang mereka unggah ke Instagram. Kebanyakan

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


6

dari mereka mengunggah gambar seputar kehidupan pribadi, lifestyle, serta media
promosi sebagai wujud konsep diri yang ditunjukkan lewat media Instagram.
Para pengguna Instagram menyadari bahwa semakin banyak pengguna
aktif yang mengakses Instagram dengan berbagai tujuan setiap harinya. Mereka
tidak hanya sekedar melihat dan mencari informasi lewat gambar di Instagram,
tetapi juga mengolah sendiri gambar-gambar yang inspiratif. Beberapa pengguna
Instagram pun kemudian mendadak menjadi populer dengan pengikut (followers)
mencapai puluhan hingga ratusan ribu. Mereka seketika menjelma menjadi
fenomena baru dan dijuluki sebagai Seleb Instagram atau ‘selebgram’.

1.2 Perumusan Masalah


Saat ini branding bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk
perseorangan. Hal ini berlaku untuk seseorang yang ingin memasarkan personal
brand-nya tanpa dianggap sebagai pedagang. Personal branding adalah
melakukan semua hal yang membuat Anda bisa dipasarkan. Setiap hal yang Anda
lakukan maupun tidak Anda lakukan, mengkomunikasikan nilai dari merek
pribadi (Rampersad, 2008: 131).
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat Qonitah Al Jundiah dan Cheryl
Raissa sebagai informan utama. Qonitah Al Jundiah mulai banyak dikenal publik
semenjak populer di Instagram dengan gaya berpakaiannya yang unik. Meski
menggunakan jilbab, ia tetap dapat tampak gaya dengan padu padan pakaian yang
enak dipandang. Sejak tahun 2013 menggunakan Instagram, Thata konsisten
mengunggah konten-konten gambar yang berhubungan dengan fashion. Peneliti
juga memilih Cheryl Raissa yang populer di Instagram dengan tata rias wajahnya.
Cheryl sering berbagi tips serta langkah-langkah dalam bertata rias di akun
Instagram-nya.
Sebuah brand adalah harapan, citra, dan persepsi yang tercipta dalam
pikiran orang ketika publik melihat atau mendengar sebuah nama, produk, atau
logo. Brand dapat mengkomunikasikan persepsi macam apa yang diinginkan
orang-orang terhadap produk, jasa, atau orang itu sendiri. Brand sudah menjadi
sangat penting dan punya kekuatan (Mc Nally & Speak dalam Rampersad, 2008:
1).

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


7

Hadirnya media sosial, menambah perangkat baru dalam dunia pemasaran.


Media sosial pun terdiri dari berbagai jenis dengan kegunaan yang masing-
masingnya beragam. Media sosial adalah media yang kontennya diciptakan
oleh masyarakat umum dengan dukungan teknologi (website, atau web
application) yang menganut konsep web 2.0. Kehadiran media sosial
merupakan perkembangan dari banyak medium interaksi manusia yang sudah
lahir sebelumnya. Pembentukan brand pun kini bisa melalui media sosial seperti
Facebook, Twitter, YouTube, serta Instagram.
Adapun alasan yang mendasari adanya kegiatan membangun personal
brand (Tabachnik dalam Rampersad, 2008: 2) adalah:
Revolusi teknologi telah merubah struktur karir saat ini, di mana seseorang
mungkin saja untuk bekerja empat sampai delapan pekerjaan sekaligus.
Dalam pengembangan karir, personal brand menjadi penting karena dapat
menunjukkan siapa, keyakinan, keunikan, dan kehebatan seseorang.
Perubahan dalam cara berkomunikasi. Internet telah mendorong individu
menjadi penerbit atas diri masing-masing. Email, newsgroup, Blog,
jaringan online memungkinkan individu untuk belajar, membentuk
jaringan dan tampil atas nama perusahaan atau diri pribadi. Orang lain
akan berbisnis dengan orang yang dikenalnya, dan karena seseorang secara
konsisten hadir secara online, maka audiens akan merasa kenal dengan
orang tersebut. Dan karena merasa kenal dekat, orang lain akan mudah
untuk membuka peluang hubungan bisnis dengan orang tersebut.

Dengan menggunakan jejaring sosial seseorang bisa memasarkan personal


brand-nya sehingga audiens bisa melihat seperti apa identitas brand tersebut. Dari
jejaring sosial ini, informasi yang tersebar dapat berlipat ganda karena adanya
interaksi antar jaringan tanpa perlu mengeluarkan biaya yang begitu banyak
(Kertajaya, 2009: 164). Kertajaya juga menambahkan bahwa brand bukanlah
hanya produk saja, tetapi orang juga membuat dirinya menjadi sebuah brand.
Personal Brand menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas, karena

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


8

makin banyaknya seseorang yang sadar akan pentingnya merek diri yang
dimiliki agar mendapatkan posisi yang diinginkan.
Dalam kegiatan membangun personal brand, membutuhkan komunikasi.
Kalau seseorang mempunyai keahlian dan keterampilan yang hebat, tetapi tidak
memberitahukannya pada orang lain atau tidak memasarkannya kepada orang
lain, itu semua tidak akan ada artinya. Karena itu perlu seseorang untuk membuka
dirinya kepada masyarakat, tentang siapa dirinya pribadi, ambisi dan merek
pribadinya. Seseorang yang memiliki personal brand yang hebat, bila tidak ada
seorang pun yang mengetahuinya, tidak akan menunjang kesuksesan karir
(Rampersad, 2008: 132).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti tertarik mengkaji mengenai
kesuksesan seseorang dalam pembentukan personal branding melalui media
sosial Instagram, hingga kini menjadi populer dan sukses dalam karirnya. Peneliti
juga membahas mengenai ada atau tidaknya perubahan dalam diri individu dalam
pembentukan personal branding.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan pemaparan di atas, maka pertanyaan dari penelitian adalah:
1. Bagaimana pembentukan personal branding melalui media sosial
Instagram?
2. Adakah perubahan dalam diri individu dalam pembentukan personal
branding melalui media sosial di Instagram?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan atau memberikan deskripsi
tentang bagaimana pembentukan personal branding melalui media sosial
Instagram.
2. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan ada atau tidaknya perubahan
dalam diri individu dalam pembentukan personal branding melalui media
sosial Instagram.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


9

1.5 Signifikansi Penelitian


1.5.1 Signifikansi Akademis
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi para peneliti di bidang komunikasi, khususnya bidang manajemen
komunikasi dan pemasaran dalam menghadapi era internet. Sebelumnya peneliti
telah melakukan penelusuran mengenai tesis-tesis yang terkait dengan personal
branding, antara lain sebagai berikut:
1. Tesis Marcia Krisanti Gurning (2009): Analisis Proses Personal Branding
melalui Online Networking (Studi Kasus Personal Branding Wanda
Hamidah dalam Online Networking Facebook). Penelitian ini memaparkan
tentang proses personal branding individu dengan memanfaatkan online
networking Facebook serta karakter personal branding dengan
menggunakan online networking yang harus memperhatikan kondisi
demografi dan geografis.
2. Tesis Syaifuddin (2011): Microblogging sebagai Pembentuk Personal
Branding (Analisis isi microblogging dalam membentuk personal
branding akun Twitter Fahira Idris). Penelitian ini memaparkan mengenai
kecendrungan isi mikroblogging dalam membentuk personal branding
dilihat dari partisipasi, positioning, spesialisasi dan differentiation.
3. Tesis Dicky Septriadi (2012): Analisis Proses Pembentukan Personal
Brand melalui Social Media (Studi Kasus Proses Pembentukan Personal
Brand Chappy Hakim dan Yunarto Wijaya melalui Twitter). Penelitian ini
memaparkan mengenai proses pembentukan personal branding melalui
twitter serta pola interaksi yang terbangun di dalamnya. Penelitian ini juga
menjelaskan hubungan antara media sosial Twitter dengan media
pendukung lainnya.
4. Jurnal Gustav Lindahl dan Mimi Ohlund (2013): Personal Branding
through Imagification in Social Media (Identity Creation and Alteration
Through Images). Penelitian ini memaparkan mengenai Instagram sebagai
wadah bagi para penggunanya untuk bebas berekspresi, bagaimana

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


10

individu ‘memasarkan’ identitas sesuai dengan yang ia inginkan, serta


negative impact dari individu yang ‘memalsukan’ dirinya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai proses pembentukan
personal branding melalui saluran media sosial lainnya yaitu Instagram serta
konsep diri dari individu yang melakukan personal branding di media sosial.
Berbeda dari penelitian terdahulunya, penelitian ini lebih fokus mengangkat
mengenai individu yang menjadi populer dengan menggunakan Instagram.
Individu yang sebelumnya tidak banyak dikenal orang, kemudian menjadi dikenal
dan memiliki banyak pengikut. Penelitian ini berangkat dari teori personal
branding dengan menggunakan media sosial. Dengan demikian, diharapkan
penelitian ini dapat menggambarkan alternatif saluran lain dalam pembentukan
personal branding dalam fenomena kehidupan virtual lewat media sosial.

1.5.2 Signifikansi Praktis


Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
memberikan pemahaman bagi praktisi komunikasi dan khalayak untuk dapat
memanfaatkan media sosial seperti Instagram sebagai saluran untuk membentuk
personal branding dengan sebaik-baiknya. Penelitian ini diharapkan juga dapat
menjadi acuan bagi individu yang ingin membangun personal branding melalui
Instagram.
Sejauh ini masih sedikit yang mengangkat penelitian mengenai personal
branding dengan memanfaatkan media sosial Instagram. Selain itu, selama ini
penelitian mengenai personal branding kebanyakan mengambil subjek yang
sudah memiliki nama dan reputasinya sudah cukup dikenal oleh khalayak.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat praktis dalam memperoleh
kepopuleran dengan membentuk personal branding tertentu di media sosial,
khususnya Instagram.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


BAB 2

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 New Media

Perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat, sejalan dengan


bergesernya media-media konvensional. Media massa telah berubah sangat jauh.
Dari komunikasi awal abad 20 yang hanya satu arah dan tidak bisa ditanggapi
secara langsung (Indirect / Delayed Feedback) menjadi „New Media‟ dengan
komunikasi dua arah yang mampu dijangkau, diterima, dan dikritisi oleh banyak
orang tanpa memperdulikan jarak dan waktu. Jenis media baru ini
mengkombinasikan teks, gambar, suara dan video menggunakan teknologi
komputer untuk menciptakan suatu produk yang serupa tetapi berbeda dari
media tradisional.

Menurut Flew (2005) media baru (new media) merupakan sebuah


terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi
digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contoh dari
media yang sangat merepresentasikan media baru adalah Internet. Program
televisi, film, majalah, buku, suratkabar, dan jenis media cetak lain tidak
termasuk media baru.

Kemunculan media baru memberikan dampak yang besar terhadap


kehidupan manusia. Media baru secara langsung telah merubah pola kehidupan
masyarakat, budaya, cara berfikir, dan hampir segala aspek dalam kehidupan
manusia. Perkembangan media ini mendapatkan tanggapan yang beragam, ada
yang pro dan ada yang kontra.

Perangkat media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem


teknologi yaitu sistem transmisi (melalui kabel atau satelit); sistem
miniaturisasi; sistem penyimpanan dan pencarian informasi; sistem penyajian
gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik secara lentur); dan
sistem pengendalian (oleh komputer).

11 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


12

Selanjutnya mengenai media baru, terminologi media digital


digunakan untuk menjelaskan segala bentuk komunikasi media. Media
digital, disebut juga media baru, mengkombinasikan teks, gambar, suara dan
video menggunakan teknologi komputer untuk menciptakan suatu produk
yang serupa tetapi berbeda dari media tradisional (media lama). Tujuh media
yang disebut dengan media lama adalah, media cetak (buku, koran dan majalah),
audio (rekaman dan radio), dan video (film dan televisi) (Biagi, 2005).

Walaupun pada tahap awal perkembangannya media baru dipandang


terutama sebagai pengembangan media pandang-dengar (audiovisual) yang sudah
ada sebelumnya, namun media baru tetap merupakan tantangan bagi produksi
distribusi, dan bentuk dasar media pandang-dengar (Mc. Quail, 1987:18).

Media baru tidak saja telah menjembatani perbedaan pada beberapa media,
tetapi juga perbedaan antara batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan
batasan kegiatan komunikasi publik. Bahan dan kegunaan media semacam itu
dapat dipakai secara bergantian untuk kepentingan pribadi dan publik. Dimasa
mendatang kenyataan tersebut memberikan pengaruh bukan saja terhadap
batasan media yang berbeda, tetapi juga terhadap batasan peran institusi media
(Mc.Quail, 1987:17-18).

Ada empat kategori media baru dimana masing-masing memiliki


kesamaan channel tertentu, namun berbeda dari jenis penggunaan, isi dan
konteks. Pertama, interactive play media. Games yang berbasis komputer dan
video, termasuk perangkat-perangkat virtual reality termasuk dari kategori ini.
Kedua, information share media. Kategori ini sebenarnya sangat luas tetapi
internet atau world wide web adalah contoh yang paling signifikan, dilihat
sebagai perpustakaan dan sumber data dengan kapasitas yang luar biasa,
aktual dan mudah diakses. Ketiga, collective participatory media. Kategori
ini termasuk penggunaan internet, bertukar informasi, ide, pengalaman dan

pengembangan hubungan aktif berbasis komputer – active (computer-


mediated) relationship (McQuail, 2000: 127).

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


13

Menurut Straubhaar dan LaRose, esensi terpenting dari karakteristik


media baru yang diasosiasikan dengan media interaktif seperti internet
adalah pertama, berbentuk digital, yang membuat kualitas transmisi
komunikasi lebih cepat, lebih jernih tanpa distorsi. Hal-hal tersebut
memungkinkan integrasi bentuk teks, gambar dan suara secara dua arah dan
berkelanjutan. Kedua, interaktif, media menjadi benar-benar memungkinkan
komunikasi dua arah seperti dalam pengertian komunikasi interpersonal.
Termasuk di dalamnya proses feedback langsung. Ketiga, audience generated
content dimana khalayak mendapat keleluasaan untuk mengkontribusikan
content-nya sendiri. Keempat, asynchronous communication, di mana
khalayak bisa menentukan kapan mengonsumi content yang diinginkannya.
Kelima, narrowcasting, kemampuan melayani target khalayak yang sangat
sempit (segmented). Khalayak tidak lagi dilihat sebagai konsumen yang
homogen seperti pada pemahaman media massa Keenam, multimedia yaitu
presentasi konten yang memungkinkan khalayak melakukan berbagai cara dan
memiliki pilihan dalam mengkonsumsi media. Membaca teks, menonton video,
link menuju content sejenis, melakukan diskusi dengan khalayak lain dan
sebagainya (Straubhar dan LaRose, 2006: 21).

Adapun beberapa hal yang berubah sejak kemunculan media baru antara
lain :
Digitalisasi dan konvergensi antar semua aspek media
Meningkatnya interaksi dan terbentuknya jaringan koneksi
Proses pengiriman dan penerimaan pesan yang lebih mobile
Lebih beragamnya bentuk dan gerbang media online
Institusi media menjadi sedikit kabur

Livingstone (1999:55) menulis : “Yang baru dari Internet mungkin


kombinasi antara interaksi dengan beberapa fitur yang merupakan inovasi untuk
media masa - yakni jumlah konten yang tidak terbatas, jangkauan khalayak lebih
luas, dan sifat komunikasinya global”.
Kehadiran new media yang dibantu oleh perkembangan teknologi yang
pesat memang membantu khalayak dalam mengakses informasi kapan saja dan di
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


14

mana saja. Sebagai contoh, konvergensi media bukanlah hal baru lagi bagi
masyarakat luas. Kini, khalayak tidak perlu menonton televisi untuk menyaksikan
gambar bergerak ataupun membeli majalah cetak untuk mencari inspirasi. Dengan
kehadiran internet dan smartphone/gadget kini segala jenis media dapat dinikmati
dan segala informasi dapat mudah ditemukan dengan satu medium saja.

2.2 Jaringan Sosial

Menurut Little John (2005: 247) jaringan sosial adalah sebuah struktur
sosial yang terbentuk melalui komunikasi antara perseorangan dan kelompok. Jika
seseorang berbicara dengan orang lain, maka jaringan akan terbentuk. Ini adalah
sebuah jaringan komunikasi dalam jaringan sosial yang terkecil.

Struktur yang paling mendasar dari teori jaringan sosial adalah


“keterkaitan”. Orang-orang yang saling berkomunikasi akan membentuk suatu
jaringan, dan jika berkomunikasi dengan orang lain diluar jaringan itu secara
otomatis akan membuat jaringan sosial baru lagi (Little John, 2005: 248).

Suatu jaringan sosial dapat dikarakterisasikan dengan sejumlah hal yang


berkualitas (Little John, 2005: 249) seperti:

Ukuran atau jumlah manusianya


Keterkaitan/hubungan, adanya rasio untuk terkait dengan jarigan yang
lain.
Kemungkinan untuk pengaruh pemikiran dan perilaku

Dengan adanya jaringan yang semakin meluas akan lebih mudah untuk
menyebarluaskan suatu informasi yang bersifat membujuk untuk mempengaruhi
pemikiran dan perilaku. Beberapa fungsi jaringan sosial antara lain:

Mengontrol arus informasi


Membentuk jaringan dengan kesamaan minat
Membangun interpretasi yang sama
Membuat pengaruh yang baik
Membiarkan perubahan sumber daya

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


15

Perangkat lunak seperti Facebook, MySpace, atau Friendster mendorong


dan membuat seseorang dapat mengeluarkan ide-ide, pandangan atau
pendapatnya, berkomunikasi dengan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain
dengan minat dan kesukaan yang serupa, bahkan dapat memilih orang atau tokoh
yang disukainya dan membentuk kelompok-kelompok kecil yang hubungannya
sangat dekat, membentuk kelompok diskusi, bahkan menjadi sarana untuk
memperkenalkan diri kepada dunia luar dan sebagai ajang untuk memperoleh
popularita. Semua bentuk komunikasi itu dilakukan dalam media online (Cain,
2008:1).

Perkembangan situs pertemanan sebagai dampak kemajuan teknologi


membuat masyarakat semakin mudah untuk membentuk jaringan sosial. Hal ini
berguna bagi upaya mengugah publik meraih popularitas dan pembentukan citra
(Boyd, 2008:3). Jaringan sosial merupakan sebuah bentuk layanan yang ditujukan
sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas,
ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar belakang tertentu. Jaringan
sosial yang berbasis web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi penggunanya agar
dapar berkomunikasi dan berinteraksi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan proses personal branding


melalui media sosial Instagram untuk menemukan konten komunikasi dalam
jaringan yang terbentuk. Jaringan sosial dapat diasumsikan merupakan salah satu
saluran komunikasi untuk personal branding. Masyarakat jejaring dapat saling
berinteraksi melalui media sosial dengan medium yang berbasis internet. Hal ini
juga akan semakin memudahkan interaksi antara jaringan itu sendiri dengan yang
lainnya.

2.3 Word of Mouth (WOM)

Proses komunikasi dalam jaringan sosial dapat berlaku secara word of


mouth, yaitu seseorang akan mencari informasi melalui teman, kerabat, sanak
keluarga untuk mendapatkan rekomendasi. Hal yang sama pun berlaku untuk
proses komunikasi yang terjadi melalui jaringan sosial yang bersifat online.
Seseorang akan merekomendasikan produk atau orang yang menurut persepsinya

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


16

adalah positif kepada orang lain. Word of mouth adalah suatu komunikasi dari
mulut ke mulut mengenai suatu brand produk, jasa atau perusahaan, di setiap
tahap dalam waktu tertentu (Rosen, 2000:8).

Kotler & Keller (2009:204) mengemukakan bahwa:


“Word of mouth Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut
merupakan proses komunikasi berupa pemberian rekomendasi, baik secara
individu maupun kelompok terhadap suatu produk barang atau jasa yang
bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari mulut ke
mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa karena komunikasi dan
mulut ke mulut (word of mouth) dinilai sangat efektif dalam memperlancar proses
pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan.”
Konsumen menerima dan menanggapi WOM pada kondisi dan situasi (Kotler,
2007:206), sebagai berikut
“Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu dalam
melakukan pilihan.
Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan penilaian
kriteria.
Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting bagaimana
informasi yang disebarkan dan ditujukan.
Sumber lain memiliki kredibilitas rendah.
Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan karena
dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.
Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima informasi.
Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan lingkungan
sosial.

Meski tidak melakukan penyebaran seperti halnya iklan, penyebaran word


of mouth sangatlah efektif, karena pada dasarnya manusia selalu melakukan
komunikasi atau berbicara dengan kelompoknya, yang pada dasarnya memiliki
kesamaan. Word of mouth memiliki pengaruh dalam pemasaran produk barang

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


17

dan jasa. Yang membuatnya paling berpengaruh yakni adanya pengalaman pribadi
dari suatu produk atau jasa juga pelayanannya (Smith, 1998: 510).

Yang paling penting dalam melakukan kegiatan pemasaran ataupun


branding, word of mouth memberikan khalayak sebuah pesan yang menarik untuk
dibicarakan (Hughes, 2007: 32). Word of mouth dapat menarik perhatian
pengguna dan media, sampai akhirnya membicarakan suatu produk atau
perusahaan akan jadi terasa menyenangkan, mengagumkan, dan bernilai.

Dengan demikian WOM merupakan suatu cara untuk mengurangi


ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada orang lain yang pernah memakai
produk yang bersangkutan, akan menghasilkan informasi yang lebih dapat
dipercaya. Seseorang yang menerima WOM akan lebih menghemat waktu dan
proses evaluasi merek. Jadi, WOM dilakukan oleh konsumen secara sukarela atau
tanpa mendapatkan imbalan, semuanya murni dari pengalaman pribadi konsumen
lain yang pada akhirnya kepercayaan konsumen terbentuk dari rekomendasi
konsumen lain. Teknik ini terkesan sangat efektif dalam membantu proses
pemasaran barang atau jasa yang ada di sebuah perusahaan. Karena dengan
adanya WOM positif yang berkembang di suatu masyarakat, maka produk barang
atau jasa akan terbantu proses promosi dan pemasarannya.

WOM juga akan sangat membantu proses personal branding seseorang.


Personal branding yang kuat, bukan tidak mungkin menjadi pembicaraan bagi
orang-orang di sekitarnya. Dengan WOM, merek pribadi seseorang akan dengan
sukarela dipromosikan oleh orang lain yang menyenanginya, mempunyai minat
yang sama, atau merasa terinspirasi pada personal branding dari individu tertentu.

2.4 Electronic Word of Mouth (E-WOM)

Westbrook mengungkapkan dalam Goldsmith (2006) bahwa eWOM


adalah komunikasi informal yang ditujukan kepada konsumen melalui internet
berhubungan dengan penggunaan atau karakteristik produk atau jasa tertentu atau
para penjual mereka. Hal ini juga meliputi komunikasi antara produsen dan
konsumen serta komunikasi antar konsumen itu sendiri, di mana kedua hal ini

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


18

bergabung menjadi WOM dan WOM memiliki perbedaan dengan komunikasi


melalui media massa.

Internet menjadi media raksasa untuk menyebarkan WOM di mana hal ini
menjadi penting dan dinamis sebagai bagian dari komunikasi pribadi online.
Penelitian yang menjelajahi karakteristik komunikasi online menggambarkan
bahwa internet memberikan ruang fleksibel untuk berkomunikasi bagi berbagai
kelompok (Starch dan Burson, Marsteller, 2008).

eWOM menawarkan berbagai cara untuk bertukar informasi, banyak juga


di antaranya berupa anonim atau secara rahasia, hal ini dilakukan untuk
memberikan kebebasan geografis, dan temporal. Dengan demikian, eWOM
dipandang semakin penting oleh bisnis dan organisasi yang bersangkutan dengan
manajemen reputasi. Perusahaan dan organisasi lainnya yang bergulat dengan
bagaimana merek eWOM akan mempengaruhi proses yang ada, seperti merek
dagang (Goldman, 2008).

Riding dan Geffen (2004) melakukan identifikasi terhadap alasan


seseorang bergabung dalam komunitas online, yakni karena pertukaran informasi,
persahabatan, dukungan sosial, dan mencari kesenangan. Alasan yang ada
berbeda-beda tergantung jenis komunitas yang ada. Komunitas online
dipertimbangkan sebagai kesatuan sosial yang dipelihara oleh individu melalui
pertukaran minat dan nilai tanpa interaksi fisik.

Komunikasi online cenderung memberikan kesempatan penggunanya


untuk lebih leluasa, tidak menampilkan ketegangan sosial dan kurangkan akan
self-awareness publik. Penggunanya dapat dengan jujur mengungkapkan pendapat
mereka karena bisa memanfaatkan anonimitas.

Media komunikasi berbasis internet juga memiliki dampak pada hubungan


pribadi. Setiap media memiliki karakter yang berbeda. Beberapa media bersifat
dua arah, seperti instan messaging atau direct message. Sedangkan yang lainnya
bersifat satu arah seperti email dan blog.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


19

eWOM memungkinkan personal branding dari seseorang tersebar luas


dengan sangat cepat. Hanya dengan menggunakan satu medium saja, keunikan
dari personal branding individu bisa dibagikan oleh banyak orang dalam waktu
singkat. Oleh karena itu, dibutuhkan personal branding yang sangat kuat dan
berbeda dengan lainnya untuk membuat eWOM ini terjadi.

2.5 Branding

Secara singkat branding bisa diartikan sebagai upaya membentuk


brand atau merek, yang bisa dilakukan oleh siapa saja untuk produk apa saja,
seperti yang dikatakan oleh Shimp, bahwa: Komunikator, dalam berbagai
kapasitas mereka (baik sebagai pengiklan, wiraniaga, pelaku public relations,
dan lain-lain) mengembangkan dan menyampaikan pesan dari objek yang
berbeda: produk, jasa, kegiatan, bahkan orang. Walaupun istilah-istilah
tersebut menjelaskan bentuk objek permasalahan yang berbeda, namun ada satu
istilah yang dapat dipakai sebagai ringkasan dari seluruh bentuk objek pemasaran
itu, yaitu “brand” (Shimp, 2003:7).

Dalam buku The Brand Called You, Peter Montoya (2005) menyatakan
bahwa ada perbedaan antara pemasaran, penjualan dan branding:

Memasarkan adalah merepresentasikan. Menciptakan pasar dengan


mengirimkan pesan yang dirancang secara hati-hati kepada pasar sasaran
yang sesuai melalui banyak saluran untuk menciptakan kesadaran, rasa
suka, dan pemahaman. Pemasaran merupakan kegiatan menanam benih
untuk dapat melakukan penjualan dengan cara membuat pelanggan tahu
bahwa produk mereka ada.
Menjual adalah meyakinkan. Menjual adalah menggunakan taktik
bertanya, keterampilan mendengarkan, dan keahlian membujuk guna
meyakinkan para audiens bahwa mereka tidak melakukan sesuatu bila
tidak menggunakan produk jasa tertentu. Menjual adalah kegiatan
menutup transaksi.
Branding adalah mempengaruhi. Branding adalah proses menciptakan
identitas yang dikaitkan dengan persepsi, emosi, dan perasaan tertentu

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


20

terhadap identitas tersebut. Branding terjadi sebelum pemasaran dan


penjualan. Tanpa sebuah merek yang kuat, pemasaran tidaklah efektif.

Sebuah brand memiliki nilai lebih dari sebuah produk. Sesuatu yang
membedakan sebuah produk atau perusahaan dari yang lainnya, itulah yang
disebut dengan brand (Duncan, 2002: 45).

Sebuah brand adalah harapan, citra, dan persepsi yang tercipta dalam pikiran
orang ketika publik melihat atau mendengar sebuah nama, produk, atau logo.
Brand dapat mengkomunikasikan persepsi macam apa yang diinginkan orang-
orang terhadap produk, jasa, atau orang itu sendiri. Brand sudah menjadi sangat
penting dan punya kekuatan (Mc Nally & Speak dalam Rampersad, 2008: 1).

Definisi yang menggambarkan kesuksesan sebuah brand, paling tidak harus


mencapai tiga aspek, yaitu:

1. Suatu brand tergantung dari persepsi konsumen


2. Persepsi itu sendiri muncul karena dipengaruhi karakteristik nilai yang
didapat
3. Karakteristik nilai itu harus dapat dilakukan (Simmons, 2007: 56)

Ketiganya merupakan gambaran bahwa kesuksesan sebuah brand


tergantung atas hubungan timbal balik yang dilakukan antara komunikator dan
komunikan, di mana komunikator harus memberikan nilai-nilai yang
mempengaruhi penilaian komunikan.

Strategi brand adalah bagaimana, apa, di mana, kapan dan kepada siapa
Anda merencanakan untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan pesan merek
Anda. Bagaimana Anda mengiklankan kepada khalayak sebagai bagian dari
strategi merek Anda.

Konsisten merupakan sebuah kata kunci yang membuat merek terlihat


kuat, yang tentu impact pada nilai jual produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan
strategi branding yang baik makan Anda juga bisa menjual nilai lebih
dibandingkan kompetitor.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


21

Tiga unsur terpenting branding adalah Clarity (jelas), Consistency (tetap


pada image-nya), dan Consistency (selalu ada di mana dibutuhkan). Ada beberapa
hal yang bisa menyebabkan perusahaan melakukan perubahan pada branding-nya.
Pertama, akibat tekanan dari pesaing yang tidak mampu ditahannya. Kedua,
tekanan dari perubahan perilaku konsumen, yang mungkin akibat dari berubahnya
teknologi. Alasan lainnya yaitu masalah prioritas perusahaan yang telah berubah.

Suatu brand dapat dikatakan berhasil apabila memiliki brand equity yang
memungkinkan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Suatu
brand memiliki ekuitas tinggi jika brand tersebut dipersepsi baik oleh setiap orang
yang berkepentingan dalam brand tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Aaker
sebagai berikut:

“Brand equity is a set of brand assets and liabilities linked to a brand, its name
and symbol, that add to or subtract from the value provided by a product or
service to a firm and/or to that firm’s customer” (Aaker, 1991: 15).

Brand equity dalam perspektif konsumen terdiri dari dua bentuk


pengetahuan tentang brand:

Kesadaran brand atau brand awareness, yaitu kemampuan sebuah brand


untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
kategori produk atau jasa tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan.
Citra merek atau brand image, yaitu dianggap sebagai jenis asosiasi yang
muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah brand tertentu.
Asosiasi ini dapat dikonseptualisasikan berdasarkan jenis, dukungan,
kekuatan dan keunikan.

Sebuah brand image adalah sebuah kesan yang dibentuk oleh pesan merek
dan pengalaman, kemudian diasimilasi menjadi sebuah persepsi melalui proses
informasi. Alasan mengapa sebuah image menambahkan nilai dalam sebuah
brand adalah karena image dapat mengkomunikasikan sesuatu berkaitan dengan
pelanggan kepada pelanggan atau orang lain. Image dapat diciptakan namun
reputasi yang baik merupakan persepsi yang baik yang hanya dapat diperoleh dari
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


22

pengalaman baik yang terjadi berulang kali dialami konsumen bersama brand
tersebut.

Seseorang harus memiliki nilai terlebih dahulu di mata orang lain. Hal ini
bisa dilihat dari pesan yang seringkali disampaikan seseorang tersebut. Sehingga
lama kelamaan pesan tersebut menjadi nilai lebih yang membuat seseorang
dipandang berbeda. Citra merek pribadi pun perlahan akan tertanam di benak
khalayak.

2.6 Branding melalui Internet

Saat ini internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia
modern. Dengan internet, seseorang bisa terhubung dengan banyak orang di mana
pun berada tanpa hambatan yang begitu berarti. Internet telah menjadi media
informasi yang sangat unggul. Dalam kegiatan branding, komunikasi dapat
dikatakan mempunyai fungsi yang penting dengan menjadikan internet sebagai
medium komunikasi.

Ada empat pilar dalam penggunaan internet sebagai alat branding, yaitu:

1. Mengerti konsumen, memahami konsumen yang selalu bisa online di


manapun dan kapanpun. Hal ini dapal upaya membangun kepercayaan dan
hubungan yang efektif.
2. Adanya komunikasi pemasaran yang menyangkut:
Presence, keberadaan atau kehadiran seseorang
Relationship, hubungan antar pribadi
Mutual value, nilai yang sama
3. Interaktif
Ada tiga tahapan dalam membangun dan membina hubungan interaktif
dengan konsumen, yaitu:
Tahap pertama, mampu menempatkan dan mengenali konsumen
Tahap kedua, mengumpulkan dan mengingat input/masukan dari
pengunjung

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


23

Tahapan ketiga, tanggapan langsung terhadap konsumen melalui


data yang dikumpulkan dan mengingatkan melalui situs yang ada.
Hal ini dapat diperoleh melalui dialog interaktif, seperti:
o Blog
o RSS Feeds
o Komunitas online, atau dikenal juga dengan sebutan
komunitas viral, yang terbentuk karena adanya kesamaan
minat, yang mengeksploitasi internet serta memudahkan
adanya komunikasi.
4. Isi atau muatan dari pemasaran itu sendiri yang berupa informasi yang
disebarluaskan melalui medium internet.

Keempat tahapan di atas harus berintegrasi dengan komunikasi pemasaran


terpadu sehingga internet dapat menjadi salah satu alat bantu branding (Simmons,
2007: 65).

Ketika seseorang sedang membangun sebuah brand yang ingin tetap


bertahan melalui Internet; khususnya media sosial, konsistensi dalam cerita visual
juga penting untuk menciptakan dasar yang kokoh. Seseorang perlu mempunyai
perencanaan akan gambar-gambar yang diunggah untuk mengembangkan
branding di media sosial. Hal ini akan membantu mencerminkan nilai-nilai brand
bagi audiens.

Selain itu, ciri khas juga perlu diperhatikan dalam branding menggunakan
gambar di media sosial. Penggunaan suatu template dan konten untuk diri sendiri
pada halaman media sosial akan membentuk brand terlihat selaras. Mempunyai
ciri khas akan membuat pengikut Anda dapat dengan mudah mengenali brand di
antara semua konten lain yang hadir si media sosial.

2.7 Personal Branding

Personal branding merupakan bagian dari strategi kegiatan kehumasan


atau Public Relation yang diterapkan bagi individu. Strategi ini tentunya akan
berbeda dengan strategi yang diterapkan bagi organisasi. Personal branding

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


24

merupakan sebuah kegiatan yang dapat mengontrol cara pandang/persepsi orang


lain terhadap diri seseorang, sehingga dengan melakukan personal branding
maka seseorang dapat mempengaruhi pandangan orang lain terhadap dirinya
sesuai dengan kehendaknya. Jika seseorang mampu melakukan kegiatan yang
dapat mengontrol dan mempengaruhi cara pandang/ persepsi orang lain
terhadapnya maka dapat membentuk dan menjaga reputasi sesuai keinginan.

Branding kini bukan hanya untuk korporasi saja. Personal branding telah
menjadi tren baru, alasannya adalah (Tabachnik, 2007):

Revolusi teknologi telah mengubah struktur karir saat ini. Dulu, kita
mungkin hanya bekerja untuk satu atau dua perusahaan saja dalam
seluruh karir. Sekarang kita bisa memiliki empat sampai delapan
pekerjaan sepanjang hidup kita. Dalam pengembangan karir, personal
branding menjadi penting, karena merek pribadi dapat menjadi sarana
yang efektif untuk membantu menunjukkan siapa kita, apa yang kita
yakini, apa yang membuat kita unik, spesial dan berbeda, betapa hebatnya
kita, dan mengapa kita harus dicari.
Perubahan dalam cara kita berkomunikasi. Internet telah mendorong
masing-masing kita menjadi penerbit. Surat elektronik, kelompok berita
(newsgroup), papan buletin, Blog, dan jaringan online serta kelompok
diskusi memungkinkan kita untuk belajar, membentuk jaringan, dan
tampil atas nama perusahaan atau atas nama diri kita pribadi. Orang ingin
berbisnis dengan orang yang mereka kenal atau orang yang menurut
perasaan mereka bisa dipercaya, dengan orang yang mereka rasa ada
kaitan. Bila kita dikenal sebagai orang akrab, ramah, dan secara konsisten
hadir secara online, orang akan mengenal kita. Karena merasa kenal dekat
dengan kita, maka mereka akan mudah membuka hubungan bisnis dengan
kita. Jadi, personal branding juga penting dalam pengembangan bisnis.

Kertajaya (2005) mengungkapkan bahwa brand bukanlah hanya produk


saja, tetapi orang juga membuat dirinya menjadi sebuah brand. Personal
Brand menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas, karena makin

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


25

banyaknya seseorang yang sadar akan pentingnya merek diri yang dimiliki agar
mendapatkan posisi yang diinginkan.

Ada banyak definisi personal branding dalam literatur seperti Peters,


1997; Hansen, 2007; Montoya, 2005, McNally & Speak, 2003; Arruda, 2007:

Persepsi atau emosi mengenai Anda yang dimiliki oleh orang lain.
Cerminan mengenai siapa Anda dan apa yang Anda yakini, yang
dinyatakan dalam bentuk perbuatan Anda dan cara Anda melakukan
perbuatan tersebut.
Menstimulasi persepsi penuh makna terhadap nilai-nilai dan kualitas yang
Anda miliki.
Mempengaruhi bagaimana orang lain melihat Anda
Nilai-nilai yang menurut orang lain dimiliki oleh Anda
Sejumlah harapan atau asosiasi yang tercipta dalam pikiran audiens
sasaran.
Citra mengenai diri Anda yang ingin Anda proyeksikan pada setiap
tindakan Anda
Menghilangkan persaingan dan membuat diri Anda menjadi unik dan
lebih baik dibanding semua pesaing.

Pemikiran Bill Lang mengenai personal branding adalah sebuah citra diri
yang ingin Anda proyeksikan dalam setiap tindakan Anda. Bukan sesuatu yang
palsu atau dangkal. Kalau Anda tidak otentik dalam tindakan Anda, maka semua
akan kelihatan. Citra diri tersebut harus merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan jasa
yang sebenarnya ingin Anda berikan kepada orang lain.

Dalam membuat personal brand, menurut Sampson, (2005: 17) seseorang


harus melihat unsur-unsur eksternal dari merk diri yakni:

1. Penampilan: tampilan dan apa yang dikenakan, mulai dari cara


berpakaian, kesehatan dan kebugaran anda.

2. Suara: Bersuara, nada suara dan cara berbicara, aksen dan kecepatan bersuara.

3. Bahasa Tubuh: ekpresi wajah, gerakan-gerakan tubuh dan kontak mata.


Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


26

4. Pesan Verbal : visi yang dikatakan, mengekpresikan diri, kosa kata,


menguraikan dan mempublikasikan yang dilakukan dan yang akan diwakilkan.

5. Kehadiran dan pengaruh: cara anda memproyeksikan diri kepada orang


lain, otoritas, pengetahuan yang luas, sikap dan perilaku di dalam dan di
luar organisasi.

6. Perluasan citra brand : orang, tempat benda, dan ide-ide filosofi yang

berhubungan dengan lingkungan atau kontak fisik tempat bekerja.

Personal branding adalah apa yang dijanjikan, yang diperjuangkan,


dan yang lebih penting lagi melukiskannya kepada pihak luar. Oleh karena
orang tidak dapat melihat yang terdapat didalam diri maka pemahaman
terhadap keyakinan dan kemampuan hanya dapat mereka lihat dari yang
dilakukan, berupa persepsi yang mereka bentuk dengan mengamati tindakan yang
dilakukan sehari-hari. Oleh karena itu melalui tindakanlah, seseorang telah
membangun merek.

Kupta (dalam Montoya, 2006) mengungkapkan bahwa sebuah pencitraan


pribadi yang mewakili serangkaian keahlian, suatu ide cemerlang, sebuah sistem
kepercayaan, dan persamaan nilai yang dianggap menarik oleh orang lain.
Personal branding adalah segala sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
menjual dan membedakan, seperti pesan, pembawaan diri dan taktik pemasaran.
Personal branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara banyak
klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif. Sedangkan
menurut Montoya & Vandehey (2008), personal branding adalah sesuatu

tentang bagaimana mengambil kendali atas penilaian orang sebelum ada


pertemuan langsung.

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa penampilan, kepribadian dan


karakter merupakan pembentuk dari personal branding. Brand yang dibuat di
atas manusia, dan seseorang tersebut memiliki suatu entitas yang mudah
dikenali oleh orang lain dan tentukan mempunyai nilai janji yang bermutu
sehingga mempunyai manfaat bagi orang lain.
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


27

Montoya (2006), seorang spesialis personal branding mengatakan


bahwa personal branding merupakan proses yang akan membawa keterampilan,
kepribadian dan karakteristik unik seseorang dan kemudian membungkusnya
menjadi identitas yang memiliki kekuatan lebih dibanding pesaing. Personal
branding dibagi menjadi lima definisi:

1. Personal branding secara definitif, yaitu hubungan antara penjualan,


pemasaran dan branding serta bagaimana cara kerja personal branding.
Seorang Chief Executive Officer harus mampu menciptakan personal brand
dengan menciptakan nilai positif pada pikiran target audiens sehingga ia dianggap
sangat menginspirasi bagi audiens.

2. Personal branding merupakan sesuatu yang kongkrit dan mudah


didefinisikan oleh orang lain. Dahulu jika menyebutkan aktris berjilbab, orang
langsung mencetuskan nama Zaskia Adya Mecca. Karena saat itu masih jarang
aktris yang berjilbab.

3. Personal branding merupakan spesialisasi. Okky Asokawati memiliki


spesialisasi sebagai model senior. Meski kini beliau sudah tidak sebagai model
lagi, tapi posisinya masih sama di benak masyarakat.

4. Personal branding harus tepat sasaran: dengan direct mail, jejaring


bisnis, seminar, peran public relations, situs pribadi, personal logo, brosur,
kartu pos pribadi, dan juga iklan yang memuat nilai, kemampuan, spesialisasi
dan positioning. Misalnya: Produk Wardah sering mensponsori kegiatan yang
islami dan berhubungan dengan wanita berjilbab.

5. Menjaga kualitas personal branding : apabila gagal mempertahankan


personal brand, maka brand tersebut akan tenggelam.

William Arruda dalam bukunya Career Distinction: Stand Out by Building


Your Brand (2007) mengungkapkan bahwa personal branding berarti
mengidentifikasikan dan mengomunikasikan apa yang membuat Anda unik,
relevan, dan menarik sehingga Anda dapat membedakan diri dari orang lain dan
meningkatkan karir dan bisnis Anda. Personal branding adalah cara untuk

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


28

mengklarifikasi dan mengomunikasikan apa yang membuat Anda berbeda dan


spesial serta menggunakan seluruh kualitas tersebut untuk „memisahkan diri‟ dari
kelompok Anda sehingga bisa mengembangkan keberhasilan Anda – kekuatan,
ketetampilan, dan gairah Anda – dan menggunakannya untuk memisahkan Anda
dari para pesaing serta memandu berbagai keputusan bisnis Anda.

Memiliki merek pribadi yang kuat mempunyai sejumlah keuntungan,


yaitu:

Menstimulasi persepsi penuh makna mengenai nilai-nilai dan kualitas


yang Anda miliki.
Mengatakan pada orang lain: siapa Anda, apa yang Anda lakukan, apa
yang membuat Anda berbeda, bagaimana Anda menciptakan nilai bagi
mereka, dan apa yang dapat mereka harapkan bila mereka bertransaksi
dengan Anda.
Mempengaruhi cara orang lain melihat Anda.
Menciptakan harapan-harapan dalam pikiran orang lain mengenai apa
yang akan mereka dapatkan bila mereka bekerja dengan Anda.
Menciptakan identitas diri yang memudahkan orang lain untuk mengingat
siapa Anda.
Membuat prospek Anda melihat diri Anda sebagai satu-satunya jalan
keluar bagi masalah mereka.
Memposisikan diri Anda berada di atas dalam persaingan, membuat anda
unik, dan lebih baik dibanding pesaing yang ada di pasar.

2.7.1 Mengelola Personal Branding

Dalam rangka mengelola kegiatan personal branding, maka beberapa hal


yang harus diperhatikan adalah, sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman.


Tidak peduli seberapa banyak yang Anda ketahui, pengetahuan
Anda sifatnya sangat terbatas, informasi selalu ada yang baru setiap hari.
Kita harus mau belajar secara terus menerus. Pertama, tentukan apa yang
Anda inginkan untuk personal branding Anda. Kedua, tentukan apa saja
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


29

yang harus Anda pelajari terus menerus untuk mendukungnya. Ketiga,


bangun strategi untuk mengembangkannya.
2. Kelola dan perbarui segala sesuatu yang sudah berhasil dicapai.
Segala pencapaian yang telah kita peroleh dapat dijadikan alat
untuk promosi. Oleh sebab itu mintalah evaluasi orang lain atas apa yang
telah kita lakukan. Ini akan menjadi senjata yang efektif bagi komunikasi
personal branding Anda.
3. Bergabung dengan platform media sosial lainnya
Buatlah blog atau website sendiri agar semua orang dapat dengan
mudah mengakses data diri Anda. Personal branding Anda akan cepat
dimengerti oleh orang lai apabila ada menggunakan teknologi online.
4. Meningkatkan inisiatif
Bantulah segera orang lain yang membutuhkan keahlian Anda,
baik secara online maupun offline. Dengan demikian personal branding
akan semakin kuat. Jangan pikirkan imbalannya terlebih dahulu, namun
pikirkan dampak keahlian Anda bagi mereka. Kebaikan Anda akan mereka
ingat, pada akhirnya personal branding Anda juga akan semakin kuat.
5. Pertegas brand Anda berulang-ulang
Setiap kegiatan yang Anda lakukan harus dapat memperkuat
personal branding Anda. Seperti dalam komunikasi yang Anda gunakan,
dalam setiap presentasi, atau waktu online social networking, kata-kata di
dalam email Anda, cara bertutur kata, cara berpakaian, tunjukkan semua
secara konsisten. Saat Anda bertemu orang lain, Anda tidak perlu kesulitan
lagi menjelaskan siapa diri Anda. Biarkan personal branding Anda yang
berbicara.

Tidak gampang memang membangun personal branding yang positif di


mata khalayak. Oleh karena itu seseorang juga perlu membekali dirinya dengan
wawasan yang luas, peka terhadap tren terkini atau mengetahui berita/informasi
terbaru yang berhubungan dengan pesan merek pribadinya serta menjaga perilaku
saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


30

2.8 Proses Personal Branding

Personal brand sesungguhnya hasil proses yang dibentuk secara perlahan,


bukan instan. Untuk memperoleh personal brand yang baik maka dibutuhkan
produk yang baik. Produk di sini dapat berupa keahlian, attitude, penampilan,
cara bicara serta reputasi. Setelah itu, diperlukan cara mengkomunikasikan
reputasi atau produk tersebut. Dalam hal komunikasi ini terdapat banyak
caranya seperti misalnya menulis artikel, terlibat dalam suatu organisasi atau
komunitas, memiliki online networking dan sebagainya. Tentu saja kegiatan
tersebut perlu dikaitkan dengan talenta dan kesukaan seseorang.

Personal branding merupakan sebuah gambaran yang kuat, jelas, positif,


tentang seseorang yang menggambarkan nilai-nilai, kemampuan dan tindakan
profesional yang akan selalu diasosiasikan dengan orang tersebut. Merupakan
sebuah sifat profesional yang diciptakan dengan tujuan untuk mempengaruhi
cara pandang orang lain terhadap seseorang sehingga cara pandang/persepsi
tersebut dapat berubah menjadi sebuah kesempatan pekerjaan berharga dalam
kegiatan profesi yang ia jalankan. Sebuah personal branding tidak bisa dibentuk
sembarangan, seseorang harus mempunyai latar belakang kemampuan yang
kuat agar dapat sukses mem-brand-kan dirinya, karena personal branding
harus dibuktikan dengan fakta dan realitas yang diikuti dengan kinerja,
sehingga orang tersebut dapat membuktikan kemampuan yang dimiliki apa
adanya tanpa rekayasa.

Menurut Rampersad (2008), keberhasilan dalam membentuk personal


branding tergantung pada:

1. Berita (isu) yang berkembang dalam masyarakat

2. Memiliki target sasaran (audiens) yang jelas bagi merek diri seseorang

3. Saluran branding yang tepat untuk mengkomunikasikan merek diri


secara tepat.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


31

2.9 Authentic Personal Branding

Autenthic personal branding atau Merek Pribadi Otentik merupakan


sebuah model personal branding yang dikembangkan oleh Rampersad. Merek
pribadi otentik harus selalu mencerminkan karakter asli, dan harus dibangun
berdasarkan nilai-nilai kekuatan, keunikan, dan keunggulan. Beberapa kriteria
personal branding ini berdasarkan Peter Montoya dan Rampersad antara lain:

1. Otentik/Asli

Otentik berarti jadilah merek Anda sendiri. Anda adalah CEO bagi
hidup Anda. Merek pribadi Anda haruslah dibangun dengan kepribadian yang
riil. Hal ini dapat mencerminkan karakter, perilaku, nilai, serta visi Anda yang
selaras dengan ambisi pribadi.

2. Integritas

Integritas artinya Anda harus berpegang pada pedoman moral dan


perilaku yang sudah ditetapkan oleh ambisi pribadi Anda.

3. Konsistensi

Konsistensi sangatlah dibutuhkan dalam berprilaku. Anda harus


memiliki keberanian meyakinkan orang lain untuk berpegang dan bisa
mengandalkan Anda.

4. Spesialisasi

Konsentrasi pada satu bakat inti atau keterampilan unik saja. Menjadi
seperti pada umumnya atau seperti orang kebanyakan tanpa adanya
spesialisasi keterampilan, kemampuan, atau bakat; tidak akan membuat Anda
unik, spesial, dan berbeda.

5. Otoritas

Otoritas yakni terlihat sebagai seorang ahli dalam bidang tertentu,


sangat berbakat, berpengalaman, dan merupakan seorang pemimpin yang
efektif.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


32

6. Keistimewaan

Merek pribadi perlu diekspresikan secara unik dan berbeda sehingga


memiliki keistimewaan tersendiri. Hal ini akan menambah nilai bagi Anda
jika dibandingkan dengan yang lainnya. Definisikan merek pribadi dengan
jelas agar audien dapat menangkap pesannya dengan cepat.

7. Relevan

Pesan dari merek Anda tersebut, haruslah relevan dengan sesuatu yang
dianggap penting oleh audien.

8. Visibilitas

Visibilitas berarti harus adanya pengulangan terus-menerus dan


pemaparan jangka panjang. Pesan harus disampaikan secara terus menerus dan
konsisten agar tertanam di benak audien.

9. Persistensi

Tentu butuh waktu agar merek Anda dapat tumbuh. Anda harus setia
pada merek tersebut, yakin terhadap diri sendiri, dan tetap bersabar.

10. Goodwill

Orang-orang hanya akan melakukan bisnisnya dengan prbadi yang


mereka sukai. Merek pribadi Anda akan memberi hasil lebih baik dan tahan
lebih lama bila Anda dipandang secara positif oleh orang lain.

11. Kinerja

Setelah merek pribadi Anda dikenal, kinerja merupakan elemen yang


penting. Jika Anda tidak melakukan sesuatu dan memperbaiki diri secara
terus menerus, personal hanya akan dianggap menjadi sebuah tipuan.

2. 10 Media Sosial dan Personal Branding

Menurut Juju dan Sulianta (2010), media sosial merupakan kombinasi


antara ruang lingkup elemen dunia maya, dalam produk-produk layanan

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


33

online seperti blog, forum diskusi, chat room, e-mail, website, dan juga
kekuatan komunitas yang dibangun pada jejaring sosial. Apa yang
dikomunikasikan di dalamnya memberikan kekuatan tersendiri karena akses
pembangunnya berupa teknologi dan juga „berbagai media interaksi‟ yang
dikomunikasikan dengan teks, gambar, foto, audio juga video. (Juju dan Sulianta
2010).

Media sosial adalah media yang kontennya diciptakan oleh masyarakat


umum dengan dukungan teknologi (website, atau web application) yang
menganut konsep web 2.0. Bentuk fisik dari social media: blog, microblog,
social networking site, photo sharing, video sharing, dan lain-lain (Rasyid, 2010).
Kehadiran media sosial merupakan perkembangan dari banyak medium interaksi
manusia yang sudah lahir sebelumnya.

Berikut karakteristik pada media sosial modern:

Transparansi: segalanya tampak keterbukaan karena elemen dan


materianya memang ditujukan untuk konsumsi public atau sekelompok
orang.
Dialog dan komunikasi: didalamnya akan terjalin suatu hubungan yang
sepenuhnya berupa komunikasi, misalnya antara branddengan para
„fans‟nya.
Jejaring relasi: hubungan antara elemen-elemen penyusun akan
terjalin dan juga relasi ini akan terbentuk pula antara individu atau
kumpulan individu atau suatu perwakilan yang dimotori oleh individu.
Multi Opini: setiap orang akan berargumen dan setiap orang
memiliki pandangan yang relatif; entah itu benar, salah atau berada dalam
grey area, ini tertuang dalam wujud komunikasi sebagai medianya.
Multi Form: wujudnya dapat berupa: social media press release,
Video news release, Internet dan elemen penyusun lainya, komunitas
jejaring sosial sebagai influencer atau kombinasi diantaranya (Juju dan
Sulianta, 2010).

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


34

Seiring perkembangan teknologi informasi, waktu demi waktu fungsi


media sosial semakin bertambah. Media sosial kini menjadi alat penjualan yang
paling digemari dengan target market yang spesifik. Media sosial merupakan
sarana yang pas untu memperkuat brand. Kunci utama penggunaan media sosial
yakni konsisten dengan konten. Frekuensi penggunaan media sosial dan cara
memanfaatkannya juga menjadi faktor penting yang tidak boleh luput dalam
membangun personal brand.

Alasan media sosial jauh lebih efektif dari media konvensional adalah
karena media sosial bersifat komunikasi dua arah. Orang-orang yang berada di
dalam jejaring media sosial lebih mempercayai informasi yang mereka dapatkan
dari orang-orang di jejaring media sosial terdekat. Mereka lebih memilih
membaca ulasan yang dibuat di Blog, dibanding harus menonton tayangan iklan
dengan produk yang sama.

Mayfield menjelaskan bawa media sosial mendorong kontribusi dan


umpan balik dari setiap orang yang tertarik terhadap suatu hal tertentu. Kontribusi
dan umpan balik ini telah mengaburkan garis pemisah antara media dan khalayak.
Jika pada era media konvensional garis pemisah antara media dan khalayak begitu
jelas, kini di era media sosial, bersama individu, kelompok atau organisasi tertentu
bisa menjadi media sekaligus khalayak. Di samping itu, individu tersebut juga
dapat dengan mudah mendapatkan umpan balik dari yang membaca tulisannya.

Mayfield menyatakan bahwa inti dari media sosial adalah menyiarkan,


yaitu mengirimkan atau menyalurkan konten tertentu kepada khalayak.
Kebanyakan pengguna media sosial berupaya untuk terhubungkan dengan situs-
situs, sumber daya, dan manusia tertentu. Sehingga dalam hal ini, pengguna baik
itu individu, kelompok, atau organisasi menggunakan media sosial untuk
terhubungkan dengan apa yang mereka tuju. Individu berusaha untuk
terhubungkan dengan individu lainnya, kelompok dan komunitas terhubung
dengan anggotanya dan perusahaan atau produsen terhubung dengan
konsumennya. Maka dengan bergabung dengan komunitas cyber merek ini,
individu berupaya untuk senantiasa memperoleh informasi terbaru dari merek.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


35

2.10.1 Instagram

Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang kini sedang


menjadi tren dunia. Aplikasi Instagram ini memungkinkan pengguna mengambil
foto, menerapkan filter digital, dan membagi hasil foto tersebut keberbagai media
sosial lainnya.

Kelahiran aplikasi Instagram ini dimulai oleh dua orang lulusan Stanford
University, yaitu Kevin Systrom dan Mike Krieger. Tepat pada 20 September
2010, Systrom dan Krieger Instagram pun diluncurkan. Hanya dalam waktu
setahun Instagram sudah diunduh oleh 31 juta pengguna.

Kepopuleran Instagram yang terus meningkat ini juga mendorong nilai


jualnya yang mencapai 1 milliar US ketika dibeli oleh Facebook pada tahun 2012.
Nama Instagram berasal dari pengertian keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata
“Insta” berasal dari kata “Instan”, seperti kamera polaroid yang pada masanya
lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Sedangkan kata “Gram” berasal dari
kata “Telegram”, karena cara kerja telegram sendiri adalah untuk mengirimkan
informasi kepada orang lain dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram berasal
dari “Instan-Telegram”.

Instagram menghadirkan banyak fitur-fitur yang dapat digunakan oleh


khalayak, antara lain sebagai berikut:

1. Kamera
Pengguna dapat menggunakan kamera pada Instagram untuk
mengambil foto. Foto yang diambil dapat tersimpan di dalam smartphone
atau gadget dari pegguna. Penggunaan kamera melalui Instagram juga
dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur
pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna.
2. Mengunggah Foto (Upload)
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk
mengunggah dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang
ingin diunggah dapat diperoleh melalui kamera yang tersdia di Instagram
ataupun foto-foto yang ada di album foto smartphone Anda.
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


36

3. Pengikut (Followers)
Sistem sosial di dalam Instagram adalah dengan menjadi pengikut
akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram. Dengan
demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram sendiri dapat
terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-foto
yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Pengikut juga menjadi salah
satu unsur yang penting, dan jumlah tanda suka dari para pengikut sangat
mempengaruhi apakah foto tersebut dapat menjadi sebuah foto yang
populer atau tidak.
4. Edit Foto dan Efek Foto
Pada versi awalnya, Instagram memiliki 15 efek foto yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting
fotonya. Efek tersebut terdiri dari: X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird, Sutro,
Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet, Nashville,
Gotham, 1977, dan Lord Kelvin. Pada tanggal 20 September 2011,
Instagam telah menambahkan 4 buah efek terbaru, yaitu Valencia, Amaro,
Rise, Hudson, dan menghapus 3 efek, Apollo, Poprockeet, dan Gotham.
Selain efek foto, Instagram juga menyediakan edit foto seperti Brighness,
Contrast, Saturation, Highlight, Tilt Shift, dan sebagainya.
5. Tanda Arroba (@)
Instagram juga memiliki fitur yang dapat digunakan penggunanya
untuk menyinggung pengguna lainnya dengan manambahkan tanda arroba
(@) dan memasukkan nama akun Instagram dari pengguna tersebut. Istilah
dari tanda arroba ini dikenal juga dengan mention atau tag. Mention ini
dimaksudkan untuk berkomunikasi dengan pengguna lain, agar pengguna
lain menyadari dan memperhatikan gambar yang diunggah.
6. Label Foto (Caption)
Sebuah label dalam Instagram adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan
menggunakan "kata kunci". Bila para pengguna memberikan label pada
sebuah foto, maka foto tersebut dapat lebih mudah untuk ditemukan. Label
itu sendiri dapat digunakan di dalam segala bentuk komunikasi yang

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


37

bersangkutan dengan foto itu sendiri. Para pengguna dapat memasukkan


namanya sendiri, tempat pengambilan foto tersebut, untuk memberitakan
sebuah acara, untuk menandakan bahwa foto tersebut mengikuti sebuah
lomba, atau untuk menandakan bahwa foto tersebut dihasilkan oleh
anggota komunitas Instagram. Foto yang telah diunggah dapat
dicantumkann label yang sesuai dengan informasi yang bersangkutan
dengan foto. Pada saat ini, label adalah cara yang terbaik jika pengguna
hendak mempromosikan foto di dalam Instagram.
7. Tanda Pagar (#)
Tanda pagar biasanya disertakan pada label foto Instagram. Menambahkan
tanda pagar pada sebuah kata akan membuatnya terhubung dengan
gambar-gambar lain dengan kata yang sama. Tanda pagar ini lebih dikenal
dengan sebutan hashtag.
8. Geotagging
Setelah memasukkan label foto, bagian selanjutnya adalah bagian
Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna smartphone
mengaktifkan GPS mereka. Geotagging adalah identifikasi metadata
geografis dalam situs web ataupun foto. Dengan Geotag, para penguna
dapat terdeteksi lokasi mereka telah mengambil foto tersebut atau tempat
foto tersebut telah diunggah. Pengguna pun dapat melihat foto-foto dari
pengguna lainnya dengan lokasi yang sama.
9. Tanda suka (Likes)
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang fungsinya
memiliki kesamaan dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai
penanda bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah.
Jumlah likes pada sebuah foto di dalam Instagram menjadi faktor khusus
yang mempengaruhi foto tersebut terkenal atau tidak. Namun jumlah
pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting membuat foto
menjadi terkenal. Bila sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung
foto tersebut akan masuk ke dalam halaman popular.
10. Komentar

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


38

Selain tanda suka, pengguna lain juga dapat memberika komentar


pada foto yang diunggah di Instagram. Komentar ini dapat berfungsi
sebagai komunukasi dua arah dari yang mengunggah foto dan melihatnya.
Sama seperti Facebook, kini komentar-komentar di Instagram juga dapat
diberi tanda suka, atau dibalas (reply).
11. Direct Message
Jika komentar dapat dibaca oleh semua pengguna Instagram, masih ada
fitur direct message pada Instagram. Dengan begitu, pengguna dapat
mengobrol langsung dengan sesama pengguna secara lebih pribadi.
12. Instagram Stories
Baru-baru ini Instagram juga telah menambahkan fitur Instagram
Stories. Sebuah fitur yang memungkinkan pengguna mengirim foto dan
video yang secara otomatis akan menghilang selama 24 jam. Fitur ini
mendorong pengguna untuk membuat dan membagikan konten lebih
banyak. Instagram Stories ini terletak pada bar bagian atas dari feed
Instagram.
13. Popular (Explore)
Bila sebuah foto masuk ke dalam halaman popular, yang
merupakan tempat kumpulan dari foto-foto popular dari seluruh dunia
pada saat itu. Secara tidak langsung foto tersebut akan menjadi suatu hal
yang dikenal dan dapat dilihat oleh siapapun, sehingga kemungkinan
jumlah pengikut juga dapat bertambah. Foto-foto yang berada di halaman
popular tersebut tidak akan seterusnya berada di halaman tersebut,
melainkan dengan berjalannya waktu akan ada foto-foto popular baru lain
yang masuk ke dalam daftar halaman dan menggeser posisi kepopuleran
foto tersebut.

Facebook Inc. mengumumkan bahwa saat ini pengguna Instagram sudah


memasuki angka 400 juta pengguna. Hanya dalam waktu sembilan bulan
Instagram telah berhasil menambah sebanyak 100 juta pengguna. Sebanyak 75%
dari pengguna Instagram berasal dari luar Amerika Serikat. Dengan mayoritas
berasal dari wilayah Eropa dan Asia. Brazil, Jepang, dan Indonesia memberikan
kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan pengguna Instagram
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


39

(http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-jumlah-pengguna-instagram-15-
kali-penduduk-indonesia.html).

Konsultan riset global, Kantar TNS, menyebutkan penggunaan platform


media sosial Instagram di Indonesia sendiri telah meningkat dua kali lipat
dibandingkan tahun 2014. Seiring dengan itu, pengguna Instagram di Tanah Air
pun kini teraktif di peringkat keempat untuk wilayah Asia-Pasifik. Hal itu
disimpulkan dari data survei Connected Life terhadap 70.000 konsumen. Hal ini
diperkuat dengan ungkapan Direktur Senior Kantar TNS Indonesia, Hansal Savla,
yang mengatakan, Indonesia merupakan pasar pengguna Instagram paling aktif
keempat di wilayah Asia-Pasifik, dengan jumlah pengguna sebesar 54% dari
keseluruhan jumlah pengguna internet. Instagram disukai karena menawarkan
kepada para pengguna cara yang lebih cepat, lebih mudah, dan menarik secara
visual dalam berbagi momen mereka, terutama dalam bentuk gambar dan video
(http://www.beritasatu.com/iptek/389500-pengguna-instagram-di-indonesia-
teraktif-ke4-di-asiapasifik.html).

Gambar 2.1 Jumlah pengguna Instagram di Indonesia

Dari data di atas, terlihat bahwa jumlah pengguna Instagram di Indonesia


hingga Oktober 2016 telah mencapai lebih dari 28 juta. Dengan rentang usia 13-
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


40

55 tahun, pengguna Instagram sebanyak 46% didominasi oleh pengguna dengan


usia 18-24 tahun. TNS secara detail juga menjelaskan temuannya mengenai
pengguna Instagram di Indonesia. Hasil temuan dari penelitian tersebut
menyatakan sebagai berikut.
a. 97% pengguna menuliskan komentar pada postingan dan menandai
(mention) teman-teman mereka yang mendorong proses pencarian.
b. 85% pengguna di Indonesia juga memposting di media sosial lainnya
langsung dari Instagram (cross posting)
c. 49% juga membeli produk dari penjual atau brand yang mereka ikuti
(follow).
Masyarakat Indonesia menggunakan Instagram untuk mencari inspirasi,
membagi pengalaman saat bepergian, dan mencari informasi serta tren terbaru
(https://id.techinasia.com/jumlah-pengguna-instagram-indonesia). Hal inilah yang
membuat Instagram semakin banyak peminatnya.

Pertumbuhan yang signifikan dari Instagram itu menyediakan berbagai


peluang baru bagi para pemilik brand untuk menargetkan dan berhubungan
dengan konsumen. Penelitian dari Kantar TNS ini juga menemukan bahwa
influencer dan selebritas merupakan kunci penghubung dengan konsumen.
Hampir separuh dari pengguna yang berusia 16 - 24 tahun (43%) menyatakan
lebih percaya kepada apa yang orang katakan tentang
suatu brand secara online dibandingkan dengan sumber resmi, seperti
koran, website resmi brand, atau iklan TV. Generasi muda masa kini merupakan
kelompok yang lebih berorientasi kepada influencer, blogger terpercaya, dan
sesamanya, ketimbang kepada informasi dari suatu brand. Seiring dengan minat
untuk mengadopsi tren baru, mereka mungkin akan mulai mengikuti
para influencer di media sosial sebagai sumber inspirasi dan informasi.
Instagram terus mengembangkan diri menjadi produk yang selalu unggul
di mata penggunanya. Berbagai fitur menarik ditambahkan Instagram demi
meningkatkan kepuasan penggunanya, baik untuk kepentingan pribadi ataupun
bisnis yang berhubungan dengan perusahaan atau brand tertentu.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


41

2.11 Konsep Diri

Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep


tentang diri sendiri. Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi
kehidupan individu karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak
dalam berbagai situasi (Calhoun & Acocella, 1990).

Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang


membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart & Sudden, 1998). Konsep diri merupakan gambaran
yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-
pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh William D. Brooks (Rakhmat,


2003: 99), bahwa konsep diri adalah persepsi psikologi, sosial, dan fisik terhadap
diri sendiri yang didapat dari berbagai pengalaman dan interaksi dengan orang
lain. Sedangkan Taylor (Rakhmat, 2003: 100) mengartikan konsep diri sebagai
semua yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang tentang dirinya sendiri, serta
seluruh keyakinan dan sikap yang dimiliki seseorang tersebut.

Apabila konsep diri seseorang bersifat positif maka ia memiliki


kepribadian yang bersifat stabil, dapat menerima dirinya apa adanya, mampu
merancang tujuan hidup dan mampu menghadapi kehidupan di masa yang akan
datang. Sebaliknya, bila seseorang mengembangkan konsep diri negatif, maka
seseorang memiliki pandangan dan pengetahuan yang buruk tentang dirinya, tidak
memiliki kestabilan diri dan tidak dapat menerima kritikan dari orang lain
mengenai dirinya (Calhoun & Acocella, 1995: 72).

Menurut Cooley (Rakhmat, 1991: 99), kita melakukannya dengan


membayangkan diri kita sebagai orang lain. Cooley menyebut gejala ini looking-
glass self (cermin diri), seakan-akan kita menaruh cermin di depan kita. Pertama,
kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain. Kedua, kita
membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita
membayangkan semacam perasaan diri tertentu seperti rasa harga diri, rasa malu,
sebagai akibat dari bayangan kita mengenai penilaian oleh orang lain.
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


42

Menurut Jalaludin Rakhmat, terdapat 2 faktor yang mempengaruhi konsep


diri seseorang, antara lain:

a. Orang lain
Marcel mengemukakan tentang peranan orang lain dalam memahami diri
kita, bahwa kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih
dahulu. Penilaian dari orang lain, akan membentuk konsep diri kita. Lain
halnya dengan Sullivan yang menjelaskan bahwa jika kita diterima orang
lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cendrung
bersikap menghormati dan menerima diri kita (Marcel & Sullivan dalam
Rakhmat, 2004: 101).

Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri
kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat
dengan diri kita. Mead menyebut mereka significant others, yaitu orang lain
yang sangat penting. Sedangkan Dewey dan Humber menyebutnya dengan
affective others, yaitu orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan
emosional. Secara perlahan kita membentuk konsep diri kita dari mereka.

b. Kelompok Rujukan (Reference Group)


Pembentukan konsep diri juga dapat dipengaruhi oleh kelompok yang
disebut dengan kelompok rujukan. Dengan melihat ini, orang mengarahkan
perilakunya dan meyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Berada
dalam kelompok rujukan ini membuat kita merasa sebagai bagian dari
kelompok, dengan sifat-sifat dari kelompok tersebut menurut pandangan kita
(Rakhmat, 2004: 100-104).

DeVito (1995) dalam bukunya The Interpersonal Communication Book


menyebutkan bahwa konsep diri berasal dari perasaan dan pemikiran seseorang
tentang kekuatan dan kelemahannya, serta kemampuan dan keterbatasannya.
Konsep diri ini dikembangkan menjadi tiga bagian, yakni: (1) Gambaran
seseorang yang diungkapkan oleh orang lain. (2) Perbandingan yang dibuat oleh
seseorang tersebut dengan yang lainnya. (3) Cara seseorang menginterpretasi dan
mengevaluasi pemikiran serta tingkah lakunya sendiri.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


43

1. Penggambaran Orang lain terhadap Diri Individu

Berdasarkan konsep cermin diri dari Charles Horton Cooley‟s (1922),


seseorang akan melihat dirinya atas apa yang diungkapkan oleh orang lain
tentangnya. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara orang lain
memperperlakukan dan bereaksi terhadap seseorang tersebut.

Konsep diri terbentuk dalam waktu yang lama dan pembentukan ini
tidak dapat diartikan, bahwa dengan adanya reaksi yang tidak biasa dari
seseorang dapat merubah konsep diri. Apabila tipe reaksi seperti ini sangat
sering terjadi atau muncul karena orang lain yang memiliki arti (significant
others); orang yang dinilai seperti orangtua dan teman, maka reaksi ini
mungkin berpengaruh terhadap konsep diri. Konsep diri relatif stabil karena
biasanya memilih teman yang menganggap diri individu tersebut sebagaimana
ia melihat dirinya sendiri.

Seseorang secara khusus akan melihat dirinya berdasarkan apa yang


kebanyakan orang terdekatnya (significant others) ungkapkan. Ketika kecil,
seseorang akan melihatnya dari orang tua, juga guru mereka. Namun ketika
telah dewasa significant others bisa berasal dari sahabat, pasangan, atau rekan
kerja. Jika significant others ini memiliki interaksi yang cukup tinggi dengan
seseorang, maka hal positif dari individu tersebut dapat ikut tercermin dalam
tingkah lakunya. Lain halnya jika significant others tersebut interaksinya
kecil, maka seseorang hanya akan melihat lebih banyak gambaran negatifnya.
Cerminan dari orang lain inilah yang akan membantu seseorang
mendefiniskan konsep dirinya.

2. Perbandingan Sosial

Cara lainnya untuk mengembangkan konsep diri seseorang adalah


dengan membandingkan dirinya dengan orang lain. Ketika seseorang ingin
tahu mengenai siapa dirinya dan seberapa efektif dan kompeten dirinya, ia
dapat membandingkannya dari rekan-rekannya.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


44

Konsep diri seseorang tergantung kepada cara bagaimana seseorang


membandingkan dirinya dengan orang lain. biasanya seseorang lebih suka
membandingkan dirinya dengan orang-orang yang hampir serupa dengan
dirinya. Jadi bagian-bagian dari konsep diri dapat berubah cukup cepat di
dalam suasana sosial.

3. Interpretasi dan Evaluasi Diri Sendiri

Seseorang juga perlu melakukan interpretasi dan evaluasi pada dirinya.


Interpretasi dan evaluasi ini dapat membantu seseorang membentuk konsep
dirinya. Ia mungkin akan menilai tindakannya dengan positif, kemudian
merasa lebih baik dengan tindakan tersebut, dan sebagai hasilnya, tentang
konsep dirinya sendiri.

Misalnya, jika seseorang percaya bawa berbohong itu salah. Maka jika ia
berbohong, maka ia akan menilai tindakannya tersebut negatif. Ia akan merasa
bersalah jika ia melakukan hal yang bertolak belakang dengan
kepercayaannya. Begitupun sebaliknya, jika ia melakukan tindakan yang
menurutnya baik, maka ia pun akan menilai dirinya dengan lebih positif.

Dalam penelitian ini, salah satu tujuan peneliti adalah ingin memberikan
gambaran mengenai konsep diri dari pelaku personal branding. Peneliti juga
ingin mengetahui ada atau tidaknya perubahan pada diri pelaku personal branding
setelah memperoleh popularitas di media sosial.

2.12 Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah media sosial;


khususnya Instagram, dapat membentuk personal branding, serta untuk
memberikan gambaran tentang ada atau tidaknya perbedaan konsep diri individu
dahulu hingga sekarang setelah banyak dikenal khalayak. Penelitian ini memiliki
pola seperti berikut ini:

QA
AUTHENTIC PERSONAL
PERSONAL INSTAGRAM
BRANDING
BRANDING
CR
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


45

Menurut Wood dan Smith (2005) terdapat beberapa variabel yang dapat
digunakan untuk menciptakan identitas online, yaitu vividness dan interactivity.
Identitas online yang disampaikan secara konsisten dapat menghadirkan
kesadaran. Begitu juga dengan keterbukaan akses yang akan dikatakan dapat
menjadikan seseorang “social”. Demikian juga dengan aktifitas-aktifitas yang
dilakukan seseorang di media sosial, akan mendorong terjadinya interaksi yang
tentu akan menciptakan kesadaran dan citra diri.

Dalam penelitian ini, peneliti menempatkan Qonitah Al Jundiah dan


Cheryl Raissa sebagai informan utama dalam hal pembentukan personal branding
melalui media sosial Instagram. Peneliti menggunakan karakteristik Authentic
Personal Branding dari Rampersad untuk mencari tahu bagaimana pembentukan
personal branding melalui media sosial Instagram. Selain itu, peneliti juga ingin
melihat ada atau tidaknya perbedaan dalam diri kedua informan utama tersebut
dalam pembentukan personal branding di media sosial Instagram.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Upaya untuk menemukan kebenaran dilakukan peneliti melalui model-


model tertentu, yang dikenal dengan istilah paradigma. Bogdan dan Biklen
menjelaskan bahwa paradigma terdiri dari sejumlah asumsi yang dipegang
bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir pada penelitian
(Moleong, 2011: 49). Paradigma adalah seperangkat proposisi (pernyataan yang
menerangkan bagaimana dunia dan kehidupan secara umum dipersepsikan
(Poerwandari dalam Salim, 2006). Paradigma juga diartikan sebagai keseluruhan
gabungan kepercayaan, nilai, teknologi yang dimiliki bersama oleh anggota dari
suatu kelompok tertentu.
Paradigma dalam suatu wilayah riset menjadi seperangkat konstruksi cara
pandang dalam menetapkan nilai-nilai dan tujuan penelitian. Paradigma
memberikan arah tentang bagaimana pengetahuan harus didapat dan teori-teori
apa yang seharusnya digunakan dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu
paradigma memberikan batasan-batasan tertentu apa yang harus dikerjakan,
dipilih, dan diprioritaskan dalam sebuah penelitian (Bonifasius, 2015). Paradigma
juga merupakan salah satu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia
nyata (Mulyana, 2004).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma post-positivisme.
Paradigma ini memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks,
dinamis, dan penuh makna. Karakteristik utama dalam paradigma post-positivisme
adalah pencarian makna di balik suatu data. Bungin (2009) memaparkan bahwa
paradigma post-positivisme menekankan beberapa faktor dalam penelitian, antara
lain: 1) Secara ontologis, post-positivisme bersifat critical realism yang
memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum
alam, tetapi adalah sesuatu hal yang mustahil jika suatu realitas dapat dilihat
secara benar oleh manusia. 2) Secara metodologis pendekatan eksperimental

47 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


48

melalui observasi saja tidak cukup, tetapi harus menggunakan metode triangulasi
penelitian, yaitu penggunaan berbagai macam metode, sumber data, penelitian dan
teori. 3) Secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti dengan
objek atau realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan pada penelitian ini adalah kualitatif, dimana realitas yang


diteliti dipahami dengan pendekatan yang menyeluruh dan tidak melakukan
pengukuran pada bagian tertentu dari realitas tersebut. Pendekatan kualitatif
sebagai sebuah realitas yang bersifat ganda dan kompleks, satu sama lain saling
berhubungan sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Dalam
penelitian kualitatif, kenyataan dipandang sebagai suatu keutuhan makna yang
tidak dapat di pecah-pecah dalam variabel. Sesuai dengan karakteristik yang
melekat pada pendekatan kualitatif maka tujuan penelitian ini adalah memahami
sebuah proses pembentukan personal branding melalui media sosial Instagram
hingga seseorang tadinya tidak dikenal oleh khalayak, menjadi populer dan
banyak diikuti oleh audiensnya.

Rakhmat (2004) menjelaskan tujuan penelitian kualitatif secara deskriptif


adalah untuk: a) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada; b) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan
praktek-praktek yang dilakukan; c) membuat perbandingan atau evaluasi; d)
menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah-masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menerapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang.

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial


yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 1996: 3). Riset kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


49

Riset kualitatif bersifat tidak terstuktur, eksploratif, didasarkan pada


sampel dan menggunakan teknik kualitatif yaitu dengan wawancara dan asosiasi
kata (menanyakan pada responden untuk menunjukkan respon mereka terhadap
kata stimulus, serta wawancara mendalam yang mengukur pandangan responden
secara detail) (Maholtra, 2005: 44). Kesimpulan-kesimpulan penelitian dibuat
tidak berdasarkan perhitungan-perhitungan kuantitatif, melainkan berdasarkan
deskripsi cermat atas realitas. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
berusaha menangkap aspek-aspek dunia sosial yang sulit diukur dengan angka-
angka (Neuman, 2003: 146).

3.3 Studi Kasus

Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus untuk menjawab


pertanyaan penelitian mengenai proses pembentukan personal branding melalui
media sosial serta konsep diri pelaku personal branding. Studi kasus adalah
sebuah strategi penelitian dengan berbagai sumber bukti (bukti kualitatif,
kuantitatif, ataupun gabungan antara keduanya) dari sebuah satuan pengamatan
yang dibatasi waktu dan tempat tertentu. Kasus yang diangkat bisa berupa
organisasi, sekelompok orang sebagai kesatuan sosial atau kelompok kerja,
komunitas, peristiwa, suatu proses, isu, atau kampanye (Daymon & Holloway,
2008).

Studi kasus adalah studi yang mengeskplorasi suatu masalah dengan


batasan yang terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Studi ini dibatasi oleh waktu dan tempat,
serta kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
Studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif merupakan penelitian
yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu lembaga
atau gejala tertentu dengang daerah atau subyek yang sempit. Studi kasus yang
baik harus dilakukan secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus
yang diselidiki. Meskipun demikian data yang diperoleh tidak saja dari kasus yang
diteliti, tetapi juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan
mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data pada studi kasus
dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas pada kasus yang diteliti.
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


50

Pada umumnya, studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi,


‘kasusnya’ mungkin individu, sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti
kelompok kerja atau kelompok sosial, komuitas, peristiwa, proses, isu, maupun
kampanye (Daymon dan Holloway, 2008: 162). Studi kasus dapat dibedakan
dalam beberapa tipe (Poerwandari: 2007, 125) yaitu:

Studi kasus intrinsik yaitu penelitian dilakukan karena ketertarikan atau


kepedulian pada suatu kasus tertentu. Penelitian dilakukan untuk
memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk
menghasilkan konsep atau teori apapun.
Studi kasus instrumental yaitu penelitian pada suatu kasus unik tertentu,
untuk memahami isu dengan lebih baik, mengembangkan, serta
memperhalus teori.
Studi kasus kolektif yaitu studi kasus instrumental yang diperluas sehingga
mencakup beberapa kasus. Studi kasus ini sering disebut studi kasus
majemuk atau studi kasus komparatif. Tujuannya adalah untuk
mempelajari fenomena/populasi/kondisi umum dengan lebih mendalam.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kasus intrinsik mengenai


proses individu dalam membentuk personal branding melalui media sosial
Instagram, serta konsep diri dari masing-masing individu tersebut dengan
posisinya kini yang banyak dikenal khalayak. Dari deskripsi tersebut, akan
dijabarkan masing-masing proses berdasarkan data yang ada dari pihak-pihak
yang berkaitan, dan disesuaikan dengan konsep yang ada. Hal ini dilakukan untuk
memahami kasus tersebut secara utuh, tanpa harus dimaksudkan untuk
menghasilkan konsep atau teori apapun.

3.4 Sumber Data dan Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dikenal data primer
dan data sekunder. Menurut Subagyo (1991) data primer adalah data yang yang
didapat langsung atau diperoleh langsung dari sumber-sumbernya. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan, literatur, serta dokumen yang
mendukung penelitian. Dalam penelitian ini, data primer didapatkan melalui

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


51

wawancara mendalam dan observasi terhadap obyek penelitian. Sedangkan data


sekunder diperoleh dari berbagai dokumen yang dinilai akurat dalam membantu
analisis sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas dan komprehensif tentang
permasalahan yang diteliti.

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban informan melalui
teknik wawancara mendalam dan observasi.

3.4.1.1 Wawancara

Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk


memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi
terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
lain (Banister dalam Poerwandari, 2007: 146).

Dalam penelitian kualitatif, seseorang melakukan wawancara untuk


mencapai beberapa tujuan, diantaranya yaitu:

1) Memahami sudut pandang orang yang diwawancarai mengenai sebuah hal


2) Memunculkan kembali pengalaman dari masa lalu
3) Memperoleh masukan informasi dari ahlinya
4) Memperoleh deskripsi kejadian yang tidak tertangkap oleh pengamatan
5) Memperoleh kepercayaan
6) Memahami hubungan dari sensitif
7) Menganalisa jenis diskursus tertentu
(Patton, 2002: 106)

Wawancara ini dilakukan untuk menghadapi hal-hal yang tidak dapat


diamati langsung seperti pikiran, perasaan, dan niat seseorang. Informan bebas
menjawab secara panjang lebar hingga detail dan kedalamannya dapat diperoleh.
Menurut Sugiyono (2005) terdapat beberapa teknik wawancara, yaitu:

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


52

1. Wawancara terstuktur, teknik ini diperoleh apabila peneliti telah


mengetahui dengan pasti informasi yang diperoleh. Oleh sebab itu, peneliti
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis.
2. Wawancara semi terstuktur, teknik wawancara ini termasuk ke dalam
kategori in depth interview. Dalam pelaksanaannya, teknik ini lebih bebas
dibanding wawancara terstuktur.
3. Wawancara tak terstuktur, teknik wawancara ini bersifat bebas, sebab
dalam melakukan wawancara peneliti tidak menggunakan pedoman
pertanyaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara semi


terstuktur. Peneliti sebelumnya telah menyiapkan beberapa pertanyaan tertulis.
Meskipun pertanyaan-pertanyaan yang yang diajukan pada informan berasal dari
instrumen yang sudah ada, namun jawaban informan tidak bersifat tertutup.

3.4.1.1.1 Teknik Penentuan Informan

Dalam menentukan informan yang akan di wawancarai, peneliti


menggunakan sampel purposif yang biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif. Dengan begitu, informan merupakan orang-orang yang
bersinggungan langsung dengan permasalahan sehingga bisa menjawab sesuai
pertanyaan penelitian yang telah diarahkan.

Peneliti memilih enam informan yang terbagi dalam dua informan


utama dan empat informan pendukung lainnya, untuk mewakili aspek yang
akan digali pada penelitian ini. Dua narasumber utama merupakan pelaku
personal branding di Instagram, dua informan berikutnya merupakan pengikut
(followers) akun Instagram mereka, serta dua informan lainnya yang
merupakan orang terdekat dari pelaku personal branding. Hal ini dilakukan
agar dapat mengetahui juga gambaran personal branding mereka dari sisi
informan lainnya yang berbeda. Pemilihan informan ini disesuaikan dengan
karakeristik narasumber yang disampaikan oleh Bungin (2009), bahwa

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


53

narasumber dianggap kredibel dalam memberikan informasi karena memenuhi


unsur di bawah ini:

1. Narasumber telah cukup lama, intensif dan menyatu dengan


kegiatan yang akan diteliti. Selain itu ia juga harus menghayati
secara sungguh-sungguh akibat dari keterlibatannya yang cukup
lama dengan lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan.
2. Narasumber masih terlibat secara aktif pada lingkungan atau
kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.
3. Narasumber mempunyai waktu untuk diwawancarai.
4. Narasumber dalam memberikan informasi tidak cenderung
diolah atau dipersiapkan terlebihn dahulu. Mereka tergolong apa
adanya dalam memberikan informasi.

Adapun keenam informan yang dipilih oleh peneliti adalah sebagai


berikut:

1. Pelaku personal branding yang namanya mulai dikenal semenjak aktif


mengunggah konten-konten di Instagram. Informan telah cukup lama
menggunakan Instagram serta memiliki jumlah followers yang banyak.
Dalam hal ini followers-nya telah mencapai puluhan ribu. Serta telah
menjalin kerjasama dengan banyak pihak peng-endorse. Untuk kriteria ini,
peneliti memilih Qonitah Al Jundiah (QA), pemilik akun Instagram
@thataljundiah yang kini lebih populer disebut sebagai Selebgram.
2. Informan ini memiliki kriteria yang hampir sama dengan informan di atas.
Informan telah cukup lama menggunakan Instagram, memiliki jumlah
followers yang banyak, serta telah menjalin kerjasama dengan banyak
pihak peng-endorse. Hanya saja, memiliki minat yang berbeda dalam hal
konten yang diunggah di Instagram. Untuk kriteria ini, peneliti memilih
Cheryl Raissa (CR), pemilik akun Instagram @cherylraissa yang kini lebih
populer disebut sebagai Selebgram.
3. Pengikut akun Instagram @thataljundiah, pernah bertemu dan menjalin
kerjasama dengan Qonitah Al Jundiah, serta bekerja di bidang Social
Media salah satu perusahaan. Peneliti ingin melihat image dari personal
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


54

branding Qonitah Al Jundiah di Instagram dari followers-nya. Untuk


kriteria ini, peneliti memilih Silmia Putri yang sudah cukup lama
mengikuti akun Instagram @thataljundiah dan sempat menjalin kerjasama
dengan Qonitah Al Jundiah.
4. Pengikut akun Instagram @cherylraisaa, pernah bertemu dengan Cheryl
Raissa secara langsung, sehingga tidak hanya mengetahui Cheryl Raissa
sebatas dari gambar-gambar Instagram saja. Peneliti ingin melihat image
dari personal branding Cheryl Raissa baik di Instagram ataupun saat
bertemu langsung dengan followers-nya. Untuk kriteria ini, peneliti
memilih Nurul Husni yang sudah cukup lama mengikuti akun Instagram
@cherylraissa, pernah meniru melakukan apa yang Cheryl Raissa unggah
di Instagram, serta pernah bertemu secara langsung dengan Cheryl Raissa.
5. Orang terdekat Qonitah Al Jundiah, yang telah mengenalnya sebelum
Qonitah Al Jundiah populer sebagai Selebgram. Hal ini untuk mengetahui
lebih dalam mengenai perubahan diri serta image dari personal branding
Qonitah Al Jundiah di mata orang-orang terdekatnya. Untuk kriteria ini,
peneliti memilih sahabat dari Qonitah Al Jundiah, yaitu Isti Februari.
6. Orang terdekat Cheryl Raissa, yang telah mengenalnya jauh sebelum
Cheryl Raissa populer sebagai Selebgram. Hal ini untuk mengetahui lebih
dalam mengenai perubahan diri serta image dari personal branding Cheryl
Raissa di mata orang-orang terdekatnya. Untuk kriteria ini, peneliti
memilih sahabat dari Cheryl Raissa, yaitu Rand Rasyid.

Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data Primer

Jenis Data Unit Analisis Unit Respons Metode Konsep


Pengumpulan
Data
Data Primer Proses QA Wawancara Authentic
Pembentukan CR Wawancara Personal
Personal Branding:
Branding proses hingga
dikenal sebagai
Selebgram,

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


55

konten apa saja


yang diunggah
Followers QA Wawancara Authentic
Followers CR Wawancara Personal
Branding:
gambaran
mengenai
kedua Informan
utama
Sahabat QA Wawancara Authentic
Sahabat CR Wawancara Personal
Branding:
otentik,
goodwill,
gambaran
mengenai
kedua Informan
utama
Konsep Diri QA Wawancara Konsep diri:
Pelaku CR Wawancara other image of
Personal you, social
Branding comparison,
interpretation
and evaluation
Sahabat QA Wawancara Konsep diri:
Sahabat CR Wawancara image informan
utama di mata
significant
other

3.4.1.2 Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan observasi (pengamatan)


secara langsung di lapangan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data atau
bukti riil yang dapat menunjang hasil penelitian. Menurut Nawawi dan
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


56

Martini (1991) dalam Bonifasius (2015), observasi adalah pengamatan dan


pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala dalam obyek penelitian. Bungin (2009) juga menjelaskan
bahwa observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan keseharian manusia
dengan indera penglihatan sebagai alat bantu utamanya, selain panca indera
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit sebagai alat bantu yang
lain. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subyek dan
hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tersedia sehingga peneliti tinggal mencari,
mengumpulkan, dan menganalisis. Dalam hal ini, peneliti harus dapat
menyesuaikan data mana saja yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada
penelitian ini data sekunder diperoleh dari media sosial yang terkait dengan
penelitian, khususnya gambar-gambar serta akun-akun lain di Instagram yang
berhubungan dengan pelaku personal branding yang akan diteliti sebagai studi
kasus. Selain itu peneliti juga memperoleh data dari media online yang
membahas mengenai kedua informan utama tersebut.

3.4.3 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif


dikembangkan dengan maksud memberi makna terhadap data, menafsirkan atau
mentransformasikan data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang mengarah pada
temuan yang bernuansa proporsi-proporsi ilmuwan yang sampai pada
kesimpulan-kesimpulan final. Kunci pokok penelitian kualitatif adalah menjawab
pertanyaan mengenai bagaimana peneliti sampai pada kesimpulan-kesimpulan
bertolak dari data yang ada (Punch dalam Pawito, 2007).

Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang dihasilkan tidak


dimaksudkan untuk digeneralisasi tetapi sebagai gambaran interpretatif tentang
realitas atau gejala. Temuan yang dihasilkan pada dasarnya bersifat terbatas pada
kasus yang diamati (Pawito, 2007).
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


57

3.5 Keabsahan Data

Keabsahan diperlukan dalam suatu penelitian. Keabsahan ini akan menguji


kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang
dialami dan dirasakan atau dibayangkan (Kriyantono, 2008: 70). Menurut
Moleong (2006) untuk mentapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria tersebut dapat dilihat dari hal-hal
berikut, antara lain:

1) Kredibilitas
Pengujian kredibilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
pemeriksaan triangulasi. Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck
temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber,
metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan
jalan: pertama, mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan; kedua,
mengeceknya dengan berbagai sumber data; dan ketiga, memanfaatkan
berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Peneliti mengajukan tiga variasi pertanyaan yang berbeda untuk


keenam informan. Tiga pertanyaan tersebut terdiri dari pertanyaan untuk
menggali informan utama, untuk followers dari informan utama, serta
untuk sahabat dari informan utama. Kemudian peneliti juga mengeceknya
dengan observasi dari berbagai sumber data, baik dari hasil mengamati
Instagram dari informan utama, dari berita di media online dan
menghubungkannya dengan teori yang peneliti yang gunakan.

2) Transferabilitas
Pada penelitian kualitatif, transferabilitas berkenaan dengan hasil
penelitian yang didapat dapat diaplikasikan oleh pemakai penelitan,
penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para pembaca laporan
memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan
fokus penelitian (Sugiyono, 2012: 276).

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


58

Peneliti memilih fokus menggunakan teori Authentic Personal


Branding dalam mengklasifikasikan pembentukan personal branding
secara detail. Hal ini diharapkan dapat membuat pembaca memahami
poin-poinnya dengan baik hingga dapat mengaplikasikannya.

3) Dependability
Peneliti mengusulkan hal-hal berikut yang dianggap lebih penting
dari reabilitas, antara lain:

Koherensi, yakni metode yang dipilih memang mencapai tujuan


yang diinginkan.
Keterbukaan, sejauh mana peneliti membuka diri dengan
memanfaatkan metode yang berbeda untuk mencapai tujuan.
Diskursus, sejauh mana dan seintensif apa peneliti mendiskusikan
temuan dan analisisnya dengan orang lain.

4) Konfirmabilitas
Agar penelitian ini dapat dikonfirmasikan, peneliti harus mampu
menunjukkan bagaimana data terkait dengan sumbernya, sehingga
pembaca dapat menetapkan bahwa kesimpulan dan penafsiran muncul
secara langsung dari sumber tersebut (Daymon & Holloway, 2008: 147).

Peneliti menggunakan wawancara mendalam dengan keenam


informan dan observasi data untuk menunjukkan bagaimana data terkait
dengan sumbernya. Peneliti mengutip beberapa pernyataan informan yang
terkait dengan sumbernya, sehingga pembaca dapat menetapkan bahwa
kesimpulan memang muncul secara langsung berdasarkan dari informan
penelitian.

Strategi untuk menempuh kualitas data, dapat dilakukan dengan beragam


cara (Daymon & Holloway, 2008: 147), yaitu:

Desain riset longitudinal: peneliti terlibat dalam latar atau situasi riset
selama kurun waktu tertentu.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


59

Member checking: mencocokkan pemahaman peneliti mengenai data


dengan orang-orang yang diteliti, dengan merangkum, mengulangi, atau
menyatakan kembali dengan bahasa peneliti sendiri mengenai ucapan
orang yang diteliti, sekaligus menyoal kejujuran dan penafsiran mereka.
Diskusi kolega: melibatkan beberapa rekan untuk menganalisis ulang data
mentah penelitian, lalu mendiskusikan setiap komentar peneliti terhadap
penafsiran mereka.
Menunjukkan audit trail: catatan terperinci berisi dokumentasi data,
keputusan dan metode yang telah dibuat selama proyek berlangsung.
Deskripsi padat: uraian rinci tentang proses, konteks, dan orang-orang
yang terlibat dalam riset, berikut makna inklusif dan maksud-maksud para
partisipan.
Pencarian dampak alternatif dan penjelasan alternatif.
Triangulasi (data, peneliti, teori, metode): kombinasi beberapa sudut
pandang, baik dalam kombinasi metode pengumpulan data, kombinasi
beberapa peneliti, kombinasi beberapa teori, atau kombinasi beberapa
metode. Patton (1999) memaparkan ada empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, sebagai berikut:
1. Triangulasi data, dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber
data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau
dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki
sudut pandang yang berbeda. Dalam hal ini peneliti harus menuju
suatu sumber untuk dibandingkan dengan sumber lainnya.
2. Triangulasi pengamat, yaitu adanya pengamat di luar peneliti yang
turut memeriksa hasil pengumpulan data.
3. Triangulasi teori, yaitu penggunaan berbagai metode untuk meneliti
suatu hal, seperti membandingkan hasil dari metode wawancara
dengan hasil metode observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan member checking dan


triangulasi data untuk mendapatkan keabsahan data. Dengan member checking,
peneliti mencocokkan data pemahaman peneliti mengenai data primer maupun
data sekunder dari orang-orang yang diteliti, dengan merangkum, mengulangi,
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


60

atau menyatakan kembali dengan bahasa peneliti sendiri mengenai ucapan orang
yang diteliti. Sedangkan dengan triangulasi data, peneliti juga menggunakan
berbagai sumber, tak hanya data primer dan sekunder tetapi juga hasil observasi,
serta mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang
yang berbeda.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Profil Informan

Dalam penelitian ini terdapat beberapa pihak yang peneliti jadikan sebagai
informan. Qonitah Al Jundiah (@thataljundiah) dan Cheryl Raissa
(@cherylraissa) merupakan informan utama dalam penelitian ini. Mereka dikenal
sebagai ‘Selebgram’ atau Seleb Instagram dengan jumlah followers lebih dari
50.000. Mereka sama-sama mengenakan hijab, namun konten yang mereka
sajikan di Instagram berbeda. Qonitah Al Jundiah lebih sering berbagi inspirasi
fashion, sedangkan Cheryl Raissa berbagi inspirasi dalam bertata rias.

4.1. 2 Qonitah Al Jundiah

Gambar 4.1 Instagram Qonitah Al Jundiah

61 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


62

Qonitah Al Jundiah atau akrab dipanggil Thata, mulai dikenal sebagai


Selebgram karena konten fashion yang sering ia bagikan di akun Instagram-nya
@thataljundiah. Thata pernah bekerja sebagai Fashion Stylist di sebuah majalah
fashion. Ia juga bekerja freelance sebagai Fashion Stylist untuk brand tertentu.
Beberapa kali ia kerap diundang untuk hadir dalam acara-acara yang berhubungan
dengan fashion, baik off-air maupun on-air. Bahkan ia juga sempat dipercaya
menjadi Host di salah satu program tv.

4.1. 3 Cheryl Raissa

Gambar 4.2 Instagram Cheryl Raissa

Cheryl Raissa dikenal sebagai Selebgram dengan konsistensinya


mengunggah konten seputar kecantikan dan tata rias di Instagram. Cheryl sempat
bekerja sebagai Make Up Artist. Hasil pulasan make up-nya banyak membuat
khalayak terkagum. Ia sering membagikan teknik dan trik dalam memulas wajah
pada akun Instagram-nya. Ia pun pernah menjadi talent untuk brand kosmetik

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


63

serta diundang ke acara-acara produk kecantikan ternama. Kerap kali ia juga


dipercaya menjadi narasumber pada beauty and inspiration talkshow.

Peneliti juga meminta beberapa pihak untuk memberikan pendapatnya


terkait penelitian ini. Informan lainnya yaitu Silmia Putri, followers
@thataljundiah yang juga sempat bekerja sebagai Supervisor Social Media di
sebuah e-commerce fashion. Beberapa kali juga menjalin kerjasama dengan
Thata. Kemudian, Nurul Husni sebagai followers dari @cherylraissa yang juga
memiliki ketertarikan pada hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan dan tata
rias wajah. Sahabat Thata dan Cheryl yakni Isti Februari dan Rand Rasyid juga
turut menjadi informan lainnya sebagai pelengkap data penelitian.

4.2 Pembentukan Personal Branding di Media Sosial Instagram

Seorang pelaku personal branding harus mampu memilih saluran mana


yang sesuai dengan penyampaian pesannya. Ketika membangun personal brand
apabila dikombinasikan dengan sarana yang tepat, akan memunculkan kinerja
puncak dan menciptakan dasar yang stabil bagi keandalan, kredibilitas, dan
kharisma diri. Seseorang harus bisa memilih dan membuat target pasar yang
sangat jelas bagi pesan merek pribadinya. Selain itu seseorang hendak
membangun merek pribadinya juga haruslah memilih saluran yang tepat untuk
dapat mengkomunikasikan merek pribadinya secara efektif (Rampersad,
2008:132).

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji proses pembentukan personal


branding dengan memanfaatkan salah satu saluran media sosial yaitu Instagram.
Informan utama dalam penelitian ini merupakan pengguna aktif Instagram yang
kini namanya cukup populer di Instagram dengan jumlah followers yang banyak.

Dalam melakukan kegiatan personal branding yang efektif, Peter Montoya


dan Rampersad menjelaskan bahwa setiap pelaku personal branding perlu
memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Otentik/Asli
b. Integritas

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


64

c. Konsistensi
d. Spesialisasi
e. Otoritas
f. Keistimewaan
g. Relevan
h. Visibilitas
i. Persistensi
j. Goodwill
k. Kinerja

4.2.1 Otentik

Rampersad mengungkapkan bahwa keotentikan adalah merek Anda


sendiri. Merek Anda haruslah dibangun dari kepribadian sejati dan harus
mencerminkan karakter, prilaku, nilai, serta visi Anda. Oleh karena itu, personal
brand harus diselaraskan dengan ambisi pribadi. Perilaku keseharian dan
kepribadian harus sesuai dengan personal brand yang dibangun.

Pemikiran Bill Lang mengenai personal branding adalah sebuah citra diri
yang ingin Anda proyeksikan dalam setiap tindakan Anda. Bukan sesuatu yang
palsu atau dangkal. Kalau Anda tidak otentik dalam tindakan Anda, maka semua
akan kelihatan. Citra diri tersebut harus merupakan nilai-nilai, keyakinan, dan jasa
yang sebenarnya ingin Anda berikan kepada orang lain.

Dunia maya bukanlah hal yang baru bagi Qonitah Al Jundiah (Thata).
Berawal dari aktif sebagai fashion blogger, kini semenjak Instagram muncul ia
lebih dikenal sebagai selebgram. Dimulai dari tahun 2013 dalam akun Instagram-
nya @thataljundiah, ia berbagi foto-foto gaya berpakaian yang unik dan inspiratif.
Walau menggunakan jilbab, ia dapat menginspirasi banyak muslimah berhijab
dengan padu padan pakaiannya yang enak dipandang.

“Sebenernya awal mula nya aku adalah seorang fashion blogger, tapi
setelah menggunakan Instagram dan selebgram booming, banyak yang
tetap menyebut profesi ku sebagai selebgram karena jumlah followers
yang cukup banyak saat itu.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


65

Saat jumlah followers-nya mencapai 2000, tawaran untuk endorse produk


pun datang. Thata mulai mengunggah gambar menggunakan produk yang di-
endorse oleh endorser. Namun tak semua produk ia terima, Thata hanya
menerima produk yang memang sesuai dengan karakter dan gaya berpakaiannya.

“Biasanya aku terima produk baju, produk make up, sepatu atau apapun
yang fashion related. dengan catatan sesuai pilihan dan personality ku.”

Berbeda dengan Thata, Cheryl Raissa (Cheryl) lebih sering mengunggah


gambar inspiratif seputar kecantikan. Ia banyak membagikan berbagai review dan
tutorial make up. Hal ini membuatnya lebih dikenal sebagai Beauty Selebgram.
Jika Thata berawal dari fashion blog, Cheryl pun juga hampir sama. Awalnya ia
lebih aktif di YouTube dan Blog, kemudian dua tahun yang lalu mulai
menggunakan Instagram agar lebih mudah menjangkau followers dari kedua
platform tersebut.

“Selebgram menurut aku sebenarnya bukan kita sendiri yang memberikan


cap tsb yaa, tapi mungkin untuk aku, karena awal aku mulai profesi di
dunia digital dan media dari blog, kemudian youtube maka aku
membutuhkan platform lain yang lebih mudah diakses orang lain dan
lebih instan juga untuk aku reach my followers gitu say, so aku gunain lah
Instagram untuk membantu marketing dari 2 platform aku yang lainnya
yaitu blog dan youtube.”

Karena telah cukup lama berkecimpung di ranah digital, saat awal


menggunakan Instagram pun ia telah memiliki kerjasama dengan brand-brand
kosmetik ternama. Ia pun menerapkan syarat dan ketentuan sehingga tak
sembarang online shop dan merek kosmetik dapat menggunakan jasa endorse-nya.

Thata dan Cheryl hadir di media sosial sebagai diri sendiri. hal ini
diperkuat dengan pernyataan sahabat mereka yang mengakui bahwa Thata dan
Cheryl tampil sebagai diri sendiri media sosial. Dari semenjak mengenal Thata,
Isti Februari sahabatnya sudah melihat ia sebagai wanita berjilbab yang selalu
tampil gaya.

“Dia tuh udah stylish dari dulu. Keliatan banget dari kesehariannya.
Kayak jaman dulu orang masih pake paris, dia udah pake pashmina. Dia
udah bisa mix and match baju yang lucu. Emang Thata tu keliatan
fashionable gitu.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


66

Sahabat Cheryl, Rand Rasyid juga mengatakan bahwa dari awal mengenal
Cheryl, sudah terlihat kalau Cheryl sangat menyukai yang berhubungan dengan
make up atau tata rias. Hal tersebut sudah begitu melekat pada Cheryl sejak dulu.

“Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm pokoknya
kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih.”

Dikutip dalam sebuah wawancara dengan salah satu media online, Thata
menyatakan bahwa personal branding itu harus tulus dan asli dari diri sendiri.
Oleh karena itu Thata pun tidak merasa perlu menjadi orang lain.

“Aku selalu suka sama orang yang ‘What they say, What they wear,
What they do, is an honest. Being honest of their self’. Gak dibuat-buat
dan gak fake. Inilah yang membentuk personal branding kita, jadi
semuanya akan related jadi satu image yang true, sincere tentang diri
sendiri. Gak jadi orang lain, gak dibuat-buat dan gak fake.”
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/)

Thata dan Cheryl membangun kepercayaan dibenak audiens, followers


serta perusahaan dan brand dengan menampilkan identitas asli mereka. Pemilihan
produk pun mereka sesuaikan dengan pribadi dan passion masing-masing. Hal
inilah yang membuat audiens jadi merasa tidak dibohongi, karena kejujuran akan
identitas sangat penting dalam personal branding.

4.2.2 Integritas

Integritas memiliki hubungan yang kuat dengan keaslian. Seseorang yang


berpegang pada pedoman moral serta sifat keasliannya, akan mendapat integritas
di mata audiens. Dengan integritas, kepercayaan khalayak akan terbangun,
sehingga dengan sendirinya khalayak akan merujuk pada personal brand dari
seseorang yang dipercayainya. Seperti yang diungkapkan oleh Silmia Putri
sebagai followers sekaligus praktisi Social Media yang pernah menjalin kerja
sama dengan Thata.

“Aku follow thata waktu itu bukan karna aku suka style dia... tapi karna
aku ngeliat sesuatu yang „lebih‟ dari thata sebagai fashion icon. Thata itu
smart, humble, dan confident.”

Walau dikenal sebagai Selebgram yang populer dengan gaya


berpakaiannya yang stylist, sebenarnya konten di Instagram Thata cukup beragam.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


67

Ia tak hanya mengunggah foto ootd (outfit of the day), tetapi juga konten pribadi
lainnya.

“Konten yang di posting di Instagram.. fashion related post dan personal


intake mostly.”

Gambar 4.3 Konten fashion dan personal di Instagram Thata

Lain halnya dengan Cheryl, ia lebih banyak mengunggah foto seputar


kecantikan. Kebanyakan followers Cheryl adalah perempuan yang menyukai dan
ingin belajar bertata rias. Salah satunya Nurul Husni, ia mengaku menyukai
bentuk-bentuk tata rias yang diunggah Cheryl di Instagram.

“Awalnya liat di youtube rachel goddard, dan ada saran channelnya doi
(Cheryl). Di tonton lah. Awalnya biasa aja, tapi lama-lama jadi suka sama
look-look make up yang dia bikin. Lalu follow lah ig-nya.”

Cheryl banyak memberikan inspirasi berbagai bentuk make up untuk


acara-acara tertentu beserta tips dalam bertata rias. Misalnya, make up untuk
sehari-hari, untuk acara pesta, untuk hari raya, dan sebagainya. Tak hanya berisi
tentang make up, Cheryl juga menyelingi konten lain di Instagram-nya.

“Kebanyakan tentang beauty, tapi ada juga yang lain kayak lifestyle,
fashion, music.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


68

Gambar 4.4 Konten beauty dan musik di Instagram Cheryl

Konten-konten yang disajikan oleh Thata dan Cheryl pada akun Instagram
mereka, menarik untuk banyak orang. Orang-orang yang menyukai konten
tersebut dengan sendirinya akan follow akun Instagram mereka. Hal inilah yang
membuat followers mereka di Instagram terus bertambah banyak.

4.2.3 Konsistensi

Konsistensi sangat dibutuhkan dalam personal branding di media sosial.


Begitu pun saat berperilaku dalam menyajikan konten di di Instagram. Seseorang
yang menjaga konsistensinya pada suatu bidang, ia akan dikenal sebagai ahli
dalam bidang tersebut yang dapat diandalkan audiens.

Menurut pengamatan peneliti, Thata dan Cheryl konsisten dalam


menyajikan konten yang menggambarkan diri mereka. Thata yang menyukai
fashion, sering mengunggah gambar-gambar dirinya dengan berbagai tren fashion
terkini. Begitu pula dengan Cheryl yang menyukai kecantikan, ia mengunggah
gambar dirinya dengan berbagai tren make up terbaru. Mereka selalu up-to-date
dalam perkembangan tren, sehingga membuat khalayak percaya bahwa mereka
ahli pada bidang tersebut.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


69

Gambar 4.5 Thata selalu tampil gaya, di mana pun berada

Hal ini pula yang menjadi salah satu alasan Silmia Putri memilih Thata
untuk diajak bekerja sama. Konsistensi Thata untuk berbagi inspirasi dalam gaya
berpakaian membuatnya banyak dilirik brand atau produk untuk diajak bekerja
sama.

“Hmm.. dia konsisten sama fashion sih. Gayanya juga inovatif. Jadi
orang-orang suka.”

Bukan hanya konsisten dengan konten yang disajikan, Thata dan Cheryl
juga konsisten pada waktu. Jika sudah ada perjanjian kerja sama, mereka tentu
harus konsisten menjalankan waktu unggah gambar. Namun jika sedang tidak ada,
Thata hanya mengunggah saat ada waktu luang saja. Sementara Cheryl kini telah
mulai konsisten mengunggah gambar apapun setiap harinya, baik konten pribadi
ataupun konten khusus.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


70

Gambar 4.6 Waktu sahur pun Cheryl tetap konsisten mengunggah video di
Instagram.

“Random sih diawalnya, karena aku masih fokus di youtube dan blog
sebelumnya, tapi lambat laun aku konsisten at least satu hari satu posting.
dan bisa lebih ketika ada konten khusus (kerjasama dengan brand, event
report etc).”

Cheryl juga sempat mengungkapkan mengenai konsistensi dalam


membuat konten saat menjadi narasumber di sebuah talkshow. Nurul yang hadir
dalam talkshow tersebut pun sedikit berbagi cerita.

“Yang aku tangkap dari acara kemarin ya itu, konsistensi bikin konten.
Ya tetep aktif buat konten-konten, utamanya harus cinta dulu sama
bidangnya, buat timelist nya juga untuk buat konten.”

Kehadiran Thata dan Cheryl dengan konsistensi konten yang kuat di


Instagram membuat personal branding mereka perlahan menempel di benak
khalayak. Mereka pun dianggap ahli pada bidang fashion dan kecantikan karena
konsisten mengunggah gambar tersebut.

4.2.4 Spesialisasi

Personal branding membutuhkan adanya spesialisasi bakat dan


kemampuan khusus yang tidak umum dimiliki oleh khalayak. Kemampuan khusus
ini akan membuat seseorang dinilai berbeda, sehingga dianggap ahli pada bidang
tersebut. Montoya (2006), seorang spesialis personal branding mengatakan
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


71

bahwa personal branding merupakan proses yang akan membawa keterampilan,


kepribadian dan karakteristik unik seseorang dan kemudian membungkusnya
menjadi identitas yang memiliki kekuatan lebih dibanding pesaing.

Seperti halnya Thata dan Cheryl, karena percaya akan keahlian mereka di
bidang fashion dan kecantikan, banyak orang yang tertarik menggunakan produk
yang sama dengan yang mereka gunakan. Mereka pun juga tak sembarangan
dalam memilih produk yang akan mereka promosikan.

Thata lebih memilih produk-produk fashion yang sesuai dengan


kepribadian dan selera fashion-nya. Ia menyukai produk fashion yang bisa dipadu
padankan dengan gaya berpakaiannya yang tergolong unik, meskipun ia
mengenakan jilbab. Thata sendiri menyebut gaya berpakaiannya ini
sebagai preppy look with a twist. Thata menganggap twist-nya dalam berpakaian
ini adalah signature-nya.

Dalam menentukan gaya dan style foto pun Thata selalu menyesuaikan apa
yang dikenakan sesuai dengan kepribadiannya. Menurutnya, dalam menggeluti
dunia fashion harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan identitas pribadi.
Nyaman, itulah kata kunci Thata dalam aktivitas fashionnya
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/).

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


72

Gambar 4.7 Gaya berpakaian yang ia sebut dengan ‘preppy look with a twist’

Silmia juga mengungkapkan keyakinannya dalam produk yang dipilih oleh


Thata untuk dipromosikan. Jika sedang mencari produk fashion tertentu, sesekali
ia membuka Instagram Thata untuk dijadikan referensi.

“Kalo ngeliat ig Thata buat nyari produk.. karna aku yakin Thata selektif
milih produk endorse-an.”

Dengan konten yang berbeda dengan Thata, Cheryl menyebut


karakteristiknya dalam bertata rias lebih dominan ke arah western look. Ia
menyukai tata rias dengan selera orang barat kebanyakan, mulai dari tata rias yang
natural hingga dramatis.

“Karakteristik aku dalam ber-makeup lebih ke arah western di


tiap look dramatis maupun natural yang aku buat.”

Nurul sebagai salah satu followers Cheryl pun mengaku menyukai karakter
make up dari Cheryl. Selain ikut menggunakan beberapa produk kecantikan yang
direkomendasikan Cheryl, ia juga mencoba mempraktekan bentuk riasan wajah
yang di unggah Cheryl di Instagram.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


73

“Make up dia sih western ya, aku juga ga terlalu lirik make up korea.
Look yang dibuat soft, tapi ya bright juga, ya pas... Pernah recreate look
make up-nya Cheryl. Beberapa juga tertarik beli produk yang dia pake.
Tapi ga semua sih. Beberapa aja.”

Gambar 4.8 Karakter western make up Cheryl menginspirasi followers-nya

Spesialisasi minat dan bakat tertentu perlu diperhatikan dalam branding


menggunakan gambar di media sosial. Penggunaan suatu template dan konten
untuk diri sendiri pada halaman media sosial akan membentuk brand terlihat
selaras. Mempunyai spesialisasi akan membuat audiens dapat dengan mudah
mengenali brand di antara semua konten lain yang hadir si media sosial.
Spesialisasi bakat dari Thata dan Cheryl telah menuntun khalayak dengan minat
yang sama untuk mengikuti mereka. Khalayak percaya akan pesan yang
disampaikan oleh Thata dan Cheryl, kemudian terinspirasi dan melakukan hal
yang sama dengan apa yang mereka lakukan.

4.2.5 Otoritas

Khalayak mengakui seseorang tersebut ahli dalam bidangnya. Dalam hal


ini, terdapat pengaruh akun Instagram lain yang mendukung bahwa kedua
Selebgram ini memang ahli di bidangnya. Tak hanya di Instagram pribadinya,
akun Instagram lain turut pula melakukan repost atau regram pada gambar yang
diunggah Thata dan Cheryl. Muncul pada akun tersebut tentu membuat followers

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


74

mereka semakin bertambah. Semakin banyak khalayak yang mengenal mereka


dan mengakui keahlian mereka masing-masing.

Thata tetap dapat tampil gaya dengan berhijab. Padu padan pakaiannya
yang unik banyak disukai dan menjadi inspirasi bagi wanita berhijab lainnya. Hal
ini membuat banyak akun Instagram inspirasi fashion yang mengunggah kembali
gambarnya. Akun tersebut dapat menjangkau Instagram Thata juga dikarenakan
penambahan hashtag pada postingan Thata di Instagram.

“Yapp, dulu aku menggunakan hashtag hijab fashion atau lookbook oh ya!
ootd juga.”

Gambar 4.9 Thata muncul di akun-akun Instagram inspirasi fashion

Cheryl juga menjadi inspirasi bagi wanita berhijab, namun dengan konten
yang berbeda dengan Thata. Cheryl sering membagikan langkah dan produk yang
ia gunakan dalam bertata rias. Beberapa akun Instagram yang membahas tentang
kecantikan juga kerap kali mengunggah gambar Cheryl.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


75

Gambar 4.10 Cheryl muncul di akun Instagram seputar tata rias

4.2.6 Keistimewaan

Keistimewaan hadir ketika seseorang mempunyai ciri khas tersendiri yang


membuatnya unik dan berbeda dengan orang kebanyakan. Hal inilah yang
menarik perhatian khalayak untuk dapat lebih mengenal keunikan tersebut.
Seseorang yang tidak memiliki ciri khas, ia akan sama saja dengan mayoritas dan
tidak ada bedanya, sehingga tidak tinggal di benak khalayak.

William Arruda dalam bukunya Career Distinction: Stand Out by Building


Your Brand (2007) mengungkapkan bahwa personal branding berarti
mengidentifikasikan dan mengomunikasikan apa yang membuat Anda unik,
relevan, dan menarik sehingga Anda dapat membedakan diri dari orang lain dan
meningkatkan karir dan bisnis Anda. Personal branding adalah cara untuk
mengklarifikasi dan mengomunikasikan apa yang membuat Anda berbeda dan
spesial serta menggunakan seluruh kualitas tersebut untuk ‘memisahkan diri’ dari
kelompok Anda sehingga bisa mengembangkan keberhasilan Anda – kekuatan,
ketetampilan, dan gairah Anda – dan menggunakannya untuk memisahkan Anda
dari para pesaing serta memandu berbagai keputusan bisnis Anda.

Meski jumlah Selebgram berhijab terbilang banyak di Indonesia, Thata


dan Cheryl tetap memiliki ciri khas yang membuat mereka berbeda dengan
Selebgam lainnya. Thata memiliki personality sendiri dalam gaya berpakaiannya,

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


76

begitu pun dengan Cheryl. Hal ini membuat mereka tak sembarangan dalam
memilih produk endorse. Mereka bahkan memiliki syarat dan ketentuan tersendiri
untuk endorsement.

Thata mengaku syarat dan ketentuan endorsement-nya diatur oleh


manajemen endorsement. Ia kini tak menerima lagi endorsement dari online shop.
Ia hanya menerima kerja sama sponsorship dengan brand besar, agensi, atau
travel agent.

“T&C nya lumayan banyak dan sekarang rules nya diatur oleh
managemenku. Kalau dulu aku terima endorsement olshop sekarang tidak
lagi. Aku dikelola managemen yang cukup strict jadi aku lebih banyak
bekerja sama dengan brand besar, agency, atau travel agent.”

Cheryl juga sudah menerapkan rate card dengan beberapa paket yang bisa
dipilih oleh brand atau endorser. Ia bahkan memiliki syarat dan ketentuan kerja
sama yang sistemnya telah menggunakan materai.

“Aku kebetulan sudah menerapkan rate card semenjak awal, semacam


paket yang bisa dipilih oleh brand dan peng-endorse, isinya semacam
paket video, blogpost, Instagram post etc. Untuk brand ada syarat
ketentuan seperti T&C yang memang sistemnya sudah menggunakan
materai secara resmi.”

Selain dari sistem endorsement, Thata dan Cheryl juga tak sembarangan
dalam memilih gambar yang akan mereka unggah ke Instagram. Mereka
mengusahakan agar gambar yang mereka unggah kualitasnya juga baik.

Thata selalu mengunggah gambar-gambar di Instagram-nya dengan


resolusi yang baik. Ia juga sering melihat referensi dari Instagram influencer dari
luar negeri.

“Karena kebiasaan dapet brief dan liat-liat Instagram influencer luar, jadi
ga bisa post dengan resolusi jelek.”

Cheryl pun belajar mengedit foto dan video serta konten yang baik untuk
hasil yang bagus di Instagram serta media sosial lain miliknya.

“Aku merintis belajar untuk editing foto, video, membuat konten, story
board..”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


77

Keistimewaan yang terdapat pada Thata dan Cheryl juga diungkapkan oleh
Silmia dan Nurul. Silmia lebih memilih Thata untuk diajak kerjasama
dibandingkan dengan Selebgram lainnya karena sesuai dengan pasar perusahaan
tempat ia bekerja.

“Kantor aku itu memang sangat pemilih. Misalnya „Oh pasar gue ibu-ibu
nih, kayanya ga mungkin deh pake Iymel (Selebgram lain) yang terlalu
playful‟. Pasarnya tu lebih ke ibu-ibu muda yang mature atau wanita-
wanita yang suka warna-warna kalem. Thata masuk pasarnya dalam
kategori warna yang ga begitu norak.”

Sedangkan Nurul lebih menyukai Cheryl karena ciri khasnya dalam


membawakan tutorial make up. Ia dianggap dapat tampil dengan pembawaan
yang terlihat menyenangkan di setiap video tata riasnya.

“Dari pembawaan dia bikin konten sih beda. Cara pembawaan dia di
video, bikin fun, ga kaku.”

Thata dan Cheryl membuat diri mereka lebih eksklusif dibanding


Selebgram lainnya dengan memperjelas pasar audiens mereka. Mereka juga tidak
sembarangan menjalin kerjasama dengan produk tertentu. Hal ini ditandai dengan
syarat dan ketentuan yang mereka buat untuk dipatuhi pihak peng-endorse.
Mereka selalu mengusahakan tampilan gambar dan video terbaik untuk diunggah
ke Instagram.

4.2.7 Relevan

Dalam membangun personal branding di sosial media, mengangkat isu-isu


yang dekat dan relevan dengan audiens juga sangat diperlukan. Isu-isu tersebut
bisa berkaitan dengan acara atau waktu tertentu. Thata banyak berbagi inspirasi
berpakaian baik untuk sehari-hari ke kampus, ke pusat perbelanjaan, ke pesta
pernikahan, bahkan dalam keadaan hamil pun ia tetap menginspirasi.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


78

Gambar 4.11 Thata menginspirasi wanita hamil lainnya dalam berpakaian

Cheryl juga demikian, ia sering berbagi langkah-langkah bertata rias saat


ke pesta pernikahan, wisuda, ataupun untuk sehari-hari. Cheryl mengunggah
gambar dirinya usai bertata rias di Instagram. Lantas, mengarahkan followers
untuk melihat langkah-langkah tata rias tersebut secara lengkap di channel
YouTube-nya.

Gambar 4.12 Cheryl berbagi langkah-langkah make up Lebaran


Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


79

Thata dan Cheryl peka terhadap isu-isu yang tengah berkembang. Lantas,
mereka membuat konten yang relevan dengan isu tersebut. Hal ini dapat membuat
followers mereka rajin menengok akun Instagram mereka untuk dijadikan
referensi terkini.

4.2.8 Visibilitas

Visibilitas artinya pengulangan terus-menerus dan pemaparan jangka


panjang. Pesan harus disampaikan secara terus menerus dan konsisten agar
tertanam di benak audiens.

Berdasarkan pengamatan peneliti, Thata dan Cheryl berulang kali


mengunggah gambar mereka dengan konten masing-masing. Thata secara terus
menerus mengunggah gambar gaya berpakaiannya ke Instagram. Sedangkan
Cheryl konsisten mengunggah tata rias wajahnya. Hal tersebut membuat mereka
semakin tertanam di benak audiens.

Bagi wanita berhijab yang sedang mencari inspirasi berpakaian, akan


membuka Instagram Thata. Konten fashion yang disajikan Thata dapat menjadi
referensi tampil gaya dalam berpakaian. Thata pribadi sering melihat-lihat
Instagram Influencer atau Selebgram dari luar negeri untuk ide-idenya memadu
madankan pakaian.

Gambar 4.13 Thata mengunggah gambar fashion-nya secara berulang

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


80

Lantas bagi wanita yang ingin tahu langkah-langkah serta produk yang
bagus untuk bertata rias, akan membuka Instagram Cheryl. Untuk membuat
konten secara terus menerus pun tentu menguras lebih banyak ide. Cheryl dapat
mencari inspirasi dari mana saja.

Gambar 4.14 Cheryl mengunggah gambar tata riasnya secara berulang

“Biasanya inspirasi bisa datang dari mana aja, ngobrol sama teman-
teman seprofesi, google walking, nyari di Instagram sampai ngikutin yang
lagi booming saat ini di Youtube. Kalo lagi dapat inspirasi pasti aku tulis
di notes biar ga kelupaan, dan benar-benar dikonsepkan saat mencatat.
Jadi punya semangat dan terbayang apa yang akan dikerjakan.”

Tidak mudah memang menyajikan konten secara berulang-ulang. Pelaku


personal branding harus turut memikirkan ide sebanyak mungkin agar audiens
mereka tidak bosan dengan tampilan yang itu-itu saja.

4.2.9 Persistensi

Butuh waktu agar merek pribadi dapat tumbuh. Oleh karena itu, seseorang
harus setia pada merek tersebut dan yakin terhadap diri sendiri. Thata dan Cheryl
tentu tak langsung dikenal oleh audiens mereka. Butuh waktu dan konsistensi
pada konten hingga bisa memiliki followers yang banyak seperti saat ini.

Hal-hal yang dapat membuat followers mereka bertambah banyak antara


lain penggunaan hashtag atau tanda pagar, berteman dengan Selebgram lainnya,

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


81

diundang dalam acara-acara besar, menggunakan produk desainer atau produk


dari make up ternama, serta di mention atau tag dalam akun-akun public figure.

“Yap, dulu aku menggunakan hashtag hijab fashion atau lookbook. Oh ya


ootd juga. Dulu semakin sering aku diposting di akun teman-teman
hijabers lain biasanya followersnya ikut bertambah.”

4.2.10 Goodwill

Personal branding akan memberi hasil lebih baik dan tahan lebih lama
bila seseorang dipandang secara positif oleh orang lain. Personal branding
adalah apa yang dijanjikan, yang diperjuangkan, dan yang lebih penting lagi
melukiskannya kepada pihak luar. Oleh karena orang tidak dapat melihat
yang terdapat didalam diri maka pemahaman terhadap keyakinan dan
kemampuan hanya dapat mereka lihat dari yang dilakukan, berupa persepsi yang
mereka bentuk dengan mengamati tindakan yang dilakukan sehari-hari. Oleh
karena itu melalui tindakanlah, seseorang telah membangun merek.

Thata dan Cheryl kerap kali membalas komentar dari para followers
dengan ramah. Beberapa dari followers mereka yang merasa senang, melakukan
screenshot dan mengunggahnya di akun Instagram miliknya.

Gambar 4.15 Thata membalas komentar followers-nya di Instagram

Thata selalu menyempatkan membalas komentar dari followers-nya. Thata


membalasnya dengan sangat ramah. Ia juga menyukai foto yang dikirim followers

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


82

untuknya. Merek pribadi yang ramah membuat followers senang dan bahkan men-
screenshot balasan Thata tersebut, kemudian mengunggah gambar screenshot
tersebut ke akun media sosial mereka.

Gambar 4.16 Cheryl membalas komentar followers-nya di Instagram

Tak hanya di Instagram, saat bertemu langsung pun Thata dan Cheryl
sangat ramah melayani audiens yang mengenalnya untuk meminta foto bersama.
Hal ini membuat Nurul Husni, salah seorang followers yang pernah bertemu
Cheryl, menjadi senang dan menyempatkan hadir di acara dengan Cheryl sebagai
bintang tamunya.

“Cuma ketemu 2 kali.. karna pengen ketemu Cheryl, tau (info acara) dari
ig nya Cheryl. Iya, ga ada beda (baik dan ramahnya) sama di Instagram.
Ngobrol sekilas pernah. Cuma sekedar tanya-tanya kesibukannya aja.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


83

Gambar 4.17 Cheryl dan Thata saat foto bersama followers mereka

Keramahan Thata dan Cheryl saat bertemu dengan followers mereka ini
juga diungkapkan oleh sahabat mereka. Sahabat Thata, Isti Februari
mengungkapkan bahwa Thata dikenal tidak sombong dan baik dalam hal
melayani permintaan foto ataupun berbicara dengan followers-nya.

“Emang basicly tu Thata orangnya baik banget, ramah, dan dia tu sopan,
baik, pinter, cantik. Jadi selama ini dia nanggepin yang minta foto dia fine
fine aja. Sampe pernah nanya juga „Capek ga sih Mba dimintain foto
gitu?‟ „Engga biasa aja‟ dia jawab gitu. Dan dia selalu menanggapi
semua orang yang minta foto sama dia tu dengan ramah, terus bisa gitu
menempatkan dirinya tu sebagai orang yang dikagumi tapi ga sombong.
Dia tu tetap baik tapi tanpa terkesan sok atau berada lebih tinggi dari aku
atau gimana. Jadi aku aja sebagai temen tu ngefans, kagum sama
personality nya dia gitu.”

Rand Rasyid, sebagai sahabat Cheryl juga mengungkapkan bahwa Cheryl


sangat terbuka bertemu dengan orang-orang baru. Cheryl dikenal ramah pada
siapapun, termasuk pada followers-nya yang mungkin baru pertama kali
ditemuinya.

“Dia itu orang yang amat sangat positif, cheerful, pokoknya kalo ada
momen kayak gitu (minta foto) dia akan sangat amat ga keberatan sih, dan
dia amat sangat welcome dengan orang baru.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


84

Citra positif dari Thata dan Cheryl ini membuat perusahaan atau brand
pun jadi tak ragu untuk mengajak bekerjasama. Hal ini dituturkan oleh Silmia
yang mempertimbangkan Thata karena image-nya yang juga baik.

“Waktu itu ngeliat Thata sebagai orang kreatif dan pinter sih. Honornya
ga murah juga waktu itu, cuma aku pengen dia, karna image-nya bagus.”

Keramahan Thata dan Cheryl dalam menanggapi followers mereka ini,


dapat membuat personal branding mereka semakin kuat. Khalayak dan bahkan
perusahaan tertentu pun akan semakin mudah mengingat mereka.

4.2.11 Kinerja

Kinerja merupakan elemen penting saat personal branding seseorang telah


dikenal. Thata dan Cheryl tetap harus terus berbuat sesuatu dan memperbaiki diri
secara terus menerus. Mereka juga memanfaatkan beberapa perangkat yang
disajikan oleh Instagram, seperti hashtag atau tanda pagar (#). Dengan
menambahkan hashtag didepan sebuah kata yang ditulis pada caption Instagram,
pengguna lain yang meng-klik akan dibawa ke halaman di mana foto-foto dengan
hashtag yang sama tersusun. Saat Thata dan Cheryl bekerja sama dengan brand
tertentu, biasanya brand telah menentukan hashtag yang harus digunakan oleh
mereka.

Selain tanda pagar, juga terdapat mention dan tag (@). Mention atau tag
ini berfungsi untuk menandai nama akun Instagram lain pada foto yang diunggah.
Dengan begitu, khalayak yang melihat foto tersebut akan dengan mudah dibawa
menuju akun Instagram yang ditandai. Thata dan Cheryl memanfaatkan mention
dan tag untuk menandai brand yang telah bekerja sama dengan mereka.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


85

Gambar 4.18 Thata dan Cheryl menggunakan hashtag, mention dan tag

Fungsi dari hashtag, mention dan tag ini juga dijelaskan oleh Silmia sebagai
praktisi dalam Social Media. Ia mengungkapkan bahwa dalam sebuah campaign
biasanya terdapat KPI (Key Performance Indicators) untuk jumlah hastag yang
harus ada dalam satu gambar yang diunggah Selebgram.

“Hashtag itu sebenarnya buat bikin report engagement-nya. Biasanya


dalam satu campaign itu ada KPI, berapa hashtag yang harus ada. Kalo
Selebgram harus mention/tag ke brand biar banyak yang aware, branding-
nya kan disitu.“

4.3 Pembentukan Personal Branding

Personal branding merupakan sebuah gambaran yang kuat, jelas, positif,


tentang seseorang yang menggambarkan nilai-nilai, kemampuan dan tindakan
profesional yang akan selalu diasosiasikan dengan orang tersebut. Merupakan
sebuah sifat profesional yang diciptakan dengan tujuan untuk mempengaruhi
cara pandang orang lain terhadap seseorang sehingga cara pandang/persepsi
tersebut dapat berubah menjadi sebuah kesempatan pekerjaan berharga dalam
kegiatan profesi yang ia jalankan. Sebuah personal branding tidak bisa dibentuk

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


86

sembarangan, seseorang harus mempunyai latar belakang kemampuan yang


kuat agar dapat sukses mem-brand-kan dirinya, karena personal branding
harus dibuktikan dengan fakta dan realitas yang diikuti dengan kinerja,
sehingga orang tersebut dapat membuktikan kemampuan yang dimiliki apa
adanya tanpa rekayasa.

Internet sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia modern.
Dengan internet, seseorang bisa terhubung dengan banyak orang di mana pun
berada tanpa hambatan yang begitu berarti. Internet telah menjadi media informasi
yang sangat unggul. Dalam kegiatan branding, komunikasi dapat dikatakan
mempunyai fungsi yang penting dengan menjadikan internet sebagai medium
komunikasi.

Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk menganalisa bagaimana


sebuah pembentukan personal branding dengan memanfaatkan teknologi internet
itu terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa pembentukan personal
branding melalui media sosial Instagram. Proses pembentukan personal branding
didahului dengan pemenuhan kriteria Authentic Personal Branding yang
dibutuhkan seseorang untuk dapat melakukan personal branding.

Fenomena Selebgram atau Seleb Instagram tentu tidak terlepas dari


bagaimana seseorang itu dapat memanfaatkan saluran yang ada untuk
memperkuat personal branding-nya di mata khalayak. Biasanya hal paling utama
yang membuat pengguna Instagram tertentu disebut sebagai Selebgram yaitu
dilihat dari jumlah followers-nya yang banyak. Tidak seperti pengguna akun
lainnya, mereka lebih konsisten dan sering mengunggah gambar. Gambar-gambar
tersebut pun tidak asal-asalan, tetapi dipilih konten-konten terkait personal
branding yang ingin mereka tampilkan.

Namun, perusahaan atau agensi tak hanya melihat dari jumlah followers
saja. Seperti yang dituturkan Silmia Putri bahwa ada beberapa kriteria yang
membuat seseorang tersebut layak untuk dijadikan Selebgram berbayar.

“Kalo menurutku sih, 1) punya followers banyak dan aktif; 2)


engagement-nya bagus; 3) nilai plus kalo dia punya „spesifikasi‟ tertentu,
misalnya influencer di bidang fashion, beauty, atau olahraga. Kalo dulu
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


87

kita menilai seseorang itu udah layak buat dibayar itu minimal punya
10.000 followers. Kalo sekarang ngeliat engagement rate-nya tinggi.”

Penggunaan media lain ternyata juga sangat berguna dalam melakukan


kegiatan personal branding Selebgram. Orang-orang yang berada di dalam
jejaring media sosial lebih mempercayai informasi yang mereka dapatkan dari
orang-orang di jejaring media sosial terdekat. Mereka lebih memilih membaca
ulasan yang dibuat di media sosial seperti Blog atau Instagram, dibanding harus
menonton tayangan iklan dengan produk yang sama.

Dalam mengelola personal branding, platform media sosial lain juga


perlu. Blog atau website dapat dimanfaatkan agar semua orang dengan mudah
mengakses data diri Selebgram atau pelaku personal branding. Personal branding
akan cepat dimengerti oleh orang lain apabila menggunakan teknologi online.

Hal inilah yang dilakukan oleh kedua informan utama dalam penelitian ini.
Mereka pada awalnya sama-sama aktif menggunakan media lain yaitu Blog.
Ketika Instagram hanya terbatas pada sebuah gambar dan tulisan pada satu kali
unggahan, mereka memanfaatkan Blog untuk saluran personal branding lainnya
untuk ulasan yang lebih panjang dan lengkap. Setiap saluran memiliki kelebihan
masing-masing untuk pembentukan personal branding. Hanya saja, Instagram
lebih mudah dijangkau oleh banyak orang serta lebih cocok untuk konsistensi
konten harian.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


88

Gambar 4.19 Blog Thata dan Cheryl

Dalam prakteknya, menjaga konsistensi merupakan salah satu hal yang


penting untuk membentuk personal branding seseorang di hadapan audiens-nya.
Ketika konsistensi tersebut dapat membentuk persepsi, maka persepsi itulah yang
akan membentuk personal branding seseorang.

Thata dan Cheryl menyadari akan pentingnya personal branding. Dengan


personal branding, tanpa perlu banyak bicara pun seseorang dapat tahu siapa diri
dari pelaku personal branding tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Thata
dalam sebuah wawancara dengan sebuah media online
(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/).

“Fashion and Personal Branding is The Way you deliver yourself, tanpa
perlu statement tertentu atau ngomong panjang lebar kepada orang
tentang siapa diri kita. Ketika ngerasa ada hal yang bikin nyaman dalam
fashion ataupun saat beraktivitas, ya itulah yang aku lakukan.”

Pembentukan personal branding yang dijalani oleh Thata dan Cheryl


perlahan menjadi pembicaraan para audiens yang mengamati mereka. Beberapa
yang menyukai mereka akan memberitahu rekannya hingga terjadilah Word of
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


89

Mouth (WOM) serta eWOM, baik melalui media sosial masing-masing audiens
ataupun media-media online.

Gambar 4.20 Salah satu contoh eWOM, pengguna lain turut menyertakan
akun Cheryl dan Thata dalam Instagram mereka

Personal branding telah membawa mereka pada popularitas dan bahkan


banyak peluang lainnya. Mulai dari diwawancarai oleh beberapa media, diundang
di berbagai acara, hingga tawaran-tawaran pekerjaan lainnya dalam bidang
masing-masing. Personal branding telah membuka lebar kesempatan untuk
mereka berkarya di hadapan khalayak.

“Dua-duanya (Instagram dan Blog) sama-sama nyalurin passion dan


interest aku di bidang fashion, bisa buat aku kenal dan meluaskan
networking bahkan kesempatan kerja. Other than that, ini jadi salah satu
mata pencaharian juga jadinya. Interesting naff!”

Thata memperoleh kesempatan untuk hadir di berbagai acara-acara


fashion. Ia juga tampil sebagai seorang ahli dalam fashion hijab di berbagai acara
talkshow. Bahkan juga mendapat kesempatan menjadi host di salah satu program
tv.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


90

Gambar 4.21 Thata menjadi bintang tamu di salah satu televisi

Cheryl juga senang kini ia bisa berkesempatan mendapatkan penghasilan


lewat personil branding-nya di bidang tata rias. Ia jadi mempunyai akses dan
diundang ke acara-acara yang berkaitan dengan tata rias. Beberapa acara off-air
dan on-air juga kerap menjadikannya narasumber.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


91

Gambar 4.22 Cheryl menjadi narasumber dalam sebuah talkshow

“Selain memang aku senang mengerjakan pekerjaan aku sekarang,


alhamdulillahnya, selain hobi tersalurkan, dapat penghasilan, tentunya
bertemu banyak orang orang dengan passion yang sama dan bertemu
teman teman yang merasa terinspirasi dari hasil kerja aku tentunya sangat
menyenangkan.”

4.4 Perubahan Diri Pelaku Personal Branding

Seiring berjalannya pembentukan personal branding, tentu banyak hal


yang terjadi pada pelaku personal branding. Konsep diri seseorang bisa saja juga
mengalami perubahan. DeVito (1995) dalam bukunya The Interpersonal
Communication Book menyebutkan bahwa konsep diri dikembangkan menjadi
tiga bagian, yakni: (1) Gambaran seseorang yang diungkapkan oleh orang lain. (2)
Perbandingan yang dibuat oleh seseorang tersebut dengan yang lainnya. (3) Cara

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


92

seseorang menginterpretasi dan mengevaluasi pemikiran serta tingkah lakunya


sendiri.

1. Penggambaran Orang Lain terhadap Diri Seseorang

Seseorang akan melihat dirinya atas apa yang diungkapkan oleh orang
lain tentangnya. Seseorang secara khusus akan melihat dirinya berdasarkan
apa yang kebanyakan orang terdekatnya ungkapkan. Orang-orang terdekat ini
disebut juga dengan significant others. Significant others bisa berasal dari
orang tua, pasangan, sahabat, atau rekan kerja. Thata dan Cheryl tentu
memiliki significant other yang dapat menggambarkan diri mereka. Butuh
proses yang cukup panjang hingga mereka bisa seperti sekarang.

Personal branding yang mereka dapatkan sekarang, merupakan


gambaran atas diri mereka sendiri dari kesehariannya. Konsep diri Thata dan
Cheryl tidak jauh berbeda dengan apa yang ia tampilkan di media sosial.

Salah seorang sahabat Thata mengungkapkan bahwa sejak dulu Thata


memang dikenal fashionable. Sebelum populer di Instagram dengan konten-
koten fashion-nya, di kampus dalam keseharian pun Thata selalu tampil gaya.

“Dia (Thata) tuh udah stylish dari dulu. Keliatan banget dari
kesehariannya. Kayak jaman dulu orang masih pake paris, dia udah
pake pashmina. Dia udah bisa mix and match baju yang lucu. Emang
Thata tu keliatan fashionable gitu. Makin keliatan lagi dia fashionable
kalo kita ngeliat blognya, makin tau banget tuh Thata suka sama
fashion. Soalnya dia kayak ga sekedar ootd aja tapi juga bahas juga
tentang fashion.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh sahabat Cheryl, yaitu Rand
Rasyid. Semenjak mengenal Cheryl, memang dari dulu Cheryl sudah
menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kecantikan. Cheryl yang aktif di
kegiatan tari juga menuntutnya untuk sudah bisa tata rias wajah sendiri.

“Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm
pokoknya kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih. Aku tau diawal
dia suka make up itu karna Saman. Dia anak Saman dan Saman itu
kan harus make up sendiri ya. Jadi ya awalnya gitu suka make up
terus kebawa sampe sekarang gitu deh.”

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


93

Bagi Thata pribadi, tak ada yang berubah dari dirinya saat berinteraksi
baik bersama keluarga maupun teman-temannya. Walau kini ia telah dikenal
banyak khalayak, hal tersebut tak lantas mempengaruhi dirinya dan
hubungannya dengan orang-orang terdekat.

“To my family, im still their girl. Ga ada bedanya hehe, even to my


friends. Malah mereka ga peduli sih aku di dunia socmed kaya gimana.
Kalau ngobrol yaaa obrolan seperti biasa. Aku ga biasain main hape
kalau lagi interaksi dan ga picky sama tempat jadi mau hang out
dimana aja naik apa aja hayuk. Hehe.”

Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah seorang sahabat Thata, Isti
Februari. Isti mengenal Thata jauh sebelum Thata populer sebagai Selebgram.
Thata yang dari dulu ia kenal tak banyak berubah. Thata tetap humble dengan
pemikiran yang semakin dewasa.

“Secara personality Thata makin dewasa dan dari dulu juga udah
dikenal orang yang humble. Dulu waktu Thata belum ada mobil aku
sama dia ke kantor naik umum. Bis atau busway gitu, makan pinggiran
oke-oke aja tiap hari juga. Pokoknya emang dia ngerasa itu mah
profesi dan karya aja. Gaya hidup dari Thata ya meningkat tapi ga
merubah kepribadian dia yang bersahaja sih menurutku.”

Cheryl juga mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekatnya.


Ia merasa untuk kehidupan sosialnya, ia tetaplah Cheryl dengan pribadi yang
sama, tidak ada yang berubah.

“Untuk kehidupan sosial aku semua tetap sama, hanya saja rutinitas
kerja yang sangat menyita mungkin yang banyak berubah beberapa
tahun terakhir.”

Rand Rasyid, salah satu sahabat Cheryl mengungkapkan adanya


perubahan positif pada diri Cheryl. Namun lebih banyak hal lainnya yang
tidak berubah. Cheryl yang ia kenal dari dulu hingga kini tetap dewasa dan
down-to-earth.

“Kalo dari personality-nya, pikirannya jauh lebih terbuka. Dia dari


dulu emang udah paling mature di antara kita dan yang lainnya. Jadi
perubahan kesini ya perubuhan positif dari ke-mature-annya itu. Kalo
yang ga berubah dari Cheryl sih dia tetap Cheryl yang sekarang
sebegitu terkenalnya, Cheryl tetep jadi Cheryl yang makan di pinggir
jalan, nongkrong-nongkrong lesehan di kampus. Tetap jadi Cheryl
yang down-to-earth, dengan popularitasnya saat ini.”
Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


94

Sebagai sahabat, Thata dan Cheryl juga dapat menginspirasi Isti dan Rand
dalam hal kepribadian dan penampilan yang lebih baik. Isti banyak terinspirasi
dari pribadi Thata yang gigih, konsisten dan menyerahkan pilihannya pada
Allah SWT.

“Aku selalu termotivasi sama saran-sarannya dia juga. Yang pasti kalo
orang liat mau sukses kayak Thata sekarang, liat dulu gimana dia
berjuang buat dapetin yang dia mau kaya sekarang. Dia itu gigih dan
konsisten, selalu menyerahkan pilihannya sama Allah. Ga heran dia kayak
sekarang. Soalnya ibadahnya dan setiap keputusannya selalu ngelibatin
Allah.”

Sedangkan Rand mengaku bersahabat dengan Cheryl membuat pikirannya


jauh lebih terbuka. Cheryl sering memberikan pandangan yang berbeda dari
yang biasa ia tahu. Dalam hal kecantikan, Cheryl juga sangat perhatian dengan
memberikan tips yang baik untuk Rand.

“Kalo yang sering terngiang di otak gue itu, muka gue kan sensitif abis,
kalo gue lagi main sama Cheryl muka gue lagi break out atau merah-
merah, Cheryl lebih mensuggest gue buat pake organic skin care. Kalo
dari personality, setiap gue ngobrol sama Cheryl gue selalu menemukan
titik bahwa selama ini dunia gue gini-gini aja, ternyata ada dunia yang
luas banget yang gue ga tau di sana. Dia selalu bikin pikiran gue terbuka.
Ternyata di luar sana banyak yang lebih.”

Menjadi populer di Instagram dengan personal branding yang kuat, tidak


lantas mengubah konsep diri Thata dan Cheryl. Hubungan yang mereka jalin
dengan significant others pun tetap sama baiknya. Hanya saja kesibukan
membuat waktu mereka bertemu jadi tidak semudah dulu.

2. Perbandingan Sosial

Ketika seseorang ingin tahu mengenai siapa dirinya dan seberapa


efektif dan kompeten dirinya, ia dapat membandingkan dirinya dengan orang
lain. Jika dibandingkan dengan Selebgram lainnya, Thata dan Cheryl memiliki
keunggulan pada diri mereka dalam hal mengunggah gambar dan berinteraksi
dengan followers mereka di Instagram.

Thata sangat menyayangkan Selebgram lain yang asal-asalan


mengunggah gambar dan hanya memikirkan uang. Padahal, tak ada salahnya

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


95

melihat-lihat referensi dari Instagram influencer dari luar negeri. Konten


gambar yang baik dan berkualitas juga penting untuk Thata.

“Dunia selebgram juga udah berubah banget menurut ku. Kadang


ada yang asal post aja yang penting dapet uang. Padahal influencing
other lebih dari sekedar number of likes or followers. Jadi sekarang
aku pure ga terima endorsement berbayar lagi kecuali kerja sama
sponsorship dengan brand besar... Kebiasaan aku dapet brief dan
liat-liat Instagram influencer luar. Jadi ga bisa ngepost dengan
resolusi jelek.”

Berbeda dengan Selebgram lainnya yang baru di-endorse oleh suatu


produk setelah memiliki jumlah followers yang banyak, Cheryl malah sudah
menjalin kerjasama sejak awal membuat Instagram. Ia sudah lebih dulu
menerima endorsement sejak aktif menulis di blog-nya.

“Awal aku mulai dari blog itu tahun 2010 jadi memang sudah tua sih
ya hehehehe, jadi saat pertama kali main Instagram aku sudah
bekerjasama dengan brand lebih dulu.”

Dari pernyataan Thata dan Cheryl di atas, terlihat bahwa mereka


menilai diri mereka lebih profesional dibanding Selebgram kebanyakan.
Mereka lebih eksklusif dengan memilih bekerjasama dengan brand-brand
besar. Gambar dan video yang mereka unggah pun tidak sembarangan, tapi
dengan kualitas yang juga baik.

3. Interpretasi dan Evaluasi Diri Sendiri

Interpretasi dan evaluasi juga dapat membantu seseorang membentuk


konsep dirinya. Ia mungkin akan menilai tindakannya dengan positif,
kemudian merasa lebih baik dengan tindakan tersebut, dan sebagai hasilnya,
mengenai konsep dirinya sendiri. Thata dan Cheryl menginterpretasi dan
mengevaluasi diri mereka untuk dapat belajar menjadi lebih baik dan lebih
profesional lagi dalam menekuni apa yang sedang mereka jalani sekarang.

Semakin banyak dikenal orang, memicu Thata untuk selalu ingin


berinovasi lebih baik lagi. Ia tak memungkiri banyak hal yang selama ini ia
dapatkan, seperti networking dengan banyak mengenal orang-orang di fashion
industry.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


96

“Alhamdulillah bersyukur banget (banyak dikenal orang) dan jadi


trigger untuk selalu berinovasi untuk lebih baik.”

Belajar dari pengalaman-pengalaman orang hebat merupakan salah


satu hal yang disukai Cheryl dalam menekuni pekerjaan ini. Ia juga merasa
selalu tertantang untuk terus belajar hal baru diluar kebiasaannya. Namun
tetap ada yang mengganjal pada dirinya, di mana ia tentu tak bisa membatasi
siapa saja dan usia berapa saja audiens yang mengikuti akun Instagram-nya.

“Semua sangat menarik menurut aku, mostly hal yang selalu aku suka
adalah belajar dari pengalaman pengalaman orang hebat yang aku
temui selama menekuni pekerjaan ini. Semua terasa sangat
menyenangkan karena aku selalu merasa ter-challenge dengan
pekerjaan aku yang ternyata aku selalu bisa belajar hal baru bahkan
hal diluar dari kebiasaan aku.. Ada sedikit pressure karena as an
influencer tentunya banyak pesan moral yang harus kita jaga disetiap
konten kita, karena banyak teman teman dibawah umur yang juga
mungkin mengikuti sosial media aku.”

Cheryl mengaku bahwa apa yang ia jalani saat ini adalah bagian dari
impiannya. Ia senang minatnya tersalurkan dan mendapatkan penghasilan dari
minatnya tersebut. Belum lagi ia bisa berkenalan dengan orang-orang dengan
minat yang sama, serta banyak bertemu teman baru yang terinspirasi dari hasil
kerjanya. Oleh karena itu, ia ingin lebih baik lagi dalam menekuni
pekerjaannya sekarang.

“Apa yang aku kerjakan sekarang semua impian aku sebenernya dan
semua saling terkait, at the end aku berharap memiliki management
sendiri kedepannya. tapi hal yang tidak terkait apa ya…
hmmmmm…..membuat dan menerbitkan buku.”

Selanjutnya, Thata juga menambahkan harapan ke depannya. Ia tak


hanya sekedar ingin menginspirasi dari cara berpakaian saja, tetapi juga dapat
memberikan pengaruh positif dalam hal lain bagi para follower-nya.

“Start small. Aku juga ga nyesel dan malu pernah terima endorse-an
atau start dari 0 (ga beli followers atau likes) padahal followers ku di
banding yang lain kalah jauh hehe. Alhamdulillah, karena social
media aku jadi dapet banyak pengalaman baru, teman baru, kerjaan
pun banyak berawal dari socmed. harapannya aku bisa makin sering
berkarya ga cuma ootdan aja di instagram tapi bisa kasih influence
positif ke orang lain terutama anak muda supaya bisa berkarya ga

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


97

cuma sekadar ootd atau looking good di setiap post aja, tapi in real
life juga melalui personal intake dan personal style yang balance.”

Berdasarkan pernyataan Thata dan Cheryl di atas, peneliti dapat


mengemukakan bahwa dalam bersosialisasi dengan orang-orang terdekatnya,
tidak ada perubahan pada diri mereka. Namun dalam hal profesionalitas kerja,
serta pembentukan personal branding yang sempat mereka jalani hingga sampai
saat ini banyak mengubah cara berpikir mereka. Dengan followers yang banyak di
Instagram, mereka jadi lebih hati-hati dalam memilih konten yang mereka unggah
di Instagram. Karena sedikit banyaknya tentu akan berpengaruh pada followers
mereka.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan kerhadap kegiatan personal branding


melalui media sosial Instagram, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Pembentukan Personal Branding
Dalam melakukan personal branding melalui media sosial Instagram,
seseorang harus berani menampilkan perilaku keseharian serta identitas
pribadinya pada publik. Ia harus mampu merepresentasikan dirinya dengan minat
dan bakat yang ia punya dalam gambar-gambar yang ia unggah. Konten pada
gambar-gambar tersebut secara konsisten diunggah berulang kali agar pesannya
tinggal di benak khalayak yang melihatnya.
Pelaku personal branding juga harus peka terhadap isu-isu yang relevan
dengan keseharian masyarakat. Mereka dapat menanggapi isu-isu yang berkaitan
dengan konten yang mereka sajikan agar relevan juga dengan otoritas mereka
sebagai orang yang memiliki spesialisasi dalam bidang tersebut. Sehingga ketika
isu tersebut berkembang, khalayak akan melihat pandangan mereka sebagai ahli
terlebih dahulu.
Selain itu, personal branding di media sosial tentu juga perlu dibarengi
dengan citra positif di mana seseorang dipandang baik oleh audiens-nya.
Feedback pelaku personal branding dengan audiens akan sangat menentukan
berhasil atau tidaknya mereka. Semakin sering ia berinteraksi dan menanggapi
audiens-nya, akan membuat audiens semakin yakin dan percaya akan spesialisasi
yang dimilikinya. Personal branding mereka pun akan terbentuk dan menempel
sebagai sebuah brand di mata publik.
Personal branding positif yang tertanam pada benak audiens akan
membuat semakin banyak audiens yang menyukai mereka dan mengikuti akun
media sosial mereka. Semakin banyak pengikut maka lama kelamaan pelaku
personal branding ini pun dikenal banyak orang dan memperoleh keuntungan dari

98 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


99

popularitas mereka di Instagram. Bahkan, personal branding yang kuat tersebut


telah memberikan profesi baru buat mereka.

5.1.2 Perubahan Diri Pelaku Personal Branding


Seiring berjalannya pembentukan personal branding, tentu banyak hal
yang terjadi pada pelaku personal branding. Konsep diri seseorang bisa saja juga
mengalami perubahan. Baik dalam hal interaksi dengan significant others,
khalayak yang kini mengenalnya, hingga dalam hal menyikapi pekerjaan.
Dalam kehidupan sosial mereka bersama significant other, tak banyak hal
yang berubah dalam diri mereka. Mereka tetaplah dengan perilaku mereka
selayaknya sahabat yang baik bagi significant other. Hanya waktu luang untuk
bersama saja yang jadi tidak semudah dulu.
Dalam hal personal branding yang melekat pada mereka kini, banyak hal
yang berubah dari diri mereka. Namun segala perubahan tersebut membawa
mereka ke arah yang lebih baik lagi. Mereka belajar berinteraksi dengan orang
banyak, memperluas networking, serta bertukar pikiran dengan orang-orang yang
memiliki minat yang sama. Mereka senang dengan apa yang mereka jalani saat
ini, dengan segala tantangannya dan pelajaran baru yang bisa mereka dapatkan.
Mereka ingin menjadi lebih profesional lagi dengan menyajikan konten yang lebih
berkualitas. Mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sekarang sedikit
banyak mampu mempengaruhi audiens yang mengikuti mereka.

5.2 Implikasi Penelitian


Dari hasil penelitian ini, terdapat implikasi teoritis dan implikasi praktis
yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
5.2.1 Implikasi Teoritis
Temuan penelitian memperlihatkan adanya kesesuaian dalam menentukan
kriteria yang harus dipenuhi oleh para pelaku personal branding dengan tahapan-
tahapan serta pemaparan dari Authentic Personal Branding oleh Rampersad.
Authentic Personal Branding merupakan sebuah kerangka panduan untuk
membangun, menjaga, serta mengelola merek pribadi yang otentik, spesial,
relevan, dan konsisten sehingga mudah diingat.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


100

Rampersad juga menjelaskan bahwa ketika membangun personal


branding apabila dikombinasikan dengan sarana yang tepat , akan memunculkan
kinerja puncak dan menciptakan dasar yang stabil bagi keandalan, kredibilitas,
dan kharisma diri. Seseorang harus bisa memilih dan membuat target pasar yang
jelas bagi merek pribadinya. Selain itu seseorang yang hendak membangun
personal brand hendaknya memilih saluran branding yang tepat untuk
mengkomunikasikan merek pribadinya secara efektif (Rampersad, 2008: 132).
Dalam penelitian ini, saluran personal branding yang digunakan oleh
informan merupakan media baru berupa situs jejaring sosial yang fokus pada
unggahan gambar-gambar. Dengan memaksimalkan penggunaan saluran media
sosial Instagram, Selebgram sebagai informan utama dapat membentuk personal
branding mereka.

5.2.2 Implikasi Praktis

Media sosial merupakan media yang mudah dijangkau oleh khalayak.

Hanya bermodalkan koneksi internet di telepon genggam saja, seseorang sudah

dapat mengakses apapun di media sosial. Pengguna media sosial pun semakin

lama semakin bertambah.

Aktivitas di media sosial berupa saling bertukar informasi, mencari


inspirasi serta tren baru menciptakan wadah bagi siapa saja untuk mencitrakan diri
masing-masing. Hal ini dikenal dengan pembentukan personal branding.
Pengguna bebas mengunggah konten apapun ke media sosial sesuai dengan apa
yang ingin ia citrakan.
Hanya saja, yang perlu diperhatikan adalah tak semua informasi di media
sosial dapat dipercaya begitu saja. Sebagai pelaku personal branding yang aktif di
media sosial, akan lebih baik lebih jika konten yang dibagikan informan utama
dipikirkan terlebih dahulu. Khalayak pengguna media sosial pun juga harus bijak
dalam memilih konten mana yang baik untuk mereka ikuti dan sesuai dengan usia
dan kebutuhan mereka.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


101

5.3 Rekomendasi Penelitian

5.3.1 Rekomendasi Akademis

Dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dari sisi akademis akan

lebih banyak lagi penelitian yang berhubungan dengan personal branding melalui

media sosial dengan platform serta subjek lain ke depannya. Penggunaan

teknologi informasi diharapkan dapat dikembangkan oleh pihak akademis demi

menunjang pengembangan penelitian terkait media sosial.

5.3.2 Rekomendasi Praktis

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan

personal branding di media sosial, peneliti membuat rekomendasi antara lain:

1. Merepresentasikan minat dan bakat diri sendiri yang otentik dan berbeda dari

yang lainnya merupakan hal utama yang harus dilakukan pelaku personal

branding di media sosial.

2. Pemilihan saluran branding yang tepat akan sangat berpengaruh dalam proses

pembentukan personal branding. Hal ini akan mempermudah khalayak untuk

mengingat pesan yang ingin disampaikan merek pribadi.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU:
Aaker, David., 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Merek dari
Suatu Merek. Jakarta: Spektrum Mitra Utama

Biagi, Shirley. 2005. Media Impact an Introduction to Mass Media (7th ed.).
California : Thomas Wadsworth

Daymon, Christine & Holloway, Immy. (2008). Riset Kualitatif dalam Public
Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang.
DeVito, Joseph A. 1995. The Interpersonal Communication.
harperCollinsCollegePublisher

Flew, Terry. 2005. New Media: An Introduction 2nd Edition. South Melbourne:
Oxford University Press.

Friedman, Thomas L. 2005. The World Is Flat: A Brief History of Twenty-First


Century. New Jersey: Farrar, Strauss and Giroux Press

Hughes, Mark. 2007. Buzz Marketing. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kartajaya, Hermawan. 2004. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama

Kartajaya, Hermawan. 2009. New Wave Marketing. Jakarta: PT. Gramedia


Pustaka Utama

Kotler, Philip & Keller, Kevin. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Leavitt, Harold J. 1978. “Managerial Psychology”. Dalam Alex Sobur. 2009.


Psikologi Umum. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Little John, Stephen & Foss, Karen A. 2005. Theories of Human Communication.
USA: Thomson.

Mayfield, Anthony. 2008. What is Social Media.


102 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


103

McQuail, Denis. 2010. McQuail’s Mass Communication Theory. University of


Amsterdam: Sage Publications.Ltd.

Montoya, Peter. 2009. The Brand Called You. USA: McGraw Hill

McNally, Dabvid & Speak, Karl D. 2004. Be Your Own Brand. Jakarta: Gramedia

Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research and Evaluation


Methods (3rd ed.) Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc.

Poerwandari, Kristi. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku


Manusia. Jakarta: LPSP3

Rakhmat, Jalaludin 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Rakhmat, Jalaludin 2007. Persepsi Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali Pers

Rampersad, Humbert K. 2008. Sukses Membangun Authentic Personal


Branding. Jakarta: PPM Manajemen

Stephen, P. Robbins .1999. Perilaku Organisasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi: komunikasi Pemasaran


Terpadu,
Jakarta:Erlangga

Straubhaar, Joseph., dan LaRose, Robert. 2006. Media Now, Understanding


Media,
Culture and Technology (5th ed.).United States: Thomson Wadsworth.

Sugihartono .2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan


R&D. Bandung : Alfabeta

JURNAL:

Kaplan, Andreas M & Michael Haenlein. 2011. Two hearts in three-quarter time:
How to Waltz the Social Media/Viral Marketing Dance. Journal in Business
Horizons Volume 54 Issue 3 Special Issue Social Media, USA.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


104

Yunitasari, Cindy & Edwin, Japarianto (2013). Analisa Faktor-Faktor Pembentuk


Personal Branding dari C.Y.N. Vol. 1, No. 1.

TESIS:
Gurning, Marcia Krisanti. Analisis Proses Personal Branding melalui Online
Networking: Studi Kasus Personal Branding Wanda Hamidah dalam Online
Networking Facebook. Jakarta: Universitas Indonesia

Septriadi, Dicky. 2012. Analisis Proses Pembentukan Personal Brand Melalui


Social Media: Studi Kasus Proses Pembentukan Personal Brand Chappy
Hakim dan Yunarto Wijaya melalui Twitter. Jakarta: Universitas Indonesia

Syaifudin. 2011. Microblogging sebagai Pembentuk Personal Branding: Analisis


Isi Microblogging dalam membentuk Personal Branding Akun Twitter
Fahira Idris. Jakarta: Universitas Indonesia

Lindahl, Gustav & Ohlund Mimi. 2013. Personal Branding Through Imagification
in Social Media: Identity Creation and Alterration Through Images.
Stockholm University

INTERNET:

http://inovasipintar.com/perkembangan-internet-di-indonesia-2006-2015/

http://wearesocial.sg/blog/2015/01/digital-social-mobile-2015/

http://tekno.kompas.com/read/2013/02/28/16120251/Pengguna.Aktif.Instagram.T
embus.100.Juta

http://www.kompasiana.com/ufiq/fenomena-endorse-
selebgram_55f925341793735408894bd9

http://marketeers.com/article/tembus-400-juta-jumlah-pengguna-instagram-15-kali-
penduduk-indonesia.html

http://infospace.ischool.syr.edu/2011/12/15/what-is-instagram-and-why-is-it-so-
popular/

www.gosbiz.com/pengguna-instagram-di-indonesia

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


LAMPIRAN 1.

Transkrip Wawancara dengan Qonitah Al Jundiah (Thata)

Della: Sejak kapan Anda mulai aktif di Instagram?


Qonitah: Aku mulai start menggunakan instagram tahun 2013.
Della: Bisa ceritakan sedikit bagaimana proses hingga kini Anda dijuluki
selebgram?
Qonitah: Sebenernya awal mula nya aku adalah seorang fashion blogger, tapi
setelah menggunakan instagram dan selebgram booming, banyak yang tetap
menyebut profesi ku sebagai selebgram karena jumlah followers yang cukup
banyak saat itu.
Della: Konten apa saja yang Anda posting di Instagram?
Qonitah: Fashion related post dan personal intake mostly
Della: Kapan biasanya waktu Anda mem-posting konten tersebut di Instagram
(sebelum menjadi selebgram)?
Qonitah: Biasanya tiap ada waktu luang aku bisa posting apa saja yang aku mau di
instagram
Della: Adakah penambahan hashtag di setiap postingan yang Anda unggah? Jika
ada, hashtag seperti apa?
Qonitah: Yapp, dulu aku menggunakan hashtag hijab fashion atau lookbook oh
ya! ootd juga.
Della: Apakah ada pengaruh akun lain atau media sosial lainnya dalam
penambahan jumlah followers?
Qonitah: Ya dulu semakin sering aku di posting di akun teman teman hijabers lain
biasanya followers nya ikut bertambah
Della: Berapa jumlah followers saat pertama kali di-endorse oleh suatu produk?
Qonitah: Haha ga inget sih sekitar 2000 an kayanya
Della: Apa saja sistem yang Anda terapkan dalam endorse produk?
Qonitah: T&C nya lumayan banyak dan sekarang rules nya di atur oleh
managemen ku. kalau dulu aku terima endorsement olshop sekarang tidak lagi.

105 Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


106

Della: Produk seperti apa saja yang Anda terima untuk di-endorse? Produk seperti
apa yang tidak Anda terima?
Qonitah: Dulu biasanya aku terima produk baju, produk make up, sepatu atau
apapun yang fashion related. dengan catatan sesuai pilihan dan personality ku.
Della: Adakah request tertentu dari pihak endorse? Biasanya request seperti apa?
Qonitah: Mostly mau yang detail dan review yang bagus.
Della: Lebih banyak konten product endorse atau konten pribadi di Instagram
Anda sekarang?
Qonitah: Sekarang instagram ku sudah berubah ga melulu endorsement. Ditambah
aku dikelola managemen yang cukup strict jadi aku lebih banyak bekerja sama
dengan brand besar, agency, atau travel agent. Jadi diluar kerjaan dengan
managemen aku bebas posting apa saja yang aku mau.
Della: Bagaimana perasaan Anda saat ini setelah menjadi banyak dikenal orang?
Qonitah: Alhamdulillah bersyukur banget dan jadi trigger untuk selalu berinovasi
untuk lebih baik.
Della: Apa saja manfaat dan keuntungan yang Anda dapatkan dari menjadi
selebgram?
Qonitah: Haha again, aku ngerasa bukan selebgram sih karena aku diawal dikenal
karena ngeblog but anyway aku ngerasa dua dua nya sama sama nyalurin passion
dan interest aku di bidang fashion, bisa buat aku kenal dan meluaskan networking
bahkan kesempatan kerja. other than that, ini jadi salah satu mata pencaharian
juga jadinya. Interesting naff!
Della: Apakah terdapat perbedaan dalam diri Anda, baik dari cara berfikir ataupun
bersikap; sebelum dan setelah menjadi selebgram?
Qonitah: Iya tentu aja, makin banyak berinteraksi di sosial media buat aku banyak
berubah banget these past years. Banyak feed back di setiap ngepost, banyak
referensi baru, dan banyak hal lainnya yang buat aku belajar untuk jadi lebih baik
dan profesional sih utamanya.
Della: Apa tanggapan teman-teman atau orang terdekat Anda tentang Anda yang
kini menjadi selebgram? Apakah mereka merasakan ada perubahan?
Qonitah: To my family, im still their girl. Ga ada bedanya hehe, even to my
friends. Malah mereka ga peduli sih aku di dunia socmed kaya gimana. Kalau

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


107

ngobrol yaaa obrolan seperti biasa. Aku ga biasain main hape kalau lagi interaksi
dan ga picky sama tempat jadi mau hang out dimana aja naik apa aja hayuk. hehe
Della: Adakah hal yang membuat Anda kesal saat berhubungan dengan orang
ataupun online shop selama Anda menjadi selebgram?
Qonitah: hmm pernah sekali 2 tahun lalu pas iseng terima tawaran endorse grup
dan untung ga jadi.
Della: Hal apa saja yang bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi selebgram;
yang dulu (sebelum menjadi selebgram) mungkin tidak pernah Anda lakukan?
Qonitah: Apa yaaa, mungkin jadi kenal sama banyak designer, influencer. Banyak
belajar dan observasi sih kalau sekarang. Dunia selebgram juga udah berubah
banget menurut ku. Kadang ada yang asal post aja yang penting dapet uang.
Padahal influencing other lebih dari sekedar number of likes or followers. Jadi
sekarang aku pure ga terima endorsement berbayar lagi kecuali kerja sama
sponsorship dengan brand besar.
Della: Sebaliknya, hal apa yang tak bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi
selebgram; yang dulunya bisa Anda lakukan?
Qonitah: Haha aku sekarang agak OCD sama konten post sih karena kebiasaan
dapet brief dan liat liat instagram influencer luar. jadi ga bisa post dengan resolusi
jelek.
Della: Adakah hal-hal menarik atau cerita menarik selama Anda menjadi
selebgram?
Qonitah: Apa yaaa, paling kalau ada yang minta foto sih haha sampai sekrang
masih geli sendiri hehe (aku mah apa atuh)
Della: Apakah harapan dan keinginan pribadi Anda kedepannya? Apa menjadi
selebgram bisa sebagai batu loncatan untuk cita-cita Anda, atau ke depannya ingin
mengejar keinginan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan selebgram?
Qonitah: Yeepp, start small. Aku juga ga nyesel dan malu pernah terima endorsan
atau start dari 0 (ga beli followers atau likes) padahal followers ku di banding
yang lain kalah jauh hehe. Alhamdulillah, karena social media aku jadi dapet
banyak pengalaman baru, teman baru, kerjaan pun banyak berawal dari socmed.
harapannya aku bisa makin sering berkarya ga cuma ootdan aja di instagram tapi
bisa kasih influence positif ke orang lain terutama anak muda supaya bisa

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


108

berkarya ga cuma sekadar ootd atau looking good di setiap post aja, tapi in real
life juga melalui personal intake dan personal style yang balance

Transkrip Wawancara dengan Cheryl Raissa (Cheryl)


Della: Sejak kapan Anda mulai aktif di Instagram?
Cheryl: Aku agak lupa tapi seinget aku belum ada 2 tahun ini :)
Della: Bisa ceritakan sedikit bagaimana proses hingga kini Anda dijuluki
selebgram?
Cheryl: selebgram menurut aku sebenarnya bukan kita sendiri yang memberikan
cap tsb yaa, tapi mungkin untuk aku, karena awal aku mulai profesi di dunia
digital dan media dari blog, kemudian youtube maka aku membutuhkan platform
lain yang lebih mudah diakses orang lain dan lebih instan juga untuk aku reach
my followers gitu say, so aku gunain lah Instagram untuk membantu marketing
dari 2 platform aku yang lainnya yaitu blog dan youtube.
Della: Konten apa saja yang Anda posting di Instagram?
Cheryl: kebanyakan tentang beauty, tapi ada juga yang lain kayak lifestyle,
fashion, music.
Della: Kapan biasanya waktu Anda mem-posting konten tersebut di Instagram
(sebelum menjadi selebgram)?
Cheryl: random sih diawalnya, karena aku masih fokus di youtube dan blog
sebelumnya, tapi lambat laun aku konsisten at least satu hari satu posting. dan bisa
lebih ketika ada konten khusus (kerjasama dengan brand, event report etc.)
Della: Adakah penambahan hashtag di setiap postingan yang Anda unggah? Jika
ada, hashtag seperti apa?
Cheryl: jika bentuknya kerjasama dengan brand biasanya brand yang menentukan
hashtag, tapi kalau tidak biasanya aku jarang menggunakan hashtag.
Della: Apakah ada pengaruh akun lain atau media sosial lainnya dalam
penambahan jumlah followers?
Cheryl: sure, seperti aku sebutkan sebelumnya, setiap platform punya keunggulan
masing masing, so satu sama lain saling mendukug jumlah tsb.
Della: Berapa jumlah followers saat pertama kali di-endorse oleh suatu produk?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


109

Cheryl: Awal aku mulai dari blog itu tahun 2010 jadi memang sudah tua sih ya
hehehehe, jadi saat pertama kali main instagram aku sudah bekerjasama dengan
brand dan onlineshop lebih dulu.
Della: Apa saja sistem yang Anda terapkan dalam endorse produk?
Cheryl: Aku kebetulan sudah menerapkan rate card semenjak awal, semacam
paket yang bisa dipilih oleh brand dan peng-endorse, isinya semacam paket video,
blogpost, IG post etc. untuk brand ada syarat ketentuan seperti T&C yang
memang sistemnya sudah menggunakan materai secara resmi.
Della: Produk seperti apa saja yang Anda terima untuk di-endorse? Produk seperti
apa yang tidak Anda terima?
Cheryl: kebanyakan beauty, tapi lifestyle product, dan fashion product juga ada :)
Della: Adakah request tertentu dari pihak endorse? Biasanya request seperti apa?
Cheryl: bisa ke waktu posting, konten yang di harapkan seperti apa, atau caption
yang di request dari mereka :)
Della: Lebih banyak konten product endorse atau konten pribadi di Instagram
Anda sekarang?
Cheryl: Sepertinya imbang, karena aku selalu menyisipkan konten pribadi di sela
sela konten komersil untuk tetap menjaga vibe dari akun aku.
Della: Bagaimana perasaan Anda saat ini setelah menjadi banyak dikenal orang?
Cheryl: Ada sedikit presure karena as an influencer tentunya banyak pesan moral
yang harus kita jaga disetiap konten kita, karena banyak teman teman dibawah
umur yang juga mungkin mengikuti sosial media aku.
Della: Apa saja manfaat dan keuntungan yang Anda dapatkan dari menjadi
selebgram?
Cheryl: Selain memang aku senang mengerjakan pekerjaan aku sekarang,
alhamdulillahnya, selain hobi tersalurkan, dapat penghasilan, tentunya bertemu
banyak orang orang dengan passion yang sama dan bertemu teman teman yang
merasa terinspirasi dari hasil kerja aku tentunya sangat menyenangkan.
Della: Apakah terdapat perbedaan dalam diri Anda, baik dari cara berfikir ataupun
bersikap; sebelum dan setelah menjadi selebgram?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


110

Cheryl: tentu ada, untuk kehidupan sosial aku semua tetap sama, hanya saja
rutinitas kerja yang sangat menyita mungkin yang banyak berubah beberapa tahun
terakhir.
Della: Apa tanggapan teman-teman atau orang terdekat Anda tentang Anda yang
kini menjadi selebgram? Apakah mereka merasakan ada perubahan?
Cheryl: mereka semua support sekali dengan pekerjaan aku sekarang, awalnya
pasti cemooh atau jadi bahan tertawaan ada, karena ini bukan pekerjaan kantor
seperti yang banyak orang lakukan, tapi seiring berjalan nya waktu mereka
menyadari pekerjaan ku sekarang pekerjaan yang memang sesuai dengan aku.
untuk perubahan mungkin dari waktu yang aku sediakan untuk orang orang
terdekat tidak selalu fleksibel, itu saja sepertinya.
Della: Adakah hal yang membuat Anda kesal saat berhubungan dengan orang
ataupun online shop selama Anda menjadi selebgram?
Cheryl: sure ada, karena memang setiap pekerjaan pasti kita berhubungan dengan
lingkungan luar, berhubungan dengan orang yang memiliki perbedaan fikiran dan
cara kerja, namun sejauh ini dapat teratasi.
Della: Hal apa saja yang bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi selebgram;
yang dulu (sebelum menjadi selebgram) mungkin tidak pernah Anda lakukan?
Cheryl: banyak sekali, aku merintis belajar untuk editing foto, video, membuat
konten, story board, menjadi , talent, pembicara, motivator dan lain sebagainya.
dan semua terasa sangat menyenangkan karena aku selalu merasa ter-challenge
dengan pekerjaan aku yang ternyata aku selalu bisa belajar hal baru bahkan hal
diluar dari kebiasaan aku.
Della: Sebaliknya, hal apa yang tak bisa Anda lakukan sekarang setelah menjadi
selebgram; yang dulunya bisa Anda lakukan?
Cheryl: hmmm, aku merasa tidak ada hal yang tidak bisa aku akukan, semua sama
:)
Della: Adakah hal-hal menarik atau cerita menarik selama Anda menjadi
selebgram?
Cheryl: semua sangat menarik menurut aku, mostly hal yang selalu aku suka
adalah belajar dari pengalaman pengalaman orang hebat yang aku temui selama
menekuni pekerjaan ini :)

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


111

Della: Apakah harapan dan keinginan pribadi Anda kedepannya? Apa menjadi
selebgram bisa sebagai batu loncatan untuk cita-cita Anda, atau ke depannya ingin
mengejar keinginan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan selebgram?
Cheryl: Apa yang aku kerjakan sekarang semua impian aku sebenernya dan
semua saling terkait, at the end aku berharap memiliki management sendiri
kedepannya. tapi hal yang tidak terkait apa ya… hmmmmm…..membuat dan
menerbitkan buku :)

Transkrip Wawancara dengan Nurul Husni (Follower Cheryl)


Della: Sejak kapan follow Cheryl di Instagram? Udah lama?
Nurul: Hmm ya lumayan, lupa sih dari kapan hehe. Mungkin 6-8 bulan lalu.
Della: Kenapa tertarik buat follow?
Nurul: Awalnya sih liat youtube rachel goddard, dan ada saran channel-nya doi.
Di tonton lah, awalnya sih biasa aja, tapi lama-lama jadi suka sama look-look
make up yang dia bikin. Ya follow lah ig nya.
Della: Menurut kamu kenapa followers-nya Cheryl bisa banyak di Instagram?
Nurul: Karna konten yang dia buat bagus sih, orangnya juga ramah sama semua
orang termasuk bales-bales komenan ig just like emoticon doang pun. Sama orang
baru bukan kayak yang “Oh iya lo penggemar gue”, ga gitu orangnya. Kayak
temen lama malah.
Della: Konten apa yang paling kamu suka? Selain beauty kan kadang dia juga ada
lifestyle atau fashion gitu
Nurul: Of Course make up-make up nya.
Della: Apa manfaat konten tersebut buat kamu pribadi?
Nurul: Jadi panduan belajar make up sih.
Della: Kamu pernah recreate look make up nya Cheryl?
Nurul: Pernah. Beberapa juga tertarik beli produk yang dia pake. Tapi ga semua
sih. Beberapa aja.
Della: Apa contohnya produk yang kamu beli gara-gara liat Cheryl pake itu?
Nurul: Shimer Waves-nya The Body Shop sama Lancome Mat Miracle.
Della: Menurut kamu beda Cheryl dari Beauty Selebgram yang lain apa?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


112

Nurul: Dari pembawaan dia bikin konten sih beda. Cara pembawaan dia di video,
bikin fun, ga kaku. Make up dia sih western ya, aku juga ga terlalu lirik make up
korea. Look yang dibuat soft, tapi ya bright juga, ya pas.
Della: Siapa saja Beauty Selebgram yang kamu follow selain Cheryl?
Nurul: Rachel Goddard, Linda Kayhz, Irna Dewi, Suhai Salim, Mega Gumelar,
Janine, Delania, Dhana, Star, etc. Kebanyakan kalo disebut semua.
Della: Kamu pernah rekomendasiin orang lain ga buat follow Cheryl?
Nurul: Iya pernah. Bukan rekomen buat follow sih, tapi rekomen buat liat
youtube channel-nya dia. Ada adek kelas yang ketularan demen make up juga.
Della: Kalo kamu misalnya sebagai online shop atau kerja di brand make up
tertentu, kira-kira mau ga make Cheryl buat promoin? Alasannya?
Nurul: Bisa jadi. Setauku juga dia ga terlalu sering endorse barang dari os. Lebih
banyak kerjasama sama brand make up. Kurang lebih sama sih dengan alasan ku
suka sama dia juga. Ditambah dia juga professional.
Della: Kamu pernah ketemu Cheryl aslinya bagaimana? Sesuai dengan ekspektasi
yang dilihat di social media kah?
Nurul: pertama ketemu ngga sesuai, ngira tingginya sama tapi ternyata lebih
mungil dari aku.
Della: Udah berapa kali ketemu langsung? Aslinya pun emang baik dan ramah?
Pernah dibales komennya di ig?
Nurul: Cuma ketemu 2 kali.. karna pengen ketemu Cheryl, tau (info acara) dari ig
nya Cheryl. Iya, ga ada beda (baik dan ramahnya) sama di Instagram. Ngobrol
sekilas pernah. Cuma sekedar tanya-tanya kesibukannya aja.
Della: Dari segi make up pas ketemu lihat langsung beneran bagus ya?
Nurul: Iyap
Della: Emang sengaja datang pengen ketemu Cheryl atau karena konten acaranya
juga?
Nurul: Karna Cheryl
Della: Tahu ada acara itu darimana?
Nurul: Dari ig nya Cheryl.
Della: Kamu sendiri suka make up sudah lama?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


113

Nurul: Ya begitu deh. Haha. Suka make up udah lama, Cuma banget-banget pas
stalking-stalking Youtube. Aku sendiri bersentuhan sama make up udah dari TK.
Della: Pernah make up-in orang?
Nurul: Pernah
Della: Ga bikin tutorial di Youtube juga kayak Cheryl?
Nurul: Udah punya. Tapi belum banyak videonya.
Della: Karna terinspirasi dari Cheryl juga ya?
Nurul: Iya. Yang aku tangkap dari acara kemarin ya itu, konsistensi bikin konten.
Della: Konsistensi konten itu kayak gimana? Ada tips ga dari Cheryl?
Nurul: Ya tetep aktif buat konten-konten, utamanya harus cinta dulu sama
bidangnya, buat timelist nya juga untuk buat konten.

Transkrip Wawancara dengan Silmia Putri (Follower Thata & Praktisi


Social Media)
Della: Sejak kapan follow Thata?
Silmia: Dari kapan aku lupa sih.
Della: Kenapa tertarik buat follow?
Silmia: Aku follow Thata waktu itu bukan karna aku suka style dia, tapi karna kau
melihat sesuatu yang ‘lebih’ dari Thata sebagai fashion icon. Thata itu smart,
humble, dan confident.
Della: Menurut kamu kenapa followers-nya Cheryl bisa banyak di Instagram?
Silmia: Dia konsisten sama fashion sih. Gayanya juga inovatif, jadi orang-orang
suka.
Della: Ada kemungkinan karna orang pengen liat produk fashion yang dia pakai
juga?
Silmia: Ya bisa.
Della: Pernah tertarik beli produk fashion yang dipakai Thata di Instagram?
Silmia: Mungkin pernah. Tapi kalopun ngeliat ig Thata buat nyari produk, karna
aku yakin Thata selektif milih produk endorse-an.
Della: Kenapa milih Thata buat promoin produk? Selebgram hijab lain juga
banyak.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


114

Silmia: Karna waktu itu ngeliat Thata sebagai orang kreatif dan pinter sih.
Honornya ga murah juga waktu itu, cuma aku pengen dia, karna image-nya bagus.
Sama pastinya punya followers yang banyak dan aktif di sosmed.
Della: Sekarang kan Selebgram sudah semakin banyak, semakin bingung juga ga
sih milih Selebgram buat diajakin kerjasama?
Silmia: Ya ada bingungnya. Karna brand kan harus milih sesuai karakter brand
dan target audience. Misalnya Thata, ga mungkin dong promote brand rokok. Jadi
harus sesuai sama pasarnya dan kelasnya juga.
Della: Biasanya kalo udah disesuaikan gitu, feedback-nya juga oke, Kak?
Silmia: Kalo pasarnya oke, konten yang dia bikin bagus, Insya Allah engagement-
nya bagus.
Della: Sejauh ini Selebgram yang pernah diajakin kerjasama, profesional ga, Kak?
Silmia: Ngga semua profesional sih. Dan ga semua sesuai ekspektasi. Kadang ada
yang ga sesuai deadline. Atau materi yang dia buat ngga sesuai brief.
Della: Kalo Thata termasuk yang profesional ga?
Silmia: Thata menurutku profesional banget. Dia pinter, enak diajak komunikasi.
Della: Menurut Kakak, kriteria seseorang itu masuk dalam kategori Selebgram
atau sudah bisa diajak kerjasama itu yang bagaimana?
Silmia: Kalo menurutku sih, 1) punya followers banyak dan aktif; 2) engagement-
nya bagus; 3) nilai plus kalo dia punya ‘spesifikasi’ tertentu, misalnya influencer
di bidang fashion, beauty, atau olahraga. Kalo di dulu kita menilai seseorang itu
udah layak buat dibayar itu minimal punya 10.000 followers. Kalo sekarang
ngeliat engagement rate-nya tinggi.
Della: Kalau kinerja hashtag atau mention/tag di Instagram menurut Kakak buat
apa?
Silmia: Hashtag itu sebenarnya buat bikin report engagement-nya. Biasanya
dalam satu campaign itu ada KPI, berapa hashtag yang harus ada. Kalo
Selebgram harus mention/tag ke brand biar banyak yang aware, branding-nya
kan disitu.
Della: Apa yang membuat brand memilih Selebgram tersebut? Padahal kan
Selebgram lain juga banyak. Sejauh ini efektif ga pakai Selebgram?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


115

Silmia: Kantor aku itu memang sangat pemilih. Pasarnya kayak ‘Oh pasar gue
ibu-ibu nih, kayanya ga mungkin deh pake iymel yang terlalu playful’. Pasarnya
tu lebih ke ibu-ibu muda yang mature atau wanita-wanita yang suka warna-warna
kalem. Thata masuk pasarnya dalam kategori warna yang ga begitu norak. Buat
ngitung kalo buzzer itu efektif atau ga, itu bisa diliat dari engagement rate-nya.
Della: Menurut Kakak Selebgram itu apa sih?
Silmia: Selebgram itu kan selebrity instagram ya, kita sih lebih suka nyebutnya
sebagai influencer yaitu adalah orang yang memiliki pengaruh sama segment-nya
sama komunitas-nya.
Della: Nyari-nyari Selebgram atau buzzer buat diajakin kerjasama itu tahu atau
dapat info darimana biasanya?
Silmia: Ya sering-sering kepoin Instagram, liat suggestion akun-akun yang
berkaitan.
Della: Bagaimana sebaiknya agar Selebgram dapat terus menjaga personal
branding-nya?
Silmia: Harus kreatif membaca tren, harus inovatif, kalau kontennya itu-itu aja ya
orang juga bosen. Kontennya ya tergantung dia mau dikenal sebagai apa.
Misalkan kontennya Arief Muhammad sama Keenan Pearce kan sama-sama
lifestyle kontennya, tapi beda gayanya. Atau ada juga Ernanda Putra, followers-
nya banyak tapi engagement rate-nya kecil. Jadi brand mau pilih yang mana. Tapi
kalo sekali dipake Ernanda tu brand lo terlihat high class. Kalo lo mau brand lo
kejual, dapat impression dari banyak orang, ya lo pake Arief Muhammad. Ketika
lo konsisten sama pasar lo, ya ada brand yang nyari. Tapi tetep jaga image baik-
baiklah.

Transkrip Wawancara dengan Rand Rasyid (Sahabat Cheryl)


Della: Udah lama temenan sama Cheryl? Dari kapan?
Rand: Kenal sama Cheryl dari kelas 1 SMA, tahun 2008. Kenalnya itu karna kita
sama-sama ikut LDK OSIS, kayak pemilihan OSIS gitu. Terus jodohnya kita 1
divisi di bagian minat dan bakat gitu. Yauda aja kan karna 1 divisi suka duka
dibagi bareng. Nah dari situ lah kita deket.
Della: Memang dari dulu Cheryl suka make up ya?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


116

Rand: Iya, pokoknya kayak udah jantung hatinya gitu kali ya. Hmm pokoknya
kalo ingat Cheryl pasti ingat make up sih. Aku tau diawal dia suka make up itu
karna Saman. Dia anak Saman dan Saman itu kan harus make up sendiri ya. Jadi
ya awalnya gitu suka make up terus kebawa sampe sekarang gitu deh.
Della: Kamu sebagai teman dukung ga dia sebagai selebgram beauty gitu? Bentuk
dukungannya?
Rand: Emm.. iya dong, pasti, dukung banget. Apalagi setelah aku tau dia seserius
itu. Ya dan bangga banget sih waktu tau kalo dia udah teken kontrak dengan
brand ini brand itu. Bahkan sampai sempet iklan di YouTube juga dia. Kalo
bentuk dukungannya sih aku ga begitu berkontribusi apa-apa ya, tapi doaku akan
selalu menyertaimu Cheryl. Haha. Ya karna memang kita ga 1 passion ya. Tapi
kalo jadi kelinci yang di make up-in, itu si ga usah ditanya. Lo ya kak, pertama
kali ketemu dia pasti bawaannya dia mau ngapa-ngapain muka lo. Pasti banget.
Begitu juga gue dan anak-anak. Kalo kita ketemu, apalagi di rumahnya. Ah udah
abis banget deh muka kita.
Della: Pernah ada yang minta foto waktu kalian lagi jalan bareng? Reaksi Cheryl
gimana? Kamu merasa terganggu ga?
Rand: Sebenernya aku belum pernah ada di posisi.. aku lagi sama Cheryl nih terus
tiba-tiba ada orang minta foto gitu. Ga pernah sih. Karna emang rutinitas main
kita pun lebih sering di kamarnya Cheryl. Tapi walaupun ga pernah ada di sikon
itu sama Cheryl, i know that dia itu orang yang amat sangat positif, cheerful,
pokoknya kalo ada momen kayak gitu dia akan sangat amat ga keberatan sih, dan
dia amat sangat welcome dengan orang baru.
Della: Ada yang berubah kah dari Cheryl yang dulu dan sekarang? Apa yang
berubah dan apa yang ga berubah?
Rand: Pasti berubah, banyak banget yang berubah. Tapi memang rata-rata
perubahan itu ke arah positif. Kalo dari personality nya, emm.. pikirannya jauh
lebih terbuka. Dia dari dulu emang udah paling mature di antara kita dan yang
lainnya. Jadi perubahan kesini ya perubuhan positif dari ke-mature-annya itu. Tapi
kalo kayak soal karir dia, itu ya amat sangat membaik lah. Dulu dia main ketak
ketik tulisan aja sekarang dia tampil di publik. Kalo yang ga berubah dari Cheryl
sih dia tetap Cheryl yang sekarang sebegitu terkenalnya, Cheryl tetep jadi Cheryl

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


117

yang makan di pinggir jalan, nongkrong-nongkrong lesehan di kampus. Tetap jadi


Cheryl yang down-to-earth, dengan popularitasnya saat ini. Perubahannya paling
di amat sangat susah ketemu dia tu sekarang. Dia emang susah banget buat
ditemuin tapi malah kadang bisanya tiba-tiba. Tapi kalo kayak janjian gitu dia
sering ga bisa karena dia emang sibuk banget. Paham banget weekday-nya dia itu
dipake buat ngedit video dan produksi video. Dan weekend-nya dia dipake buat
event-event.
Della: Hal apa yang dapat menginspirasi kamu selama berteman dengan Cheryl?
Baik secara personality atau pun kecantikan.
Rand: Kalo yang sering terngiang di otak gue itu, muka gue kan sensitif abis, kalo
gue lagi main sama Cheryl muka gue lagi break out atau merah-merah, Cheryl
lebih mensuggest gue buat pake organic skin care. Kalo dari personality, gue kan
hidup gue gini-gini aja, tapi setiap gue ngobrol sama Cheryl gue selalu
menemukan titik bahwa selama ini dunia gue gini-gini aja, ternyata ada dunia
yang luas banget yang gue ga tau di sana entah itu dunia pekerjaan ya contohnya
ya gue taunya pekerjaan guru, dokter, atau yang kayak gue berangkat jam 9
pulang jam 5. Ternyata ada loh yang kayak Cheryl, itu bisa 24 jam 7 hari, itu bisa
di rumah, kayak ngelakuin hobby nya. Pokoknya dia tu sering ngasi gue
pandangan, diluar sana tuh banyak yang lebih lah dari yang elo tau. Poinnya ada
lah ketika gue sedih dengan masalah gue, begitu gue jalan sama Cheryl, gila
masalah segini aja gue nangis, sedih. Kayak gitu sih, dia selalu bikin pikiran gue
terbuka. Ternyata di luar sana banyak yang lebih.

Transkrip Wawancara dengan Isti Februari ( Sahabat Thata)


Della: Udah lama temenan sama Thata? Dari kapan?
Isti: Kayanya dari tahun 2011 akhir, soalnya waktu itu mau bikin event di awal
taun 2012. Waktu itu dikenalin, jadi deket sampe sekarang.
Della: Memang dari dulu Thata fashionable ya?
Isti: Dia tuh udah stylish dari dulu. Keliatan banget dari kesehariannya. Kayak
jaman dulu orang masih pake paris, dia udah pake pashmina. Dia udah bisa mix
and match baju yang lucu. Emang Thata tu keliatan fashionable gitu. Makin
keliatan lagi dia fashionable kalo kita ngeliat blognya, makin tau banget tuh Thata

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


118

suka sama fashion. Soalnya dia kayak ga sekedar ootd aja tapi juga bahas juga
tentang fashion.
Della: Kamu sebagai teman dukung ga dia sebagai selebgram fashion? Bentuk
dukungannya?
Isti: Kalo waktu awal temenan aku kan ga sedeket itu sama Thata dan emang
belum ada selebgram gitu, baru ada blognya dia doang. Sejauh temenan ama
Thata sih ya ngedukung banget. Karna tau kan itu kesenengannya dia, passion-nya
dia. Dulu waktu 2012 tu kan udah ada Instagram. Thata kayak belum tertarik gitu.
Tapi itu udah mulai rame yang namanya selebgram-selebgram. Terus kayanya
2013 dia baru mulai bikin akun Instagram, followersnya masih dikit. Cuma karna
ya dia emang bagus disitu, lama-lama dia jadi kenal sama dian pelangi, dan lain-
lain. Terus cepet gitu penambahan followersnya. Awalnya dia share foto
fashionable nya yang di blog. Pas Thata bikin Instagram tu udah fenomenal
banget tu yang namanya selebgram. Dan lama-lama tu kayak followers Thata
nambah terus. Yauda deh dia jadi selebgram. Sejauh ini sebagai temen sih ya
dukung banget. Dukungnya tu ya bantuin ootd, gitu-gitu lah. Dukung banget tu
bahkan kita sampe waktu Thata belum punya Instagram tu kita yang kayak
mojokin Thata gitu. ‘Tha, ayo bikin dong Instagram. Ih pasti Mba Thata bisa deh
jadi selebgram’.
Della: Pernah ada yang minta foto waktu kalian lagi jalan bareng? Reaksi Thata
gimana? Kamu merasa terganggu ga?
Isti: Ngerasa keganggu sih ga pernah karna mungkin itu lebih ke privasinya Thata
ya. Emang basicly tu Thata orangnya baik banget, ramah, dan dia tu sopan, baik,
pinter, cantik. Jadi selama ini dia nanggepin yang minta foto dia fine fine aja.
Sampe pernah nanya juga ‘Capek ga sih Mba dimintain foto gitu?’ ‘Engga biasa
aja’ dia jawab gitu. Dan dia selalu menanggapi semua orang yang minta foto sama
dia tu dengan ramah, terus bisa gitu menempatkan dirinya tu sebagai orang yang
dikagumi tapi ga sombong. Dia tu tetap baik tapi tanpa terkesan sok atau berada
lebih tinggi dari aku atau gimana. Jadi aku aja sebagai temen tu ngefans, kagum
sama personality nya dia gitu.
Della: Ada yang berubah kah dari Thata yang dulu dan sekarang? Apa yang
berubah dan apa yang ga berubah?

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


119

Isti: Pasti ada yang berubah. Karena dulu tu seringnya bareng-bareng banget.
Cuma sempet kayak yang metamorfosis gayanya gitu. Thata tu dulu sempet yang
pake rok, bajunya ya gaya-gaya anak kuliahan. Karna kalo ga salah di kampus di
fakultasnya dia kayak wajib pake rok gitu. Dia tu bisa banget nge-mix and match,
rok tapi tetep fashionable. Karna di kampus tu ya jarang banget sih yang
fashionable. Jadi ya gitu kenapa dia bisa beken di kampus ya karna mungkin dia
juga kayak jadi role model gitu. Terus berubah kalo secara sifat sih. Menurutku
personality nya dia udah kuat dari dulu gitu. Dia baik, pinter, dia tau apa yang dia
mau. Kayanya dia berubah juga makin lebih baik. Secara personality Thata makin
dewasa dan dari dulu juga udah dikenal orang yang humble. Dulu waktu Thata
belum ada mobil aku sama dia ke kantor naik umum. Bis atau busway gitu, makan
pinggiran oke-oke aja tiap hari juga. Pokoknya emang dia ngerasa itu mah profesi
dan karya aja. Gaya hidup dari Thata ya meningkat tapi ga merubah kepribadian
dia yang bersahaja sih menurutku.
Della: Hal apa yang dapat menginspirasi kamu selama berteman dengan Thata?
Baik secara personality atau pun gaya berpakaian.
Isti: Jadi awal temenan mah emang temenan aja gitu ga nyangka jadi sedeket
sampe semua hal saling curhat. Jadi lama-lama kita suka beneran diniatin ngobrol
tuker pikiran. Seneng sih kadang saran aku dipake sama dia. Dan aku selalu
termotivasi sama saran-sarannya dia juga. Yang pasti kalo orang liat mau sukses
kayak Thata sekarang, liat dulu gimana dia berjuang buat dapetin yang dia mau
kaya sekarang. Dia itu gigih dan konsisten, selalu menyerahkan pilihannya sama
Allah. Ga heran dia kayak sekarang. Soalnya ibadahnya dan setiap keputusannya
selalu ngelibatin Allah. Hmm.. kalo dari berpakaian, aku suka sih gaya dia. Tapi
ga sampai yang pengen sama karna beda gaya aja gitu. Jadi positifnya Thata
selain penampilan ya pribadinya. Most of friends nya dia pasti bakal nyebut Thata
baik hati.

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


120

LAMPIRAN 2.
Artikel Terkait Informan

(http://www.muslimahdaily.com/muslimah-zone/focus/item/365-selebgram-hijab-
paling-hits-di-kalangan-netizen.html)

(http://www.republika.co.id/berita/koran/leasure/15/02/10/njjqx812-qonitah-al-
jundiah-serius-menekuni-dunia-fashion)

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


121

(http://pride.co.id/2015/03/personal-branding-di-mata-thataljundiah/)

(https://moeslema.com/243)

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.


122

(http://www.vemale.com/inspiring/people-we-love/27757-cheryl-hijaber-cantik-
yang-suka-berbagi-tutorial-makeup-dan-hijab-1.html)

(http://femaledaily.com/blog/2016/10/31/ask-anything-cheryl-raissa/)

Universitas Indonesia

Pembentukan personal..., Della Lineri, FISIP UI, 2017.

Anda mungkin juga menyukai