Anda di halaman 1dari 21

NILAI-NILAI RELIGI NOVEL BRIZZLE CINTA SANG HAFIZAH KARYA ARI

O MUHAMMAD

PROPOSAL PENELITIAN

TAWA LUYAN
NPM 20080075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
PADANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Karya sastra tidak akan terlepas dari pengarangnya melalui karya sastranya

pengarang ingin berpesan mengenai seluk beluk permasalahan kehidupan berdasarkan

hal inilah karya sastra dapat digunakan sebagai salah satu alat mengkomunikasikan

perasaan dan isi hati pengarang karya sastra lahir tidak bisa lepas dari pengarangnya dan

sebaliknya pengarang tidak bisa pula terlepas dari keadaan dan kenyataan yang ada di

sekitarnya, untuk mengetahui hal itu kita perlu menelaah karya sastra tersebut.

Karya sastra novel merupakan bagian dari prosa yang dekat dengan masyarakat kar

ena jalan ceritanya tidak jauh dari realita kehidupan masyarakat. Hal-hal yang terjadi di

dalam kehidupan masyarakat dituliskan kembali oleh pengarang untuk menghasilkan se

buah karya sastra. Selain mengungkapkan berbagai realita yang terjadi di dalam kehidup

an masyarakat, karya sastra juga memberikan manfaat berupa mendidik dan menghibur.

Fungsi menghibur tersebut diperoleh dari unsur imajinasi atau khayalan yang diungkapk

an ole pengarang. Fungsi mendidiknya diperoleh dari nilai-nilai dan permasalahan yang

direfleksikan pengarang tersebut. Nilai-nilai dan permasalahan dapat dilihat dari agama,

sosial, budaya, politik, dan lain-lain.

Agama menjadi kunci untuk melihat kehidupan masyarakat dengan berbagai

permasalahan, dalam kehidupan manusia agama menentukan kualitas hidup. Potensi

yang dimiliki seorang manusia tidak ada artinya bila tidak diiringgi dengan penguasaan

agama yang kuat. Keberadaan agama terutama bagi orang yang berilmu sangat penting.

Dengan ilmu kehidupan manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan
lebih bermakna. Kekuatan beragama seorang manusia menunjukkan jati dirinya sebagai

makhluk yang religius.

Religius berhubungan dengan kedalaman penghayatan keagamaan seseorang dan

keyakinan terhadap adanya Tuhan yang diwujudkan dengan mematuhi perintah dan

menjauhi larangannya dengan keikhlasan hati. Bagi penganut agama Islam terdapat tiga

ruang lingkup yang harus dijalankan oleh setiap umat muslim yaitu akidah, syariah, dan

akhlak. Ketiga ruang lingkup tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.

Akidah berkaitan dengan aspek keimanan terhadap Allah dan semua yang

difirmankan-Nya untuk diyakini. Syariah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan

manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta, sedangkan akhlak

berhubungan dengan sikap-sikap atau perilaku yang tampak dari pelaksana akidah dan

syariah, di dalam akhlak terdapat baik buruknya perilaku seseorang. Muslim yang baik

adalah orang yang memiliki akidah yang lurus dan kuat sehingga mampu

mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditunjukan pada Allah dan

tergambarlah akhlak yang terpuji pada dirinya. Ketiga ruang lingkup tersebut tidaklah

berdiri sendiri, tetapi menyatu membentuk kepribadian yang utuh pada diri seorang

muslim. Akidah, syariah dan akhlak tidak hanya terjadi dalam kehidupan yang

sebenarnya tetapi, banyak para pengarang yang memaparkan ketiga ruang lingkup

agama Islam ini ke dalam karya sastra khususnya dalam novel.

Dewasa ini novel dideskripsikan sebagai sebuah karya prosa fiksi yang cukup panja

ng tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek. Salah satu bentuk nilai kehidupan i

alah nilai religius. Nilai religius merupakan nilai yang berhubungan dengan keilahian at

au keterjalinan manusia dengan Tuhan dan segala ciptaan-Nya. nilai religius adalah nila
i yang mendasari dan menuntun tindakan hidup ketuhanan manusia.Sastra juga merupak

an sarana atau bahan yang berguna meningkatkan kepekaan rasa dan memberikan hibur

an.

Dalam sebuah karya sastra yang islami maka akan ditemui nilai religius yang dapat

meningkatkan keimanan terhadap Tuhan. Dengan harapan pesan di dalam novel tersebu

t bisa menambah pengetahuan, dan juga motivasi untuk lebih taat lagi terhadap Tuhan.

Novel Brizle cinta sang hafizah Dalam novel ini dikisahkan seorang perempuan bernam

a Dara. Ia seorang yatim piatu yang tak pernah tahu siapa orang tuanya dan tinggal di pa

nti asuhan sejak kecil.Kegigihannya belajar agama, menjadikannya seorang hafizah dan

meraih gelar doktor di negeri Britania.Dengan demikian, religius bersifat mengatasi, leb

ih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, dan resmi”

Pada novel ini terdapat nilai-nilai religius seperti mengajarkan untuk bersikap kasih

sayang, ikhlas, dan bersyukur kepada sang pencipta. Novel ini sangat bagus untuk dibac

a oleh berbagai kalangan, karena nilai nilai yang terkandung dalam novel tersebut dapa

t mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Novel Brizle cinta sang hafizah adala

h novel yang banyak memberikan inspirasi bagi kehidupan. Karena didalamnya banyak

terkandung sebuah nilai-nilai moral Islami, yang dapat memotivasi kita untuk menjadi p

ribadi yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut penelitian terhadap masalah nilai-nilai religius dala

m novel Brizle cinta sang hafizah, penting dilakukan karena dilatar belakangi oleh alasa

n. yaitu novel tersebut merupakan novel yang menceritakan dikisahkan seorang peremp

uan bernama Dara. Ia seorang yatim piatu yang tak pernah tahu siapa orang tuanya dan t
inggal di panti asuhan sejak kecil. Kegigihannya belajar agama, menjadikannya seorang

hafizah dan meraih gelar doktor di negeri Britania.

Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan, sebelumnya

ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang nilai-nilai religius. Peneliti mengambil ti

ga penelitian terdahulu yang relevan anak remaja sekarang banyak yang hanya menyuka

i novel karena ceritanya lebih mendominasi kisah asmara dari pada segi pendidikannya.

Mereka lebih menyukai novel tersebut karena mereka hanya menilai bahwa membaca n

ovel sebagai sarana hiburan saja tanpa memperdulikan dari segi pendidikan yang banya

k mengandung manfaat. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya pemahaman mereka akan

pentingnya pesan atau nilai- nilai yang disampaikan dari cerita. Salah satu novel yang b

anyak mengandung nilai religiusnya yaitu novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Karya Ario

Muhammad.

Berdasarkan penjelasan hal tersebut makan penelitia ini layak dilakukan bahwa nila

i religius adalah nilai yang berdasarkan pada perilaku seseorang yang sesuai dengan ajar

an agama yang dianutnya.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus masalah pada penelitian

ini adalah seorang perempuan yatim piatu yang tak pernah tahu siapa orang tuanya dan

tinggal di panti asuhan sejak kecil Kegigihannya belajar agama, menjadikannya seorang

hafizah dan meraih gelar doktor di negeri Britania.penelitian ini perlu dilakukan untuk

melihat nilai religius dalam novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Karya Ario Muhammad.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka rumusan masalah lada penelitian ini adal

ah

1. Bagaimanakah nilai religius yang terdapat dalam novel Brizzle Cinta Sang Hafi

zah Karya Ario Muhammad?

2. Bagaimanakah bentuk nilai aqidah dalam Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Ka

rya Ario Muhammad?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

1. Mendeskripsikan nilai religius yang terdapat dalam novel Brizzle Cinta Sang Hafiza

h Karya Ario Muhammad.

2. Mendeskripsikanbentuk nilai aqidah dalam Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Kary

a Ario Muhammad.

F. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer terdiri dari

dua hal, yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Penambahan Khazanah penelitan sastra, khususnya penelitan dalam kajian sosiologi sast

ra, sehingga bermanfaat bagi perkembangan karya sastra. Penelitian ini diharapkan mam

pu menambah wacana yang berhubungan dengan kajian sosiologi sastra yang mengguna
kan sudut pandang sosiologi sastra supaya dapat digunakan sebagai referensi bagi peneli

tian-penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Penulis

Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagaiman

akah bentuk penyimpangan budaya pada zaman dahulu. Sebagai pengalaman dalam me

nyelesaikan permasalahan dalam penyimpangan budaya lebih khusus mengenai aspek-a

spek penyimpangan budaya Jawa, di dalam keluarga dan dalam masyarakat.

b. Manfaat bagi Pembaca

Pembaca diharapkan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam karya sast

ra tersebut, sehingga dapat menambah wawasan pembaca mengenai sastra. Selain itu, ss

penelitian ini diharapkan mampu membawa perubahan dan kesadaran terhadap kebuday

aan Jawa mengenai penyimpangan yang dilakukannya agar tidak diperanaktifkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Manfaat bagi Peneliti lain

Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan acuan atau pedoman untuk

penelitian yang dilakukan agar bisa mengembangkan wawasan terhadap kebudayaan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
A. Nilai Religius

1. Pengertian Nilai Religius

Nilai religius adalah nilai mengenai konsep kehidupan religius atau keagamaan b

erupa ikatan atau hubungan yang mengatur manusia dengan Tuhannya. Nilai religius ju

ga berhubungan dengan kehidupan dunia tidak jauh berbeda dengan nilai- nilai lainnya s

eperti kebudayaan dan aspek sosial selain itu nilai religius juga erat hubunganya dengan

kehidupan akhirat yang misterius bagi

manusia. Kehidupan akhirat inilah yang membedakan dengan nilai- nilai lainnnya.

Menurut Mangunwijaya (1994: 15) menegaskan bahwa nilai religius adalah nila

i- nilai yang terdapat dalam karya sastra fiksi berupa penentuan manusia yang berhati nu

rani, berakhlak mulia atau saleh ke arah segala makna yang baik. Bagi manusia religius

terdapat makna yang harus dihayati, suci dan nyata dalam bentuk kekuasaaan dan kekua

tan yang tidak terhingga, sumber hidup dan kesuburan. Sesuatu yang dapat dihayati man

usia religius yaitu kesadaran batin, mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan berupa

sumber kehidupan dan

kesuburan bagi manusia.

Dorongan untuk menghargai dan memelihara semua yang Tuhan berikan berupa

bakti kepada Tuhan. Aktualisasi manusia religius terlihat dari hubungan manusia denga

n Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam. Adapun

uraianya adalah sebagai berikut:

a). Hubungan manusia dengan Tuhan


Manusia adalah mahkluk yang diciptakan Tuhan yang paling sempurna.Manusia

diciptakan dengan potensi ketuhananya, sehingga setiap manusia akan membutuhkan ke

yakinan terhadap kekuatan yang ada diatas dirinya.Potensi inilah yang menyebabkan ma

nusia membutuhkan agama, untuk mengaplikasikan keyakinannya terhadap Tuhan. Apli

kasi manusia terhadap agama adalah melalui ibadah sebagai wujud kepatuhan manusia

dan cara manusia menjalin komunikasi dengan Tuhan-nya sebagai sumber ketentraman

batin dan kebahagiaan hidup.

Disamping itu pula untuk mensyukuri semua nikmat yang diberikan Tuhan baik

berupa kesehatan, panjang umur, rezeki, maupun kesuksesan hidup. Manusia

berusaha taat atau bertaqwa kepada Tuhan dengan cara beribadah, berperilaku terpuji, b

ersedekah dan menolong sesama manusia dengan harapan mendapat pahala dari Tuhan.

Kesucian agama bagi manusia menunjukan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri

dari agama karena agama merupakan kebutuhan hidup. Perasaan

takut, cemas, dan mengharap merupakan faktor pendorong manusia untuk beragama. Pa

da setiap perbuatan dan keadaan keagamaan, kita akan melihat berbagai bentuk sifat sep

erti ketulusan, keramahan, kecintaan dan pengorbanan. Jadi kebutuhan manusia terhaap

agama memang tidak bisa digantikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan kemaju

an teknologi, Toto Suryana dkk. (200:26)

b). Hubungan manusia dengan manusia

Sebagai mahkluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan ba

ntuan orang lain. Dengan kata lain manusia selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan

manusia lainnya sehingga terjalin hubungan timbal balik antar manusia. Hubungan sosia

l yang menngandung religiusitas yang tinggi memiliki pola kehidupan bermasyarakat ya


ng akan mencerminkan sikap positis dan hubungan yang baik sebagai manusia yang ber

agama. Manusia diharapkan menjadi mahkluk yang berbudi dan berahlak mulia, oleh ka

rena itu manusia dihimbau untuk melakukan keseimbangan dalam hidup yakni antara ur

usan dunia dan akhirat haruslah seimbang. Di dalam urusan dunia bekerja atau mencari

rezeki adalah termasuk ibadah, bekerja disini manusia dituntut untuk berusaha bekerja k

eras untuk mencapai tujuan. Tanpa ada usaha niscaya yang kita inginkan tidak akan terc

apai. Nilai religius yang ada adalah mendidik manusia untuk memiliki sikap bekerja ker

as dan tidak mudah putus asa.

Di zaman yang serba sulit seperti sekarang ini banyak manusia terhimpit dalam s

ulitnya mempertahankan hidup. Tertekan yang berlebihhan yang mengakibatkan depresi

yang dialami manusia berdampak pada perilaku mengaganmbil jalan pintas dengan men

gakhiri hidup untuk menyelesaikan suatu masalah. Ini dibuktikan dengan ajaran agama.

Sabda Tuhan yang terdapat di dalam kitab suci, yakni janganlah manusia mudah berput

us asa dalam menghadapi

suatu ujian dan cobaan, karena di dalam ujian terdapat hikmah dan karunia yang

terkandung di dalamnya.

c). Hubungan manusia dengan alam

Misi penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan sang pencipta.

Penyembahan kepada sang Pencipta ini berarti luas yakni ketundukan dan kepatuhan ma

nusia terhadap semua larangan dan perintah Tuhan dalam menjalai kehidupan dimuka b

umi ini, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan secara langsung maup

un yang menyangkut hubungan manusia dengan alam termasuk manusia lainnya, sebaga

imana Surah Alquran yang artinya “...dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiamelai
nkan supaya mereka menyembah-Ku...”. Seorang hamba yang sempurna apabila manusi

a menjadikan dirinya sebagai wakil atau perpanjangan kekuasaan Tuhan di muka bumi i

ni dalam mengelola kehidupan alam semesta. Tugas inilah yang sering memposisikan m

anusia sebagai khalifah di muka bumi. Jadi manusia diutus kemuka bumi ini selain berib

adah kepada Tuhan dia juga mempunyai tugas menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah

di sini adalah sebagai pengelola dan pemanfaat alam semesta demi memaksimalkan ma

nfaat sumber daya alam untuk umat manusia, sehingga mendatang kesejahteraan hidup

manusia di bumi ini, Azra (2002:28-29).

Sebagaimana Alquran surah Al-Anbiya ayat 107 yang artinya “Dan tidaklah ka

mi mengutus kamu melainkan untuk (menjadikan kamu) rahmat bagi semesta alam” Ala

m adalah tempat manusia berpijak dan tempat mempertahankan hidup. Untuk mengharg

ai kebesaran Tuhan manusia diharapkan dapat memelihara alam dan memanfaatkan ala

m dengan semestinya. Sehingga tidak ada kerusakan pada alam yang mengakibatkan ter

jadinya bencana seperti banjir, tanh longsor, polusi udara, dan sebagainya. Semua benca

na yang terjadi adalah akibat ulah tangan manusia sendiri yang kurang mensyukuri dan t

idak memelihara keseimbangan alam.

2. Aspek-aspek Nilai Religius

Terdapat tiga aspek-aspek nilai religius dalam karya sastra menurut Heri Jauhari (2

010:36), yaitu keimanan (tauhid), norma kehidupan (fikih), dan sikap perilaku (akhlak).

Berikut penjelasan tentang aspek-aspek nilai religius dalam karya sastra tersebut:

1. Keimanan (tauhid) “Batasan paradigmanya : Mengenai kepercayaan manusia atas

wujud Tuhan, dzat dan sifat-sifat-Nya yang merefleksi pada tingkat penghambaan kepa
da-Nya” Al-Suyuti, 1971:33 (Jauhari, 2010:36). Aspek keimanan (tauhid) menurut Jauh

ari (2010:37) mencakup tiga aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Iman kepada Allah. Iman artinya percaya. Iman kepada alloh artinya percaya adanya

Allah. Untuk mengimani adanya Allah bukan berarti kita harus dapat meraba, melihat, d

an merasakan-Nya. Karena hal tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah seperti ilmu

pasti, tetapi kita percaya bahwa Allah itu ada karena ada tanda-tanda-Nya.

b. Takwa kepada-Nya Pengertian takwa adalah menjauhi larangan-Nya, melaksanakan p

erintah-Nya. Orang yang takwa pasti taat terhadap segala sesuatu yang diperintahkan d

an patuh terhadap segala sesuatu yang tidak dibenarkan (dilarang) oleh agama.

c. Tobat (perasaan berdosa) Tobat artinya mengakui kesalahan,bahwa yang dilakukanny

a tidak dibenarkan,baik oleh agama maupun oleh adat-istiadat lingkungannya. Kemudia

n meminta ampun dan tidak akan mengulangi kesalahan itu.

2. Norma Kehidupan (Fikih) “Batasan paradigmanya : Mengenai aturan dan norma

kehidupan yang didasarkan pada kaidah-kaidah agama” Sayid Sabiq, 1990:14 (Jauhari,

2010:36).Aspek norma kehidupan (fikih) menurutJauhari (2010:38) mencakup lima asp

ek, yaitu sebagai berikut:

a. Halal Halal adalah suatu pekerjaan dan benda yang dibolehkan oleh agama. Hal-hal

yang dibolehkan oleh agama, yang menyangkut pekerjaan boleh dilakukan dan menyan

gkut benda-benda boleh dipakai dan dimakan. Sehubungan dengan masalah religius, m

aka itu dilakukannya harus atas dasar dorongan hati nurani yang ikhlas serta sikap pers

onal totalitas pribadi.

b. Haram Haram merupakan kebalikan dari halal, artinya dilarang oleh agama. Sesuatu

yang dilarang apabila dikerjakan pasti ada sanksinya baik di dunia maupun di akhirat.
Maka dari itu agar perilaku kita bernilai religius, kita harus menghindarinya berdasrkan

dorongan hati nurani yang ikhlas dan murni.

3. Sikap Perilaku (Akhlak “Batasan paradigmanya : Mengenai sikap perilaku manus

ia yang bersumber pada dorongan lahir dan batin yang didasarkan pada norma-norma ag

ama” Ibnu Miskawaih, 1976:19 (Jauhari, 2010:36).Aspek sikap perilaku (akhlak) menur

ut Jauhari (2010:39) mencakup enam aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Sabar Sabar artinya tidak mudah putus asa, tidak gampang marah, dan penurut. Real

isasinya dalam kehidupan sehari-hari, apabila seseorang mengusahakan sesuatu, tetapi

hasilnya tidak sesuai dengan harapan, orang tersebut tidak menyerah begitu saja apalagi

sampai marah.

b. Rendah hati Rendah hati berarti tidak sombong, tidak ingin dipuji, tidak pernah men

unjukan keunggulan dirinya, kekayaan, dan kegagahan kepada orang lain. Orang yang r

endah hati akan berperilaku baik dan disenangin orang.

c. Tawakal Tawakal artinya menerima kenyataan dan penyerahan diri kepada Yang Ma

ha Pencipta. Orang yang tawakal akan menerima apa saja yang Tuhan berikan kepadan

ya. Menerima disini maksudnya tidak aral yang menyebabkan orang itu takabur.

d. Jujur Orang jujur artinya tidak pernah berbohong baik dalam ucapan maupun perbu

atan. Bisa mengemban amanat, dapat dipercaya, dan tidak mau mengambil hak orang l

ain.

e. Ikhlas Ikhlas artinya tidak menyesal. Segala sesuatu bergantung pada niat. Kalau suat

u perekerjaan niatnya begitu meskipun hasilnya tidak begitu atau tidak sesuai dengan h

arapan, biar saja yang niatnya begitu. Hal tersebut termasuk ke dalam aspek keagamaan

tasawuf atau akhlak tasawuf.


f. Disiplin Disiplin artinya konsisten, baik terhadap waktu maupun peraturan. Orang ya

ng disiplin akan berusaha selalu menepati waktu dan mematuhi peraturan, baik dilingku

ngan tempat dia bekerja maupun tempat dia tinggal.

B. Hakikat Novel

1. Pengertian Novel

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita

fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur pembangun di dalamnya.

Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi de

ngan tuhan, lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel sipengarang berusaha sem

aksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada

gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel terse

but.

Menurut Sudjiman (2010:53), novel adalah prosa rekaan yang panjang dengan m

enyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersus

un. Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Se

buah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cer

ita) juga lebih banyak, yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan tokoh cerita

yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

2. Unsur-unsur Novel

Sebagai suatu karya sastra fiksi, novel haruslah tetap merupakan cerita yang menar

ik dengan bangunan struktur yang saling berkesinambungan secara estetika yang bertuj

uan untuk menyampaikan isi cerita dengan jelas dan menarik. Oleh Karena itu, novel di

bentuk oleh unsur- unsur pembangun yang membentuk cerita sehingga membuat sebuah
novel menjadi berwujud secara utuh. Unsur-unsur pembangun yang membentuk sebuah

novel adalah sebagai berikut:

1) Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiya

ntoro, 1995:23). 1).

a. Tema Ambari (1996:95) mendefinisikan tema adalah pokok permasalahan yang meru

pakan inti atau jiwa dari suatu cerita.

b) Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh Cerita Se1iap karya sastra termasuk novel mempunyai pelaku ceritanya yang

menyertai setiap kejadian yang diceritakan dalam novel tersebut, pelaku inilah yang di

maksudkan dengan tokoh cerita. Aminudin (1990:80) Berdasarkan fungsinya, tokoh dal

am cerita dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: 1) Tokoh Sentral Tokoh sentral atau t

okoh yang memegang peranan penting disebut tokoh utama atau protagonis. 2) Tokoh B

awahan Tokoh bawahan ini adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam ceri

ta, akan tetapi kehadirannya sangatlah diperlukan.

2. Penokohan Menurut Ambari (1998:95) penokohan mengandung arti pelukisan menge

nai tokoh cerita,baik secara lahiriah maupun keyakinannya, adat istiadatnya, serta sikap

dan tindak tanduknya.

3. Plot atau Alur Cerita Alur atau plot adalah suatu struktur gerak yang terdapat dalam c

erita fiksi atau drama.

4. Setting atau Latar Latar disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada penger

tian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristi
wa yang diceritakan. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas Latar da

pat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:

a. Latar Tempat Menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam s

ebuah karya fiksi.

b. Latar Waktu Berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa- peristiwa yan

g diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Masalah kapan tersebut biasanya dihubungkan

dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa

sejarah.

c. Latar Sosial Menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupa

n sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. 5. Sudut Pand

ang Sudut pandang atau point of view menyaran pada sebuah cerita dikisahkan.

6. Bahasa Bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Sastra lebih dari sekedar bah

asa, deretan kata, namun unsur “kelebihan”nya itu pun hanya dapat diungkap dan ditafs

irkan melalui bahasa. Bahasa dalam sastra pun mengemban fungsi utamanya yakni fu

ngsi komunikatif.

7. Amanat Amanat dalam karya sastra merupakan sesuatu yang ingin disampaikan pen

ulis kepada pembaca,merupakan makna yang terkandung dalam setiap karya sastra. Am

anat itu biasa berupa pesan moral. Secara umum, moral menyarankan pada pengertian

baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap dan sebagainya.

2) Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yangberada di luar karya sastra

itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sisitem organisme karya

sastra. Unsur-unsur itu adalah biografi pengarang, psikologi, ekonomi, keadaan di lingk

ungan pengarang dan lain sebagainya.


3. Jenis-jenis Novel

Goldman (dalam Kurniawan, 2012: 112), menyatakan bahwa novel terdiri dari t

iga jenis yaitu novel idealisme abstrak, novel romantisme keputusasaan, dan novel pend

idikan. Pertama, novel idealisme abstrak. Novel idealisme abstrak adalah sebuah novel

yang menampilkan tokoh yang masih ingin bersatu dengan dunia, tetapi karena persepsi

pandangan tokoh terlalu subjektif dan sempit, maka idealismenya menjadi abstrak. Ked

ua, novel romantisme keputusasaan. Novel romantisme keputusasan adalah jenis novel

yang berlawanan dengan karakter idealisme abstrak. Ketiga, novel pendidikan. Novel p

endidikan, yaitu novel yang sang heronya disatu pihak memiliki interioritas, tetapi disis

i lain juga mempunyai keinginan ingin bersatu dengan dunia.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, jenis-jenis novel terdiri atas (1) novel idealis

me abstrak adalah sebuah novel yang menampilkan tokoh terlalu subjektif dan sempit,

(2) novel romantise keputusasaan adalah jenis novel psikologi seolah-olah hidup sendiri

dan terasing dari dunia dan lingkuganya, (3) novel pendidikan adalah novel realis yang

heronya memiliki pandangan dunia.

B. Penelitian Relevan

Adapun novel Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Karya Ario Muhammad (Psiko

logi Sastra) ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Wahdaniyah Wilyah, Muhammad

Akhir, dan Hasnur Ruslan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mu

hammadiyah Makassar pada tahun 2021 dengan judul “Analisis Kepribadian Tokoh Dar

a dalam Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Karya Ario Muhammad (Psikologi Sastra)”

yang mengambil fokus Analisis Kepribadian Tokoh Dara dalam Novel Brizzle Cinta Sa
ng Hafizah Karya Ario Muhammad. Wahdaniyah Wilyah, Muhammad Akhir, dan Hasn

ur Ruslan lebih menekankan kepada nilai-nilai Analisis Kepribadian Tokoh Dara dalam

Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah ini meliputi konflik batin kepribadian id, ego, dan sup

erego.

Selain itu, penelitian yang sesuai dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian

yang ditulis oleh Helliyatun mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 20

09 dengan judul “Nilai-Nilai Religius dalam Novel Hafalan Sholat Delisa Karya Tere-L

iye dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam”. Dalam hal ini peneliti mengu

ngkapkan tentang isi atau nilai-nilai religius yang ada dalam novel Hafalan Shalat Delis

a, kemudian menafsirkan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitia

nnya menunjukkan: Nilai-nilai religius yang terkandung dalam novel Hafalan Shalat De

lisa adalah nilai pendidikan aqidah (keimanan) yang meliputi iman kepada Allah, iman

kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rosul, dan iman kepada takdir. Pendid

ikan syariah (ibadah) yang meliputi perintah shalat, menuntut ilmu, beramal dengan tulu

s ikhlas, berdzikir dan berdoa kepada Allah. Pendidikan akhlak (budi pekerti) meliputi a

khlak terhadap diri sendiri (sabar, taubat, optimis, bersyukur, menerima hidayah dan me

nghindarkan diri dari sikap marah), akhlak terhadap orang tua (larangan durhaka terhada

p kedua orang tua dan berbakti kepada kedua orang), akhlak terhadap keluarga, akhlak t

erhadap saudara, akhlak terhadap sesama (memberi salam dan saling tolong menolong)

dan akhlak terhadap anak yatim.

Penelitian selanjutnya, penelitian yang ditulis oleh Hildawati mahasiswa UIN Sy

arif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012 dengan judul “Nilai Religiusitas Islam dalam

Novel Atheis Karya Achdiat Karta Mihardja dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Sastra”. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan tentang isi atau nilai-nilai religiusitas y

ang ada dalam novel Atheis, kemudian menafsirkan implikasinya terhadap pembelajara

n sastra.Nilai-nilai religiusitas yang terkandung dalam novel Atheis, terdiri dari aspek a

qidah (tauhid), aspek ibadah (ritual), aspek ihsan (penghayatan), aspek ilmu (pengetahu

an), dan aspek amal (akhlak).

Dari ketiga penelitian di atas pada dasarnya meneliti nilai-nilai yang terkandung

dalam sebuah novel, khusus untuk Novel Brizzle Cinta Sang Hafizah Karya Ario Muha

mmad. Penulis mencoba mengkaji nilai religius yang terdapat dalam Novel Brizzle Cint

a Sang Hafizah Karya Ario Muhammad, tidak hanya nilai religius saja, penelitian ini le

bih mengarah kepada bagaimana nilai religius yang terdapat dalam Novel Brizzle Cinta

Sang Hafizah Karya Ario Muhammad berimplikasi terhadap pembelajaran sastra di sek

olah.

C. Kerangka Konseptual

Novel

Karya Sastra
Nilai-NIlai Religius

Nilai-Nilai religi Novel Brizle Cinta Sang


Hafizah Karya Ario Muhamad

Dalam sebuah karya sastra pengarang banyak mengangkat realita kehidupan disekel

iling sebagai inspirasi dalam menulis karya sastra. Realita yang tak pernah terlepas dari

kehidupan manusia adalah agama Dalam Nilai Religius Dalam Novel Brizle Cinta sang

hafizah Karya Ario Muhamad . Persoalan agama banyak disampaikan pengarang dala

m karya sastranya. Salah satu karya sastra fiksi yang menceritakan agama adalah novel

Ruang lingkup agama Islam diantaranya akidah, syariah dan akhlak. Sementara itu unsu

r yang membangunnya terbagi atas dua yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsu

r instrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra tersebut diantaranya t

ema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa, sedangkan unsur ekstrinsi

k adalah unsur berada di luar karya sastra.

Anda mungkin juga menyukai