Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MATEMATIKA

“(Permasalahan Pembelajaran Matematika Masa Kini) ”

Disusun Oleh :

Nama : Risfa Rahma Harahap


Kelas : PSPM-C 2020
NIM : 4203111019
Dosen Pengampu : Michael Christian simanullang, M.Pd.
Mata Kuliah : Permasalahan Pembelajaran Maatematika Masa Kini

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN, MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-
Nya Saya dapat menyelesaikan tugas CJR ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya

Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu,saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi memperbaiki tugas yang telah
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga tugas ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini
dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan tugas ini di waktu yang akan datang.

Medan, September 2022

Risfa Rahma Harahap


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya minat baca mahasiswa/i pada
saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan ketertarikan
minat membaca.
Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat
mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review jurnal menitik
beratkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan, apa
yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi
pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu
bidang kajian tertentu. Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam
menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi masukan berharga
bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak
membaca keseluruhan jurnal tersebut.
Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan
terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan kepada
penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi jurnal. Selain itu
untuk para pembaca, Critical Journal Review ini mempunyai tujuan agar pembaca mendapat bimbingan
dalam memilih buku. Setelah membaca hasil review jurnal ini diharapkan timbulnya minat untuk
membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam hasil review. Dan apabila tidak memiliki
waktu untuk membaca isi jurnal, maka ia dapat mengandalkan hasil review sebagai sumber informasi.

B. Tujuan CJR
- Untuk Memenuhi tugas wajib dari mata kuliah “Permasalahan Pembelajaran Maatematika Masa Kini”.
- Untuk Menambah wawasan penulis dan pembaca.
- Untuk Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami kelebihan dan kekurangan jurnal satu
dengan jurnal yang lain.

C. Manfaat CJR
- Terpenuhinya tugas wajib dari mata kuliah “Permasalahan Pembelajaran Maatematika Masa Kini”
- Dapat Menambah wawasan penulis dan pembaca.
- Dapat Meningkatkan kemampuan siswa dalm mereview dan memahami kelebihan dan kekurangan dari
jurnal yang satu dengan jurnal yang lain.
D. Identitas Jurnal

Jurnal I

Judul Penelitian :Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Siswa Smp


Penulis : Syahrir, Susulawati
Jenis Jurnal : Jurnal matematika

Penerbit : Scholar Journal

Tahun Terbit 2017

Volume 1

Nomor 2

Jumlah Halaman : 10 hlm.

Jurnal II

Judul Penelitian :Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan


Masalah Matematis Siswa Smp
Penulis : Asfi Yunani, Luvy Sylvina, Heris
Jenis Jurnal : Jurnal pembelajaran matematika Inovatif
Penerbit : Scholar Journal
Tahun Terbit : 2018

Volume :1

Nomor :3

Jumlah Halaman : 8 hlm.

Jurnal III

Judul Penelitian : Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir


matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama
Penulis : Tatang Herman

Jenis Jurnal : Jurnal matematika

Penerbit : Scholar Journal

Tahun Terbit 2007

Volume 1

Nomor 1

Jumlah Halaman : 10 hlm


BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
Jurnal I
Dalam pembelajaran seseorang butuh juga pendidikan, karena pendidikan merupakan peranan penting
dalam kehidupan suatu bangsa. Salah satu yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Tetapi pada kenyataan sekarang ini mutu pendidikan belum menunjukkan
suatu peningkatan itu disebabkan karena dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk berfikir
secara kreatif.

Dalam dunia pendidikan, siswa sebagai objek dalam pendidikan sangat diharapkan mampu memahami
apa yang diajarkan, namun tidak bisa dielakan melihat permasalahan yang terjadi dilapangan, faktanya
banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika. Dari hasil observasi awal di MTs. Hidayatullah
Mataram, diperoleh bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa masalah. Masalahmasalah
tersebut diantaranya jarang siswa merespon pertanyaan guru pada saat proses belajar mengajar, kurangnya
perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi, dan aktivitas.

Siswa hanya terbatas untuk melihat, mendengar, serta mencatat apa yang ini mengakibatkan banyak siswa
yang bermainmain, tidur, dan hanya duduk diam saja di kelas ketika proses belajar mengajar sedang
berlangsung. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. dijelaskan oleh guru. Serta
kurangnya pemahaman siswa dalam menangkap pelajaran matematika. Jika kita mampu mendesain proses
belajar mengajar baik dari metode belajar atau media yang digunakan maka kita optimis bahwa
permasalahan yang terjadi pada peserta didik akan mampu diatasi. Pembelajaran dengan sistem modul
yang disertai metode PBL (Problem Based Learning) memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih
mengeksplorasikan berdasarkan kemampuannya sehingga tercipta belajar lebih mandiri dan hal ini akan
mengubah orientasi belajar yang semula berpusat pada guru, kemudian berubah menjadi berpusat pada
kegiatan siswa sendiri.

Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) yaitu berupa prosedur penelitian
yang dilakukan dengan menciptakan suatu produk tertentu dan menguji keefektifan produk
tersebut. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4D yang merupakan
singkatan dari Define, Design, Defelopment and Dessimination yang dikembang oleh thiagrajan (1974).
Alasan kenapa model 4D dipilih dalam penelitian ini antara lain; (a) model 4D disusun dengan urutan
kegiatan yang sistematis; (b) model 4D khusus dikembangkan untuk tujuan pengembangan model
pembelajaran dan bukan rancangan pembelajaran; (c) model 4D sudah banyak digunakan dalam
penelitian pengembangan model pembelajaran. Sebagaimana telah disampaikan pada bagian
keterbatasan, pengembangan ini terbatasa pada tahap Define, Design Dan Development dan tidak sampai
pada tahap Dessiminate yang dikarenakan adanya penyesuain berdasarkan kebutuhan pengembangan.

Berdasarkan hasil penelitian produk yang dihasilka pada penelitian ini adalah modul pembelajaran
dengan pendekatan problem based learning pada materi segiempat untuk siswa kelas VII MTs.
Hidayatullah Mataram yang di kembangkan melalui tahapan-tahapan model 4D Thiagarajan (1974).
Tahap pertama model pengembangan 4D yaitu tahap pendefinisian (define )yang merupaka n langkah
awal mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran matematika. Oleh karena itu, tahap ini
berfokus pada situasi/permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa saat kegiatan pembelajaran.
Tahap awal peneliti menetapkan masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah khusunya pada mata
pelajaran matematika adalah masalah sarana dan prasarana pendukung pada kegiatan pembelajaran
dalam memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

Berdasarkan análisis data dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan ini
menghasilkan modul pembelajaran matematika SMP/MTs “Persegi dan Persegi Panjang” berbasis
Problem Based Learning. 2. Modul pembelajaran matematika SMP/MTs dengan pendekatan Problem
Based Learning yang layak digunakan. Modul tersebut sebagai salah satu instrumen pembelajaran pada
pendekatan Problem Based Learning yang mencakup materi persegi dan persegi panjang, setelah modul
melalui proses validasi dan dilakukan uji coba terbatas Kelayakan modul hasil pengembangan mangacu
pada hasil penilaian para validator. Skor Dengan kelayakan modul dengan skor rata-rata dari para ahli
sebesar 82,73% dengan kategori sangat layak. Skor rata-rata validasi sebesar 92,85% dengan kategori
sangat layak. Sedangkan skor rata-rata hasil ujicoba kelompok terbatas sebesar 80,89% dengan kategori
sangat layak. Dengan demikian modul pembelajaran yang di kembangkan dnyatakan layak untuk di
gunakan.

Jurnal II

Kemampuan pemecahan Masalah Pemecahan masalah yaitu sebuah cara yang dilakukan dalam
pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan pelajaran tersebut dengan cara membiasakan peserta
didik agar dapat menentukan penyelesaian suatu permasalahan, mulai dari masalah yang paling mudah
hingga yang paling sulit dikerjakan sendiri.

KPM merupakan kemampuan menyelesaikan permasalahan non-rutin yang saling berelasi dengan
kehidupan nyata. Pembelajaran pemecahan masalah lebih terfokus pada proses dan strategi. Oleh karena
itu keterampilan proses maupun strategi dalam memecahkan permasalahan tersebut menjadi kemampuan
dasar di dalam belajar matematika. Dalam memecahkan masalah perlu pengetahuan, kemampuan,
kesiapan, kreativitas, serta penerapannya di dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sehari-
hari.

Ruseffendi (Nurlaelasari, 2016) mengungkapkan bahwa seseorang yang menganggap suatu soal sebagai
soal pemecahan masalah apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk
menyelesaikannya, namun pada saat dirinya memperoleh soal pemecahan masalah tersebut ia belum
mengetahui solusi dalam menyelesaikannya. Dalam prosesnya siswa membutuhkan kesiapan, kemauan
dan pengetahuan-pengetahuan baru sehingga dapat men yelesaikan soal-soal yang diberikan.

Selanjutnya menurut Sumarmo (2013), KPM sebagai kemampuan yang wajib dicapai terangkum dalam
indikator-indikator pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi adanya kecukupan data

2. Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari dan menyelesaikannya

3. Memilih dan menerapkan strategi untuk penyelesaian masalah matematika dan atau di luar
matematika

4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai dengan permasalahan asal, serta memeriksa
kebenaran hasil atau jawaban.

5. Menggunakan matematika secara bermakna.

Pembelajaran berbasis masalah Pembelajaran berbasis masalah untuk selanjutnya disingkat menjadi
PBM merupakan suatu pendekatan yang pembelajarannya diawali dengan memberikan permasalahan
selanjutnya siswa diminta menyelesaikan permasalahan tersebut, namun untuk dapat menyelesaikan
permasalahan itu siswa membutuhkan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Sehingga akhirnya peserta
didik mampu menemukan secara mandiri suatu konsep dalam matematika. Dalam pembelajarannya,
siswa diharapkan membentuk suatu pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang suda dimiliki
dengan dibimbing dan diarahkan guru.

Sumarmo (Yuniarti, 2016) mengatakan PBM merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang
digunakan untuk menemukan kembali (reinvention) dan memahami materi, konsep, prinsip
matematika. Pembelajaran dimulai dengan penyajian suatu situasi ataupun masalah nyata selanjutnya
secara induksi siswa dapat menemukan sendiri konsep/prinsip matematika.

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Cimahi,
sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara acak dua kelas. Metode penelitian yang diterapkan pada
penelitian ini merupakan metode eksperimen sehingga pelaksanaannya menggunakan dua kelompok
kelas sebagai kelas eksperimen (kelas VII-1) dan kelas kontrol (kelas VII-2), dimana kelas eksperimen
dilaksanakan suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan PBM, sedangkan kelas kontrol
dilaksanakan pembelajaran yang biasanya diterapkan di sekolah. Sebelum dan setelah dilaksanakan
pembelajaran diberikan tes awal (pretes) serta tes akhir (postes).

Data dalam penelitian ini diperoleh dari skor tes awal (pretes) dan skor tes akhir (postes) dari instrumen
tes berupa soal uraian yang terdiri dari lima soal menggunakan materi yang sudah dipelajari. Sebelum
digunakan, soal tersebut terlebih dahulu di uji cobakan guna mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
dari tiap butir soal.

Hasil dari nilai tes awal dan akhir kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan Software
SPSS 22 untuk selanjutnya dianalisis. Data pretes digunakan untuk dapat mengetahui kemampuan awal
siswa, data postes digunakan untuk dapat mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan,
sedangkan untuk mengetahui pengaruh pendekatan PBM terhadap KPM matematis siswa maka
dilakukan perhitungan N-Gain (gain ternormalisasi) yang diperoleh dari selisih skor pretes dan skor
postes dibagi selisih skor maksimal ideal dan skor pretes yang dikembangkan (Zarkasyi, Lestari, &
Yudhanegara, 2015).

Berdasarkan hasil analisis data statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa KPM matematis siswa
yang mmenerima perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM lebih baik dibanding
siswa yang memperoleh pembelajaran biasa. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan Sari, Elniati, & Fauzan (2014) yang menyatakan bahwa peningkatan KPM matematis siswa
yang diajar dengan pendekatan PBM lebih tinggi daripada siswa yang diajar secara konvensional.

Hal ini terjadi dikarenakan pada kelas eksperimen yang menggunakan PBM, siswa ditekankan untuk
dapat lebih aktif dan terbiasa mendapatkan permasalahan-permasalahan, pada awal pembelajaran siswa
diberikan masalah yang sesuai dengan kehidupan nyata untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa
dapat mengembangkan keterampilannya dalam memecahkan permasalahan serta mendapatkan
pengetahuan yang baru.

Setelah diberikan masalah, guru membimbing siswa untuk belajar dimana siswa terlebih dahulu duduk
bersama kelompoknya sesuai arahan guru kemudian menyelesaikan permasalahan yang terdapat di LAS
yang diberikan guru dengan cara diskusi kelompok. Dalam proses penyelesaian masalah siswa membaca
buku siswa maupun sumber lain untuk memperoleh informasi yang berkenaan dengan masalah yang
diberikan. Dengan bimbingan guru siswa mencari penyelesaian mengenai masalah yang diberikan yaitu
dengan diskusi bersama kelompok.

Tahap yang dilakukan selanjutnya ialah guru meminta salah satu kelompok untuk mengembangkan hasil
diskusi kelompoknya dan menyajikannya di depan kelas. Kelompok penyaji dipilih berdasarkan diskusi
siswa. Setelah ditentukan satu kelompok yang akan menjadi kelompok penyaji, selanjutnya kelompok
penyaji presentasi di depan kelas sementara kelompok lainnya memberi tanggapan terhadap hasil diskusi
yang disampaikan kelompok penyaji sehingga pada tahap ini siswa terlatih menjadi lebih aktif.

Kesulitan yang dihadapi adalah siswa belum terbiasa memperoleh masalah yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari untuk melatihnya, guru bersama siswa menganalisa proses pemecahan masalah
yang telah diperoleh, untuk mengevaluasi kemampuan memecahkan masalah siswa pada tiap pertemuan
guru memberikan soal evaluasi berkaitan dengan materi yang diperlajari, sehingga siswa terbiasa
menyelesaikan permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan menggunakan pendekatan PBM siswa menjadi terbiasa aktif dengan diskusi kelompok dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkorelasi dengan kehidupan sehari-hari secara
sistematis sehingga pembelajaran dengan pendekatan ini dapat mempengaruhi peningkatan KPM siswa
pada materi yang dipelajari sesuai dengan indikator.

Jurnal III

Pada era informasi global seperti sekarang ini, semua pihak memungkinkan mendapatkan informasi
secara melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu,
manusia dituntut memiliki kemampuan dalam memperoleh, memilih, mengelola, dan menindaklanjuti
informasi itu untuk dimanfaatkan dalam kehidupan yang dinamis, sarat tantangan, dan penuh kompetisi.
Ini semua menuntut kita memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, dan sistematis. Kemampuan
ini dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran matematika karena tujuan pembelajaran

matematika di sekolah menurut Depdiknas (2004) adalah: (1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam
menarik kesimpulan, (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan
dugaan, serta mencoba-coba, (3) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan (4)
mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasan. Dengan
demikian, matematika sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar, memainkan peranan strategis
dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia. Mengingat peranannya yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas SDM, maka upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika, khususnya pada
tingkat pendidikan dasar, memerlukan perhatian yang serius. Upaya ini menjadi sangat penting
mengingat beberapa penelitian yang menerangkan bahwa hasil pembelajaran matematika di sekolah
belum menunjukkan hasil yang memuaskan (Djazuli, 1999). Rendahnya hasil yang dicapai dalam
evaluasi nasional matematika ini, menunjukkan bahwa kualitas pemahaman siswa dalam matematika
masih relatif rendah. Pemahaman dalam matematika

Berdasarkan tes Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi (KBMTT), yang terdiri atas Tes-1, Tes-
2, dan Tes-G (gabungan dari Tes-1 dan Tes-2) dilihat berdasarkan variasi peringkat sekolah dan
pendekatan pembelajaran, faktor peringkat sekolah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir
matematik tingkat tinggi. Sekolah dengan peringkat baik cenderung memperoleh rerata skor lebih baik
daripada rerata skor pada sekolah cukup dan sekolah kurang untuk masing masing Tes-1, Tes-2, maupun
Tes-G. Tampak juga bahwa rerata skor Tes-2 relatif lebih kecil dari rerata skor Tes-1 pada setiap kriteria
peringkat sekolah maupun pendekatan pembelajaran. Di samping itu, rerata skor berdasarkan pendekatan
pembelajaran terdapat kecenderungan bahwa rerata skor siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis
masalah terbuka lebih baik daripada rerata skor siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis masalah
terstruktur maupun pembelajaran konvensional. Hasil analisis statistik selanjutnya memperlihatkan
bahwa peringkat sekolah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan
berpikir matematik tingkat tinggi siswa. Nilai probabilitas 0,000 menunjukkan bahwa hipotesis nol yang
menyatakan tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi antara
siswa pada ketiga kategori sekolah yang berbeda ditolak secara signifikan. Demikian halnya dengan
faktor pendekatan pembelajaran yang memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir matematik
tingkat tinggi siswa. Nilai probabilitas 0,000 menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak
ada perbedaan peningkatan kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi antara siswa yang
mendapatkan pendekatan pembelajaran berbeda, ditolak secara signifikan. Ini berarti bahwa terdapat
interaksi antara variasi kualifikasi sekolah dengan variasi pendekatan pembelajaran yang digunakan,.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) terbuka dan PBM terstruktur secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan
berpikir matematis tingkat tinggi siswa dibanding pembelajaran konvensional (biasa). Namun, antara
PBM terbuka dan PBM terstruktur tidak ditemukan adanya perbedaan yang berarti dalam meningkatkan
kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa. 2. a) Peningkatan kemampuan berpikir matematis
tingkat tinggi siswa dari sekolah kualifikasi baik dan cukup, lebih baik secara signifikan
dibandingkan dengan siswa dari sekolah kualifikasi kurang. b) Untuk meningkatkan kemampuan
berpikir matematis tingkat tinggi; (1) PBM terbuka dan PBM terstruktur lebih tepat untuk siswa dari
sekolah baik dan cukup, (2) Pembelajaran konvensional.lebih tepat untuk sekolah kualifikasi kurang. 3.
Siswa dengan kemampuan matematika lebih tinggi; a) Mencapai peningkatan kemampuan berpikir
matematis tingkat tinggi yang lebih besar dibandingkan dengan pada siswa yang berkemampuan
matematika rendah. Namun, pada tes yang tidak terkait langsung dengan materi bahan ajar, tidak
ditemukan perbedaan peningkatan kemampuan yang berarti. b) Pada PBM terbuka dan pembelajaran
biasa, kemampuan matematika tidak berperan terhadap kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi
siswa. Namun, pada PBM terstruktur, siswa berkemampuan matematika lebih tinggi memperoleh
peningkatan kemampuan berpikir lebih baik daripada siswa berkemampuan matematika lebih rendah. 4.
a) Peningkatan kemampuan berpik matematis tingkat tinggi siswa laki-laki lebih sesuai dengan PBM
terbuka daripada PBM terstruktur. Untuk siswa perempuan, PBM terstruktur lebih sesuai daripada PBM
terbuka, meskipun keduanya tidak memberikan perbedaan peningkatan kemampuan berpikir yang
berarti. b) Pada semua tingkatan kemampuan matematika, siswa laki-laki mencapai peningkatan
kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi yang lebih baik daripada siswa perempuan. 5. Pada
berbagai kualifikasi sekolah, perbedaan gender tidak memberikan perbedaan peningkatan kemampuan
berpikir matematis tingkat tinggi.
Jurnal I

a) Kemutakhiran masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu, penggunaan contoh-
contoh terkini dan menggunakan rujukan baru. Jurnal ini dikatakan muktahir karena jurnal ini merupakan jurnal
buatan tahun 2017 yang kurun waktunya kurang dari lima tahun terakhir. Selain itu juga jurnal ini sesuai dengan
perkembangan ilmu, yaitu ilmu pendidikan dikalangan bagi mahasiswa yang akan menjadi calon guru, dan ilmu
dari jurnal ini juga bagus untuk dibaca para guru-guru. Maka dikembangkalah jurnal mengenai topic
pengembangan modul pembelajaran matematika siswa SMP tersebut, maka dari itu jurnal ini dikatakan muktahir.

b) Teori yang mendasari penelitihan

Pada jurnal ini terdapat teori – teori yang mendasari penelitian yang mendukung perkembangan tulisan
jurnal ini. Teori ini bisa juga dapat membantu pemahaman oleh sipembaca dan terlihat jelas pada jurnal
ini banyak mencantumkan teori-teori dari banyak para ahli. Seperti contohnya pada bagian awal jurnal
banyak teori-teori disampaikan tentang kemampuan pemecahan masalah yang terjadi pada siswa sekolah
tingkat menegah.

c) Kohesi dan koherensi isi peneltian

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan kohersi disebut juga dengan keterpaduan makna.
Jurnal ini adalah jurnal yang kohesi disetiap pembahasannya. Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan
pada setiap paragraph yaitu kalimat dan kata-katanya berkaitan satu sama lain.

Kohersi atau keterpaduan makna didalam jurnal ini juga baik. Hal ini karena disetiap paragraf dan
kalimatnya jurnal ini terpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraph dida lam
jurnal ini. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu penjelasan yang ada pada
poin-poin yang menjelakan cara berfikir mahasiswa terhadap soal-soal materi barisan pada analisis real.

d) Orginalitas temuan

Keorginalitas temuan pada jurnal ini cukup baik karena tampak jelas bukti-bukti data pelaksanaan
penelitian dalam Hasil dari nilai tes awal dan akhir kemudian diolah secara kuantitatif dengan
menggunakan Software SPSS 22 untuk selanjutnya dianalisis. Data pretes digunakan untuk dapat
mengetahui kemampuan awal siswa, data postes digunakan untuk dapat mengetahui kemampuan siswa
setelah diberikan perlakuan, sedangkan untuk mengetahui pengaruh pendekatan PBM

terhadap KPM matematis siswa maka dilakukan perhitungan N-Gain (gain ternormalisasi) yang
diperoleh dari selisih skor pretes dan skor postes dibagi selisih skor maksimal ideal dan skor pretes
yang dikembangkan

Jurnal II

a) Kemutakhiran masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu, penggunaan
contoh-contoh terkini dan menggunakan rujukan baru. Jurnal ini dikatakan muktahir karena jurnal ini
merupakan jurnal buatan tahun 2018 yang kurun waktunya kurang dari lima tahun terakhir. Selain itu
juga jurnal ini sesuai dengan perkembangan ilmu, yaitu ilmu pendidikan dikalangan lingkungan sekolah
yang berguna untuk guru-guru dalam memahami Kesulitan yang dihadapi adalah siswa belum terbiasa
memperoleh masalah yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari untuk melatihnya, guru bersama
siswa menganalisa proses pemecahan masalah yang telah diperoleh, untuk mengevaluasi kemampuan
memecahkan masalah siswa pada tiap pertemuan guru memberikan soal evaluasi berkaitan dengan materi
yang diperlajari, sehingga siswa terbiasa menyelesaikan permasalahan yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari.

b) Teori yang mendasari penelitihan

Pada jurnal ini menggunakan teori-teori yang mendasari penelitian dan juga teori yang mendukung
pelaksanaan penelitian. Seperti teori definisi Pembelajaran Berbasis Masalah dari berbagai para ahli yang
dilampirkan oleh penulis jurnal tersebut pada jurnal penelitiannya.

c) Kohesi dan koherensi isi peneltian

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan kohersi disebut juga dengan keterpaduan makna.
Jurnal ini adalah jurnal yang kohesi disetiap pembahasannya. Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan
pada setiap paragraph yaitu kalimat dan kata-katanya berkaitan satu sama lain.

Kohersi atau keterpaduan makna didalam jurnal ini juga baik. Hal ini karena disetiap paragraf dan
kalimatnya jurnal ini terpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraph didalam
jurnal ini. Hal ini merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu penjelasan yang ada pada
poin-poin yang menjelakan cara mengatasi kesulitan bagi siswa yang dapat ditangani oleh guru serta
terdapat juga gambar penjelasan yang membuat para pembaca dapat memahami tujuan dari pembuatan
jurnal tersebut.
d) Orginalitas temuan

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam jurnal tersebut yang memiliki
kesamaan précis dengan jurnal.salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari
kutipan dan daftar rujukan. Yang menyatakan bahwa jurnal yang dirivew ini original atau tidak.keaslian
tersebut diatas dapat dilihat pula melalui definisi-definisi yang ada didalam jurnal. Setiap definisi-definisi
yang dituliskan pada masing-masing jurnal sudah memuat definisi simpulan yang dibuatnya sendiri
berdasarkan rujukan definisi dari para ahli yang sudah dituliskan sebelumnya.

Jurnal III

a) Kemutakhiran masalah

Sebuah karya tulis dikatakan mutakhir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu, penggunaan contoh-
contoh terkini dan menggunakan rujukan baru. Jurnal ini dikatakan tidak muktahir karena jurnal ini merupakan
jurnal buatan tahun 2007 yang kurun waktunya kurang lebih dari lima tahun terakhir. Namun jurnal ini masih
sesuai dengan perkembangan ilmu, yaitu Permasalahan realistik yang dilengkapi dengan prosedur pemecahan
masalah sesuai dengan pendekatan Polya dan pertanyaan metakognitif memiliki peran yang penting terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Ketiga komponen di atas memiliki keunggulan untuk
mengarahkan siswa memahami ruang lingkup masalah yang diberikan, membimbing siswa memilih strategi
penyelesaian masalah matematika menjadi lebih baik, melaksanakan proses matematisasi, dan menjadikan
siswa memiliki keyakinan positif bahwa tujuan akhir pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.

Pada jurnal ini terdapat teori – teori yang mendasari penelitian yang mendukung perkembangan tulisan jurnal
ini. Teori ini bisa juga dapat membantu pemahaman oleh sipembaca dan terlihat jelas pada jurnal ini banyak
mencantumkan teori-teori dari banyak para ahli. Seperti contohnya pada bagian awal jurnal banyak teori-teori
disampaikan.

b) Kohesi dan koherensi is i peneltian

Kohesi disebut juga keterpaduan bentuk, sedangkan kohersi disebut juga dengan keterpaduan makna. Jurnal
ini adalah jurnal yang kohesi disetiap pembahasannya. Hal ini saya katakan karena bentuk tulisan pada setiap
paragraph yaitu kalimat dan kata-katanya berkaitan satu sama lain.

Kohersi atau keterpaduan makna didalam jurnal ini juga baik. Hal ini karena disetiap paragraf dan kalimatnya
jurnal ini terpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraph didalam jurnal ini. Hal ini
merupakan keterpaduan makna yang sangat tampak, yaitu penjelasan yang ada pada poin-poin yang
menjelakan cara berfikir siswa dalam pemecahalan masalah pada matematika.

C) Orginalitas temuan

Sebuah karya tulis dikatakan original apabila tidak ada elemen dalam jurnal tersebut yang memiliki kesamaan
précis dengan jurnal.salah satu tolak ukur dalam keaslian sebuah jurnal adalah dilihat dari kutipan dan daftar
rujukan. Yang menyatakan bahwa jurnal yang dirivew ini original atau tidak.keaslian tersebut diatas dapat
dilihat pula melalui definisi-definisi yang ada didalam jurnal. Setiap definisi-definisi yang dituliskan pada
masing-masing jurnal sudah memuat definisi simpulan yang dibuatnya sendiri berdasarkan rujukan definisi
dari para ahli yang sudah dituliskan sebelumnya.
BAB IV
KELEMAHAN JURNAL

Jurnal I

a) Kemutakhiran masalah
sebuah karya tulis/jurnal dikatakan muktahir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh didalam karya tulis/jurnal terkini dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemuktahiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal.

b) Teori yang mendasari penelitihan

saya tidak menemukan kekurangan tentang teori yang mendasari isi penelitian jurnal ini karena
sepertinya sudah terlihat baik.

c) Kohesi dan koherensi isi peneltian

kohesi dan koherensi didalam jurnal ini cukup baik, namun hal yang menjadi kelemahan adalah pada
hasil dan pembahasan yang menggunakan tabel sehingga sipembaca agak sulit dalam memahami hasil
dan pembahasannya tersebut.

d) Orginalitas temuan

saya tidak menemukan kekurangan tentang originalitas temuan jurnal ini. Namun saya menemui
beberapa jurnal yang hamper sama dalam penulisan jurnal ini.

Jurnal II

a) Kemutakhiran masalah

sebuah karya tulis/jurnal dikatakan muktahir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh didalam karya tulis/jurnal terkini dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemuktahiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal.

b) Teori yang mendasari penelitihan

saya tidak menemukan kekurangan tentang teori yang mendasari isi penelitian jurnal ini karena
sepertinya sudah terlihat baik.

c) Kohesi dan koherensi isi peneltian

kohesi dan koherensi didalam jurnal ini cukup baik, namun hal yang menjadi kelemahan adalah pada
hasil dan pembahasan yang menggunakan tabel sehingga sipembaca agak sulit dalam memahami hasil
dan pembahasannya tersebut.
d) Orginalitas temuan

saya tidak menemukan kekurangan tentang originalitas temuan jurnal ini. Namun saya menemui
beberapa jurnal yang hamper sama dalam penulisan jurnal ini.

Jurnal III

a) Kemutakhiran masalah

sebuah karya tulis/jurnal dikatakan muktahir apabila materi sesuai dengan perkembangan ilmu,
penggunaan contoh-contoh didalam karya tulis/jurnal terkini dan menggunakan rujukan baru.
Kelemahan kemuktahiran dalam jurnal ini terdapat pada bagian rujukan jurnal.

b) Teori yang mendasari penelitihan

saya tidak menemukan kekurangan tentang teori yang mendasari isi penelitian jurnal ini karena
sepertinya sudah terlihat baik.

c) Kohesi dan koherensi isi peneltian

kohesi dan koherensi didalam jurnal ini cukup baik, namun hal yang menjadi kelemahan adalah pada
hasil dan pembahasan yang menggunakan tabel sehingga sipembaca agak sulit dalam memahami hasil
dan pembahasannya tersebut.

d) Orginalitas temuan

saya tidak menemukan kekurangan tentang originalitas temuan jurnal ini. Namun saya menemui
beberapa jurnal yang hamper sama dalam penulisan jurnal ini.
jurnal yang hamper sama dalam penulisan jurnal ini.
BAB V

IMPLIKASI
a) Implikasi terhadap teori/konsep

Jurnal yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Siswa SMP implikasi atau
keterlibatan terhadap teori bisa dilaksanakan karena teori-teori yang dijabarkan jurnal merupakan teori-
teori yang dianggap mampu terlasanakan diperkuliahan, teori mengenai metode tersebut layak digunakan
diperkuliahan untuk mahasiswa, karena hal tersebut merupakan hasil penelitian yang hasilnya bisa
dikatakan postif.
Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan dalam jurnal ini seorang pembaca atau maupun reviewer akan
mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih luas mengenai analisis real khususnya mater i barisan
sehingga dapat mempelajari cara memecahkan masalah limit barisan.
b) Analisis mahasiswa

Jurnal ini menerapkan permasalahan dan pemecahan masalah yang sekitarnya terjadi dalam penerapan
model pembelajaran berdasarkan masalah. Ataupun jurnal ini bisa menjadi rujukan untuk sekolah
keguruan lainnya berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam jurnal ini. Sehingga jurnal ini
layak digunakan oleh pendidik sebagai salah satu refrensi mereka untuk mengajarkan cara memecahkan
masalah limit barisan pada mahaiswa/I melalui hal-hal pendukung yang sudah dijabarkan didalam jurnal.
Secara tidak langsung dengan kritik jurnal ini mahasiswa telah meningkatkan cara belajar dan
ketrampilan mahasiswa dalam memecahkan soal limit barisan pada analisis real
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan

Kesimpulan dari ciritical jurnal riveiw ini adalah kita dapat mengetahui dan memahami beberapa

permasalahan dalam pembelajaran matematika. dan juga dapat memahami cara untuk mengatasi

permasalahan tersebut yang sudah dilakukan penelitian disetiap jurnal yang sudah di riview.

2. Saran

Penulis menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari kekurangan,

Maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat

dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya agar menjadi lebih baik lagi. Dan saya menyarankan bahwa

jurnal-jurnal tersebut bisa dijadikan sebagai sebuah referensi dan jurnal-jurnal lain diluar sana yang juga

bisa dijadikan sebagai rferrensi pastinya.


DAFTAR PUSTAKA

Syahrir, susilawati. 2017. Pengemabangan modul pembelajaran matematika siswa SMP. IKIP
Mataram. Volume 1 Nomor 2.

Asfi Yuhani, dkk. 2018. Pengaruh pepmbelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa SMP. IKIP Bandung. Volume 1 Nomor 3.

Tatang Herman. 2007. Pembelajaran Berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir
matematis tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama. Volume 1 nomor 1

Luh Dewi, dkk. 2016. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika realistic untuk
mengingkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Artikel Ilmiah

Fitratul Wulan. 2017. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada
kempuan komunikasi dan prestasi belajara matematika Siswa SMP. Volume 4 nomor 1

Anda mungkin juga menyukai