Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENELITIAN

MENJAMIN KUALITAS PENDIDIKAN YANG INKLUSIF DAN MERATA SERTA


GENERASI MUDA MENJADI AGENT OF PRODUCER DAN MAMPU
MENCIPTAKAN PERUBAHAN YANG NYATA

Oleh: Kelompok 4
Nada Tria Amanda 5012111066
Shelvia Maharani 5012111087
Kelas: Sosiologi C
Mata Kuliah: Metode Penelitian Sosial
Dosen Pengampu:
Dr. Fitri Ramdhani Harahap, S.Sos., M.Si. / Prof. Bustami Rahman, M.Sc. / Hidayati, S.Pd.,
M.Si.

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Word commission on Environment and Development (WCED), “The
Brundtland Commission,” 1987, Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan
yang menyeimbangan pemenuhan kebutuhan manusia dengan sistem perlindungan
lingkungan alam sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi tidak hanya untuk saat ini
tetapi dalam waktu yang tidak terbatas tanpa mengurangi kemampuan generasi masa
datang untuk memenuhi kebutuhannya (development that meets the needs of the present
without compromising the ability of future generations to meet their own needs). Agar
pembangunan dapat berkelanjutan maka pembangunan yang direncanakan harus ramah
lingkungan (environmentally sound), menguntungkan secara ekonomi (economically
viable), dan diterima secara sosial (socially acceptable). Pembangunan berkelanjutan
ini merupakan sesuatu yang harus diterapkan jika kita menginginkan generasi
mendatang untuk menciptakan lingkungan yang baik.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah memasuki babak baru implementasi
agenda pembangunan global yang dikenal dengan Sustainable Development Goals
(SDGs). Sebagai kesepakatan pembangunan internasional, SDGs mendukung
reformasi untuk pembangunan berkelanjutan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Untuk memperoleh program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) diperlukan data dan informasi yang dapat digunakan untuk mendukung
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dan untuk kepentingan perencanaan,
pemantauan kemajuan dan evaluasi kegiatan kebijakan pembangunan pemerintah pusat
dan daerah. pemerintah untuk secara efektif menerapkan SDGs dengan menyediakan
data dan informasi yang akurat, obyektif dan terkini. Juga sebagai salah satu bentuk
penjaminan Badan Pusat Statistik (BPS) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah sebuah proses untuk
belajar atau mengajar yang dilandasi pemikiran serta nilai-nilai yang tinggi tergantung
dukungan fokus pada semua tingkatan. Gaya belajar memberikan pelatihan yang
berkualitas dan memajukan pembangunan manusia berkelanjutan -“belajar untuk
mengetahui, belajar untuk menjadi, belajar untuk hidup bersama-sama, belajar untuk
melakukan dan belajar untuk berubah dan Perusahaan."- (www.unescobkk.org/ed
ucation/esd-unit/definition-ofesd). Education For Sustainable Development (ESD)
memiliki berbagai metode yang unik. Mengimplementasi berdasarkan konsep relevan
dari kepentingan lokal dan budaya lokal yang sedang berkembang. Dalam
kontribusinya, Education For Sutainable Development bertujuan untuk pembangunan
berkelanjutan melalui tenaga manusia. Dimana setiap orang memiliki kesempatan
bertanggung jawab untuk berpendidikan, menciptakan dan menguntungkan masyarakat
masa depan yang berkelanjutan (UNESCO, 2005a UNDESD). Slogan populer
Education For Sustainable Development adalah belajar berubah dan belajar untuk
berubah atau “belajar untuk berubah dan belajar untuk berubah".
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi Pendidikan dan Pendidikan Berkualitas


Pendidikan memiliki kata latin yaitu “educare”. Secara harafiah kata tersebut
memiliki arti “berasal dari”, sehingga pendidikan merupakan suatu praktek yang
membuat peserta didik menjauhi situasi yang bukan dirinya sendiri, dan belum dewasa
serta peserta didik dapat mengandalkan kondisinya, mulai dari kemandirian,
kedewasaan, dan kemampuan untuk mengidentifikasi serta mengenal satu sama lain
dengan memiliki rasa tanggung jawab. Tujuan pendidikan adalah menyiapkan generasi
penerus. Sebagai penerus, generasi muda dapat memahami dan menerapkan prinsip
atau nilai-nilai dengan didukung pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan bakat
sebagai landasan prinsip dan nilai aktivitas kehidupan.
Pendidikan Berkualitas adalah praktik yang baik yang mengarahkan siswa
menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan atau yang
tampak, karena tingkat pendidikan yang dibutuhkan tidak akan terpenuhi atau
diperoleh. Dalam hal ini ditegaskan pentingnya peran lembaga pendidikan yaitu
sekolah sebagai peran utama pendidikan, peran orang tua dan peran masyarakat agar
dapat mengupayakan pengembangan dan memajukan pendidikan yang bermutu atau
berkualitas.

Sustainable Development Goals (SDGs)


SDGs adalah kesepakatan pembangunan global yang berupaya mencapai
pembangunan berkelanjutan dengan mengatasi tantangan pembangunan. Secara umum,
konsep pembangunan berkelanjutan telah membangkitkan minat para ahli sejak lama.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan pendekatan baru dalam proses
pembangunan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dibagi menjadi empat kategori:
ekonomi, sosial, ekonomi, pembangunan industri dan lingkungan. Ada 17 tujuan utama
dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pendidikan salah satu yang harus
diprioritaskan dalam mendukung pembangunan sosial (masyarakat) jangka panjang.
Karena ingin mencerdaskan generasi muda untuk pengembangan pribadi, keluarga dan
ekonomi, maka pendidikan yang baik dapat menjadi investasi penting dalam
pembangunan suatu negara. Sangat penting memastikan kesetaraan dalam pendidikan
berkualitas, untuk memperluas kesempatan pendidikan bagi setiap individu, untuk
mempromosikan kesetaraan dalam pendidikan, untuk memastikan bahwa setiap orang
memiliki akses kepada pendidikan dan kesempatan belajar seumur hidup untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, koordinasi yang baik antara
pemerintah dan aparatur pemerintah daerah sangat penting, baik yang bergerak di
bidang pendidikan maupun yang tidak.
A. Data capaian implementasi SDGs pada Tujuan Pendidikan Berkualitas
Berikut data tersebut berbentuk table:

KODE INDIKATOR SUMBER SA BASELINE REALISASI PENCAPAIAN


INDIKATOR DATA TU (2017)
AN 2018 2019 2020 2021 2022
Target 4.1. Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki- laki menyelesaikan pendidikan
dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang
relevan dan efektif.
4.1.1 Meningkatnya Dinas % 94,54 95,88 97,37 95,82 98,02 99,00
persentase SD/MI Pendidikan
terakreditasi minimal Pemuda Dan
B Olahraga
4.1.2 Meningkatnya Dinas % - - 94,99 91,25 91,37 91,37
persentase SMP/MTs Pendidikan
terakreditasi minimal Pemuda Dan
B Olahraga
4.1.3 Meningkatnya Dinas % 87,50 88,89 89,81 95,53 92,76 82,00
persentase SMA/MA Pendidikan
terakreditasi minimal Pemuda Dan
B Olahraga
4.1.4 APK Jenjang Dinas % 107,63 107,6 101,7 95,80 95,03 96,39
SD/MI/Sederajat Pendidikan 6 8
Pemuda Dan
Olahraga
4.1.5 APK Dinas % 110,72 113,2 102,8 97,80 99,81 101,0
SMP/MTs/sederajat Pendidikan 0 6 9
Pemuda Dan
Olahraga
4.1.6 APK Jenjang Dinas % 90,89 98,25 110,5 108,5 108,2 119,5
SMA/SMK/MA/Pake Pendidikan 9 1 2 8
tC Pemuda Dan
Olahraga
4.1.7 Angka Partisipasi Dinas % 54,54 54,54 65,56 58,75 65,56 62,00
Kasar (APK) anak Pendidikan
yang mengikuti Pemuda Dan
pendidikan anak usia Olahraga
dini (PAUD)
4.1.8 Meningkatnya APK Dinas % -3,29 7,36 12,34 -2,08 -0,29 11,36
SMA/ SMK/MA/ Pendidikan
sederajat Pemuda Dan
Olahraga

B. Analisis Perbandingan Capaian Implementasi SDGs pada Tujuan Pendidikan


Berkualitas
Kebijakan dan strategi pendidikan tahun 2020-2024 adalah untuk mendukung
pelaksanaan Agenda Pembangunan Prioritas ke-9. Hal ini diterima berkat program
beasiswa merdeka yang akan berlanjut hingga tahun 2021. Kebijakan tersebut berupaya
untuk menciptakan pendidikan tinggi bagi semua orang Indonesia yang dicirikan oleh
partisipasi ekstrim di masing-masing tingkat pendidikan. Hasil ini nantinya diharapkan
pada aspek pendidikannya mendapat pendidikan terbaik dan berkualitas yang merata
bagi seluruh masyarakat serta harapan yang sama untuk aspek sosial ekonominya.
Perbandingan capaian pendidikan pada penduduk di Indonesia dan capaian
pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung. Tingkat Pendidikan pada penduduk di
Indonesia saat ini masih sangat rendah, Hal ini terjadi karena penduduk yang berumur
7-18 tahun tidak bersekolah. Pada Tahun 2021, dari 1.000 penduduk yang berusia 7-12
tahun, 4 diantaranya tidak sekolah. Pada kelompok umur 13-15 tahun lebih tinggi lagi
yaitu dari 1.000 orang terdapat 106 orang yang tidak sekolah sedangkan pada kelompok
umur 16-18 tahun terdapat 248 orang tidak sekolah per 1.000 penduduk kelompok umur
tersebut. Sedangkan Tingkat pendidikan pada penduduk Bangka Belitung dari umur 15
tahun keatas kebanyakan mengenyam pendidikan menengah. Dari 100 penduduk
berusia 15 tahun keatas, terdapat sekitar 29 orang yang menamatkan SMA/Sederajat
dan hanya ada 8 orang yang lulus dari Perguruan Tinggi (PT).
Yang mana berdasarkan tujuan utama pembangunan pendidikan adalah
menciptakan kualitas pendidikan yang merata, serta meningkatkan minat belajar dan
memberikan kesempatan untuk terus belajar tanpa dibatasi oleh usia, tempat dan juga
waktu. Selain itu, pemerintah juga harus memerhatikan penduduk yang tidak
mendapatkan kesempatan duduk di bangku pendidikan karena terhambat oleh ekonomi
dan sosial. Di Bangka Belitung persoalan pendidikan selalu terkait pada mutu atau
kualitas, kurang tersedianya infrastruktur serta kurangnya partisipasi orangtua untuk
menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya bukan hanya sebatas tamatan SMP/SMA
saja. Sementara itu pemerintah telah menyediakan fasilitas untuk penduduk yang
kurang mampu dalam soal pendidikan, berupa beasiswa. Mengapa demikian? Karena
kebijakan pendidikan ini ditujukan untuk menggali potensi generasi dan meningkatkan
sumber daya manusia yang unggul di Bangka Belitung sendiri.

C. Faktor Penghambat Capaian Implementasi SDGs pada Tujuan Pendidikan


Berkualitas
Faktor yang menyebabkan capaian Implementasi SDGs pada tujuan pendidikan
berkualitas terhambat antar lain:

1. Efektifitas Pendidikan di Indonesia


Tidak menentunya tujuan pendidikan yang jelas. Hal ini
mengakibatkan pendidikan yang memiliki kesan tidak efektif.
Pendidikan dapat dikatakan efektif apabila pendidikan tersebut
memungkinkan bagi peserta didiknya bisa belajar dengan mudah,
dan menyenangkan serta bisa mencapai harapan yang sesuai dengan
tujuannya. Oleh karena itu, pendidik atau siapa saja yang terlibat dalam
pendidikan ditekankan untuk bisa meningkatkan keefektifan
pembelajaran supaya pembelajaranya bisa lebih bermakna dan
memiliki kebermanfaatan.

2. Efisiensi Pengajaran di Indonesia


Efisiensi merupakan bagaimana cara mengolah
keefektifitasan suatu tujuan melalui cara yang lebih mudah untuk
dilakukan. Dalam mengolah pendidikan hendaknya kita bisa
mempertimbangkan dengan teliti bagaimana bisa mendapatkan hasil
yang baik tanpa harus melupakan cara yang baik pula. Hal inilah
yang menyebabkan rendahnya pendidikan di Indonesia, karena
minim dalam memperhitungkan suatu proses dan lebih memikirkan
bagaimana upaya dalam mendapatkan standarisasi hasil yang telah
disetujui.

3. Rendahnya Kualitas Sarana dan Prasarana


Dalam segi sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia
dapat dikatakan masih jauh kondisinya dari kata cukup, hal ini
dapat kita rasakan dan lihat terhadap sekolah-sekolah yang berada
di pelosok desa yang letak tempatnya jauh dari perkotaan atau pusat
kota. Sehingga, dalam hal sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia
masih mengalami kesenjangan antara daerah yang terletak di pelosok
desa dengan perkotaan. Di Indonesia masih adanya gedung-gedung
sekolah yang sudah rusak serta tak layak pakai, memiliki dan
menggunakan media untuk belajar masih kurang, perpustakaan tidak
memadai, banyak laboratorium belum memiliki standard
operasional, penggunaan teknologi informasi belum memadai dan lain
sebagainya. Hal-hal seperti ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, atas
adanya permasalahan tersebut pemerintahan di Indonesia diharapkan
bisa meningkatkan sarana dan prasana supaya pembelajaran bisa
berjalan dengan baik, dan kualitas pendidikan di Indonesia juga turut
meningkat sedikit demi sedikit.

4. Rendahnya Kualitas Guru


Kondisi guru di Indonesia masih berada pada situasi
memprihatinkan. Faktor yang menyebabkan hal ini, dikarenakan
masih banyaknya guru yang tidak memiliki profesionalisme
yang memumpuni dalam menjalankan tugas sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 29 yaitu
mampu menyusun pembelajaran, melakukan bimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Selain minimnya profesionalitas seorang pendidik atau
guru, juga karena adanya kesenjangan antara jumlah guru di desa dan
di kota. Jumlah guru yang belum memadai masih banyak dan
biasanya jumlah guru yang tersedia hanya 3-4 orang di wilayah desa.
Sedangkan, di daerah perkotaan seringkali terjadi penumpukkan pada
jumlah pendidiknya.

5. Rendahnya Prestasi Siswa


Dengan begitu banyaknya permasalahan mengenai rendahnya
sarana dan prasana, kualitas pendidik dan kesejahteraan pendidik, hal
ini berimbas kepada prestasi peserta didik yang tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan atau tidak memuaskan.
6. Mahalnya Biaya Pendidikan
Mahalnya biaya atau tagihan pendidikan di Indonesia
menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan yang ada. Menurut
(Agustang, 2021) menyampaikan bahwa pendidikan yang bermutu
tentu saja memiliki biaya yang lebih dari biasanya atau mahal. Kalimat
ini seringkali terdengar untuk menunjukkan protes bahwa tagihan
pendidikan yang harus dibayar oleh masyarakat dirasa tidak
sebanding dengan jumlah rata-rata penghasilan warga negara di
Indonesia.

D. Tantangan dalam Pelaksanaan SDGs pada Tujuan Pendidikan Berkualitas


Saat ini standar pendidikan di Indonesia masih rendah, meskipun akses
masyarakat terhadap pendidikan telah meningkat drastis. Sejak 2002, Indonesia
telah mengusulkan agenda reformasi pendidikan 15 tahun. Tingkat pendidikan di
Indonesia dinilai masih rendah, terbukti dengan Indonesia yang memiliki angka
buta huruf tertinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya. Di negara Indonesia 15%
anak di bawah usia 15 tahun mengalami buta huruf, dan di negara lain hanya kurang
dari 10% anak muda buta huruf.
Citra Indonesia saat ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
masih jauh di bawah apa yang direncanakan dalam SDGs. Akibatnya dalam hal
ini, kesenjangan pendidikan merupakan tantangan utama dalam pelaksanaan SDGs
untuk mencapai pendidikan yang berkualitas. Situasi pendidikan di kota-kota besar jauh
lebih unggul daripada di daerah unggulan, luar provinsi, dan daerah miskin.
Artinya, pertumbuhan di Indonesia terfokus pada pulau Jawa dan Sumatra selama
satu dekade terakhir, sementara pulau-pulau lainnya, seperti Kalimantan, Bali,
NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua jauh tertinggal. Dalam hal ini, terlihat
tidak tersedianya dan ketidakadaannya pemerataan pendidikan, sarana dan prasarana
serta sumber daya pengajaran di Indonesia.
Kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan hingga kini
terlihat sangat jelas. Sekolah perkotaan jauh lebih unggul daripada sekolah pedesaan
dalam hal kualitas. Hal ini dapat dilihat pada infrastruktur kota dan fasilitas
sekolah yang berkembang dengan baik, tetapi di daerah pedesaan, banyak
infrastruktur yang tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Salah satu penyebab
rendahnya kualitas pendidikan adalah kurangnya infrastruktur pedagogis atau ilmu
yang membahas pendidikan.
Masalah kualitas dan kuantitas guru juga termasuk tantangan dalam
pelaksanaan SDGs terhadap tujuan pendidikan berkualitas ini. Kesenjangan distribusi
tenaga pengajar ditunjukkan dengan minimnya jumlah pengajar. Kekurangan guru
tersebar luas di pedesaan, perbatasan atau lokasi-lokasi terpencil. Paling hanya ada 3
sampai 4 guru di staf. Sementara itu, di kota-kota dengan infrastruktur yang memadai,
jumlah pengajar semakin bertambah. Dari segi akses pendidikan, jumlah siswa yang
bersekolah meningkat pesat. Untuk menjamin kesiapan siswa, cara yang lebih baik
adalah dengan meningkatkan pembiayaan, meningkatkan keterlibatan organisasi
lokal dalam administrasi pendidikan, dan meningkatkan tanggung jawab serta
kualitas guru. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia tidak membaik sebagai
akibat dari adanya hal ini. Akibatnya, pemerintah harus memastikan bahwa
pendidikan tersedia untuk semua warga negara dengan cara yang lebih adil dan
sesuai dengan standar pendidikan di seluruh dunia.

E. Upaya Mencapai Target SDGs pada Tujuan Pendidikan Berkualitas


Sektor pendidikan merupakan bidang penting yang perlu mendapat perhatian
dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di Indonesia.
Pembangunan negara Indonesia dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi
pendidikan yang optimal, di mana produktivitas sumber daya manusia dapat
dimaksimalkan. Apalagi ketersediaan sumber daya manusia yang terdidik dinilai
menjadi sumber kekuatan yang signifikan dalam menghadapi perubahan yang
terjadi di segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, Indonesia harus terus fokus dan
memperhatikan kualitas pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan, serta jumlah
guru yang tersedia, akan menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan karena
kedua faktor tersebut berkontribusi terhadap keberhasilan pendidikan yang unggul di
Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan berkualitas, sistem pendidikan yang
ada harus diciptakan dengan lingkungan dan proses belajar yang menyenangkan
sehingga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilannya secara
maksimal. Dalam hal ini, pemerintah dapat menerapkan berbagai langkah untuk
mengembangkan sistem pendidikan berkualitas yang bisa diterapkan dikemudian hari.
Terutama dengan menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Dengan
demikan, para siswa akan menikmati kegiatan belajar, tentunya tidak mudah bosan
sekaligus meningkatkan motivasi untuk mereka agar bisa mencapai pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup di
Indonesia. Pemerintah sebagai pengayom masyarakat harus ikut serta dalam
menopang merosotnya kualitas pendidikan negara Indonesia saat ini, agar dikemudian
hari pendidikan yang berkualitas bisa digenggam oleh negara Indonesia.
Ada dua hal yang harus dilakukan upaya mencapai target SDGs pada tujuan
pendidikan berkualitas di Indonesia. Langkah pertama adalah membangkitkan kembali
budaya tanah air. Artinya, negara harus kembali mengikuti Pembukaan UUD 1945.
Tanggung jawab esensial untuk mendidik negara yang budayanya beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa adalah pendidikan. Semangat juang yang gagah berani, serta
daya cipta pribadi yang luar biasa. Langkah kedua, tentang administrasi pendidikan
atau manajeman pendidikan, yang sebelumnya sudah dirancang dan disahkan oleh
Sistem Pendidikan Nasional pada tahun 2003. Baik di tingkat global maupun mikro,
tindakan harus dilakukan dengan manajemen yang tepat dan profesional. Dan yang
ketiga, mengenai peningkatan kualitas pendidikan, dalam hal ini pendidik harus terlibat
dalam pengembangan secara professional agar mencapai target SDGs pada pendidikan
di Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Pembangunan pada pendidikan yang berkualitas merupakan suatu proses
pengembangan mutu pada nilai-nilai serta pemikiran yang berkualitas pada sumber
daya manusia di Indonesia. Sementara itu, terdapat beberapa faktor yang menghambat
capaian implementasi SDGs pada pendidikan, yakni efektifitas pendidikan di
Indonesia, efektifitas pada pengajaran di Indonesia, rendahnya sarana prasarana pada
fasilitas pendidikan, rendahnya kualitas guru, rendahnya prestasi siswa serta mahalnya
biaya pendidikan. Tantangan pada pelaksanaa SDGs dalam tujuan pendidikan
berkualitas saat ini adalah masalah pada kualitas dan kuantitas guru pada jenjang
pendidiikan. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia masih sangat jauh dari kata
unggul dalam perencanaan SDGs saat ini sebab adanya kesenjangan pada pendidikan
di Indonesia. Dengan adanya tantangan pada pembangunan pendidikan ini sebagai
target pencapaian SDGs dengan beberapa langkah. Yang pertama membangkitkan
kembali budaya tanah air, kemudian terkait pada administrasi pendidikan serta
meningkatkan kualitas pendidikan dan memberdayakan sumber daya manusia di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Nurfatimah Siti Aisyah, Hasna Syofiya, Rostika Deti, 2022. Tentang “Membangun
Kualitas Pendidikan di Indonesia dalam Mewujudkan Program Sustainable
Development Goals (SDGs)”. Journal article // Jurnal Basicedu: Universitas Pendidikan
Indonesia, Indonesia.
https://babel.bps.go.id/publication/2022/12/01/bf6442682b80cf606464a675/indikator-
tujuan-pembangunan-berkelanjutan-provinsi-kepulauan-bangka-belitung-2021.html
https://babel.bps.go.id/publication.html

Anda mungkin juga menyukai