1. Bayi
Bayi adalah usia 0 sampai 12 bulan. Pada bayi pencernaan dan absorbsi masih sederhana
s.d. umur 6 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan
cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari.Bayi sebelum usia 6 bulan pemberian nutrisi yg pokok
adalah air susu ibu.
Adapun keuntungan pemberian air susu ibu :
- Asi merupakan nutrisi yang komplit
- Dalam ASI terdapat lactobacillus bifidus adalah mikroorganisme dalam ASI yg
bermanfaat u/ menghambat pertumbuhan mikroorganisme yg berbahaya dalam
intestinal
- Protein dlm ASI banyak & berbentuk laktalbumin dimana bayi akan lebih mudah untuk
mencerna
- Laktose dalam ASI lebih dibanding lactose yang terdapat dalam susu sapi, serta lebih
dapat meningkatkan absorbsi kalsium dan mineral lain.
- Kandungan mineral dalam ASI baik untuk bayi dengan perbandingan calsium dengan
pospor adalah 2 : 1. Disamping itu zat besi ASI lebih mudah untuk diabsorbsi.
- Asi mengandung lipose untuk membantu bayi yang immatur dalam pencernaan lemak
- Protein dalam ASI tidak dapat menyebabkan alergi.
2. Masa anak Toddler (1 – 3 tahun) dan pra sekolah (Umur 3 – 5 tahun)
Masa anak penting untuk mendidik pola, cara dan jenis makan yang benar. Kebiasaan yang
sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain :
- Penyediaan makanan dalam berbagai variasi
- Membatasi makanan manis
- Konsumsi diet yang seimbang
- Penyajian waktu makan yang teratur.
- Kebutuhan nutrisi meningkat terkait proses pertumbuhan yang semakin cepat
Kebutuhan kalori pada masing – masing usia:
1 tahun = 100 kcal /hari 3 tahun = 300 -500 kcal /hari.
3. Anak sekolah (Umur 6 – 12 tahun)
Pola makan anak usia ini perlu mendapatkan perhatian serius karena masa ini ditandai
dgn meningkatnya aktifitas anak & biasanya konsumsi nutrisi kurang krn aktifitas anak
sering diluar rumah. Pola makan tersebut digolongkan berdasarkan kelompok usia
dalam tahun.
4. Masa adolescents atau remaja (Umur 13 – 21 tahun)
Kebutuhan kalori, protein, mineraql dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan
berlanjutnya proses pertumbuhan (menstruasi kebutuhan energi meningkat).
Lemak tubuh meningkat akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan
stres terhadap body image yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan
seperti anoreksia nervosa, bulimia.
5. Masa dewasa muda (Umur 23 – 30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa muda, selain untuk proses pertumbuhan juga
digunakan untuk proses pemeliharaan dan perbaikan tubuh dari pada pertumbuhan.
Kebutuhan nutrisi masa dewasa muda, pada umumnya lebih diutamakan pada tipe dan
kualitas daripada kuantitas berkaitan dengan proses perbaikan dan pemeliharaan tubuh.
Kebutuhan nutrisi pada masa perkembangan ini bukan hanya berfungsi untuk
pertumbuhan tubuh tetapi juga untuk mempertahankan keadaan gizi yang didapat
atau membuat keadaan gizi yang didapat atau membuat keadaan gizi
6. Masa dewasa (Umur 31 - 45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dgn aktifitas fisik, krn umur
ini merupakan masa puncak untuk aktifitas hidup terutama dalam aktifitas bekerja.
Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa ini perlu mendapatkan perhatian besar, dan harus
dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, sedang dan berat.
7. Dewasa Tua (usia 46 tahun ke atas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang jika dibanding dengan dewasa. Pada
usia lanjut maka BMR akan berkurang 10 – 30 %. Umumnya aktifitas mereka sudah
berkurang, berhubungan dengan usia yang bertambah maka akan banyak alat tubuh
mengalami degeneratif, alat-alat pencernaan sudah mengalami kemunduran.
8. Wanita masa kehamilan dan menyusui
Ibu yang hamil dan menyusui memerlukan makanan yang baik dan cukup. Sebagai
bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter air susu ibu harus menyediakan
kalori sebanyak 350 kal sedangkan air susu ibu sendiri mengandung 750 kal, 12 gr
protein, 45 gr lemak, laktosa, vitamin dan lainnya.
Kebutuhan kalori bertambah kira – kira 40 kcal/ kg bb ( 300 kcal / hari ) . Kebutuhan nutrisi pada
masa kehamilan terutama mencakup protein, zat besi, calcium, zinc, vitamin A B C D. Pada
masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih banyak dari pada saat kehamilan ( 500 – 600 kcal/
hari).
b) BIchemical data
Pengkajian terhadap status nutrisi klien perlu ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan contoh urinnya yang meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit, albumin. Pada klien dengan kekurangan/anemia zat besi
pengukuran terhadap hemoglobin akan menunjukkan penurunan dank lien dengan
kekurangan darah hematokritnya juga akan turun. Sedangkan pada keadaan
dehidrasi hematokrit akan meninggi.
Albumin berfungsi untuk pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
transport nutrisi dan hormone. Pemeriksaan albumin akan dapat mengetahui status
protein pasien karena pada klien/pasien dengan malnutrisi kadar albumin akan terus
dari normal.
- Hemog lobin normal : Pria = 13 – 16 g/dl dan Wanita = 12 – 14 g/dl
- Hematokrit normal : Pria= 40 – 48 vol% dan Wanita = 37 – 43 vol%
- Albumin normal : Pria dan wanita = 4 – 5,2 g/dl
c) Clinical sign of nutrional status
Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda klinik yang jelas. Tanda-
tanda abnormal tersebut bukan saja pada organorgan fisiknya tetapi juga fungsi
fisiologisnya.
b. Kwashiokor, Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan ASI.
Defisiensi protein dapat berakibat : Retardasi mental, kemunduran pertumbuhan,
apatis, edema, otot – otot tdk tumbuh, pigmentasi kulit, dermatitis.
Empat tanda klinis kwashiokor:
- Odem. Pada kaki, tumit dan bagian tubuh lain
Gangguan pertumbuhan tubuh adalah BB, Panjang tubuh tidak bisa mencapai ukuran
normal.
- Perubahan kejiwaan. Wajah memelas, muka bundar, apatis lemah. Otot tubuh terlihat
lemah. Tidak berkembang dengan baik
c. Marasmus. Sindrom akibat defisiensi calorie dan protein.
Defisiensi kalori dan protein berakibat : Kelaparan, hilangnya jaringan – jaringan
tubuh, BB < dari normal, Diare.
PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses
perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
PCM yang terjadi dilingkungan fasilitas kesehatan:
- Status defisiensi protein
Keadaan defisiensi protein dapat terjadi dalam jangka pendek pada klien
yang mengalami stres berat akibat berbagai gangguan tubuh
( pembedahan, penyakit akut dll )
Efek dari status kurang protein dapat berakibat melambatnya proses
pemulihan /penyembuhan dari suatu penyakit dan menurunnya kekebalan
tubuh. Hal ini terjadi karena kurangnya intake protein dalam darah ( albumin,
globulin, dan sel – sel darah ) sebagai sumber proses metabolisme.
- Cachexia
Cachexia dapat terjadi secara gradual akibat kurangnya intake nutrisi yang adekuat
dalam jangka panjang. Gejala klinis ( menyerupai marasmus ): Lapar, Berat badan
menurun drastic, Kemunduran otot, diare.
- Mixed stated
Kondisi ini dapat terjadi pada klien yang mengalami cachexia dan stres yang akut.
Efek dari mixed state dapat berakibat buruk akibat hilangnya nutrisi – nutrisi vital, vitamin,
dan zat besi. Tanda klinis : Defisit neurologist, Gangguan kulit, Gangguan penglihatan.
- Obesitas. Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal ( 20 –
30 % > normal )
- Overweight. Suatu keadaan berat badan 10 % melebihi berat badan ideal.
d) Dietary history
Factor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi / diet klien
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Kebiasaan makan Makan bersama-sama, makan sambil mendengarkan
musik,makan sambil melihat televise, dll.
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambal, suka coklat, suka roti-roti
dll
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis minuman,
jarang minum dll
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah, dll
Aktifitas fisik Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,
perlu makanan tambahan apa tidak
Riwayat kesehatan Adanya riwayat penyakit diabetus millitus, adanya alergi,
dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Intake kurang dari yang dibutuhkan tubuh
1) Kekurangan makanan : kekurangan pemasukan satu/ lebih zat makanan yg dibutuhkan
tubuh u/ metabolisme, spt kekurangan protein, zat besi, & atau vitamin C. ditandai dgn
- BB < dr 20% /> BB ideal. BBI= (TB–100)–10% (TB–100)
- Pemasukan makanan adekuat tetapi BB terus menurun
- Nyata – nyata kekurangan makanan
2) Jika pemberian over dosis atau secara sembarangan maka akan menimbulkan berbagai
gangguan, sebagai contoh :
o Konsumsi vitamin A yang berlebihan dalam beberapa bulan akan dapat
menyebabkan nausea, vomitus dan sakit kepala.
- Kesulitan makan dengan segala efeknya
- Adanya tanda-tanda klinik gastro-intestinal : nyeri perut, diare, BAB
sering dan banyak
- Kelemahan otot-otot dan tenaga kurang
- Kerontokan rambut dalam jumlah besar
- Kepucatan pd kulit, mukosa & konjuctiva
o kwasiokor (=Kekurangan protein dlm jumlah besar & lama)
Tanda :
- pertumbuhan & perkembangan yg lambat, mental apatis, otot
ekstremitas lemah, oedema, depigmentasi pd rambut & kulit serta
tekstur kulit bersisik,
o Marasmus = sedangkan keadaan dengan kekurangan protein dan kalori
b. Intake berlebihan dari yg dibutuhkan tubuh
Obesitas adalah suatu keadaan dimana pemasukan kalori melebihi kebutuhan
metabolisme. Individu umunya mempunyai kebiasaan makan banyak terutama yang
mengandung kalori tinggi, seperti lemak & minyak. Dikatakan obesitas bila BB > 20% dari BB
ideal & dikatakan kelebihan BB jika BB 10 – 20% lebih berat dari BB ideal.
Obesitas berisiko thd penyakit kardiovaskuler, hipertensi & diabetes. Faktor-faktor
penyumbang obesitas :aktivitas yang kurang, kebiasaan & pola makan yg tidak tepat seperti
makan yg banyak mengandung karbohidrat &lemak. Faktor lainnya spt: keadaan depresi dan
anxietas serta banyak makan daging pada malam hari sebelum tidur.
Diagnosa keperawatan pada pasien/klien dengan masalah nutrisi yang sering muncul
sebagai berikut:
1) Resti defisit nutrisi s.d kurang pengetahuan tentang :
- Peningkatan kebutuhan kalori selama kehamilan atau masa menyusui
- Kebutuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan
-
Cara-cara untuk memperoleh protein pada klien yang diet sayuran/vegetarian
2) Defisit nutrisi s.d pemberian makanan yang tidak tepat atau yang lebih spesifik :
- Defisiensi vitamin C s.d makan buahbuahan yang tidak adekuat
- Defisit nutrisi s.d tidak adekuatnya jumlah hormon insulin
- Defisit nutrisi s.d mual atau muntah yang berkepanjangan
3) Obesitas s.d intake karbohidrat yang berlebihan
4) Obesitas s.d kebiasaan makan sehari-hari yang salah.