Anda di halaman 1dari 4

ANINIDITA SALSABILLA ANGGRAENI

2008113808
PATOLOGI KLINIK

1. Gambaran hasil lab hormon pada kasus infertility?

Metode pemeriksaan hormon yang dapat digunakan adalah immunoassay :


a. Enzymelinked immunosorbent assay (ELISA)
b. Microparticle enzyme immunoassay (MEIA)
c. Chemiluminescent immunoassay (CLIA)
d. Paramagnetic immunoassay
PROGESTERON
Kadar progesterone serum pada fase midluteal untuk menilai ovulasi, progesterone
diperiksa pada hari ke 21, kadar progesterone harus > 15 ng/ml untuk menilai bahwa
nilai tersebut untuk corpus liteum yang berfungsi normal dan kadar progesterone
yang rendah tersebut tidak akan terjadi ovulasi.
Kadar Normal Meningkat Menurun
Progesterone
1. Fase Folikuler  Kehamilan  Amenorea
< 14,5 ng/ml  Ovulasi  Aborsi
2. Fase Luteal  Kista Ovarium mengancam
<31,4 ng/ml  Tumor Ovarium  Kematian janin
 Tumor Adrenal
 Menopause

LUTEINIZING HORMONE (LH)


Diperiksa pada pertengahan siklus yaitu hari ke 14 – 16, kadar LH dan FSH yang
rendah dicurigai hipogonadotropik hipogonadisme sedangkan LH yang meningkat
dan FSH yang normal atau turun di curigai PCOS.
Kadar Normal LH Meningkat Menurun
1. Fase Folikuler  Amenorea  Disfungsi
1,9 – 12,5 mIU/mL  PCOS Hipotalamus
2. Fase Midsiklus  Menopause  Hipopituarisme
8,7 – 76,3 mIU/mL
3. Fase Luteal
0,5 – 16,9 mIU/mL
FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH)
FSH diproduksi oleh hipofisis anterior dengan rangsangan oleh GnRH berfungsi
sebeagai untuk pematangan folikel di oovarium, diperiksa hari ke 14- 16 untuk
melihat adanya ovulasi dan diperiksa bersama estradiol untuk mengetahui cadangan
ovarium.
Kadar FSH Meningkat Menurun
1. Fase Folikuler  Amenore  Tumor Ovarium
2,5 – 0,2 IU/L  Alromegali  Tumor Adrenal
2. Fase Midsiklus  Menopause  Disfungsi
3,1 – 17,7 IU/L  Hipogonadisme Hipotalamus
3. Fase Luteal  Hipogonadotropisme
1,5 – 9,1 IU/L

ESTRADIOL
Estradiol untuk mengetahui aksis hipotalamus – hipofisis - ovarium untuk
menentukan waktu ovulasi, menopause, dan sebagai monitoring pengobatan pada
fertilitas. Diperiksa hari ke 3 bersama dengan FSH untuk mengetahui cadangan
ovarium, kadar normal estradiol 20-100 pg/ Ml (Fase folikuler), 100-350 pg/Ml (Fase
preovulasi dan fase luteal).

TESTOSTERON
Testosteron pada wanita diproduksi dalam jumlah sedikit di kelenjar adrenal dan di
ovarium, pemeriksaan testosterone pada midsiklus ini untuk menilai infertilitas dan
dapat digunakan pada keadaan hirsutisme.
Kadar Testosterone Meningkat Menurun
1. Testosterone  Hirsutisme  Hipogonadisme
Total  PCOS
2 – 45 ng/Dl  Tumor Adrenal
2. Testosterone
Bebas
0,1 – 6,4 pg/mL

PROLAKTIN
Pemeriksaan prolactin akan memberikan fluktasi hasil yang berbeda pada masing-
masing individu, pengambilan sampel sebaiknya dilakukan 3 - 4 jam segera setelah
pasien bangun tidur, kadar prolaktin noirmal pada fase folikuler yaitu berkisar < 20
ng/ml dan pada fase luteal.
2. Gambaran hasil lab hormon pada kasus amenore?
Pada pemeriksaan T3 dan T4 untuk mengetahui fungsi glandula tiroid. Selain itu,
pemeriksaan kadar FSH, LH, estrogen, prolaktin, dan 17-ketosteroid mempunyai arti
yang penting. Pada defisiensi fungsi hipofisis misalnya kadar FSH rendah, sedang pada
defisiensi ovarium umumnya kadar FSH tinggi dan kadar estrogen rendah. Pada
hiperfungsi glandula suprarenalis kadar 17- ketosteroid meningkat.

3. Gambaran hasil lab hormon pada kasus PCOS?


Kadar serum LH yang berlebihan dapat diditeksi pada sample darah pada satu kali
pemeriksaan dalam lebih kurang 40-50%wanita dengan PCOS. Tingginya kadar LH lebih
banyak terdapat pada wanita dengan berat badan yang kurus dibandingkan dengan yang
obesitas. Walaupun kadar serum FSH dalam batasn ormal, tetapi didapatkan
penghambatan intrinsic pada kerja FSH. Kadar prolactin pun mungkin sedikit meningkat.

4. Gambaran hasil hormon pada kasus pubertas prekoks pada pria?


Untuk mengetahui hasil laboratorium, maka dilakukan tes kadar hormon LH dan FSH
basal, uji GnRH terstimulasi, esterogen dan progesterone serum, β-HCG, 17-OH
progesteron, estradiol dan beberapa pemeriksaan hormonal lainnya atas indikasi.
Diperlukan pula pemeriksaan radiologis diagnostik, maka yang difokuskan adalah
pencitraan umur tulang dan survey tulang (McCune-Albright), sedangkan untuk etiologi
dilakukan CT-Scan/MRI kepala dan USG pelvis/adrenal. Peningkatan produksi hormon
pituari, seperti hormon pelutein (LH) dan hormon Perangsang folikel (FSH), Peningkatan
hormon seks, seperti estrogen pada perempuan dan testosterone pada laki-laki.

5. Gambaran hasil lab hormon pada kasus ovulasi anovulatoa?


1. Tes kehamilan harus dilakukan.
2. PAP tes: untuk mencari displasia; kemungkinan STD harus selalu dicari.
3. Htung jenis leukosit, menentukan derajat perdarahan apakah berupa hematom atau
hanya memar saja.
4. Fungsi koagulasi, bila ada memar-memar.
5. Fungsi tiroid, hati, glukosa, dan sistem endokrin yang mungkin berinteraksi dan
mengakibatkan perdarahan.
6. Pemeriksaan kadar hormon steroid:
• DHEA dari ovarium dan adrenal
• DHEA-S adrenal • LH/FSH rendah atau normal
• LH tinggi, FSH rendah – SOP • FSH/LH tinggi, postmenopause, kegagalan
premature fungsi ovarium poros H-P atau kegagalan prematur fungs ovarium.
• Prolaktin tinggi pikirkan adenoma hipofise atau hipotiroidisme.
• Progesteron midlutea

Anda mungkin juga menyukai