Ekonomi Indonesia
Ekonomi Indonesia
TERBARU
HEADLINE
TOPIK PILIHAN
K-REWARDS
EVENT
KALEIDOSKOP 2022
uswatun khasanah
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Fakultas Ekonomi dan Bisnis - mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
FOLLOW
ILMU SOSBUD
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadaan ekonomi dan keuangan pada masa orde lama amat buruk, yang disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi dikarenakan beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali.
Di tahun 1958 diberlakukannya UU No. 78/1958 tentang investasi asing, jadi memperburuk
perekonomian, ditahun 1965 mendirikan Bank Berjuang, perbankan berfungsi sebagai pemasok dana
proyek pemerintah.
Penurunan angkatan kerja (pengangguran) sebanyak 1,8 juta dari 34,5 juta. Disektor pertanian 72%,
sektor jasa 9,5%, perdagangan dan keuangan 6,7%, industri 5,7%. Tahun 1953 di jakarta pekerja
menerima upah Rp 5-6 per hari.
Dan di anggaran pemerintah pada tahun 1955-1965 mengalami defisit sebesar 137% dari pendapatan
sehingga negara melakukan pinjaman luar negeri.
Masa Orde Baru melakukan 4 tahapan pelaksanaan: tahap penyelamatan, rehabilitasi, konsolidasi,
stabilisasi. lalu adanya pemberlakuan kebijakan terhadap tiga UU baru tentang Perbankan, kebijakan
anggaran berimbang.
Melakukan pembangunan jangka panjang (pelita) pemerintah:
Recommended by
Pelita I (1969-1974)
Titik berat pada pemeliharaan stabilitas perekonomian dan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,56% per
tahun.
Pelita II (1974-1979)
Pelita III-V
Titik berat pada pemerataan hasil pembangunan, pertumbuhan ekonomi sebesar 6.02% sedangkan
pelita VI sebesar 5,21%, pelita V sebesar 6,76% pertahun.
REFORMASI (1998-Sekarang)
Masa Reformasi
Dilakukannya kebijakan pengurangan subsidi BBM, kebijakan BLT, PNPM Mandiri dan Jamkesmas,
Indonesia Infrastruktur Summit, MP3EI, Strategi pembangunan ekonomi.
Jilid II di Era Susilo Bambang Yudhoyono:
Kepemimpinan Jokowi:
adanya Paket kebijakan ekonomi tahap I (9 September 2015), dengan menjaga daya beli masyarakat,
capital flow, memacu pertumbuhan investasi.
Paket kebijakan ekonomi tahap II (29 September 2015), dengan menarik investor, memberikan insentif
bagi eksportir, memberikan insentif lebih bagi yang menyimpan dana dalam bentuk mata uang rupiah.
Paket kebijakan ekonomi tahap III (7 Oktober 2015), dengan meningkatkan sektor supply tidak secara
langsung.
Paket kebijakan ekonomi tahap IV (15 Oktober 2015), dengan mensejahterakan para buruh, industri
kecil (makro).
Paket kebijakan ekonomi tahap V (22 Oktober 2015), dengan melakukan pengurangan pajak revaluasi
aset, penghapusan pajak berganda, mempermudah izin atas produk bank syariah.
Paket kebijakan ekonomi tahap VI (6 November 2015), melakukan insentif pajak bagi industri, perizinan
penyediaan air, perizinan impor untuk industri obat.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Perekonomian Indonesia di Era Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/uswatunkhasanah3190/5fa4fd574b9a4734580265f2/perekonomian-
indonesia-di-era-orde-lama-orde-baru-dan-reformasi?page=all#sectionall
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.