Anda di halaman 1dari 20

PENGAUDITAN II

BAB 18
PENGAUDITAN SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

Oleh :

KELOMPOK 8

Putu Ayu Purnama Dewi (1415351109)

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan (1415351193)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016/2017
AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN
DAN PERSONALIA

A. PENDAHULUAN
Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan
dan pembayaran kepada semua karyawan. Tenaga kerja adalah pertimbangan yang
penting dalam penilaian persediaan perusahaan manufaktur, perusahaan konstruksi, dan
industri lainnya. Penilaian dan pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat
menimbulkan salah saji laba bersih yang material. Penggajian juga merupakan bidang
dimana sumber daya perusahaan dapat terbuang akibat ketidakefisienan atau pencurian
melalui kecurangan.
Seperti dalam siklus penjualan dan penagihan, audit atas siklus penggajian dan
personalia juga mencakup pemahaman tentang pengendalian internal, penilaian risiko
pengendalian, pengujianpengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur
analisis, serta pengujian atas rincian saldo. Dalam audit yang umum, perbedaan utama
antara siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya meliputi :
 Hanya ada satu siklus transaksi untuk penggajian. Sebagian besar siklus lainnya
memasukkan setidaknya dua kelas transaksi. Sebagai contoh siklus penjualan dan
penagihan memasukkan baik transaksi penjualan maupun penerimaan kas, dan
sering kali melibatkan retur penjualan serta penghapusan piutangtak tertagih.
Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu
yang singkat.
 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan ketimbang akun neraca terkait. Akun
akun yang terkait dalam penggajian seperti misalnya penggajian akrualdan potongan
pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan total transaksi selama tahun
bersangkutan.
 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua
perusahaan, bahkan perusahaan kecil sekalipun. Penalty yang tinggi yang
dikenakan pemerintah Negara bagian federal telah mendorong efektifnya
pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian. Selain itu,
masalah moral karyawan juga dapat mengemuka jika karyawan tidak diberi gaji atau
diberi gaji yang kecil.
Karena ketiga karakteristik tersebut, maka ketika mengaudit penggajian, biasanya
auditor menekankan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan
proseduranalitis. Pengujian atas rincian saldo hanya memerlukan beberapa menit bagi
sebagian besar akun yang berhubungan dengan penggajian.

18
B. AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penggajian dan personalia adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan
secara wajar sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum.

Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar
di atas. Akun T akan digunakan untuk mengilustrasikan cara informasi akuntansi
mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia. Dalam sebagian
besar system, akun gaji dan upah akrual hanya akan diguakan pada akhir periode
akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila karyawan telah
benar benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual untuk tenaga
kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode bagi setiap biaya tenaga
kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.

C. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA SERTA


DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT
Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan diakhiri
dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan
pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual. Jadi, siklus

18
tersebut melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang konsisten dengan tujuan
perusahaan, dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut.

Lihat tabel di atas. Kolom ketiga mengidentifikasi 4 fungsi bisnis dalam siklus
penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan antara fungsi
bisnis, kelas transaksi, akun-akun dan dokumen serta catatan. Auditor harus memahami
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan tersebut sebelum dapat menilai resiko
pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi.
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen untuk
mewawancarai dan merekrut personel yang memenuhi kualifikasi. Departemen tersebut
juga merupakan sumber catatan yang independen bagi verifikasi internal atas informasi
upah. Termasuk penambahan dan penghapusan gajiserta perubahan upah dan
pengurangan.
Catatan personalia (personel records) meliputi data seperti tanggal mulai bekerja,
investigasi personil, tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja
dan tanggal berhenti bekerja.
Formulir otorisasi pengurangan. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi
pengurangan gaji, termasuk jumblah pembebasan untuk pemotongan pajak pengasilan,
401(K) dan program tabungan pension lainnya, obligasi tabungan A.S. serta iuran serikat
pekerja.

18
Formulir otorisasi tingkat pembayaran. Formulir ini digunakan untk
mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumber informasinya adalah kontrak tenaga kerja,
otorisasi oleh manajemen, atau dlam kasus pejabat perusahaan, otorisasi dari dewan
direksi.
Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian merupakan hal yang
penting dalam audit penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban peggajian
dalam setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam epat aktivitas berikut diperlukan
pengendalian yang memadai :
 Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
 Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan pembayaran
bersih
 Penyiapan cek gaji
 Penyiapan catatan gaji
Kartu waktu (time card). Adalah dokumen yang mengidentifikasi waktu per jam
karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam kerja karyawa. Kartu
waktu ini dapat berupa formulir kertas atau electronic, dan dapat disiapkan secara
otomatis oleh jam waktu atau pembaca kartu identifikasi. Kartu waktu ini biasanya
diserahkan setiap minggu.
Karyawan yang menerima gaji tetap atau pembebasan biasanya tidak mengisi kartu
waktu. Mereka hanya diharuskan mengisi laporan waktu untuk mengklaim upah lembur,
cutih libur atau sakit.
Tiket waktu pekerjaan. Tiket waktu pekerjan adalah formulir yang menunjukkan
pekerjaan mana yang dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu. Formulir ini
hanya digunakan oleh seorang karyawanmelakukan pekerjaan berbeda atau bekerja
dalam departemen yang berbeda. Tiket waktu pekerjan seringkali diakukan secra
electronic dengan system pelaporan waktu dan beban
File transaksi penggajian. File yang dibuat oleh computer ini mencantumkan
semua transaksi penggajian yang diproses aoleh system akuntansi selama satu periode,
seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun. File tersebut berisi semua informasi
yang dimasukkankedalam system dan informasi tentang setiap transaksi seperti nama
karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal, pembayaran kotor dan bersih, berbagai
jumlah pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau klasifikasi. Tergantung pada
kebutuhan perusahaan, informasi mengenai penggajian digunakan untuk berbagai
catatan, daftar dan laporan, seperti jurnal penggajian file induk penggajian, dan
rekonsiliasi bank penggajian.
Jurnal atau data penggajian. Laporan inidibuat dari file transaksi penggajian dan
umumnya mencantumkan nama karyawan, jumlah penggajian kotor dan bersih, jumlsh
pemotongan, serta klasifikasi akun atau klasifikasi transaksi. Transaksi yang sama

18
dimasukkan kedalam jurnal atau daftar juga diposting secara simultan kebuku besar
umum dank e file besar induk penggajian.
File induk penggajian (payroll master file) adalah file computer yang digunakan
untuk mencatat transaksi penggajian bagisetiap karyawan dan mempertahankan total
upah karyawan yang dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat ini. Catatansetiap
karyawan mencantumkan pembayaran kotor selama setiap periode penggajian,
pengurangan dari pembayaran kotor, pembayaran bersih, nomer cek, dan tanggal. File
induk ini diperbaharui dari file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap karyawan
dalam file induk sama dengan saldo penggajian kotor dalam berbagai akun buku besar
umum
Cek gaji. Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai
pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya. Jumlah cek tersebut merupakan pembayaran
kotor dikurangi pajak dan potongan lainnya. Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi
penyiapan penggajian, tetapi tanda tangan yang diotorisasi telahmembuat cek tersebut
sebagai aktiva. Setelah cek gaji dicairkanoleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu
dikembalikan keperusahaan dari bank. Cek gaji seringkali disetorkan secara langsung
dari rekening bank setiap karyawan.
Rekonsiliasi rekening bank penggajian. Rekonsiliasi bank independen merupakan
hal yang penting bagi semua akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan
kesalahan dan kecurangan. Akun penggajian impress (imprest payroll account) adalah
akun penggajian terpisah dimana saldo bernilai kecil dipertahankan. Jumlah setiap gaji
bersih yang ditransfer berdasarkan cek atau transfer dana elektronik dari akun umum ke
akun impress segera sebelum distribusi penggajian.
Formulir W-2 adalah formulir yang dikirim kesetiap karyawan untuk
mengikhtisarkan setiap menghasilan karyawan slama tahun kalender, termasuk
pembayaran kotor, dan potongan FICA (jaminan sosial). Informasi yang sama juga
diserahkan kepada internal revenue service dan komisi pajak Negara bagian serta local
jika dapat diberlakukan. Informasi ini disiapkan dari file induk penggajian dan biasanya
dibuat oleh koputer.
SPT pajak penghasilan. Adalah formulir yang diserahkan ke unit pemerintah local,
Negara bagian, dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang dipotong dan
pajak perusahaan. Sifat dan tanggal jatuh tempo formulir tersebut bervariasi tergantung
pada jenis pajaknya. Formulir trsebut disiapkan dari informasi yang ada pada induk file
penggajian dan biasanya dibuat oleh computer.pembayaran pemotongan pajak federal
dan jaminan social akan jatuh tempo secara setengah mingguan atau bulanan, tergantung
pada julah pemotongan pajaknya.sebagian besar pajak pengangguran negaara bagian
jatuh tempo secara kuartalan.

18
D. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi bagi siklus penggajian dan personalia ditunjukkan pada gambar berikut:

Pengendalian internal untuk penggajian biasanya sangat terstruktur dan terkendali


dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan
ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian. Cek gaji dan
semua jurnal yang terkait serta catatan penggajian biasanya diproses oleh komputer.
Karena perihal pembayaran gaji relatif umum dari perusahaan ke perusahaan, maka harus
tersedia sistem komputer yang berkualitas tinggi.
Karena memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan program
harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan skedul pemotongan pajak, umumnya
perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk memroses penggajian. Auditor
juga dapat mengandalkan pada pengendalian internal organisasi jasa. Hal ini bisa
diterima jika auditor organisasi jasa menerbitkan laporan (yang sering kali disebut
sebagai laporan SAS 70) mengenai pengendalian internal organisasi jasa.
Biasanya tidaklah sulit bagi perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik
dalam siklus penggajian dan personalia, besarnya transaksi relatif homogen dan
berjumlah kecil. Sebagai akibatnya auditor jarang menemukan pengecualian ketika

18
menguji transaksi penggajian. Kadang-kadang, terjadi deviasi pengujian pengendalian,
tetapi sebagian besar salah saji moneter dikoreksi oleh pengendalian verifikasi internal
atau ketika merespons keluhan karyawan. Meskipun ada salah saji, salah saji tersebut
jarang bersifat material.
Prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan
alat yang sangat penting untuk memverifikasi saldo akun dalam siklus penggajian dan
personalia. Pengujian-pengujian tersebut ditekankan karena tidak adanya bukti pihak
ketiga yang independen, seperti konfirmasi, untuk memverifikasi upah akrual, pajak
penghasilan yang dipotong, pajak penggajian akrual, dan akun neraca lainnya.
Walaupun pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
merupakan alat yang sangat penting dalam menguji penggajian, pengujian dalam bidang
ini biasanya tidak bersifat ekstensif. Banyak audit menghadapi risiko salah saji yang
material yang rendah atau minimal walaupun penggajian sering kali menjadi bagian yang
signifikan dari total beban, disebabkan karena tiga alasan berikut:
1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada manajemen jika
mereka dibayar terlalu rendah.
2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian dan federal
menyangkut pemotongan pajak penghasilan, Jaminan Sosial, dan pajak
pengangguran.
Tujuan dari banyak pengendalian internal dan sifat pengujian pengendalian serta
pengujian substantif atas transaksi bagi sebagian besar pengujian terpampang dari
deskripsinya pada tabel berikut:

Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang Pengujian
Pengendalian Pengujian
Berkaitan dengan Substantif atas
Internal Kunci Pengendalian Umum
Transaksi Transaksi Umum
Pembayaran  Kartu waktu disetujui  Memeriksa kartu  Mereview jurnal
penggajian yang oleh penyelia. untuk indikasi penggajian, buku
tercatat adalah untuk persetujuan. besar umum, dan
 Jam waktu digunakan
pekerjaan yang catatan gaji yang
untuk mencatat  Memeriksa kartu
dilaksanakan oleh diperoleh
waktu. waktu.
karyawan yang benar- menyangkut
benar ada  Mempertahankan file  Mereview kebijakan jumlah yang
(keterjadian) personil yang besar atau tidak
personalia.
memadai. biasa.
 Memeriksa file
 Perekrutan tenaga  Membandingkan
personalia.
kerja diotorisasi. cek yang
 Mereview bagan

18
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang Pengujian
Pengendalian Pengujian
Berkaitan dengan Substantif atas
Internal Kunci Pengendalian Umum
Transaksi Transaksi Umum
 Ada pemisahan tugas organisasi, dibatalkan
di antara personalia, membahasnya dengan jurnal
pencatat waktu, dan dengan karyawan, penggajian
pengeluaran gaji. dan mengamati menyangkut
tugas yang nama, jumlah,
 Hanya karyawan yang
dilaksanakan. dan tanggal.
ada dalam file data
komputer yang  Memeriksa printout  Memeriksa cek
diterima ketika transaksi yang yang dibatalkan
mereka dimasukkan. ditolak oleh untuk
komputer karena endorsement
 Cek diotorisasi memiliki nomor yang tepat.
sebelum yang karyawan tidak
 Membandingkan
dikeluarkan. ada.
cek yang
 Memeriksa catatan dibatalkan
penggajian dengan catatan
menyangkut indikasi personalia.
persetujuan.

Transaksi penggajian  Cek gaji telah  Memperhitungkan  Merekonsiliasi


yang ada telah dicatat dipranomori dan urutan cek gaji. pengeluaran
(kelengkapan) diperhitungkan. dalam jurnal
 Membahas dengan
penggajian
 Akun bank telah karyawan dan
dengan
direkonsiliasi secara mengamati
pengeluaran pada
independen. rekonsiliasi.
rekening bank
penggajian.
 Membuktikan
rekonsiliasi bank.
Transaksi penggajian  Perhitungan dan  Memeriksa indikasi  Menghitung ulang
yang dicatat adalah jumlah telah verifikasi internal. jam yang
untuk jumlah waktu diverifikasi secara digunakan dari
 Memeriksa file total
yang benar-benar internal. kartu waktu.
batch untuk melihat
dikerjakan dan pada
 Total batch tanda tangan klerk  Membandingkan
tingkat upah yang
dibandingkan pengendali data; tingkat upah
sesuai; pemotongan
dengan laporan membandingkan dengan kontrak
pajak telah dihitung
ikhtisar komputer. totalnya dengan serikat pekerja,

18
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang Pengujian
Pengendalian Pengujian
Berkaitan dengan Substantif atas
Internal Kunci Pengendalian Umum
Transaksi Transaksi Umum
dengan benar  Tingkat upah, gaji, laporan ikhtisar. persetujuan oleh
(keakuratan) atau tingkat komisi  Memeriksa catatan dewan direksi,
diotorisasi secara atau sumber
penggajian
layak. lainnya.
menyangkut indikasi
 Pemotongan termasuk otorisasi.  Menghitung ulang
jumlah untuk pembayaran
 Memeriksa otorisasi
asuransi dan kotor.
dalam file
tabungan penggajian  Mengecek
personalia.
telah diotorisasi pemotongan
secara layak. dengan mengacu
pada tabel pajak
dan formulir
otorisasi dalam
file personalia.
 Menghitung ulang
pembayaran
bersih.
 Membandingkan
cek yang
dibatalkan
dengan jurnal
penggajian
menyangkut
jumlahnya.
Transaksi penggajian  Isi file induk  Memeriksa indikasi  Menguji
telah dimasukkan penggajian telah verifikasi internal. keakuratan
dengan benar dalam diverifikasi secara klerikal dengan
 Memeriksa laporan
file induk penggajian internal. memfooting
total ikhtisar awal
dan diikhtisarkan jurnal penggajian
 Total file induk yang menunjukkan
dengan benar (posting dan menelusuri
penggajian telah bahwa perbandingan
dan pengikhtisaran) posting ke buku
dibandingkan telah dilakukan.
besar umum serta
dengan total buku
file induk
besar umum.
penggajian.
Transaksi penggajian  Bagan akun yang  Mereview bagan  Membandingkan

18
Ikhtisar Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi, Pengendalian Kunci, Pengujian
Pengendalian, dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Penggajian
Tujuan Audit yang Pengujian
Pengendalian Pengujian
Berkaitan dengan Substantif atas
Internal Kunci Pengendalian Umum
Transaksi Transaksi Umum
telah diklasifikasikan memadai telah akun. klasifikasi
dengan benar digunakan. dengan bagan
 Memeriksa indikasi
(klasifikasi) akun atau
 Klasifikasi akun telah verifikasi internal.
prosedur manual.
diverifikasi secara
internal.  Mereview kartu
waktu karyawan
departemen dan
tiket pekerjaan
untuk penugasan
pekerjaan serta
menelusuri ke
distribusi tenaga
kerja.
Transaksi penggajian  Prosedur memerlukan  Memeriksa prosedur  Membandingkan
telah dicatat pada pencatatan transaksi manual dan tanggal cek yang
tanggal yang sesegera mungkin mengamati kapan tercatat dalam
benar(ketetapan setelah penggajian pencatatan jurnal penggajian
waktu) dibayarkan. dilakukan. dengan tanggal
pada cek yang
 Transaksi telah  Memeriksa indikasi
dibatalkan dan
diverifikasi secara verifikasi internal.
kartu waktu.
internal.
 Membandingkan
tanggal pada cek
dengan tanggal
cek tersebut
dicairkan bank.

E. MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERNAL – SIKLUS PENGGAJIAN DAN


PERSONALIA.
Untuk memahami pengendalian internal siklus penggajian dan personalia, hal-hal
yang harus kita pahami adalah:
 Pengendalian internal bervariasi antar perusahaan. Oleh karena itu, auditor harus
mengidentifikasi pengendalian, defisiensi signifikan, dan kelemahan yang material
dari perusahaan.

18
 Pengendalian yang digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian risiko
pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan luas
pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada risiko pengendalian
yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya, seperti pengaruh penggajian terhadap
persediaan.
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif akan digabungkan jika
memungkinkan, dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan
menggunakan program audit formal kinerja.

1. Pengendalian Kunci
Pengendalian kunci untuk siklus penggajian dan personalia dalah sebagai
berikut:
a. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas diterapkan terutama untuk mencegah pembayaran berlebih dan
pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi penggajian
harus independen dari bagian SDM yang mengendalikan aktifitas penggajian
kunci (seperti penambahan karyawan atau menghapus karyawan), dan terpisah
dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
b. Otorisasi yang tepat
Hanya bagian SDM yang boleh mengotorisasi untuk menambah atau
menghapus karyawan dari daftar penggajian atau mengubah tingkat upah serta
potongan. Penyelia karyawan berwenang untuk menentukan jumlah jam kerja,
terutama lembur. Persetujuan dapat dibubuhkan dalam timecard atau
dikecualikan untuk jam lembur saja.
c. Dokumen dan catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat dan sistem
penggajian. Kartu waktu atau catatan cocok digunakan untuk karyawan paruh
waktu atau yang dibayar per jam, namun tidak untuk karyawan tetap. Untuk
karyawan yang dibayar menurut tingkat potongan atau sistem intensif lainnya,
diperlukan catatan bentuk lainnya. Karena tujuan kelengkapan tidak terlalu
diperhatikan, dokumen yang telah dipranomori tidak terlalu diperlukan untuk
sistem penggajian.
d. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan
Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus
ditandatangani oleh karyawan yang bertanggungjawab, dan penggajian harus

18
didistribusikan oleh seseorang yang independen dari fungsi penggajian dan
pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak dicairkan harus langsung disetor
kembali. Jika cek ditandatangani oleh mesin, maka akses ke mesin tersebut
harus dibatasi.
e. Pengecekan yang independen terhadap kinerja
Verifikasi terhadap penghitungan penggajian harus independen. Seorang dari
manajer atau karyawan lain harus mereview output penggajian untuk melihat
salah saji atau jumlah yang tidak biasa. Jika tenaga kerja manufaktur
mempengaruhi persediaan, atau jika akumulasi biaya dihitung berdasarkan
pekerjaan, maka dibutuhkan pengendalian memadai untuk menghitung
memferifikasi pembebanan yang tepat.

2. Formulir dan Pembayaran Pajak Penggajian


Dalam hal pajak, perlu diperhatikan pajak penggajian dan pemotongan pajak
lainnya. Jumlahnya seringkali material maupun karena kewajiban potensial akibat
lalai menyerahkan formulir pajak (SPT) tepat waktu akan menyebabkan kewajiban
yang berat.
a. Penyiapan formulir pajak penggajian
Sebagai pemahaman atas pengendalian internal, auditor harus mereview
setidaknya satu jenis formulir pajak penggajian. Jika klien lalai menyiapkan
laporan dengan benar, akan muncul kewajiban berupa pajak yang belum
dibayar, denda, atau bunga. Formulir pajak yang dimaksud adalah pajak
penghasilan (PPh).Jika auditor yakin bahwa SPT disiapkan secara tidak benar,
auditor butuh rekonsiliasi terinci atas informasi yang ada di SPT dan butuh
catatan penggajian. Indikasi penyajian tidak benar tersebut mencakup
pembayaran bunga dan denda masa lalu akibat pembayaran yang tidak tepat,
personil yang menyiapkan dokumen tersebut adalah orang baru, tidak ada
verifikasi internal, dan masalah arus kas yang dikadapi klien.
b. Pembayaran potongan pajak penggajian dan pemotongan lainnya secara tepat
waktu
Auditor harus menguji apakah bagian penggajian telah menyetorkan potongan
pajak atas karyawan, walaupun biasanya dilakukan dari pengeluaran kas umum.
Pengujian tersebut termasuk potongan pajak, iuran pensiun, JHT, JKK,
Potongan asuransi, dan tabungan penggajian. Pertama tama, auditor harus tau
aturan pajak nya berdasarkan undang undang dan aturan turunannya, termasuk
kontran kerja karyawan. Setelah itu, auditor dapat dengan mudah untuk
menentukan apakah klien telah melakukan pepembayaran dengan jumlah benar
dan tepat waktu dengan membandingkannya dengan catatan penggajian.

18
3. Persediaan dan Pertimbangan Kecurangan Penggajian
Auditor seringkali memperluas prosedur audit penggajian jika penggajian
mempengaruhi secara signifikan penilaian persediaan, atau jika auditor menduga
kemungkinan adanya transaksi yang curang secara material, seperti karyawan fiktif
atau penipuan jam kerja.
a. Hubungan penggajian dan pengurangan jam kerja.
Klasifikasi akun penggajian yang tidak tepat dapat mempengaruhi akun akun
persediaan seperti WIP, FG, atau CIP (terutama untuk perusahaan manufaktur
dan konstruksi).
Contoh:
FOH akan dibebankan terlalu tinggi jika biaya gaji untuk karyawan
administrasi, baik sengaja ataupun tidak, juga dimasukkan sebagai bagian dari
FOH. Demikian juga jika biaya gaji karyawan dibebankan secara tidak benar ke
pekerjaan atau proses yang salah.
Untuk kondisi seperti itu, auditor harus melakukan pengujian pengendalian
internal terhadap klasifikasi transaksi penggajian yang tepat. Konsistensi
merupakan hal penting bagi klasifikasi dan dapat diuji dengan menelusuri bukti
bahwa karyawan telah menyelesaikan pekerjaan tertentu dan pencatatannya ke
akuntansi yang mempengaruhi persediaan.
Contoh:
Jika karyawan dibayar berdasarkan jam kerja, penting untuk menguji apakan
pencatatan jam kerja telah dilakukan dengan benar. Atau bisa ditelusuri dari
catatan penggajian ke kartu waktu untuk menguji beban penggajian tidak masuk
ke persediaan.
b. Pengujian atas karyawan yang tidak ada (fiktif)
Masih sering terjadi pengeluaran cek untuk membayar gaji karyawan yang
sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut. Biasanya yang melakukan
kesalahan ini adalah klerk, mandor, rekan karyawan, atau mantan karyawan itu
sendiri.
Contoh:
Mandor dapat menyetujui absen kerja karyawan di lapangan. Jika mandor
meneruskan absen itu ke bagian penggajian, maka akan terjadi pembebanan gaji
berlebih.Untuk mendeteksi hal itu, auditor dapat meng-cross check absen
dengan catatan lainnya pegawai untuk menguji tanda tangan yang diotorisasi
dan kelayakan endorsment. Auditor juga memeriksa endorsment atau
endorsment kedua untuk melihat adanya jumlah yang tidak biasa atau
kemungkinan penyalahgunaan check.Untuk menguji karyawan yang tidak ada,
auditor dapat menguji transaksi jurnal penggajian ke catatan pada bagian SDM

18
untuk menguji apakah karyawan tersebut benar benar ada pada periode
penggajian.
Untuk mengetahui bahwa karyawan yang telah berhenti ditangani dengan layak
adalah memilih beberapa file karyawan tersebut pada tahun berjalan dari bagian
personalia untuk menentukan apakah karyawan tersebut telah diberikan
pesangon secara tepat. Jika karyawan telah berhenti namun masih digaji terus,
maka dapat di cek dengan memeriksa catatan penggajian periode periode
selanjutnya. Namun metode ini tidak efektif bila bagian SDM tidak diberitahu
jika karyawan tersebut telah berhenti.
Dalam beberapa kasus, auditor akan meminta untuk dilakukan pembayaran gaji
kejutan. Ini adalah pengujian dimana semua karyawan harus mengambil cek
gaji dan menandatangani di depan penyelia dan auditor. Setiap cek yang tidak
diambil dan ditandatangani harus diinvestigasi untuk menentukan apakah itu
adalah kecurangan atau penipuan. Prosedur ini sangat mahal namun mungkin
merupakan satu satunya cara membuktikan penggelapan uang.
c. Pengujian atas kecurangan waktu
Seringkali terjadi jika karyawan melaporkan jam kerjanya lebih banyak
daripada sebenarnya. Caranya adalah menguji catatan penggajiann dengan
catatan jam kerja yang independen seperti yang sering dilakukan oleh
pengendalian produksi. Contohnya dengan mengamati kemungkinan karyawan
memasukkan kartu absen temannya. Akan tetapi akan jauh lebih mudah bagi
klien untuk melakukan pengendalian internal daripada auditor untuk
mengujinya.

F. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO

18
Setelah menyelesaikan pengujian tersebut dan menilai kemungkinansalah saji akun
laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia, auditor akan mengikuti
metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo. Gambar di bawah
mengikhtisarkan metodologi tersebut.

1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Penggajian (Tahap I)


Risiko bisnis klien mungkin saja terjadi pada kesepakatan kompensasi yang
kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi saham serta kesepakatan
kompensasi yang ditangguhkan lainnya.Contohnya adalah banyak perusahaan
menyediakan opsi saham yang ekstensif sebagai bagian dari paket kompensasinya
untuk karyawan kunci yang secara signifikan mempengaruhi beban kompensasi dan
ekuitas pemegang saham.
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren
(Tahap I)
Selain potensi kecurangan, risiko inheren umumnya juga redah bagi semua tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada
risiko inheren berupa kecurangan penggajian. Karena itu auditor sering
mempertimbangkan pentinngnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi-
keterjadian. Sebagai bagian dari pemahaman mengenai klien, auditor dapat
mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan penggajian yang kompleks,
seperti rencana kompensasi berdasarkan saham yang dapat meningkatkan risiko

18
inheren yang berhubungan denngan akuntansi dan pengungkapan kesepakatan
tersebut.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Melaksanakan Pengujian yang Terkait
(Tahap I dan II)
Telah dijelaskan sebelumnya di atas atas penilaian risiko pengendalian, pengujian
pengendalian, serta pengujian substantif atas transaksi yang berhubungan.

4. Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)

18
5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun
Kewajiban dan Beban (Tahap III)
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban
penggajian adalah:
a.Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (keakuratan)
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode
yang benar (cut off)
Perhatian utama dari kedua tujuan adalah untuk memastikan bahwa todak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Selanjutnya kita akan membahas akun
kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan personalia.
a. Jumlah potongan dari gaji karyawan: Pajak penghasilan yang dipotong tetapi
belum dibayarkan kepada pemerintah dapat diuji dengan membandingkan
saldonya dengan jurnal penggajian, formulir pajak penghasilan yang dibuat pada
periode selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Pos lainnya dapat
dilakukan pengujian dengan cara yang serupa.
b. Gaji dan upah akrual: setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk
mengakrualkan upah dan mengetahui bahwa hal tersebut konsisten dengan
tahun sebelumnya, untuk mengujia cut off dan keakuratan adalah dengan

18
meghitung ulang akrual klien. Salah saji yang sering terjadi adalah kelalaian
memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi belum dibayar.
c. Komisi Akrual : konsepnya sama dnegan gaji akrual namun lebih sulit karena
adanya ragam perjanjian komisi yang berbeda-beda. Yang harus dilakukan
pertama adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian menguji
perhitunngannya berdasarkan perjanjian itu. Harus dilihat juga konsistensinya
denngan tahun sebelumnya.
d. Bonus akrual: seringnya bonus yang belum dibayarkan pada akhir tahun sangat
besar sehingga kelalaiannya juga dapat menimbulkan salah saji yang material.
Verifikasinya dengan membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi pada
risalah rapat dewan direksi.
e. Pembayaran cuti liburan, cuti sakit, atau tunjangan akrual lainnya: untuk
menilai kewajarannya bandingkan konsistensinya dengan tahun sebelumnya.
Ketahui kebijakan perusahaan untuk menccatat kewajiban dahulu kemudian
hitung ulang jumlah yang tercatat.
f. Pajak penggajian akrual: diverifikasi dengan formulir pajak yang disiapkan
untuk periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah harus dicatat
sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
g. Pengujian atas rincian saldo untuk akun beban: auditor relatif sedikit
melakukan pengujian tambahan disamping prosedur analitis, pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas akun
kewajiban terkait. Auditor hanya perlu melakukan pengujian lebih jika
menemukan kelemahan material dalam pengendalian internal atau salah saji
signifikan dalam pengujian kewajiban. Akun yang sering diuji mecakup
kompensasi pejabat, komisi, beban pajak pennghasilan, total penghasilan
pegawai, dan tenaga kerja kontrak.
h. Kompensasi Pejabat : verifikasi apakah total kompensasi dari pejabat adalah
jumlah yang disetujui oleh dewan direksi dan komisaris, karena gaji dan bonus
mereka harus dimasukkan ke dalam Surat Pemberitahuan pajak.
i. Komisi : dapat diverifikasi dengan mudah kalau tarif komisi sama untuk
masing-masing jenis penjualan dan informasi penjualan yang diperlukan
tersedia dalam catatan akuntansi.
j. Beban pajak penggajian: dapat diuji dengan merekonsiliasi total gaji dalam
masing-masing formulir pajak penghasilan pegawai dengan total gaji untuk
keseluruhan tahun. Total PPh dapat dihitung ulang dengan mengalikan tarif
yang sesuai dengan penghasilan kena pajak. Biasanya butuh waktu lama dan
biaya tinggi, sehingga sering tidak dilakukan kecuali prosedur analitis
mengindikasikan terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan
prosedur lainnya.

18
k. Total penggajian: perlu diadakan pengujian atas transaksi untuk menemukan
kekeliruan dalam pembebanan gaji (apakah transaksi penggajian dibebankan ke
perkiraan non penggajian atau seluruhnya tidak dicatat dalam jurnal
penggajian).
l. Tenaga kerja kontrak(Outsourcing): Biaya yang dibayarkan ke perusahaan
outsource diuji dengan membandingkan jumlahnya dengan kesepakatan kontrak
yang ditandatangani antara perusahaan dengan perusahaan outsource.
m. Tujuan penyajian dan pengungkapan: Auditor dapat menggabungkan
prosedur audit yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan
beban.

18

Anda mungkin juga menyukai