Anda di halaman 1dari 2

BAB VIII

KESIMPULAN

Berdasarkan dari data lapangan yang ada serta didukung data laboratorium

yang dilandasi konsep dasar geologi yang ada, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kondisi geologi daerah penelitian yang terletak pada daerah Giriharjo dan

Sekitarnya Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 1 satuan geomorfik dengan q

subsatuan geomorfik, yaitu: Subsatuan ini berupa perbukitan Karst (K2) dengan

litologi berupa batugamping terumbu, batugamping berfosil, dan kalkarenit.

Subsatuan ini mempunyai kemiringan lereng sedang-curam sebesar 15⁰ - 42⁰,

dengan ketinggian antara 0 – 350 mdpl. Pada umumnya daerah ini digunakan

sebagai pemukiman, pertanian, dan perikanan. Subsatuan ini menempati 94,5 %

dari daerah penelitian. Pola pengaliran yang berkembang adalah multi-basinal,

dengan stadia daerah dewasa.

Stratigrafi daerah penelitian tersusun dari 3 satuan batuan, dengan urutan

dari yang tertua sampai termuda adalah Satuan Batugamping Terumbu, Satuan

Batugamping Berfosil Wonosari, dan Satuan Kalkarenit Wonosari. Struktur

geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa sesar. Di daerah penelitian

terdapat 3 sesar yaitu Sesar-sesar yang ada di daerah penelitian adalah sesar turun

Giriharjo, sesar mendatar kanan Girisuko, sesar mendatar kanan Giripurwo.

Struktur geologi terssebut terbentuk pada kala post Miosen Tengah. Geologi

lingkungan daerah penelitian terbagi atas 2 (dua) yaitu, sesumber dan bencana

125
126

geologi. Sesumber daerah penelitian berupa sumber daya air, sumber daya lahan.

Sedangkan, Bencana geologi berupa longsoran dan kekeringan. Sejarah geologi

daerah penelitian di mulai sejak Kala Miosen Tengah hingga Holosen (saat ini).

Dalam kegiatan pemetaan serta observasi lapangan didapatkan beberapa

lokasi titik gerakan massa yang terjadi di Daerah Giriharjo dan Sekitarnya,

Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa titik tersebut terletak pada titik LP 36 dan LP 37 pada satuan kalkarenit

Wonosari. Tipe gerakan massa pada kedua LP tersebut berupa debris flow dengan

arah gerakan massa N 281o E (LP 36) dan N 279o E (LP 36), dengan besaran

lereng 40o - 55o (LP 36) dan 54o – 70 (LP 37). Topografi dengan lereng menengah-

curam, bergelombang kuat-berbukit. Interpretasi faktor terjadi gerakan massa

akibat proses pelapukan berupa pelarutan pada batuan karbonat serta faktor

kelerengan yang termasuk (curam) serta faktor lainnya yang mengakibatkan

terjadinya gerakan massa.

Anda mungkin juga menyukai