0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan1 halaman
Dokumen ini merangkum hasil penelitian geologi di beberapa desa di Jawa Barat. Daerah penelitian terdiri dari tiga satuan geomorfologi dan tiga satuan batuan yang berusia Miosen. Terjadi lipatan dan sesar yang membentuk beberapa struktur geologi. Sumber daya air dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi pembangkit listrik tenaga air, meskipun risiko longsor dan banjir masih ada.
Dokumen ini merangkum hasil penelitian geologi di beberapa desa di Jawa Barat. Daerah penelitian terdiri dari tiga satuan geomorfologi dan tiga satuan batuan yang berusia Miosen. Terjadi lipatan dan sesar yang membentuk beberapa struktur geologi. Sumber daya air dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi pembangkit listrik tenaga air, meskipun risiko longsor dan banjir masih ada.
Dokumen ini merangkum hasil penelitian geologi di beberapa desa di Jawa Barat. Daerah penelitian terdiri dari tiga satuan geomorfologi dan tiga satuan batuan yang berusia Miosen. Terjadi lipatan dan sesar yang membentuk beberapa struktur geologi. Sumber daya air dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi pembangkit listrik tenaga air, meskipun risiko longsor dan banjir masih ada.
Berdasarkan letak geografis, daerah penelitian masuk kedalam
108 11’6,17” BT sampai dengan 108014’6,17” BT dan 6054’8,43” LS sampai 0
dengan 6057’8,43” LS. Berdasarkan administratif, daerah penelitian masuk ke
Desa Cimanintin, Kecamatan Jatinunggal, Kabupaten Sumedang dan sebagian kecil Desa Cengal, Kecamatan Maja, Desa Gununglarang, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Daerah penelitian mencakup satu peta rupa bumi Indonesia terbitan bakosurtanal Lembar Bantarujeg (1309-112). Satuan geomorfologi di bagi menjadi tiga, yaitu satuan geomorfologi perbukitan sedimen denudasional agak curam, satuan geomorfologi perbukitan tinggi sedimen struktural curam, dan satuan geomorfologi perbukitan sedimen struktural sangat curam. Pola pengaliran yang berkembang di daerah penelitian adalah subtrellis, trellis, dan subdendritik. Satuan batuan di daerah penelitian di bagi menjadi tiga satuan dari muda ketua, yaitu satuan batulanau (Tmbl), satuan breksi vulkanik (Tmbv). dan satuan batupasir (Tmbp). Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah kekar, lipatan, dan sesar. Lipatan yang berarah relatif Barat Laut-Tenggara terbentuk di daerah penelitian adalah Antiklin Cengal, Sinklin Cengal, Antiklin Cijaweu, Sinklin Cibuyut, Antiklin Cipeteuy, Sinklin Sirnagalih, dan Antiklin Sirnagalih, relatif berarah Barat-Timur, yaitu Sinklin Cikukulu, Antiklin Legokrandu. Sesar yang berarah Utara-Selatan, yaitu Sesar Normal Gununglarang, sesar yang berarah Timur Laut-Barat Daya, yaitu Sesar Mendatar Mengiri Cikawoan, Sesar Mendatar Mengiri Cilutung, Sesar Mendatar Mengiri Cijaweu, Sesar Mendatar Menganan Mekarsari. Tegasan utama daerah penelitian adalah Timur Laut-Barat Daya. Sesar memotong semua litologi yang berumur Miosen Bawah-Miosen Atas Pada Miosen Bawah-Miosen Tengah, satuan batupasir yang merupakan satuan tertua di daerah penelitian terbentuk diikuti oleh satuan breksi vulkanik pada Miosen Tengah bagian Atas dan satuan batulanau pada kala Miosen Atas. Lalu terjadi aktivitas tektonik yang membentuk lipatan, Sesar Normal Gununglarang diikuti Sesar Mendatar Mengiri Cikawoan, Sesar Mendatar Mengiri Cilutung, Sesar Mendatar Mengiri Ci Jaweu, dan Sesar Mendatar Menganan Mekarsari. Kegiatan erosi yang kuat masih berlangsung hingga saat ini terlihat dari adanya daerah rawan longsor. Sumber daya geologi untuk bahan galian di daerah penelitian belum dapat ditentukan, tetapi ada sumber daya alam air yang merupakan suatu potensi yang mungkin dapat dikembangkan lebih jauh untuk menjadi PLTA dengan studi lebih lanjut. Kebencanaan geologi di daerah penelitian adalah kemungkinan terjadinya bencana longsor dan banjir.
Kata kunci: Geologi, Geomorfologi, Penelitian, Satuan, Sejarah, Struktur.