Anda di halaman 1dari 8

Epidemic 2020

“ Epidomoilogical Approch on Re-emerging and new emerging disease”


MALARIA

APA ITU PENYAKIT MALARIA?


Penyakit malaria adalah salah satu jenis penyakit serius dan berbahaya yang disebabkan oleh infeksi
parasit. Umumnya, parasit tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk, terutama oleh nyamuk
Anopheles. Salah satu jenis parasit yang paling umum menyebabkan penyakit malaria
adalah Plasmodium falciparum.

Apabila nyamuk Anopheles terinfeksi oleh Plasmodium dan menggigit Anda, parasit tersebut dapat
ditularkan dan dilepaskan ke dalam aliran darah Anda. Parasit akan berkembang di dalam hati, dan
dalam beberapa hari akan mulai menyerang sel darah merah Anda.

Ketika Anda mulai terinfeksi, tanda-tanda dan gejala penyakit ini akan mulai tampak setelah 10 hari
hingga 4 minggu. Namun, terkadang gejala juga dapat muncul 7 hari setelah Anda terinfeksi. Gejala
penyakit malaria yang paling umum adalah demam, sakit kepala, dan muntah.

Apabila tidak segera ditangani, komplikasi yang mungkin muncul dengan penyakit malaria
adalah anemia dan gula darah rendah (hipoglikemia). Pada kasus yang lebih serius, penderita dapat
mengalami penyakit malaria serebral, di mana pembuluh darah menuju otak tersumbat dan berisiko
mengakibatkan kematian.

FAKTA MITOS

Anda baru periksa ke dokter kalau malaria sudah parah saja

Faktanya, malaria adalah penyakit yang mematikan. Penyakit ini bisa dengan cepat
menyebabkan hilangnya kesadaran, kejang, syok, gagal ginjal, serta sulit bernapas.

Jika Anda sudah mengalami gejala terkena malaria, pengobatan perlu diperhatikan dalam
kurun waktu empat minggu. Bahkan jika Anda merasa sudah sehat dan membaik, Anda
masih harus tetap waspada. Pasalnya, malaria masih bisa berkembang dalam tubuh Anda
tanpa disadariv.

Jika Anda sudah pernah kena malaria, Anda jadi kebal dan tidak akan kena lagi

Faktanya, kalau Anda sudah terkena malaria sekali atau bahkan dua kali, hal itu tidak akan
meningkatkan kekebalan tubuh Anda terhadap penyakit ini. Ini berarti Anda masih bisa kena
malaria lagi selama tidak diobati atau dicegah secara berkala. Apalagi bila Anda tinggal di
wilayah persebaran nyamuk dan parasit penyebab malaria. 

Mitosnya, makan atau menaruh bawang putih di sekitar Anda akan mengusir nyamuk
penyebab malaria
Jangan percaya dengan mitos ini! Beberapa orang percaya, kalau makan makanan berbau
menyengat seperti bawang putih atau sekadar menaruhnya di dekat tempat tidur bisa
mengusir nyamuk penyebab malaria.

Sayangnya, belum ada bukit ilmiah yang bisa mematenkan mitos tentang malaria tersebut.
Ada baiknya, Anda fokus pada usaha mencegah dengan menggunakan krim atau semprotan
antiserangga. Anda juga bisa menggunakan kelambu pada malam hari guna mencegah gigitan
nyamuk penyebab malaria.

Obat malaria bisa membuat Anda berhalusinasi

Mitos tentang malaria yang satu ini tidak selalu benar. Namun, diakui memang kalau obat
malaria bisa menimbullkan berbagai efek samping. Khusunya obat mefloquine, yang dapat
menyebabkan perubahan sistem saraf dan efek kesehatan mental. Tetapi, efek samping
demikian hanya terjadi dalam beberapa kasus yang kecil saja. 

Sumber lain

Nyamuk malaria hanya mengigit di malam hari

Anggapan ini benar-benar keliru. Sebab, malaria tak hanya dapat ditularkan oleh satu jenis
nyamuk saja. Oleh karena itu, infeksi malaria dapat terjadi pada siang ataupun malam hari
sekalipun.

Faktanya, nyamuk Anopheles yang umumnya menyebarkan malaria memang paling sering


mengincar korbannya pada malam hari. Sedangkan, nyamuk Aedes aegypti, yang juga bisa
menyebarkan malaria, demam berdarah, zika, dan chikungunya, sangat aktif untuk mengigitv
korbannya di siang hari.

SEBERAPA UMUMKAH PENYAKIT INI? (DATA)


Malaria adalah penyakit yang lebih umum ditemukan di negara beriklim tropis dan subtropis.
Berdasarkan data dari World Health Foundation, diperkirakan terdapat 219 juta kasus yang terjadi di
87 negara pada tahun 2017.

Pada tahun yang sama, angka kematian akibat malaria pun cukup tinggi, yakni sekitar 435.000 jiwa.
Daerah dengan kasus kejadian terbanyak adalah negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, Mediterania
Timur, dan Pasifik Barat.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sekitar 10,7 juta penduduk Indonesia yang
tinggal di daerah rentan terhadap penyakit malaria, seperti Papua, Papua Barat, dan NTT. Namun,
angka ini terus mengalami penurunan seiring dengan berjalannya program Indonesia bebas penyakit
malaria pada tahun 2030.

Anak-anak di bawah 5 tahun adalah kelompok usia yang paling rentan terkena penyakit ini. Pada
tahun 2017, sebanyak 61% (266.000) dari seluruh kasus kematian akibat penyakit ini adalah anak-
anak.

Meskipun penyakit malaria adalah penyakit yang cukup fatal, Anda dapat mengatasinya dengan cara
mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai
penyakit malaria, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
JENIS
Apa saja jenis-jenis dari penyakit malaria?

Secara garis besar, penyakit malaria dapat dibagi menjadi 2, yaitu malaria biasa dan berat. Penyakit
malaria berat biasanya merupakan komplikasi dari jenis yang biasa. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut mengenai masing-masing jenis penyakit malaria:

1. Penyakit malaria biasa

Malaria adalah penyakit yang biasanya tidak menyebabkan komplikasi yang parah dan hanya
menimbulkan gejala-gejala utama karena tidak ada organ vital yang terdampak.

Gejala-gejala malaria yang muncul umumnya adalah bertahan selama 6-10 jam, kemudian akan
berulang setiap 2 hari sekali.

Berikut adalah 5 jenis parasit Plasmodium yang mengakibatkan penyakit malaria:

 Plasmodium falciparum

Infeksi oleh parasit P. falciparum adalah malaria yang paling berbahaya. Diperkirakan sebanyak
hampir 98% kasus penyakit malaria merupakan infeksi dari parasit jenis ini.

Apabila infeksi P. falciparum tidak segera ditangani dalam 24 jam, besar kemungkinan penderita
dapat mengalami komplikasi yang lebih berat, bahkan berpotensi terjadi kerusakan pada organ-
organ tubuh tertentu.

 Plasmodium vivax

Infeksi P. vivax dinilai lebih sulit untuk diobati apabila dibandingkan dengan infeksi P. falciparum. Hal
ini disebabkan karena perbedaan pada karakteristik parasit.

P. vivax memiliki sifat hipnozoit, di mana parasit dapat “tertidur” selama beberapa minggu atau
bulan setelah penderita terinfeksi. Maka itu, kebanyakan penderita sama sekali tidak menunjukkan
gejala apapun dan penyakit pun sulit untuk didiagnosis.

 Plasmodium ovale

Jenis infeksi yang disebabkan oleh parasit P. ovale menunjukkan gejala yang cenderung lebih ringan
apabila dibandingkan dengan parasit Plasmodium lainnya. Kondisi ini juga jarang mengakibatkan
komplikasi atau kematian.

 Plasmodium malariae

Serupa dengan infeksi P. ovale, parasit jenis P. malariae tergolong dalam jenis malaria yang ringan.
Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi ini juga dapat berakibat fatal seperti yang terjadi
pada infeksi P. falciparum dan P. vivax.

 Plasmodium knowlesi
Parasit P. knowlesi dikenal sebagai penyebab kelima dari penyakit malaria. Parasit ini memiliki
bentuk yang cukup sulit dibedakan dengan P. malariae apabila dilihat dengan mikroskop. Selain
itu, P. knowlesi membutuhkan waktu perkembangan yang paling singkat jika dibandingkan
dengan Plasmodium jenis lainnya.

Hingga saat ini, hanya terdapat 4 kasus infeksi fatal yang pernah terjadi akibat parasit P. knowlesi di
dunia.

2. Penyakit malaria berat

Jenis ini merupakan komplikasi dari penyakit malaria biasa yang tidak segera ditangani. Umumnya,
penyebab dari kondisi ini adalah parasit P. falciparum, meskipun tidak menutup
kemungkinan Plasmodium jenis lainnya juga dapat menimbulkan komplikasi.

Pada jenis ini, terjadi proses yang disebut dengan sekuestrasi, yaitu kondisi ketika darah
menggumpal dan membuat sumbatan di pembuluh darah.

Apabila pembuluh darah otak tersumbat oleh gumpalan darah tersebut, kemungkinan akan ada efek
berupa stroke, kejang, asidosis (peningkatan kadar asam di dalam tubuh), serta anemia berat.

Pada kondisi yang lebih parah, penderita berpotensi mengalami penyakit malaria serebral, yaitu
ketika infeksi P. falciparum telah memengaruhi otak. Kondisi ini dapat terjadi kurang dari 2 minggu
setelah pertama kali digigit nyamuk, serta diawali dengan demam selama 2-7 hari.

TANDA-TANDA & GEJALA


Apa saja tanda-tanda dan gejala penyakit malaria?

Pada kebanyakan orang, tanda-tanda dan gejala malaria muncul sekitar 10 hari hingga 4 minggu
setelah pertama kali terinfeksi. Namun, terdapat pula kasus di mana penderita mulai merasakan
gejala 7 hari setelah tergigit nyamuk, atau bahkan 1 tahun kemudian.

Tanda-tanda dan gejala umum dari penyakit malaria adalah:

 Menggigil sedang sampai berat


 Demam tinggi
 Tubuh kelelahan
 Banyak berkeringat
 Sakit kepala
 Mual disertai muntah
 Diare
 Nyeri otot

Pada kondisi yang lebih parah, seperti terjadinya komplikasi, gejala yang mungkin akan dialami
penderita malaria adalah:

 Kejang
 Kebingungan
 Buang air besar berdarah
 Anemia
 Koma

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas
tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan harus pergi ke dokter?

Hubungi dokter jika Anda mengalami:

 Demam tinggi setelah mengunjungi daerah dengan risiko penyakit malaria yang tinggi
 Demam tinggi beberapa minggu, bulan, atau setahun telah berlalu setelah Anda pulang dari daerah
dengan risiko penyakit malaria tinggi.

Jika Anda memiliki tanda atau gejala di atas atau ingin bertanya, konsultasikanlah dengan dokter.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk
mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, periksakan
apapun gejala yang Anda alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

PENYEBAB
Apa penyebab penyakit malaria?

Kebanyakan penderita terinfeksi oleh parasit malaria akibat gigitan nyamuk betina Anopheles. Hanya
nyamuk jenis Anopheles yang dapat menularkan parasit Plasmodium.

Biasanya, parasit terbawa ketika nyamuk mengisap darah penderita penyakit malaria. Kemudian,
ketika nyamuk mengisap darah orang lain, parasit dapat masuk ke dalam tubuh orang tersebut.

Karena umumnya parasit ini ditemukan di sel darah merah, maka penyakit malaria juga dapat
ditularkan melalui transfusi darah, prosedur transplantasi organ, atau jarum suntik dan infus yang
tidak steril.

Selain itu, penyakit malaria juga kemungkinan dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang sedang berada
di dalam kandungannya (malaria kongenital).

Saat parasit Plasmodium masuk ke dalam aliran darah Anda, parasit akan bergerak menuju hati. Di
dalam hati, parasit akan tumbuh dan berkembang selama beberapa hari. Namun, biasanya parasit
jenis P. vivax dan P. ovale akan “tertidur” selama beberapa bulan atau tahun di dalam tubuh
manusia.

Ketika sudah bertumbuh dewasa, parasit mulai menginfeksi sel darah merah penderita. Pada saat
inilah tanda-tanda dan gejala penyakit malaria akan timbul.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko saya terkena penyakit malaria?

Malaria adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari berapa usia dan
apa kelompok ras penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang untuk mengidap penyakit malaria.

Penting untuk Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti
Anda pasti akan terkena suatu penyakit atau kondisi kesehatan. Faktor risiko hanyalah kondisi yang
dapat memperbesar peluang untuk terkena penyakit.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan seseorang dapat menderita penyakit
atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda untuk terkena penyakit malaria:

1. Usia

Meskipun penyakit ini dapat terjadi pada semua golongan usia, kasus kejadiannya banyak ditemukan
pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun.

2. Tinggal atau mengunjungi daerah beriklim tropis

Penyakit ini masih sangat umum di beberapa daerah beriklim tropis, seperti negara-negara di Afrika
dan Asia Tenggara. Apabila Anda bepergian atau tinggal di daerah-daerah tersebut, risiko Anda
untuk tertular cukup tinggi.

3. Berada di daerah dengan fasilitas kesehatan yang minim

Tinggal di negara-negara berkembang dengan fasilitas kesehatan yang minim juga dapat
memperbesar peluang Anda untuk tertular parasit Plasmodium.

Selain itu, kemiskinan yang tinggi serta minimnya akses pendidikan juga berpengaruh pada kualitas
kesehatan suatu negara, sehingga hal-hal tersebut memengaruhi angka kematian akibat penyakit ini.

DIAGNOSIS & PENGOBATAN


Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.

Bagaimana mendiagnosis penyakit malaria?


Dalam proses diagnosis, dokter mungkin akan meninjau ulang riwayat kesehatan Anda, serta
menanyakan apakah Anda baru-baru ini mengunjungi daerah endemik penyakit malaria.

Selain itu, dokter akan memeriksa apakah ada keluhan seperti demam, menggigil, muntah, diare,
dan gejala-gejala lainnya. Pemeriksaan akan dilanjutkan dengan mengecek adanya pembengkakan
limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali).
Kemudian, dokter akan meminta Anda menjalani tes-tes tambahan, seperti pemeriksaan
laboratorium. Pada tes ini, dokter akan mengambil sampel darah Anda untuk mengetahui adanya
parasit, serta jenis parasit Plasmodium yang menginfeksi sel darah merah Anda.

Untuk hasil diagnosis yang lebih akurat, dokter akan merekomendasikan uji diagnostik cepat (rapid
diagnostic test) agar jenis parasit yang terdapat di tubuh Anda dapat teridentifikasi, serta
mengetahui apakah ada organ vital yang terpengaruh.

Selain uji diagnostik cepat, tes lain yang sering dilakukan untuk menguji adanya penyakit ini adalah
pembacaan darah tepi (blood smear).

Tes tersebut dilakukan dengan cara meneteskan sampel darah Anda pada kaca objek, yang
kemudian akan diperiksa dengan menggunakan mikroskop.

Tes darah tepi biasanya dilakukan sebagai tes lanjutan atau follow-up setelah tes pemeriksaan darah
lengkap (complete blood count). Apabila hasil tes pemeriksaan darah lengkap menunjukkan adanya
kelainan, Anda mungkin diminta untuk melakukan tes ini.

Ada beberapa tes yang membutuhkan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sementara
tes lainnya hanya kurang dari 15 menit.

Bagaimana cara mengobati penyakit ini?


Pengobatan penyakit malaria yang disarankan oleh Ikatan Dokter Indonesia dan WHO adalah
pemberian terapi berbasis artemisinin (ACT). Infeksi Plasmodium biasa (tanpa komplikasi) dan berat
(dengan komplikasi) adalah kondisi yang ditangani dengan dosis dan kombinasi obat yang berbeda.

1. Malaria biasa (tanpa komplikasi)

Untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh P. falciparum dan P. vivax, dokter akan memberikan
ACT yang digabung dengan primakuin.

Dosis primakuin untuk infeksi P. falciparum adalah 0,25 mg/kgBB, dan hanya diberikan pada hari
pertama saja. Sementara itu, infeksi P. vivax diberikan dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari.

Pada kasus penyakit malaria vivax yang kambuh, dokter akan memberikan ACT dengan dosis yang
sama, namun dikombinasikan dengan primakuin 0,5 mg/kgBB/hari.

Pada infeksi P. ovale, obat ACT yang diberikan ditambah dengan primakuin selama 14 hari.
Sedangkan untuk infeksi P. malariae, pasien diberikan ACT dengan dosis 1 kali sehari selama 3 hari.
Pasien dengan infeksi P. malariae tidak diberikan primakuin.

Pengobatan penyakit malaria pada ibu hamil tidak berbeda jauh dengan pengobatan pada orang
dewasa biasa. Namun, ibu hamil tidak boleh diberikan primakuin.

2. Malaria berat (dengan komplikasi)

Penderita kondisi ini harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit atau puskesmas
terdekat.
Pasien akan diberikan artesunat intravena melalui infus. Apabila tidak tersedia, tim medis akan
memberikan kina drip.

CARA MENCAGAH (PENGOBATAN RUMAH)


Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat mengatasi malaria?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mengatasi penyakit
malaria:

 Menyemprot dinding rumah dengan insektisida dapat membunuh nyamuk dewasa yang masuk ke
dalam rumah.
 Menjaga rumah tetap bersih, kering, dan higienis.
 Tidur di bawah kelambu.
 Menutupi kulit dengan mengenakan celana panjang dan baju berlengan panjang, atau pakaian
tertutup, terlebih ketika wabah menyebar di daerah Anda.
 Jika Anda terkena penyakit ini, Anda harus mengonsumsi makanan cair, baru kemudian dalam masa
pemulihan, Anda bisa makan sayuran hijau dan buah-buahan.
 Tidak membiarkan air tergenang dekat rumah Anda.

Sumber lain Mengatakan


1. Minum obat anti malaria sebagai obat pencegahan. Tersedia beberapa jenis obat anti
malaria yang memiliki efektivitas dan mekanisme yang berbeda-beda untuk
mencegah terjangkit Malaria. Terdapat jenis obat yang membutuhkan waktu cukup
lama agar dapat berefek. Lakukanlah konsultasi ke dokter Anda beberapa minggu
sebelum melakukan perjalanan ke daerah endemis Malaria.
2. Hindari tergigit nyamuk. Sebaiknya hindari bepergian pada senja dan malam hari
untuk mencegah tergigit oleh nyamuk yang terinfeksi. Hal ini dikarenakan nyamuk
anopheles lebih aktif pada malam hari.
3. Tidur dengan dilindungi kelambu.
4. Menggunakan celana dan pakaian yang berlengan panjang agar dapat dapat
melindungi Anda.
5. Jangan lupakan lotion untuk mencegah gigitan nyamuk.

Refrensi

 https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/penyakit-malaria/
 https://suryahusadha.com/blog/articles/mengenal-dan-mencegah-malaria
 https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3626581/mitos-tentang-malaria-yang-tidak-
perlu-dipercaya
 https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/4-mitos-tentang-malaria/

Anda mungkin juga menyukai