Anda di halaman 1dari 39

Kode Unit :

KKK.00.02.012.01

Judul Unit :
Menerapkan Prinsip Kesehatan
Kerja untuk Mengendalikan Risiko K3
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta :


1. Mampu mengenali hazards di tempat kerja instruktur yang berpotensi
menimbulkan efek kesehatan yang merugikan, terkait interaksinya
dengan hazards kesehatan yang bersumber dari tempat kerja dan
manusia,
2. Mampu mengendalian risiko kesehatan di tempat kerja dengan
menerapkan hirarki pengendalian risiko terhadap kesehatan kerja,
3. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan strategi komunikasi
mengenai informasi dan data kesehatan kerja, dan efek kesehatan
yang merugikan yang timbul akibat dari pekerjaan dan lingkungan
kerja.
LIHAT
UNIT KOMPETENSI (UK) 1
KODE UNIT : KKK.00.02.012.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Prinsip Kesehatan Kerja Untuk Mengendalikan Risiko K3
DESKRIPSI UNIT : Unit ini mempertimbangkan dampak dari hazards kesehatan di tempat kerja
yang bersumber dari (1) lingkungan berupa hazards kimia, fisik dan biologik,
(2) pekerjaan berupa hazards ergonomi, (3) organisasi pekerjaan dan budaya
kerja berupa hazards stres kerja, dan (4) pekerja sendiri, berupa hazards
somatik dan perilaku kesehatan. Itu meliputi pengetahuan mengenai
kesehatan kerja dan strategi yang digunakan untuk mengatasi isu kesehatan
kerja. Unit memungkinkan kandidat untuk memudahkan penerapan prinsip
kesehatan kerja dalam mengendalikan risiko K3 di tempat kerja. Praktisi K3
akan mengidentifikasi hazards kesehatan kerja dan mencari jalan keluar dan
tindakan intervensi untuk membawa perubahan pada tempat kerja. Praktisi
ini akan melakukan penilaian risiko dan pengendalian untuk mengurangi
pajanan dari hazards kesehatan di tempat kerja. www.themegallery.com
LANJUTAN

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengenali hazards di 1.1 Sumber informasi dan data eksternal
tempat kerja yang diakses untuk membantu identifikasi
berpotensi hazards kesehatan ditempat kerja.
menimbulkan efek 1.2 Sumber informasi dan data di tempat kerja
kesehatan yang ditinjau ulang untuk mengakses informasi
merugikan. untuk membantu dalam mengidentifikasi
hazards kesehatan ditempat kerja
1.3 Peran dari perbedaan individu dalam
kepekaan terhadap penyakit akibat kerja
atau cidera dipertimbangkan dalam
mengidentifikasi efek kesehatan yang
merugikan.
1.4 Situasi di mana membutuhkan profesional
kesehatan dikenali
www.themegallery.com
PERAN INSTRUKTUR DALAM PENERAPAN K3

Mengenali Peraturan K 3 di Tempat Kerja

Mengidentifikasikan resiko bahaya dan potensi gangguan


kesehatan di tempat kerja dan melakukan antisipasi

Menerapkan secara aktif aturan K3 di tempat kerja

Berperan aktif memberikan saran terhadap


pemenuhan peraturan K 3

Mengikuti SOP dan Manual peralatan

Melaporkan penyimpangan atau ketidaksesuaian


terhadap peraturan K 3

Aktif memantau pemenuhan peraturan K3


di tempat kerja
TEMPAT KERJA DAN SUMBER BAHAYA

 Di tempat kerja selalu memiliki berbagai jenis sumber bahaya yang


menimbulkan efek kesehatan yang merugikan dan menyebabkan
timbulnya penyakit akibat kerja (PAK).
 PAK adalah penyakit/kelainan disebabkan oleh lingkungan kerja atau
hubungan kerja (work related diseases).
 Tempat Kerja (ps 1 UU No. 1/1971 Tentang K3) adalah setiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
 Sumber bahaya (hazards) adalah sumber, situasi atau tindakan yang
berpotensi mencederai badan atau mengganggu kesehatan manusia
TUJUAN KESELAMATAN KERJA

 Melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja


 Menjamin agar proses kerja berjalan aman dan efisien
 Menciptaan lingkungan kerja yang aman dan sehat
 Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja
 Meningkatkan dan memelihara kesehatan tenaga kerja
 Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari ganggaun kesehatan akibat kondisi
kerja

www.themegallery.com
FILOSOPI K3
International Association of Safety Professional (IASP)

K 3 adalah tanggung jawab K 3 adalah budaya bukan sekedar


moral/etik program
Safety is an ethical responsibility Safety is a culture not a program

Pekerja harus dididik untuk bekrja


K 3 adalah tanggung jawab
dengan aman
manajemen
Employee must be trained to work
Management is responsible safely

K 3 adalah cerminan kondisi


ketenagakerjaan Semua kecelakaan dapat dicegah
Safety is a condition of All injuries are preventable
employment

Program K 3 bersifat spsifik


K 3 baik untuk bisnis
Safety program must be site
Safety is good business
specific
Langkah – Langkah :
Menerapkan Prinsip Kesehatan
Kerja Untuk Mengendalikan
Risiko K3
6 LANGKAH
Menerapkan Prinsip Kesehatan Kerja Untuk
Mengendalikan Risiko K3

Langkah Pertama Langkah kedua Langkah ketiga


Mengenali hazards di tempat Mengenali potensi efek Memudahkan pengendalian
kerja yang berpotensi kesehatan yang merugikan risiko kesehatan di tempat
menimbulkan efek kesehatan terkait pada interaksinya kerja.
yang merugikan. dengan hazards kesehatan
yang bersumber dari tempat
kerja dan manusia

Langkah ke empat Langkah kelima Langkah keenam


Partisipasi dalam Memantau dan memfasilitasi Mengevaluasi dan meninjau
pengembangan strategi untuk promosi kesehatan pekerja ulang program kesehatan
mengkomunikasikan informasi termasuk pendidikan dan kerja.
dan data kesehatan kerja. pelatihan kesehatan kerja.
EK 1. MENGENALI HAZARDS DI TEMPAT KERJA YANG BERPOTENSI
MENIMBULKAN EFEK KESEHATAN YANG MERUGIKAN

1. Mengakses sumber informasi dan data eksternal untuk membantu identifikasi


hazards kesehatan ditempat kerja.
2. Meninjau ulang sumber informasi dan data di tempat kerja untuk mengakses
informasi untuk membantu dalam mengidentifikasi hazards kesehatan ditempat
kerja
3. Mempertimbangkan peran dari perbedaan individu dalam kepekaan terhadap
penyakit akibat kerja atau cidera dalam mengidentifikasi efek kesehatan yang
merugikan.
4. Mengenali situasi dimana membutuhkan profesional kesehatan
www.themegallery.com
DASAR HUKUM K3
(KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)

 UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


 PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen K3
 SOP tentang K3 sesuai dengan bidang/sektor/industrI
 Sumber informasi lainnya, konvensional maupun
elektronik seperti textbook, website, e-book, dll.

Company Logo www.themegallery.com


BAHAYA (HAZARDS) MEMILIKI POTENSI UNTUK MENGAKIBATKAN
KERUGIAN DAN KERUSAKAN

 Manusia, kerugian langsung maupun secara tidak langsung terhadap


pekerjaan.
 Properti, seperti peralatan kerja, mesin-mesin, dll.
 Lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan
 Kualitas produk barang dan jasa
 Nama baik perusahaan.

www.themegallery.com
EK 2. MENGENALI POTENSI EFEK KESEHATAN YANG MERUGIKAN TERKAIT PADA
INTERAKSINYA DENGAN HAZARDS KESEHATAN YANG BERSUMBER DARI TEMPAT
KERJA DAN MANUSIA.

1. Menerapkan pengetahuan mengenai sumber penyakit dan cidera


akibat kerja untuk mengenali situasi yang memiliki potensi
menimbulkan efek kesehatan yang merugikan baik fisik maupun
mental pekerja.
2. Mengakses tempat kerja, sumber informasi dan data internal,
untuk membantu mengidentifikasi situasi dengan suatu potensi
merugikan kondisi fisik atau psikologis pekerja.
3. Mempertimbangkan peran dari perbedaan individu dalam
kepekaan dalam menilai lingkup yang potensial dan dampak dari
situasi dengan efek kesehatan yang merugikan

www.themegallery.com
MENGENALI SUMBER BAHAYA (HAZARD)
DI TEMPAT KERJA

FISIK

FISIOLOGI KIMIA

PSIKOLOGI BIOLOGI
PEMENUHAN KEAMANAN KERJA
Membantu Pemenuhan Peraturan Perundangan K3

Pengecekan Pengecekan
Instalasi
Meja dan Bahan
Kabel Rapi Kursi Pelatihan

Penempatan Lingkungan
Lantai Tidak
Peralatan Pelatihan yang Licin
Sesuai Aman

Luas Smoke Tersedia


Ruangan Detector dan Tangga
Memadai APAR Darurat
PEMENUHAN KESEHATAN KERJA

Memastikan Lingkungan Belajar yang Sehat dan Aman

Tidak Lembab/ Sirkuasi


Tidak Berdebu
Udara Baik

Lingkungan Pelatihan
yang Sehat

Tidak Bising Pencahayaan Memadai


PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Kondsisi yang tidak Tindakan yang


aman tidak aman

Peralatan tidak layak pakai Tidak menggunakan APD

Tidak mematuhi SOP


Bahan tidak layak pakai

Tidak hati – hati


Lingkungan kerja tidak Mengabaikan tanda – tanda
aman dan tidak sehat peringatan dari peralatan
1. FAKTOR FISIK

 Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki, seperti mesin dan


peralatan kerja menimbulkan suara (noise) di tempat kerja.
 Efek Kebisingan :
Komunikasi : Berbicara harus teriak, suara orang sulit dimengerti
dan tidak efektif
Psikologis : Mudah marah, mengganggu konsentrasi, tidak
nyaman dalam bekerja
KESEGARAN JASMANI & MUSIK

Kesegaran jasmani
 Pekerja yang segar jasmaninya tidak akan cepat lelah  setelah
istirahat kelelahan akan cepat hilang
 Pekerja yang sehat dan segar menurunkan biaya pengobatan, angka
sakit dan kecelakaan

Musik di tempat kerja


 Musik diperlukan untuk pekerjaan monoton, berulang, dan aktivitas
mental.
 Kebisingan tinggi, musik tidak dianjurkan
 Musik yg keras tdk dianjurkan, tempo musik tidak terlalu cepat atau
lambat, sebaiknya instrumentalia.
CONTOH : BAHAYA (HAZARD) DI TEMPAT KERJA - PELATIHAN
Memastikan Lingkungan Belajar yang Sehat dan Aman
2. FAKTOR BIOLOGI DI TEMPAT KERJA

Virus Jamur

Tempat
kerja

Bakteri Protozoa
Cacing
PENGENDALIAN FAKTOR BIOLOGI
DI TEMPAT KERJA

Tenaga Kerja :
 Imunisasi
 Sanitasi dan Hygiene Perorangan
 Alat Pelindung Diri

Tempat Kerja :
 DesinfeksI
 Perbaikan sistem ventilasi
3. FAKTOR KIMIA

Kriteria bahan kimia berbahaya:

Bahan Bahan sangat Cairan mudah


beracun beracun terbakar

Cairan sangat
Gas mudah Bahan mudah
mudah
terbakar meledak
terbakar

Bahan
Bahan reaktif
oksidato
4. FAKTOR FISIOLOGI (ERGONOMI)

Ilmu mengenai penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh


manusia.
Contoh :
 Ukuran tempat kerja, peralatan kerja dengan dimensi tubuh
 Pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban pada ruangan
 Waktu + suasana kerja
SIKAP TUBUH DALAM BEKERJA

 Pekerjaan dilakukan dalam sikap duduk atau duduk-berdiri


bergantian
 Sikap yang tidak alami dihindari, atau beban statik diperkecil
 Tempat duduk dapat memberikan relaksasi pada otot yang
tidak dipakai
 Posisi dan sikap tubuh harus diusahakan untuk menghindari
upaya yang tidak perlu.
5. FAKTOR PSIKOLOGI

 Motivasi dan kepuasan dalam pembelajaran


 Pengaturan waktu
 Produktivitas dalam pembelajaran
 Stres dalam pembelajaran
EK 3. MEMUDAHKAN PENGENDALIAN RISIKO KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

1. Menerapkan hirarki pengendalian dalam mengendalikan risiko terhadap


kesehatan kerja
2. Menguji kebijakan di tempat kerja, prosedur dan jadwal kerja untuk
meminimalisasi situasi yang berpotensi kurang baik dan dapat menyebabkan
kerugian fisik atau psikologis pekerja
3. Menguji proses komunikasi organisasi untuk memaksimalkan kejelasan peran
dan keterlibatan pekerja.
HIRARKI PENGENDALIAN DALAM MENGENDALIKAN RISIKO TERHADAP
KESEHATAN KERJA

Menghilangkan suatu bahan/taha[pan


Eliminasi proses berbahaya

Subtitusi Mengganti dari yang berbahaya dengan yang


tidak berbahaya
Rekayasa Melakukan perubahan/modifikasi secara
Engineering teknis sehingga sumber bahaya hilang

Rekayasa Melakukan perubahan terhadap


Administrasi penempatan pekerja, pemindahan ruangan

Pemberian pelindung, isolasi yang


APD diterapkan pada manusia

www.themegallery.com
EK 4. PARTISIPASI DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI UNTUK
MENGKOMUNIKASIKAN INFORMASI DAN DATA KESEHATAN KERJA

1. Meneliti dan mengidentifikasi kelompok target komunikasi


2. Menginterpretasikan dan mendiskusikan dengan pemangku
kepentingan.efek kesehatan yang merugikan yang dapat muncul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja
3. Mengimplementasikan strategi komunikasi sesuai dengan syarat hukum
dan etika.
4. Mengevaluasi dan memantau efektivitas dari proses komunikasi
kesehatan
MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI KOMUNIKASI SESUAI DENGAN SYARAT
HUKUM DAN ETIKA

Permennaker No. Per.03/MEN/1982,


Penyelenggaraaan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan dijalankan oleh
dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja.
Strategi komunikasi kesehatan dilakukan dalam bentuk pelayanan kesehatan
melalui :
1. Pelayanan kesehatan perusahaan
2. Kerjasama pelayanan kesehatan dengan pihak ketiga
3. Semua staf kesehatan kerja wajib melayani kepentingan semua tempat
kerja.
4. Dokter perusahaan berperan aktif dalam proses penentuan keputusan
tentang program kesehatan kerja di perusahaan.
5. Keterlibatan dokter perusahaan dalam aktivitas manajemen terutama yang
www.themegallery.com
EK 5. MEMANTAU DAN MEMFASILITASI PROMOSI KESEHATAN PEKERJA
TERMASUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEHATAN KERJA

1. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dan data kesehatan, promosi kesehatan


pekerja termasuk pendidikan dan pelatihan saat berkonsultasi dengan para pemangku
kepentingan di tempat kerja.
2. Mengidentifikasi personil termasuk para profesional kesehatan dan sumber daya yang
akan melaksanakan promosi memberikan pelatihan kesehatan kerja diidentifikasi.
3. Mengenali dan mengalokasikan peran dan tanggungjawab untuk menyelenggarakan
promosi kesehatan pekerja dan pelatihan
4. Menyediakan informasi dan data kesehatan, serta pendidikan kepada para manajer dan
pekerja dengan suatu cara yang memudahkan pemahaman dan pengambilan keputusan
5. Melaksanakan promosi kesehatan pekerja termasuk pelatihan, evaluasi dan proses
pemantauan
www.themegallery.com
PELAYANAN KESEHATAN KERJA MENGKOMUNIKASIKAN INFORMASI KESEHATAN
KERJA

 Dasar Hukum
Permennaker No, 03/Men.1982 dan Keputusan Dirjen Binawas No.
Kep.157/M/BW/1989 tentang Tata Cara dan Bentuk Laporan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dimana Pengurus
wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
 Paramedis /Dokter Perusahaan dan Staf Kesehatan Kerja
 Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat
bahaya yang ada minimal : ruang tunggu, ruang periksa,
penanganan gawat darurat, kamar mandi/WC, dsb.
EK 6. MENGEVALUASI DAN MENINJAU ULANG
PROGRAM KESEHATAN KERJA.

1. Mengevaluasi hasil dari program kesehatan kerja dengan


menggunakan rencana evaluasi.
2. Mengevaluasi dan mendokumentasikan dampak keseluruhan dari
program kesehatan kerja
3. Membuat rekomendasi untuk program selanjutnya

www.themegallery.com
MENGUJI KEBIJAKAN DI TEMPAT KERJA, PROSEDUR DAN JADWAL
KERJA

1. Prosedur dalam menentukan jadwal di tempat kerja


 Jam pembelajaran
 Jam Istirahat
2. Pendekatan ke lingkungan kerja
 Perbaiki kondisi kerja
 Alat-alat pengaman dan keselamatan yang cukup
 Penugasan yang tidak berlebih
 Aturan dalam pembelajaran
3. Pemeriksaan Kesehatan Kerja
 Memberikan diagnosa dan terapi bagi tenaga kerja yang menderita penyakit
umum
 Melakukan pencegahan dan mendiagnosa Penyakit Akibat Kerja serta
menentukan tingkat kecacatan. www.themegallery.com
PERANAN & FUNGSI PENGUSAHA & PEKERJA DALAM MENSUKSESKAN
PROGRAM KESEHATAN KERJA DI PERUSAHAAN

 Pengusaha  Pekerja
 Pengusaha harus menyadari  Pekerja wajib mentaati semua
bahwa usaha peningkatan peraturan K3 yang telah ada
kesehatan kerja di perusahaan  Kesadaran bahwa
bukanlah semata-mata untuk peningkatan K3 ikut
kepentingan pekerja, tetapi juga mengembangkan kehidupan
bertujuan untuk meningkatkan perusahaan.
produksi perusahaan.  Terlibat untuk keberhasilan K3
 Pengusaha harus memiliki  Keberhasilan K3 dilakukan
tanggung jawab yang besar melalui pendidikan &
dalam upaya meningkatkan pelatihan
kesehatan pekerja.  Implementasi K3
JOB SAFETY ANALYSIS

BAHAN DAN
NO AKTIFITAS POTENSI BAHAYA RISIKO PENGENDALIAN
PERALATAN
39

Anda mungkin juga menyukai