Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FAIZAL PUTRA ARDIANTO MATA KULIAH : ELEMEN MESIN 2

NIM : 21050754027 PERTEMUAN KE-6


KELAS : 2021B SENIN, 13-MARET-2022

RANGKUMAN RPS ELEMEN MESIN 2

A. KONSEP BANTALAN

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur.
Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
sistem akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.

I. KLASIFIKASI BANTALAN
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros
1) Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros di tumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
2) Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol
atau rol jarum, dan rol bulat.

 Atas Dasar Arah Beban Terhadap Poros


1) Bantalan radial. Arah beban yang di tumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
2) Bantalan radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3) Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

II. BANTALAN LUNCUR


Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan
ini sederhana konstruksi nya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena
gesekan nya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan momen
awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul
dari gesekan yang besar, terutama pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus.
Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam
tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan
tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah
B. KLASIFIKASI BANTALAN LUNCUR

Bantalan luncur dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara:


Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan-yaitu bagian yang disebut
jurnal-bantalan ini dapat diklasifikasikan seperti dalam Gambar 4.1. Adapun macam-
macamnya adalah sebagai berikut:
 Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, elips, dll.
 Bantalan aksial, yang dapat berbentuk engsel, kerah, Michel, dll.
 Bantalan khusus, yang berbentuk bola, dll.
Menurut pemakaiannya terdapat bantalan untuk penggunaan umum, bantalan poros
engkol, bantalan utama mesin perkakas, bantalan roda kereta api, dll. Dalam teknik
otomobil bantalan luncur dapat berupa bus, bantalan logam sinter, dan bantalan plastik.

C. BAHAN UNTUK BANTALAN LUNCUR

Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut:


 Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan).
 Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau
terhadap perubahan bentuk yang kecil.
 Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadi kontak
dan gesekan antara logam dan logam.
 Sangat tahan karat.
 Cukup tahan aus.
 Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil yang terkurung di dalam bantalan,
 Murah harganya.
 Tidak terlalu terpengaruh oleh temperatur.
Dalam praktek, bahan yang mempunyai semua sifat di atas jarang terdapat.
4.I. Bahan-bahan Untuk Bantalan Umum

(a) Paduan tembaga. Termasuk dalam golongan ini adalah perunggu, perunggu fosfor,
dan perunggu timah hitam, yang sangat baik dalam kekuatan, ketahanan terhadap karat,
ketahanan terhadap kelelahan, dan dalam penerusan panas. Kekakuannya membuat bahan
ini sangat baik untuk bantalan mesin perkakas. Kandungan timah yang lebih tinggi dapat
mempertinggi sifat anti las.

(b) Logam putih. Termasuk dalam golongan ini adalah logam putih berdasar Sn (yang
biasa disebut logam habit), dan logam putih berdasar Pb. Keduanya dipakai sebagai
lapisan pada logam pendukungnya.
Dahan bantalan yang konvensionil ini telah mengalami perbaikan dengan memakai
berbagai tambahan sekalipun ketahanannya terhadap temperatur dan kelelahan serta
kekuatannya menjadi berkurang. Sebagai contoh, Sb dan Cu ditambahkan untuk
menaikkan ketahanannya terhadap korosi, atau ditambahkan Pb untuk menambah
kemanapun menyesuaikan diri terhadap perubahan bentuk. Aneka ragam bahan ini
mempunyai pemakaian yang paling luas.

4.II. Bahan Untuk Bantalan Tanpa Pelumasan

Dahan ini mengandung pelumas di dalamnya sehingga dapat dipakai sebagai bantalan
yang melumasi sendiri. Bantalan semacam ini dipakai bila tidak memungkinkan
perawatan secara biasa, yaitu:
i) Jika letak bantalan tidak memungkinkan pemberian pelumas dari luar, atau jika
pemakaian minyak tidak dikehendaki.
ii) Jika bantalan mempunyai gerakan bolak-balik sehingga kemungkinan terbentuknya
lapisan minyak sangat kecil.
ill) Untuk alat-alat kimia atau pengolahan air.
iv) Untuk kondisi khusus seperti beban besar, temperatur tinggi, temperatur rendah, atau
keadaan hampa.
Bantalan tanpa minyak terdapat dalam bentuk bantalan plastik, bantalan yang
mengandung minyak, dan bantalan dengan pelumasan zat padat.

(a) Bantalan plastik, Plastik adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi
sendiri dengan baik. Sifatnya yang tahan korosi memungkinkan bahan ini bekerja di
dalam air atau bahan kimia, Bahan semacam ini mempunyai koefisien gesek yang rendah,
mudah membenamkan kotoran, dan anti las. Plastik, jika diisi dengan bahan pelumas
padat, serat gelas, alau serbuk logam, akan menjadi sangat kuat dan tahan aus sehingga
dapat dipakai untuk kondisi-kondisi yang cukup berat.
Keburukannya adalah bahwa dalam kondisi pelumasan batas (lapisan pelumas terlalu
tipis) akan terjadi panas gesekan yang mengakibatkan pembesaran koefisien muai nya.
Hal ini harus diperhitungkan dalam menentukan besar celah antara poros
dan bantalan.
(b) Bantalan /ogam yang diresapi minyak, Contoh yang khas dari macam ini adalah
bantalan besi cor dan logarn sinter yang diresapi rninyak. Dalam hal besi cor yang
diresapi minyak dipakai besi cor berpori dengan perlakuan panas berulang kali. Bahan ini
mempunyai bentuk yang mantap karena kekakuannya yang tinggi dan ketahanannya
terhadap keausan.
Logam sinter dibuat dari serbuk logam yang dipres, dan minyak yang diresapkan
dapat tinggal di dalamnya. Namun demikian, bantalan dengan bahan ini lebih cepat
kehabisan rninyak, dan pada kondisi yang berat lebih cepat aus.

(c) Pelumas padat. Bahan pelumas macam ini dipakai untuk keadaan khusus (temperatur
tinggi, kena bahan kimia, beban besar) di luar batas pemakaian tertentu, Bahan bantalan
yang dapat dipakai sebagai bahan dasar di mana pelumas padat dibenamkan adalah: untuk
temperatur tinggi, besi cor dan tembaga: untuk bekerja di dalam bahan kimia, baja tahan
karat; beban besar, paduan kuningan kekuatan tinggi.
Pelumas padat berbeda yang saru dari yang lain dalam hat unsur utama dan
tambahannya, tergantung pada penggunaannya. Pelumas padat untuk ternperatur tinggi
dapat menahan suhu sampai di atas 200°C; sebagai unsur utama terdapat grafit dan
molibden disulfida.
Pilihan lain untuk bantalan bertemperatur tinggi adalah bantalan keramik, yang terdiri
atas baja tahan panas dilapisi keramik yang terutama berupa oksida timah hitam, Bantalan
ini dapat tahan temperatur 500°C sampai 800°C.

4.III. Bantalan Luncur Hidrostatik

Bantalan semacam ini dipakai sebagai bantalan utama pada rnesin perkakas presisi
tinggi, misalnya pada meja putar mesin bubut vertikal besar. Bahan bantalan dapat berupa
minyak atau udara. Dalam hal ini, minyak atau udara dialirkan dengan tekanan ke dalam
celah bantalan untuk mengangkat beban dan menghindari keausan atau penempelan pada
waktu rnesin berputar dengan putaran sangat rendah atau waktu start di mana lapisan
minyak yang ada tidak atau belum mernpunyai tekanan yang cukup tinggi, Macam yang
menggunakan minyak pada saat ini sudah diperdagangkan, sedangkan yang menggunakan
udara masih dalam pengembangan.

4.IV. Bahan Bantalan Khusus

(a) Bantalan kayu. Bahan yang khas untuk bantalan ini adalah lignum vitae. Persyaratan
yang penting selain ketahanan, juga harus bebas dari zat-zat yang merusak serta anti las.
Bantalan kayu dipakai dalam mesin pengolahan makanan dan perusahaan susu. Juga
sering dipergunakan pada pompa air dan baling-baling kapal di mana pelumasannya
dilakukan dengan air. Beban rata-rata untuk bantalan kayu adalah 0,5 (kg/mm2) atau
kurang.

(b) Bantalan karet. Dengan air sebagai pelumas, bantalan karet mempunyai koefisien
gesek yang rendah. Karet mempunyai ketahanan yang baik terhadap keausan. Selain itu
juga dapat meredam bunyi dan getaran. Sebagai bantalan, dapat dipakai karet yang
disemen atau karet melulu. Behan rata-rata yang dapat ditanggung adalah 0,5 (kg/mm2)
atau kurang.

(c) Bantalan grafit karbon. Grafit arang adalah bahan yang sepenuhnya dapat melumasi
sendiri dan dapat bekerja pada temperatur tinggi. Karena secara kimia sangat sukar
bereaksi maka bahan ini mempunyai pemakaian yang sangat luas. Penambahan serbuk
habit, perak, atau tembaga, dapat memperbaiki sifat-sifatnya sebagai bantalan. Perbedaan
antara koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis (dalam keadaan bergerak) pada
grafit karbon adalah kecil.

(d) Bantalan permata. Pada alat-alat ukur banyak dipakai bantalan dari batu akik seperti
batu delima (ruby), dan batu nilam (sapphire). Batu nilam yang mengalami perlakuan
panas dapat menjadi sekeras intan.

D. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Bantalan Radial

Jika beban bantalan dan putaran poros diberikan, pertama perlu diperiksa apakah
beban perlu dikoreksi. Selanjutnya tentukan beban rencana, dan pilihlah bahan bantalan -,
Kemudian tekanan bantalan yang diizinkan dan harga pv yang diizinkan diturunkan
secara empiris.
Tentukan panjang bantalan I sedemikian hingga tidak terjadi pemanasan yang
berlebihan. Setelah itu periksalah bahan bantalan dan tentukan diameter poros sedemikian
rupa hingga tahan terhadap lenturan. Periksalah juga tekanan bantalan dan (l/d). Bila
diameter poros sudah diberikan terlebih dahulu, mulailah dengan kekuatan bantalan.
Dalam semua hal, pemeriksaan tekanan bantalan, harga pv, dan (l/d) adalah penting.
Jika pemilihan bahan pelumas, cara pelumasan, dan pendinginan terus menerus akan
dilakukan atas dasar jangka waktu kerja, kondisi pelayanan, dan lingkungannya, perlu
ditentukan jumlah aliran minyak per satuan waktu.

 Kekuatan Bantalan

Misalkan terdapat suatu beban yang terbagi rata dan bekerja pada bantalan dari
sebelah bawah. Panjang bantalan dinyatakan dengan I (mm), beban per satuan
panjang dengan w (kg/mm), dan beban bantalan dengan W (kg), serta reaksi pada
tumpuan dihitung. Maka : W =wl

 Pemilihan l/d

Untuk bantalan, perbandingan antara panjang dan diameternya adalah sangat penting,
sehingga dalam perencanaan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
(i) Semakin kecil l/d, semakin rendah kemampuannya untuk menahan beban.
(ii) Semakin besar l/d, semakin besar pula panas yang timbul karena gesekan.
(iii) Dengan memperbesar 1/d kebocoran pelumas pada ujung bantalan dapat
diperkecil.
(iv) Harga 1/d yang terlalu besar akan menyebabkan tekanan yang tidak merata. Jadi
lebih baik dipakai harga menengah. Jika kelonggaran antara bantalan dan poros akan
diperkecil atau jika sumbu poros agak miring terhadap sumbu bantalan maka 1/d
harus dikurangi.
(v) Jika pelumas kurang dapat diratakan dengan baik ke seluruh permukaan bantalan,
harga 1/d harus dikurangi.
(vi) Semakin besar l/d, temperatur bantalan juga akan semakin tinggi. Hal ini dapat
membuat lapisan bantalan menjadi leleh.
(vii) Untuk menentukan l/d dalam merencana, perlu diperhatikan berapa besar
ruangan yang tersedia untuk bantalan tersebut di dalam mesin.
(viii) Harga 1/d juga tergantung pada kekerasan bahan bantalan. Bahan lunak
memerlukan 1/d yang besar.
Atas dasar hal-hal di atas dapat dipilih 1/d yang akan dipakai. Harga 1/d
tersebut terletak antara 0,4-4,0, atau lebih baik antara 0,5-2,0. Bila 1/d melebihi 2,0
maka tekanan permukaan terjadi secara lokal (tidak merata) sehingga lubang bantalan
perlu dibuat tirus. Harga yang terlalu kecil sebaliknya akan mengurangi
kemampuannya membawa beban. Untuk 1/d yang kecil, bantalan gelinding lebih
menguntungkan.

 Tekanan Bantalan

Bantalan dapat berbentuk silinder, bola, atau kerucut. Yang paling banyak adalah
yang berbentuk silinder. Yang dimaksud dengan tekanan bantalan adalah beban radial
dibagi luas proyeksi bantalan, yang besamya sama dengan beban rata-rata yang
diterima oleh permukaan bantalan. Jika dinyatakan dengan p (kg/mm2), beban rata-
rata ini adalah

W
p=
ld

di mana I (mm) adalah panjang bantalan, d (mm) adalah diameter poros. Bila I dan d
dinyatakan dalam cm, satuan p adalah kg/cm2• Untuk bantalan dengan lubang minyak
a tau alur min yak, harga / · d harus dikurangi luas lubang atau alur tersebut untuk
menghitung p.
 Harga pv

Harga ZN/p yang muncul dalam persamaan di atas merupakan suatu faktor penting
dalam pemilihan minyak dan barus lebih besar dari pada harga yang terdapat dalam

 Tebal Minimum Selaput Minyak

 Kenaikan Temperatur Selaput Minyak Dan Minyak Pengisi

Dalam pemilihan bahan pelumas pada umumnya perlu dipertimbangkan sifat sifatnya
yang terpenting seperti viskositas, fluiditas, sifat berminyak, stabilitas terhadap
oksidasi, serta harganya. Pemilihan tersebut harus dilakukan dengan h11ti-hati sesuai
dengan pemakaian yang dituju. Pada umumnya, putaran kerja yang tinggi
menghendaki minyak pelumas dengan viskositas rendah; jadi memerlukan jumlah
aliran rninyak lebih besar. Behan besar menghendaki viskositas yang besar pula. Pada
putaran rendah, oksidasi terhadap rninyak pelumas tidak seberapa kritis. Meskipun
demikian, pada pelumasan cincin dan pelumasan rendam, perlu dipilih minyak yang
tinggi kemurniannya dan mempunyai stabilitas oksidasi yang baik. Jika diperlukan,
dapat ditambahkan antioksidan. Untuk kecepatan sangat rendah, harus dipakai minyak
yang dapat melekat dengan baik pada permukaan gesek untuk memperkecil gesekan.
Untuk maksud ini, dapat ditambahkan suatu perekat atau zat pelicin. Pada temperatur
lingkungan yang tinggi, dipakai minyak dengan viskositas tinggi; sebaliknya pada
temperatur lingkungan yang rendah dipakai minyak dengan titik cair dan viskositas
rendah. Faktor yang lebih menentukan dalam pemilihan minyak pelumas mesin untuk
temperatur rendah bukan titik cair nya melainkan viskositas nya. Pada temperatur
tinggi diperlukan rninyak yang mempunyai kemumian tinggi, stabil terhadap oksidasi,
dengan tambahan antioksidan serta zat pemurni. Perencanaan bantalan luncur harus
didasarkan pada data dan perhitungan empiris. Pelbagai rumus teoritis diturunkan
berdasarkan anggapan-anggapan tertentu, dan sebagian besar rumus empiris hanya
berlaku untuk kondisi khusus. Dengan demikian rumus-rumus tersebut tidak dapat
berlaku untuk setiap kondisi. Data percobaan, data koreksi dan koefisien-koefisien
yang terdapat di beberapa perusahaan, biasanya dapat dipakai dengan memuaskan
untuk sistim 'mereka sendiri, Untuk keadaan sekarang ini, menetapkan sistim sendiri
selangkah demi selangkah, dipandang sebagai suatu kebijaksanaan yang tepat. Pada
tahun-tahun terakhir ini, telah terjadi kemajuan pesat dalam pengetahuan masalah
pelumas. Diharapkan hal ini dapat mengatasi kesulitan-kesulitan dalam teknik
bantalan. Pelbagai bahan bantalan macam damar buatan telah dikembangkan. Hal ini
akan semakin memperluas pengetahuan tentang bantalan dan pelumasannya.

Anda mungkin juga menyukai