Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TENTANG BANTALAN

Kelompok 2

1. Azwar Zamzam

2. Nursadrina

3. Rita zahara

4. Wildan helmi

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayatnya saya

dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapakan terima kasih kepada teman-teman,

orang tua dan dosen pembimbing karena tanpa bantuannya makalah ini tidak dapat selesai

dengan baik. Selain itu dengan bantuan teman-teman, orang tua, penulis mendapatkan data

yang bagus dan akurat.

Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai Bantalan. Penulis membuat

makalah ini untuk memenuhi tugas Elemen Mesin. Makalah ini masih banyak kekurangan,

untuk itu bagi para pembaca mohon memberikan kritik dan saran yang membangun agar

makalah ini menjadi lebih baik.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik

bagi para pembaca.

Page | 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4

1.1 Definisi Bantalan...............................................................................................1

1.2 Prinsip Kerja Bantalan......................................................................................2

BAB II ISI............................................................................................................................4

2.1 Klasifikasi Bantalan...........................................................................................5

2.2 Sifat- Sifat Bantalan Yang Baik.........................................................................11

2.3 Sistem Pelumasan Pada Bantalan…..................................................................15

2.4 Penyebab Kerusakan Pada Bearing...................................................................17

2.5 Manfaat Penggunaan Bearing............................................................................20

BAB III PENUTUP.............................................................................................................21

3.1 Kesimpulan........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................23

Page | 3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar
poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup
kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.

1.2 Prinsip Kerja Bantalan

Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan , panas dan keausan .
Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan ,
panas dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya, ditambahkan pelumasan
sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindarai.

Page | 4
BAB
II ISI

2.1 Klasifikasi Bantalan

Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap arah Poros


a. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas.

1)
2)
3)
Gambar 1.1 Bantalan Luncur

1) Berdasarkan konstruksinya bantalan luncur dibedakan menjadi:


a) Bantalan Luncur Radial
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar.
Konstruksinya terbagi / terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros

Page | 5
b) Bantalan luncur aksial
Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama
pada saat terjadi melepas / menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga terbelah / terbagi menjadi dua dan dipasang pada
poros jurnal bagian paling tengah.

Bahan Bantalan luncur


Bahan untuk bantalan luncur harus memenuhi persyaratan berikut:
 Mempunyai kekuatan yang cukup (tahan beban dan kelelahan)
 Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau
terhadap perubahan bentuk yang kecil
 Mempunyai sifat anti las (tidak dapat menempel) terhadap poros jika terjadi
kontak dan gesekan antara logam dan logam
 Sangat tahan karat
 Dapat membenamkan kotoran atau debu kecil

Page | 6
 Murah harganya
 Tidak terlalu terpengaruh oleh temperature
Berdasar bahannya batalan luncur dibedakan menjadi :
a) Bantalan satu bahan
Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja
seperti besi tuang kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya
digunakan pada motor dengan beban ringan

b) Bantalan dua bahan


Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan
untuk bagian luncurnya.Untuk bagian pendukungnya
terbuatdari Cuprum ( Cu) , Plumbum ( Pb), Sn atau
paduan alumunium , sedanng bagian luncurnya biasanya
terbuat dari : Pb atau Sn. Jenis ini mempunyai sifat luncur
yang baik serta daya dukungnya lebih besar

Keuntungan:
a. Tidak peka terhadap beban kejut dan goncangan, karena bantalan luncur
memiliki bidang penopang dan bidangpelumasan yang lebar.
b. Bantalan luncur tidak terlalu peka terhadap debu / kotoran, maka dari itu
kurang membutuhkan seal.
c. Tinggi angka putaran tidak terbatas karena tidak ada gesekan langsung antara
logam dengan logam, tetapi yangada berupa gesekan antara logam dengan
pelumas.
d. Bantalan luncur konstruksi belahan memungkinkan pembongkaran dan
pemasangan kembali dari poros dapatdilakukan dengan mudah.
e. Bantalan luncur yang dapat diatur kembali kelonggarannya memungkinkan
dicapainya karakter putaran yang presisi.

Page | 7
Kerugian :
a. untuk memulai putaran dibutuhkan momen awal yang besar
b. Membutuhkan banyak pelumas
c. Rendamen lebih kecil dibandingkan bantalan gelinding

Page | 8
d. Bantalan Gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

Gambar 1.2 Bantalan gelinding

Berdasarkan Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang diterimanya


Bantalan Gelinding dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Bantalan gelinding aksial ( mengatasi gaya aksial )
b. Bantalan gelinding Radial ( mengatasi gaya radial )
c. Bantalan gelinding kontak sudut ( mengatasi gaya aksial dan radial )

Page | 9
Keuntungan :
a. Momen awalan dan momen kerja hampir sama besar
b. Kebutuhan pelumas sedikit
c. Pemeliharaan mudah
d. Ukuran yang standart, mudah diganti
e. Dapat menahan beban Kejut sesaat
Kerugian :
a. Sangat peka terhadap beban kejut, terutama pada posisi diam atau berputar
lambat
b. Umur pakai dan tingginya angka putaran terbatas
c. Sangat peka terhadap debu / kotoran

Macam – macam Bantalan Gelinding

Bantalan yang beredar sekarang terdiri dari berbagai macam bentuk dengan
kelebihan dan kekurangan masing - masing.

Hal yang perlu diketahui dalam pemilihan bearing antara lain:

1. mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya. Bearing


yang telah rusak mempunyai suara yang berisik. dengan mengetahui dan
memahami penyebab kesalahan, dan kesalahanya dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengatasi masalah selanjutnya.
2. Mengetahui standar bearing. Hal ini penting agar memudahkan dalam pemesanan
atau pembelian dalam kasus penggantian bearings.

Jenis-jenis bearing

1. Single Row Groove Ball bearings

Bearings ini mempunyai alur dalam pada kedua


cincinya. Karena memiliki alur, maka jenis ini
mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara
ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban

Page | 10
radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial
adalah beban yang searah sumbu poros

2. Double Row Self Aligning Ball Bearings

Jenis ini mempunyai dua baris bola, masing-masing


baris mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin
bagian dalamnya. Pada umunya terdapat alur bola pada
cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu
bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. inilah
kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah
poros yang kurang sebaris.

3. Single Row Angular Contact Ball Bearings

Berdasarkan konstruksinya jenis ini


ideal untuk beban radial. Bearing ini
biasanya dipasangkan dengan bearing
lain. Baik itu dipasang secara pararel
maupun bertolak belakang. Sehingga
mampu juga untuk menahan beban
aksial.

4. Double Row Angular Contact Ball Bearings

Disamping dapat menahan beban


radial, jenis ini juga dapat menahan
beban aksial dalam dua arah. Karena
konstuksinya juga, jenis ini dapat
menahan beban torsi. Jenis ini
digunakan untuk mengganti dua buah
bearing jika ruangan yang tersedia
tidak mencukupi

Page | 11
5. Double Row Barrel Roller Bearings

Bearing ini mempunyai dua baris


elemen roller yang pada umumya
mempunyai alur berbentuk bola pada
cincin luarnya. Jenis ini memiliki
kapasitas beban radial yang besar
sehingga ideal untuk menahan beban
kejut.

6. Single Row Cylindrical Bearings

Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin


yang biasanya terpisah. Efek dari pemisahan
ini cincin dapat beregerak aksial dengan
mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan
suatu keuntungan karena apabila bearing harus
mengalami perubahan bentuk karena
temperatur maka cincinnya akan dengan mudah
menyesuaaikan posisinya. Jenis ini mempunyai
kapasitas beban radial yang besar dan juga
cocok untuk kecepatan tinggi.

7. Tapered Roller Bearings

Dilihat dari konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat
dipisah,dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin luarnya
terpisah.

Page | 12
8. Single Direction Thrust Ball Bearings

Bearing jenis ini hanya cocok untuk menahan


beban aksial dalam satu arah saja. elemenya
dapat sipisahkan sehingga mudah melakukan
pemasangan. beban aksial minimum yang
dapat ditahan tergantung dari kecepatannya.
Jenis ini sangat sensitif terhadap
ketidaksebarisan (misalignment) poros
terhadap sumbunya.

9.Double Direction Thrust Bearings

Jenis ini sama seperti point 8, hanya saja bearings jenis ini
dapat diberi beban aksial dalam dua arah. Bagian-
bagianya pun juga dapat dipisahkan sehingga mudah
bongkar dan pasangya.

2. Menurut bentuk dan letaknya bagian poros yang ditumpu bantalan yaitu
bagian yang disebut jurnal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Bantalan Radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder, elips.


b. Bantalan Aksial, yang dapat berbentuk bola, kerah, michel.
c. Bantalan Khusus, yang berbentuk bola

Page | 13
2.2 Dalam pemilihan bantalan perlu diketahui sifat-sifat yang harus dipertimbangkan agar

diperoleh bahan yang terbaik, sifat-sifat bantalan yang baik yaitu:

1. Tahan Tekanan

Bahan bantalan harus memiliki kekuatan tekan yang tinggi untuk menahan

tekanan maksimum sehingga ekstrusi dan deformasi permanen pada bantalan.

2. Kekuatan fatigue

Bahan bantalan harus memiliki kekuatan fatigue yang tinggi sehingga ketika

terjadi beban berulang tidak menghasilkan retak pada material.

3. Conformability

Adalah kemampuan bahan bantalan untuk mengakomodasi lendutan poros dan

ketidakakuratan bantalan oleh deformasi plastik (creep).

4. Embeddability

Adalah kemampuan bahan bantalan untuk mengakomodasi partikel kecil dari debu, pasir dan lain-
lai

Page | 14
5. Tahan Korosi

Bahan bantalan tidak boleh menimbulkan korosi akibat pelumasan. Properti ini

sangat penting di dalam mesin pembakaran dimana pelumas yang sama

digunakan untuk melumasi dinding silinder dan bantalan. Di dalam silinder,

pelumas dapat saja teroksidasi dan menghasilkan endapan karbon.

6. Thermal Konduktivitas

Bahan bantalan harus memiliki konduktivitas panas yang tinggi sehingga

memungkinkan perpindahan panas yang cepat yang dihasilkan saat terjadi gesekan.

7. Ekspansi Termal

Bahan bantalan harus memiliki koefisien ekspansi termal rendah, sehingga ketika

bekerja dengan suhu yang berbeda-beda. tidak ada perubahan bahan yang

diakibatkan perubahan suhu.

Untuk mendapatkan semua sifat di atas sulit ditemukan dalam bantalan tertentu.
Dimana bahan yang digunakan pada prakteknya tergantung pada kebutuhan dan kondisi
pemanfaatan bantalan. Sehingga pemilihan bahan untuk setiap aplikasi harus berdasarkan
hasil analisis. Tabel berikut menunjukan perbandingan dari beberapa sifat yang lebih umum
bahan bantalan logam.

Bearing Fatigue Comfor Embed- Corrosion Thermal


Material Strenght - dability Resistance Conductivity
mability
Tin base poor good excellent excellent poor
babbit
Lead base Poor to good good Fair to good poor
babbit fair
Lead fair poor poor good fair
Bronze
Copper fair Poor Poor to fair Poor to fair Fair to good
Lead
Allumunium good Poor to poor excellent fair
fair
Silver Excellent Almost poor excellent excellent

Page | 15
none
Silver excellent excellent poor excellent excellent
lead
deposited

2.3 Sistem Pelumasan Pada Bantalan

Penggunaan bantalan pada suatu mesin, haruslah memperhatikan sistem

pelumasan yang aklan digunakan. Sehingga konstruksi, kondisi kerja, dan letak

bantalan menjadi pertimbangan dalam pemilihan.

Berikut ini macam-macam metode pelumasan yaitu :

a. Metode Lubrikasi

1. Manual Lubrication

Manual Lubrication dapat dilakukan menggunakan pompa oli.

2.Automatic Lubrication

Lubrikasi menggunakan control timer untuk mengatur


supply oli/grease secara otomatis yang didorong dengan
menggunakan pomp

Page | 16
3. Gravity System

Pelumas diletakkan pada sebuah reservoir, kemudian dibiarkan menetes karena grafitasi
melalui needle valve dengan laju yang sudah ditentukan sebelumnya.

4. Pressure System

Sirkulasi oli ini merupakan sistem


tertutup yang menggunakan pompa,
reservoir dan filter.

5. Splash Lubrication

Oli berada reservoir yang tersedia


dan equipment yang akan dilubrikasi
tercelup di dalam oli.

Page | 17
6. Ring Lubrication

Lubrikasi dilakukan dengan cara membiarkan ring berputar pada shaft

7. Mist Lubrication

Lubrikasi ini menggunakan disc yang terpasang pada shaft. Pelumas mengalir karena
perputaran disc dalam bentuk mist.

2.4 Penyebab-penyebab kerusakan pada bearing:


1. Kesalahan bahan
a. Faktor produsen: yaitu retaknya bantalan setelah produksi baik retak halus maupun berat, kesalahan
toleransi, kesalahan celah bantalan.

b. Faktor konsumen: yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.

Page | 18
c. Faktor konsumen:
yaitu kurangnya pengetahuan tentang karakteristik pada bearing.

2. Penggunaan bearing melewati batas waktu penggunaannya (tidak sesuai


dengan petunjuk buku fabrikasi pembuatan bearing).

3. Pemilihan jenis bearing dan pelumasannya yang tidak sesuai dengan buku petunjuk
dan keadaan lapangan (real).
4. Pemasangan bearing pada poros yang tidak hati-hati dan tidak sesuai standart
yang ditentukan.
Kesalahan pada saat pemasangan, diantaranya:
a. Pemasangan yang terlalu longgar, akibatnya cincin dalam atau cincin luar yang berputar
yang menimbulkan gesekan dengan housing/poros.
b. Pemasangan yang terlalu erat, akibatnya ventilasi atau celah yang kurang sehingga pada
saat berputar suhu bantalan akan cepat meningkat dan terjadi konsentrasi tegangan yang
lebih.
c. Terjadi pembenjolan pada jalur jalan atau pada roll sehingga bantalan saat berputar akan
tersendat-sendat.
5. Terjadi misalignment
Dimana kedudukan poros pompa dan penggeraknya tidak lurus, bearing akan mengalami
vibrasi tinggi. Pemasangan yang tidak sejajar tersebut akan menimbulkan guncangan pada
saat berputar yang dapat merusak bearing. Kemiringan dalam pemasangan bearing juga
menjadi faktor kerusakan bearing, karena bearing tidak menumpu poros dengan tidak baik,
sehingga timbul getaran yang dapat merusak komponen tersebut.

6. Karena terjadi unbalance (tidak imbang)


Seperti pada impeller, dimana bagian-bagian pada impeller tersebut tidak balance (salah
satu titik bagian impeller memiliki berat yang tidak seimbang). Sehingga ketika berputar,
mengakibatkan putaran mengalami perubahan gaya disalah satu titik putaran (lebih terasa
ketika putaran tinggi), sehingga berpengaruh pula pada putaran bearing pada poros.
Unbalance bisa terjadi pula pada poros, dan pengaruhnya pun sama, yaitu bisa membuat
vibrasi yang tinggi dan merusak komponen.

Page
P | 19
7. Bearing kurang minyak pelumasan
karena bocor atau minyak pelumas terkontaminasi benda asing dari bocoran seal gland yang
mempengaruhi daya pelumasan pada minyak tersebut.
Cara mengatasi kerusakan pada bearing:
1. Melakukan penggantian bearing sesuai umur waktu kerja yang telah ditentukan.
2. Mengganti bearing yang sesuai dengan klasifikasi kerja pompa tersebut.
3. Melakukan pemasangan bearing dengan hati-hati sesuai standar yang telah ditentukan.
4. Melakukan alignment pada poros pompa dan penggeraknya.
5. Melakukan tes balancing pada poros dan impeller.
6. Memasang deflektor pada poros dan pemasangan rubber seal pada rumah bantalan dan
perbaikan pada seal gland, untuk mengantisipasi kebocoran.

Proses pemasangan bearing.


1. Proses balancing.
Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut pertama-tama harus
benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.
2. Alignment (pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar).
3. Proses pemberian beban. Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing yang
digunakan apakah itu beban radial atau beban aksial.
4. Pengaturan posisi bearing pada poros.
5. Clearance bearing. Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan.
6. Toleransi dan ketepatan
yang diperlukan. Pada saat
pemasangan bearing
padaporos, maka toleransi
poros pada proses
pembubutan harus
diperhatikan karena hal
tersebut mempengaruhi
keadaan bearing

e | 19
2.5 Macam – Macam Contoh Penggunaan Bantalan
1. Bantalan Poros Engkol

2.Bantalan pada Kereta Api

3. Bantalan Utama pada Perkakas

Page | 20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan
cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros
dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Pada umumya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu:

a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros


1. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas.
2. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang
diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

b. Berdasarkan arah beban terhadap poros

1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.

2. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

3. Bantalan gelinding khusus


Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu
poros.
Meskipun bantalan gelinding menguntungkan, Banyak konsumen memilih bantalan
luncur dalam hal tertentu, contohnya bila kebisingan bantalan menggangu, pada
kejutan yang kuat dalam putaran bebas.

Page | 21
Dalam membuat bearing juga perlu diperhatikan sifat-sifat bahan yang akan digunakan.
Dalam pembuatan bearing sendiri terdapat standar-standar yang harus dipenuhi oleh suatu
bahan agar dapat dihasilkan suatu bearing yang berkualitas baik. Standar – standar tersebut
diantaranya adalah, tahan beban, tahan korosi,embaddibility,conformability, kekuatan
fatigue, konduktifitas termal,ekspansi termal.
Selain itu, dalam pemasangan bearing pun harus benar, jika tidak juga dapat
menimbulkan kerusakan. Pelumasan pada bearing juga factor yang dapat menentukan umur
dan tingkat keausan sebuah bearing. Terdapat bermacam –macam jenis pelumasan yaitu
diantaranya Pelumasan Tangan, Pelumasan Tetes, Pelumasan Sumbu, Pelumasan Percik ,
Pelumasan Cincin , Pelumasan Pompa , Pelumasan Gravitasi, Pelumasan Celup.
Bantalan juga banyak bermanfaat pada kehidupan kita misalnya pada, perkakas
mesin bubut, bantalan kereta api, poros engkol, dll.

Page | 22
DAFTAR PUSTAKA

Sularso.2004.Elemen Mesin.Jakarta : Pradnya Paramita

www.scribd.com

www.vista-bearing.com

Page | 23

Anda mungkin juga menyukai