VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan: Valentino Reykliv Mokalu, & Charis Vita Juniarty Boangmanalu
VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan: Valentino Reykliv Mokalu, & Charis Vita Juniarty Boangmanalu
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX
Keywords: ABSTRACT
Psychosocial Theory, Erik Erikson, Psychosocial development theory according to Erik Erikson is an important
Christian Religious Education, contribution in education sector including Christian religious education. The
School eight stages can certainly be passed by most individuals in their life’s
development. The contribution of this theory to Christian religious education
Korespondensi: is an important consideration, although this theory is not the only theory of
development that must be taken into consideration in the provision of
Valentino Reykliv Mokalu
Universitas Kristen Indonesia
education. In this article, the eight stages of psychosocial development is
Email: explained, an overview, and the relevance for Christian religious education in
reyklivmokalu@gmail.com schools. This study uses library research method where library data is
collected by reading and processing the material. The result reports success
in the early stages affecting the chances of success in later stages. In other
words, the outcome of each stage affects the chances of a positive outcome in
the next stage.
Erikson lahir di Frankfurt, Jerman, pada 15 dari setiap manusia (Hasneli, 2019). Hal itulah
Juni 1902. Ayahnya adalah seorang kebangsaan yang menyebabkan Erik disebut sebagai “post-
Denmark yang tidak dikenal namanya dan fredian” Hasil dari pengembangan teori Freud
ibunya, Karla Abrhamsen, adalah wanita yang dikerjakan oleh Erikson adalah Teori
Yahudi. Orang tuanya berpisah sebelum Erik Psikosisal (Psychosocial Theory). Teori
lahir. Ibunya, Karla kemudian menikah dengan Erikson ini memiliki dampak yang penting
Dr. Theodore Homburger, lalu pindah ke terhadap bidang ilmu tahapan-tahapan
Karlsruhe, Jerman Selatan (Winnicott, 2019). perkembangan setiap individu. Hal ini
disebabkan oleh karena Erikson mampu
Erikson menyelesaikan pendidikan di membuktikan bahwa perkembangan sebagai
Gimnasium Pada usia 25 tahun. Beliau sesuatu yang berlangsung seumur hidup
diundang untuk mengajar di sebuah sekolah berdasarkan pengalamannya sendiri dan inilah
swasta di Wina. Erikson menjadi begitu tertarik yang disebut oleh Erikson sebagai Teori
pada pendidikan anak-anak. Erikson akhirnya Psikososial itu sendiri (Pasiska & Alisyahbana,
memilih kesenian, karena ia memiliki bakat dan 2020).
minat di bidang itu. Pada masa hidupnya ini
(Erikson pada waktu itu berusia 25 tahun) Erikson berkata bahwa orang-orang harus
terjadilah sesuatu yang membuatnya berubah menemukan identitasnya dalam potensi-potensi
secara drastis. Ia diundang untuk mengajar pada masyarakatnya, sedangkan perkembangannya
suatu sekolah swasta kecil, di Wina. Sekolah ini harus selaras dengan syarat-syarat yang
dibangun sebagai tempat mendidik anak-anak, dicanangkan masyarakat, atau mereka harus
sementara mereka dan (atau) orang tua mereka menanggung akibat-akibatnya. Sumbangan
menjalani psikoanalisis. Sekolah itu progresif penting yang telah diberikan Erikson meliputi
dan para guru serta murid diberi kebebasan dua topik utama yaitu teori psikososial tentang
penuh dalam mengembangkan kurikulum. perkembangan dari mana muncul suatu
konsepsi yang luas tentang ego dan penelitian
Erikson menjadi begitu tertarik pada psikosejarah yang menerangkan psikososialnya
pendidikan anak-anak sehingga ia mengikuti (Maree, 2020)
dan tamat dari sekolah pendidikan guru yang
menerapkan metode Montessori. Metode Teori Perkembangan Psikososial Erik
Montessori menekankan perkembangan Erikson
inisiatif anak sendiri melalui permainan dan Teori perkembangan psikososial
pekerjaan. Pengalaman ini memiliki pengaruh Erikson menjelaskan perkembangan
yang tidak pernah hilang dalam diri Erikson. kepribadian manusia dalam beberapa tingkatan.
Pengaruh lain yang lebih dalam ialah Berikut ini dapat dilihat delapan tahapan
perkenalannya yang tak teralakan dengan perkembangan menurut teori psikososial
psikoanalisis ialah ia berkenalan dengan Erikson:
perkumpulan Freud, mengikuti pendidikan
beliau dengan konsep psikoanalisis di bawah
bimbingan Anna Freud, mempelajari
psikoloanalisis di Institut Psikoanalisis di
Wina, dan tamat dari sana pada tahun 1933.
Bisa dikatakan, ia telah menemukan identitas
profesinya (Prihastiwi, 2019)
Sumber: (Yahyu Herliany Yusuf et al., 2020) 2. Autonomy versus Shame and Doubt (usia
1-3 tahun)
1. Trust versus Mistrust (sejak lahir hingga 1 Tahapan ini adalah tahap kedua
tahun) perekembangan individu yang ditandai oleh
Pada tahapan ini permulaan pembentukan perkembangan kemandirian (Aristya &
kepribadian setiap individu. Rasa percaya Rahayu, 2018). Anak di usia ini akan memasuki
tumbuh dari adanya perasaaan akan tahap mengenal dunia eksternal, yang mana
kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan anak akan mencoba mengenali dunia sekitarnya
serta kecemasan tentang masa depan. Rasa dengan mulut, mata dan tangan yang ia punya.
percaya pada masa bayi membentuk harapan Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak
sepanjang hidup bahwa dunia adalah tempat sudah mulai bisa berdiri sendiri, mencoba untuk
yang baik dan menyenangkan untuk hidup duduk, berjalan, bermain, minum dari botol
(“Trust and Mistrust in International sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya,
Relations,” 2006). meskipun seringkali timbul keragu-raguan
Kepercayaan dasar yang paling awal bahkan meminta pertolongan dari orang tua
terbentuk selama tahap sensorik oral dan atau pengasuhnya. Anak-anak pada tahap ini
ditunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya untuk sudah menampilkan rasa kemandiriannya
tidur dengan tenang, menyantap makanan (Suryana, 2016) .
dengan nyaman dan membuang kotoran dengan Kemandirian anak akan optimal dan
santai. Kebiasaan itu berlangsung terus dalam berkembang jika mendapat dukungan atau
kehidupan bayi dan merupakan dasar paling dorongan dari orang tuanya terhadap usaha
awal bagi berkembangnya suatu perasaan yang dilakukan oleh anak (Holis, 2007).
identitas psikososial. Melalui pengalaman Namun, sebaliknya jika orang tua dalam
dengan orang dewasa, bayi belajar mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak
menggantungkan diri dan percaya pada mereka, dalam perkembangannya akan mengalami
tetapi mungkin yang lebih penting, ia sikap malu dan ragu-ragu. Sedikit malu dan
mempercayai dirinya sendiri. Kepastian ragu adalah hal yang mestinya dianggap wajar.
semacam itu harus mengungguli lawan negatif Tanpa itu, anak akan berkembang pada tendensi
dari kepercayaan dasar yakni, kecurigaan dasar. maladiptif, Erikson menyebutnya dengan
Pengharapan merupakan kebajikan paling awal impulsiveness yang akan membuat anak
dan paling esensial yang melekat dalam hidup. melakukan sesuatu tanpa pertimbangan. Orang
Fondasi pengharapan pertama terletak pada yang kompulsif akan merasa semua gampang
hubungan dengan orang tua yang memberikan dilakukan dan akan sempurna, sehingga banyak
pengalaman-pengalaman seperti ketenangan, orang yang pemalu dan merasa ragu pada
makanan dan kehangatan (Wiresti & Na’imah, dirinya. Sedikit kesabaran dan toleransi dalam
2020). membantu anak akan membantu perkembangan
Pada saat yang sama, ia mengembangkan anak (Khoramnia et al., 2020).
kemampuan untuk membuang pengharapan Orang tua dalam mengasuh anak pada usia
yang dikecewakan dan menemukan ini tidak perlu mengobarkan keberanian anak
pengharapan dalam tujuan dan kemungkinan dan tidak pula harus mematikannya. Dengan
pada masa mendatang. Menurut Erikson, kata lain, keseimbanganlah yang diperlukan di
pengharapan adalah keyakinan yang bersifat sini. Ada sebuah pernyataan relevan yang
menetap akan kemungkinan dicapainya hasrat- seringkali menjadi teguran maupun nasihat bagi
hasrat kuat. Tahap pertama kehidupan ini orang tua dalam mengasuh anaknya yakni
merupakan tahap ritualisasi numinous yaitu, “tegas namun toleran”. Makna dalam kalimat
perasaan bayi akan kehadiran ibu, dalam hal ini tersebut ternyata benar adanya, karena dengan
pandangannya, pegangannya, sentuhannya, cara ini anak akan bisa mengembangkan sikap
teteknya atau “pengakuan atas dirinya”. Bentuk kontrol diri dan harga diri. Apabila anak tidak
ritual numinous yang menyimpang dan berhasil melewati fase ini, maka anak tidak
terungkap dalam kehidupan dewasa berupa akan memiliki inisiatif yang dibutuhkan pada
pemujaan terhadap pahlawan secara berlebih- tahap berikutnya dan akan mengalami
lebihan atau idolisme (Khaironi, 2018). hambatan terus-menerus pada tahap
selanjutnya (Wiresti & Na’imah, 2020).
Stage And
Psycho- Psycho-
Approximate Virtue Major Development
Social Aspect Social Crisis
Age Range
Relasi orangtua dan anak akan
memberikan fondasi kepercayaan.
I
Trust vs Harapan adalah kepercayaan yang
Infacy Oral-Sensory Hope
Mistrust mempertahankan apa yang bisa
0-1
kita capai yang dibutuhkan dan
diinginkan.
Mempelajari pengendalian diri
membentuk perasaan yang bebas,
tetapi anak juga berkembang
II Autonomy vs menjadi merasa malu dan ragu –
Anal-
Early Childhood Shame, Will ragu tentang kapasitasnya untuk
Muscular
1-3 Doubt melakukannya sendiri. Kemauan
adalah kemampuan untuk bebas
memilih dan mengendalikan dan
menerapkan terhadap diri sendiri.
Mobilitas dan rasa ingin tahu
mendorong perkembangan dalam
inisiatif untuk menguasai
lingkungan, tetapi perasaan
III Infantile
Intitiative vs bersalah lebih bersikap agresif dan
Play age Genital, Purpose
Guilty berani mungkin muncul. Cita-cita
3-6 Locomotor
digambarkan sebagai kemampuan
untuk menentukan dan mengejar
tujuan dengan percaya diri tanpa
takut akan hukuman.
Alasan Mengapa Teori Erikson adalah Teori bisa menangani pentahapan berbeda
Pentahapan: Sebuah Tinjauan menurut sistem nilai masing-masing.
Contohnya, suku (Lakota) Indian Sioux
Beberapa hal yang dapat sampaikan sebagai memberikan anak mereka periode
sebuah tinjauan mengapa teori psikososial pengasuhan yang lama dan penuh
Erikson dikatakan sebagai teori pentahapan: kesabaran (Crain, 2015). Hal ini bertujuan
1. Pentahapan mengacu pada pola tingkah untuk memampukan anak mempercayai
laku yang kuantitatif berbeda. Teori orang lain dan menjadi murah hati. Di sisi
pentahapan Erikson memberikan kita lain, budaya Amerika memutuskan
pemahaman yang baik tentang bagaimana ketergantungan ini.
tingkah laku secara kualitatif berbeda di Jika dibandingkan budaya lain, sebagian
titik yang berbeda-beda (Crain, 2015). besar orang tua konteks Amerika tidak ingin
Anak-anak di tahap dua terlihat sangat anak mereka terlalu bergantung karena mereka
berbeda dari bayi yang berada di tahap satu harus mandiri.(Crain, 2015). Independensi dan
karena jauh lebih mandiri (Crain, 2015). pergerakan bebas tampaknya menjadi bagian
Perilaku disetiap tahapan memiliki dari etos budaya Amerika sejak dulu sampai
keunikan yang berbeda di setiap sekarang. Dalam hal ini, Erikson berpandangan
pentahapan Erikson. bahwa semua budaya mengarahkan diri mereka
2. Pentahapan masalah-masalah umum. kepada persoalan yang sama(Crain, 2015).
Dalam paparan teorinya, Erikson berjalan Semua budaya berusaha menyediakan anak
melampaui fokus Freud yang relatif mereka dengan perhatian yang konsisten,
spesifik pada zona tubuh dan melukiskan mengatur keinginan mereka untuk melakukan
persoalan umum di tiap periodenya (Crain, apapun dengan cara mereka sendiri (Crain,
2015). Misalnya, di tahap pertama Erikson 2015)
menunjukkan bukan hanya stimulasi zona
Freud saja yang penting. Akan tetapi, juga Tabel 2. Pentahapan Freud dan Erikson
mode umum pelaksanaan dan berdasarkan buku Theories of Development:
perkembangan rasa percaya terhadap Concepts and Applications
pengasuhan seseorang. Dengan cara yang Usia Tahapan oleh Tahapan oleh
sama Erikson, di tiap tahapannya Erikson Freud Erikson
berusaha mengisolasi persoalan yang 0-1 Oral Kepercayaan vs
paling umum yang dihadapi individu di tahun Ketidakpercayaan:
dunia sosial (Crain, 2015)). Harapan
3. Pentahapan urutan yang tetap. Semua teori 1-3 Anal Otonomi vs rasa
pentahapan selalu berpedoman kepada tahun malu, keraguan:
kemauan
urutan yang tetap, Erikson tanpa terkecuali.
3-6 Tahap falus Inisiatif vs
Menurut Erikson, setiap tahapan selalu
tahun Perasaan bersalah:
hadir dalam bentuk tertentu di seluruh Tujuan
hidup manusia. Setiap ta (Crain, 6-11 Tahap latensi Industri vs
2015)hapan ini dapat mencapai krisisnya tahun inferioritas:
sendiri di waktu dan tatanan tertentu. Klaim Kompetensi
Erikson ini dilandasi pada asumsi bahwa Remaja Genital Identitas vs
urutan pentahapannya merupakan hasil dari kebingungan
kedewasaan biologis. peran: kesetiaan
4. Pentahapan bersifat universal secara Dewasa Keintiman vs
kultural. Erikson percaya bahwa muda isolasi: cinta
pentahapannya dapat diterapkan di semua Dewasa Generativitas vs
penyerapan diri,
budaya. Kita telah mengetahui bagaimana
stagnasi
pentahapan bersifat universal karena diatur
Usia Integritas ego vs
lewat pendewasaan, namun kita masih bisa tua putus asa:
skeptis karena mengetahui budaya sangat kebijaksanaan
beragam. Erikson juga menyadari luasnya
perbedaan antarbudaya ini(Crain, 2015). Tabel 3. Penjelasan krisis dalam Pentahapan
Salah satu tujuan Erikson membuat tahapan berdasarkan teori psikososial
ini adalah menunjukkan bagaimana budaya
Pada bagian ini akan dibahas manfaat materi yang aktual (Nehru, 2020). Kontribusi
dari teori psikososial yang dikembangkan oleh teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erikson ini bagi tugas Pendidikan Agama bagi pengembangan sekolah seperti yang sudah
Kristen di sekolah sebagai sarana dijelaskan di atas, dapat diuraikan dalam bentuk
pembelajaran. Berdasarkan tahapan tabel di bawah ini:
perkembangan Erikson, kekuatan dan
kelemahan karakter yang dominan saling Usia Keterangann
mempengaruhi dari tahap satu kepada tahap
berikutnya. Manusia dapat menjadi dewasa
melalui setiap proses perkembangan apabila 0-2 tahun 1. Membangun relasi sosial
berhasil mengembangkan sisi positif dari setiap (Trust vs dan mengenal berbagai
konflik melalui kemampuannya untuk Mistrust) macam aktivitas di Play
mengubah diri sendiri yang dipengaruhi oleh Grup
berbagai perubahan intern maupun peran 3-5 tahun 1. Membangun relasi sosial
orang-orang bermakna (Krismawati, 2018). (Autonomy dan mengenal berbagai
Melalui teori perkembangan Erikson, anak usia vs Shame aktivitas di Taman Kanak-
3-5 tahun membutuhkan penguatan “inisiatif” and kanak (TK)
dari orangtua yang sedapat mungkin Doubt) 2. Mengadakan panggung
menghindari kata “jangan lakukan ini” boneka sebagai media
melainkan, memberi kesempatan anak agar pengajaran
menguji kemampuannya (Krismawati, 2018) 6-12 tahun 1. Membangun relasi sosial
Dalam menguji kemampuan anak perlu (Initiative dan mengenal berbagai
memulai mengenal pendidikan formal baik di versus aktivitas di Sekolah Dasar
Play Group maupun Taman Kanak-kanak Guilt) 2. Pedoman penyusunan
(relasi sosial). Pengenalan lingkungan sekolah kurikulum metode Cara
dengan guru, teman dan suasana baru dapat Belajar Siswa Aktif (CBSA)
mendorong pengembangan inisiatif bila anak 3. PRAMUKA
mendapat dukungan (Krismawati, 2018). Bagi 4. Quizizz, Kahoot, Story
anak usia 6-12 tahun teori perkembangan Telling
Erikson dapat menjadi pedoman penyusunan 12-20 1. Membangun relasi sosial
kurikulum yang memotivasi anak untuk tahun dan mengenal kegiatan di
percaya dengan kemampuannya seperti (Industry Sekolah Menengah Pertama,
penerapan metode Cara Belajar Siswa Aktif versus Sekolah Menengah Atas,
(CBSA)(Krismawati, 2018). Hal ini dapat Inferiority) dan Perkuliahan
memacu kerja aktif anak serta menumbuhkan 2. Studi Sosial
kompetisi sehat dalam kelompoknya. 3. Wisata Rohani
Dalam proses pembelajaran dapat 4. Berbagai Ekstrakulikuler
menggunakan media teknologi seperti Kahoot, 5. Organisasi Siswa Intra
Quizizz, Nearpod yang memuat materi Sekolah (OSIS)
pembelajaran (kuis, debat, diskusi, story 6. Badan Eksekutif Mahasiswa
telling) (Nehru, 2020). Media ini bertujuan
untuk menarik dan melatih naradidik untuk 4C
(Critical Thinking, Creativity, Collaboration, SIMPULAN
Communication) dalam pembelajaran tatap Berdasarkan uraian perkembangan teori
muka maupun pembelajaran dalam jaringan. Psikososial Erikson, keberhasilan di tahap awal
Kemudian, memberikan sarana dan prasarana mempengaruhi peluang keberhasilan di tahap
bagi anak mengikuti aktivitas seperti Pramuka, berikutnya. Dalam hal ini, peserta didik
kegiatan ekstrakulikuler dan sebagainya. sendirilah yang mengembangkan
Selain itu, bagi anak usia 12-20 tahun keseimbangan tahapan demi tahapan. Dengan
teori ini dapat menjadi pedoman penyusunan kata lain, hasil dari setiap tahapan
kurikulum yang diarahkan untuk merangsang mempengaruhi peluang hasil positif di tahapan
cara berpikir remaja dalam menghadapi berikutnya. Kreativitas dan karakter anak yang
perubahan dunia. Hal ini dapat dilakukan baik dapat didukung dengan beberapa faktor
melalui metode diskusi, pola belajar paduan sebagai berikut: memberikan rangsangan
pedagodi dan andragogi, atau pembahasan
Khaironi, M. (2018). Perkembangan Anak Usia Nehru, N. A. (2020). Belajar Dari Rumah Pada
Dini. Jurnal Golden Age. Masa Pandemi Covid-19 Dalam
Https://Doi.Org/10.29408/Goldenage.V2i Perspektif Konsep Perkembangan
01.739 Psikososial Erikson. Academia.Edu.
Khoramnia, S., Bavafa, A., Jaberghaderi, N., Page, K. (2018). Erik Erikson. In Psychology
Parvizifard, A., Foroughi, A., Ahmadi, For Actors.
M., & Amiri, S. (2020). The Effectiveness Https://Doi.Org/10.4324/9781351130950
Of Acceptance And Commitment -7
Therapy For Social Anxiety Disorder: A
Randomized Clinical Trial. Trends In Person-Centred Healthcare Research. (2017).
Psychiatry And Psychotherapy. In Person-Centred Healthcare Research.
Https://Doi.Org/10.1590/2237-6089- Https://Doi.Org/10.1002/9781119099635
2019-0003
Prihastiwi, W. J. (2019). Role Of Self Concept,
Kitchens, R., & Abell, S. (2020). Ego Identity Emotional Regulation, Empathy In
Versus Role Confusion. In Encyclopedia Predicting Forgiveness In Teens Of Junior
Of Personality And Individual High School Students In Surabaya.
Differences. Humanities And Social Sciences Reviews.
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319- Https://Doi.Org/10.18510/Hssr.2019.732
24612-3_581 1
Krismawati, Y. (2018). Teori Psikologi Robert Pendergraft. (2017). Erik Erikson And
Perkembangan Erik H. Erikson Dan The Church: Corporate Worship That
Manfaatnya Bagi Tugas Pendidikan Sustains Through Crises. Philosophy
Kristen Dewasa Ini. Kurios. Study. Https://Doi.Org/10.17265/2159-
Https://Doi.Org/10.30995/Kur.V2i1.20 5313/2017.06.001
Lane, T. D., & Munday, C. C. (2020). Ego Sarang, S., Karnam, A., & Shitole, R. (2019).
Integrity Versus Despair. In Encyclopedia To Investigate The Relationship Between
Of Personality And Individual Psychological Factors And Stress In Two
Differences. Different Developmental Stages In
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319- Adults: A Cross Sectional Study. The
24612-3_582 Indian Journal Of Occupational Therapy.
Https://Doi.Org/10.4103/Ijoth.Ijoth_8_19
Maree, J. G. (2020). The Psychosocial
Development Theory Of Erik Erikson: Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan
Critical Overview. Early Child (Library Research) Dalam Penelitian
Development And Care. Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal
Https://Doi.Org/10.1080/03004430.2020. Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan
1845163 IPA.
Mawarni Purnamasari, & Na’imah, N. (2020). Schlein, S. (2016). The Clinical Erik Erikson:
Peran Pendidik Dalam Konsep Psikologi A Psychoanalytic Method Of Engagement
Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal And Activation. In The Clinical Erik
Pelita PAUD. Erikson: A Psychoanalytic Method Of
Https://Doi.Org/10.33222/Pelitapaud.V4i Engagement And Activation.
2.990
Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018).
Nantais, C., & Stack, M. (2017). Generativity Keterampilan 4C Abad 21 Dalam
Versus Stagnation. In Encyclopedia Of Pembelajaran Pendidikan Dasar.
Personality And Individual Differences. Tarbiyah Al-Awlad.
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319-
28099-8_589-1 Sita Dewi, N. L. D. A., & Yulaika, A. (2019).
ANALISIS FAKTOR YANG