Anda di halaman 1dari 13

Akreditasi KEMENRISTEKDIKTI, Nomor: 148/M/KPT/2020

VOX EDUKASI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan


Volume 12 Nomor 2, Nopember 2021, Halaman : 180 – 192

http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX

TEORI PSIKOSOSIAL ERIK ERIKSON: IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN


AGAMA KRISTEN DI SEKOLAH

Valentino Reykliv Mokalu1, & Charis Vita Juniarty Boangmanalu2


1,2
Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia
Email: reyklivmokalu@gmail.com1, charisvjb@gmail.com2

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Teori Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson menjadi salah satu
Riwayat Artikel: sumbangsih penting bagi dunia pendidikan, termasuk pendidikan agama
Kristen. Delapan tahapan yang diutarakan oleh Erikson dapat dipastikan
Menerima : 06 Agustus 2021 dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan kehidupannya, meskipun
Revisi : 09 Agustus 2021
Diterima : 08 September 2021
tidak semua dapat melaluinya dengan sempurna. Sumbangsih teori ini bagi
pendidikan agama Kristen menjadi pertimbangan penting, meskipun bukan
satu-satunya teori perkembangan yang mesti dijadikan pertimbangan dalam
Kata Kunci: penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan agama Kristen. Dalam
Teori Psikososial, Erik Erikson, artikel ini akan dijelaskan delapan tahapan perkembangan psikososial, tinjauan
Pendidikan Agama Kristen, dan relevansinya bagi pendidikan agama Kristen yang ada di sekolah.
sekolah Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan (library re-
search) yang di mana dilakukan pengumpulan data pustaka dengan membaca
dan mengolah bahan menjadi sebuah penelitian. Hasil dan kesimpulannya,
keberhasilan di tahap awal mempengaruhi peluang keberhasilan di tahap
berikutnya. Dalam hal ini, peserta didik sendirilah yang mengembangkan
keseimbangan tahapan demi tahapan. Dengan kata lain, hasil dari setiap
tahapan mempengaruhi peluang hasil positif di tahapan berikutnya.

Keywords: ABSTRACT
Psychosocial Theory, Erik Erikson, Psychosocial development theory according to Erik Erikson is an important
Christian Religious Education, contribution in education sector including Christian religious education. The
School eight stages can certainly be passed by most individuals in their life’s
development. The contribution of this theory to Christian religious education
Korespondensi: is an important consideration, although this theory is not the only theory of
development that must be taken into consideration in the provision of
Valentino Reykliv Mokalu
Universitas Kristen Indonesia
education. In this article, the eight stages of psychosocial development is
Email: explained, an overview, and the relevance for Christian religious education in
reyklivmokalu@gmail.com schools. This study uses library research method where library data is
collected by reading and processing the material. The result reports success
in the early stages affecting the chances of success in later stages. In other
words, the outcome of each stage affects the chances of a positive outcome in
the next stage.

PENDAHULUAN dimiliki sesuai dengan tahap perkembangannya


Perkembangan merupakan perubahan yang (Hidayati, 2017)
dapat dikatakan teratur, tersistemtis serta Perkembangan psikososial dari seseorang
teroganisir dengan tujuan tertentu. dapat ditinjau dari perspektif atau sudut
Perkembangan memiliki ciri yang dapat pandang dari psikologi (Ahyani & Astuti,
diklasifikasikan yaitu: berkesinambungan, 2018). Perkembangan dari masa anak-anak
kumulatif, bergerak ke arah yang dapat merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
dikatakan kompleks dan holistik. Tolok ukur Hubungan antara anak dengan keluarga, teman
bagi kita dalam melihat adanya perkembangan dan juga kehidupannya di sekolah (lingkungan)
seseorang adalah pada aspek kemampuan yang mempengaruhi perkembangan psikososial dari

180 ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
181 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

seorang anak (Hammer et al., 2016). mengoptimalkan proses perkembangan yang


Perkembangan sosial dari seorang anak akan akan dialami anak dengan cara yang
meningkat karena ditandai dengan adanya bersesuaian dengan yang
perubahan pengetahuan serta pemahaman dikehendaki/diinginkan.
mereka tentang kebutuhan dan peraturan-
peraturan yang berlaku (Sita Dewi & Yulaika, METODE PENELITIAN
2019) Penelitian ini menggunakan metode
Sangatlah penting bagi setiap manusia penelitian studi kepustakaan (library research)
supaya dapat mengetahui bagaimana dimana dilakukan pengumpulan data pustaka
perkembangan psikososial dari anak terutama dengan membaca dan mengolah bahan menjadi
di era revolusi industri 4.0 yang memiliki sebuah penelitian (Sari, 2020). Penulis juga
tantangan yang berbeda dengan konteks membaca langsung pada teks dan bukan dengan
kehidupan yang lalu. Teori Psikososial dari pengetahuan langsung yang di dapat dari
Erik Erikson menjadi bekal untuk lapangan sehingga dapat juga disebut sumber
mengoptimaklkan skill dari orang tua dan juga sekunder yaitu di mana peneliti memperoleh
para guru untuk memahami dan dan mengerti data dari tangan kedua dan bukan data dari
untuk mendidik anak menuju taraf kedewasaan orsinil dari tangan pertama di lapangan dengan
yang optimal dan cemerlang. Erik Erikson menggunakan penelitian kualitatif (Sugiyono,
beranggapan bahwa sepanjang sejarah hidup 2015). Penulisan ini mengangkat kemudian
manusia, setiap individu mengalami tahapan menganalisis tentang teori Erik Erikson yang
perkembangan dari bayi sampai dengan usia dihubungkan dengan pendidikan agama Kristen
lanjut yang dinarasikan dalam teorinya yang di sekolah melalui teori yang ada sebelumnya.
terkenal yaitu teori psikososial.
Selain itu, Erik Erikson lebih melihat
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa perkembangan manusia yang terjadi
Biografi Erik Erikson
tidak dapat dilepaskan dari stimulus sosial yang
Erik Erikson adalah salah seorang psikolog
dialaminya (Sudirjo & Alif, 2018). Stimulus
Jerman yang terkenal dengan teori tentang
sosial merupakan penggerak dinamik dalam
delapan tahap perkembangan pada manusia.
kepribadian seseorang. Penekanan Erikson
Erikson menjadi terkenal karena upayanya
pada stimulus sosial ini membedakannya dari
dalam mengembangkan teori tentang tahap
tokoh psikoanalis lainnya (Mawarni
perkembangan manusia yang dirintis oleh
Purnamasari & Na’imah, 2020). Selain krisis
Freud. Erikson menyatakan bahwa
psikososial yang dialami, Erikson juga
pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip
menggambarkan perkembangan radius
epigenetik yang menyatakan bahwa
hubungan sosial yang mendasari krisis tersebut,
kepribadian manusia berjalan menurut delapan
beserta elemen dan modalitas sosial dari
tahap (Schlein, 2016)
masing-masing tugas perkembangan (Maree,
Berkembangnya manusia dari satu tahap ke
2020).
tahap berikutnya ditentukan oleh
Perkembangan setiap orang sepanjang
keberhasilannya atau ketidakberhasilannya
hayat tersebut diperhadapkan dengan delapan
dalam menempuh tahap sebelumnya.
tahapan yang masing-masing tahapan itu
Pembagian tahap-tahap ini berdasarkan periode
memiliki rintangannya untuk membentuk
tertentu dalam kehidupan manusia: bayi (0-3
karakter setiap individu menjadi positif atau
tahun), balita (3-5 tahun), pra-sekolah (6-12
sebaliknya yang mendominasi pertumbuhan
tahun), remaja (12-20 tahun), dewasa awal (20-
seseorang (“Pers. Healthc. Res.,” 2017).
40 tahun), dewasa tengah (usia 40-65 tahun),
Erikson menyebut setiap tahapan tersebut
dewasa lanjut (>65 tahun) (Honig, 2016).
sebagai krisis atau konflik yang mempunyai
Masing-masing tahapan juga memiliki tugas
sifat sosial dan psikologis yang sangat
perkembangan sendiri yang bersifat
berdampak bagi kelangsungan perkembangan
psikososial. Misalnya saja, pada usia bayi
setiap individu di masa yang akan mendatang
tujuan psikososialnya adalah menumbuhkan
(Barzoki et al., 2015). Maka pengetahuan
harapan dan kepercayaan. Kemudian bila
tentang psikososial anak akan membantu para
tujuan ini tak tercapai, maka bayi itu akan lebih
orang tua bahkan pun guru yang ada disekolah
didominasi sifat penakut (Robert Pendergraft,
dalam menghadapi tantangan saat mendidik
2017).
anak-anak atau siswa supaya dapat

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |182

Erikson lahir di Frankfurt, Jerman, pada 15 dari setiap manusia (Hasneli, 2019). Hal itulah
Juni 1902. Ayahnya adalah seorang kebangsaan yang menyebabkan Erik disebut sebagai “post-
Denmark yang tidak dikenal namanya dan fredian” Hasil dari pengembangan teori Freud
ibunya, Karla Abrhamsen, adalah wanita yang dikerjakan oleh Erikson adalah Teori
Yahudi. Orang tuanya berpisah sebelum Erik Psikosisal (Psychosocial Theory). Teori
lahir. Ibunya, Karla kemudian menikah dengan Erikson ini memiliki dampak yang penting
Dr. Theodore Homburger, lalu pindah ke terhadap bidang ilmu tahapan-tahapan
Karlsruhe, Jerman Selatan (Winnicott, 2019). perkembangan setiap individu. Hal ini
disebabkan oleh karena Erikson mampu
Erikson menyelesaikan pendidikan di membuktikan bahwa perkembangan sebagai
Gimnasium Pada usia 25 tahun. Beliau sesuatu yang berlangsung seumur hidup
diundang untuk mengajar di sebuah sekolah berdasarkan pengalamannya sendiri dan inilah
swasta di Wina. Erikson menjadi begitu tertarik yang disebut oleh Erikson sebagai Teori
pada pendidikan anak-anak. Erikson akhirnya Psikososial itu sendiri (Pasiska & Alisyahbana,
memilih kesenian, karena ia memiliki bakat dan 2020).
minat di bidang itu. Pada masa hidupnya ini
(Erikson pada waktu itu berusia 25 tahun) Erikson berkata bahwa orang-orang harus
terjadilah sesuatu yang membuatnya berubah menemukan identitasnya dalam potensi-potensi
secara drastis. Ia diundang untuk mengajar pada masyarakatnya, sedangkan perkembangannya
suatu sekolah swasta kecil, di Wina. Sekolah ini harus selaras dengan syarat-syarat yang
dibangun sebagai tempat mendidik anak-anak, dicanangkan masyarakat, atau mereka harus
sementara mereka dan (atau) orang tua mereka menanggung akibat-akibatnya. Sumbangan
menjalani psikoanalisis. Sekolah itu progresif penting yang telah diberikan Erikson meliputi
dan para guru serta murid diberi kebebasan dua topik utama yaitu teori psikososial tentang
penuh dalam mengembangkan kurikulum. perkembangan dari mana muncul suatu
konsepsi yang luas tentang ego dan penelitian
Erikson menjadi begitu tertarik pada psikosejarah yang menerangkan psikososialnya
pendidikan anak-anak sehingga ia mengikuti (Maree, 2020)
dan tamat dari sekolah pendidikan guru yang
menerapkan metode Montessori. Metode Teori Perkembangan Psikososial Erik
Montessori menekankan perkembangan Erikson
inisiatif anak sendiri melalui permainan dan Teori perkembangan psikososial
pekerjaan. Pengalaman ini memiliki pengaruh Erikson menjelaskan perkembangan
yang tidak pernah hilang dalam diri Erikson. kepribadian manusia dalam beberapa tingkatan.
Pengaruh lain yang lebih dalam ialah Berikut ini dapat dilihat delapan tahapan
perkenalannya yang tak teralakan dengan perkembangan menurut teori psikososial
psikoanalisis ialah ia berkenalan dengan Erikson:
perkumpulan Freud, mengikuti pendidikan
beliau dengan konsep psikoanalisis di bawah
bimbingan Anna Freud, mempelajari
psikoloanalisis di Institut Psikoanalisis di
Wina, dan tamat dari sana pada tahun 1933.
Bisa dikatakan, ia telah menemukan identitas
profesinya (Prihastiwi, 2019)

Singkatnya, Erikson belajar di lembaga


pendidikan Psikoanalisis Sigmund Freud.
Erikson mengambil konsentrasi pada bidang
ilmu yang mempelajari masa anak-anak dan
proses perkembangannya. Di sekolahnya itu,
Erikson mengulas kembali serta
mengembangkan teori Sigmund Freud (sering
dikenal sebagai dengan istilah Psychosexual Gambar 1. Tahapan perkembangan
Theory) dan memberikan penekanan pada berdasarkan Teori Psikososial
aspek “ego (psikologis)” sebagai komponen inti

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
183 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

Sumber: (Yahyu Herliany Yusuf et al., 2020) 2. Autonomy versus Shame and Doubt (usia
1-3 tahun)
1. Trust versus Mistrust (sejak lahir hingga 1 Tahapan ini adalah tahap kedua
tahun) perekembangan individu yang ditandai oleh
Pada tahapan ini permulaan pembentukan perkembangan kemandirian (Aristya &
kepribadian setiap individu. Rasa percaya Rahayu, 2018). Anak di usia ini akan memasuki
tumbuh dari adanya perasaaan akan tahap mengenal dunia eksternal, yang mana
kenyamanan fisik dan rendahnya rasa ketakutan anak akan mencoba mengenali dunia sekitarnya
serta kecemasan tentang masa depan. Rasa dengan mulut, mata dan tangan yang ia punya.
percaya pada masa bayi membentuk harapan Pada masa ini sampai batas-batas tertentu anak
sepanjang hidup bahwa dunia adalah tempat sudah mulai bisa berdiri sendiri, mencoba untuk
yang baik dan menyenangkan untuk hidup duduk, berjalan, bermain, minum dari botol
(“Trust and Mistrust in International sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya,
Relations,” 2006). meskipun seringkali timbul keragu-raguan
Kepercayaan dasar yang paling awal bahkan meminta pertolongan dari orang tua
terbentuk selama tahap sensorik oral dan atau pengasuhnya. Anak-anak pada tahap ini
ditunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya untuk sudah menampilkan rasa kemandiriannya
tidur dengan tenang, menyantap makanan (Suryana, 2016) .
dengan nyaman dan membuang kotoran dengan Kemandirian anak akan optimal dan
santai. Kebiasaan itu berlangsung terus dalam berkembang jika mendapat dukungan atau
kehidupan bayi dan merupakan dasar paling dorongan dari orang tuanya terhadap usaha
awal bagi berkembangnya suatu perasaan yang dilakukan oleh anak (Holis, 2007).
identitas psikososial. Melalui pengalaman Namun, sebaliknya jika orang tua dalam
dengan orang dewasa, bayi belajar mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak
menggantungkan diri dan percaya pada mereka, dalam perkembangannya akan mengalami
tetapi mungkin yang lebih penting, ia sikap malu dan ragu-ragu. Sedikit malu dan
mempercayai dirinya sendiri. Kepastian ragu adalah hal yang mestinya dianggap wajar.
semacam itu harus mengungguli lawan negatif Tanpa itu, anak akan berkembang pada tendensi
dari kepercayaan dasar yakni, kecurigaan dasar. maladiptif, Erikson menyebutnya dengan
Pengharapan merupakan kebajikan paling awal impulsiveness yang akan membuat anak
dan paling esensial yang melekat dalam hidup. melakukan sesuatu tanpa pertimbangan. Orang
Fondasi pengharapan pertama terletak pada yang kompulsif akan merasa semua gampang
hubungan dengan orang tua yang memberikan dilakukan dan akan sempurna, sehingga banyak
pengalaman-pengalaman seperti ketenangan, orang yang pemalu dan merasa ragu pada
makanan dan kehangatan (Wiresti & Na’imah, dirinya. Sedikit kesabaran dan toleransi dalam
2020). membantu anak akan membantu perkembangan
Pada saat yang sama, ia mengembangkan anak (Khoramnia et al., 2020).
kemampuan untuk membuang pengharapan Orang tua dalam mengasuh anak pada usia
yang dikecewakan dan menemukan ini tidak perlu mengobarkan keberanian anak
pengharapan dalam tujuan dan kemungkinan dan tidak pula harus mematikannya. Dengan
pada masa mendatang. Menurut Erikson, kata lain, keseimbanganlah yang diperlukan di
pengharapan adalah keyakinan yang bersifat sini. Ada sebuah pernyataan relevan yang
menetap akan kemungkinan dicapainya hasrat- seringkali menjadi teguran maupun nasihat bagi
hasrat kuat. Tahap pertama kehidupan ini orang tua dalam mengasuh anaknya yakni
merupakan tahap ritualisasi numinous yaitu, “tegas namun toleran”. Makna dalam kalimat
perasaan bayi akan kehadiran ibu, dalam hal ini tersebut ternyata benar adanya, karena dengan
pandangannya, pegangannya, sentuhannya, cara ini anak akan bisa mengembangkan sikap
teteknya atau “pengakuan atas dirinya”. Bentuk kontrol diri dan harga diri. Apabila anak tidak
ritual numinous yang menyimpang dan berhasil melewati fase ini, maka anak tidak
terungkap dalam kehidupan dewasa berupa akan memiliki inisiatif yang dibutuhkan pada
pemujaan terhadap pahlawan secara berlebih- tahap berikutnya dan akan mengalami
lebihan atau idolisme (Khaironi, 2018). hambatan terus-menerus pada tahap
selanjutnya (Wiresti & Na’imah, 2020).

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |184

3. Initiative versus Guilt (3-6 tahun) keluarga sampai ke lingkungan sekolah,


Masa ini sering disebut dengan masa pra sehingga semua aspek memiliki peran,
sekolah (Preschool Age) yang ditandai dengan misalnya orang tua harus selalu mendorong,
adanya kecenderungan initiative – guilty. Pada guru harus memberi perhatian, teman harus
tahap ini, perkembangan anak ditandai dengan menerima kehadirannya, dan lain sebagainya.
kemampuan prakarsa sesuai dengan tugas Apabila anak dalam usia ini tidak diperlakukan
perkembangannya (Widiastuti, 2019). Tahap seperti anak yang tidak mempunyai
ketiga ini juga dikatakan sebagai masa bermain. kemampuan, maka perkembangan anak akan
Tahap ini terjadi pada suatu periode tertentu diisi dengan perasaan rasa rendah diri (perasaan
saat anak menginjak usia 3 sampai 6 tahun, dan tidak dapat berkompeten dan tidak produktif).
tugas yang harus diemban seorang anak pada
masa ini ialah untuk belajar mempunyai 5. Identity versus Confusion (usia 12-18
gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu tahun)
melakukan kesalahan. Inisiatif yang dimaksud Di sini, anak sudah mulai menjadi remaja.
ialah respon positif pada tantangan-tantangan Masa ini merupakan masa pencarian identitas.
dalam kehidupan. Orangtua mengharapkan Pada masa ini individu diperhadapkan untuk
inisiatif yang ditimbulkan anak adalah ia menemukan eksistensi dirinya (biasa disebut
mampu mengeluarkan idenya (Hidayat & Nur, dengan pencarian jati diri). Akan ada berbagai
2018) macam gangguan yang harus diatasi agar dapat
Apa yang harus dilakukan orang tua saat mencapai identitasnya. Apabila seorang remaja
anak berada dalam tahapan ini? Orang tua dalam mencari jati dirinya bergaul dengan
diwajibkan memberi dorongan dan semangat lingkungan yang baik maka akan tercipta
bagi anak dalam mengeksplorasi dirinya. Jika identitas yang baik pula. Jika tidak, maka akan
tidak, anak akan tidak mampu mengembangkan terjadi krisis identitas (Kitchens & Abell,
prakarsa akibat kritik yang justru mematahkan 2020).
semangat anak dan hanya membuatnya selalu Peran orang tua menjadi sangat vital dalam
memiliki rasa bersalah. tahap perkembangan ini. Orang tua berperan
dalam mengembangkan identitas diri remaja.
4. Industry versus Inferiority (usia 6-12 Orang tua yang terlalu protektif, otoriter dan
tahun) membatasi ruang gerak remaja akan berdampak
Tahap ini terjadi pada anak saat memasuki pada remaja yang tidak akan mampu memaknai
sekolah dasar. Inisiatif anak membawanya pribadinya secara utuh. Remaja akan
berhubungan dengan berbagai pengalaman mengalami kebingungan (confusion) untuk
yang baru. Ketika anak memasuki masa anak mencari pedoman atau acuan dalam menjalani
pertengahan dan akhir, mereka mengarahkan masa remajanya (Solobutina, 2020).
kekuatannya untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan intelektual. Sebagai kelanjutan 6. Intimacy versus Isolation (usia 19-40
dari perkembangan tahap sebelumnya, pada tahun)
masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja Dalam tahap ini, seseorang memasuki fase
yang ada di lingkungannya. Anak memiliki dewasa muda. Setiap individu dalam tahap ini
perasaan bahwa ia mampu melakukan sesuatu siap dan berusaha untuk menyatukan
sesuai dengan kemampuannya (Issawi & identitasnya dengan orang lain. Singkatnya,
Dauphin, 2017). Dorongan untuk mengetahui individu mulai belajar untuk bermasyarakat.
dan berbuat terhadap lingkungannya sangat Individu dalam tahapan ini tampil sebagai
besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan- seseorang yang mencintai, memelihara
keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya persahabatan, dan pekerjaan, bahkan berbagi
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, dengan orang lain (Sarang et al., 2019).
hambatan bahkan kegagalan. Oleh karena itu, Beberapa hal tersebut akan menentukan
hal penting yang harus diperhatikan para orang kepercayaan dan harga diri individu dalam
tua dalam tahap ini ialah adalah dengan lingkungan orang seusianya. Apa resiko yang
mengembangkan kemampuan bekerja keras dialami individu jika pada tahapan ini ia
anak dan menghindari perasaan rasa rendah diri mengalami kegagalan dalam mengembangkan
(Trianingsih, 2016). diri? Umumnya tiap individu akan mengalami
Saat anak-anak berada tahapan ini, area tekanan yang membuatnya merasakan
sosialnya bertambah luas dari lingkungan kehidupan yang terisolasi (Sarang et al., 2019).

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
185 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

Selain itu, Erikson menyebutkan tahapan


7. Generativity versus Stagnation (usia 40-65 ini merupakan pergulatan integritas ego vs
tahun) keputusasaan. Seiring dengan mendekatnya
Di dalam terminologi Erikson, generasi ini para lansia menghadapi kematian, mereka
memasuki tahapan semangat berbagi vs mengevaluasi apa yang telah mereka lakukan
penyerapan diri dan stagnasi (Usia 40-65 tahun) selama hidupnya. Proses ini mereka
atau disebut usia dewasa. Mereka yang berada berkonfrontasi dengan rasa putus asa puncak –
pada tahap ini memiliki semangat untuk perasaan bahwa hidup bukan seperti yang
membantu generasi muda dalam diinginkan dahulu, namun sekarang waktu
mengembangkan dan menjalani hidup agar sudah habis, dan tidak ada lagi kesempatan
lebih berguna. Fakta seseorang sudah memiliki untuk mencoba gaya hidup alternatif (Bertrand,
anak tidak menjamin dia memiliki semangat 2019)
berbagi. Misalnya, orang tua harus melakukan Sebagian besar mereka yang berada pada
lebih banyak hal dari pada hanya menghasilkan tahap ini, tidak lagi memiliki kesabaran untuk
keturunan: mereka juga harus melindungi dan berjuang dan mengalahkan orang lain seperti
membimbing mereka. Ini artinya orang tua dahulu. Semakin para lansia menghadapi rasa
harus sering mengorbankan kebutuhan- putus asa, mereka akan semakin berusaha
kebutuhan diri mereka sendiri (Sarang et al., memahami mengenai integritas ego. Menurut
2019). Erikson integritas ego sangat sulit didefinisikan
Selain itu mereka yang berada pada tahapan namun mencakup perasaan bahwa sebuah
ini harus mengatasi godaan untuk memuaskan siklus hidup yang harus terjadi . Selain itu,
diri sendiri yang hanya akan mengarah kepada Erikson menekankan pentingnya kutub positif
stagnasi tidak produktif. Stagnasi adalah dan kutub negatif krisis para lansia. Seringkali
perasaan bahwa individu tidak berbuat apapun kita melihat keterbatasan fisik dan sosial
untuk membantu generasi muda. Apabila mereka, menemukan fakta bahwa para lansia
mereka dapat mengatasi konflik ini secara ini “useless” . Akan tetapi penilaian semacam
positif, mereka akan mengembangkan ini sebagai saja yang valid, karena opini-opini
kemampuan untuk memperhatikan generasi demikian dibentuk hanya karena melihat
muda (Nantais & Stack, 2017). perilaku eksternal mereka saja (Ejim, 2020).
Menurut Erikson, seseorang yang tidak Jika kita terlalu fokus terhadap fakta bahwa
memiliki keturunan dapat mengembangkan para lansia tidak lagi memiliki semangat muda
semangat berbagi dan perhatian mereka. yang sangat dijunjung tinggi, maka kita gagal
Contohnya adalah para biarawati dan pastor memahami pergulatan batin mereka. Kita gagal
yang mampu mengasuh anak rohani mereka, melihat bahwa pribadi-pribadi ini sedang
seperti orang lain mengaplikasikan kemampuan bergulat dengan pertanyaan penting manusia:
istimewa mereka di bidang lain. Dengan Apakah setelah menghadapi kematian, hidupku
demikian, orang-orang yang seperti ini dapat sudah berharga? Apa yang membuat hidupku
mengajar dan menuntun generasi selanjutya boleh disebut bermakna?. Pergulatan batin ini
“dengan membimbing anak orang lain atau cenderung membuat para lansia seperti seorang
membantu menciptakan dunia yang lebih baik filsuf, bergulat dengan diri sendiri untuk
bagi mereka.” (Page, 2018) menumbuhkan kekuatan ego yang disebut
kebijaksanaan. Dalam hal ini kebijaksanaan
8. Integrity versus Despair (usia 65 tahun ke dapat diungkapkan dengan berbagai cara,
atas) namun selalu merefleksikan upaya yang penuh
Kaum lanjut usia dalam tahapan ini harus dengan pertimbangan dan pengharapan. Hal ini
menghadapi serangkaian kehilangan fisik dan bertujuan untuk menemukan nilai dan makna
sosial. Mereka kehilangan kekuatan fisik, hidup saat menghadapi kematian (Lane &
kesehatan, kehilangan pekerjaan sehingga Munday, 2020).
pendapatan mereka sekarang bergantung
kepada dana pensiun. Seiring berjalannya
waktu, mereka mulai kehilangan pasangan,
kerabat atau teman-teman satu per satu. Erikson
menyadari bahwa banyak penyesuaian fisik
maupun sosial yang harus dilakukan para lansia
(Gilleard, 2020).

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |186

Stage And
Psycho- Psycho-
Approximate Virtue Major Development
Social Aspect Social Crisis
Age Range
Relasi orangtua dan anak akan
memberikan fondasi kepercayaan.
I
Trust vs Harapan adalah kepercayaan yang
Infacy Oral-Sensory Hope
Mistrust mempertahankan apa yang bisa
0-1
kita capai yang dibutuhkan dan
diinginkan.
Mempelajari pengendalian diri
membentuk perasaan yang bebas,
tetapi anak juga berkembang
II Autonomy vs menjadi merasa malu dan ragu –
Anal-
Early Childhood Shame, Will ragu tentang kapasitasnya untuk
Muscular
1-3 Doubt melakukannya sendiri. Kemauan
adalah kemampuan untuk bebas
memilih dan mengendalikan dan
menerapkan terhadap diri sendiri.
Mobilitas dan rasa ingin tahu
mendorong perkembangan dalam
inisiatif untuk menguasai
lingkungan, tetapi perasaan
III Infantile
Intitiative vs bersalah lebih bersikap agresif dan
Play age Genital, Purpose
Guilty berani mungkin muncul. Cita-cita
3-6 Locomotor
digambarkan sebagai kemampuan
untuk menentukan dan mengejar
tujuan dengan percaya diri tanpa
takut akan hukuman.

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
187 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

Alasan Mengapa Teori Erikson adalah Teori bisa menangani pentahapan berbeda
Pentahapan: Sebuah Tinjauan menurut sistem nilai masing-masing.
Contohnya, suku (Lakota) Indian Sioux
Beberapa hal yang dapat sampaikan sebagai memberikan anak mereka periode
sebuah tinjauan mengapa teori psikososial pengasuhan yang lama dan penuh
Erikson dikatakan sebagai teori pentahapan: kesabaran (Crain, 2015). Hal ini bertujuan
1. Pentahapan mengacu pada pola tingkah untuk memampukan anak mempercayai
laku yang kuantitatif berbeda. Teori orang lain dan menjadi murah hati. Di sisi
pentahapan Erikson memberikan kita lain, budaya Amerika memutuskan
pemahaman yang baik tentang bagaimana ketergantungan ini.
tingkah laku secara kualitatif berbeda di Jika dibandingkan budaya lain, sebagian
titik yang berbeda-beda (Crain, 2015). besar orang tua konteks Amerika tidak ingin
Anak-anak di tahap dua terlihat sangat anak mereka terlalu bergantung karena mereka
berbeda dari bayi yang berada di tahap satu harus mandiri.(Crain, 2015). Independensi dan
karena jauh lebih mandiri (Crain, 2015). pergerakan bebas tampaknya menjadi bagian
Perilaku disetiap tahapan memiliki dari etos budaya Amerika sejak dulu sampai
keunikan yang berbeda di setiap sekarang. Dalam hal ini, Erikson berpandangan
pentahapan Erikson. bahwa semua budaya mengarahkan diri mereka
2. Pentahapan masalah-masalah umum. kepada persoalan yang sama(Crain, 2015).
Dalam paparan teorinya, Erikson berjalan Semua budaya berusaha menyediakan anak
melampaui fokus Freud yang relatif mereka dengan perhatian yang konsisten,
spesifik pada zona tubuh dan melukiskan mengatur keinginan mereka untuk melakukan
persoalan umum di tiap periodenya (Crain, apapun dengan cara mereka sendiri (Crain,
2015). Misalnya, di tahap pertama Erikson 2015)
menunjukkan bukan hanya stimulasi zona
Freud saja yang penting. Akan tetapi, juga Tabel 2. Pentahapan Freud dan Erikson
mode umum pelaksanaan dan berdasarkan buku Theories of Development:
perkembangan rasa percaya terhadap Concepts and Applications
pengasuhan seseorang. Dengan cara yang Usia Tahapan oleh Tahapan oleh
sama Erikson, di tiap tahapannya Erikson Freud Erikson
berusaha mengisolasi persoalan yang 0-1 Oral Kepercayaan vs
paling umum yang dihadapi individu di tahun Ketidakpercayaan:
dunia sosial (Crain, 2015)). Harapan
3. Pentahapan urutan yang tetap. Semua teori 1-3 Anal Otonomi vs rasa
pentahapan selalu berpedoman kepada tahun malu, keraguan:
kemauan
urutan yang tetap, Erikson tanpa terkecuali.
3-6 Tahap falus Inisiatif vs
Menurut Erikson, setiap tahapan selalu
tahun Perasaan bersalah:
hadir dalam bentuk tertentu di seluruh Tujuan
hidup manusia. Setiap ta (Crain, 6-11 Tahap latensi Industri vs
2015)hapan ini dapat mencapai krisisnya tahun inferioritas:
sendiri di waktu dan tatanan tertentu. Klaim Kompetensi
Erikson ini dilandasi pada asumsi bahwa Remaja Genital Identitas vs
urutan pentahapannya merupakan hasil dari kebingungan
kedewasaan biologis. peran: kesetiaan
4. Pentahapan bersifat universal secara Dewasa Keintiman vs
kultural. Erikson percaya bahwa muda isolasi: cinta
pentahapannya dapat diterapkan di semua Dewasa Generativitas vs
penyerapan diri,
budaya. Kita telah mengetahui bagaimana
stagnasi
pentahapan bersifat universal karena diatur
Usia Integritas ego vs
lewat pendewasaan, namun kita masih bisa tua putus asa:
skeptis karena mengetahui budaya sangat kebijaksanaan
beragam. Erikson juga menyadari luasnya
perbedaan antarbudaya ini(Crain, 2015). Tabel 3. Penjelasan krisis dalam Pentahapan
Salah satu tujuan Erikson membuat tahapan berdasarkan teori psikososial
ini adalah menunjukkan bagaimana budaya

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |188

Tingka Krisis/Tugas Yang Terjadi 7 Generativitas vs Pertengahan usia


t Psikososial stagnasi menemukan rasa
1 Kepercayaan vs Apabila kebutuhan berkontribusi untuk
ketidakpercayaa terpenuhi secara dunia, biasanya
n baik, maka bayi melalui keluarga
akan atau pekerjaan, atau
mengembangkan mereka mungkin
rasa kepercayaan merasa kekurangan
dasar tujuan.
2 Otonomi vs rasa Balita yang belajar 8 Integritas vs Ketika
malu/keraguan untuk berlatih akan putus asa merefleksikan
dan melakukan hidupnya, orang
sesuatu sendiri, dewasa yang lebih
atau mereka tua mungkin
meragukan merasakan rasa
kemampuan diri kepuasan atau
mereka sendiri. kegagalan.
3 Inisiatif vs Anak usia dini Sumber: Psychology Notes
kesalahan belajar untuk
berinisitif memulai Implikasi Teori Psikososial Erikson bagi
tugas-tugas dan Pendidikan Agama Kristen di Sekolah
melakukan
Berdasarkan tahapan perkembangan
rencana-rencana,
atau mereka merasa
Erikson, kekuatan dan kelemahan karakter
bersalah terkait dalam tahapan yang dominan saling
usaha untuk mempengaruhi dari tahap satu kepada tahap
menjadi mandiri. berikutnya. Manusia dapat menjadi dewasa
4 Percaya diri vs Anak-anak belajar melalui setiap proses perkembangan apabila
rendah diri tentang berhasil mengoptimalkan sisi positif dari setiap
kepercayaan diri krisis atau konflik melalui kemampuannya
menerapkan diri untuk mengubah diri sendiri yang dipengaruhi
pada tugas, atau oleh berbagai perubahan internal maupun
mereka merasa eksternal (Septikasari & Frasandy, 2018).
rendah diri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
5 Identitas vs Remaja bekerja
kebingungan dalam teknologi abad ke-21 masa kini sangat cepat.
penyempurnaan Dalam hal ini pendidik maupun naradidik
rasa diri dengan diharapkan mampu beradaptasi dengan
menguji peran yang kemajuan yang berkembang pesat masa kini.
kemudian Pada kurikulum 2013 kemendikbud
mengintegrasikann memberikan perubahan yang fokus terhadap
ya untuk keterampilan anak bangsa (Septikasari &
membentuk suatu Frasandy, 2018). Oleh karena hal ini, sekolah
identitas, atau sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk
mereka akan
memiliki keterampilan berpikir kreatif
menjadi bingung
tentang siapa
(creative thinking), berpikir kritis dan
mereka. pemecahan masalah (critical thinking and
6 Kedekatan vs Dewasa muda problem solving), berkomunikasi
pengasingan berjuang untuk (communication), dan berkolaborasi
membentuk (collaboration) atau yang biasa disebut dengan
hubungan dekat 4C. Dengan demikian, 4C menuntut peran
dan untuk pendidik untuk mengembangkan keterampilan
memperoleh baik hard skill dan soft skill pada peserta didik
kemampuan untuk dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan
cinta yang intim, untuk mempersiapkan peserta didik untuk
atau mereka merasa
terjun dalam bidang pekerjaan di masa depan
diasingkan secara
sosial. (Septikasari & Frasandy, 2018).

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
189 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

Pada bagian ini akan dibahas manfaat materi yang aktual (Nehru, 2020). Kontribusi
dari teori psikososial yang dikembangkan oleh teori perkembangan psikososial Erik Erikson
Erikson ini bagi tugas Pendidikan Agama bagi pengembangan sekolah seperti yang sudah
Kristen di sekolah sebagai sarana dijelaskan di atas, dapat diuraikan dalam bentuk
pembelajaran. Berdasarkan tahapan tabel di bawah ini:
perkembangan Erikson, kekuatan dan
kelemahan karakter yang dominan saling Usia Keterangann
mempengaruhi dari tahap satu kepada tahap
berikutnya. Manusia dapat menjadi dewasa
melalui setiap proses perkembangan apabila 0-2 tahun 1. Membangun relasi sosial
berhasil mengembangkan sisi positif dari setiap (Trust vs dan mengenal berbagai
konflik melalui kemampuannya untuk Mistrust) macam aktivitas di Play
mengubah diri sendiri yang dipengaruhi oleh Grup
berbagai perubahan intern maupun peran 3-5 tahun 1. Membangun relasi sosial
orang-orang bermakna (Krismawati, 2018). (Autonomy dan mengenal berbagai
Melalui teori perkembangan Erikson, anak usia vs Shame aktivitas di Taman Kanak-
3-5 tahun membutuhkan penguatan “inisiatif” and kanak (TK)
dari orangtua yang sedapat mungkin Doubt) 2. Mengadakan panggung
menghindari kata “jangan lakukan ini” boneka sebagai media
melainkan, memberi kesempatan anak agar pengajaran
menguji kemampuannya (Krismawati, 2018) 6-12 tahun 1. Membangun relasi sosial
Dalam menguji kemampuan anak perlu (Initiative dan mengenal berbagai
memulai mengenal pendidikan formal baik di versus aktivitas di Sekolah Dasar
Play Group maupun Taman Kanak-kanak Guilt) 2. Pedoman penyusunan
(relasi sosial). Pengenalan lingkungan sekolah kurikulum metode Cara
dengan guru, teman dan suasana baru dapat Belajar Siswa Aktif (CBSA)
mendorong pengembangan inisiatif bila anak 3. PRAMUKA
mendapat dukungan (Krismawati, 2018). Bagi 4. Quizizz, Kahoot, Story
anak usia 6-12 tahun teori perkembangan Telling
Erikson dapat menjadi pedoman penyusunan 12-20 1. Membangun relasi sosial
kurikulum yang memotivasi anak untuk tahun dan mengenal kegiatan di
percaya dengan kemampuannya seperti (Industry Sekolah Menengah Pertama,
penerapan metode Cara Belajar Siswa Aktif versus Sekolah Menengah Atas,
(CBSA)(Krismawati, 2018). Hal ini dapat Inferiority) dan Perkuliahan
memacu kerja aktif anak serta menumbuhkan 2. Studi Sosial
kompetisi sehat dalam kelompoknya. 3. Wisata Rohani
Dalam proses pembelajaran dapat 4. Berbagai Ekstrakulikuler
menggunakan media teknologi seperti Kahoot, 5. Organisasi Siswa Intra
Quizizz, Nearpod yang memuat materi Sekolah (OSIS)
pembelajaran (kuis, debat, diskusi, story 6. Badan Eksekutif Mahasiswa
telling) (Nehru, 2020). Media ini bertujuan
untuk menarik dan melatih naradidik untuk 4C
(Critical Thinking, Creativity, Collaboration, SIMPULAN
Communication) dalam pembelajaran tatap Berdasarkan uraian perkembangan teori
muka maupun pembelajaran dalam jaringan. Psikososial Erikson, keberhasilan di tahap awal
Kemudian, memberikan sarana dan prasarana mempengaruhi peluang keberhasilan di tahap
bagi anak mengikuti aktivitas seperti Pramuka, berikutnya. Dalam hal ini, peserta didik
kegiatan ekstrakulikuler dan sebagainya. sendirilah yang mengembangkan
Selain itu, bagi anak usia 12-20 tahun keseimbangan tahapan demi tahapan. Dengan
teori ini dapat menjadi pedoman penyusunan kata lain, hasil dari setiap tahapan
kurikulum yang diarahkan untuk merangsang mempengaruhi peluang hasil positif di tahapan
cara berpikir remaja dalam menghadapi berikutnya. Kreativitas dan karakter anak yang
perubahan dunia. Hal ini dapat dilakukan baik dapat didukung dengan beberapa faktor
melalui metode diskusi, pola belajar paduan sebagai berikut: memberikan rangsangan
pedagodi dan andragogi, atau pembahasan

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |190

mental yang baik, menciptkan lingkungan yang Dissertations And Theses.


kondusif, peran pendidik yang
mengembangkan kreativitas dan pendidikan Gilleard, C. (2020). The Final Stage Of Human
karakter berbasis Kristiani. Development? Erikson’s View Of
fasilitator yaitu orang tua, guru, dan Integrity And Old Age. International
masyarakat kiranya dapat Journal Of Ageing And Later Life.
memotivasi/mendorong anak tersebut Https://Doi.Org/10.3384/Ijal.1652-
menjelajahi dunia dengan penuh harapan dan 8670.1471
antisipasi dan bersemangat untuk melihat hal
baru dari suatu tindakan secara mandiri. Hammer, L. B., Johnson, R. C., Crain, T. L.,
Pemberian ruang bagi anak untuk Bodner, T., Kossek, E. E., Davis, K. D.,
mengeksplorasi aktivitas yang dapat Kelly, E. L., Buxton, O. M., Karuntzos,
mengembangkan kreativitas sangatlah penting. G., Casey Chosewood, L., & Berkman, L.
Diharapkan dengan adanya pemberian ruang ini (2016). Intervention Effects On Safety
anak akan mampu berpikir kreatif, berpikir Compliance And Citizenship Behaviors:
kritis dan memecahkan masalah, Evidence From The Work, Family, And
berkomunikasi, berkolaborasi dalam Health Study. Journal Of Applied
kehidupannya. Psychology.
Https://Doi.Org/10.1037/Apl0000047
DAFTAR RUJUKAN
Hasneli, H. (2019). KONSEP MANUSIA DAN
Ahyani, L. N., & Astuti, R. D. (2018). Buku MANUSIA BERAGAMA DALAM
Ajar Psikologi Perkembangan Anak Dan PANDANGAN PSIKOLOGI AGAMA.
Remaja. Universitas Muria Kudus. TAJDID : Jurnal Ilmu Keislaman Dan
Ushuluddin.
Aristya, D. N., & Rahayu, A. (2018). Hubungan Https://Doi.Org/10.15548/Tajdid.V16i1.
Dukungan Sosial Dan Konsep Diri 153
Dengan Penyesuaian Diri Remaja Kelas
X SMA Angkasa I Jakarta. Jurnal Hidayat, S., & Nur, L. (2018). NILAI
Humaniora. KARAKTER, BERPIKIR KRITIS DAN
PSIKOMOTORIK ANAK USIA DINI.
Barzoki, M. H., Kontula, O., Mokhtariaraghi, JIV. Https://Doi.Org/10.21009/Jiv.1301.4
H., Mahboubishariatpanahi, N., Depper,
A., Howe, P. D., Perpiñá Phd, C., Hidayati, A. (2017). MERANGSANG
Roncero Phd, M., Natenshon, A. H., PERTUMBUHAN DAN
Kehler PHD, M., Atkinson PHD, M., PERKEMBANGAN ANAK DENGAN
Chrisler, J. C., Digiammarino, A., Flynn, PEMBELAJARAN TEMATIK
M. A., Park, S. S. S., Morin, D. T., Stana, TERPADU. Sawwa: Jurnal Studi Gender.
A., Rafique, R., Hunt, N., … Valadez Https://Doi.Org/10.21580/Sa.V12i1.1473
Martinez, L. J. (2015). Book Reviews.
Journal Of Child And Family Studies. Holis, A. (2007). Peranan Keluarga/Orang Tua
Dan Sekolah Dalam Mengembangkan
Bertrand, R. (2019). La Teoría Del Desarrollo Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal
Psicosocial De Erik Erikson. Psicología Y Pendidikan Universitas Garut.
Mente.
Honig, A. S. (2016). Reflections On Erik
Crain, W. (2015). Theories Of Development: Erikson’s Clinical Work. Psyccritiques.
Concepts And Applications. In Theories Https://Doi.Org/10.1037/A0040609
Of Development: Concepts And
Applications. Issawi, S., & Dauphin, B. (2017). Industry
Https://Doi.Org/10.4324/9781315662473 Versus Inferiority. In Encyclopedia Of
Personality And Individual Differences.
Ejim, M. (2020). Integrity Versus Despair: Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319-
Perceptions Of Aging Among African 28099-8_593-1
Americans In Late Life. In Proquest

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
191 | VOX EDUKASI:Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol 12 No 2 Nopember 2021

Khaironi, M. (2018). Perkembangan Anak Usia Nehru, N. A. (2020). Belajar Dari Rumah Pada
Dini. Jurnal Golden Age. Masa Pandemi Covid-19 Dalam
Https://Doi.Org/10.29408/Goldenage.V2i Perspektif Konsep Perkembangan
01.739 Psikososial Erikson. Academia.Edu.

Khoramnia, S., Bavafa, A., Jaberghaderi, N., Page, K. (2018). Erik Erikson. In Psychology
Parvizifard, A., Foroughi, A., Ahmadi, For Actors.
M., & Amiri, S. (2020). The Effectiveness Https://Doi.Org/10.4324/9781351130950
Of Acceptance And Commitment -7
Therapy For Social Anxiety Disorder: A
Randomized Clinical Trial. Trends In Person-Centred Healthcare Research. (2017).
Psychiatry And Psychotherapy. In Person-Centred Healthcare Research.
Https://Doi.Org/10.1590/2237-6089- Https://Doi.Org/10.1002/9781119099635
2019-0003
Prihastiwi, W. J. (2019). Role Of Self Concept,
Kitchens, R., & Abell, S. (2020). Ego Identity Emotional Regulation, Empathy In
Versus Role Confusion. In Encyclopedia Predicting Forgiveness In Teens Of Junior
Of Personality And Individual High School Students In Surabaya.
Differences. Humanities And Social Sciences Reviews.
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319- Https://Doi.Org/10.18510/Hssr.2019.732
24612-3_581 1

Krismawati, Y. (2018). Teori Psikologi Robert Pendergraft. (2017). Erik Erikson And
Perkembangan Erik H. Erikson Dan The Church: Corporate Worship That
Manfaatnya Bagi Tugas Pendidikan Sustains Through Crises. Philosophy
Kristen Dewasa Ini. Kurios. Study. Https://Doi.Org/10.17265/2159-
Https://Doi.Org/10.30995/Kur.V2i1.20 5313/2017.06.001

Lane, T. D., & Munday, C. C. (2020). Ego Sarang, S., Karnam, A., & Shitole, R. (2019).
Integrity Versus Despair. In Encyclopedia To Investigate The Relationship Between
Of Personality And Individual Psychological Factors And Stress In Two
Differences. Different Developmental Stages In
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319- Adults: A Cross Sectional Study. The
24612-3_582 Indian Journal Of Occupational Therapy.
Https://Doi.Org/10.4103/Ijoth.Ijoth_8_19
Maree, J. G. (2020). The Psychosocial
Development Theory Of Erik Erikson: Sari, M. (2020). Penelitian Kepustakaan
Critical Overview. Early Child (Library Research) Dalam Penelitian
Development And Care. Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal
Https://Doi.Org/10.1080/03004430.2020. Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan
1845163 IPA.

Mawarni Purnamasari, & Na’imah, N. (2020). Schlein, S. (2016). The Clinical Erik Erikson:
Peran Pendidik Dalam Konsep Psikologi A Psychoanalytic Method Of Engagement
Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal And Activation. In The Clinical Erik
Pelita PAUD. Erikson: A Psychoanalytic Method Of
Https://Doi.Org/10.33222/Pelitapaud.V4i Engagement And Activation.
2.990
Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018).
Nantais, C., & Stack, M. (2017). Generativity Keterampilan 4C Abad 21 Dalam
Versus Stagnation. In Encyclopedia Of Pembelajaran Pendidikan Dasar.
Personality And Individual Differences. Tarbiyah Al-Awlad.
Https://Doi.Org/10.1007/978-3-319-
28099-8_589-1 Sita Dewi, N. L. D. A., & Yulaika, A. (2019).
ANALISIS FAKTOR YANG

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314
Mokalu V. R., & Boangmanalu C. V. J., Teori Psikososial Erik Erikson… |192

MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN Perkembangan Anak. Aulad : Journal On


MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA Early Childhood.
PRASEKOLAH DI TK RA Https://Doi.Org/10.31004/Aulad.V3i1.53
DIPONEGORO DESA NGAJUM
KABUPATEN MALANG. Jurnal Yahyu Herliany Yusuf, O., Ode Abdul Salam
Kesehatan Mesencephalon. Al Amin, L., & YPIQ Baubau, S. (2020).
Https://Doi.Org/10.36053/Mesencephalo TEORI PERKEMBANGAN
n.V5i2.181 SOSIAL/PSIKOSOSIAL ERIK
HOMBERGER ERIKSON. In Idrus
Solobutina, M. M. (2020). Ego Identity Of Qaimuddin.
Intellectually Gifted And Sport Talented
Individuals In Puberty And Adolescence.
Education And Self Development.
Https://Doi.Org/10.26907/Esd15.1.02

Sudirjo, E., & Alif, M. N. (2018). Pertumbuhan


Dan Perkembangan Motorik Konsep
Perkembangan Dan Pertumbuhan Fisik
Dan Gerak Manusia. In UPI Sumedang
Press.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.

Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak Usia


Dini: Stimulasi & Aspek Perkembangan
Anak. Prenada Media.

Trianingsih, R. (2016). PENGANTAR


PRAKTIK MENDIDIK ANAK USIA
SEKOLAH DASAR. Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI.
Https://Doi.Org/10.24235/Al.Ibtida.Snj.
V3i2.880

Trust And Mistrust In International Relations.


(2006). Choice Reviews Online.
Https://Doi.Org/10.5860/Choice.43-4920

Widiastuti, N. L. G. K. (2019). Model Layanan


Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Yang Mengalami Kecacatan
Fisik. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial.
Https://Doi.Org/10.23887/Jiis.V5i1.1878
0

Winnicott, D. W. (2019). Erik H. Erikson. In


Psycho-Analytic Explorations.
Https://Doi.Org/10.4324/9780429478932
-59

Wiresti, R. D., & Na’imah, N. (2020). Aspek


Perkembangan Anak : Urgensitas
Ditinjau Dalam Paradigma Psikologi

ISSN 2580 – 1058


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI : 10.31932/ve.v12i2.1314

Anda mungkin juga menyukai