Anda di halaman 1dari 13

63 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No.

2 Agustus 2019

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA


DIPENGARUHI STATUS SOSIAL EKONOMI

1
Livia Astuti
liviaastuti@yahoo.com

Diterima Juni 2019 Disetujui Juli 2019 Dipublikasikan Agustus 2019

Abstrak: Kondisi ekonomi dalam keluarga dipengaruhi pendidikan. Pendidikan keluarga


berlangsung dalam lingkungan keluarga dimana orang tua berfungsi sebagai pengajar,
pendidik, pemberi contoh. Orang tua bersama-sama mempersiapkan kebutuhan fisik dan
psikis anak. Metode penelitian menggunakan studi kasus pendekatan kualitatif dengan
teknik pengumpul observasi, wawancara dan studi literature. subjek penelitian adalah 3
(tiga) keluarga yang berada dalam tingkat ekonomi berbeda-beda. Hasil penelitian
memberikan hasil bahwa kelangsungan pendidikan keluarga terjamin bila orang tua
memiliki status social tinggi, bukan dari segi ekonomi tinggi melainkan ilmu, kepribadian,
dan akhlak mulia orang tua yang baik. Orang tua diharapkan dapat menjadi tauladan bagi
anak-anaknya karena mereka adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga
Kata Kunci: pendidikan anak, keluarga, status sosial

Abstract: Economic condition in the family is influenced by education. Family education


takes place in a family environment where parents has a function as a teachers, educators,
and as a role model. Together parents prepare for the physical and psychological needs of
the child. The research method used case study of qualitative approach with observer
collecting technique, interview and literature study. The subjects of the study were 3 (three)
families who were in different economic levels. The results of the study provide the result
that the continuity of family education is assured when parents have high social status, not
in terms of high economy but the science, personality, and good morals good parents.
Parents are expected to be role models for their children because they are the first and
primary educators in the family

Keywords: child education, family, familly socioeconomic

1
Dosen pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bandung Raya (UNBAR)
Bandung
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 64

PENDAHULUAN karena didalamnya ada interaksi antar


anggota keluarga dan kasih sayang
Kondisi status sosial keluarga
maka proses belajar, pembinaan, dan
berkaitan dengan pemahaman
bimbingan terhadap anak akan
pendidikan dan harapan memperoleh
terbentuk dengan baik.
pendidikan bagi anggota keluarga.
Kondisi tersebut mendorong adanya
variasi atau keragaman tentang
TINJAUAN PUSTAKA
dukungan terhadap kelangsungan
pendidikan anak. Seperti yang Pendidikan Anak
diungkapkan oleh Soekanto (2006:27) Pendidikan merupakan suatu
bahwa dalam negara terdapat tiga perbuatan atau tindakan yang
unsur masyarakat yaitu yang kaya dilakukan dengan maksud agar
sekali, menengah, dan melarat. pengetahuan dan kemampuan orang
Kondisi seperti itu merupakan variasi tersebut meningkat. Karena
kehidupan yang ada dan harus ada. pendidikan merupakan proses yang
Status sosial yang ada di berlangsung secara berkelanjutan,
masyarakat cukup beragam dan maka proses yang terjadi di dalamnya
dipengaruhi beberapa faktor antara harus berpusat untuk memberikan
lain kepandaian, kepemilikan harta, pengetahuan secara luas.
tingkat usia, dan sifat asli dalam
anggota kerabat, begitu menurut Definisi pendidikan menurut
Soekanto (2006:43). Faktor tersebut Sudrajat dalam Achmad (2000:68)
dapat memicu timbulnya ketimpangan merumuskan bahwa definisi
lapisan sosial dalam kehidupan pendidikan harus dipandang dari segi
masyarakat. proses mempengaruhi yang dilakukan
Keberhasilan proses oleh orang dewasa kepada mereka
pendidikan salah satunya diawali dari yang belum siap melakukan fungsi
keluarga karena didalamnya diberikan sosialnya. Sasarannya adalah
pendidikan dasar berkenaan dengan mengembangkan sejumlah kondisi
moral, nilai keagamaan serta budaya. fisik, intelek dan watak sesuai tuntutan
Keluarga menjadi yang pertama bagi dimana mereka hidup. Dengan begitu
manusia untuk berinteraksi, belajar pendidikan tidak lain sebagai sarana
dan mengenal kehidupan sosial. persiapan untuk hidup bermasyarakat
Widada (1988:157) mengatakan yang akan bermanfaat bagi mereka
apabila manusia sejak kecil tidak juga pada akhirnya. Ki Hajar
dididik mengenal etika atau sopan Dewantara menyebutkan tiga
santun atau tidak pernah diajarkan lingkungan pendidikan yang
mengenai pengetahuan lain oleh ayah disebutkan oleh dirinya sebagai “Tri
ibunya dalam keluarga maka tentu ia Pusat Pendidikan”. Tiga lingkungan
akan menjadi manusia yang tidak pendidikan tersebut yaitu keluarga,
memiliki moral. sekolah, dan masyarakat. Ketiga hal
Keluarga memiliki tanggung tersebut memiliki wilayah dan
jawab paling besar dalam mendidik tanggung jawab masing-masing selain
anak karena pendidikan sejak dini itu sifat pendidikan yang diberikan
seorang anak dimulai dari keluarga, pasti akan berbeda pula.
65 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

Perkembangan Anak yang dapat mempengaruhi


Perkembangan anak didalamnya kepribadian, kecerdasan, moralitas,
terdapat berbagai perubahan yang serta perilaku manusia dalam
menyangkut fisik yang umumnya menghadapi sebuah kondisi. Berikut
dapat dilihat, dan perubahan psikis beberapa teori dalam ilmu psikologi
yang tidak dapat dilihat langsung. perkembangan.
Perubahan yang besifat fisik disebut
pertumbuhan sedangkan perubahan Teori Psikodinamik
yang bersifat psikis dikatakan sebagai Teori psikodinamik dari
perkembangan. Perkembangangan Sigmund Freud dan Erik Erikson
dapat diartikan sebagai perubahan menjelaskan tentang hakikat serta
yang bersifat teratur, bersistem dan perkembangan kepribadian seseorang.
terorganisir dengan baik maka Unsur penting yang dijelaskan dalam
perubahan yang bersifat psikis dalam teori ini adalah emosi, motivasi, serta
diri individu untuk menuju tingkat faktor lainnya. Dalam teori ini
kematangan yang berlangsung secara dijelaskan bahwa perkembangan
sistematis, progresif, dan kepribadian disebabkan oleh beberapa
berkesinambungan. konflik yang umumnya terjadi pada
Sistematis berarti perubahan masa kanak-kanak. Freud mengatakan
dalam perkembangan yang bersifat bahwa kepribadian seseorang
saling ketergantungan atau saling dipengaruhi oleh masalah di alam
mempengaruhi antara again fisik bawah sadar. Secara tak langsung,
maupun psikis yang dapat dikatakan peristiwa yang terjadi pada masa
sebagai satu kesatuan yang harmonis. kanak-kanak akan mempengaruhi
Progresif yang berarti perubahan yang kehidupan di masa selanjutnya.
terjadi bersifat maju, meningkat, Sedangkan teori psikososial yang
mendalam, dan meluas baik secara dikembangkan oleh Erikson, beliau
kuantitas maupun kualitas. menjelaskan kepribadian seseorang
Berkesinambungan berarti perubahan terbentuk melalui seluruh tahapan
yang terjadi secara beraturan dan psikososial yang dialami sepanjang
berurutan, dan tidak terjadi secara hidupnya. Masing-masing tahap
kebetulan maupun loncat-loncat. tentunya terdapat perkembangan yang
Ilmu perkembangan khas dan mengharuskan seseorang
merupakan ilmu yang mempelajari tersebut untuk menghadapinya.
mengenai perilaku, menjelaskan
terkait analisa ilmiah dari perubahan Teori Kognitif
tingkah laku seseorang selama Teori ini menekankan pada
hidupnya. Awalnya, bidang ilmu ini pikiran sadar seseorang. Teori ini
hanya menggmbarkan perubahan didasarkan pada asumsi jika
perilaku ketika masa anak-anak saja, kemampuan kognitif merupakan hal
namun kini meluas hingga yang fundamental serta dapat
mempelajari tentang efek tak langsung membetuk perilaku anak. Piaget
seseorang dari masa anak-anak pada menjelaskan teori tentang bagaimana
kehidupannya saat ini. seorang anak dapat berdaptasi serta
Hal ini mencakup kemajuan menginterpretasikan hal-hal yang ada
dan perilaku manusia, mulai dari lahir di sekitarnya. Bagaimana anak
hingga meninggal. Dalam psikologi tersebut dapat mengenali,
perkembangan, banyak faktor-faktor mempelajari, serta mengelompokkan
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 66

objek-objek yang dibahas di dalam terdapat penjelasan mengenai sistem 5


teori ini. Sehingga anak sendiri lah lingkungan, mulai dari interaksi
yang memainkan peran aktif dalam dengan gen hingga masuknya budaya-
menyusun pengetahuannya mengenai budaya dari luar. 5 sistem ini antara
realita lingkungan. Sehingga lain adalah mikrosystem,
perkembangan anak akan terus makrosystem, kronosystem,
berkembang melalui tahapan yang ekosystem, serta mesosytem.
terus bertambah menjadi kompleks.
Teori ini lebih menekankan pada Teori Perilaku (Behaviour) dan
pentingnya proses kognitif, misalnya Belajar Sosial
saja memori, seleksi perhatian, B.F Skinner yang merupakan pakar
persepsi, serta strategi kognitif. Teori behaviouris ternama, perkembangan
ini lebih menjelaskan proses individu merupakan perilaku yang dapat
dalam memproses segala informasi diamati serta ditentukan oleh hadiah
yang ada di dalam dunia mereka serta atau hukuman yang didapatkan dari
bagaimana informasi tersebut dapat lingkungan.
masuk ke dalam pikiran. Pada teori belajar sosial yang
dikembangkan Albert Bandura dkk,
Teori Kontekstual meskipun proses kognitif sangat
Istilah konteks yang penting namun lingkungan menjadi
dimaksudkan disini adalah untuk faktor yang paling berpengaruh dalam
menunjukkan suatu kondisi yang mempengaruhi perilaku individu.
mengelilingi sebuah proses mental Dalam teori ini, dijelaskan bahwa
yang dapat mempengaruhi makna dan manusia memiliki kemampuan dalam
siginifikasi. Bentuk dari teori ini ada mengendalikan perilakunya sendiri.
dua, yaitu teori etologis dan teori
ekologi. Konrad Lorenz memiliki Tahapan Perkembangan Anak
peran dalam teori tersebut. Teori Jean Piaget adalah seorang
etologi menekankan evolusioner psikolog yang terkenal dengan teori
perkembangan serta landasan biologis bahwa anak belajar melalui tindakan
dalam perkembangan individu. Secara konkret. Piaget mengusulkan bahwa
garis besar teori ini menjelaskan jika pemahaman anak dibangun
perilaku sosial ada dalam gen. Serta (dikonstruksi) melalui aksi. Itulah
terdapat pula insting dalam setiap sebabnya teori Piaget sering disebut
individu yang digunakan untuk teori konstruktivisme. Piaget membagi
mengembangkan perilakunya. Teori tahapan perkembangan kognitif anak
Etologis memberikan pemahaman menjadi 4 tahapan sebagai berikut. a)
mengenai periode kritis Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
perkembangan serta perilaku yang Anak pada usia ini sepenuhnya
melekat pada anak ketika sesudah tergantung pada tindakan fisik dan
dilahirkan. indera dalam mengenali sesuatu, b)
Jika dalam teori etologis lebih Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun)
menekankan pada hal biologis, Pada tahap ini, kemampuan anak
sebaliknya teori ekologi lebih kepada untuk berpikir tentang benda,
pengaruh lingkungan yang cukup kuat kejadian, atau orang lain mulai
terhadap perkembangan. Hal ini lah berkembang. Anak sudah mulai
yang dicetuskan oleh Urie mengenali simbol (kata-kata, angka,
Bronfebrenner. Dalam teori ini gerak tubuh, atau gambar) untuk
67 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

mewakili benda-benda di sekitarnya. egois, dan bahkan menentang. Sebagai


Namun, anak tahap pra-operasional akibat dari perubahan struktur fisik
belum mamppu berpikir abstrak dan kognitif mereka, anak pada kelas
sehingga memerlukan simbol yang tinggi SD berupaya untuk tampak
konkret saat menanamkan konsep lebih dewasa. Mereka ingin
pada mereka. Misalnya saja saat diperlakukan sebagai orang dewasa.
mengenalkan angka, anak harus Dari sisi sosial, anak sudah mampu
ditunjukkan objek yang jumlahnya menunjukkan dan menyadari tentang
sesuai dengan angka tersebut. Saat jenis kelaminnya, sudah mulai
mengenalkan angka 4, tunjukkanlah 4 berkompetisi dengan teman sebaya,
buah gelas, c) Tahap konkret mampu mandiri, dan mampu berbagi
operasional (usia 8-12 tahun) Pada dengan teman-temannya, mampu
tahap ini, anak sudah dapat mencari sendiri penyelesaian dari
mengaitkan beberapa aspek masalah suatu permasalahan. Bila dilihat dari
pada saat bersamaan. Dengan contoh 2 sisi emosi, anak sekolah dasar sudah
gelas yang sama seperti di atas, mampu mengekspresikan reaksi diri
umumnya anak-anak usia 8 tahun terhadap orang lain, mampu berpisah
sudah dapat menyimpulkan bahwa dengan orang tua, dan mulai belajar
volume air di kedua gelas itu sama. tentang nilai hidup, dan nilai agama.
Anak sudah mulai dapat berpikir Perkembangan adalah pola
abstrak. Anak juga mulai berpikir logis perubahan yang dimulai sejak masa
dalam memahami dan memecahkan pembuahan, dan terus berlanjut
masalah serta mengenali simbol- sepanjang rentang kehidupan manusia,
simbol. Namun anak masih yang melibatkan pertumbuhan dan
membutuhkan objek konkret untuk sudah tentu melibatkan penuaan.
belajar, d) Tahap formal operasional Menurut Syamsu (2004:15)
(usia 12 tahun-dewasa) Anak pada perkembangan merupakan perubahan
tahap ini sudah mampu berpikir yang progresif dan kontinyu
abstrak dan dapat berhipotesisi. Anak (berkesinambungan) dalam diri
dapat menganalisis apa yang sudah individu dari mulai lahir sampai
lewat dan yang akan datang. Cara individu tersebut meninggal. Masa
berpikir anak usia ini sudah tidak usia sekolah dasar disebut sebagai
tergantung pada objek konkret di masa intelektual atau masa keserasian
sekitarnya. dalam bersekolah. Pada usia kelas
tinggi anak mulai mampu
Karakteristik Perkembangan Anak mengklasifikasikan sesuatu,
Pada masa ini, biasanya anak akan menyusun, dan mengasosiasikan
memperlihatkan perilaku yang tidak bilangan, serta mengkonservasikan
biasanya. Ada perilaku positif yang pengetahuan tertentu. Perilaku
mungkin muncul karena pengaruh intelektual yang nampak pada periode
masa puber ini, yaitu anak akan ini adalah kemampuan berpikir secara
semakin mahir dalam mengatur waktu hipotesis, mampu menganalisis,
untuk belajar dan beraktivitas. Dalam mampu mengembangkan proporsi,
mengambil keputusan, ia akan dan menarik generalisasi dari berbagai
semakin mampu dan baik. Sedangkan kategori objek yang beragam (Uman
sisi negatif dari hadirnya masa puber Suherman, 2005:44)
ini, biasanya anak cenderung lebih Bagi anak yang berada di kelas
sensitif. Ia akan mudah tersinggung, lima, proses dalam belajar sudah
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 68

memasuki tahapan yang berat dengan diri demi kepentingan dan tujuan unit
bertambahnya kompetensi yang harus tersebut. Keluarga dapat juga berarti
dimiliki, dan penugasan yang banyak. kumpulan satu keturunan yang
Anak dituntut untuk dapat mengerti dan berdiri sebagai sebuah
menyesuaikan diri dengan serangkaian gabungan yang khas, juga
aturan, kewajiban harus saling berkehendak bersama-sama
menghormati sesama makhluk hidup, mamperteguh gabungan tersebut.
mampu bekerja sama dengan sesama Atas dasar teori yang disebutkan
juga dengan lingkungan, dan mampu diatas diperoleh rumusan sebagai
menyesuaikan diri dengan berikut. 1) Keluarga selalu simulai
lingkungannya dengan baik. Pada dengan perkawinan atau dengan
rentang umur 9 sampai 12 tahun, anak pertalian kekeluargaan; 2) Keluarga
mulai mampu menilai diri mereka berada dalam batas-batas persetujuan
sendiri dengan membandingkannya masyarakat; 3) Anggota keluarga
dengan orang lain. Anak-anak yang dipersatukan oleh pertalian
lebih muda menggunakan perkawinan, darah, dan adopsi yang
perbandingan sosial terutama untuk sesuai dengan adat istiadat yang
norma sosial dan kesesuaian jenis berlaku dimana ia tinggal; 4) Anggota
tingkah laku tertentu. Pada saat anak keluarga secara khas hidup secara
tumbuh semakin lanjut, mereka bersama pada satu tempat tinggal yang
cenderung menggunakan sama; 5) Interaksi dan kooperasi
perbandingan sosial untuk dalam keluarga berpola pada norma,
mengevaluasi dan menilai peranan, dan posisi status yang
kemampuan mereka sendiri. diterapkan oleh masyarakat; 6)
Identifikasi peranan dan status dari
Keluarga anggota keluarga dilakukan melalui
Keluarga bisa dikatakan sekolah system tatanan yang dikaitkan dengan
pertama yang didapatkan oleh seorang cara berpikir kekeluargaan; 7) Terjadi
anak karena keluarga merupakan unit reproduksi dalam keluarga.
social terkecil yang memiliki fungsi, Keluarga merupakan kelompok dan
peranan, dan tanggung jawab system social yang terdiri dari ayah,
tersendiri untuk perkembangan anak. ibu, anak setelah melalui proses
Sedangkan lingkungan tempat tinggal, pernikahan dengan maksud untuk
sekolah, merupakan lingkungan yang menyempurnakan diri melalui
turut serta mewarnai perkembangan hubungan yang saling mempengaruhi
anak selanjutnya. Maka pendidikan satu sama lain yaitu perwujudan peran
keluarga sangatlah penting karena dan fungsi sebagai orang tua dan juga
akan mempengaruhi karakter, sifat, fungsi-fungsi hubungan dalam
perilaku, dan cara bicara saat anak keluarga yaitu hubungan antara ayah
sudah beranjak dewasa. dan ibu, hubungan ibu dengan anak,
Ki Hajar Dewantara (1997) dan hubungan ayah dengan anak, dan
Widowati (1994) dalam Achmad hubungan anak dengan anak lain.
Hufad memberikan rumusan bahwa
Keluarga terdiri dari kata kaula dan Pendidikan Anak dalam Keluarga
warga. Kaula berarti hamba, warga Pendidikan keluarga berlangsung
berarti anggota sehingga keluarga dalam lingkungan kehidupan
diartikan sebagai sebuah kesatuan keluarga. Keluarga merupakan awal
dimana anggotanya mengidentifikasi kehidupan bagi seseorang. Untuk
69 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

pertama kalinya orang tua memiliki melindungi anak dari


kedudukan sebagai guru, pendidik, ketidakmampuannya bergaul dengan
pengajar, dan sebagai pemberi contoh. lingkungan pergaulan, melindungi
Dalam lingkungan keluarga seorang dari pengaruh buruk lingkungan yang
anak juga belajar untuk memimpin dan semakin kuat. Fungsi Religius, sebuah
mendidik diri sendiri melalui macam- keluarga wajib memperkenalkan dan
macam kejadian yang sering memaksa menyertakan anak dalam kehidupan
dirinya sehingga dengan sendirinya beragama dalam hal ini bukan berarti
menimbulkan sebuah pengalaman anak hanya mengetahui kaidah yang
yang berguna untuk pendidikan berlaku, norma dan aturan yang harus
pribadi. dipatuhi tetapi juga diharapkan
mampu merealisasikannya dalam
Fungsi Keluarga kehidupan. Fungsi Ekonomis, meliputi
Orang tua secara bersama pemenuhan kebutuhan harian dengan
mempersiapkan segala sesuatu yang bekerja. Semua anggota keluarga
diperlukan setiap anggota keluarganya memiliki kewajiban dalam memenuhi
melalui bimbingan, ajakan, kebutuhan ekonomi agar satu sama
memberikan contoh, sanksi dan lain dapat saling bantu, sama-sama
hukuman, semua itu merupakan ciri bertanggung jawab dan meningkatkan
khas yang terjadi dan selalu ada dalam rasa kebersamaan antar anggota
setiap keluarga. keluarga. Fungsi Rekreasi, memiliki
Soelaeman (1994:84) peran penting dalam pemeliharaan
menyatakan bahwa keluarga memiliki iklim sehat daam keluarga. Rekreasi
beberapa fungsi antara lain Fungsi dirasakan apabila ia dapat menghayati
Edukasi, yang berkaitan dengan suasana yang tenang dan damai, jauh
pendidikan anak serta pembinaan dari ketegangan batin, segar dan
anggota keluarga. Fungsi Sosialisasi, santai. Bagi yang bersangkutan juga
berfungsi membantu anak dapat emberikan perasaan bebas
mempersiapkan diri agar menjadi terlepas dari ketegangan dan
pribadi yang mantap dan diharapkan kesibukan sehari-hari. Fungsi Biologis
agar dapat menjadi anggota dan Reproduksi, mempegaruhi
masyarakat yang baik. kelanggengan keluarga. Dalam
Memperkenalkan anak dengan kehidupan manusia memiliki berbagai
memperkenalkan anak dengan macam kebutuhan salah satunya
kehidupan social. Fungsi Afeksi atau adalah kebutuhan biologis. Kebutuhan
Perasaan, saat anak masih kecil ini berhubungan dengan pemenuhan
perasan memegang peranan penting. perlindungan fisik guna
Secara intuisi ia dapat merasakan dan melangsungkan kehidupannya,
menangkap suasana perasaan orang menghindarkan diri dari rasa lapar dan
tuanya saat berkomunikasi. Melalui haus, menjaga tubuh agar tetap sehat,
hal tersebut secara tidak langsung melindungi diri dari sengatan panas,
orang tua mendidik anak dengan kedinginan, kelelahan, dan kebutuhan
berbagi cerita mengenai apa yang memiliki keturunan.
dialami oleh mereka. Fungsi Proteksi Pendidikan dalam keluarga
atau Lindungan, pada hakikatnya hanya dapat dilaksanakan jika terdapat
fungsi proteksi adalah melindungi kesadaran pada pengelola keluarga
anak dari tindakan tidak baik yang dalam hal ini orang tua untuk
menyimpang dari norma. Fungsi ini memahami dimensi dan masalah yang
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 70

terkait dengan kehidupan keluarga. Keluarga adalah lembaga


Secara konkrit pendidikan dalam pendidikan pertama dan utama, dalam
keluarga harus diartikan sebagai membentuk jati diri generasi. Anak-
tindakan dan upaya yang dilakukan anak yang dilahirkan dalam bingkai
oleh orang tua sebagai pendidik utama keluarga adalah aset utama penerus
dalam membantu anak dengan jalan pembangunan nasional, yang oleh
memberikan pengaruh melalui suatu karenanya harus dicetak untuk
pergaulan antara mereka, sehingga memiliki karakter yang kokoh dan
kelak mereka akan dapat memiliki jati diri bangsanya.
melaksanakan hidup mandiri dan Perwarisan nilai-nilai budaya sangat
bertanggung jawab. tepat dilakukan di lembaga keluarga,
karena pendidikan dalam keluarga
Keluarga sebagai Pusat Pendidikan merupakan modal dasar bagi
Keluarga memberikan perkembangan kepribadian anak pada
pengaruh besar dalam pembentukan masa dewasanya.
perilaku individu serta pembentukan Para ahli pendidikan meyakini,
vitalitas dan ketenangan dalam benak pada tiga tahun pertama usia anak
anak karena melalui keluarga anak adalah fase pembangunan struktur
akan mendapatkan bahasa, nilai, serta otak, sedangkan usia tujuh tahun
kecenderungan mereka. hampir sempurna otak dibentuk. Pada
Keluarga bertanggungjawab umur-umur tersebut, anak sebagian
mendidik anak-anak dengan baik besar waktunya berada di rumah.
dalam kriteria yang benar, jauh dari Dengan demikian keluarga sangat
penyimpangan. Untuk itu keluarga memberikan pengaruh dalam
memiliki tugas dan tanggung jawab. pembentukan kepribadian yang
Tugas dan kewajibannya adalah mendasar seseorang, seiring dengan
bertanggung jawab menyelamatkan fase perkembangan otak tersebut.
faktor cinta kasih serta kedamaian
dalam rumah, menghilangkan Pendidikan Anak dalam Keluarga
kekerasan, keluarga harus mengawasi dipengaruhi Status Sosial Ekonomi
proses-proses pendidikan, Masyarakat
menerapkan langkah-langkah sebagai Kelompok sosial dalam masyarakat
tugas mereka. memiliki karakteristik yang tidak
Menurut Fuad Ihsan fungsi sama. Keadaan ini dipahami
lembaga pendidikan keluarga, yaitu mengingat masyarakat merupakan
keluarga merupakan pengalaman makhluk dinamis yang selalu ingin
pertama bagi anak-anak, pendidikan di berubah, berkembang dan itulah yang
lingkungan keluarga dapat menjamin menyebabkan perbedaan diantara
kehidupan emosional anak untuk mereka. Perbedaan sosial, budaya,
tumbuh dan berkembang di ekonomi atau agama mengakibatkan
lingkungan keluarga akan tumbuh terjadinya keanekaragaman individu
sikap tolong menolong, tenggang rasa dalam masyarakat yang mendorong
sehingga tumbuhlah kehidupan timbulnya perbedaan tingkat status
keluarga yang damai dan sejahtera, sosial yang secara langsung atau tidak
keluarga berperan dalam meletakkan terbentuk perbedaan peran dan
dasar pendidikan agama dan sosial tanggung jawab dalam masyarakat.
(2001 : 18). Perjalanan proses
pembangunan tak selamanya mampu
71 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

memberikan hasil sesuai dengan apa Faktor yang Mempengaruhi Status


yang diharapkan oleh masyarakat. Sosial Ekonomi Masyarakat
Pembangunan yang dilakukan di Terdapat beberapa faktor yang
masyarakat akan menimbulkan mempengaruhi status social ekonomi
dampak sosial dan budaya bagi masyarakat antara lain sebagai berikut.
masyarakat. Dalam masyarakat dapat a) kondisi pendidikan, pencapaian
dilihat bahwa ada pembeda yang pendidikan individu dianggap sebagai
berlaku dan diterima masyarakat. cadangan atas semua prestasi dalam
Perbedaan tidak hanya muncul dari hidup, yang tercermin melalui nilai
sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, atau derajatnya. Pendidikan
namun juga akibat perbedaan ciri fisik, memberikan dorongan meningkatkan
keyakinan dan lain-lain. Perbedaan penghasilan. Tingkat pendidikan yang
ras, suku, agama, pendidikan, jenis lebih tinggi berhubungan dengan hasil
kelamin, usia, kemampuan, tinggi ekonomi dan psikologis yang lebih
badan, dan lainnya juga membedakan baik. b) kondisi pekerjaan, status
manusia yang satu dengan yang lain. pekerjaan menjadi indikator untuk
Manusia merupakan posisi sosial dalam masyarakat.
sekumpulan individu yang Beberapa pekerjaan yang paling
membentuk sistem sosial tertentu dan bergengsi adalah dokter dan ahli
memiliki tujuan bersama yang hendak bedah, pengacara, insinyur kimia dan
dicapai, hidup dalam satu wilayah biomedis, spesialis komputer, dan
tertentu serta memiliki pemerintahan komunikasi analis. Pekerjaan ini,
untuk mengatur tujuan-tujuan dianggap dikelompokkan dalam
kelompoknya atau individu dalam klasifikasi tinggi, memberikan lebih
organisasinya. Semakin lama banyak pekerjaan menantang dan
terbentuk struktur yang jelas yaitu kemampuan dan kontrol yang lebih
terbentuknya kebiasan-kebiasan, cara, besar terhadap kondisi kerja.
nilai/norma, dan adat istiadat. Status pekerjaan dengan peringkat yang lebih
sosial atau yang sering disebut rendah adalah pekerja pramusaji
stratifikasi sosial menunjukkan adanya makanan, petugas counter, bartender
ketidakseimbangan yang sistematis dan pembantu, pencuci piring, tukang
dari kesejahteraan, kekuasaan dan sapu, pelayan dan pembantu rumah
prestise (gengsi) akibat dari adanya tangga, pembersih kendaraan, dan
posisi sosial (rangking sosial) tukang parkir. Pekerjaan yang kurang
seseorang di masyarakat. Sedangkan dihargai juga dibayar secara signifikan
ketidakseimbangan dapat kurang dan lebih melelahkan, secara
didefinisikan sebagai perbedaan fisik berbahaya, dan memberikan
derajat dalam kesejahteraan, otonomi yang kurang. c) kondisi
kekuasaan dan hal-hal lain yang ekonomi, dimaksudkan sebagai
terdapat dalam masyarakat. Adanya pendapatan yang diterima sebagai
perbedaan status sosial dalam hal ini kompensasi dari pekerjaan yang telah
menyangkut perbedaan dilakukan, atau dari bantuan keluarga
perekonomian, dapat menimbulkan maupun pemerintah. Keluarga
adanya kecemburuan sosial, berpenghasilan tinggi focus pada
kesejahteraan yang tidak merata, pemenuhan ebutuhan generasinya
bahkan bisa menyebabkan perbuatan dimasa mendatang, mengumpulkan
yang melanggar hukum. pendapatannya untuk kesejahteraan
keluarga dan turunannya kelak
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 72

sehingga dapat pula dijadikan contoh Subjek dalam penelitian ini


bagi anak cucunya. Sedangkan berlokasi di Desa Gudang Kecamatan
keluarga berpenghasilan rendah fokus Tanjungsari Kabupaten Sumedang
pada pemenuhan kebutuhan yang melibatkan 3 keluarga yang anaknya
mendesak dan tidak menumpuk diasuh orang tuanya dan anak yang
kekayaan yang dapat diteruskan ke diasuh oleh pembantu rumah tangga.
generasi yang akan datang, sehingga Identitas keluarga sebagai berikut.
meningkatkan ketimpangan. Secara Subjek penelitian I : (keluarga kurang
teori, keluarga berpenghasilan rendah mampu) Kepala keluarga ini bernama
memiliki anak yang tidak berhasil ke Asep dan istrinya Ibu Neni. Bapak
tingkat anak-anak berpenghasilan Asep bekerja sebagai guru sukarela di
menengah, yang merasa berhak, yang SDN Tanjungsari 1 di Desa Jatisari
argumentatif, dan lebih siap untuk dengan pendapatan perbulannya Rp.
kehidupan dewasa. 500.000,- sedangkan istrinya sebagai
ibu rumah tangga. Keluarga ini
METODE termasuk berhasil dalam mendidik
Pendekatan penelitian yang anak-anaknya dilihat dari perilaku
digunakan adalah kualitatif santun yang diperlihatkan oleh anak-
naturalistic yang akan menghasilkan anaknya kepada peneliti saat
data deskriptif berdasarkan sebuah berkunjung kerumah.
wawancara atau dengan mengamati Subjek penelitian II : (keluarga
perilaku dalam penelitian. Metode mampu) Kepala keluarga bernama Aru
kualitatif tidak bertujuan untuk dan istrinya Ibu Neneng. Bapak Aru
menguji atau membuktikan kebenaran bekerja sebagai penjahit dirumah
suatu teori. Teori dikembangkan sendiri sebagai spesialis membuat
berdasarkan data yang telah gendongan bayi dengan penghasilan
terkumpul. Teknik pengumpulan data rata-rata Rp. 1.500.000,- perbulan.
yang digunakan melalui wawancara, Istrinya sebagai ibu rumah tangga.
observasi, dan studi literature. a) Keluarga ini termasuk kategori yang
Wawancara, dilakukan dengan cara terbilang cukup berhasil mendidik
tatap muka, komunikasi yang antara anak meskipun tidak sebanding
peneliti dan objek penelitian. b) dengan keluarga dalam subjek
Observasi, digunakan untuk penelitian I.
mengamati segala penyelidikan dari Subjek penelitian III :
dekat, melibatkan diri kedalamnya, (keluarga kaya) Kepala keluarga
aktif berpartisipasi secara objektif bernama H. Dede dan Istri Ibu Hj.
dalam mempertimbangkan beberapa Titin. Mereka suami istri yang bekerja
petunjuk umum yang mendasari sebagai pedagang kain di pasar
pelaksanaan observasi. c) Studi Cigondewah dengan rata-rata
Literatur dilakukan guna mendapatkan penghasilan Rp. 35.000.000,- dalam
informasi dengan mengumpulkan satu bulan. Keluarga ini menyerahkan
pendapat para ahli dari sumber- segala pemenuhan kebutuhan anak
sumber yang ada seperti artikel, pada pembantu, dari mulai bangun
majalah, buku, atau jurnal terkait tidur sampai tidur kembali. Waktu
dengan focus penelitian yang sedang bersama dengan anak sangat kurang
dilaksanakan. bahkan dalam satu bulan belum tentu
mereka memiliki waktu bersama anak-
Subjek Penelitian anaknya.
73 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

cucu, segala keinginan selalu dituruti,


HASIL DAN PEMBAHASAN selalu dimanja, sedangkan subjek
Gambaran status social ekonomi mendidik anak untuk mandiri dan agar
masyarakat yang menjadi subjek tidak bergantung pada orang lain
penelitian dipastikan memiliki status sepenuhmya.
social yang berbeda. tingkat ekonomi Subjek penelitian kedua, Ayah
dan budaya yang berbeda. Status tamatan STM dan Istri tamatan SMP.
social ekonomi erat kaitannya dengan Beberapa factor yang dapat
kelangsungan pendidikan dalam mendukung pendidikan anak adalah
keluarga karena akan sangat pendidikan orang tua yang menjadi
berpengaruh terhadap perkembangan modal dasar pendukung proses belajar
kehidupan seseorang. Tingginya anak. Dukungan yang diberikan orang
pendidikan seseorang akan membuat tua terbilang cukup baik terlihat dari
tinggi pula status sosialnya. Factor komunikasi antara anak dengan orang
pendukung pada ketiga subjek tua. Anak selalu membicarakan
penelitian yang paling menonjol terlebih dahulu dengan orang tua
adalah dari tingkat pendidikannya. apabila ada hal yang diinginkan atau
Pada subjek penelitian pertama, mengganggu pikirannya. Setiap kali
tingkat pendidikan orang tua cukup anak pulang sekolah, ibu selalu
tinggi yaitu tamatan S1 PGSD dan menawarkan anaknya untuk makan
Istrinya tamatan Madrasah Aliyah. sambil bertanya “apakah ada tugas
Dengan tingginya pendidikan, mereka atau tidak?”. Ketika berkumpul
dapat membantu anak-anaknya dalam bersama keluarga, mereka sering
proses belajar, bisa memberikan bertukar cerita tentang apa yang dilalui
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hari itu. Komunikasi anak dan orang
yang dilontarkan menggunakan tua dapat dikatakan cukup baik dan
kalimat yang tentunya mudah mendukung pendidikan anak.
dimengerti oleh anak. Mereka juga Factor penghambat pada
memiliki kemampuan dalam subjek kedua, terkadang orang tua
memotivasi untuk selalu terlalu kaku akan sanksi yang
meningkatkan kualitas pendidikan dan diberikan pada anak ketika mereka
kehidupan anak, mengarahkan sesuai berbuat kesalahan seperti suka
kemampuan anak, bagaimana cara mencubit dan lainnya. Pada saat ayah
menghadapi permasalahan yang mendampingi belajar dan apabila anak
dialami anak, selalu berhati-hati dalam sulit mengerti, sang ayah sering sekali
berbicara, bagaimana mengajarkan memperlihatkan ketidaksabarannya
anak untuk dapat hidup mandiri dan terhadap anak dengan membentak atau
memiliki mental yang kuat. menyakiti secara psikis dimana jelas
Factor penghambat pada akan mempengaruhi
subjek penelitian pertama adalah ketidakseimbangan emosional anak
tempat tinggal. Mereka tinggal yang berdampak anak menjadi malas
bersebelahan dengan orang tua subjek. untuk bekerja lebih giat. Berbeda
Mereka sering sekali ikut campur dengan ibunya yang selalu bersikap
dalam mengarahkan pendidikan sabar dan tenang dalam menghadapi
cucunya. Kenapa dikatakan anak.
penghambat, karena pengetahuan Subjek penelitian ketiga,
kakek nenek ini terbilang kurang seorang Ayah yang lulusan SMA dan
karena mereka sangat memanjakan Ibu lulusan SMP. Dilihat dari segi
Pendidikan Anak Dalam Keluarga Dipengaruhi Status Sosial Ekonomi 74

finansial, keluarga ini termasuk terbilang kaya selalu memiliki


mapan. Mereka mampu membiayai kepribadian yang baik, begitu pula
sekolah anak, memberikan apa yang mereka yang kekurangan tidak selalu
anak butuhkan. Keberadaan pembantu memiliki pribadi yang buruk.
rumah tangga ikut berperan dalam Proses pendidikan pada subjek
rumah dimana pengasuhan dan proses penelitian II dikatakan sedang tingkat
pembelajaran anak dirumah justru keberhasilannya karena mereka masih
dibimbing oleh seorang PRT. Namun dikatakan mampu berkomunikasi
terkadang anak dan orang tua dengan anak dengan baik. Waktu
bercengkrama pada malam hari tetapi berkumpul bersama keluarga masih
hal tersebut sangatlah jarang terjadi. ada. Saling bertukar informasi
Subjek tidak merasakan sendiri mengenai kegiatan yang dilakukan
dinamika kehidupan anak secara utuh, dihari itu, dan lain sebagainya. Anak
apa kebutuhan hariannya, masalah juga sering menceritakan
yang dihadapi, dan lainnya. Anak pengalamannya diluar rumah dan
justru lebih dekat dengan PRT karena orang tua masih meresponnya dengan
kesehariannya sering bersama dan baik.
terjadi komunikasi didalamnya. Kegagalan dalam mendidik anak
Factor penghambat pada terlihat pada subjek III karena jelas-
subjek ketiga adalah kurangnya jelas orang tua mempercayakan
perhatian yang diberikan subjek kepada pembantu rumah tangga untuk
kepada anaknya sehingga membantu memenuhi kebutuhan
mempengaruhi pola pendidikan anak- anak-anaknya, orang tua hanya
anaknya. Orang tua tidak mencari mendukung dari segi finansial saja.
solusi terhadap bagaimana cara Status social ekonomi sangat
membina anak, mengarahkan anak berpengaruh terhadap kelangsungan
dalam belajar. Mereka membiarkan pendidikan dalam keluarga, pengaruh
anak berkembang apa adanya tanpa tersebut dapat dilihat dari hasil
memperdulikan masa depannya. penelitian bahwa kelangsungan
pendidikan dalam keluarga dapat
SIMPULAN tercapai jika orang tua memiliki status
Hasil penelitian yang dilakukan social tinggi dalam arti bukan hanya
menilai dari 3 (tiga) keluarga dilihat dari segi finansial saja melainkan
dari tingkat status ekonomi yang status social yang didapatkan dari ilmu
berbeda, hanya 1 (satu) keluarga yang dan kepribadian yang dimiliki
berhasil mendidik anak dengan baik. seseorang. Seseorang yang memiliki
Subjek penelitian I mampu membantu kepribadian tinggi dan akhlak mulia
anaknya belajar, dapat memberikan akan mampu mendidik anak sampai
jawaban sederhana dari pertanyaan berhasil berdiri sendiri secara eknomi
anak dengan bahasa yang mudah yang tentu dibarengi dengan perilaku
dimengerti anak, memiliki motivasi baik pula.
untuk meningkatkan kualitas anak
dengan mengarahkannya sesuai DAFTAR PUSTAKA
kemampuan anak, hati-hati dalam Adhim, F.M. (2003). Memenjarakan
menghadapi sesuatu. Meskipun dari Anak dengan Kebebasan. Balita
segi ekonomi terbilang kurang tetapi Cerdas com.
mereka memiliki kepribadian yang Adiwikarta, S. (1998). Sosiologi
baik. Tidak selalu mereka yang Pendidikan: Isu dan Hipotesis
75 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. I, No. 2 Agustus 2019

tentang Hubungan Pendidikan Zakiyah. (1974). Ketenangan dan


dengan Masyarakat. Jakarta: Kebahaiaan dalam Keluarga.
Dirjen Dikti. Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, S. (1998). Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktis. Jakarta: Bina Aksara.
Astuti, L. (2010). Program Bimbingan
untuk Mengembangkan Kreativitas
Berpikir Anak. Tesis pada UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Buton, R. (2017). Dampak Perbedaan
Status Sosial Ekonomi Masyarakat
di Indonesia. Diakses dari
http://www.academia.edu/6289563
/DAMPAK_PERBEDAAN_STAT
US_
SOSIAL_EKONOMI_MASYAR
AKAT_DI_INDONESIA
Hurlock, E. (1978). Perkembangan
Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (1989). Tinjauan
Pendidikan dalam Pembangunan.
Bandung: Andira.
Nurihsan, J. (2003). Dasar-dasar
Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Mutiara.
Purwanto, N. (1995). Ilmu pendidikan:
Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Karya.
Sabrina, R. (2017). Teori Psikologi
Perkembangan. Diakses dari
http://dosenpsikologi.com/teori-
psikologi-perkembangan
Said Mursy, M. (2001). Seni Mendidik
Anak. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J,W. (2007). Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga.
Sintesa Network. (2014). Teori Tahap
Perkembangan Anak Menurut
Piaget. Diakses dari
https://www.satujam.com/teori-
tahap-perkembangan-anak-piaget/
Soelaeman, M.I. (1994). Pendidikan
dalam Keluarga. Bandung:
Alphabeta.
Yusuf, S. (2008). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai