Anda di halaman 1dari 13

“Perkembangan Aspek Nilai Agama dan Moral Anak Usia

Sekolah Dasar”

BK PAUD & SD

(Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah BK PAUD dan SD Program Studi
Bimbingan dan Konseling Semester Genap)

OLEH :
KELOMPOK
2

A. NU’RUL HUZAYNI (1944040021)


NURUL HIKMAH (1944041025)
DINDA DWI PUTRI (1944041004)
MUHAMMAD ANHAR (1944041022)
AS FADLI RIDWAN (1944040006)
SAIFULLAH J.S (1744041013)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 T
ujuan Penulisan 6
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Pentingnya Perkembangan Aspek Moral dan Agama Pada Anak Usia
Sekolah Dasar 7
2.2 Tahap Perkembangan Aspek Moral dan Agama Pada Anak Usia
Sekolah Dasar 7
BAB III PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 12

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaiakan makalah yang berjudul “Perkembangan Aspek
Nilai Agama dan Moral Anak Usia Sekolah Dasar”. Adapun
makalah ini, penulis buat dalam rangka untuk memenuhi nilai mata
kuliah Bimbingan Konseling. Dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan
arahan kepada penulis. Walaupun beberapa hambatan yang
penulis alami selama proses pengerjaannya, tetapi penulis berhasil
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Besar harapan penulis agar hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat penulis
nantikan.

Makassar , 3 Mei 2021

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Santrock (1996) dalam bukunya Retno Pangestuti,
perkembangan merupakan bagian dari perubahan yang dimulai dari
masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang kehidupannya.
Bersifat kompleks karena melibatkan banyak proses seperti biologis,
kognitif, dan sosioemosional. F.J Monks, dkk (2001) menambahkan
pengertian perkembangan merujuk pada proses menuju
kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Dalam kacamata psikologi,
perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif
dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa
konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa remaja, sampai dengan dewasa.
Dalam kamus Psikologi, Chaplin (2002) menjabarkan perkembangan
sebagai perubahan yang terjadi pada organism dari lahir sampai mati,
adanya pertumbuhan dan perubahan integrasi jasmani ke dalam
fungsional dan munculnya kedewasaan.

Semua orang memiliki aspek perkembangan yang jumlahnya


sama tetapi memiliki kemampuan pengembangan aspek
perkembangan yang berbeda-beda. Setiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing begitupun anak sekolah
dasar. Ada yang unggul dalam hal akademik tetapi rendah dalam hal
nonakademik, ada yang unggul aspek kognitifnya tetapi rendah
dalam aspek sosial begitupun sebaliknya. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu faktor gen dan faktor lingkungan.
Perkembangan individu merupakan integrasi dari beberapa proses, yakni
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Ketiga proses ini saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.

Usia dini merupakan masa keemasan (goldenage) yang

4
hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia.
Masa ini sekaligus merupakan masa yang kritis dalam
perkembangan anak. Jika pada masa ini anak kurang mendapat
perhatian dalam hal pendidikan, perawatan, pengasuhan dan
layanan kesehatan serta kebutuhan gizinya dikhawatirkan anaktidak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mukhamad
Murdiono. 2008). Pendidikan anak usia dini pada sekolah dasar
menjadi bagian penting yang sangat berperan dalam melakukan
antisipasi dan memberikan kontribusinya dalam menanamkan nilai-
nilai agama dan moral pada anak-anak Indonesia. Penanaman nilai-
nilai agama dan moral ini dapat dilakukan dengan menanamkan
karakter positif yang akan melekat pada diri seorang anak
sehingga anak akan tumbuh menjadi generasi yang beragama,
beradab, bermoral dan bermartabat. Beragama, bermoral, beradab
dan bermartabat merupakan bagian dari kecerdasan spiritual. Maka
kecerdasan spiritual harus menjadi tujuan penting dalam proses
pengembangan nilai-nilai agama dan moral (Asti Inawati, 2017).

Salah satu aspek perkembangan yang sangat penting


dikembangkan adalah nilai agama dan moral. Pembentukan nilai
agama dan moral yang baik tidak bisa hanya melalui
pembelajaran ataupun teori saja, harus ada praktek nyata yang
dilakukan oleh pihak sekolah, baik itu guru maupun pihak sekolah
lainnya. Pembentukan nilai agama dan moral yang baik tidak bisa
hanya melalui pembelajaran ataupun teori saja, harus ada
praktek real yang dilakukan oleh pihak sekolah, baik itu guru
maupun pihak sekolah lainnya. Tiap sekolah mempunyai suatu
ciri khas.

Semua pihak sekolah mempunyai tanggung jawab menjadi


seorang figur yang diteladani oleh semua siswa. Pengajaran nilai
agama dan moral pada anak usia dini dapat dilakukan dengan

5
berbagai metode salah satu metode yang dapat digunakan adalah
metode bercerita. Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang
memiliki keindahan kenikmatan tersendiri. Akan menyenangkan bagi
orang dewasa maupun anak-anak, jika pengarang, pendongeng, dan
penyimaknya sama-sama baik. Cerita adalah salah satu bentuksastra
yang dapat dibaca atau dapat didengar oleh orang yang tidak bisa
membaca (Abdul Aziz Abdul Majid, 2013, p. 8). Hal. 1). Hal ini
dimaksudkan bahwa sesuatu yang nyata maupun tidak nyata
disampaikan kepada orang lain dapat disebut sebagai cerita tetapi
sebuah dongeng hanyalah cerita yang disampaikan berupa kejadian
tidak nyata (Bimo, 2013, p. 18).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, adapun
rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimanakah pentingnya perkembangan aspek moral dan agama


pada anak usia sekolah dasar?

2. Bagaimanakah tahap perkembangan aspek moral dan agama


pada anak usia sekolah dasar?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penulisanmakalah
ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan pentingnya


perkembangan aspek moral dan agama pada anak usia
sekolah dasar.

2. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan tahap


perkembangan aspek moral dan agama pada anak usia sekolah
dasar.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Perkembangan Aspek Moral dan Agama Pada Anak


Usia Sekolah Dasar
Nilai agama dan akhlak (moral) sangat penting bagikehidupan
suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak
merupakan salah satu fungsi untuk memperbaiki kehidupan
bangsa, selain itu perlu juga adanya pengembangan ilmu. Bangsa
Indonesia meyakini bahwa kedua fungsi itu terjalin dengan eratnya.
Apabila fungsi akhlak atau moral diabaikan, terjadi pemujaan pada
ilmu pengetahuan secara berlebihan dan manusia akan menjurus
pada individualistis dan egoistis, yang akhirnya akan menimbulkan
pertarungan di antara sesamanya. Sebaliknya, apabila pendidikan
hanya mementingkan akhlak, akan timbul kemacetan kreasi yang
menyebabkan kehidupan yang statis, tanpa kemajuan, maka moral
yang harus dijunjung tinggi adalah moral Islam yaitu moral yang
dipancari oleh dorongan keagamaan yang menilai manusia itu
sebagai khalifah yang bertugas untuk memakmurkan kehidupan di
muka bumi (Karim, 2013: 176). Kolaborasi antara moral dan akhlak
menjadi mutlak dalam rangka menciptakan generasi Beragama,
bermoral, beradab dan bermartabat. Ilmu dikembangkan dengan
dasar akhlak yang kuat agar membawa kemanfaatan dan
kebaikan.

2.2 Tahap Perkembangan Aspek Moral dan Agama Pada Anak Usia
Sekolah Dasar
Tahapan perkembangan agama yang terkenal menurut James
Fowler adalah theory of faith. Dalam teori ini, Fowler mengusulkan 6
tahap teori perkembangan agama yang dihubungkan dengan teori-
teori perkembangan Erikson, Piaget, dan Kohlberg.

Tahap Perkembangan Agama menurut James Fowler (Desmita, 2006)

7
Tahap Usia Karakteristik

Tahap 1 Awal masa anak-anak • Gambaran intituitif


dari kebaikan dan
Intuitive-projective
kejahatan; fantasi dan
faith
kenyataan adalah
sama

• Pemikiran lebih logis


Akhir masa anak-anak
dan konkrit; kisah-
Tahap 2
kisah agama
Mythical-literal faith diinterpretasikan
secara harfiah;tuhan
digambarkan sebagai
figur orang tua.

Awal masa remaja • Pemikiran lebih

Tahap 3 abstrak; menyesuaikan


diri dengan keyakinan
Synthetic-conventional
agama orang lain.
faith
• Untuk pertama kali
individu mampu
Akhir masa remaja dan
Tahap 4 memiliki
awal masa dewasa
tanggungjawab penuh
Individuative-reflective
terhadap keyakinan
faith
agama
mereka;menjelajahi
kedalaman
pengamalan nilai-nilai
dan keyakinan agama
seseorang.

• Lebih terbuka

8
Tahap 5 Pertengahan masa terhadap
dewasa pandanganpandangan
Conjuctive faith
paradoks dan
bertentangan; berasal
dari kesadaran akan
batasan dan
pembatasan seseorang
Sistem
kepercayaan
Akhir masa
Tahap 6 transdental untuk
dewasa mencapai
Universalizing
perasaan ketuhanan;
peristiwaperistiwa
konflik tidak semuanya
dipandang sebagai
paradoks.

Tahapan perkembangan moral diklasifikasikan oleh Kohlberg


dalam 3 tingkat dan 6 tahap. Kohlberg menjelaskan tahap
perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak
yang berkembang melalui interksi sosial, namun interaksi ini
mempunyai corak yang khusus dimana faktor pribadi yaitu aktivitas
anak ikut berperan.Hal penting lain dari teori perkembangan moral
Kohlberg ini adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang
hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku
moral dalam arti perbutan yang nyata (Desmita, 2006) dengan
semakin tingginya tahap perkembangan moral seseorang akan
semakin terlihat moralitas yang lebih tinggi pula.

Tingkat dan Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg


(Kohlberg, 1995)

9
Tingkat Tahap

1. Prakonvensional Moralitas 1. Orientasi Kepatuhan dan


Pada tahap ini anak mengenal Hukuman Pemahaman anak
moralitas berdasarkan dampak tentang baik dan buruk
yang ditimbulkan oleh suatu ditentukan oleh otoritas.
perbuatan (hadiah/hukuman). Kepatuhan terhadap aturan untuk
Anak tidak melanggar aturan menghindari hukuman dari
karena takut hukuman. otoritas.

2. Konvensional Suatu perbuatan 2. Orientasi relativis-Instrumental


dinilai baik oleh anak apabila Hubungan antar manusia yang
mematuhi harapan otoritas terdapat elemen resiprositas dan
keluarga, kelompok sebaya pembagian sama rata.

3. Pasca-Konvensional Pada level 3. Orientasi anak yang baik “anak


ini aturan dan intuisi dari manis” Tindakan berorientasi
masyarakat tidak dipandang perilaku yang baik dan
sebagai tujuan akhir, tetapi menyenangkan orang lain.
diperlukan sebagai subjek. Anak
4. Orientasi keteraturan dan
menghindari hukuman kata hati
otoritas Perilaku yang baik
adalah semata-mata melakukan
kewajiban, menghormati otoritas
dan menjaga ketertiban sosial.

5. Orientasi kontrol sosial-


legalistik Semacam telah ada
kesepakatan dengan seluruh
masyarakat. Terdapat kesadaran
yang jelas untuk relativisme nilai
dan pendapat pribadi.

6. Orientasi kata hati/prinsip


universal Kebenaran ditentukan

10
oleh kata hati, sesuai dengan
prinsip etika universal yang
bersifat abstrak dan
penghormatan terhadap
martabat manusia.

Analisis perkembangan nilai agama dan moral yang tercapai


pada subjek ini hanya dilakukan berdasarkan usia subjek kelas atas
di Madrasah Ibtidaiyah karena subjek yang diteliti duduk di kelas 6
dan berusia 12 tahun adalah sebagai berikut:

a. Perkembangan agama anak dengan subjek yang duduk di kelas


6 dengan usia 12 tahun Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak usia akhir masa anak-anak dapat
dikategorikan pada pada Tahap 2: Mythical-Literal Dimana
anak pada usia 12 tahun memiliki karakteristik pemikiran yang lebih
logis dan konkrit, menginterpretasikan kisah agama secara
harfiah dan menggambarkan figur Tuhan sebagai orang tua.

b. Perkembangan kesadaran beragama anak berdasarkan nilai-


nilai agama pada subjek melalui aqidah, ibadah, dan akhlak.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu aspek perkembangan yang sangat penting
dikembangkan adalah nilai agama dan moral. Kolaborasi antara
moral dan akhlak menjadi mutlak dalam rangka menciptakan
generasi Beragama, bermoral, beradab dan bermartabat. Ilmu
dikembangkan dengan dasar akhlak yang kuat agar membawa
kemanfaatan dan kebaikan. Dimana tahap perkembangan moral
terjadi dari aktivitas spontan dari anak-anak yang berkembang
melalui interksi sosial, namun interaksi ini mempunyai corak yang
khusus dimana faktor pribadi yaitu aktivitas anak ikut berperan.

3.2 Saran
1. Bagi orangtua sebaiknya lebih terbuka untuk mengedukasi
anaknya agar berada di jalan yang benar dengan mengedepankan
pengajaran pendidikan moral dan agama.

2. Bagi anak, khususnya usia dini yang masih ada di sekolah dasar
sebaiknya memperbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan dan lebih banyak membaca buku, serta bijak dalam
penggunaan internet.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. A. A. (2013). Mendidik Dengan Cerita.Yogyakarta: PT


Remaja Rosdakarya.
Asti Inawati (April 2017). “Strategi Pengembangan Moral dan
Nilai Agama Untuk Anak Usia Dini” Al-Athfal Jurnal Pendidikan
Anak,Vol.3 No.1 2017.
Latifah, U. (2017). Aspek perkembangan pada anak SekolahDasar:
Masalah dan perkembangannya. Academica : Journal of
Multidisciplinary Studies 1(2), 185-196.

Murdiono, M. (2008).Metode Penanaman Nilai Moral untuk


Anak Usia dini”. Jurnal.
Karim, Abdul, Islam Nusantara, Yogyakarta: Gama Media, 2013
Mursi, Syaikh Muhammad Said, Seni Mendidik Anak, terj.
Gazira Abdi Ummah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006
Supriyanto, D. (2015). Perkembangan Nilai Agama dan Moral
Anak dan Pendidikan Keagamaan Orangtua. Modeling : Jurnal
Program Studi PGMI,2(2) 66-75.

Inawati, A. (2017). Strategi pengembangan moral dan nilai


agama untuk anak usia dini. Al-Athfal : Jurnal Pendidikan Anak , 3
(1) 51-64.

13

Anda mungkin juga menyukai