Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

BERMORAL PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN MORAL

Dosen Pengajar
RAHMAH, M.Pd.I

Disusun Oleh:

EDWARD EVAN SEMBIRING


NIM. A040417010

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
DIV TEKNIK BANGUNAN RAWA
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-
Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah bertema Pancasila. Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Makalah berjudul “PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN MORAL”


merupakan sedikit contoh implementasi nilai-nilai Pancasila di sekitar kita. Isi
makalah ini membahas nilai karakter bangsa di Indonesia. Pembahasan terkait
berbagai aktivitas dan norma yang diterapkan akan diuraikan lebih lanjut. Adapun
penulisan makalah bertema Pancasila ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Karakter Bangsa Bermoral Pancasila.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung


serta selaku dosen pengajar membantu penyelesaian makalah. Harapannya,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus
menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada


ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.
DAFTAR ISI

Judul
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat dan Tujuan

BAB II PEMBAHASAN LATAR BELAKANG


2.1 Pengertian Moral
2.2 Pentingnya Pendidikan Moral yang mengedepankan Pancasila
2.3 Pentingnya Pendidikan Moral dalam rangka memajukan kehidupan
Bangsa
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Bermoral Pancasila

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mungkinkah nilai moral sudah hilang di Negara kita? Mungkinkah nilai
moral sudah tidak dimiliki oleh generasi penerus bangsa? Seperti dikatakan oleh
Pam Schiller & Tamera Bryant (2002: viii) bahwa: “jika kita meninggalkan
pelajaran tentang nilai moral yang kebanyakan sudah berubah, kita, sebagai suatu
Negara, beresiko kehilangan sepotong kedamaian dari budaya kita.” Timbullah
pertanyaan, apakah pelajaran tentang nilai moral di Negara kita selama ini telah
diabaikan? Menurut Dedi Supriadi, “Pendidikan budi pekerti dan pendidikan
agama pada saat itu (1968-1980-an) dapat dikatakan ‘terpinggirkan’ oleh haru-
biru semangat Pendidikan Moral Pancasila.” Bagaimana pada tahun 2000-2010 an
sampai sekarang?
Apakah pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama masih juga
terabaikan? Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa satu
penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis moral yang menimpa bangsa kita
adalah karena telah terabaikannya “Pendidikan Moral” (dalam pengertian
pendidikan agama, budi pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus.
Betapa tidak, ajaran agama mengatakan: “carilah untuk kehidupan duniamu
seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan carilah akheratmu seolah-olah kamu
akan mati besok pagi,” hal ini mengandung makna bahwa dalam studi ilmu
pengetahuan umum dan agama hendaklah seimbang, berotak Jerman-berhati
Mekah, demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini dan akherat nanti.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Moral ?
2. Pentingnya Pendidikan Moral yang mengedepankan Pancasila ?
3. Pentingnya Pendidikan Moral dalam rangka memajukan kehidupan
Bangsa ?
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Bermoral Pancasila ?
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
Adapun manfaat dan tujuan makalah ini adalah :
a. Memberikan informasi tentang pengertian moral.
b. Memberikan penjelasan tentang bagaimana pendidikan yang
mengedepankan nilai dan moral.
c. Menggambarkan faktor-faktor apa saja yeng mempengaruhi pendidikan
yang bernilai dan bermoral.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Moral


Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya
seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga
negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadaikan anak
manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan
(1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri
individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral
berada dalam suatu sistem yang berwujut aturan. Moral dan moralitas memiliki
sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik-buruk sedangkan moralitas
merupakan kualitas pertimbangan baik-buruk.

2.2 Pentingnya Pendidikan Moral yang mengedepankan Pancasila

Pendidikan Moral yang mengedepankan Pancasila sangatlah penting bagi


para generasi muda Indonesia agar dapat terbentuk karakter yang unggul dan
bereakhlak mulia. Sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan dan
santun dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Karena karakter
merupakan nilai – nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perhatian, dan perbuatan berdasarkan
norma – norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat istiadat.Sehingga tidak
akan ada lagi tindak kriminal seperti kasus korupsi dan lainnya.

2.3 Pentingnya Pendidikan Moral dalam rangka memajukan kehidupan


Bangsa

Kalau kita menyaksikan media massa, baik media massa elektronik maupun
media massa cetak, dapat kita lihat gejala-gejala sosial yang kadang-kadang diluar
akal sehat kita sebagai contoh, pembunuhan seorang suami terhadap istri dan
anaknya, bentrok antar supporter sepak bola yang terjadi baru-baru ini, mutilasi
yang dilakukan Babe terhadap ke 8 anak jalanan, korupsi yang merajalela di
segenap institusi pemerintah, pembohongan public, dan masih banyak lagi yang
lainnya. Semua itu memberikan sinyal kepada kita bahwa negara kita sedang
mengalami dan menghadapi badai krisis moral/dekadensi moral. Menghadapi hal
seperti itu, maka perlunya pendidikan Nilai Moral kepada generasi muda sekarang
ini. Pendidikan Nilai Moral mengarahkan setiap anak abngsa untuk bertindak
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan adanya pendidikan
Nilai Moral yang dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi oleh semua pihak,
pelanggaran terhadap Nilai Moral akan bisa di minimalisisr. Jika hal itu bisa
berjalan denagn baik, maka itu akan membantu untuk memajukan kehidupan
bangsa.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendidikan Bermoral Pancasila


Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral,
dan sikap individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik
kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Kondisi psikologis, pola interaksi, pola kehidupan beragama,
berbagai sarana rekreasi yang tersedia dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat akan mempengaruhi perkembangan nilai, moral dan sikap individu
yang tumbuh dan berkembang di dalam dirinya. Remaja yang tumbuh dan
berkembang dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang penuh rasa
aman secara psikologis, pola interaksi yang demokratis, pola asuh bina kasih, dan
religius dapat diharapkan berkembang menjadi remaja yang memiliki budi luhur,
moralitas tinggi, serta sikap dan perilaku terpuji. Sebaliknya insividu ytang
tumbuh dan berkembang dengan kondisi psikologis yang penuh dengan konflik,
pola interaksi yang tidak jelas, pola asuh yang tidak berimbang dan kurang
religius maka harapan agar anak dan remaja tumbuh dan berkembang menjadi
individu yang memiliki nilai-nilai luhur, moralitas tinggi, dan sikap perilaku
terpuji menjadi diragukan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada materi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai karakter bangsa tersebut
dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral, pendidikan watak terhadap bangsa Indonesia yang bertujuan
mengembangkan kemampuan setiap masyarkat untuk memelihara apa yang baik
dan mewujudkan dan menebarkan kebaikan kedalam kehidupan sehari-hari
dengan sepenuh hati.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad, 2006, Psikologi Remaja, Jakarta:PT


Bumi Aksara.
Corey, Gerald, 2009, Teori dan Praktek KONSELING DAN PSIKOTERAPI,
Bandung: PT Refika Aditama
Hurlock, Elizabeth B. 1980, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga,
Panuju, Panut dan Umami, Ida, 1999, Psikologi Remaja, Yogyakarta: PT Tiara
Wacana.
Setyoningtyas, Emila, Kamus Trendy Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-moral-dan.htmn
Darmadi Hamid (2007) Dasar Konsep Pendidikan moral, Alfabeta : Bandung
http://suarapembaruan.com/News/2000/04/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY Pendidikan yang Mengedepankan Akal
Melahirkan Manusia Tanpa Etika Ironis, Pendidikan.
https://www.rapendik.com/single-post/2016/03/24/PENTINGNYA-PERANAN-
PENDIDIKAN-PANCASILA-UNTUK-MEMBANGUN-GENERASI-BANGSA-
YANG-CERDAS-DAN-BERKARAKTER#:~:text=Pendidikan%20pancasila
%20sangatlah%20penting%20bagi,dalam%20bermasyarakat%20berbangsa
%20dan%20bernegara.

Anda mungkin juga menyukai