Anda di halaman 1dari 1

Di Provinsi Sumatra Barat pada umumnya terdapat 3 bahasa yang dipertuturkan yang tersebar di

kabupaten dan kota di Sumatera Barat. 3 bahasa tersebut yakni, bahasa Minangkabau, Batak, dan
Mentawai. Masyarakat yang tinggal di wilayah Sumatera Barat menggunakan bahasa Minangkabau
dalam berkomunikasi satu sama lain pada kesehariannya.[37]

Mayoritas atau hampir secara keseluruhan bahasa yang digunakan dalam keseharian di Sumatra Barat
ialah bahasa Minangkabau yang memiliki lima dialek, seperti dialek Pasaman, dialek Agam-Tanah Datar,
dialek Lima Puluh Kota, dialek Koto Baru, dan dialek Pancung Soal. Dialek Pasaman dituturkan di
Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman. Dialek Agam-Tanah Datar dituturkan di Kabupaten Agam,
Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir
Selatan. Dialek Lima Puluh Kota dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah
Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya. Dialek Koto Baru dituturkan di
Kabupaten Dhamasraya. Dialek Pancung Soal dituturkan di Pesisir Selatan.[38]

Agama

Lihat pula: Islam di Sumatra Barat dan Kekristenan di Sumatra Barat

Masjid Raya Sumatera Barat.

Gereja Katolik peninggalan Belanda di Sawahlunto

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas penduduk Sumatra Barat
menganut agama Islam yakni, 97,48%. Sebagian lagi menganut agama Kristen sebanyak 2,29% dan
terutama di kabupaten Kepulauan Mentawai yang mayoritas beragama Protestan dan Katolik. Sebagian
kecil beragama Budha, yakni 0,22%, merupakan keturunan Tionghoa yang berada di kota, seperti kota
Padang, Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Solok. Sementara pemeluk agama Hindu dan
kepercayaan, kurang dari 0,01%.[4]

Anda mungkin juga menyukai