Anda di halaman 1dari 1

Pada abad ke-7 Masehi, Sriwijaya yang berbentuk kedatuan dan bercorak Buddha berdiri di Nusantara,

yang kemudian berkembang menjadi salah satu kemaharajaan (kekaisaran) terbesar di Nusantara yang
pernah berdiri, serta menjadikannya negara monarki dengan masa berdiri terlama di Asia Tenggara.[42]
Sriwijaya pada masa kejayaannya melingkupi sebagian besar Pulau Sumatra, Semenanjung Malaka dan
Semenanjung Kra, sebagian Jawa, Kalimantan bagian barat, hingga ke Kamboja dan Vietnam bagian
selatan.[43] Sriwijaya pada masa itu mengendalikan aktivitas pelayaran dan perdagangan di Selat
Malaka yang merupakan jalur perdagangan maritim utama antara India dengan Tiongkok dan
merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia. Dari perdagangan tersebut, banyak budaya-
budaya asing yang mempengaruhi dan bahkan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.[44] Nama
Sriwijaya mulai meredup dan diperkirakan runtuh pada awal abad ke-11. Dharmasraya kemudian naik
menggantikan Sriwijaya, sebelum kembali digantikan oleh Pagaruyung pada abad ke-14.[45]

Pada abad ke-8, Medang yang dipimpin oleh Wangsa Sailendra, yang sebagian besar bercorak Buddha
Mahayana, berdiri di daerah Jawa Tengah dan mendapat pengaruh luas. Pada abad ke-9, wangsa
tersebut terpecah dan sebagian menyingkir ke Sumatra, lalu menguasai Sriwijaya, hingga kejatuhan
kemaharajaan tersebut pada abad ke-11.[46][47] Beberapa ahli menganggap bahwa beberapa raja
Medang yang beragama Hindu Syiwa sebagai suatu dinasti tersendiri bernama Wangsa Sanjaya,
sementara ahli-ahli lainnya menganggap wangsa tersebut sebenarnya tidak pernah ada dan masih
merupakan bagian dari Wangsa Sailendra.[48] Beberapa ahli pun memisahkan raja-raja Medang setelah
pindahnya pusat pemerintahan ke Jawa Timur sebagai wangsa tersendiri bernama Wangsa Isyana.[49]

Setelah pemerintahan Airlangga dari Medang berakhir pada tahun 1042, Medang terbagi menjadi
Panjalu (Kadiri) dan Janggala. Janggala ditaklukkan oleh Panjalu pada tahun 1135. Ken Arok dari Wangsa
Rajasa kemudian menaklukkan Panjalu dan mendirikan Kerajaan Singasari (Tumapel) pada tahun 1222,
yang mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana/Sailendra di Jawa. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1292 oleh
pemberontakan yang dipimpin oleh Jayakatwang, sisa dari Wangsa Isyana. Namun, pemberontakan
tersebut ditumpas setahun setelahnya oleh Raden Wijaya, menantu Kertanegara yang merupakan raja
terakhir Singasari.[47][49]

Anda mungkin juga menyukai