Anda di halaman 1dari 1

Etimologi

Peta Batavia (sekarang Jakarta) tahun 1888.

Nama Jakarta sudah beberapa kali berganti nama.

Sunda Kalapa (397–1527)

Jayakarta (1527–1619)

Batavia (1619–1942)

Jakarta (1942–sekarang)

DKI Jakarta (1998–sekarang)

Propaganda Jepang yang menekankan "Indonesia Raya", sebuah lagu dengan status yang setara dengan
"Kimigayo" sebagai lagu kebangsaan Indonesia secara De facto pada Masa Pendudukan Jepang.

Nama Jakarta sudah digunakan sejak masa pendudukan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah
bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905.[13] Nama
"Jakarta" merupakan kependekan dari kata Jayakarta (aksara Dewanagari: जयकृत), yaitu nama dari
Bahasa Sanskerta yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah
(Faletehan) setelah menyerang dan berhasil menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni
1527 dari Portugis.

Nama ini diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan". Namun sejatinya berarti
"kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha" karena berasal dari dua kata Sanskerta
yaitu Jaya (जय) yang berarti "kemenangan"[14] dan Karta (कृत) yang berarti "dicapai".[15]

Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak lama digunakan. Sejarawan Portugis, João de Barros, dalam
Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)".

Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah
menyebut istilah wong Jaketra,[16] demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat
Sultan Banten[17] dan Sajarah Banten (pupuh 45 dan 47)[18] sebagaimana diteliti Hoessein
Djajadiningrat. Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai
koning van Jacatra (raja Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai