Anda di halaman 1dari 8

Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa

Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatra
Barat (kecuali kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatra Utara, bagian barat provinsi Riau,
bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia.[2] Bahasa Minang dihipotesiskan
sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban. Bahasa
Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Melayu yang
dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatra Barat (kecuali
kepulauan Mentawai), pantai barat Aceh dan Sumatra Utara, bagian barat provinsi Riau, bagian utara
Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia.[2] Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa
Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban.

Halaman dalam kategori "Bahasa di Sumatra Utara"


Kategori ini memiliki 9 halaman, dari total 9.
Bahasa Mandailing
Bahasa Alas-Kluet
Bahasa Batak Angkola
Bahasa Batak Pakpak
Bahasa Batak Toba
Bahasa Karo
Bahasa Simalungun
Rumpun bahasa Batak
Bahasa Nias

Suku Batang Angkola


Nama Angkola itu sendiri merupakan nama yang diambil dari nama sungai batang Angkola atau batang
sungai. Nama ini diberi oleh Rajendra Kola penguasa pada saat itu. Suku Batak Angkola dikenal beberapa
marga, yakni Hasibuan, Rambe, Siregar, Harahap, Daulay, Ritonga, Hutashut, dan Tanjung.
Suku Batak Karo
Orang karo atau Batak karo adalah salah satu sub-suku bangsa Batak. Mereka mendiami Dataran Tinggi
Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu dan sebagian daerah Dairi. Wilayah mereka sekarang termasuk bagian dari
Kabupaten Karo. Jumlah populasinya sekitar 300.000 jiwa mendiami daerah seluas kira-kira 5.000
kilometer persegi. Menurut sensus tahun 1930 orang Karo berjumlah sekitar 120.000 jiwa, pada sensus
tahun 1963 menjadi sekitar 154.000 jiwa dan pada tahun 1972 berjumlah sekitar 370.000 jiwa. Sekarang
diperkiraan hampir satu juta jiwa, termasuk orang Karo yang tersebar di berbagai daerah.
Baca lengkap : Sejarah Suku Batak Karo
Suku Batak Mandailing
Nama Mandailing diambil dari kata Mandala dan Holing yang merupakan sebuah wilayah Kerajaan
Kalinga yang berdiri sebelum kerajaan sriwijaya. Suku Mandailing ini sendiri mendiami beberapa daerah
di Sumatera Utara, yakni, Mandailing Natal, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Labuhanbatu, Tapanuli
Selatan, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Batubara, dan di Asahan.
Suku Batak Pakpak
Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Dairi
merupakan sebagian besar wilayah yang ditinggali oleh Suku Batak Pakpak. Sementara itu asal usul suku
ini dipercaya berasal dari Kerajaan Chola di India yang pernah menyerang Kerajaan Sriwijaya pada abad
11 M.
Suku Batak Simalungun
Orang Simalungun atau Batak Simalungun adalah suku bangsa Batak. Mereka mendiami daerah
Simalungun yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Simalungun, dan sebagian lagi di Kotamadya
Pematangsiantar. Jumlah populasinya sekitar 891.000 jiwa.
Suku Batak Toba
Orang Toba atau Batak Toba berdiam di daerah sekitar Danau Toba, Pulau Samosir, Dataran Tinggi Toba,
Silindung, Sekitar Barus dan Sibolga sampai ke daerah pegunungan Bukit Barisan antara Pahae dan
Habinsaran di Sumatera Utara. Daerah tersebut sekarang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli
Utara. Jumlah populasinya sekarang sekitar 700.000 jiwa. Sebagian dari mereka banyak yang merantau
ke berbagai daerah lain di Indonesia.
Baca lengkap : Sejarah Suku Batak Toba
Suku Melayu Langkat
Orang Melayu ini mendiami daerah sepanjang pesisir timur pulau Sumatera, mulai dari daerah Langkat
di utara sampai ke Labuhan Batu di selatan. Dari daerah pantai sampai ke perbukitan dekat kaki
Pegunungan Bukit Barisan. Mereka bermukim di sekitar Kotamadya Medan, Binjai, Tebingtinggi dan
Tanjung Balai. Sebagian lagi di Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Asahan dan Labuhan Batu, di Provinsi
Sumatera Utara. Untuk membedakan diri dengan kelompok suku bangsa melayu lain mereka lebih suka
menyebut kelompoknya sebagai orang Melayu Deli atau Melayu Langkat. Jumlah populasinya sukar
dihitung dengan pasti, hanya diperkirakan berjumlah sekitar 1,5 juta jiwa lebih. Di daerah-daerah
tersebut pemukiman mereka berbaur dengan suku-suku bangsa lain, seperti dengan orang Toba, Karo,
Simalungun, Mandailing, Nias, Minangkabau, Aceh, Jawa dan lain-lain.
Baca lengkap : Sejarah Suku Melayu Langkat
Suku Nias
Suku bangsa Nias mendiami Pulau Nias yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera. Bersama dengan
beberapa pulau kecil di sekitarnya daerah ini sekarang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Nias,
Provinsi Sumatera Utara. Penduduk asli pulau itu menamakan diri mereka Ono Niha, artinya "anak
manusia", dan menyebut pulau mereka Tano Niha, artinya "tanah manusia". Populasi suku bangsa ini
diperkirakan berjumlah sekitar 480.000 jiwa. Sedangkan yang lain adalah para pendatang, seperti orang
Batak, Aceh, Minangkabau dan Cina.
Baca lengkap : Sejarah Suku Nias

Pulau jawa terkenal wilayah yang luas, selain tanahnya yang subur dan mampu menghasilkan berbagai
macam hasil pertanian dan perkebunan di wilayah pulau jawa juga terdapat aneka ragam bahasa
daerah, tentunya berasal dari daerah/suku bangsa yang berada di pulau jawa.
Jawa
Bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan oleh penduduk suku jawa di pulau jawa, tepatnya di Jawa Tengah,
Jogjakarta, dan Jawa Timur. Selain penggunaan bahasa daerah tersebut bahasa jawa juga kerap
digunakan oleh penduduk di beberapa daerah lainnya, seperti di Serang, Cilegon, dan Tangerang yang
termasuk wilayah Banten, di wilayah Jawa Barat seperti Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Karena migrasi suku Jawa yang menyebar luas maka membuat bahasa Jawa dapat dijumpai di berbagai
daerah hingga ke luar negeri. Terbukti dengan adanya pemukiman yang dikenal dengan nama kampung
Jawa, padang Jawa yang berada di Malaysia, hingga kebudayaan jawa.
Tengger Bahasa Tengger. Bahasa daerah ini digunakan di wilayah sekitar Gunung Bromo, yang
mencakup luas di wilayah Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang. Ada beberapa pihak yang
beranggapan bahwa bahasa tengger ini merupakan turunan dari basa Kawi karena dalam bahasa
tengger masih terdapat kalimat kuno yang sudah tidak dituturkan lagi dalam Bahasa Jawa modern.
Osing
Bahasa Osing. bahasa yang dituturkan oleh penduduk diwilayah sekitar Banyuwangi, Jawa Timur ini
secara linguistik merupakan cabang Formosa dalam rumpun bahasa Austronesia. Tetapi di daerah
Jember dialek bahasa ini banyak terpengaruhi oleh bahasa Jawa dan Madura, hal tersebut dikarenakan
keterisolasiannya oleh penutur Osing lainnya di Banyuwangi.
Sunda
Bahasa Sunda. Bahasa ini dituturkan oleh suku sunda yang berada di Indonesia, penggunaannya masih
aktif dan banyak digunakan di wilayah pulau jawa. hampir digunakan diseluruh provinsi Jawa Barat dan
Banten, dan Jawa Tengah mulai dari wilayah sekitar Sungai Cipamali Kabupaten Brebes dan Sekitar
Sungai Ciserayu di Kabupaten Cilacap. Sedangkan kawasan Propinsi Jakarta dan di seluruh propinsi di
Indonesia merupakan hasil dari urbanisasi Suku Sunda.
Baduy
Bahasa Baduy. Banyak yang menganggap bahasa ini merupakan dialek bahasa sunda, tetapi bahasa ini
merupakan dialek bahasa tersendiri dan hanya dimasukkan ke dalam suatu rumpun bahasa Sunda.
Penutur bahasa ini tersebar di wilayah Rangkas bitung, gunung Kendeng, Sukabumi, Lebak dan
Pandeglang. Penutur bahasa ini adalah suku baduy di pulau jawa.
Betawi
Bahasa Betawi. Dimasa perkembangan propinsi Jakarta bahasa betawi digunakan oleh masyarakat
kalangan menengah kebawah, terutama komunitas budak dan pedagang salah satu penuturnya hingga
berkembang secara alami dan tidak struktur baku yang jelas untuk membedakan antara bahasa betawi
dengan bahasa melayu. Bahasa Betawi adalah bahasa kreol yang diambil dan didasarkan dengan bahasa
melayu serta terdapat unsur-unsur bahasa Sunda, Bali, Hokkian (Cina selatan), Arab, selain itu terdapat
unsur bahasa dari Eropa seperti belanda dan portugis.
Cirebon
Bahasa Cirebon / Cerbon. Sebagian besar kosakata asli dalam bahasa ini tidak memiliki kesamaan
dengan bahasa Jawa standar lainnya baik secara morfologi maupun fonetik. Ulas lebih ragam dialek
bahasa di cirebon dan daerah sekitarnya
Jawa adalah pulau dengan populasi tertinggi bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Sebanyak
160 juta jiwa penduduk yang menghuni Pulau Jawa. Dari total tersebut, terdapat sejumlah penduduk
yang merupakan suku asli dari Pulau Jawa.
Adapun suku-suku yang berasal dari Pulau Jawa adalah sebagai berikut:
Suku Jawa
Suku Sunda (Urang Sunda)
Suku Cirebon
Suku Betawi
Suku Tengger
Suku Osing (Using)
Suku Badui (Urang Kanekes)
Suku Madura
Suku Boyan, Babian, Bawean.
Suku Nagarigung
Suku Samin (Wong Samin)
Dan lain lain.
Suku Tionghoa juga disebutkan menjadi penghuni pulau jawa sejak dahulu kala. Namun karena suku ini
jelas sebagai pendatang maka tidak dimasukkan ke dalam list meskipun banyak sumber yang demikian.
SUKUU JAWAAAA

Suku Dunia

Berisi Tentang Informasi Sejarah Perkembangan Suku Di Dunia

Search...

Home » Suku-Di-Sumatera » Ragam Suku Di Sumatera Selatan


SATURDAY, 30 MAY 2015 SUKU-DI-SUMATERA
Ragam Suku Di Sumatera Selatan
Suku Komering
Suku Komering adalah salah satu suku yang bermukim dan tersebar di pesisir danau Ranau dan sungai
Komering di wilayah kabupaten Ogan Komering provinsi Sumatra Selatan. Populasi mereka saat ini
adalah yang terbesar dari sensus terakhir sebesar 270.000 orang. Suku Komering termasuk salah satu
suku tertua yang ada di Sumatera (Proto Malayan), seperti Mentawai, Enggano, Nias, Batak, Kubu dan
Orang Laut. Kata komering, diperkirakan berasal dari istilah bahasa Hindu purba yang diberikan oleh
pedagang-pedagang India, yang berarti "pinang". Sekitar abad ke 19 daerah tersebut sering dikunjungi
oleh pedagang-pedagang dari India.

ragam-suku-di-sumatera-selatan
Suku Gumai
Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah di Kabupaten Lahat. Sebelum adanya Kota
Lahat, Gumai merupakan satu kesatuan dari teritorial Gumai, yaitu Marga Gumai Lembak, Marga Gumai
Ulu dan Marga Gumai Talang. Setelah adanya kota Lahat, maka Gumai menjadi terpisah dimana Gumai
Lembak dan Gumai Ulu menjadi bagian dari Kecamatan Pulau Pinang sedangkan Gumai Talang menjadi
bagian dari Kecamatan Kota Lahat.
Suku Palembang
Orang Palembang sebenarnya terbentuk dari campuran pendatang dari Jawa pada zaman kerajaan
Sriwijaya dulu dengan orang Melayu, Cina dan suku-suku bangsa lain di sekitarnya. Karena pada masa
sekarang unsur-unsur kebudayaan dan bahasanya hampir sama dengan kebudayaan dan bahasa orang-
orang Melayu lain, maka ada pula ahli yang menyebutnya Melayu Palembang. Mereka berdiam di kota
Palembang dan sekitarnya, terutama di sepanjang Sungai Musi, daerah Tangga Buntung, Sungai Tawar,
Bukit Seguntang, Plaju Jalan Darat dan Kertapati. Kata Palembang mungkin berasal dari kata
"palimbangan", yaitu kegiatan mendulang emas di sungai. Pada zaman kesultanan Palembang warga
masyarakat ini memang banyak yang bekerja sebagai pendulang emas di muara Sungai Ogan.
Baca Lengkap : Sejarah Suku Palembang
Suku Lintang
Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan merupakan tempat tinggal suku Lintang, di apit
oleh suku Pasemah dan Rejang. Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di
sepanjang tepi sungai Musi di Propinsi Sumatera Selatan. Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok
tanam yang menghasilkan kopi, beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran. Mereka juga beternak kambing,
kerbau, ayam, itik, bebek, dan lain-lain. Mereka tidak mencari nafkah di sektor perikanan walaupun
tinggal di tepi sungai.
Suku Lematang
Suku Lematang tinggal di daerah Lematang yang terletak di antara Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Lahat. Daerah ini berbatasan dengan daerah Kikim dan Enim. Suku ini menempati wilayah di
sepanjang sungai Lematang, di sekitar kota Muaraenim dan kota Prabumulih. Asal usul orang Lematang
dari kerajaan Majapahit, keturunan orang Banten dan Wali Sembilan. Orang Lematang sangat terbuka
dan memiliki sifat ramah tamah dalam menyambut setiap pendatang yang ingin mengetahui seluk beluk
dan keadaan daerah dan budayanya. Mereka juga memiliki rasa kebersamaan yang tinggi. Hal itu
terbukti dari sikap gotong royong dan tolong menolong bukan hanya kepada masyarakat Lematang
sendiri tetapi juga kepada masyarakat luar.
Suku Semendo
Suku bangsa ini sering juga menyebut diri mereka orang Semende. Mungkin berasal dari kata se (satu)
dan ende (induk atau ibu), kira-kira berarti "orang satu ibu" atau satu asal nenek moyang. Masyarakat ini
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Semende Darat dan Semende Lembak. Kelompok pertama
bermukim di Kecamatan Pulau Panggung dan Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Lematang Ilir Ogan
Tengah. Kelompok kedua berdiam di sekitar Kecamatan Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Terutama menghuni daerah berhawa sejuk di Provinsi Sumatera Selatan itu.
Baca Lengkap : Sejarah Suku Semendo
Suku Kayu Agung
Suku Kayu Agung adalah suatu komunitas masyarakat adat yang berada di kabupaten Ogan Komering Ilir
yang beribukota Kayu Agung di Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah pemukiman suku Kayu Agung ini
dilintasi oleh sungai Komering. Dalam kesehariannya, suku Kayu Agung berbicara dalam dua bahasa,
yaitu bahasa Kayu Agung dan bahasa Ogan. Bahasa Kayu Agung mirip dengan bahasa Melayu walaupun
banyak terdapat perbedaan. Suku Kayu Agung dalam lingkungan sesama orang Kayu Agung akan
berbicara dalam bahasa Kayu Agung. Bila berhubungan dengan orang Ogan, maka mereka akan
berbicara dalam bahasa Ogan yang diucapkan oleh suku Ogan. Suku Ogan banyak bermukim di Kota
Agung. Selain hidup berdampingan dengan suku Ogan, Suku Kayu Agung bermukim di pemukiman
mereka yang terletak di suku Komering.
Suku Pasemah
Suku bangsa ini sering juga disebut dengan nama Basemah. Mungkin berasal dari kata be (=ada) dan
semah (=ikan sungai). Jadi kata basemah menunjukkan suatu daerah yang banyak ikan di sungainya. Di
Provinsi Sumatera Selatan masyarakat ini berdiam di sekitar Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam,
Kecamatan Tanjung Sakti, Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Ulu Musi dan Kecamatan Jarai, di
Kabupaten Lahat.
Baca Lengkap : Sejarah Suku Pasemah
Suku Sekayu
Suku Sekayu terletak di Propinsi Sumatera Selatan. Dalam wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
Mayoritas penduduknya petani. Hasil pertaniannya adalah padi, singkong, ubi, jagung, kacang tanah dan
kedelai. Hasil perkebunan yang menonjol adalah karet, cengkeh dan kopi. Industri rakyat yang terkenal
berupa bata dan genteng. Suku Sekayu merupakan "manusia sungai" dan senang mendirikan rumah-
rumah yang langsung berhubungan dengan sungai Musi. Tidak seperti umumnya suku-suku di Indonesia,
suku Bugis, Minangkabau atau Jawa, suku Sekayu jarang berpindah-pindah ke tempat yang jauh.
Keinginan untuk lebih maju dan mencari keberuntungan mereka lakukan hanya sampai di ibukota
propinsi.
Suku Banyuasin
Suku ini terutama tinggal di kabupaten Musi Banyuasin yaitu di kecamatan Babat Toman, Banyu Lincir,
Sungai Lilin, dan Banyuasin Dua dan Tiga. Umumnya mereka tinggal di dataran rendah yang diselingi
rawa-rawa dan berada di daerah aliran sungai. Sungai terbesar adalah sungai Musi yang memiliki banyak
anak sungai. Mata pencaharian pokoknya adalah bertani di sawah dan ladang. Mereka masih percaya
terhadap berbagai takhyul, tempat keramat dan benda-benda kekuatan gaib. Mereka juga menjalani
beberapa upacara dan pantangan.
Suku Rawas
Orang Rawas berdiam di Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Rawas Ilir, di
Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah populasinya sekitar 90.000 jiwa. Bahasanya
termasuk ke dalam kelompok bahasa Melayu yang terbagi ke dalam tiga dialek, yaitu dialek Rupit, Rawas
Ulu dan Rawas Ilir. Masyarakat Suku Rawas umumnya bekerja sebagai petani di sawah dan ladang,
sebagian lagi bekerja sebagai penganyam barang-barang dari rotan dan pandan, tukang kayu, pedagang
kecil dan sebagainya.
Baca Lengkap : Sejarah Suku Rawas
Suku Ogan
Suku Ogan adalah suatu masyarakat adat yang hidup tersebar di kabupaten Ogan Ilir, kabupaten Ogan
Ulu dan juga terdapat di kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang semuanya berada di provinsi
Sumatra Selatan. Mereka mendiami tempat sepanjang aliran sungai Ogan dari Baturaja sampai ke
Selapan. Populasi suku Ogan pada sensus terakhir diperkirakan sebesar 300.000 orang
1. Suku Mentawai
Suku Mentawai merupakan suku yang terdapat di Kepualauan Mentawai. Yang menjadikan beda dari
yang lain adalah penggunaan tato disekujur tubuh yang memiliki fungsi terkait dengan status sosial. Dan
suku ini juga dikenal sebagai suku peramu yang baik.

2. Suku Minangkabau
Suku Minangkabau atau yang lebih dikenal dengan Minang merupakan suku yang berada di daratan
Sumatra Barat, Sebagaian daratan Riau, Bagaian Utara Bengkulu, Barat Daya Aceh, Bagian Barat Jambi,
Pantai Utara Sumatra Utara, hingga di Negeri Sembilan Malaysia. Suku Minang ini adalah suku yang
menanut sistem Matrilineal. Dan juga suku ini satu rumpun dengan suku melayu.

3. Suku Kubu
Suku kubu atau yang sering dikenal juga dengan sebutan Suku anak dalam atau Orang Rimba merupakan
suku minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, Tepatnya di Provinsi Jambi dan ada juga sebgaian yang
bertempat di Sumatra Selatan. Suku Kubu ini masih ada hubungannya dengan suku Minangkabau ini
terbukti dengan sistem yang mereka anut yaitu sistem matrilineal.

4. Suku Sakai
Suku Sakai merupakan salah satu suku yang hidupnya masih secara tradisional dan nomaden. Beberapa
sumber mengatakan bahwa suku ini merupakan percampuran antara orang wedoid dan orang
minangkabau yang bermigrasi sekitar abad ke-14.

5. Suku Bonai
Suku Bonai merupakan suku yang tinggal di pedalaman provinsi Riau, tepatnya di pesisir sungai Roak kiri
di Kabupaten Rokan Hulu, dan sebagian juga terdapat di sekitar sungai Rokan Kanan.

6. Suku Melayu
Suku Melayu merupakan suku yang menghuni Semenanjung Malaya. Melayu sendiri berasal dari
Kerajaan Melayu yang pernah ada di Sumtara. Suku Melayu tersebar di wilayah-wilayah Sumatra,
kalimantan, Thailand bahkan sampai ke India.

7. Suku Talang Mamak


Suku Talang Mamak merupakan suku yang tinggal di Sehiliran Sungai Indragiri, Provinsi Riau. Suku ini
masih hidup secara traisional. Bahasa suku ini adalah bahasa Talang Mamak yang merupakan
percampuran antara bahasa melayu dan bahasa Minang.
Sumbar
Penjelasannya - Di Provinsi Sumatra Selatan terdapat bermacam-macam suku bangsa. Setiap suku
bangsa biasanya memiliki jenis bahasa sendiri. Berikut ini beberapa jenis bahasa yang digunakan di
Provinsi Sumatra Selatan.
1. Bahasa Palembang atau Bahasa Melayu
Bahasa ini digunakan oleh penduduk Kota Palembang.
2. Bahasa Komering/ Komerin/ Njo
Bahasa ini digunakan oleh penduduk sekitar Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan
Komering Ulu Selatan, dan Ogan Komering Ulu Timur.
3. Bahasa Kayu Agung
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di sekitar daerah Kayu Agung.
4. Bahasa Musi
Bahasa ini digunakan oleh penduduk Kabupaten Musi Banyuasin dan penduduk sebelah barat Sungai
Musi serta bagian hulunya.
5. Bahasa Pasemah
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di sekitar Dataran Tinggi Bukit Barisan.
6. Bahasa Penegak
Bahasa ini digunakan oleh penduduk sekitar Prabumulih.
7. Bahasa Semendo
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di daerah pedalaman, yaitu sebelah barat Baturaja dan Pajarbulan
bagian selatan.
8. Bahasa Sindang Kelingi
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di sekitar Muara Kelinggi.
9. Bahasa Enim
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di Muara Enim bagian selatan dan Lahat bagian timur serta
tenggara.
10. Bahasa Lematang
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di wilayah Muara Enim dan Sarolangun bagian tenggara.
11. Bahasa Lintang
Bahasa ini digunakan oleh penduduk di wilayah antara Lahat dan Kapaliang.
12. Bahasa Ogan
Bahasa ini digunakan oleh penduduk daerah Baturaja, Pagerdewa, dan sebelah barat Kayu Agung.
13. Bahasa Ranau
Bahasa ini digunakan oleh penduduk Muaradua sebelah selatan.
14. Bahasa Rawas
Bahasa ini digunakan oleh Kabupaten Musi Rawas, sekitar Ambacang, dan sepanjang Sungai Musi.
15. Bahasa Sungkai
Bahasa ini digunakan oleh penduduk Kruih bagian barat daya dan Abung sebelah barat.
16. Bahasa Pubian
Bahasa ini digunakan oleh sebagian penduduk Sumatra Selatan.
17. Bahasa Pesisir
Bahasa ini digunakan oleh sebagian penduduk Sumatra Selatan.
18. Bahasa Kubu Bahasa ini digunakan oleh sebagian penduduk

Anda mungkin juga menyukai