Anda di halaman 1dari 5

9 suku di Sulawesi Selatan

19 Maret 2015 Tinggalkan komentar

Semoga keseharian kita selalu diberkati & dirahmati Tuhan YME


Sebuah kalimat untuk memulai pembahasan kita pada kali ini
Kalimat ini juga sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Sang Pencipta

Nah, Seperti yang kita ketahui bersama bahwa di negeri kita tercinta ini terdapat
suku,bahasa,kebudayaan,maupun adat istiadat yang tidaklah sedikit

Pada pembahasan kita kali ini saya akan memberikan sedikit informasi mengenai suku yang
ada di Sulawesi Selatan,mungkin teman-teman sudah mengenal beberapa suku yang ada di
Sulawesi Selatan,misalnya Bugis,Toraja,maupun Makassar.
Namun selain ke3 suku ini masih ada beberapa suku yang mendiami Sulawesi Selatan.

SUKU BENTONG =Adalah sebuah suku yang berdiam di wilayah desa Bulo-Bulo,
kecamatan Pujananting, kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Nama suku Bentong diperoleh
karena suku ini menggunakan bahasa yang berbeda dengan bahasa yang dipergunakan oleh
masyarakat Barru sebagai komunitas Bugis, yaitu menggunakan perpaduan dari beberapa
bahasa daerah yang ada di Sulawesi selatan yaitu Makassar, Konjo, Bugis dan Mandar.
Bentong sendiri dalam bahasa Indonesia dapat diartikan cadel.

SUKU BUGIS =Merupakan kelompok etnik dengan wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri
utama kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat-istiadat, sehingga pendatang Melayu dan
Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan
pedagang di Kerajaan Gowa dan telah terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang Bugis.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2000, populasi orang Bugis sebanyak sekitar
enam juta jiwa. Kini orang-orang Bugis menyebar pula di berbagai provinsi Indonesia, seperti
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Selatan. Disamping itu orang-orang Bugis juga banyak ditemukan di
Semenanjung Melayu ( Malaysia) danSingapura yang telah beranak pinak dan keturunannya
telah menjadi bagian dari negara tersebut. Karena jiwa perantau dari masyarakat Bugis, maka
orang-orang Bugis sangat banyak yang pergi merantau ke mancanegara.Dan sekarang suku
ini mendiami duabelas Kabupaten, yaitu Kab. Bulukumba, Sinjai, Bone, Soppeng, Sidenreng-
Rappang, Powelai-Mamasa, Luwu, Pare-pare, Barru, Pangkajene,Maros dan,Pinrang

SUKU ENREKANG =
Suku Enrekang utara(SUKU DURI) yang mendiami wilayah utara dan pegunungan, yang
bersebelahan dengan wilayah suku Toraja, terlihat dari struktur fisik dan tulang lebih
mendekati dengan orang-orang dari Tanah Toraja. Juga dari segi bahasa lebih mirip dengan
bahasa Toraja.
Orang Enrekang yang di bagian Utara mengalami akultirasi budaya dengan budaya Toraja,
sehingga karakter orang Enrekang Utara lebih berkerabat dengan orang Toraja.

Suku Enrekang selatan(SUKU MAIWA/MAROANGIN) yang mendiami wilayah selatan,


lebih banyak berakulturasi dengan Sidrap dan Pinrang yang mayoritas orang Bugis, sehingga
bahasa dan budayanya cenderung mendekati budaya dan bahasa Bugis.
Suku Enrekang tengah, yang mendiami wilayah tengah, tidak terpengaruh budaya lain,
sehingga orang Enrekang tengah, tetap menggunakan bahasa asli Enrekang, yakni bahasa
Patinjo. Bahasa Enrekang tengah, lebih dikenal dengan bahasa Konjo. Suku Enrekang tengah
ini lebih akrab dengan sebutan orang Pattinjo. Sedangkan orang Bugis menyebut mereka
sebagai suku Bugis Pattinjo.

SUKU KONJO PEGUNUNGAN =Adalah salah satu suku Konjo yang mendiami daerah
dataran tinggi pegunungan di kecamatan Tinggi Moncong yang beribukota Malino di
kabupaten Gowa. Pemukiman suku Konjo Gunung ini terdapat juga di kabupaten Sinjai
provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kalimporo/ Jannaya merupakan pusat wilayah suku
Konjo Gunung, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan desa-desa Konjo
yang lain. Populasi suku Konjo Gunung ini diperkirakan sebesar 150.000 orang

SUKU KONJO PESISIR =Suku Konjo sebagian besar tinggal di Kabupaten Bulukumba,
kurang lebih 209 km dari Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Suku Konjo mendiami 4
Kecamatan (Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Bontobahari
danKecamatan Herlang), yang kesemuanya berada di wilayah bagian Timur Kabupaten
Bulukumba.Orang Konjo membangun kapal layar pinisi yang biasanya dikira dibuat oleh
suku Bugis dan suku Makassar.
Nama lain suku ini adalah Kajang merupakan perkampungan tradisional khas suku Konjo.
Di daerah ini terdapat hutan lindung yang memasuki tempat sakral ini, para pelancong atau
pendatang yang akan masuk ke wilayah ini harus memakai pakaian serba hitam. Selain di
Bulukumba Suku Konjo juga mendiami wilayah Kabupaten Sinjai (yang berbatasan
dengan Kabupaten Bulukumba bagian Utara) dan Kabupaten Barru (beberapa Desa di
Kecamatan Pujananting).

SUKU MAKASAR = Wilayah suku Makasar berada di Kabupaten Takalar Jeneponto,


Bantaeng, Selayar, Maros dan Pakajene. Pada umumnya kehidupan orang Makasar dan orang
Bugis berbaur, dengan penduduk terletak di pesisir pantai dan Teluk Bone, serta di sekitar
Gunung Lompobatang.

SUKU TOALA/PANNEI = Sumpang Bita adalah obyek wisata gua yang terdapat di Kab.
Pangkep, Sulsel. Pada dinding gua Sumpang Bita itu terdapat bekas gambar telapak tangan,
dan telapak kaki manusia, perahu, rusa dan babi hutan. Mungkin unsur-unsur ini
menunjukkan gaya hidup orang Toala/Pannei zaman dulu. Konon sejak 5000 tahun yang
lampau merupakan tempat hidup nenek moyang suku Toala/Pannei.

Home Suku-Di-Sulawesi Ragam Suku Di Sulawesi Selatan

Sunday, 24 May 2015 Suku-Di-Sulawesi

Ragam Suku Di Sulawesi Selatan


Suku Makassar
Suku Makassar, sebagai suku terbesar di Sulawesi Selatan, menyimpang sejarah yang sangat
panjang. Dalam catatan sejarah yang tertulis dalam lontara, suku Makassar sudah menguasai
Pulau Sulawesi sejak abad ke-16. Bahkan kekuasaan orang-orang Suku Makassar saat itu meliputi
Seluruh pulau Sulawesi, Sebagian Kalimantan, Sebagian Pulau Maluku, Nusa Tenggara, Hingga Timor-
Timur (Timor Leste saat ini). Suku Makassar sendiri terdiri dari beberapa sub suku yang tersebar luas
di selatan pulau Sulawesi, tersebar dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto,
Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, dan Pangkep.

Suku Bugis
Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda.
Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan.
Penyebaran Suku Bugis di seluruh Tanah Air disebabkan mata pencaharian orang-orang bugis
umumnya adalah nelayan dan pedagang. Sebagian dari mereka yang lebih suka merantau adalah
berdagang dan berusaha (massompe) di negeri orang lain. Hal lain juga disebabkan adanya faktor
historis orang-orang Bugis itu sendiri di masa lalu.

Suku Mandar
Orang Mandar sebagian besar berdiam di wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat.
Yang sering mengaku sebagai orang Mandar adalah penduduk Majene, penduduk Mamuju
sebaliknya lebih senang disebut orang Mamuju. Kedua suku bangsa ini memang memperlihatkan ciri
kehidupan sosial dan budaya yang sama di mata orang luar. Selain mendiami kedua wilayah
tersebut, orang Mandar juga mendiami sebagian daerah di wilayah Polewali-Mamasa. Jumlah
populasinya sekarang sekitar 400.000 jiwa.

Suku Toraja
Suku bangsa ini mendiami sebagian jazirah Sulawesi Selatan bagian utara. Kata Toraja diberikan oleh
penduduk asli Sulawesi Tengah untuk menyebut kelompok etnis yang berdiam di pedalaman dan
pegunungan, to artinya orang, dan ri aja artinya dari gunung. Orang Toraja sendiri zaman dulu
menyebut kelompoknya berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, yaitu Sa'dan, dari nama sebuah
sungai yang mengalir lewat wilayah mereka. Karena itu sering juga disebut sebagai Toraja Sa'dan.
Dan kalau dilihat dari bahasa mereka disebut pula orang Toraja Tae.
Suku Bentong
Suku Bentong merupakan suku yang berdiam di desa Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupatn
Barru, Sulawesi Selatan. Populasi suku ini diperkirakan mencapai 25.000 jiwa, yang mana mayoritas
memeluk agama Islam. Mata pencaharian utama suku Bentong adalah bercocok tanam. Sehari-hari,
suku ini berkomunikasi dalam bahasa Bentong. Suku Bentong sering digolongkan ke dalam kelompok
suku Terasing, karena mereka membuat pemukiman yang jauh terpencil dari masyarakat lain.
Mereka suka berkelana di hutan sambil mencari dan berburu apa saja yang mereka temukan di
hutan untuk kebutuhan hidup mereka.

Suku Duri
Suku Duri terdapat di Kabupaten Enrekang, di daerah pegunungan yang berhawa sejuk di tengah-
tengah Propinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Tanah Toraja. Pemukiman orang Duri terdapat
di kecamatan Baraka, Alla dan Anggeraja yang seluruhnya berjumlah 17 desa. Mereka tinggal dekat
dengan jalan yang dapat dilalui mobil. Hanya sedikit yang bermukim di daerah pegunungan yang
tinggi.

Suku Enrekang
Suku Enrekang masih berhubungan erat dengan Bugis . Pada umumnya berdomisili di Kabupaten
Enrekang provinsi Sulsel. Sejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU yang artinya
meminggir gunung atau menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK
DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada arti versi lain yang
dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal
dengan nama ENREKANG versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang
adalah daerah pegunungan, sudah mendekati kepastian sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang
terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit

Suku Konjo Pegunungan


Suku Konjo Pegunungan terutama tinggal di wilayah pegunungan di Kecamatan Tinggi Moncong
dengan kotanya Malino, hampir seluruh Kabupaten Gowa dan Sinjai. Wilayah Kalimporo/Jannaya
merupakan pusat wilayah Konjo, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan desa-
desa Konjo yang lain. Bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Konjo yang termasuk dalam
kelompok bahasa Makasar dan serupa dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan. Suku ini
mendiami hampir seluruh Kabupaten Gowa. Gowa bekas kerajaan yang menjadi obyek wisata,
terletak sekitar 30 km dari Ujung Pandang.

Suku Konjo Pesisir


Suku Konjo Pesisir mendiami empat kecamatan di sebelah tenggara dari wilayah Bulukumba -
Kajang, Herlang, Bonto Tiro dan Bonto Bahari. Yang juga termasuk suku ini adalah suku Konjo Hitam,
yang menempati daerah sebelah barat dari Kajang. Suku Konjo Hitam ini memilih mempertahankan
cara hidup lama, seperti misalnya : memakai pakaian hitam, tidak mengijinkan penggunaan
peralatan modern (misalnya kursi, lampu, kendaraan, sekolah) dan mempraktekkan ilmu sihir
sebagai bagian dari ibadah animistik mereka. Suku Konjo tinggal di Kabupaten Bulukumbu, kurang
lebih 209 km dari kota Ujung Pandang , Propinsi Sulawesi Selatan. Nama lain suku ini adalah Kajang -
merupakan perkampungan tradisional khas suku Konjo.
Suku Luwu
Kerajaan Luwu adalah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi Selatan yang wilayahnya
mencakup Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan Poso. Perkataan Luwu atau Luu itu sebenarnya
berarti Laut. Luwu adalah suku bangsa yang besar yang terdiri dari 12 anak suku. Walaupun orang
sering mengatakan bahwa Luwu termasuk suku Bugis, tetapi orang-orang Luwu itu sendiri
menyatakan mereka bukan suku Bugis, tetapi suku Luwu. Sesuai dengan pemberitaan lontara
Pammana yang mengisahkan pembentukan suku Ugi (Bugis) di daerah Cina Rilau dan Cina Riaja,
yang keduanya disebut pula Tana Ugi ialah orang-orang Luwu yang bermigrasi ke daerah yang
sekarang disebut Tana Bone dan Tana Wajo dan membentuk sebuah kerajaan. Mereka menamakan
dirinya Ugi yang diambil dari akhir kata nama rajanya bernama La Sattumpugi yang merupakan
sepupu dua kali dari Sawerigading dan juga suami dari We Tenriabeng, saudara kembar dari
Sawerigading. Suku Luwu tinggal di Kabupaten Luwu dan sekitarnya.

Baca juga Ragam Suku Di Sulawesi Tenggara

Suku Kajang
Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi Selatan. Secara
turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Bagi mereka, daerah
itu dianggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa. Di Tana Toa, suku
Kajang terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar. Suku Kajang Luar hidup dan
menetap di tujuh desa di Bulukumba. Sementara suku Kajang Dalam tinggal hanya di dusun Benteng.
Di dusun Benteng inilah, masyarakat Kajang Dalam dan Luar melaksanakan segala aktifitasnya yang
masih terkait dengan adat istiadat.

Anda mungkin juga menyukai