Anda di halaman 1dari 3

INTISARI

Sumber daya energi konvensional bahan bakar fosil (minyak/gas bumi dan batu
bara) merupakan sumber energi yang tidak terbarukan. Sumber daya energi ini memiliki
permasalahan seperti kenaikan harga (price escalation) secara global. Hal ini terjadi
karena krisis energi yang disebabkan dari faktor-faktor seperti cadangan yang berkurang
sesuai dengan umur eksploitasinya, permintaan yang meningkat, jaminan pasokan
(supply security) yang terbatas dan pembatasan produksi. Saat ini sumber energi bahan
bakar dari sumber alam sudah banyak dikembangkan, salah satunya adalah bioetanol.
Bioetanol pada dasarnya merupakan etanol yang diproduksi dari biomassa. Bioetanol
dapat dengan mudah diproduksi dari bahan bergula, berpati dan berserat. Pemakaian
bioetanol sebagai bahan bakar dapat dicampur dengan bensin dengan berbagai
komposisi. Kelebihan pemakaian bioetanol adalah bioetanol aman digunakan sebagai
bahan bakar, titik nyala ethanol tiga kali lebih tinggi dibandingkan bensin, dan emisi
hidrokarbon lebih sedikit.
Sebagai negara yang luas pertanian dan perkebunannya, Indonesia kaya dengan
bahan baku untuk pembuatan bioetanol. Bahan baku bioetanol dapat bersumber dari
bagas tebu (Saccharum officinarum, L) yang merupakan sumber biomasa potensial
untuk produksi bioetanol. Bagasse mengandung banyak selulosa dan sedikit lignin.
Selain itu bagas tebu adalah limbah pabrik gula sehingga murah dan selalu tersedia.
Konsumsi premium pada 2021 diperkirakan sebesar 5.141.819 kL/tahun.
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12/2015 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan
Bakar, konsumsi premium pada 2020 sebesar 10% dari kebutuhan bahan bakar non-
PSO per tahun, sehingga diperoleh perhitungan kebutuhan etanol 99-99,5% untuk
gasohol sebagai berikut:
Kebutuhan bioetanol 2021 = 10% x konsumsi premium
= 10% x 5.141.819 kL/tahun
= 514.181,9 kL/tahun
Proses pembuatan bioetanol ini berlangsung secara kontinyu, 24 jam/hari dan
330 hari/tahun dengan perencanaan sebagai berikut:

i
 Kapasitas produksi : 96.792 kL/tahun
 Bahan Baku : 548.529 ton/tahun
Pabrik bioetanol ini akan didirikan di Kediri pada tahun 2021. Pemilihan lokasi
ini didasarkan pada ketersediaan bahan baku, lokasi pemasaran, sumber energi listrik
dan air, sumber tenaga kerja, serta aksesabilitas dan fasilitas transportasi.
Proses pembuatan bioetanol dari bagasse tebu dengan proses fermentasi dibagi
menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah proses pre treatment dan hidrolisa. Pada
proses pre treatment yang dilakukan pada tangki delignifikator. Proses ini dilakukan
dengan cara menambahkan larutan NaOH 1% ke dalam delignifikator dengan
temperatur 80 oC tekanan 1 atm. Kemudian slurry akan difilter dan diambil cake-nya
untuk kemudian dilakukan proses hidrolisa. Pada proses ini akan terjadi proses
hidrolisis dengan proses asam dengan adanya penambahan asam sulfat (H2SO4) encer
2% dan dilakukan pada suhu 120 oC. Kemudian hasil hidrolisa akan diatur menjadi pH
5,5 pada tangki mixing III dengan cara menambahkan NaOH. Lalu pada tahap ketiga
akan terjadi proses fermentasi. Sebelum masuk ke dalam tangki fermentasi akan dibuat
starter terlebih dahulu. Bakteri yang digunakan adalah Zymomonas mobilis. Pembuatan
starter dilakukan pada suhu 37 oC selama 24 jam. Kemudian fermentasi juga dilakukan
pada suhu 37 oC selama 40 jam. Lalu slurry akan diambil akan di-filter dan diambil
filtrat-nya untuk diproses pada tahap pemurnian. Pemurnian dilakukan dengan
menggunakan evaporator, kolom distilasi dan unit molecular sieve. Pada evaporator
diperoleh kadar etanol sebesar 20%. Kemudian pada distilasi diperoleh kadar 95% .
Lalu dilanjutkan proses dehidrasi dengan menggunakan molecular sieve untuk
mendapatkan kadar 99,5%. Etanol yang dihasilkan kemudian disimpan dalam ethanol
storage.
Karyawan yang dipekerjakan dibagi menjadi 3 golongan, yaitu karyawan tetap,
karyawan harian, dan karyawan borongan. Jumlah pegawai total adalah 140 orang
termasuk dewan komisaris dan direktur. Tingkatan pendidikan para pegawai terdiri dari
SMP, SMA, D3, S1, dan S2.
Utilitas yang digunakan antara lain air yang berfungsi sebagai sanitasi, air
pendingin, dan air untuk feed boiler ; steam yang digunakan untuk keperluan turbin
sebagai pembangkit listrik dan pemanas reboiler; listrik yang berfungsi sebagai tenaga

ii
penggerak dari peralatan proses maupun penerangan; dan bahan bakar yang berfungsi
untuk bahan bakar boiler dan generator dan furnace.
Modal yang digunakan berasal dari modal sendiri sebesar 40% dan modal
pinjaman sebesar 60%. Bentuk badan usaha yang digunakan adalah perseroan terbatas
(PT).
Berdasarkan analisa ekonomi yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:
 Internal Rate of Return : 17% per tahun
 Pay Out Time : 7,27 tahun
 BEP : 33,03 %
Ditinjau dari uraian di atas, maka secara teknis dan ekonomis, pabrik bioetanol
dari bagasse tebu layak untuk didirikan.

iii

Anda mungkin juga menyukai