Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Pasien di Ruang ICU

Healthcare-Associated
Infections (HCAIs)

Faktor risiko

Intrinsik (Daya tahan tubuh)


Penyakit kronis (DM, PPOK)
Alkoholisme
Pengobatan kortikosteroid
VAP CAUTI Rokok
CLABSI SSI
Usia lanjut
Malnutrisi
Ekstrinsik
Pembedahan
Peralatan terapi pernapasan
Telusur data Lingkungan rumah sakit
selama satu tahun Pemasangan pipa nasogastrik

Prevalensi

Gambar 3.1 Skema kerangka konseptual

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Health care-associated infections (HCAIs) dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, baik endogen maupun eksogen. Dari berbagai faktor risiko tersebut dapat

menimbulkan berbagai macam HCAIs yang terdiri dari: Central line-Associated

25
Bloodstream Infection (CLABSI), Catheter-Associated Urinary Tract Infection

(CAUTI), Surgical Site Infection (SSI), dan Ventilator-Associated Pneumonia

(VAP). Data menunjukkan bahwa Health care-associated infections (HCAIs) ini

kurang mendapat perhatian publik (World Health Organization, 2015). Literatur

mengenai prevalensi jenis Health care-associated infections (HCAIs) belum ada.

Data yang ada menunjukkan prevalensi Health care-associated infections

(HCAIs) di negara maju (high income) dan negara berkembang (low and middle

income). Namun, baik negara berkembang maupun negara maju, menunjukkan

kesamaan yakni penyumbang terbesar kejadian Healthcare-associated infections

(HCAIs) adalah di ruang Intensive Care Unit (ICU) (World Health Organization,

2015).

Ruang Intensive Care Unit (ICU) banyak menggunakan peralatan medis

yang invasif. Salah satunya adalah ventilator. Oleh sebab itu, terjadinya

Ventilator-associated pneumonia (VAP) banyak disebabkan oleh pemakaian

ventilator terutama pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik (Hunter, 2012).

Dari literatur ini peneliti akan melakukan penelitian pada pasien yang

menggunakan ventilasi mekanik di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Dr.

Soetomo Surabaya.

Setelah mendapatkan pasien yang menggunakan ventilasi mekanik, peneliti

akan mencari tanda-tanda klinis terjadinya Ventilator-associated pneumonia

(VAP). Adanya Tanda-tanda klinis tersebut diperoleh dari rekam medik pasien.

Selain itu, peneliti juga melakukan observasi langsung dengan bertanya kepada

dokter maupun perawat yang berjaga pada saat itu untuk mendapatkan informasi

mengenai pasien yang menunjukkan tanda-tanda terjadinya Ventilator-associated

pneumonia (VAP). Adapun tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya Ventilator-

26
associated pneumonia (VAP) adalah demam (diukur melalui suhu tubuh), jumlah

leukosit, karakteristik sputum, dan foto toraks (PDPI, 2003).

Data ditelusuri selama satu tahun. Data-data yang telah dikumpulkan akan

diolah dulu untuk mengetahui data tersebut lengkap dan sesuai dengan yang akan

dianalisis. Kemudian, peneliti melakukan analisis data terkait prevalensi

Ventilator-associated pneumonia (VAP).

27

Anda mungkin juga menyukai