Anda di halaman 1dari 21

KASUS CYBERSEX PADA PLATFORM OME TV

(Analisis Metode Deskriptif Miles & Huberman)


Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pengampu: Wiwid Adiyanto, S.I.Kom.

Disusun Oleh :
Rahman Hadi 19.96.1386

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS EKONOMI SOSIAL

UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Chopper (2002) mengungkapkan bahwa cybersex merupakan aktivitas pengguna


internet yang terlibat dalam aktivitas seksual seperti tukar menukar gambar, video serta
terlibat dalam obrolan seks yang diiringi dengan masturbasi. Berdasarkan definisi
tersebut, peneliti mendefinisikan cybersex sebagai tindakan yang dilakukan seseorang
untuk memuaskan nafsunya dengan cara mengakses hal yang berbau pornografi di
internet baik berupa gambar, video, percakapan serta menimbulkan fantasi seksual
dengan pasangannya di internet.

Kemajuan teknologi yang semakin canggih dan berkembang memang tidak akan
bisa lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai hakikatnya,
manusia selalu ingin berinteraksi dengan orang lain. Di era yang serba instan seperti
sekarang, proses komunikasi yang dilakukan oleh manusia pun beragam, baik secara
langsung maupun virtual seperti melalui aplikasi. Salah satu aplikasi yang bisa
menunjang interaksi nya yaitu aplikasi berbasis video chat yaitu Ome TV.

Aplikasi ini merupakan aplikasi yang menyajikan percakapan video online


dengan orang-orang secara acak yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa komunikasi bisa dilakukan tanpa batasan ruang dan waktu. Ome
TV dirilis pertama kali seseorang yang berasal dari Brattleboro, Vermont, Amerika
Serikat pada tahun 2009. Aplikasi Ome TV ini bisa digunakan di Android maupun di
laptop/PC. Di android aplikasi Ome TV harus di download atau diunduh terlebih dahulu
di Play Store berbeda dengan di PC/laptop yang bisa langsung menggunakannya
melalui browser atau web.

Sumber : https://jurnal.unimus.ac.id
Berdasarkan data yang ada di atas, survei menunjukkan aplikasi Ome TV
termasuk aplikasi video chat yang juga digemari pada kalangan remaja yaitu sebesar
32,67%. Salah satu daya tarik untuk menggunakan aplikasi Ome TV ini adalah fitur andalan
yang dimilikinya yaitu obrolan video tatap muka secara online atau biasa kita sebut dengan
Video Call. Di aplikasi Ome TV ini seseorang bisa ngobrol tanpa batas secara acak dengan
orang orang yang sebelumnya belum kita kenal dari berbagai negara. Dalam aplikasi ini
seseorang bisa menambah banyak teman dan mengobrol santai, apalagi untuk mengisi waktu
luang pada saat kondisi pandemic ini. Terlebih, untuk penggunaan aplikasi hanya perlu masuk
atau Login menggunakan akun Facebook ataupun akun VK setelah itu, tekan tombol
start/mulai dan dalam waktu kurang lebih 1 detik aplikasi Ome TV ini akan mengarahkan
kita untuk terhubung dengan pengguna lain secara acak dan siap untuk memulai komunikasi
interpersonal dengan sesama pengguna Aplikasi Ome TV dari berbagai negara. Untuk yang
menggunakan android cara mengganti teman obrolan pengguna Aplikasi Ome TV cukup
menggeser atau swipe layar HP ke kiri dan ke kanan untuk menghentikan obrolan. Hingga
saat ini lebih dari 50 juta orang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi Ome tv ini
karena tertarik dengan fiturnya yang simple.

Aplikasi Ome TV juga banyak dimanfaatkan oleh para youtuber untuk membuat suatu
konten. Salah satu youtuber asal Indonesia yang terkenal dengan konten Ome TV ini yaitu
Fiki Naki. Fiki sering kali membuat Konten Ome TV dengan server luar negeri dengan
menggunakan VPN. Negara yang sering dikunjungi saat bermain Ome TV adalah negara
Rusia. Ia banyak menguasai Bahasa dan sering kali mengobrol dan bercanda dengan orang
terutama perempuan di negara tersebut. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi ini bisa
dimanfaatkan untuk menambah teman dan relasi kita secara luas dan terbuka. Seseorang bisa
menambah banyak teman dengan mengobrol santai dan bercanda tawa di aplikasi Ome TV,
terlebih lagi saat kondisi pandemic saat ini dalam mengisi waktu luang. Ome TV menyajikan
fitur yang sangat sederhana untuk kita mencari teman ngobrol dari berbagai penjuru negara.
Beberapa fitur yang ada dalam aplikasi ini antara lain yaitu Obrolan live yang dilakukan
antar kamera bisa digunakan dengan /menggeser serta bisa mengirim pesan chat dengan
seseorang yang belum kamu kenal, aplikasi Ome TV ini tetap bisa digunakan saat kamera
ponsel mati atau saat internet seseorang sedang tidak stabil, Aplikasi ini bisa diakses
dengan gratis dan sangat mudah digunakan, sehingga banyak sekali pengguna aplikasi ini di
seluruh dunia.

Menariknya pada aplikasi ini, pengguna dapat menemukan banyak orang secara acak di
seluruh penjuru dunia dengan privasi yang aman dan terlindungi. Tidak hanya privasi saja
yang diperhatikan pihak aplikator ome TV juga memperhatikan persoalan pelanggaran pada
pengguna aplikasi tersebut secara otomatis. Diaplikasi ini juga pengguna tdak akan
menemukan promosi sebuah brand atau iklan, dengan hal tersebut pengguna dengan nyaman
bisa menggunakan aplikasi ini. Beberapa aktivitas yang dilarang sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang harus dipatuhi saat bermain aplikasi Ome TV ini antara lain menyebarkan
atau menampilkan hal-hal vulgar atau seksualitas merendahkan orang lain atas dasar agama,
ras, suku, etnis, orientasi seksual, dan usia. Melecehkan atau menunjukkan rasa tidak hormat
pada orang lain. Menyembunyikan wajah. Menampilkan dada tanpa menampilkan wajah,
menampilkan gambar atau video alat kelamin, mengajak seseorang untuk melakukan virtual
seks, mengarahkan kamera atau webcam ke monitor, gambar, atau teks pesan, menampilkan
atau mendemonstrasikan iklan video, teks, atau gambar, mengirimkan URL iklan di dalam
kolom obrolan teks, mengirimkan pesan SMS yang berisi iklan secara massal.

Namun, pada kenyataannya masih banyak pengguna khususnya laki-laki yang


melakukan pelanggaran terhadap aturan dalam aplikasi ini, misalnya dengan sengaja
memperlihatkan alat kelaminnya dan mengajak lawan bicaranya untuk melakukan virtual
sex atau fenomena ini disebut juga cybersex.

Untuk mengatasi hal tersebut, pihak Ome TV juga telah membuat aturan yaitu dengan
memberikan hukuman berupa banned atau pemblokiran akun sementara dengan durasi 7 hari
hingga bisa mencapai 120 hari, tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan
seseorang di dalam aplikasi Ome TV ini. Jika seseorang melakukan pelanggaran yang
lumayan ringan kemungkinan blokir akun hanya sekitar 7 hari sampai dengan satu bulan,
akan tetapi jika seorang tersebut melakukan pelanggaran yang cukup berat besar
kemungkinan akun seseorang tersebut akan di banned atau blokir hingga berbulan bulan.
Akan tetapi, disini peneliti kurang setuju dengan sistem pemblokiran akun yang ada di Ome
TV.

Untuk membuka akun yang di banned atau blokir sangat mudah bagi orang yang punya
banyak uang, seorang bisa membuka banned atau blokir akun dengan cara membayar seharga
80.000. Selain itu, seseorang juga bisa dengan mudah menghapus data login yang ada di
aplikasi ini dan masuk menggunakan akun yang baru jika akun mereka yang sebelumnya
terkena banned. Hal ini membuat masih banyak pengguna yang menyalahgunakan atau
melanggar panduan komunitas dari aplikasi Ome TV.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apa itu aplikasi Ome TV?


2. Bagaimana bentuk Cybersex yang terjadi di aplikasi Ome TV?
3. Bagaimana cara meminimalisir kasus Cybersex di aplikasi Ome Tv?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Aplikasi Ome TV secara detail.
2. Untuk mengetahui bentuk cybersex yang terjadi di aplikasi Ome TV.
3. Untuk mengetahui cara meminimalisir tindak cybersex di aplikasi Ome TV.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis

Melalui penelitian yang dibuat ini, diharapkan dapat menjadi acuan


untuk penelitian selanjutnya dengan objek yang sejenis dan aspek lain yang belum
terjangkau melalui penelitian ini, dan dapat menambah ilmu pengetahuan serta
wawasan yang berkaitan dengan topik yang dibahas yaitu tindak kejahatan
Cybersex

2. Manfaat Praktis
a. Menjadi bahan informasi yang bersifat membangun untuk dikaji dan diterapkan
oleh pembaca untuk menghindari tindak kejahatan Cybersex.
b. Sebagai bahan masukan untuk aplikasi Ome TV dala meningkatkan ketegasan
individu yang melanggar peraturan.
c. Melalui penelitian yang dibuat ini, diharapkan dapat memberikan masukan
kepada pihak aplikasi Ome TV untuk membangun sistem yang lebih ketat dalam
rangka mengurangi tindak kejahatan Cybersex.
d. Menjadi bahan pertimbangan untuk para pembaca agar menjauhi tindak
kejahatan Cybersex.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Metode Hasil Analisis Perbedaan


Penulis
Christiany Perilaku Cybersex Kuantitatif Pada penelitian ini membahas
Judhita pada Generasi tentang Cybersex pada generasi
Milenial milenial , penelitian bertujuan untuk
mengetahui tentang bagaimana
perilaku Cybersex pada generasi
milenial. Dan hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa sebagian
besar responden melakukan aktivitas
seks offline (masturbasi atau onani,
senggama atau berhubungan badan,
bercumbu, seks oral).

Welly Dimensi konsep Kualitatif Pada penelitian ini membahas tentan


Wirman, diri koran Cyber dengan dimensi konsep diri korban Cyber
Genny secual harassment pendekatan sexual harassment di Kota
Gustina, di Kota Pekanbaru fenomenologi Pekanbaru, pada penelitian ini
Sari, Fitri menghasilkan efek yang negatif
Hardianti, kepada remaja tentang konsep diri,
Tegar dan perilaku yang merujuk pada hal-
Pangestu hal yang berbau seksual
Roberto

Ryan Ari DAMPAK Kuantitatif, Pada penelitian ini membahas


Setyawan, PENGARUH Studi tentang dampak pengaruh
Yumarlin PENGGUNAAN literatur, penggunaan aplikasi video live
MZ APLIKASI penyusunan streaming di smartphone pada
VIDEO LIVE kuesioner kalangan pelajar, dan penelitian ini
STREAMING menghasilkan bahwa penggunaan
DI aplikasi video live streaming
SMARTPHONE dikalangan siswa berdampak pada
PADA siswa yang jarang mengikuti
KALANGAN kegiatan keagamaan, sering
PELAJAR membuat keributan dikelas, sering
memainkan smartphone saat
pelajaran, bahkan 51,58 % berbicara
kotor.
B. Landasan Teori
1. Definisi Cybersex

Menurut Chopper (2002) cybersex merupakan suatu tindakan


menggunakan internet untuk hal berbau seksual, seperti menonton video atau
gambar porno, serta melalukan obrolan tentang seks sampai saling mengirim
gambar seks sambil di iringi masturbasi.

Dari definisi tersebut, maka dapat kami simpulkan bahwa Cybersex adalah
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan mengakses atau
mendownload suatu konten pornografi yang terdapat di internet baik itu dalam
bentuk film, teks gambar, video, game dan termasuk aplikasi video chat yang
akan kami teliti yaitu Ome TV karena dalam aplikasi ini sering kali suatu oknum
terlibat dalam real-time dimana seseorang berfantasi seksual secara online
bersama orang lain.
a. Bentuk Cybersex
Bentuk umum dari Cybersex menurut Carners, Delmonico dan Griffin
(2001) terdapat dua kategori umum cybersex, yaitu:
1. Mengakses pornografi di internet
Untuk saat ini banyak sekali situs yang bermuat pornografi tersebar
di internet, sehingga banyak sekali pengguna internet dengan mudah
untuk mencari dan mengaksesnya.
terlibat dalam real time dengan pasangan online.
2. Terlibat dalam real time dengan pasangan online
Hampir sama dengan “Citizen Band” (CB) radio Chatting real time
menawarkan seseorang untuk berkesempatan mengobrol tentang topik
tertentu di ruangan chat, dalam hal ini sangat mudah untuk paham
bagaimana suatu individu atau seseorang ikut terlibat dalam
percakapan seksual online dengan orang lain. Ditambah dengan
teknologi yang canggih yaitu menyediakan fitur untuk bertukar gambar
atau video dan beberapa file yang lain. Sehingga membuat seseorang
untuk memenuhi fantasi personalnya.

Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa Cybersex memiliki dua


maca bentuk yaitu mengakses pornografi di internet karena akses yang terlalu
mudah untuk dijangkau dan terlibat dalam Real Time dengan pasangan online
yaitu kesempatan mengobrol dengan seseorang dalam suatu topik tertentu yang
dapat mengarah ke percakapan seksual.
b. Aspek Dalam Cybersex
Menurut Grubbs, dkk (2015) ada beberapa aspek yang
penting yang pada cybersex, yaitu:
1. Tingkat kecanduan
Semakin sering individu melihat tontonan semacam seksual atau
pornografi di internet maka akan menambah tingkat kecanduan pada
individu tersebut. Semakin tinggi tingkat kecanduan makan yang akan
terjadi yaitu kemampuan dalam hal mengontrol diri untuk
menghindari pornografi akan semakin berkurang dalam lemah.
2. Perasaan bersalah
Ketika bersentuhan dengan pornografi dan seksualitas maka
perasaan bersalah akan muncul. Semakin tinggi perasaan bersalah yang
dimiliki seorang individu maka tingkat kecanduan yang dimiliki akan
semakin tinggi juga.
3. Perilaku online seksual-sosial
Perilaku kecanduan pornografi atau Cybersex ini juga akan
berpengaruh terhadap kehidupan sosial seorang individu, mereka akan
lebih sering dan berfokus serta menghabiskan waktu untuk melihat
tayangan pornografi atau seksual yang menimbulkan kesenangan bagi
mereka, kegiatan-kegiatan yang seharusnya bersifat konstruktif dan
positif akan mereka lupakan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindak kejahatan Cybersex
memiliki tiga aspek penting yaitu tingkat kecanduan yang menyebabkan mereka
susah untuk mengotrol diri, perasaan bersalah yang menyebabkan tingkat
kecanduan akan semakin tinggi, dan perilaku online seksual- sosial yang
mengakibatkan seorang indivu lupa untuk melakukan kegiatan positif.

2. Aplikasi Video Chat


a. Pengertian aplikasi video Live Streaming chat

Pengertian streaming yaitu teknologi yang menampilkan sebuah


audio visual yang dilakukan secara online. Live streaming merupakan
proses penyiaran secara langsung untuk khalayak yang dilakukan melalui
perangkat elektronik yang disambungkan dengan koneksi internet.

Aplikasi video chat saat ini sangat banyak dipakai oleh pengguna
internet. Aplikasi video chat merupakan aplikasi yang digunakan dalam
berkomunikasi yang mempunyai fitur video dan juga mempunyai fitur
chat sekaligus, bahkan pengguna juga akan bisa berinteraksi dengan
banyak orang secara acak dengan menggunakan aplikasi video chat ini.

Banyak sekali jenis aplikasi video chat ini yang beredar saat ini,
seperti Ome TV, Bigo Live, Meet chat, Choco Live, dan masih banyak
yang lainnya.

b. Penggunaan aplikasi video chat

Penggunaan aplikasi video chat ini biasanya sering dipakai oleh


pengguna internet untuk menemukan teman baru, mengisi waktu luang dan
bahkan bisa juga mencari jodoh.

Kehadiran aplikasi video chat ini membuat banyak orang yang


memanfaatkannya, baik memanfaatkan dengan baik dan ada juga
memanfaatkanya dengan buruk

c. Dampak penggunaan

Kegiatan yang dilakukan dalam aplikasi video chat ini akan bisa
mengakibatkan sisi positif dan negatif, jika pengguna memanfaatkan
dengan baik akan berdampak baik, berlaku sebaliknya. Tetapi banyak
sekali pengguna menggunakan aplikasi video chat ini dengan buruk, dan
menyebabkan dampak yang buruk juga, terutama dalam hal Cybersex.

Banyak sekali orang yang menggunakan aplikasi ini sebagi pemuas


birahi (masturbasi atau onani) oknum pengguna internet yang tidak
bertanggung jawab.

3. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Kejahatan Cybersex

Carners, Delmonico, dan Griffin (2001) menyebutkan ada lima hal yang
memicu seseorang melakukan cybersex, yaitu:

a. Accessibility yaitu penggunaan internet yang mudah di akses oleh siapapun,


dimanapun dan kapanpun.
b. Affordability yaitu keterjangkauan. internet bisa dijangkau oleh siapa dan
dimana saja tanpa mengenal batasan waktu dan ruang, bahkan sekarang
kita mudah menjangkau internet dimana saja secara gratis.
c. Anonymity yaitu pengguna tidak akan dikenali oleh orang lain, sehingga
tidak menimbulkan rasa takut ketika mengakses hal-hal berbau seksual.
d. Affordable prices yaitu pengguna merasa melalui internet biaya yang
dikeluarkan murah dan apa yang didapatkan tentang seks dapat diakses
secara gratis.
e. Fantasy yaitu pengguna bisa leluasa berfantasi seksual tanpa takut ditolak.

C. Kerangka Berfikir

Internal Eksternal

Definisi Latar Dampak Solusi


Cybersex Belakang
Cybersex

Pelaku Korban

Penelitian ini dapat didasari dengan kerangka berfikir yang kami sajikan
diatas, dalam bentuk bagan mengenai Cybersex, mulai dari pengertian tentang
Cybersex, latar belakang terjadinya kasus Cybersex, hingga dampak yang terjadi
pada pelaku dan korban yang ditimbulkan oleh peristiwa Cybersex.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini kami menggunakan jenis dan desain penelitian


kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan model
humanistik yaitu menjadikan manusia sebagai subjek di suatu fenomena atau
peristiwa yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2018, hlm. 213) metode
penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme (tepatnya fenomenologi), dan peneliti dalam penelitian ini adalah
kunci utamanya.

Tujuan metodologi penelitian kualitatif yaitu mendeskripsikan dan


menganalisis suatu objek atau fenoma penelitian melalui aktivitas sosial, presepsi
dan sikap seseorang secara individu maupun kelompok sehingga kami
menggunakan penelitian kualitatif ini untuk meneliti sikap dan persepsi seseorang
dalam aplikasi Ome TV.

Paradigma yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu paradigma


konstruktivisme. Creswell (2014:32), menyebutkan bahwa paradigma
konstruktivisme sosial individu-individu berusaha memaknai makna-makna yang
beragam sedangkan menurut Neuman (2015:115) mendefinisikan bahwa
paradigma konstruktivisme merupakan usaha untuk memahami dan menjelaskan
tindakan sosial yang bermakna. Paradigma konstruktivisme bertujuan untuk
memahami fenomena atau peristiwa sosial oleh karena itu kami melakukan
interaksi pada pengguna aplikasi Ome TV untuk paham peristiwa sosial yang
terjadi.

2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang bersumber secara langsung
dari data aslinya. Pada penelitian ini, peniliti mendapatkan data
primer melalui konten creator youtube pada videonya yang biasanya
bertemu oknum yang melakukan tindak kejahatan Cybersex saat
bermain aplikasi Ome TV.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa sumber
yang sebelumnya telah ada seperti, buku, jurnal, artikel yang terdapat
pada internet yang membahas tentang tindak kejahatan Cybersex.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini, peneliti mengumpulkan data sebagai bahan dan acuan
untuk membuat penelitian. bahan dan acuan tersebut kemudian saya tulis dan saya
teliti sebagai laporan. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data, yaitu:

1. Observasi
Menurut Margono (2007) observasi adalah teknik dalam mengamati
dan melihat perubahan dari peristiwa/fenomena sosial yang sedang tumbuh
dan berkembang. Selanjutnya perubahan ini bisa dilakukan berdasarkan
penilaian tersebut.Pada penelitian kali ini, saya menggunakan jenis observasi
partisipasi yaitu jenis pengamatan yang dilakukan secara langsun dengan aktif
dalam berbagai hal yang sedang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini,
peneliti terjun langsung untuk melakukan proses pengamatan sehingga
mendapat gambaran dan informasi yang jelas mengenai apa yang diamati.
Teknik Observasi ini saya lakukan dengan tujuan memperoleh data dengan
hasil yang maksimal seperti informasi terhadap prilaku, waktu, lokasi dan
fenomena/peristiwa.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang juga saya gunakan dalam penelitian ini
yaitu teknik wawancara secara mendalam. Menurut (Noor,2012) wawancara
yang mendalam yaitu sebuah proses dalam mengumpulkan seluruh data yang
diperlukan untuk tujuan penelitian melalui cara berhadapan secara langsung
dengan narasumber/informan dan pewawancara. Pada penelitian kali ini kami
melakukan wawancara dengan narasumber pengguna aplikasi Ome TV ssecara
mendalam untuk mengumpulkan data dan informasi.

Kami melakukan proses tanya jawab kepada narasumber yang terlibat


dan mendapatkan beberapa data yaitu:
a. Alasan menggunakan aplikasi Video Chat Ome TV
b. Pernahkah bertemu kepada oknum yang melakukan tindak
kejahatan Cybesex saat menggunakan aplikasi Ome TV.
c. Bagaimana cara narasumber tersembut menghadapi tindak
kejahatan Cybersex apabila bertemu oknum yang melakukan
tindakan tersebut.
d. Cara menggunakan Aplikasi Ome TV
e. Saran kepada pihak Ome TV dala menangani kasus tersebut.

3. Dokumentasi

Peneliti melakukan dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan


penelitian baik itu melalui foto atau video maupun melalui screenshot atau
rekam layar.

4. Kuisioner

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan teknik pengumpulan data


jeni kuisioner dimana kami membagikan google form dengan beberapa
pertanyaan kepada masyarakat guna untuk mengumpulkan informasi yang
dijadikan bahan untuk dilakukan penelitian.

beberapa pertanyaan yang kami buat yaitu:

1. Apakah anda pernah bermain aplikasi Ome TV ?


2. Apa alasan anda bermain aplikasi Ome TV ?
3. Apakah anda pernah bertemu dengan anak dibawah umur saat
bermain aplikasi Ome TV ?
4. Apakah anda pernah bertemu oknum yang melakukan tindak
kejahatan Cybersex ?
5. Apakah anda tahu apa itu tindak kejahatan Cybersex ?
6. Apakah anda pernah menjadi korban tindak kejahatan Cybersex
7. Apa yang kalian lakukan saat bertemu oknum yang melakukan
tindakan Cybersex ?
F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono, analisis data adalah proses secara sistematik yaitu
mancari serta menyusun suatu data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi/catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain agar bisa dengan mudah dipahami serta penemuannyaa dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis
berdasarkan data yang diperoleh. Dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data adalah teknik
yang berupa proses pengumpulan suatu data yang dilakukan secara sistematis dengan tujuan
mempermudah peneliti dalam membuat suatu kesimpulan

Menurut Miles & Huberman (1992: 16) mereka mengatakan bahwa terdapat tiga alur
kegiatan yang bersamaan terjadi dari suatu analisis yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses yang berlangsung sejalan dengan pelaksanaan


suatu penelitian yaitu data yang peneliti peroleh harus dicatat secara rinci dan teliti.
Dapat disimpulkan bahwa reduksi data adalah proses merangkum, memilih, serta
memfokuskan pada hal-hal yang penting kemudian tema dan pola yang dicari. Oleh
karena itu, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas serta
memudahkan peneliti untuk selanjutnya mengumpulkan suatu data. Mereduksi
suatu data akan dipandu oleh tujuan dan tujuan utama dari penelitian kualitatif
adalah pada temuan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif biasanya dilakukan dalam bentuk


uraian yang singkat, bagan, serta hubungan antar ketagori dan sejenisnya. Dalam
penelitian ini menyajikat data-data tentang kasus tindak kejahtan Cybersex pada
aplikasi Ome Tv. Sehingga makna yang ditemui dari berbagaii akan lebih mudah
untuk dipahami.

3. Kesimpulan

Setelah mereduksi serta menyajikan, kemudian suatu data tersebut akan


disimpulkan sehingga makna dari suatu data akan mudah untuk ditemukan. Akan
tetapi kesimpulan ini hanya bersifat sementara dan umum.

Dengan 3 alur Menurut Miles & Huberman tersebut yaitu mereduksi data, menyajikan
data dan melakukan penyimpulan terhadap data dari hasil penelitian yang dilakukan maka akan
memberikan kemudahan kepada pembaca untuk memahami proses dan hasil penelitian tentang
Kasus Cybersex pada aplikasi Ome Tv.

G. Rencana Jadwal Penelitian

Agustus September Oktober November Desember

No. Nama Kegiatan Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke- Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Observasi

1. Persiapan Observasi

2. Pelaksanaan Observasi

2 Proposal Penelitian

1. Persiapan Proposal Penelitian

2. Penyusunan Proposal Penelitian

3. Perjanjian Proposal Penelitian

3 Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

3. Evaluasi Penelitian

4 Laporan

1. Persiapan Laporan

2. Penyusunan Laporan

3. Evaluasi Laporan
Daftar Pustaka

Haeba, N. (2011). Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku untuk Mengurangi Depresi pada Pecandu
Cybersex. Jurna; Intervensi Psikologi, 3(2).
Hani, U., Hartati, R., & Aiyuda, N. (2020, Februari). Kontrol Diri terhadap Perilaku Cybersexpada
Remaja. Jurnal Psikologi, 3(2).
Hitalessy, R. Z.M., & Damariyanti, M. (2022). KONTROL DIRI DAN PERILAKU CYBERSEX PADA
PENGGUNA AKUN MEDIA SOSIAL ALTER. Jurnal Psikology, 15(1), 172-186.
Irwanto, B. (2017, April 22). EREGUK KENIKMATAN DI DUNIA MAYAVIRTUALITAS DAN
PENUBUHAN DALAM CYBERSEX. Jurnal Ilmiah Soial dan Humaniora, 7(1), 1-114.
Juditha, C. (2020, April). Perilaku Cybersex pada Generasi Milenial Cybersex Behavior in Millenial
Generation. Jurnal Pekommas, 5(1), 45-78.
Lestari, A. I., & Hartosujono. (2014). HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU
CYBERSEX REMAJA PADA PENGGUNA WARUNG INTERNET DI GLAGAH SARI
YOGYAKARTA. Jurnal Spirits, 4(2).
Monica, D. R., & Maulani, D. G. (2013, September - Desember 2013). Cybersexdan Cyberporn Sebagai
Delik Kesusilaan. urnal Ilmu Hukum, 7(3).
Rijali, A. (2018, Januari-Juni). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17(33).
Sari, N. N., & Purba, R. M. (2012). GAMBARAN PERILAKU CYBERSEXPADA REMAJAPELAKU
CYBERSEXDI KOTA MEDAN. Jurnal Psikologia, 7(2), 62-73.
Setyawan, R. A., & Marzuki, Y. (2018). SURVEI APLIKASI VIDEO LIVE STREAMING DAN CHAT
DI KALANGAN PELAJAR. Jurnal Unimus.
Supusepa, R. (2011, Oktober-Desember). KEBIJAKAN KRIMINAL DALAM MENANGGULANGI
KEJAHATAN KESUSILAAN YANG BERSARANAKAN INTERNET (CYBERSEX). Jurnal
Sasi, 17(4).
Zulfiana, E., & Harnawati, R. A. (2020, November). DAMPAK PERILAKU CYBER-SEX
DIKALANGAN GENERASI MILLENIAL PADA REMAJA DI MAN KOTA TEGAL. Jurnal
Media Informasi Kesehatan, 7(2).

Anda mungkin juga menyukai