Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KASUS ABORSI

Mata Kuliah Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu : Sartika Dewi SH.MH

Disusun oleh :

RIVAT RAMADANIAN

NIM: 22416274201102

KELAS: HK22B

PROGRAM PRODI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2022/2023
Jalan H.S Ronggo Waluyo Sirnabaya, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Kab.Karawang,
Jawa Barat 41361
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Aborsi atau bahasa ilmiahnya adalah Abortus Provocatus, merupakan cara yang paling sering
digunakan mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan, meskipun merupakan cara yang
paling berbahaya. Abortus Provocatus dibagi dalam dua jenis, yaitu Abortus Provocatus
Therapeuticus dan Abortus Provocatus Criminalis. Abortus Provocatus Therapeuticus
merupakan Abortus Provocatus yang dilakukan atas dasar pertimbangan kedokteran dan
dilakukan oleh tenaga yang mendapat pendidikan khusus serta dapat bertindak secara
profesional.
Sementara Abortus Provocatus Criminalis adalah Abortus Provokatus yang secara sembunyi-
sembunyi dan biasanya oleh tenaga yang tidak terdidik secara khusus, termasuk ibu hamil
yang menginginkan perbuatan Abortus Provocatus tersebut. Abortus ProvocatusCriminalis
merupakan salah satu penyebab kematian wanita dalam masa subur di negara-negara
berkembang.¹

_____________________________________________
¹Dadang Hawari. 2006. Aborsi Dimensi Psikoreligi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta. Halaman 60.
Membahas permasalahan aborsi, sudah merupakan rahasia umum.Hal ini dikarenakan aborsi
yang terjadi dewasa ini sudah menjadi hal yang aktual, dapat terjadi dimana-mana dan bisa
saja dilakukan oleh berbagai kalangan, khususnya mereka yang belum terikat oleh
perkawinan yang mengalami kehamilan di luar nikah. Hal ini merupakan dampak pergaulan
yang semakin bebas antara laki-laki dan perempuan. Awalnya mereka hanya berpacaran
seperti gaya pacaran yang bisa, namun setelah lama menjalin hubungan pacaran, pasangan
tersebut juga melakukan hubungan yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri, yang
akhirnya mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan.

Kehamilan yang tidak diinginkan tersebut memiliki korelasi dengan kasus aborsi, artinya
aborsi itu dilakukan karena kondisi kehamilan yang diproduk melalui kegiatan pergaulan
bebas. Dengan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan tersebut, maka para pelaku
mencari jalan agar janin tersebut tidak terlahir, jalan yang ditempuh tentunya adalah aborsi.

Masalah aborsi, keberadaannya merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri dan
bahkan menjadi bahan kajian yang menarik serta saat ini menjadi fenomena sosial. Fenomena
ini berkaitan erat dengan persoalan
kesehatan reproduksi perempuan. Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah
karena praktek aborsi terutama bagi ibu pada usia belia
sebagaiakibat salah pergaulan ataupun belum siap memiliki anak. Selain hal tersebut, yang
juga menjadi fenomena sosial adalah perdebatan pro dan kontra mengenai aborsi.Bagi yang
pro-aborsi berpandangan bahwa perempuan mempunyai hak penuh atas tubuhnya.
Perempuan berhak untuk menentukan sendiri mau hamil atau tidak, mau meneruskan
kehamilannya atau menghentikannya. Bagi yang kontra aborsi, wacana hak ini dikaitkan
dengan janin yang merupakan makhluk hidup yang mempunyai hak asasi untuk hidup. Bagi
mereka aborsi adalah pembunuhan kejam terhadap janin.²

Pertentangan antara moral dan kemasyarakatan, serta antara agama dan hukum, membuat
aborsi menjadi suatu permasalahan yang mengandung kontoroversi. Dari sisi moral dan
kemasyarakatan, sulit untuk membiarkan seorang ibu yang harus merawat kehamilan yang
tidak diinginkan terutama karena hasil perkosaan, hasil hubungan seks komersial (dengan
pekerja sekskomersial) maupun ibu yang mengetahui bahwa janin yang dikandungnya
mempunyai cacat fisik yang berat. Di samping itu, banyak perempuan merasa mempunyai
hak atas mengontrol tubuhnya sendiri. Di sisi lain, dari segi ajaran agama, agama manapun
tidak akan memperbolehkan manusia melakukan tindakan penghentian kehamilan dengan
alasan apapun.

_________________________________________
²Dadang Hawari. 2006. Aborsi Dimensi Psikoreligi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta. Halaman 61.

B. Identifikasi masalah pada kasus aborsi


Aborsi merupakan masalah yang cukup kontroversi baik dari zaman dahulu hingga sekarang.
Aborsi ini juga merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan pro dan kontra
dimasyarakat. Hal ini dikarenakan kasus aborsi meningkat seiring dengan berjalannya waktu.
Apabila melihat tindakan aborsi ini dalam hukum positif di Indonesia, tindakan ini masih
diperbolehkan (adanya pengecualian) apabila merupakan abortus provokatus medicalis
ataupun aborsi tersebut dilakukan karena pelaku merupakan korban dari tindak pidana
perkosaan. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah mengenai penerapan peraturan
perundang-undangan terhadap aborsi yang dilakukan oleh korban perkosaan.

Yang diketahui peraturan yang mengatur mengenai permasalahan ini antara lain
Undang-Undang Kesehatan, Kitab undang-undang hukum pidana. Dalam tindak pidana
aborsi tersebut juga terdapat penyelesaian konflik norma hukum antara KUHP dengan
Undang-Undang Kesehatan mengenai pelarangan dan pengecualian dalam melakukan
tindakan aborsi yang disebabkan tindak pidana perkosaan digunakan sebagai asas preferensi
Lex Specialis Derogat Legi Generalis. Jenis penelitiannya ini adalah penelitian normatif, yang
menggunakan pendekatan perundang-undangan.

Oleh karena itu, dalam penulisan penelitian ini peneliti terbatas pada peraturan perundang-
undangan tertulis sebagaimana yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
Menggunakan penelitian normative dikarenakan berdasarkan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang didalamnya yaitu berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana dan Undang-Undang Tentang Kesehatan UU No 36 Tahun 2009.

Mengenai ancaman pidananya sendiri pada No. 36 Tahun 2009 ini berat apabila
dibandingan sanksi yang dijatuhkan oleh KUHP, sehingga dengan adanya hal ini
menyebabkan para pelaku aborsi criminalis menjadi jera dan tidak mengulangi
perbuatannya (prevensi khusus) usaha pencegahan agar pelaku aborsi provokatus criminalis
tidak lagi mengulangi perbuatannya.

___________________________________________________

Kemas Fauzan Alif Ramadhan

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, 2020

BAB 2

KRONOLOGIS KASUS ABORSI


Sepasang kekasih ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana aborsi terhadap bayi
laki-laki. Jasad bayi tersebut ditemukan terkubur di sebuah lahan kosong di
KecamatanGrogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).

Kedua pelaku, MA (21) dan SA (20), berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di
Solo, Jawa Tengah. MA merupakan warga Kecamatan Serengan, Solo; sedangkan SA adalah
warga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim)
Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo AKP Teguh Prasetyo mengatakan, bayi yang dikandung
SA tak selamat akibat pengaruh obat yang dikonsumsi.

Ketika meminum obat itu, usia kandungan SA sudah 7,5 bulan. "Obat ini ada beberapa butir
diminum dan dimasukkan ke alat vital. Kemudian mengalami pendarahan dan dibawa ke
rumah sakit," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat
(3/3/2023).

bayi tersebut terlahir prematur. Teguh menuturkan, bayi yang dilahirkan di sebuah rumah
sakit di Solo itu sempat hidup. "Dokter yang berada di RS mengatakan bayi yang digugurkan
sempat hidup, namun dikarenakan efek obat tersebut bayi meninggal dunia," ucapnya. MA
lantas mengubur jasad bayi sepanjang 42 sentimeter dan berat sekitar 1,6 kilogram tersebut
di sebuah lahan kosong di Grogol.

_____________________________________________

Kronologi Sejoli Mahasiswa di Solo Jadi Tersangka Aborsi, Pelaku Gugurkan Bayi yang
Dikandung 7,5 Bulan

BAB 3

ANALISIS KASUS ABORSI


Manusia tentunya hidup secara berdampingan bermasyarakat, semua manusia ingin
diperlakukan secara sama. Kebebasan merupakan hak milik setiap manusia sejak pertama ia
dilahirkan dan menghirup udara yang memberinya kehidupan, tidak ada hukum manusia
satupun yang dapat merampas hak nya. Aborsi yang sering kita kenal sebagai tindakan
mengugurkan kandungan, pada dasarnya manusia melakukan itu hanya karena ada sebab-
sebab tertentu asalkan berkaitan dengan indikasi kedaruratan medis. Tentang kesehatan
aborsi dikatakan boleh dilakukan namun, ada alasan nya karena indikasi kedauratan medis
dan kehamilan akibat perkosaan (tidak diinginkan). Namun, di indonesia aborsi menjadi
cukup serius dilihat dari tingginya, angka aborsi di indonesia dari tahun ke tahun kian
meningkat. Masalah aborsi yang sering timbul ini kebanyakan dilakukan dari kalangan
remaja. Kehamilan dini pada remaja terjadi akibat kurang nya peran orang tua dalam
keluarga.

__________________________________________

Guntoro, Maulidina Nafiah (2021) Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah


Malang.

A. Teori yang berkaitan dengan kasus aborsi


B. Peraturan perundang-undang yang berkaitan dengan kasus

Dalam sistem hukum di Negara Indonesia sendiri, juga terdapat aturan hukum yang pro dan
kontra mengenai aborsi tersebut.Dalam pasal 15 UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan dinyatakan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Keberadaan praktek aborsi kembali mendapat perhatian dengan disahkannya Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Meski demikian Undang-Undang ini
menimbulkan kontroversi diberbagai lapisan masyarakat karena adanya pasalpasal yang
mengatur mengenai aborsi dalam praktek medis. Pasal 75 dan Pasal 76 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kembali menegaskan bahwa pada dasarnya
undang-undang melarang adanya praktik aborsi (Pasal 75ayat 1). Meski demikian larangan
tersebut dikecualikan apabila:

ada:

1.) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang
mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakitgenetik berat dan/atau
cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaikisehingga menyulitkan bayi tersebut
hidup di luar kandungan;
atau

2.) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban
perkosaan (Pasal 75 ayat 2) Sementara, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

secara umum pengaturan mengenai aborsi tersebut terdapat dalam Pasal 299, Pasal 346,
Pasal 347, Pasal 348, dan Pasal 349 KUHP. Pasal-pasal ini secara jelas dan tegas mengatur
larangan melakukan aborsi denganalasan apapun, termasuk aborsi karena alasan darurat
(terpaksa) yaitu sebagai akibat perkosaan, baik bagi pelaku ataupun yang membantu
melakukan aborsi. Bahkan dengan hukuman yang dilipatgandakan, apabila yang membantu
melakukan adalah ahli medis.

Namun demikian, meskipun terdapat pro dan kontra tentang aborsi, serta secara jelas dan
tegas Undang-Undang menyatakan bahwa pada dasarnya aborsi adalah perbuatan yang
dilarang, tetap saja dalam kenyataan sekarang ini, aborsi tetap marak dengan berbagai cara
dan alasan yang mendasarinya, misalnya pasangan kekasih atau orang tua yang sepakat
untuk melakukan aborsi dengan alasan agar mereka tidak mendapat aib pada saat
melahirkan bayi tersebut, ada yang melakukan aborsi karena paksaan dari pihak laki-laki
atau yang lebih menarik lagi adalah kasus yang akan diteliti oleh Penulis, dimana dalam
proses aborsi berasal dari kehendak perempuan yang hamil karena belum siap menikah
karena masih punya anak kecil. Dengan desakan terus menerus dari perempuan itu
sendiri,akhirnya membuat pihak laki-laki menyetujui dan membantu perempuan tersebut
melakukan aborsi.

C. Sudut pandang dari penulis (mahasiswa)

Dalam pandangan saya sendiri aborsi merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan norma
dan etika dalam budaya ketimuran. Kuatnya pegangan terhadap keagamaan membuat
sebagian masyarakat berpandangan buruk terhadap pelaku aborsi ini.
aborsi perbuatan yang Boleh dilakukan sepanjang dengan maksud tertentu, seperti dengan
tujuan kesehatan si ibu. aborsi yang tidak seharusnya dikakukan tentu melanggar Ham.
terutama Hak untuk Hidup dan hak untuk mempunyai keturunan. hal tersebut
dikhawatirkan akan berdampak kepada musnahnya keturunan manusia dimasa yang akan
datang.

BAB 4

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Guntoro, Maulidina Nafiah (2021) Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah


Malang.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/04/145200378/kronologi-sejoli-mahasiswa-di-
solo-jadi-tersangka-abors
Dadang Hawari. 2006. Aborsi Dimensi Psikoreligi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta. Halaman 60.

Anda mungkin juga menyukai