Anda di halaman 1dari 16

SOSIOLOGI BUDAYA

Pengelolaan Sampah dengan Berbasis Tri Hita Karana Sebagai Upaya Mengatasi
Permasalahan Lingkungan Masyarakat Panjer Bali.

Mata Kuliah : Sosiologi Budaya

Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Hindu

Jurusan : Ilmu Komunikasi dan Penerangan Agama

Semester : II

Hari/Tanggal : 28 Maret 2023

Dosen : Diah Nirmala Dewi, S.Pd.H,M.Pd.H

Nama : Ni Luh Metia Putri

NIM : 2213061025

No. Absen : 04

Kelas : IK22C/Ilkom sore Denpasar

UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Budaya. Selain itu makalah ini bertujuan menambah
wawasan pembaca tentang Pengelolaan Sampah dengan Berbasis Tri Hita Karana Sebagai Upaya
Mengatasi Permasalahan Lingkungan Masyarakat Panjer Bali.

Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Diah Nirmala Dewi,
S.Pd.H,M.Pd.H selaku dosen mata kuliah Sosiologi Budaya yang telah memberikan dukungan
moral serta materil nya.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 28 Maret 2023

Penulis

ii
ABSTRAK

Nama : Ni Luh Metia Putri

Program Studi : S-1 Ilmu Komunikasi Hindu

Judul : Pengelolaan Sampah dengan Berbasis Sosiologi Budaya Sebagai Upaya


Mengatasi Permasalahan Lingkungan Masyarakat Panjer Bali.

Tujuannya untuk menginventarisasi dan mendeskripsikan sistem pengelolaan


sampah permukiman yang dilakukan masyarakat Bali khusunya di daerah Panjer, Bali. Serta
mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah berbasis
Tri Hita Karana dalam upaya mengatasi permasalahan lingkungan masyarakat Panjer. Untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan pengumpulan data melalui observasi, dan studi
pustaka. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa beberapa kendala yang dihadapi kelembagaan desa dalam pengelolaan
sampah yaitu: 1) rendahnya kesadaran masyarakat, 2) sulitnya mendapatkan lahan untuk
depot pengelolaan sampah; 3) kondisi sampah di depan rumah (TPS) tidak terpilah (campuran
sampah organik dan anorganik), 4) waktu pengangkutan sampah tidak tepat 5) mesin
pencacah kurang; 6) pemasaran kompos yang tidak lancar dan sangat terbatas; 8) gangguan
kesehatan petugas pengolah sampah, dan 9) keterbatasan dana operasional pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah berbasis sosial budaya dapat dilakukan untuk mewujudkan dan
meningkatkan peran lembaga adat (desa/banjar) khusnya daerah panjer sebagai pendukung
visi dan misi Tri Hita Karana; merubah paradigma budaya Bali (cultural engineering) dalam
pengelolaan sampah; aktualisasi nilai-nilai budaya dan kesucian lingkungan (sumber daya
alam vital) dan kawasan/suaka, menghidupkan kembali tradisi gotong royong membersihkan
lingkungan, menggalakkan upaya 3 R (reduce, reuse, dan recycle) sampah warga masyarakat
pedesaan ; meningkatkan peran aktif ibu rumah tangga (PKK) dalam pengelolaan sampah,
penerapan aturan pengelolaan rumah tangga dan lingkungan (limbah) secara efektif melalui
mekanisme reward and punishment berupa aturan adat (awig-awig).

Kata Kunci : Sampah, Pengelolaan, Kendala, Tri Hita Karana

iii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i

KATA
PENGANTAR…................................................................................................................ii

ABSTRAK.....................................................................................................................................iii

DAFTAR
ISI..................................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................2

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2


1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Pengertian Sampah Menurut Para


Ahli.....................................................................3

2.2 Jenis-Jenis Sampah......................................................................................................6

2.3 Sumber-Sumber
Sampah.............................................................................................7

2.4 Pengelolaan sampah berbasisi Tri Hita Karana sebagai upaya mengatasi
permasalahan lingkungan masyarakat
Panjer.......................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
3.2
Saran............................................................................................................................11
iv
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tri Hita Karana merupakan konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu
menitikberatkan bagaimana antara sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa
satu dengan yang lain, tidak ada riak-riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai.
Tri Hita Karana bisa diartikan secara leksikal yang berarti tiga penyebab kesejahteraan.
Istilah ini terambil dari kata tri yang artinya tiga, hita yang artinya keseimbangan atau
sejahtera, dan karana yang artinya penyebab. Ketiga hal tersebut adalah Parahyangan,
Pawongan, dan Palemahan.Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementerian LH,
2008). Dalam ketentuan UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sampah kerap kali menimbulkan permasalahan di kehidupan kita sehari-hari salah satu
contohnya adalah Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan
masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan
terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air
tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara,
pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran
air dan banjir (Sicular 1989).
Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan
terutama sekitar kota Oleh sebab itu, banyak negara besar melakukan incineration atau
pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah. Sementara itu,
permasalahan yang dihadapi untuk proses ini adalah biaya pembakaran lebih mahal

v
dibandingkan dengan sistem pembuangan akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini
digunakan untuk pertanian dalam jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah
karena mengandung logam berat (Ross 1994). Sampah adalah suatu bahan yang terbuang
atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah
sakit, pasar, dan sebagainya. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi: 1). Sampah
organik/basah, Contoh : Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau
sisa buah dan lain-lain yang dapat mengalami pembusukan secara alami.2) Sampah
anorganik/kering, Contoh : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan lain-lain yang tidak
dapat mengalami pembusukan secara alami. 3). Sampah berbahaya, Contoh: Baterai, botol
racun nyamuk, jarum suntik bekas dan lain-lain.
Permasalahan sampah di Indonesia khusunya di daerah panjer Bali antara lain semakin
banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai
pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan
tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan
tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. Dengan adanya hal ini
muncullah pemikiran dan kebijakan dari setiap daerah untuk melakukan pengelolaan sampah
yang dilaksanakan secara berkala dengan tujuan agar mampu mengurangi permasalahan
terkait sampah di wilayah Panjer dengan tetap melihat unsur sosiologi budaya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian sampah menurut para ahli?
2. Apa saja jenis-jenis sampah?
3. Dari mana sumber-sumber sampah?
4. Bagaimana upaya masyarakat Panjer dalam mengelola sampah berbasisi Tri Hita
Karana sebagai upaya mengatasi permasalahan lingkungan masyarakat Panjer?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Budaya juga bertujuan agar pembaca dapat mengetahaui bagaimana pengelolaan

vi
sampah dengan berbasis Tri Hita Karana sebagai upaya mengatasi permasalahan lingkungan
masyarakat Panjer, Bali.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah ini yaitu pembaca akan mendapat informasi-
informasi serta wawasan baru terkait pengelolaan sampah yang hubungannya dengan Tri
Hita Karana dan adat istiadat Sehingga kedepannya bermanfaat bagi pembacanya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah Menurut Para Ahli


Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra 2007). Undang-Undang
Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat (RI 2008). Sampah adalah
barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya,
tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar
(Nugroho 2013). Berikut ini adalah beberapa pengertian sampah menurut para ahli:
1. Menurut Kodoatic (2003), sampah merupakan limbah padat atau setengah padat dari hasil
kegiatan manusia, hewan atau tumbuhan atau kegiataan perkotaan.
2. Menurut Azwar (1990) menerangkan dalam bukunya bahwa sampah adalah segala sesuatu
yang sudah tidak dipakai, dipergunakan, disenangi sehingga harus dibuang.
3. Menurut SK SNI T-13-1990 F, sampah adalah limbah padat baik yang terdiri dari zat
organik maupun anorganik yang di kelola dengan komponen-komponen subsistem yang
saling mendukung, berinteraksi dan berhubungan satu sama lain.
4. Juli Soemirat (1994), Menurutnya, definisi sampah adalah barang padat yang dihasilkan
dari kegiatan manusia yang tidak lagi dikehendaki dan tidak berguna.

vii
5. Azwar (1990), Arti sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan manusia.
6. Tanjung, menurutnya sampah adalah barang yang tidak berguna lagi sehingga dibuang
oleh pemiliknya ke tempat yang sudah disediakan.
7. Bahar, dalam bukunya mengatakan, bahwa sampah adalah suatu barang yang harus bersifat
padat yang tidak dapat dipergunakan lagi dan dibuang, sehingga barang tersebut tidak bisa
diuraikan dengan sempurna oleh alamyang akhirnya menyebabkan kerusakan.

2.2 Jenis-Jenis Sampah


Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah
rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian,
sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, sampah
pemukiman, sampah perdagangan (Asteria, 2015). Pengelolaan sampah berdasar jenis-jenis
sampah berdasarkan pemilihannya dibagi menjadi tiga yaitu sampah organik, anorganik, dan
sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) (Sucipto, 2012). Berikut ini adalah detail
penjelasan mengenai jenis-jenis sampah:
1. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai dan membusuk yaitu dari makhluk
hidup, baik manusua, hewan dan tumbuhan. Sampah organik terbagi menjadi dua yaitu
sampah organik basah dan sampah organik kering. Sampah yang mengandung air yang
cukup tinggi seperti kulit buah dan sisa sayuran termasuk dalam sampah basah. Sampah
kering merupakan sampah yang kandungan airnya sedikit seperti kayu, ranting pohon,
dan daun kering.
2. Sampah anorganik merupakan sampah yang sulit untuk membusuk dan sulit terurai.
Sampah organik dapat digunakan kembali (reuse), yang dapat didaur ulang (recycle), dan
yang tidak berasal dari makhluk hidup. Sampah anorganik berasal dari bahan yang
terbuat dari plastik dan logam.
3. Sampah B3 merupakan sampah yang mengandung merkuri dan dikategorikan beracun
serta berbahaya bagi manusia. Contoh dari sampah B3 yaitu kaleng bekas cat dan keleng

viii
bekas minyak wangi. Sampah jenis ini biasanya merupakan sisa dari pengolahan bahan
kimia yang berbahaya. Jenis sampah B3 sendiri meliputi:
a. Sumber tidak spesifik: Limbah yang berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pelarutan
kerak, mencuci, dan lain-lain.
b. Sumber spesifik: Limbah yang berasal dari proses industri (kegiatan utama).
c. Sumber lain: Limbah yang berasal dari sumber tak terduga seperti produk yang
kedaluwarsa, sisa kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, Recycle melalui Bank
Sampah, jenis sampah yang dapat ditabung di bank sampah dikelompokkan menjadi: a.
Kertas, yang meliputi koran, majalah, kardus, dan dupleks; b. Plastik, yang meliputi
plastik bening, botol plastik, dan plastik keras lainnya; dan Logam, yang meliputi besi,
aluminium, dan timah. Bank sampah dapat menerima sampah jenis lain dari penabung
sepanjang mempunyai nilai ekonomi.
Menurut Nugroho (2013) dalam buku Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair, jenis-
jenis sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain:
a. Berdasarkan sumbernya
Sampah alam merupakan sampah yang ada oleh proses alam yang dapat di daur ulang
alami, seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar
kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun
kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan dalam mengurangi penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higyenis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
c. Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia (pengguna
barang), dengan kata lain adalah sampah hasil konsumsi sehari - hari. Ini adalah
sampah yang umum, namun meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini masih

ix
jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
d. Sampah industri adalah bahan sisa yang dikeluarkan akibat proses - proses industri.
Sampah yang dikeluarkan dari sebuah industri dangan jumlah yang besar dapat
dikatakan sebagai limbah. Berikut adalah gambaran dari limbah yang berasal dari
beberapa industri, yaitu :
a. Limbah industri pangan (makanan), sebagai contoh yaitu hasil ampas
makanan sisa produksi yang dibuang dapat menimbulkan bau dan polusi jika
pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat.
b. Limbah Industri kimia dan bahan bangunan, sebagai contoh industri pembuat
minyak pelumas (oli) dalam proses pembuatannya membutuhkan air skala
besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan ke
lingkungan sekitarnya. Air hasil produksi ini mengandung zat kimia yang
tidak baik bagi tubuh yang dapat berbahaya bagi kesehatan.
c. Limbah industri logam dan elektronika, bahan buangan seperti serbuk besi,
debu dan asap dapat mencemari udara sekitar jika tidak ditangani dengan cara

2.3 Sumber-sumber sampah


Menurut Notoatmodjo (2003), sumber-sumber sampah berasal dari:
1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes). Sampah ini terdiri dari bahan-
bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti
sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas,
plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot
rumah tangga, daundaunan dari kebun atau taman.
2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum. Sampah ini berasal dari tempat-tempat
umum, seperti pasar, tempat-tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan
sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya
3. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran
pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa

x
kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat
anorganik, dan mudah terbakar (rubbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya. Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang
umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batubatuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daundaunan, plastik, dan sebagainya.
5. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes). Sampah ini berasal dari kawasan
industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah
yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampahsampah pengepakan barang, logam,
plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan. Sampah ini sebagai hasil dari
perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang
jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari daerah pertambangan,
dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-
batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan. Sampah yang berasal dari peternakan
dan perikanan ini, berupa kotoran-kotoran.

2.4 Pengelolaan sampah berbasisi Tri Hita Karana sebagai upaya mengatasi permasalahan
lingkungan masyarakat Panjer
konsep Tri Hita Karana muncul berkaitan dengan keberadaan desa adat di Bali. Hal ini
disebabkan oleh terwujudnya suatu desa adat di Bali, bukan saja merupakan kepentingan hidup
tapi adalah kepentingan bersama dalam masyarakat, dalam hal kepercayaan memuja Tuhan.
Dengan kata lain, bahwa ciri khas desa adat di Bali harus mempunyai unsur wilayah, orang-
orang atau masyarakat yang menempati suatu wilayah serta adanya tempat suci untuk memuja
Tuhan.
unsur-unsur Tri Hita Karana itu meliputi : Sanghyang Jagatkarana (Tuhan Yang Maha Esa),
bhuana (alam), dan manusia. Unsur- unsur Tri Hita Karana itu terdapat dalam kitab suci
Bhagavad Gita (III.10), berbunyi sebagai berikut: “Sahayajnah prajah sristva pura vaca
prajapatih anena prasavisya dhvan esa vo'stivistah kamadhuk.” (Pada jaman dahulu, Prajapati

xi
menciptakan manusia dengan yajna dan bersabda “dengan ini engkau akan berkembang dan akan
menjadi kamadhuk dari keinginanmu). Manusia hidup dimuka bumi ini memerlukan
ketentraman, kesejukan, ketenangan dan kebahagiaan lahir dan bhatin, untuk mencapai tujuan
tersebut manusia tidak bisa hidup tanpa bhuwana agung (alam semesta). Manusia hidup di alam
dan dari hasil alam. Hal inilah yang melandasi terjadinya hubungan harmonis antara manusia
dengan alam semesta ini. Arah dan sasaran dari tri hita karana adalah mencapai mokrastham
jagadhita ya ca iti dharma, yakni mencapai kebahagiaan lahir dan bhatin sehingga dengan
keharmonisan maka tercapailah kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir dari agama Hindu
yakni bersatunya atman dengan paramatman. Salah satu implementasi yang dapat dilakukan
sebagai wujud implementasi ajaran Tri Hita Karana ini adalah dengan menjaga kelestarian alam
dan salah satunya adalah upaya pengelolaan sampah berbasis Tri Hita Karana Masyrakat Panjer.
Upaya dalam melakukan implementasi ini adalah dengan melakukan Swakelola, Berdasarkan
Jurnal Bumi Lestari, Volume 11 No. 1, Pebruari 2011, hlm. 167 – 177. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi masyarakat Bali dalam upaya swakelola sampah yakni:
(1) kesadaran terhadap tantangan permasalahan sampah yang timbul dan cendrung semakin
kompleks di lingkungannya,

(2) Desa sebagai daerah atau tujuan wisata (eco-tourism)

(3) Lomba kebersihan lingkungan yang diprakarsai oleh pemerintah


(4) Peran proaktif LSM lingkungan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan
sampah, dan
(5) kesadaran budaya (lingkungan sakral/suci); Namun kebanyakan factor yang memotivasi
munculnya pengelolaan sampah oleh masyarakat desa tersebut akibat terjadinya sinergis
dari berbagai faktor tersebut di atas. Umumnya yang terjadi dilapangan, yaitu pengelolaan
berawal dari jasa pengangkutan sampah ke TPA kemudian berkembang menjadi pengolahan
sampah menjadi kompos. Dalam pengelolaan sampah di Desa panjer khusunya, masyarakat dan
St yang berada diwilayah Panjer telah melakukan upaya untuk menanggulangi masalah sampah
ini. Hal ini ditunjuukan dengan adanya kegiatan organiasi Teruna teruni ini menyasar pola pikir
dan perilaku warga agar dapat secara bijak mengelola sampah di rumah tangga, tempat usaha,
tempat ibadah dan tempat lainnya. Bertempat di Balai Banjar Kaja Kelurahan Panjer, kegiatan
yang merupakan agenda rutin mingguan ini digelar sejak pukul 8 pagi dan berlangsung selama 2

xii
jam. Setelah sebelumnya kegiatan yang sempat vakum dalam kurun waktu 3 tahun dikarenakan
pandemi Covid 19 melanda ini mulai giat dilaksanakan kembali dibawah pantauan Desa Adat
Panjer dan Kelurahan Panjer. kegiatan ini juga bentuk dukungan terhadap Pemerintah yang
sedang bersiap menyambut penyelenggaraan Event Presidensi G20 Tahun 2022 yang rencananya
akan digelar di Bali. Pihaknya berharap, kegiatan ini dapat meminimalisir permasalahan sampah,
utamanya dari tingkat desa / kelurahan. Berikut ini adalah tabel data pengelolaan sampah per
Kabupaten/Kota di Provinsi Bali berdasarkan unit Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Provinsi bali.

Dalam menindak lanjuti permasalahan sampah di daerah Panjer khususnya, para masyarakat
melalukan beberapa giat kegiatan yang telah dilakukan yakni dengan tujuan regulasi Peraturan
Gubernur Bali No 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dan Peraturan
Walikota Denpasar No 45 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui
Bank Sampah. “Melalui kegiatan ini kami sekaligus juga mensosialisasikan Pararem Desa Adat
Panjer terkait Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber yang sebentar lagi akan disahkan. Selain
dengan adanya kegiatan tersebut beberapa daerah di Panjer juga telah mengadakan upaya
pengelolaan sampah yakni diantaranya Kegiatan dalam bentuk komitmen Kelurahan Panjer
bersama TPS 3R Paku Sari dalam mengimplementasikan Peraturan Walikota Denpasar No. 45
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Reuse, Reduce, dan Recycle Melalui Bank Sampah. Melalui

xiii
keberadaan Bank Sampah Alam Asri ini diharapkan mampu membantu Pemerintah Kota
Denpasar dalam mengatasi permasalahan sampah di tingkat desa/kelurahan khususnya dalam
penanganan sampah anorganik. Dengan adanya hal ini masyarakat diajak untuk lebih mengenali
jenis-jenis sampah yang dihasilkan oleh setiap masyarakat agar kedepannya masyarakat di
daerah Panjer dapat menyikapi permasalahan mengenai sampah ini dengan baik. Dalam upaya
pelaksanaan pengelolaan sampah di desa Panjer yang diwujudkan dengan adanya bank sampah
ini, seluruh perangkat desa diharapkan juga turut serta dalam upaya pengelolaan sampah ini
yakni dengan cara Seluruh perangkat kelurahan termasuk kepala lingkungan akan diwajibkan
untuk membawa sampah anorganiknya minimal 1 bulan sekali ke kantor sekaligus menjadi
nasabah bank sampah, aparat harus menjadi contoh untuk warganya, tidak hanya bisa
memberitahu saja. Dalam pengimplementasian pengelolaan sampah berbasis Tri Hita Karana ini
tidak terlepas dari adanya adat istiadat dan awig-awig yang melekat pada kebudayaan Bali
sendiri, dengan adanya pengelolaan sampah berbasis Tri Hita Karana diharapkan akan tetap
menjaga keberadaan elemen-elemen penguatan budaya-budaya bali. Dalam pengelolaan sampah
berbasis Tri Hita Karana juga dapat dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan
Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber :
Bahwa untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali sesuai dengan visi Nangun Sat
Kerthi Loka Bali, perlu segera dilaksanakan kebijakan Pengelolaan Sampah berbasis sumber
guna mewujudkan Bali yang bersih, hijau, dan indah. Pengelolaan Sampah di Kawasan
Permukiman, Kawasan Komersial, Kawasan Industri, Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial,
dilaksanakan dengan cara :
1. menggunakan dan memilih bahan yang mengandung sedikit Sampah;
2. tidak menggunakan plastik sekali pakai;
3. memanfaatkan dan menggunakan kembali Sampah sesuai fungsinya atau dengan
fungsi yang lain;
4. menyediakan tempat Sampah yang terpilah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(2);
5. mengumpulkan Sampah;
6. menyetor Sampah Yang Tidak Mudah Terurai Oleh Alam ke Bank Sampah dan/atau
FPS;

xiv
7. Mengolah Sampah yang mudah terurai oleh alam; dan h. mengangkut Sampah residu
ke TPA.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang
berbentuk padat (RI 2008). Pengelolaan sampah di Bali khusunya daerah Panjer dalam
pelaksanaanya telah dilakukan dengan baik oleh masyarakat dan didukung dengan adanya
program-program dari pihak pemerintah. Berlandaskan Tri Hita Karana yang merupakan
konsep atau ajaran dalam agama Hindu yang selalu menitikberatkan bagaimana antara
sesama bisa hidup berdampingan, saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak ada riak-
riak kebencian, penuh toleransi dan penuh rasa damai. Dalam hal ini upaya pengelolaan
sampah yang memiliki keterikatan dengan Tri Hita Karana mengandung arti bahwa manusia
harus senantiasa menjaga keharmonisan antara umat manusia dengan lingkungannya untuk
mencapai kehidupan yang harmonis. Dalam pengelolaan sampah berbasis Tri Hita Karana
ini diwujudkan guna menjadi Bali sebagai pulau yang hijau, bersih dan indah. Upaya yang
dapat dilakukan yakni seperti: menggunakan dan memilih bahan yang mengandung sedikit
sampah, tidak menggunakan plastik sama sekali, memanfaatkan dan menggunakan kembali
sampah sesuai fungsinya atau fungsinya yang lain dan mengelola sampah yang mudah
teruari oleh alam, mengangkat sampah residu ke TPA.

xv
3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan dalam makalah ini yaitu, pengelolaan sampah berbasis
Tri Hita Karana tidak hanya cukup dilakukan oleh sebagian masyarakat tetapi harus
dilakukan oleh seluruh elem masyarakat Bali, khususnya masyarakat Panjer. Pemerintah
harus tetap memberikan perhatian dan dukungan kepada setiap daerah yang telah berusaha
memberantas masalah sampah yang ada di Bali khususnya di Panjer.
Berbagai macam kegiaatan guna mendukung program pengelolaan permasalahan
sampah khususnya di Panjer harus tetap dijalankan dan dilaksanakan secara berkala untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Pemuda dan pemudi yang ada di setiap daerah khusunya
di Bali harus senantiasa menggerakkan program ini agar tidak menjadi program semata.

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3723/4/Chapter%202.pdf
https://kemenag.go.id/hindu/implentasi-ajaran-tri-hita-karana-dalam-kehidupan-4s9s1u
https://balisatudata.baliprov.go.id/laporan/data-pengelolaan-sampah-per-kabupatenkota-
di-provinsi-bali?district_id=9&sub_district_id=&year=2021&month=&date=

xvi

Anda mungkin juga menyukai