Anda di halaman 1dari 27

Perkembangan fisik dan kognitif pada masa dewasa awal

1. Transisi dari masa remaja menuju masa dewasa


• Beranjak dewasa
Masa beranjak dewasa adalah sebuah istilah yang kini digunakan untuk merujuk
masa transisi dari remaja menuju dewasa. Rentang masa ini berkisar antara 18
hingga 25 tahun , masa ini ditandai oleh kegiatan bersifat eksperimen dan eksplorasi
.Transisi remaja menuju masa dewasa diwarnai dengan perubahan yang
berkesinambungan. ada 2 kriteria yang untuk merujuk pada status dewasa, yakni
kemandirian ekonomi dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakannya
sendiri . Tanda-tanda menjadi Orang Dewasa Di Amerika Serikat, tanda yang paling
umum dipakai untuk menyatakan sescorang telah dewasa adalah bahwa orang
tersebut telah memiliki pekerjaan yang menetap dan penuh, hal ini biasanya terjadi
ketika individu telah menyelesaikan sekolahnya yaitu SMA, universitas atau
pendidikan profesional lainnya. Meskipun demikian, kriteria-kriteria lainnya belum
jelas. Kemandirian ekonomi merupakan salah satu pertanda dari status
kedewasaan, namun untuk mencapainya dibutuhkan proses yang panjang. Kini
semakin banyak para sarjana lulusan universitas yang kembali ke orang tuanya
sambil berusaha mencapai kemapanan ekonomi. Studi longitudinal yang dilakukan
baru-baru ini yang melibatkan para partisipan berusia 25 tahun, menemukan bahwa
jumlah subjek yang mandiri secara finansial sepenuhnya dari keluarga hanya
meliputi setengahnya lebih sedikit (Cohen & kawan kawan, 2003). Meskipun
demikian, temuan paling dramatis dalam hidup seseorang dalam perannya sebagai
orang dewasa selama 10 tahun dari usia 17 hingga 27 tahun, banyak di antara para
partisipan yang maju dan mundur antara meningkat dan menurunnya dependensi
secara ekonomi. Transisi dari SMA hingga mahasiswa sering kali melibatkan
karakteristik positif maupun negatif. Di kampus, para mahasiswa cenderung merasa
mereka telah beranjak dewasa, mampu meluangkan lebih banyak waktu dengan
kawan-kawan sebaya, memiliki lebih banyak peluang untuk mengeksplorasi
berbagai studi ini adalah adanya variabilitas yang luas dalam hal perjalanan gaya
hidup dan nilai-nilai yang berbeda, lebih terbebas dari pengawasan orang tua.
Meskipun demikian, kampus memberikan struktur sekolah yang lebih luas dan
impersonal; perhatian pada prestasi dan asesmen di kampus juga meningkat.

2.Transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi


Untuk kebanyakan individu di negara maju, lulus dari sekolah dan melanjutkan
kuliah merupakan aspek penting dalam transisi menuju kedewasaan (Bowman 2010
Sama seperti transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah yang juga
menyebabkan perubahan dan stres, begitu juga dengan transisi dari sekolah
menengah atas ke perguruan tinggi. Dua masa transisi tersebut punya banyak
kesamaan. Dari sebagai senior di sekolah menengah atas menjadi anak baru di
kampus mengulang fenomena top-dog, di mana individu yang tadinya termasuk
dalam kelompok siswa yang paling rua dan berkuasa menjadi kelompok siswa yang
paling muda dan lemah yang sudah terjadi sebelumnya ketika masa kedewasaan
dimulai. Bagi banyak siswa, transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi
melibatkan pergerakan ke arah struktur yang lebih besar dan impersonal interaksi
dengan teman-teman dari latar belakang geografis dan etnis yang lebih beragam
dan peningkatan fokus terhadap pencapaian beserta asesmennya. Sama halnya
dengan transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas, transisi dari sekolah menengah atas ke universitas Juga melibatkan
fitur-fitur positif. Mahasiswa lebih merasa dewasa, punya banyak pilihan terhadap
mata kuliah yang ingin diambil punya lebih banyakwaktu untuk bergaul dengan
teman-teman, punya kesempatan yang lebih besar untuk mengeksplorasi nilai dan
gaya hidup yang beragam, menikmati kebebasan yang lebih besar dari pantauan
orang tua, dan tertantang secara intelektual oleh tugas-tugas akademis (Santrock &
Halonen, 2010).
Mahasiswa masa kini mengalami stres yang lebih besar dan merasa lebih depresi
dari masa sebelumnya, menurut studi nasional terhadap lebih dari 200.000
mahasiswa baru di lebih dari 400 perguruan tinggi (Pryor & kawan-kawan, 2009).
Sebuah studi nasional yang baru-baru ini dilakukan oleh Asosiasi Kesehatan
Universitas Amerika (2008) terhadap lebih dari 90.000 mahasiswa di 177 kampus
mengungkapkan bahwa merasa tidak punya harapan, merasa kewalahan dengan
hal-hal yang harus mereka lakukan, mengalami kelelahan mental, sedih, dan
merasa depresi adalah hal yang lazim dialami mahasiswa. Kebanyakan kampus
memiliki pusat konseling beserta para ahli cara yang efektif untuk mengelola stres.

3.Perkembangan fisik
 Perkembangan performa fisik
Umumnya, puncak performa fisik diraih sebelum kita berusia 30tahun, seringkali
antara usia 19 hingga 26 tahun. Puncak performa fisik tidak hanya terjadi pada
muda-mudi pada umumnya, namun juga pada para atlet terkemuka. Berbagai tipe
atlet, bagaimanapun. mencapai performa puncak mereka di usia yang berbeda.
Sebagian besar perenang dan pesenam mencapai puncak performanya di akhir usia
belasan. Para pemain golf dan pelari maraton cenderung meraih puncak pada usia
akhir dua puluhan. Dalam bidang atletik lainnya, performa puncak sering kali diraih
di pertengahan dua puluhan. Akan tetapi, di tahun-tahun terakhir ini, para atlet yang
berada dalam kondisi sangat prima-seperti Dana Torres (Perenang Olimpiade), dan
Tom Watson (golf)- telah memperpanjang batas usia performa yang luar biasa. Di
masa dewasa awal, kita tidak hanya meraih puncak performa fisik. Di masa ini
performa fisik kita juga mulai menurun. Kesehatan dan kekuatan otot biasanya mulai
memperlihatkan tanda-tanda penurunan di usia sekitar 30. Dagu yang mulai merosot
dan perut yang menonjol juga mulai tampak Berkurangnya kemampuan fisik
merupakan keluhan yang umum dialami orang-orang yang baru mulai memasuki
usia tiga puluhan.
 kesehatan
Angka kematian individu ketika beranjak dewasa dua kali lebih besar dari remaja
(Park & kawan-kawan, 2006). Meskipun angka kematian individu yang beranjak
dewasa lebih tinggi dari remaja. mereka mengalami masalah kesehatan kronis,
masalah pernapasan, dan flu dibanding ketika mereka masih anak-anak (Rimsza Za
& Kirk, 2005). Kendati sebagian besar mahasiswa tahu cara mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan, mereka tidak menerapkan pengetahuan dan informasi
yang mereka punya dengan baik terhadap diri mereka sendiri (Murphy-Hocler, Alder,
& Higbee, 2004).
Sebuah studi longitudinal mengungkapkan bahwa sebagian besar kebiasaan yang
merugikan kesehatan yang terbentuk pada masa remaja semakin melekat pada
masa beranjak dewasa (Harris & kawan-kawan, 2006). Kurang gerak, diet, obesitas
penyalahgunaan zat terlarang. perawatan kesehatan reproduksi, dan akses
perawatan kesehatan semakin memburuk pada masa beranjak dewasa. Sebagai
contoh ketika mereka berusia 12 sampai 18 tahun, hanya 5 persen yang dilaporkan
tidak melakukan olahraga mingguan, tapi ketika mereka berusia 19 hingga 26 tahun,
46 persen dari mereka mengaku sama sekali tidak berolahraga dalam kurun waktu
seminggu.
Ketika beranjak dewasa dan masa dewasa awal, beberapa individu berhenti
memikirkan bagaimana gaya hidup akan memengaruhi kesehatan mereka nantinya
ketika dewasa Ketika kita beranjak dewasa, banyak dari kita mengembangkan pola
tidak sarapan, makan tidak teratur, dan mengandalkan kudapan sebagai sumber
makanan utama sepanjang hari makan berlebihan sampai melebihi batas berat
badan normal untuk usia kita, menjadi perokok sedang atau berat minum alkohol
sesekali atau menjadi peminum berat. tidak berolah raga, dan kurang tidur di malam
hari (Cousineau. Goldstein, & Franco, 2005), Gaya hidup semacam ini tera dengan
kesehatan yang buruk yang pada gilirannya akan memengaruhi kepuasan hidup.
Dalam sebuah Studi Longitudinal Berkeley-di mana beberapa individu dievaluasi
selama periode 40 tahun-kesehatan fisik pada usia 30 bisa memprediksi kepuasan
hidup pada usia 70, khususnya untuk laki-laki. (Mussen, Honzik, & Eichorn, 1982).
Studi baru-baru ini menggali hubungan antara perilaku kesehatan dan kepuasan
hidup pada lebih dari 17.000 individu berusia 17 sampai 30 tahun di 21 negara
(Grant, Wardle, & Steptoe, 2009). Kepuasan hidup orang dewasa muda secara
positif berhubungan dengan tidak merokok, berolah raga secara teratur, memakai
tabir surya, mengonsumsi buah dan membatasi asupan lemak, tapi tidak
berhubungan dengan konsumsi alkohol dan asupan serat. Profil kesehatan orang
dewasa muda bisa ditingkatkan dengan mengurangi insiden gaya hidup tertentu
yang merugikan kesehatan, seperti makan berlebihan dan dengan menjalani gaya
hidup yang meningkatkan kesehatan yang mencakup kebiasaan makan yang baik,
olahraga teratur, dan tidak menyalahgunakan obat-obatan (Teague & kawankawan,
2009; Waldron & Dieser, 2010).
 Pola makan dan berat tubuh
Obesitas adalah sebuah masalah yang serius, 33% orang Amerika kelebihan berat
badan hingga beresiko mengalami gangguan kesehatan. hereditas leptin, dan faktor
lingkungan berpengaruh pada obesitas. Kebanyakan diet tidak bertahan hingga
jangka panjang, bagi yang berhasil sampai jangka panjang itu karena mereka juga
melakukan olahraga . Obesitas adalah masalah kesehatan yang serius dan banyak
melanda Individu (Howel, 2010; Kruseman kawan-kawan, 2010). Prevalensi obesitas
orang dewasa di Amerika Serikat berusia 20 tahun keatas meningkat dari 19 persen
di tahun 1997 menjadi 33 persen di tahun 2006 (Pusat Kontrol dan Pencegahan
Penyakit. 2008). Dalam survei Ini, obesitas didefinisikan dengan memiliki indeks
massa badan sebesar yang mencakup tinggi dan berat badan) 30 atau lebih. Survei
Pemeriksaan Kesehatan dan Nutrisi Nasional (NHANES) baru-baru ini menghitung
bahwa 86 persen orang Amerika akan kelebihan berat badan atau mengalami
obesitas pada tahun 2030, juga kecenderungan berat badan saat ini terus berlanjut
(Beydoun 6 Wang 2009). Dan studi terhadap 168.000 orang dewasa di 63 negara
mengungkapkan bahwa 40 persen laki-laki dan 30 persen wanita di seluruh dunia
punya berat badan berlebih dan 24 persen laki-laki dan 27 persen wanita mengalami
obesitas (Balkau & kawan-kawan, 2007).
Obesitas berkaitan dengan meningkatnya risiko terserang penyakit hipertensi.
diabetes, dan penyakit kardiovaskular (Granger & kawan-kawan, 2010). Berat badan
berlebih atau obesitas juga berhubungan dengan masalah kesehatan mental,
Sebagal contoh, studi terbaru mengungkapkan bahwa wanita yang kelebihan berat
badan lebih besar kemungkinannya untuk menderita depresi dibanding wanita
dengan berat badan normal (Ball Bunton, & Brown, 2009). Faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi obesitas? Beberapa faktor yang mungkin adalah hereditas
leptin set point, dan metabolisme faktor-faktor lingkungan, dan gender.
 Olahraga secara teratur
Olahraga yang dilakukan secara cukup dan teratur dapat memberikan keuntungan
fisik psikologis. Salah satu faktor yang mendorong para ahli menghimbau agar orang
berolahraga karena olahraga dapat membantu mencegah penyakit jantung.
diabetes. dan penyakit lain (Hales, 2011: Walker fr kawan-kawan, 2010). Para ahli
kesehatan merekomendasikan agar orang-orang dewasa melakukan aerobik selama
30 menit atau lebih, sebaiknya setiap hari. Latihan aerobik (aerobic exercise) adalah
olahraga yang terus-menerus contohnya lari, berenang atau bersepeda, yang
merangsang kerja jantung dan paru-paru. Para ahli kesehatan sangat
merekomendasikan agar Anda sebaiknya meningkatkan detak jantung Anda minimal
60 persen dari detak jantung maksimum Anda Meskipun demikian, hanya sekitar
seperlima orang dewasa yang aktifmengikuti rekomendasi mengenai level aktivitas
fisik ini. Para peneliti telah menemukan bahwa olahraga tidak hanya berguna untuk
menjaga kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Secara khusus, olahraga
dapat memperbaiki konsep diri serta mengurangi kecemasan dan depresi (Sylvia &
kawan-kawan, 2009). Meta-analisis memperlihatkan bahwa seperti halnya
psikoterapi. olahraga clektif dalam mengurangi depresi (Richardson 6 lain-lain,
2005).

 penggunaan obat
Pada usia pertengahan 20-an sering terjadi penurunan penggunaan obat. mabuk-
mabukan diantara mahasiswa masih menjadi perhatian utama dan dapat
menyebabkan mahasiswa bolos kuliah, bermasalah dengan polisi, hubungan seks
tanpa pelindung. Alkoholisme adalah gangguan yang merusak kesehatan dan relasi
sosial individu. Beberapa orang dewasa muda merokok bahkan orang dewasa ingin
berhenti tapi terhambat oleh rasa ketagihan mereka terhadap nikotin. Kesimpulan ini
dibuat oleh Jerald Bachman dan para koleganya (2002) dalam sebuah analisis
longitudinal yang melibatkan lebih dari 38.000 individu; individu ini dievaluasi dari
sekolah menengah tingkat akhir hingga usia dua puluhan. Pada remaja, mahasiswa,
dan orang dewasa pria lebih besar kemungkinannya menggunakan obat-obatan
dibandingkan wanita (Johnston & kawan kawan, 2008). Sebuah studi terbaru
menunjukkan bahwa hanya 20 persen Mahasiswa yang dilaporkan tidak
mengonsumsi alkohol (Huang & kawan-kawan, 2009) .
4. Seksualitas
• aktivitas seksual ketika beranjak dewasa
Masa beranjak dewasa adalah waktu ketika kebanyakan individu aktif secara
seksual dan akan menikah. Orang dalam masa beranjak dewasa melakukan
hubungan seks dengan lebih banyak orang dibanding orang dewasa muda, tapi
frekuensi mereka berhubungan seks lebih jarang. Juga seks bebas lebih lazim ketika
beranjak dewasa.
• orientasi seksual dan perilaku
Dalam survei seks di Amerika tahun 1994, kehidupan seksual orang dewasa
Amerika digambarkan lebih konservatif dari yang dibayangkan, preferensi seksual
individu kemungkinan besar adalah hasil dari kombinasi faktor genetis, hormonal,
kognitif, dan lingkungan.
• infeksi yang ditularkan secara seksual
Disingkat STIS , infeksi yang ditularkan secara seksual terjadi terutama lewat kontak
seksual,STI yang paling banyak menyita perhatian beberapa dekade terakhir ini
adalah infeksi HIV yang bisa mengarah pada AIDS , orang yang terkena AIDS
Mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh bahkan juga bisa mengancam
nyawa.
• perilaku kekerasan seksual dan pelecehan seksual
Pemerkosaan merupakan sebuah bentuk kekerasan seksual yang dilakukan
terhadap seseorang tanpa seizin mereka . Date Rape atau acquaintance rape
adalah aktivitas seksual yang bersifat memaksa , gimana korbannya adalah orang
yang setidak tidaknya sudah dikenal. Pelecehan seksual terjadi ketika seseorang
menggunakan kekuasaannya atas individu lain secara seksual dan menghasilkan
dampak psikologis yang serius pada korbannya.

5. Perkembangan kognitif
• tahap-tahap kognitif
Menurut Piaget, berpikir formal operasional yang dimulai dari usia 11 hingga 15
tahun , adalah tahap kognitif yang terakhir . Meskipun Jika dilihat dari segi kuantitas
jumlah pengetahuan orang dewasa lebih besar dibandingkan remaja, secara
kualitatif tahap perkembangan kognitif orang dewasa tidak berbeda dari remaja .
beberapa ahli menyatakan bahwa di masa dewasa muda idealisme yang terdapat
pada tahap tahap formal operasional mengalami kemunduran, yang kemudian
digantikan dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis. Beberapa ahli
mengusulkan adanya tahap kognitif ke-5, pemikiran post formal.
• kreativitas
Puncak kreativitas diri di masa dewasa seringkali di usia 40-an, setelah itu menurun,
meskipun demikian, terdapat variasi ekstensif individu untuk hasil kreatif rentang
hidup seseorang.csikszentmihalyi mengajukan bahwa langkah pertama yang perlu
ditempuh agar berkembang menuju kehidupan yang kreatif adalah melatih rasa ingin
tahu dan minat anda.

6. Karir dan pekerjaan


• perubahan perkembangan
Banyak anak-anak kecil yang memiliki fantasi mengenai karir yang ideal. Di akhir
usia belasan tahun dan awal 20-an, ada banyak individu yang telah menyelesaikan
pendidikan atau pelatihan nya dan memulai sebuah karir. Di sisa-sisa masa dewasa
awal, mereka berusaha memulai dan meniti karirnya. Banyak individu percaya mistik
karir tapi belakangan hal ini meningkat dari tahayul untuk sejumlah besar orang
Amerika.
• menemukan jalan dan tujuan hidup
Damon berpendapat bahwa terlalu banyak individu belum menemukan jalan dan
tujuan dalam pengembangan karir mereka, ia menyimpulkan bahwa banyak individu
terlalu sering hanya fokus pada tujuan jangka pendek dan tidak mengeksplorasi
gambaran besar dan jangka panjang tentang apa yang ingin mereka lakukan dalam
hidup.
• gambaran mengenai pekerjaan
Pekerjaan yang membutuhkan pendidikan kuliah diharapkan menjadi pekerjaan
yang paling cepat bertumbuh dan dibayar paling tinggi di Amerika Serikat. Di dekade
berikutnya, khususnya di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta
pelayanan profesional dan bisnis, di harapkan akan memberikan banyak pekerjaan.
Orang dewasa perlu mengeksplorasi tipe pekerjaan yang disukai dan kemungkinan
untuk sukses, serta memahami pertumbuhan pekerjaan dan tuntutan pendidikannya.
Perkembangan karier adalah aspek penting di masa dewasa awal dan bekerja
menjadi aspek sentral dalam hidup kebanyakan orang dewasa.
• pengaruh kerja
Pekerjaan menegaskan seseorang secara mendasar dan merupakan salah satu
Aspek penting yang membentuk identitas seseorang. Sebagian besar individu
menggunakan kurang lebih sepertiga kehidupannya untuk bekerja. 80% mahasiswa
Amerika Serikat bekerja kuliah. Sambil kuliah dapat memberikan Efek positif
sekaligus negatif. pengangguran menyebabkan stres, baik kehilangan pekerjaan
secara temporer, siklik , atau permanen . Meningkatnya jumlah wanita yang bekerja
sebagai wanita karir mengarah pada isu baru yang berkaitan dengan pekerjaan .
Rumah tangga dengan pencari nafkah ganda menyebabkan meningkatnya waktu
yang dihabiskan pria untuk mengurus rumah dan anak.
• keragaman di tempat kerja
Tempat kerja di Amerika Serikat menjadi semakin beragam, pertumbuhan tenaga
kerja wanita semakin meningkat di tahun belakangan ini, persentase etnis latin di
lapangan kerja Amerika Serikat diproyeksikan lebih besar daripada etnis Afrika
Amerika pada tahun 2016.

Perkembangan Sosioemosi Di Masa Dewasa Awal


1. Stabilitas Dan Perubahan Yang Berlangsung Dari Masa Kanak-Kanak Hingga
Dewasa
 Temperamen
temperamen adalah gaya perilaku dan Karakteristik respons emosíonal yang
silatnya individual. Di masa dewasa awal, sebagian besar indvidu memperlihatkan
lebih sedikit perubahan suasana hati dibandingkan ketika remaja: mereka juga lebih
bertanggung jawab dan lebih jarang berperilaku yang mengandung risiko
(Caspi, 1998). Seiring dengan tanda-tanda dari perubahan umum dalam hal
temperamen. para peneliti juga menemukan kaitan antara beberapa dimensi dari
temperamen di masa kanak-kanak dengan kepribadian orang dewasa. Sebagai
contoh, di dalam sebuah studi longitudinal. anak-anak yang sangat aktif di usia 4
tahun Juga cenderung sangat ramah diusia 23 tahun (Franz, 1996). Apakah aspek
lain dari temperamen di masa kanak-kanak memiliki kaitan dengan penyesuaian di
masa dewasa? Riset telah mengkaitkan beberapa tipe dan dimensi ini yang terdapat
di masa kanak-kanak dengan karakteristik kepribadian orang dewasa. Sebagai
contoh:
 Temperamen yang mudah dan temperamen yang sulit. Sebuah
studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak yang memiliki
temperamen yang mudah di usia 3 hingga 5 tahun, cenderung lebih
mudah menyesuaikan diri ketika menjadi orang dewasa muda (Chess
& Thomas, 1987). Sebaliknya, banyak anak yang memiliki temperamen
yang sulit ketika berusia 3 hingga 5 tahun, juga memiliki penyesuaian
yang buruk ketika la menjadi seorang dewasa muda (Chess &
Thomas. 1987). Selain itu, para peneliti telah menemukan bahwa anak
laki-laki yang ketika kanak-kanak memiliki temperamen yang sulit,
ketika dewasa juga cenderung tidak melanjutkan pendidikan
formalnya: sementara anak perempuan yang ketika kanak-kanak
memiliki temperamen yang sulit, ketika dewasa cenderung mengalami
konflik perkawinan (Wachs. 2000)
 Kekangan (inhibition), Individu yang memiliki temperamennya
terkekang di masa kanak-kanak, ketika dewasa cenderung kurang
bersikap asertif atau memperoleh dukungan sosial, dan cenderung
terlambat memasuki jalur kerja yang stabil dibandingkan orang dewasa
lainnya (Wachs, 2000) Sebuah studi longitudinal mengungkapkan
bahwa 15 persen anak laki-laki dan perempuan dikekang oleh orang
tua mereka ketika berusia 4 hingga 6 tahun serta terlambat punya
relasi yang stabil dan mendapatkan pekerjaan penuh waktu di usia 23
tahun (Asendorph. Denissen, & van Aken, 2008). Dalam Studi
Longitudinal Uppsala (Swedia), rasa malu/kekangan ketika masa
bayi/kanak-kanak dikaitkan dengan kecemasan sosial di usia 21 tahun
(Bohlin & Hagekull. 2009).
 Kemampuan mengendalikan emosi. Sebuah studi longitudinal
menemukan bahwa ketika anak-anak berusia 3 tahun dan
memperlihatkan kontrol emosi yang baik dan tabah ketika menghadapi
stres, mereka cenderung mampu mengatasi emosinya secara efektif
ketika dewasa (block, 1993). Sebaliknya, jika anak berusia 3 tahun
memiliki kontrol emosi yang rendah dan tidak tabah, mereka
cenderung memperlihatkan masalah di bidang ini ketika dewasa muda.
Singkatnya studi ini mengungkapkan adanya kesinambungan antara aspek-aspek
tertentu dari temperamen di masa kanak-kanak dan penyesuaian di dewasa
awal.Kaitan antara temperamen masa kanak-kanak dan kepribadian orang dewasa
bisa bervariasi, tergantung pada konteks pengalaman Individual. Mitos di masa
kanak-kanak awal berkaitan dengan sifat yang ramah di masa dewasa muda titik
dibandingkan remaja, orang yang telah mencapai masa dewasa muda memiliki
suasana hati yang tidak mudah berubah-ubah cenderung lebih bertanggung jawab
dan lebih jarang terlibat dalam tindakan tindakan beresiko pada beberapa kasus arti
dari temperamen di masa kanak-kanak berhubungan dengan masalah-masalah di
masa dewasa awal .
 Kelekatan
Ada tiga dimensi yang menjadi karakteristik kelekatan pada orang dewasa:
Kelekatan yang aman, kelekatan yang menghindar, dan kelekatan pencemas.
 Gaya kelekatan yang aman. Orang dewasa dengan kelekatan yang
aman memiliki pandangan ang positif terhadap relasi, mudah dekat
dengan orang lain, dan tidak khawatir serta berlebihan tentang relasi
romantis mereka. Orang dewasa semacam ini cenderung menikmati
seksualitas dalam konteks relasi yang berkomitmen dan lebih jarang
melakukan seks dalam hubungan singkat.

 Gaya kelekatan yang menghindar. Individu yang menghindar merasa


ragu-ragu terlibat dalam relasi romantis dan sering mengambil jarak
dari pasangan mereka dalam relasi.

 Gaya kelekatan yang cemas. Individu ini menuntut kedekatan, kurang


bisa memercayai orang lain, dan lebih emosional, pencemburu, serta
posesif.

Mayoritas orang dewasa (sekitar 60 sampai 80 persen) menjelaskan mereka


sebagai orang dengan kelekatan yang aman, dan tidak mengejutkan bahwa orang
dewasa juga memilih untuk memiliki pasangan dengan kelekatan yang aman
(Zeilman & Hazan, 2008). Para peneliti juga mempelajari kaitan antara gaya
kelekatan orang dewasa saat ini dengan berbagai aspek kehidupan lainnya dari
orang dewasa tersebut (Cowan & Cowan, 2009; Shaver & Mikulincer, 2011). Orang
dewasa yang punya kelekatan yang aman lebih puas dengan relasi dekatnya
dibandingkan orang dewasa dengan kelekatan tidak aman; di samping itu, relasi
orang dewasa dengan kelekatan yang aman cenderung diwarnai oleh kepercayaan,
komitmen, dan usia yang panjang (Fooney, 2008). Dibandingkan
orang dewasa dengan kelekatan tidak aman, orang dewasa dengan kelekatan aman
juga cenderung menerima dukungan jika sedang berada dalam kondisi tertekan dan
juga cenderung lebih bersedia memberikan dukungan jika pasangannya tertekan
(Rholes 6 Simpson, 2007). Juga, suudi baru-baru ini terhadap individu-individu
berusia 18 hingga 20 tahun mengungkapkan bahwa kelekalan aman dengan orang
tua terkait dengan kemudahan menjalin pertemanan di masa kullah (Parade,
Leerkes, 8 Blankson, 2010). Ulasan sebuah penelitian atas wawancara kelekatan
10,000 orang dewasa mengungkapkan bahwa keudakamanan kelekatan berkaitan
dengan depresi(Bakermons-Kranenburg, 6 van 10zendoorn, 2009).Minat terhadap
kolekalan orang dewasa akhir-akhin ini juga fokus pada bagaimana gen bisa
memengaruhi seperti apa orang dewasa merasakan lingkungannya (Diamond,2009).
Sebuah studi baru-baru ini memeriksa kaitan antara gen pembawa serotonin(5-
HITLPR) dan kelekaian orang dewasa yang belum terpecahkan (Caspers & kawan-
kawan, 2009). Kelekatan yang belum terpecahkan dinilai dalam wawancara tentang
kelekatan dan melibatkan pola tutur kata yang mengindikasikan bahwa orang tua
yang sudah meninggal masih memainkan peran besar dalam hidup orang dewasa
yang diwawancara tersebut dan memberikan detail yang berlebihan tentang
kematian orang.

2. Ketertarikan,Cinta,Dan Relasi Dekat


 Ketertarikan
Kebiasaan mendahului terjadinya relasi dekat titik kita suka berhubungan dengan
orang yang serupa dengan kita. prinsip dari consensual validation dan matching
hipotesis dapat menjelaskan hal ini atribut-atribut kepribadian mungkin Secara
khusus penting dalam sebuah relasi yang berhasil. ketertarikan fisik dapat bervariasi
di berbagai budaya dan sejarah waktu yang berbeda.
 Tipe Tipe Cinta
Tiba-tiba cinta yang berbeda mencakup persahabatan, cinta romantis Rhoma Cinta
efektif dan cinta sempurna. persahabatan memainkan peran penting dalam
perkembangan orang dewasa cinta romantis, juga disebut cinta gairah, mencakup
hasrat, seksualitas, dan campuran emosi yang tidak semuanya positif. cinta fiktif
juga disebut cinta karena kedekatan biasanya menjadi lebih penting ketika relasi
semakin matang. shaver mengajukan sebuah model perkembangan cinta dan
mengajukan model perkembangan cinta ( hasrat,keintiman, komitmen)
 Berakhirnya Percintaan
Berakhirnya relasi akrab dapat menjadi sebuah peristiwa yang traumatis pada
beberapa individu,pengalaman ini dapat menimbulkan kebahagiaan kebahagiaan
dan perkembangan pribadi. Bagi sebagian besar individu, berakhirnya percintaan itu
menyakitkan melibatkan emosi yang intens

3. Gaya Hidup Orang Dewasa

 Orang Dewasa Yang Hidup Sendiri


Ini hidup sendirian telah menjadi gaya hidup yang semakin banyak dijumpai.Salah
satu keuntungan dari hidup sebagian adalah adanya otonomi. Adapun tantangan
yang dihadapi oleh orang-orang dewasa yang hidup sendirian biasanya berkaitan
dengan kehidupan, kesepian dan menemukan identitas yang positif di tengah
masyarakat yang berorientasi pada perkawinan.
 Kohabitasi Orang Dewasa
Kini hidup wanita si makin menjadi gaya hidup yang populer, tapi peneliti
menemukan bahwa kohabitasi seringkali dikaitkan dengan hasil pernikahan yang
negatif, meskipun kaitan ini bergantung pada waktu dilakukannya kohabitasi. hasil
pernikahan yang negatif lebih sering terjadi ketika kohabitasi terjadi sebelum
pertunangan.
 Orang Dewasa Yang Menikah
Di Amerika Serikat, usia pernikahan individu semakin lama semakin meningkat.
terlepas dari penurunan jumlah angka pernikahan Sebagian besar orang Amerika
memilih untuk menikah. keuntungan pernikahan adalah tercapainya kesehatan fisik
dan mental yang lebih baik dan kehidupan yang lebih panjang.
 Orang Dewasa Yang Bercerai
Jumlah angka perceraian di Amerika Serikat meningkat di abad 21 namun mulai
menurun di tahun 1980 an. perceraian bersifat kompleks dan emosional, baik pria
maupun wanita yang bercerai bisa mengalami kecemasan dan kesulitan memulai
relasi yang baru.

 Orang Dewasa Yang Menikah Lagi


Jika orang dewasa menikah lagi, orang dewasa pria cenderung melakukannya lebih
cepat dibanding orang dewasa wanita. menikah lagi memberikan keuntungan juga
masalah kepada orang dewasa. keluarga yang terbentuk karena pernikahan lagi
lebih tidak stabil dibandingkan pernikahan pertama, dan orang dewasa menikah lagi
yang memiliki kesehatan mental yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa di
pernikahan pertama, meskipun menikah kembali bisa memperbaiki status-status
finansial terutama wanita.
 Orang Dewasa Gay dan Lesbian
Salah satu temuan yang paling menyolok mengenai pasangan gay dan lesbian
adalah bagaimana kesesuaian mereka dengan pasangan heteroseksual

4. Pernikahan dan Keluarga

 Melestarikan pernikahan
Penelitian Gottman mengindikasikan bahwa dalam pernikahan yang langgeng,
pasangan membangun peta cinta, merawat rasa kemesraan dan kekaguman, peduli
satu sama lain, pengaruh dari pasangan, menyelesaikan konflik yang bisa
diselesaikan, mengatasi hambatan, dan menciptakan makna bersama.
 Menjadi Orang Tua
ukuran keluarga menjadi lebih kecil dan banyak wanita yang menunda melahirkan
hingga mereka mapan dalam karir. ada beberapa keuntungan memiliki anak pada
masa dewasa dan ada pula keuntungan memiliki anak di kemudian hari.
 Mengatasi Perceraian
Hetherington mengidentifikasi ada 6 jalur yang dapat ditempuh seseorang setelah
bercerai: enhancers, good-enoughts, seekers, libertines, competent loners, and the
defeated. Sekitar 20% dari orang-orang yang bercerai itu lebih dapat menyesuaikan
diri dan lebih kompeten.

5. Gender, Relasi dan Perkembangan Diri

 Gender dan Komunikasi


Tannen membedakan antara rapport talk yang dipilih oleh banyak wanita, dan
rapport talk banyak dipilih oleh pria. hasil meta-analisis menemukan perbedaan kecil
dalam hal komunikasi antar gender namun penelitian terbaru mengatakan ada
beberapa Perbedaan gender pada aspek tertentu dalam komunikasi, Misalnya saja
cara pria dan wanita menggunakan kata-kata.
 Perkembangan wanita
beberapa ahli gender menyatakan bahwa wanita lebih berorientasi pada relasi
dibandingkan pria dan bahwa interaksi di antara mereka difokuskan pada
pengembangan orang lain menyatakan bahwa Kini lebih banyak variasi gaya relasi
pada pria dan wanita di bandingkan yang diungkapkan oleh pandangan ini. Banyak
ahli mempertahankan kompetensi dan minat mereka dalam relasi namun mereka
juga perlu memotivasi diri sendiri.
 Perkembangan Pria
Peran tradisional pria mengandung cukup banyak tekanan hidup yang dapat
merugikan kesehatannya. peran tersebut juga dapat menghambat minat dalam
relasi, relasi yang setara dengan wanita koma serta koneksi emosi yang positif
dengan pria lain.

Perkembangan fisik dan kognitif di masa dewasa menengah

1. Hakikat Masa Dewasa Menengah


Perubahan di usia paruh baya
 Ketika jumlah orang yang hidup hingga usia lanjut semakin bertambahan
banyak. Apa yang kita pikiran adalah hal yang mungkin terjadi kelak di usia
paruh baya, alasan utama yang mendorong para ahli parkembangan mulai
mempelajari usia paruh baya adalah karena terjadi peningkatan yang
dramatis dari jumlah individu yang memasuki periode masa hidup ini
 Mendefisikan masa dewasa menengah
 Usia pertengahan mencakup variasi individual yang sangat luas, dengan
mempertimbangkan variasi ini, kami memutusakan bahwa masa dewasa
mengenah dimulai di sekitar usia 40 hingga 45 tahun dan terakhir pada usia
serikat 60 sampai 65 tahun. Masa dewasa menengah adalah suatu periode
usia dimana terjadi peningkatan dan penurunan, serta berperannya factor-
faktor biologis dan sosio-budaya secara berimbang. Beberapa ahli
menyatakan bahwa pengaruh factor-faktor sosio-budaya lebih besar
dibandingkan factor-faktor biologis.
2. Perkembangan fisik

 Perubahan fisik di usia paruh baya berlangsung secara bertahap. Factor-


faktor genetic dan gaya-hidup memainkan peran penting dalam menentukan
apakah dan kapankah penyakit kronik akan muncul. Perubahan-perubahan
fisik yang terjadi di masa dewasa menengah dapat mencukup perubahan
yang terlihat secara jelas dalam penampilan fisik ( kerutan,bercak penuaan
ketinggian (menurun) dan berat tubuh (meningkat) kekuatan, persendian,dan
tulang penglihatan dan pendengaran system kardiovaskula paru-paru dan
tidur.

 Kesehatan dan penyakit

Di usia peruh baya, frekuensi kecelakaan menurun dan individu sudah tidak
terlalu mudah terkena flu dan alergi. Penyakit-penyakit kronis yang jarang
mencul di masa dewasa awal. Meningkat di masa dewasa menengah, dan
menjadi lebih umum di masa dewasa akhir. Artritis memjadi penyakit kronis di
usia pertengahan, diikuti dengan hipertensi.pria lebih banyak yang menderita
gangguan yang tidak fatal. Fungsi system kekebalan tubuh juga menurun
seiring dengan bertambahnya usia tekanan emosional cenderung menjadi
factor penting yang menyebabkan penyakit kardiovaskular. Orang yang hidup
dalam kondisi stress yang kronis cenderung untuk merokok, makan
berlebihan. Dan tidak berolahraga. Senua tingkah laku yang berkaitan dengan
stres ini berkaitan dengan penyakit kardiovaskular.

 Budaya memainkan peran penting dalam penyakit serangan jantung.

Angka kematian
 Di masa dewasa menengah. Penyakit kronis adalah penyebab utama
kematian. Sebelumnya, penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama
kematian di masa paruh baya, tapi sekarang. Kanker menjadi penyebab
utama kematian pada kelompok usia ini.
Seksualitas
 Climaeteric adalah suatu tradisi di usia paruh baya dimana terjadi
kemunduran dalam fertilitas. Mayoritas wanita tidak mengalami masalah-
masalah fisik atau psikologis yang berkaitan dengan menopause yang
biasanya terjadi di usia akhir 40-an dan awal 50-an.meskipun demikian
menopause adalah peristiwa penting karena menopause menandai
berakhirnya kemampuan untuk memperoleh anak. Hormorie ,replacement,
therapy (HRT) dapat menambah menurunnya level hormon reproduktif yang
dihasilkan oleh ovarium. HRT terdiri dari berbagai bentuk estrogen dan
biasanya progestin. Fakta yang ada menyatakan bahwa penggunaan HRT
dalam jangka-panjang perlu dievaluasi kembali secara selitis. Pria tetap
mampu memiliki anak di usia paruh baya, meskipun level testosterone
mereka menurun. Menopause pria, seperti penurunan estrogen yang
dramatis pada wanita, tidak terjadi. Perilaku seksual menjadi lebih jarang di
masa dewasa menengah dibandingkan di masa dewasa awal. Meksipun
demikian mayoritas orang dewasa di usia paruh baya menujukkan minat seks
yang sedang atau kuat.

 Bagi wanita , memasuki masa panah baya berarti akan mengalami


menopause. Pada umnya.. di akhir usia 40-an atau awal 50-an tahun, periode
menstruasi wanita akan sepenuhnya berhenti Bersamaan dengan
menopause, produksi estrogen dari ovarium menurun drastis. Pemunnan
estrogen dapat menimbulkan gejala yang tidak mengenakkan seperti hor
flashes kulit tiba-tib memerah dan merasakan peningkatan suhu tube make
lahan, dan detak jantung yang lebih cepat. Menopause tilak menyebabkan
masalah psikologis atau fisik yang serius bagi sebagian besar wanita
 Bagi pria. proses penuan pada musa dewasa modya terlitut kebih kabur
kabur. Tidak terdapat tanda-tanda fisik dari pertumbuhan usia yang mirip
dengan berakhirnya menstruasi pada wanita, schingga tidak menopause bagi
pru. Pri tetap subur dan tetap dapat memiliki anik hingga masa dewasa akhir.
Meskipun demikian, produksi pem berkurang

Perkembangan kognitif
Inteligenis
 Menurut Horn, crystallized intelligene (akumulasi dari informasi dan
keterampilan) akan terus meningkat di usia paruh baya, sementara fluid
intelligence ( kemampuan melakukan penalaran abstrak ) akan menurun.
Schala dan willis menemukan bahwa dibandingkan hasil penilaian cross-
sectional, hasil penilaian longitudinal kurang memperlihatan kemunduran
kemampuan intelektual di masa dewasa menengah, bahkan cenderung
memperlihatkan kemajuan. Keempat level kemampuan in, telektual tertinggi
( perbendaharaan-kata memori verbal, penalaran induktif, dan orientasi
spasial) terjadi di usia paruh baya. Anlisis baru-baru ini memprelihatkan
adanya variasi individual di dalam kemampuan intelektual di masa usia paruh
baya dari bahwa variasi pada sejumlah kemampuan tertentu lebih dapat
memprediksikan kemunduran kognitif di masa dewasa akhir dibandingkan
variasi di sejumlah kemampuan lainnya. Salthouse berargumen bahwa
penurusan sejumlah fungsi kognitif dimulai di masa dewasa awal dan
berlanjut sampai usia 50-an. Penurusan di beberapa aspek keberfungsian
neurobiologis yang mungkin berhubungan dengan fungsi kognitif terkait usia
baru-baru ini berhasil ditemukan.
 Menurut John Horn di usia paruh baya ada sejumlah kemampuan yang
meningkat (Horn & Dorakison, 1980). Horn menyatakan bahwa crystallized
intelligence, akumulasi dari informasi dan ketrampilan verbal terus meningkat
di masa dewassa menengah sementara fluid intelligance, kemampuan
seseorang untuk melakukan penalaran secara abstrak, mulai menurun di
masa dewasa menengah

 Studi Longiudioml Seattle

 Fokus utama dari Studi Longitudinal Seattle adalah perubahan dan stabilitas
inteligersi individu Kemampuan mental utama yang dites adalah sebagai
berikut :

 Pebendaharaan Kata (kemampuan untuk memahami ide-ile yang


diekspresikan secara verbal).

 Memori Verbal (kemampuan untuk melakukan enconding dan

 mengingat unit bahasa yang bermakna, seperti daftar kata-kata) • Angka


(kemampuan untuk melakukan perhitungan matematis

 sederhana seperti menambah, mengurangi dan mengalikan) • Orientasi spasi


kemampuan untuk memvis iua lisasikan dan melakukan rotasi stimuli secara
mental dalam ruang dua atau tiga

 dimensi) • Penakaran induktif ( kemampuan untuk mengenali dan memahami

 sejumlah pola dan relasi yang terdapat di sebuah masalah serta


menggunakan pemahaman ini untuk memecahkan contoh-contoh masalah)

 Dalam penelitian, fungsi tertinggi untuk empat dari enam kemampuan


intelektual itu terjadi di masa dewasa menengah (Willis & Schake, 1999). Baik
pada wanita maupun pria, performa puncak di bidang perbendaharaan kata,
memori verbal penalaran induktif dan orientasi spasial dicapai usia paruh
baya. Hanya dua dari enam kemampuan-kemampuan mumerik dan
kecepatan perseptual yang memperlihatkan kemunduran yang paling awal.
Pemrosesan informasi
 Kecepatan pemrosesan informasi yang sering kali diukur dengan kecepatan
reaksi, akan menurung di masa dewasa menengah. Meskipun Schaie
menemukan bahwa memori verbal meningkat di usia paruh baya, beberapa
penelitian lain juga menemukan bahwa memori cenderung menurun di usia
ini. Memori cenderung akan menurun di usia paruh baya jika individu tidak
menggunakan strategi secara efektif. Keahlian mencakup pengtahuan yang
sangat tergorganisasi yang ekstensi dan pemahaman mengenai sebuah
bidan. Keahlian sering kali meningkat di masa dewasa awal dan menengah
namun di masa dewasa akhir.

Karier,pekerjaan, dan waktu luang


Pekerjaan di usia paruh baya

 Bagi sebagian besar individu, usia setengah baya adalah masa bagi sesorang
untuk melakukan refleksi, penilaian, dan evaluasi terhadap perkerjaannya
saat ini dan bagaimana rencananya di masa yang akan datang. Salah satu
isu penting adalah individu akan melanjutkan mengerjakan tipe pekerjakan
seperti yang mereka ingin lakukan atau berganti perkerjaan ayau karier.
 Tantangan dan perubahan karier
Para pekerja yang saat ini berada di usia pertengahan menghadapi tantangan
seperti globalisasi di dalam dunia kerja, perkembangan teknologi informasi
yang cepat, pengecilan ukuran organisasi, pensiun dini, keprihatinan
mengenai pensiun dan perawatan kesehatan pekerjaan atau perubahan
karier yang terjadi pada usia paruh baya dapat memotivasi dini atau menjadi
tekanan bagi individu.
 waktu luang
Kita tidak perlu belajar berkerja dengan baik, namun kita juga perlu belajar
menikmati waktu luang. Secara khusus, waktu luang merupakan hati yang
penting bagi individu paruh baya karena di masa ini terjadi perubahan fisik
dan individu juga perlu mempersiapkan diri agar dapat menjadi pensiunan
yang aktif.

Agama dan makna hidup


Agama dan kehidupan orang dewasa

 Agama merupakan dimensi yang penting bagi sebagian besar kehidupan


orang amerika. Wanita menunjukan minat terhadap agama yang lebih kuat
dibandingkan pria. Meskipun demikian kita juga perlu memperhatikan
pertedaan individu di dalam hal minat agama.

Agama dan kesehata


 Dalam beberapa kasus agama dapat memiliki kaitan nrgatif dengan
kesehatan fisik. Hal ini misalnya ketika kultus atau sekte agama mencegah
individu untuk memperoleh perawatan medis. Dalam agama besar, agama
biasanya memperlihatkan hubungan positif atau tidak memiliki hubungan
dengan kesehatan fisik. Agama dapat memainkan peranan penting di bagi
individu untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.

Makna hidup
 Frankl berkeyakinan bahwa menelaah keterbatasan eksistensi kita dapat
menggiring pada eksplorasi makna hidup. Ketika dihadapkan pada kematian
saudara-saudara dan berkurangan waktu yang masih dimiliki, banyak individu
setengah baya mulai menelaah makna hidup mereka baumeister dan vohs
menyatakan bahwa pencarian makna hdup mencakup empat kebutuhan
utama: tujuan, nilai-nilai , kemajuan, dan self-worth

PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA DEWASA MENENGAH


Teori kepribadian dan perkembangan
 Erikson menyatakan bahwa tahap ketujuh dari masa-hidup manusia,
generativitas versus stgnasi terjadi di masa dewasa menengah. Empat tipe
generativitas ini mencakup biologi pengasuhan.pekerjaan, dan budaya.
Dalam teori levinson, tugas-tugas perkembangan sebaiknya dikuasai dalam
titik-titk perkembangan dan perubahan yang berbeda di usia paruh baya yang
berfokus pada empat konflik: orang muda versus orang tua,destruktif versus
konstruktif, maskulin versus leminin, mendekat ke orang lain atau menjauh
dari orang lain. Levinson mengajukan bahwa mayoritas orang-orang
amerika,khususnya pria,mengalami krisis paruh baya. Meskipun demikian,
riset mengindikasikan bahwa krisis paruh baya tidak memengaruhi seluruh
kehidupan orang yang bersangkutan. Di masa dewasa menengah terdapat
variasi individual dalam perkembangan yang berlangsung.

Pendektan peristiwa hidup ( Life-Events approach)


 Menurut versi awal pendekatan peristiwa-hidup, berbagi peristiwa hidup
sering kali menciptakan lingkungan yang mengganggu yang menyebabkan
stres pada kehidupan orang-orang. Dalam versi kontemporer dari pendekatan
peristiwa hidup, pengaruh dari berbagai peristiwa hidup terhadap
perkembangan individu tidak terletak pada peristiwa itu sendiri melainkan
pada factor-faktor mediator, adaptasi terhadap peristiwa, konteks
perkembangan hidup, dan konteks sosio-historis.
 Stress dan kendali diri di usia paruh baya

 Para penliti menemukan bahwa orang dewasa muda dan menengah


mengalami hari-hari yang lebih menekan, mengandung berbagi stress, dan
melampaui batas sehingga mereka tidak lagi memiliki kendali , dibandingkan
yang dialami orang-orang dewasa muda dan tua. Rata –rata, rasa kendali diri
berkurang seiring semakin tuanya orang dewasa-akan tetapi, beberapa aspek
kendali diri lainnya justru meningkat.

 Konteks perkembangan individu di usia paruh baya


 Neugarten berpendapat bahwa lingkungan social dari kelompok usia tertentu
dapat mengubah jam social (social clock) daftar jam yang di susun
berdasarkan tugas-tugas hidup apa yang dihadapkan untuk dipenuhi oleh
individu. Para kritikus menyatakan bahwa teori-teori tahap perkembangan
orang dewasa mengandung bias pria karena teori-teori ini terlalu menekankan
pada prestasi dan karier serta tidak menaruh cukup perhatian pada hal-hal
yang menjadi perhatian wanita, seperti relasi antaramanusia, misalnya usia
paruh baya adalah sebuah periode yang heterogen bagi para wanita maupun
pria. Bagi sejumlah wanita usia paruh baya adalah puncak dari kehidupan
mereka. Banyak budaya tidak memiliki konsep yang jelas mengenai usia
paruh baya. Dalam banyak masyarakat nonindustri,statras wanita akan
meningkat di usia
Paruh baya

Stabilitas dan perubahan


Studi longitudinal
 Dalam Studi Baltimore Costa 6 Mcrae, lima besar faktor kepribadian-emotional
stability (stabilitas emosi), extraversion to experience (keterbukaan terhadap
pengalaman aarecableness (keramahan), dan onscientiouoness (sikap berhati-
hati)-tetihat cukup stabil Meskipun demikian sebuah hasil meta analisis
terhadap lima besar faktor kepribadian tersebut menunjukkan adanya
peningkatan dan penurunan dari faktor-faktor tertentu selama masa dewasa, di
mana perubahan paling besar terjadi di masa dewasa awal. Studi Longitudinal
Berkeley tidak mendukung argumen rentang terjadinya perubahan yang
ekstrem dalam stabilitas-perubahan. Karakteristik karakteristik yang paling
stabil adalah orientasi intelektual keyakinan diri, dan keterbukaan terhadap
pengalaman baru. Adapun karakteristik karakteristik yang paling banyak
berubali adalah pengasuhan permusuhan, dar kendali diri Dalam Studi wanita
Helson's Mills College, pada usia 27 tahun hingga awal 40-an, terjadi sedikit
penurunan karakteristik feminin tradisional kemungkinan hal ini terkait dengan
perubahan-perubahan sosial Di awal usia 40-an, para wanita banyak
mengalami kekluwatiran seperit yang yang dideskripsikan oleh Levinson
mengenai pria Meskipun demikian, dibandingkan krisis hidup paruh baya
kondisi Ini paling tepat jika disebut sebagai kesadaran paruh baya Penelitian
George Vaillant mengungkapkan adanya kaitan antara sejurulah karakteristik di
usia 50 dan kesehatan sena kesejahteraan di usia 75 hingga 80 tahun
Kesimpulan
 Model kepribadian kumulatif menyatakan bahwa seiring bertambahnya waktu
dan usia kepribadian menjadi lebih stabil. Perubahan sifat kepribadian terjadi
lebih banyak di masa dewasa awal dibandingkan di masa dewasa menengah
dan akhir akan tetapi sejumlah aspek kepribadian terus berubah setelah masa
dewasa awal. Perubahan sifat kepribadian selama masa dewasa terjadi dalam
arah yang positif, merefleksikan kematangan sosial Di level individu,
perubahan kepribadian sering kail dikaitkan dengan pengalaman hidup yang
berkaitan dengan perlode perkembangan tertentu Beberapa orang lebih
banyak berubah dibandingkan orang yang lain

Relasi akrab
Cinta dan pernikahan di usia stengah-baya
 Cinta afektif meningkat di usia paruh baya khususnya pernikahan yang telah
berlangsung selama bertahun-tahun. Mayoritas orang dewasa di usia
pertengahan yang menikah menyatakan bahwa pernikahan mereka itu baik
atau sempurna. Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa bahaya
perceraian di masa kehidupan paruh baya bisa jadi lebih sedikit dan tidak
begitu intens dibandingkan perceraian yang terjadi di masa dewasa muda
Kekosongan dan Pemenuhannya
 Dibandingkan menurunkan kepuasan pernikahan seperti yang diperkirakan
oleh banyak orang sindrom empty nest dapat meningkatkan kepuasan
pernikahan pada kebanyakan orang tua. Jumlah orang dewasa muda yang
kembali ke rumah dan hidup bersama dengan orang tuanya juga bertambah.
Beberapa orang dewasa muda tidak meninggalkan rumah tua mereka hingga
usia pertengahan atau akhir 20-an karena mereka tidak mampu menyokong
kebutuhan finatisial mereka sendiri.
Relasi di antara Saudara Kandung dan Persahabatan
 Relasi di antara saudara kandung terus berlangsung sepanjang hidup.
Beberapa diantara mereka memiliki relasi yang dekat, sementara yang lain
berjarak. Persahabatan terus berlanjut sebagai hal yang penting di usia paruh
baya.
Kakek-Nenek
 Terdapat peran-peran dan gaya-gaya kakek-nenek yang berbeda-beda. Nenek
meluangkan lebih banyak waktu dengan para cucu dibandingkan kakek. Profil
mengenai kakek-nenek telah berubah, terkait dengan faktor-faktor seperti
perceraian dan pernikahan kembali. Kini terdapat semakin banyak cucu di
Amerika Serikat yang tinggal bersama kakek-neneknya.
Relasi Antargenerasi
 Anggota keluarga biasanya menjaga kontak antargenerasi. Para ibu dan anak
perempuan memiliki relasi yang paling dekat. Generasi paruh baya, yang
disebut disebut generasi "sandwich" atau "terperas" . berperan penting dalam
menjalin hubungan antargenerasi.

A. PERKEMBANGAN FISIK DI MASA DEWASA AKHIR


1. PANJANG USIA
 Mengenali karakteristik lanjut usia (lansia) dan teori biologis mengenali biologis
mengenai proses menjadi tua.
Pada “Panjang Usia Masa Dewasa Akhir, terbagi menjadi :
A. Harapan Hidup dan Masa Hidup
B. Tua-Awal, Tua-Menengah, Tua-Akhir
C. Teori Biologis mengenai Proses menjadi Tua

a) HARAPAN HIDUP & MASA HIDUP


Harapan hidup merujuk pada tahun-tahun yang mungkin dilalui oleh rata-rata
orang yang dilahirkan di tahun tertentu. Masa hidup adalah jumlah tahun
maksimum yang bisa dicapai oleh semua anggota suatu spesies. Harapan
hidup meningkat secara dramatis; sementara masa hidup tidak. Kini jumlah
individu yang hidup hingga 100 tahun atau lebih, semakin bertambah. Genetis,
kesehatan, dan mengatasi stres dengan baik bisa memberikan kontribusi untuk
menjadi orang yang hidup hingga usia 100 tahun atau lebih (Centenarian).
Rata-ratanya, wanita hidup lebih lama enam tahun dibandingkan pria.
Perbedaan jenis kelamin agaknya berkaitan dengan faktor-faktor biologis dan
sosial.
b) TUA-AWAL, TUA-MENENGAH, TUA-AKHIR
Menurut batasan usia kronologis, tua-awal terletak antara usia 65-74 tahun,
tua-menengah adalah 75 tahun ke atas, sementara tua-akhir adalah 85 tahun
keatas. Banyak ahli di bidang proses penuaan memilih untuk mendeskripsikan
tua-awal, tua-menengah dan tua-akhir¸ menurut fungsi usia dibandingkan usia
kronologis. Pandangan ini menjelaskan fakta bahwa sejumlah orang berusia 85
tahun keatas lebih sehat secara biologis dan fisik, dibandingkan sejumlah
orang yang berusia 65 tahun. Meskipun demikian, mereka yang berusia 85
tahun keatas menghadapi masalah-masalah spesifik, sementara mereka yang
berusia 60-an dan 70-an mengalami proses penuaan secara berhasil.
c) TEORI BIOLOGIS MENGENAI PROSES MENJADI TUA
Lima (5) teori biologis terdiri dari teori evolusioner, teori jam seluler, teori radikal
bebas, teori mitokondrial, serta teori stres hormonal. Teori evolusioner tentang
penuaan menyatakan bahwa seleksi alam tidak mengeliminasi banyak kondisi
berbahaya dan karakter non-adaptif dari orang dewasa Lanjut Usia. Maka,
manfaat yang diberikan oleh teori evolusioner Menurun seiring bertambahnya
usia karena karena seleksi alam berkaitan dengan kebugaran reproduktif.
Haylick mengajukan teori jam seluler, yang menyatakan bahwa sel-sel yang
membelah maksimum sekitar 75-80 kali dan seiring dengan bertambahnya usia
kita kemampuan sel-sel kita untuk membelah menjadi berkurang. Telomerase
agaknya dapat ikut menjelaskan mengapa sel-sel kehilangan kapasitasnya
untuk membelah. Menurut teori radikal bebas, orang bertambah tua karena
molekul-molekul Oksigen yang tidak stabil Yang disebut radikal bebas
dihasilkan dalam sel-sel dan struktur jaringan sel yang rusak. Menurut teori
mitokondrial, proses penuaan berkaitan dengan berkurangnya mitokondrial,
tubuh jaringan sel yang kecil, yang menyediakan energi untuk berfungsi,
bertumbuh, dan memperbaiki diri. Menurut teori stres hormonal, proses
penuaan dalam sistem hormonal tubuh dapat menurunkan daya tahan
terhadap stres dan meningkatkan kecenderungan terkena penyakit.
2. RANGKAIAN PERKEMBANGAN FISIK DI MASA DEWASA AKHIR
 Mendeskripsikan proses perubahan otak dan tubuh yang berlangsung di masa
dewasa akhir.
Pada “Rangkaian Perk.Fisik Masa Dewasa Akhir” terbagi menjadi:

Otak yang menjadi tua  Sistem kekebalan tubuh Penampilan fisik dan
Pergerakan  Perkembangan Sensoris  Sistem sirkulasi dan paru-paru 
Seksualitas
a) OTAK YANG MENJADI TUA
Seiring dengan bertambahnya usia, berat dan volume otak mulai menyusut. Di
samping itu di masa dewasa pertengahan dan dewasa akhir secara
keseluruhan terjadi kemunduran dari fungsi sistem saraf. Meskipun demikian,
akhir-akhir ini para peneliti menemukan bahwa orang lanjut usia dapat
menghasilkan neuron-neuron baru, dan paling tidak sampai usia 70-an masih
mampu menghasilkan dendrit-dendrit baru. Otak yang menjadi tua tersebut
masih dapat mempertahankan plastisitas dan sifat adat adaptif nya sebagai
contoh, otak ini dapat mengkompensasi kerusakan di sejumlah area di otak
dengan mengalihkan tugas-tugasnya ke area lainnya. Berkurangnya
lateralisasi bisa jadi mencerminkan kompensasi ini, atau juga mencerminkan
berkurangnya spesialisasi dari fungsi karena faktor usia.
b) SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Menurunnya fungsi sistem kekebalan seiring dengan bertambahnya usia telah
cukup banyak didokumentasikan. Olahraga dapat meningkatkan fungsi sistem
kekebalan tubuh.
c) PENAMPILAN FISIK DAN PERGERAKAN
Tanda-tanda paling jelas dari proses penuaan adalah kulit yang berkeriput
serta bercak usia di kulit. Ketika bertambah tua, seseorang menjadi lebih
pendek. Setelah berusia 60 tahun, berat tubuh mereka berkurang karena
jumlah otot menurun titik pergerakan orang lanjut usia atau lansia juga
menurun dalam berbagai tugas.
d) PERKEMBANGAN SENSORIS
Menurunnya ketajaman visual, penglihatan terhadap warna, dan persepsi
kedalaman. Biasanya menurun seiring dengan bertambahnya usia, khususnya
setelah berusia 75 tahun titik lensa mata yang menguning, mengurangi
kemampuan melakukan diferensiasi terhadap warn. Kemampuan melihat
bagian tepi dari medan penglihatan juga berkurang. Menurunnya fungsi melihat
penglihatan yang menyangkut silau ini merupakan ciri khas untuk orang-orang
yang berusia 75 tahun atau lebih, dan bahkan lebih parah lagi pada orang-
orang berusia 85 tahun keatas. Tiga (3) penyakit yang dapat mengganggu
penglihatan mata orang dewasa adalah katarak, glaukoma, dan degenerasi
makular. Berkurangnya pendengaran dapat dimulai di usia pertengahan namun
hal ini menjadi lebih parah hingga Akhir Masa dewasa. Penciuman dan cita
rasa dapat menurun, meskipun penurunan minimal dapat terjadi pada orang
lansia yang sehat. Perubahan-perubahan dalam sensitivitas terhadap sentuhan
yang berkaitan dengan proses penuaan belum menjadi masalah bagi sebagian
besar orang lansia titik sensitivitas terhadap rasa sakit menurut di masa
dewasa akhir.
e) SISTEM SIRKULASI DAN PARU-PARU
Gangguan kardiovaskuler meningkat di masa dewasa akhir. Tekanan darah
tinggi yang terus terjadi harus disembuhkan untuk mengurangi risiko terjadinya
stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal. Kapasitas paru-paru menurun
seiring dengan bertambahnya usia, namun orang lanjut lanjut usia dapat
meningkatkan fungsi paru-paru melalui latihan memperkuat diafragma.
f) SEKSUALITAS
Proses penuaan di masa dewasa akhir juga melibatkan sejumlah perubahan
dalam performa seksual terutama pada pria dibandingkan pada wanita.
Meskipun demikian hingga kini belum diketahui.

3. KESEHATAN
 Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan pada orang tua & cara
menanganinya.
Pada “Kesehatan Fisik Masa Dewasa Akhir terbagi menjadi :

Masalah kesehatan  Penyalahgunaan obat  Olahraga, Nutrisi, dan Berat


Tubuh  Penanganan Kesehatan
a. MASALAH KESEHATAN
Seiring dengan bertambahnya usia kita, kemungkinan terkena penyakit
cenderung meningkat. Penyakit-penyakit kronis jarang terjadi di masa dewasa
awal, meningkat di masa dewasa pertengahan, dan menjadi lebih umum di
masa dewasa akhir. Penyakit kronis yang paling umum di masa dewasa akhir
adalah Artritis. Hampir tiga atau perempat orang-orang lansia meninggal
karena penyakit jantung, kanker atau stroke. Osteoporosis adalah faktor utama
yang menyebabkan banyak orang lansia berjalan dengan menggunakan alat
bantu, secara khusus wanita rentan terhadap Penyakit ini. Kecelakaan
biasanya lebih banyak dialami oleh orang yang lebih tua dibandingkan orang
yang lebih muda.
b. PENYALAHGUNAAN OBAT
Penggunaan dan penyalahgunaan alkohol cenderung menurun pada dewasa
tua meskipun hal ini lebih sulit dideteksi pada lansia dibandingkan pada orang-
orang yang lebih muda.
c. OLAHRAGA, NUTRISI, DAN BERAT TUBUH
Keuntungan-keuntungan dari dari olahraga telah didemonstrasikan pada
orang-orang Lansia. Olahraga aerobik dan angkat beban direkomendasikan
pada orang dewasa jika secara fisik mereka mampu melakukannya. Terdapat
kekhawatiran pada orang dewasa yang tidak memperoleh vitamin dan mineral
secara memadai, khususnya para wanita. Pembatasan kalori hewan pada
hewan dapat meningkatkan masa hidup hewan, namun belum diketahui
apakah hal ini bekerja pada manusia. Pada manusia, kelebihan berat tubuh
dikaitkan dengan meningkatnya angka kematian. Sedangkan besar ahli nutrisi
merekomendasikan keseimbangan yang baik dalam hal diet rendah lemak
pada orang lain sia koma meskipun diet rendah kalori yang ekstrim tidak
direkomendasikan. Kontroversi yang ada adalah yang menyangkut vitamin C,
khususnya antioksidan dari vitamin C, vitamin E dan beta karotin dapat
memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kseshatan pada orang
Lansia. Riset belakangan ini menemukan kaitan anara Vitamin B dengan
performa kognitif yang positif pada Lansia.
d. PENANGANAN KESEHATAN

Meskipun jumlah orang yang tinggal di rumah perawat diantara mereka yang
berusia 65 tahun keatas hanya mencakup 3 persen (3%), di antara mereka
yang berusia 85 tahun keatas jumlahnya mencakup 23 persen (23%). Kualitas
dari rumah-rumah perawat ini cukup bervariasi. Kini terdapat sejumlah alternatif
penanganan yang dapat diberikan di rumah perawatan. Hanya sekadar
memberikan pilihan untuk mengkontrol dan mengajarkan keterampilan-
keterampilan mengatasi masalah dapt mengubah tingkah laku dan
meningkatkan kesehatan para penghuni rumah perawat, sikap dari para
perawat maupun pasien Lansia merupakan aspek yang penting bagi perawat
para pasien ini. Para pegawai rumah perawat sering juga memiliki pandangan
negatif terhadap Lansia, seperti pandangan yang berlaku di masyarakatnya.
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF DI MASA DEWASA AKHIR
1. FUNGSI KOGNITIF PADA ORANG LANJUT USIA (LANSIA)
Mendeskripsikkan fungsi kognitif pada orang Lansia
Pada Fungsi Kognitif Pada Orang Lanjut Usia (LANSIA) terbagi menjadi:
Multidimensionalitas dan Multidireksionalitas Pendidikan, Pekerjaan, dan
Kesehatan  Gunakanlah atau Anda Akan Kehilangan  Pelatihan Keterampilan
Kognitif  Neurosains Kognitif dan Proses Menjadi Tua
2. PERKEMBANGAN BAHASA
 Menjelaskan karakterisitik perubahan bahasa yang dialami orang Lansia
Bagi banyak individu, pengetahuan mengenai kata-kata dan makna kata terus tidak
mengalami perubahan atau bahkan mengalami peningkatan di Masa Dewasa Akhir.
Namun, beberapa penurunan keterampilan berbahasa bisa terjadi di penggunaan
kata-kata untuk berkomunikasi, memahami pidato, keterampilan fonologis, dan
beberapa aspek diskursus. Hal ini merupakan konsekuensi dari kemunduran dalam
pendengaran atau memori, kecepatan pemrosesan informasi, atau penyakit.
3. PEKERJAAN DAN PENSIUN
Mendiskusikan proses menjadi tua serta adaptasi terhadap pekerjaan dan
pensiunan.
Pada Pekerjaan & Pensiunan terbagi menjadi :

Pekerjaan  Pensiunan di Amerika Serikat & Negara-negara lain  Penyesuaian


Terhadap Pensiun
1. PEKERJAAN
Kini, persentase laki-laki berumur 65 tahun keatas yang terus bekerja purna-
waktu, lebih sedikit dibandingkan di awal abad ke-20. Perubahan yang penting
dalam pola kerja orang-orang Lansia ini adalah meningkatkannya pekerjaan
paruh-waktu. Beberapa individu terus melanjutkan kehidupan dengan
produktivitas kerja yang keras sepanjang Masa Dewasa Akhir.
2. PENSIUN DI AS & NEGARA-NEGARA LAIN

pilihan untuk pensiun dibagi para pekerja Lansia merupakan sebuah gejala
yang muncul di akhir abad ke-20 di Amerika Serikat.
3. PENYESUAIAN TERHADAP PENSIUN

jalan yang ditempuh individu-individu ketika mereka memasuki masa pensiun


pada masa sekarang lebih kabur dibanding masa lalu.individu yang paling baik
menyesuaikan diri dalam masa pensiun adalah individu yang sehat, punya
penghasilan yang cukup, aktif, meendapatkan pendidikan yang lebih baik,
punya jaringan sosial teman dan keluarga yang luas, dan sudah puas dengan
hidup mereka sebelum mereka pensiun.

4. KESEHATAN MENTAL
 Mendeskripsikan masalah-masalah kesehatan mental yang dialami orang Lansia
Pada Kesehatan Mental, terbagi menjadi :

Depresi  Demensia, Penyakit Alzheimer, dan Penyakit-Penyakit lainnya 


Ketakutan menjadi Korban, Kejahatan, dan Perlakuan yang Salah Terhadap orang
Lansia
5. AGAMA
Menjelaskan peran agama dalam kehidupan orang Lansia.

C. PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI DI MASA DEWASA AKHIR


1. TEORI PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI
Mendiskusikan 4 (empat) teori perkembangan sosioemosi dan proses menjadi
tua.
Pada Teori Perkembangan SosioEmosi, terbagi menjadi :

Teori Erikson  Teori Aktivitas  Teori Selektivitas Sosioemosional  Teori


Optimalisasi Selektif melalui Kompensasi
1. TEORI ERIKSON
Tahap ke-8 dan terakhir dari perkembangan menurut Erikson, di mana individu
mengalami Masa Dewasa Akhir, dapat melibatkan refleksi terhadap masa lalu dan
meng-integrasikan secara positif, atau menyimpulkan bahwa kehidupannya
sebelumnya tidak dilalui secara baik. Melakukan tinjauan hidup merupakan sebuah
tema yang penting dalam tahap Erikson yang menyangkut integritas versus
kekecewaan.
2. TEORI AKTIVITAS
Teori aktivitas menyatakan bahwa semakin besar tingkat aktivitas dan keterlibatan
seseorang di usia lanjut, semakin besar kepuasan hidupnya. Teori ini memperoleh
dukungan yang kuat.
3. TEORI SELEKTIVITAS SOSIOEMOSIONAL
Teori selektivitas emosional menyatakan bahwa orang-orang Lansia menjadi lebih
selektif dalam jarngan sosialnya. Dikarenakan kepuasan emosional merupakan hal
yang sangat penting, mereka termotivasi untuk meluangkan lebih banyak waktu
menjalin relasi dengan individu-individu yang dikenal, dimana mereka dapat menjalin
relasi yang memuaskan. Tujuan-tujuan yang terkait dengan pengetahuan dan emosi
juga mengalami perubahan disepanjang masa-hidup, dimana tujuan-tujuan yang
terkait dengan emosi menjadi lebih penting ketika individu bertambah tua.
4. TEORI OPTIMALISASI SELEKTIF MELALUI KOMPENSASI
Teori optimalisasi melalui kompensasi menyatakan bahwa proses menjadi tua yang
berhasil berkaitan dengan 3 (tiga) faktor utama, yaitu : 1. Seleksi, 2. Optimalisasi ,
dan 3. Kompensasi. Hal ini secara khusus relevan apabila individu mengalami
kemunduran.

2. KEPRIBADIAN, DIRI, DAN MASYARAKAT


 Mendeskripsikan kaitan antara kepribadian dan moralitas, dan perubahan
identitas dalam diri dan masyarakat di masa dewasa akhir.
Pada Kepribadian, Diri, dan Masyarakat terbagi menjadi :

Kepribadian  Diri dan Masyarakat  Orang-Orang Lansia di Masyarakat


1. KEPRIBADIAN
Kepribadian yang penuh hati-hati dan ramah meningkat di Masa Dewasa Akhir.
Tingkat kehati-hatian ekstraversion,dan terkebukaan terhadap pengalaman,semakin
tinggi tingkat neurotisme,afeksi negatif, pesimisme, dan pandangan negatif terhadap
kehidupan terkait dengan kematian dini dimasa dewasa akhir.
2. DIRI DAN MASYARAKAT
Dalam sebuah studi berskala-besar, ditemukan bahwa harga-diri cenderung
meningkat hampir diseluruh masa dewasa dan kemudian menurun diusia 70-an dan
80-an. Penelitian lebih jauh diperluka untuk menguji benar-tidaknya perubahan
perkembangan dalam hal harga-diri. Stabilitas pengharga-diri cenderung menurun
diantara orang-orang Lansia. Stabilitas penghargaan diri menurun pada orang
Lansia. Possible Selves adalah apa yang mungkin terjadi pada seseorang, apa yang
diinginkannya, dan apa yang mereka takutkan nantinya. Possible selves perubahan
selama masa dewasa akhir, dan terkait dengan keterlibatan dalam berbagi aktivitas
dan harapan hidup yang lebih lama. Perubahan dalam jenis penerimaan-diri terjadi
selama masa dewasa sejalan dengan penerimaan diri yang ideal dan yang
sebenernya menurun sesuai usia, dan penerimaan terhadap masa lalu meningkat.
Sebagian besar orang Lansia mempertahankan kendali-diri, meskipun regulasi-diri
dapat berbeda sesuai domain. Sebagai contoh, dibandingkan orang-orang muda,
orang-orang Lansia memperlihatkan regulasi-diri yang lebih rendah dalam bidang
fisik.
3. ORANG-ORANG LANSIA DI MASYARAKAT
Ageisme adalah Penilaian terhadap orang lain karena usianya. Terlalu banyak
stereotip negatif orang Lansia yang terus-menerus ada. Isu-isu kebijakan sosial
dalam masyarakat yang menua mencakup status ekonomi dan ketersediaan sistem
jaminan sosial, asuransi kesehatan, perawat bagi orang jompo, dan ketidakadilan
generasional. Perhatian yang utama adalah orang Lansia yang hidupp dalam
kemiskinan. Tingkat kemiskinan terutama tinggi pada wanita Lansia yang tinggal
sendiri serta orang Lansia dari etnik minoritas. Kebanyakan orang Lansia hidup
dalam masyarakat bukan di intitusi. Hampir dua pertiga orang Lansia tinggal dengan
anggota keluarga. Orang Lansia cenderung tidak memiliki komputer ditempat
tinggalnya dan kurangnya menggunakan internet daripada orang yang lebih muda,
namun orang Lansia merupakan segmen pengguna internet dengan pertumbuhan
terbesar.
3. RELASI KELUARGA DAN SOSIAL
 Mendeskripsikan karakteristik relasi keluarga dan sosial pada orang-orang
Lansia.

Pada Relasi Keluarga dan Sosial, terbagi menjadi:

Variasi Gaya Hidup  Orang Tua Lansia dan Anak-Anak Mereka yang Telah
Dewasa  Kakek-Nenek Buyut  Persahabatan  Dukungan Sosial dan Integrasi
Sosial  Antuisme dan Menjadi Sukarelawan
4. ETNISITAS, GENDER DN BUDAYA
Merangkum bagaimana kaitan Etnisitas, Gender, dan Budaya dengan proses
menjadi tua.
Pada Etnisitas, Gender, dan Budaya terbagi menjadi :

Etnisitas  Gender Budaya


5. PROSES MASA TUA YANG BERHASIL.
Menjelaskan proses masa tua secara berhasil.

Anda mungkin juga menyukai