Anda di halaman 1dari 13

PESANKU UNTUK IBU KASAT

Ringkasan Proposal

PROPOSAL
Pesanku Untuk Ibu Kasat
(Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota Sungailiat)
Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik
Tuesday, 27 July 2021
Kategori inovasi pelayanan publik
 Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat

Ringkasan Proposal
Permukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota-kota besar di
Indonesia, bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya. Telaah tentang permukiman kumuh
(slum), pada umumnya mencakup tiga segi, yaitu, pertama, kondisi fisiknya. Kondisi fisik tersebut antara lain
tampak dari kondisi bangunannya yang sangat rapat dengan kualitas konstruksi rendah, jaringan jalan tidak
berpola dan tidak diperkeras, sanitasi umum dan drainase tidak berfungsi serta sampah belum dikelola
dengan baik. Kedua, kondisi sosial ekonomi budaya komunitas yang bermukim di permukiman tersebut.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di kawasan permukiman kumuh antara lain mencakup
tingkat pendapatan rendah, norma sosial yang longgar, budaya kemiskinan yang mewarnai kehidupannya
yang antara lain tampak dari sikap dan perilaku yang apatis. Ketiga, dampak oleh kedua kondisi tersebut.
Kondisi tersebut sering juga mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk, sumber pencemaran, sumber
penyebaran penyakit dan perilaku menyimpang, yang berdampak pada kehidupan keseluruhannya.
Berdasarkan SK No.188.45/607/DINPERKPP/2021 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan
Bupati Nomor 188.45/325.5/PU/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten Bangka, ditetapkan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka
yaitu di Kelurahan Sungailiat Kecamatan Sungailiat (Lingkungan Nelayan, Parit Pekir, dan Hos Cokroaminoto)
dan Kelurahan Mantung Kecamatan Belinyu dengan luas total 49,36 ha (Empat puluh sembilan koma tiga
puluh enam) hektar. Kawasan Nelayan Kelurahan Sungailiat Kecamatan Sungailiat merupakan salah satu
kawasan permukiman kumuh perkotaan yang berada di Ibukota Kabupaten Bangka, yaitu Sungailiat.
Permasalahan utama permukiman kumuh kawasan Nelayan diantaranya adalah masih terdapatnya
ketidakberaturan bangunan dan pada beberapa lokasi berada di tepi air akibat pertumbuhan perumahan
illegal, kondisi sistem pengelolaan sampah masih terkendala oleh akses yang tidak dilalui, cakupan
pelayanan jalan lingkungan belum memadai, ketidaksediaan drainase dan sistem sanitasi/air limbah masih
belum sesuai standar teknis serta ketidaksediaan prasarana proteksi kebakaran.

Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik 2


PESANKU UNTUK IBU KASAT
Ringkasan Proposal

Untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh kawasan Nelayan perlu dilakukan penanganan
yang tidak dapat diselesaikan secara sepihak. Untuk menghadapi tantangan tersebut Pemerintah Kabupaten
Bangka melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka melakukan
berbagai program penanganan permukiman kumuh baik jangka pendek, menengah, maupun panjang yang
melibatkan lintas pemangku kepentingan yang dilakukan secara harmonisasi sektoral dan sinkronisasi
hierarkis. Melalui inovasi PESANKU UNTUK IBU KASAT telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bangka
meliputi keterpaduan program pembangunan infrastruktur, kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat
dengan berkolaborasi dengan seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholders), baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat sendiri selaku penerima manfaat.

Berbagai upaya telah dilakukan seperti membentuk Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Pokja PKP), penyiapan dan pembebasan lahan, pembangunan infrastruktur (Rusuwa, jalan
lingkungan, pedestrian, pergola, cafetaria, plaza, ruang baca, rumah produksi, tambat labuh, taman),
penerangan jalan umum, pemasangan air bersih, pemasangan listrik, pengadaan tempat sampah,
pengadaan bibit/vegertasi dan pelatihan bagi ibu-ibu (menjahit dan mengolah ikan/cumi) dan Jum’at bersih
(gotong royong). Setelah dilakukan inovasi PESANKU UNTUK IBU KASAT, saat ini Lingkungan Nelayan
menjadi lebih Nyaman, Aman, Tertib, Asri dan Kreatif yang lebih kenal dengan nama “Kampung NATAK”.
Inovasi ini perlu ditingkatkan dengan program-program yang lain agar lebih terintegrasi sehingga dapat
dituntaskan kumuhnya.

VIDEO INOVASI PESANKU UNTUK IBU KASAT

Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik 3


PESANKU UNTUK IBU KASAT
Tujuan Inisiatif

Tujuan Inovasi
Gambarkan dan jelaskan tujuan inovasi
Jawaban :
Inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT” (Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota Sungailiat)
bertujuan mewujudkan permukiman yang bebas kumuh dan layak huni, mendorong masyarakat untuk
hidup bersih dan sehat serta diharapkan produktivitas, hubungan sosial masyarakat dan kesejahteraan
menjadi meningkat.

Inovasi ini muncul dilatarbelakangi oleh permasalahan permukiman kumuh di kawasan Nelayan.
Kawasan Nelayan ini ditetapkan sebagai salah satu kawasan permukiman kumuh perkotaan yang berada
di Ibukota Sungailiat berdasarkan SK No.188.45/607/DINPERKPP/2021 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Bupati Nomor 188.45/325.5/PU/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman
Kumuh di Kabupaten Bangka.

Permasalahan utama permukiman kumuh kawasan Nelayan diantaranya adalah masih terdapatnya
ketidakberaturan bangunan dan pada beberapa lokasi berada di tepi air akibat pertumbuhan perumahan
illegal, kondisi sistem pengelolaan sampah masih terkendala oleh akses yang tidak dilalui, cakupan
pelayanan jalan lingkungan belum memadai, ketidaksediaan drainase dan sistem sanitasi/air limbah masih
belum sesuai standar teknis serta ketidaksediaan prasarana proteksi kebakaran.
DOKUMENTASI PERMASALAHAN UTAMA PERMUKIMAN KUMUH KAWASAN NELAYAN

Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik 4


“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Keselarasan Dengan Kategori Yang Dipilih


Jelaskan keselarasan inovasi dengan kategori yang dipilih!
Jawaban:
Inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT” (Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota
Sungailiat) merupakan inovasi di bidang pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
dimana Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka
menginisiasi sebuah terobosan untuk menata permukiman kumuh Kawasan Nelayan. Secara
sosial ekonomi masyarakat yang bermukim di Kawasan Nelayan memiliki kelemahan dari sisi
demografi dengan kepadatan penduduk yang tinggi, jumlah anggota keluarga yang besar, tingkat
pendapatan dan pendidikan yang rendah. Dari aspek fisik, masih terdapatnya ketidakberaturan
bangunan dan pada beberapa lokasi berada di tepi air masih non permanen jika dilihat dari
material bangunan, kondisi sistem pengelolaan sampah masih terkendala oleh akses yang tidak
dilalui, cakupan pelayanan jalan lingkungan belum memadai dan ketidaksediaan drainase dan
sistem sanitasi/air limbah masih belum sesuai standar teknis.

Dengan adanya inovasi PESANKU UNTUK IBU KASAT, maka akan tercipta permukiman
yang bebas kumuh dan layak huni dan mendorong masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta
diharapkan produktivitas, hubungan sosial masyarakat dan kesejahteraan menjadi meningkat
dengan melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan (stakeholders), baik Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat sendiri selaku penerima manfaat.
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Signifikansi (Arti Penting)


Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi kekurangan/
kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan publik di suatu negara atau wilayah
tertentu. Inisiatif tersebut harus berdampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk,
termasuk kelompok yang rentan (yaitu anak- anak, perempuan, orang tua, orang cacat, dll.)
dalam konteks negara atau wilayah Anda.
Jawaban:
Permukiman kumuh Kawasan Nelayan merupakan gambaran kualitas lingkungan tempat tinggal
yang rendah. Kualitas yang rendah tersebut tidak hanya pada rumah tinggal nelayan, tetapi juga kondisi
sarana prasarana dan lingkungannya. Permukiman kumuh tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jika
pertumbuhan permukiman kumuh ini dibiarkan, derajat kualitas hidup masyarakat miskin akan
tetap rendah, memberi peluang tindakan kriminalitas, terganggunya norma tata susila, tidak
teraturnya tata guna tanah dan sering menimbulkan banjir yang akhirnya menimbulkan
degradasi lingkungan yang semakin parah.

“PESANKU UNTUK IBU KASAT” (Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota Sungailiat)
memiliki peran penting dalam penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kota
Sungailiat, khususnya di Kawasan Nelayan. PESANKU UNTUK IBU KASAT merupakan kegiatan
kolaborasi Pemerintah Kabupaten Bangka dengan seluruh pihak yang berkepentingan
(stakeholders), baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat dalam
menata permukiman kumuh di Kota Sungailiat sehingga tercipta permukiman yang bebas kumuh
dan layak huni serta berkelanjutan.

DOKUMENTASI PERESMIAN PESANKU UNTUK IBU KASAT DI KAMPUNG NATAK


“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Inovatif/Kebaruan atau Keunikan atau Keaslian


Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks negara atau wilayah Anda.

Jawaban:

“PESANKU UNTUK IBU KASAT” (Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota Sungailiat)
merupakan satu inovasi yang inovatif karena melibatkan banyak pihak yang berperan dalam
bentuk kolaborasi multisektor dan multi-aktor dalam upaya penataan kawasan kumuh di Kota
Sungailiat meliputi keterpaduan program pembangunan infrastruktur, kelembagaan dan
pemberdayaan masyarakat. Sebelumnya pada tahun 2018 deliniasi kawasan kumuh di Kota
Sungailiat seluas 50,02 hektar, namun setelah dilaksanakan inovasi “PESANKU UNTUK IBU
KASAT” pada tahun 2021 luasnya berkurang menjadi 38,39 hektar.

TAMPILAN BEFORE DAN AFTER DELINIASI KAWASAN KUMUH DAN KOLABORASI STAKEHOLDER
DALAM KEGIATAN INOVASI “PESANKU UNTUK IBU KASAT”

Jelaskan apakah inovasi ini asli atau apakah itu merupakan adaptasi/modifikasi/replikasi
dari konteks lain.

Jawaban:
Inisiatif ini murni berawal dari keprihatinan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka terhadap kondisi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh Kawasan Nelayan yang dapat menjadi semakin
buruk apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat, serta akan berpotensi mengancam
pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah daerah.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka


memutuskan untuk membuat suatu gagasan dengan melibatkan peran Kelompok Kerja
Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Kabupaten Bangka mulai dari perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian termasuk di dalamnya pengembangan
kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan serta peran masyarakat yang terkoordinasi
dan terpadu.

Pokja PKP melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan cara membangun


kepercayaan (trust) masyarakatnya melalui komunikasi langsung. Selanjutnya, dilakukan
kolaborasi dan kerjasama kuat berbagai stakeholder serta pemberdayaan masyarakat atau
komunitas secara penuh melalui komunikasi yang intensif.
DOKUMENTASI RAPAT KOORDINASI DAN SURVEY LAPANGAN POKJA PKP SERTA PERTEMUAN
DENGAN STAKEHOLDER TERKAIT DALAM KEGIATAN “PESANKU UNTUK IBU KASAT”
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Transferabilitas ( Sifat Dapat Diterapkan Pada Konteks/Tempat Lain)


Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah diterapkan dan
diadaptasi (disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya negara atau wilayah lain) ? Jika ya,
tolong jelaskan di mana dan bagaimana prosesnya

Jawaban:

Inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT” (Penataan Kawasan Kumuh Untuk Ibukota
Sungailiat) dinilai sangat membantu dalam menuntaskan perumahan kumuh dan permukiman
kumuh di Kabupaten Bangka, khususnya di Kota Sungailiat menjadi bebas kumuh dan layak huni
serta berkelanjutan. Inovasi ini memiliki potensi yang besar untuk dapat diterapkan dan
diadaptasi oleh daerah lain terutama bagi daerah yang mempunyai karakteristik wilayah pesisir.
Hal ini dikarenakan masyarakat nelayan di wilayah pesisir mempunyai keunikan tersendiri,
ditinjau dari kondisi perumahan dan permukiman, entitas sosio-ekonomi (kepadatan penduduk,
jumlah anggota keluarga per rumah, tingkat pendapatan, besaran tabungan dan tingkat
pendidikan) dan entitas lingkungan fisik permukiman (aspek bangunan rumah, aspek sarana
prasarana dan aspek lingkungan).
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Sumber daya dan keberlanjutan


Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang digunakan untuk
melaksanakan inovasi tersebut?

Pemangku kepentingan lain mana di dalam institusi yang terlibat dan memberikan
kontribusi dalam memunculkan dan melaksanakan inisiatif ini?

Langkah-langkah/strategi apa yang dilakukan inovator dalam memobilisasi/


menggerakkan seluruh sumber daya internal maupun eksternal?

Bagaimana keberlanjutan sumber daya yang digunakan dalam inovasi ini? Apakah hingga
saat ini sumber daya masih tersedia?

Jawaban:
Sumber daya inovasi ini yaitu sumber daya manusia pada Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka sebagai inisiator membangun inovasi dan
melakukan monitoring dan evaluasi, anggota Pokja PKP berperan sebagai koordinator lintas
sector, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Swasta berperan pelaku untuk
keterpaduan pelaksanaan inovasi dan Masyarakat sebagai penerima manfaat.
Sumberdaya keuangan inovasi bersumber dari berbagai pembiayaan seperti APBN, APBD
Provinsi, APBD Kabupaten, CSR Swasta, DAU Kelurahan, BUMN/BUMD dan swadaya masyarakat.
Pada tahun 2017 sebesar Rp. 12.618.105.000,00, tahun 2018 sebesar Rp. 9.709.156.000,00,
tahun 2019 sebesar Rp. 26.521.206.480,00 dan Rp. 15.063.488.000,00 tahun 2020. Sedangkan
sumber daya teknis yang digunakan adalah Masterplan, Detail Engineering Design (DED) dan
Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Strategi mobilisasi sumber daya dengan menetapkan Surat Keputusan Bupati Bangka
tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka, saat ini
yang berlaku adalah SK Nomor : 188.45/607/DINPERKPP/2021 tentang Perubahan Keempat atas
Keputusan Bupati Nomor : 188.45/325.5/PU/2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan dan
Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka; menetapkan SK Bupati tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bangka, yaitu SK Nomor :
188.45/364/BAPPEDA/2021, melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder baik internal
melalui rapat koordinasi Pokja PKP maupun eksternal serta membentuk Kelompok Swadaya
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Masyarakat (KSM) pengelolaan perumahan dan permukiman layak huni dan berkelanjutan Skala
Kawasan Nelayan Kelurahan Sungailiat.

DATA DUKUNG

 SK Bupati Bangka Nomor : 188.45/607/DINPERKPP/2021 tentang Perubahan Keempat


atas Keputusan Bupati Nomor : 188.45/325.5/PU/2014 tentang Penetapan Lokasi
Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka;
 SK Bupati Bangka Nomor : 188.45/364/BAPPEDA/2021 tentang Pembentukan Kelompok
Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Bangka.

Jelaskan apakah dan bagaimana inovasi ini berkelanjutan (meliputi aspek-aspek sosial, ekonomi
dan yang berhubungan dengan lingkungan).
Jawaban:
Inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT” memiliki potensi keberlanjutan dilihat dari
beberapa aspek, yaitu :

 Aspek Sosial, sangat mendukung keberlanjutan “PESANKU UNTUK IBU KASAT”,


dikarenakan kegiatan penataan permukiman kumuh Kota Sungailiat ini sangat berdampak
sekali terhadap perubahan perilaku maupun status sosial masyarakat terutama
masyarakat nelayan, masyarakat dilibatkan didalam pegelolaan kawasan ini nantinya.
 Aspek Ekonomi, sangat mendukung keberlanjutan “PESANKU UNTUK IBU KASAT”,
dikarenakan kegiatan penataan permukiman kumuh Kota Sungailiat ini dapat dikelola
menjadi area wisata sehingga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat
terutama di kawasan nelayan tersebut.
 Aspek Lingkungan, sangat mendukung keberlanjutan “PESANKU UNTUK IBU KASAT”,
dikarenakan kegiatan penataan permukiman kumuh Kota Sungailiat ini dapat
memberikan dampak bagi perbaikan lingkungan. Lingkungan yang tadinya kumuh akibat
pertumbuhan permukiman yang illegal dapat diperbaiki menjadi lingkungan yang bebas
kumuh, layak huni, bersih dan sehat.

DATA DUKUNG DOKUMENTASI MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN KUMUH DAN


MASTERPLAN PENANGANAN KUMUH SKALA KAWASAN NELAYAN (SEGMEN 2)
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Dampak
Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya, melalui evaluasi
internal atau eksternal misalnya evaluasi yang dilakukan oleh APIP atau lembaga lain yang
relevan.

Jawaban:
Ya
Jelaskan bagaimana inovasi ini dievaluasi dampaknya pada:
 Target/kelompok sasaran
 Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran
 Aspek tata pemerintahan instansi (misalnya efisiensi anggaran, perbaikan proses bisnis,
kolaborasi antar satuan unit kerja/perangkat daerah dan/atau pemangku kepentingan
lainnya, tingkat akuntabilitas).

Jawaban:
Dalam implementasinya, Inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT”dievaluasi secara internal
oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka. Evaluasi
internal pada target/kelompok sasaran adalah masyarakat nelayan yang bermukim di
permukiman yang tadinya kumuh sekarang bisa ditata dan dikelola sehingga terciptanya
lingkungan permukiman yang tertata rapi dan juga dapat meningkatkan pendapatan warga
sekitar. Sedangkan untuk masyarakat di luar kelompok sasaran dapat dilihat adanya kerjasama
dan dukungan dari berbagai pihak. Masing-masing pihak akan menjalankan peran dan
fungsinya untuk mendukung pelaksanaan inovasi ini. Pertemuan antar pihak terkait dengan
masyarakat menjadi ajang untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan inovasi dan
mencari solusi dari kendala atau permasalahan yang dihadapi. Sedangkan aspek tata
pemerintahan instansi dilakukan monitoring dan evaluasi, dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan hinggan pengelolaan hasil kegiatan. Evalusi dilakukan bersama oleh masyarakat,
Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP) Kabupaten Bangka, Tim
Pendamping Program Kota Tanpa Kumuh , dan instansi terkait. Tim Pendamping Kota Tanpa
Kumuh sebagai pembimbing masyarakat di lapangan akan melaporkan perkembangan kegiatan,
dan instansi terkait akan segera mencari solusi jika ada kendala di lapangan.

DOKUMENTASI MONITOR DAN EVALUASI “PESANKU BUAT IBU KASAT” OLEH POKJA PKP
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Indikator-indikator apa yang digunakan dalam evaluasi itu.

Jawaban :

Indikator yang digunakan dalam evaluasi “PESANKU BUAT IBU KASAT” adalah data
numerik parameter kekumuhan meliputi :

1. Aspek Kondisi Bangunan Gedung;


2. Aspek Kondisi Jalan Lingkungan;
3. Aspek Kondisi Penyediaan Air Minum;
4. Aspek Kondisi Drainase Lingkungan;
5. Aspek Kondisi Pengelolaan Air Limbah;
6. Aspek Kondisi Pengelolaan Persampahan;
7. Aspek Kondisi Proteksi Kebakaran.

DOKUMENTASI PERHITUNGAN PENGURANGAN KUMUH

Gambarkan/apa hasil evaluasi tersebut?


Jawaban:
Evaluasi keberhasilan “PESANKU BUAT IBU KASAT” sebagai berikut :
1. Capaian pengurangan kumuh, luas kumuh tahun 2020 sebesar 73,6 ha sedangkan tahun
2021 seluas 49,36 ha.
2. Capaian pengurangan kumuh tahun 2017 sebesar 20%, tahun 2018 sebesar 56%, tahun 2019
59% dan tahun 2021 sebesar 67%.
3. Terbangunnya infrastruktur di Skala Kawasan Nelayan Kelurahan Sungailiat meliputi jalan
lingkungan, plaza, gapura, pergola, pedestrian, tambat labuh, ruang baca, penerangan jalan
umum dll.

DATA CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH TAHUN 2020 DAN TAHUN 2021 DAN DOKUMENTASI
INFRASTRUKTUR YANG TERBANGUN
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Keterlibatan pemangku kepentingan (Menekankan Kerjasama/Kolaborasi, keterlibatan,


koordinasi, Kemitraan dan Inklusif)

Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan kontribusi
mereka dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi inovasi ini.

Jawaban:

Ide awal inovasi “PESANKU UNTUK IBU KASAT” ini muncul dari Bupati Bangka periode
2013-2018 Ir. H.Tarmizi H.Saat, MM pada tahun 2017. Hal ini tercetus dari keprihatinan beliau
akan perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kawasan Nelayan yang berada di Ibukota
Kabupaten Bangka yaitu Kota Sungailiat. Gagasan ini disambut baik oleh Kepala Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka M. Jumani, ST yang
segera merumuskan konsep “PESANKU UNTUK IBU KASAT” bersama tim teknis di Dinas
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka .
Komitmen stakeholder terutama dalam Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan
Permukiman sangat mendukung implementasi dan keberhasilan “PESANKU UNTUK IBU KASAT”
karena tugas dan fungsi Pokja PK salah satunya adalah melakukan koordinasi dan sinkronisasi
lintas sector dan pelaku untuk keterpaduan pelaksanaan pencegahan dan peningkatan kualitas
terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Peran aktif pihak swasta, lembaga non
pemerintah lainnya dan masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penataan
Kawasan Kumuh Ibukota Sungailiat.
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi keberhasilan “PESANKU UNTUK IBU KASAT”,
dilakukan oleh Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten
Bangka melalui integrasi pada Bidang Perumahan dan Bidang Kawasan Permukiman, dengan
melakukan penghitungan capaian pengurangan kumuh berdasarkan data numerik parameter
kekumuhan.

DOKUMENTASI RAPAT KOORDINASI POKJA PKP dan PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM
“PESANKU UNTUK IBU KASAT”
“PESANKU UNTUK IBU KASAT
Signifikansis

Pelajaran Yang Dipetik

Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini dapat
ditingkatkan lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang membuat inovasi ini hebat,
yang membawa perubahan yang lebih cepat dan lebih luas.

Jawaban:
Dukungan kepala daerah merupakan hal mutlak dalam pelayanan publik agar bisa berhasil
dengan memobilisasi semua sumber daya untuk mendukung keberhasilan inovasi, serta
komitmen seluruh stakeholder dalam implementasi suatu inovasi juga menentukan kesuksesan
satu inovasi.

Dukungan Legislatif. DPRD Kabupaten Bangka berperan penting dalam menyetujui APBD
Kabupaten Bangka.

Pentingnya dukungan Satuan Kerja. Inisiatif akan berhasil bila mendapat dukungan dari
lintas program Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka,
Bappeda Kabupaten Bangka, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bangka,
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka yang besinergi
dalam mencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pentingnya Kemitraan diantara Pemerintah, Masyarakat, Swasta dan LSM yang Solid.
Kemitraan antara pemerintah dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat serta masyarakat sebagai
penerima manfaat merupakan komponen yang mendukung keberhasilan implementasi inovasi
ini.

DOKUMENTASI KOLABORASI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM “PESANKU UNTUK IBU

KASAT”

Anda mungkin juga menyukai