Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL

“Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan”

Dosen Pengampu: Nurannisa Fitria Aprianti, S.Tr.Keb, M.K.M.

Oleh:

Muslihan Ardian Ningsih, A.Md.Keb.

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN LINTAS JALUR


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
HAMZAR LOMBOK TIMUR-NTB
TAHUN 2021
A. Resume Artikel
1. Judul
“Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan”

2. Penulis
Eka Vicky Yulivantina, Mufdlilah, Herlin Fitriana Kurniawati

3. Jurnal
Jurnal Kesehatan Reproduksi
Vol 8 No 1 – April 2021
ISSN 2302-836X (print), ISSN 2621-461X (online)
Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/jkr
DOI: 10.22146/jkr.55481

4. Tujuan
Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada
calon pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta.

5. Desain dan Metode


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah
partisipan dalam penelitian ini sejumlah 19 partisipan yang terdiri dari 15
partisipan utama dan 4 partisipan pendukung. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampling yaitu pengambilan
responden didasarkan pada tujuan dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Pengambilan responden dalam penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian
yaitu untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon
pengantin perempuan.

6. Hasil
Pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan di Puskesmas
Tegalrejo dilaksanakan secara terpadu yang terdiri dari pemeriksaan fisik,
pemeriksaan psikologis, pemberian konseling gizi dan pemberian imunisasi

2
Tetanus Toxoid. Adapun poli yang terlibat dalam pelaksanaan skrining
prakonsepsi adalah poli Kesehatan Ibu dan Anak, laboratorium, poli gizi, poli
umum dan poli psikolog.
 Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan fisik dilaksanakan di poli
Kesehatan Ibu dan Anak, petugas pelaksana di poli Kesehatan Ibu dan Anak
adalah bidan. Calon pengantin setelah mendaftar akan diarahkan ke poli
Kesehatan Ibu dan Anak, di poli Kesehatan Ibu dan Anak calon pengantin
perempuan akan di anamnesa untuk di gali informasi mengenai hari pertama
haid terakhir, rencana menikah dan keluhan yang dirasakan. Pada pemeriksaan
fisik di lakukan pengukuran berat badan, pengukuran tekanan darah dan
pengukuran lingkar lengan atas.
Pemeriksaan fisik pada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo meliputi
pemeriksaan tanda- tanda vital, penimbangan berat badan dan pengukuran lingkar
lengan atas untuk mengetahui status gizi calon pegantin. Pemeriksaan berat
badan dan pengukuran status gizi sangat diperlukan karena berat badan dan
status gizi mempengaruhi kehamilan bila tidak disiapkan dari masa prakonsepi.
Pada pelaksanaan skrining prakonsepsi di Puskesmas Tegalrejo, kegiatan
pemeriksaan fisik pada calon pengantin sudah sesuai dengan Permenkes
No.97 Tahun 2014 bahwa pemeriksaan fisik yang dimaksudkan dalam
pelayanan masa sebelum hamil paling sedikit meliputi pemeriksaan tanda vital
dan pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi harus dilakukan terutama
untuk menanggulangi masalah kurang energi kronis dan pemeriksaan status
anemia.

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada calon pengantin perempuan di Puskesmas
Tegalrejo dilakukan di unit laboratorium. Adapun pemeriksaan yang wajib
dilaksanakan dalam paket layanan terpadu adalah pemeriksaan kehamilan
(urine) dan pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan penunjang yang
bersifat rekomendasi.

3
Pemeriksaan penunjang wajib yang dilaksanakan di Puskesmas Tegalrejo
adalah pemeriksaan urine dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Pemeriksaan
lain yang direkomendasikan oleh puskesmas Tegalrejo adalah pemeriksaan
gigi, pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, asam urat serta pemeriksaan
penyakit menular seperti hepatitis B dan infeksi menular seksual.
Pengukuran kadar hemoglobin sebagai pemeriksaan penunjang wajib
di Puskesmas Tegalrejo sangat penting untuk dilakukan karena kebanyakan
perempuan tidak merencanakan kehamilan dengan baik sehingga bila dari
masa prakonsepsi ibu sudah mengalami sub optimal nutrisi maka mereka risiko
lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi pada kehamilan.
 Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi merupakan bagian terpenting dalam layanan skrining
prakonsepsi pada calon pengantin perempuan. Imunisasi yang diberikan
kepada calon pengantin perempuan adalah imunisasi Tetanus Toxoid. Bukti
imunisasi Tetanus Toxoid harus diserahkan ke Kantor Urusan Agama sebagai
salah satu syarat administrasi mendaftar pernikahan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada calon pengantin
perempuan di Puskesmas Tegalrejo dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toxoid
dilakukan untuk mencapai status imunisasi tetanus toxoid ke 5 hasil pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan. Status imunisasi tetanus toxoid ke 5 (lengkap)
ditujukan agar wanita usia subur memiliki kekebalan penuh terhadap infeksi
tetanus toxoid.

 Pemberian Konseling Gizi


Suplementasi gizi pada calon pengantin di puskesmas Tegalrejo diberikan
berdasarkan keadaan calon pengantin perempuan itu sendiri. Bila calon
pengantin perempuan memenuhi syarat untuk hamil dan tidak menunda
kehamilan maka akan diberikan suplementasi asam folat.
Status gizi pada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo diperiksa agar
dapat dilakukan rencana tindak lanjut asuhan pada calon pengantin yang

4
memiliki masalah gizi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Prendergast
dan Humphrey (2014) bahwa status gizi dan kesehatan ibu sebelum, selama dan
setelah kehamilan mempengaruhi pertumbuhan awal anak dan
perkembangannya sejak dalam kandungan. Kehamilan dengan kekurangan
energi kronis menyebabkan kejadian stunting pada anak- anak sebesar 20%.
Penyebab lain dari sisi ibu antara lain ibu yang memiliki perawakan pendek,
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan kehamilan remaja.

 Konsultasi Kesehatan
Konsultasi kesehatan pada pelaksanaan skrining prakonsepsi di Puskesmas
Tegalrejo dilakukan hampir di setiap poli. Poli Kesehatan Ibu dan Anak, poli
gizi, poli umum dan poli psikologi memberikan konseling berdasarkan hasil
laboratorium dan keluhan dari calon pengantin.
Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia di atur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
serta memperoleh bayi yang sehat.

 Pemeriksaan Psikologis
Pelayanan psikologi pada calon pengantin merupakan bagian dari layanan
terpadu pada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo. Hal ini tercantum dalam
standar operasional prosedur pelayanan calon pengantin No.
SOP/TR/KIA/04/2016 pada prosedur ke 8 bahwa petugas memberikan rujukan
internal kepada pasien untuk mendapatkan konsultasi ke ruang konsultasi gizi
dan konsultasi psikologi.
Pemeriksaan lain yang wajib diakses oleh calon pengantin perempuan di
Puskesmas Tegalrejo adalah pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi
memiliki peran penting dalam mempersiapkan mental calon pengantin
menghadapi pernikahan, kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana.

5
Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum hamil berdasarkan Permenkes No.97
Tahun 2014 adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur. Berdasarkan
hasil pengkajian di Puskesmas Tegalrejo, pelayanan skrining prakonsepsi di
Puskesmas Tegalrejo terutama di tekankan kepada calon pengantin untuk
mempersiapkan kesehatan calon pengantin secara fisik dan mental dalam
menghadapi kehamilan sebagai upaya menyiapkan ibu hamil sehat, menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Dean, et al
(2014) bahwa fungsi dari skrining prakonsepsi adalah untuk mengetahui status
kesehatan fisik dan emosional ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar
dalam pemberian intervensi untuk menyiapkan kehamilan yang optimal.
Mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat merasakan
manfaat skrining prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin
memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi
kondisi yang dapat membahayakan kehamilan.

7. Kesimpulan
Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Kota Yogyakarta sudah memenuhi standar
minimal. Diperlukan optimalisasi pelayanan untuk memaksimalkan pelayanan
skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan di Kota Yogyakarta.

B. Critical Appraisal

Critical Apraisal Ya Tidak Keterangan


Judul Penelitian ƴ

Pendahuluan ƴ

Abstract ƴ

Background/latar belakang ƴ

Literatur Review/Tinjauan Pustaka ƴ Secara spesifik artikel


ini tidak menyajikan
pembahasan tentang
Literature Review
meskipun dalam
setiap analisisnya,
penulis memberikan

6
rujukan pada beberapa
pendapat dari hasil
beberapa penelitian
terkait.
Tujuan Penelitian ƴ

Variabel Penelitian ƴ Variabel penelitian


dalam artikel ini tetap
ada meskipun tidak
secara lugas
dijelaskan dalam satu
pembahasan khusus.
Metodologi Penelitian ƴ

Intrumen penelitian ƴ

Interpretasi hasil penelitian ƴ

C. Impilkasi terhadap Pelayanan Kebidanan


Penelitian yang dilakukan oleh Eka Vicky Yulivantina tentang Pelaksanaan Skrining
Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan tentunya memberikan implikasi positif
terhadap pelayanan kesehatan khususnya kebidanan. Penelitian yang kemudian
dimuat dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi ini setidaknya memberikan tambahan
referensi atau rujukan untuk memperkuat informasi dan data tentang pentingnya
pelayanan berbasis evidence based terutama terkait asuhan prakonsepsi.
Secara teoritik pelayanan evidence based dalam asuhan prakonsepsi ini telah banyak
dijelaskan. Namun, belum banyak studi kasus ataupun lapangan yang terpublikasi
terkait berbagai fenomena implementasi pola pelayanan ini khususnya terkait
pelayanan prakonsepsi. Kehadiran jurnal ini setidaknya bisa memberikan gambaran
riil sesuai fakta lapangan tentang pentingnya pelayanan prakonsepsi ini terutama
terkait dengan penelitian ini pada pengantin perempuan yang memang cukup rentan
menjadi objek sekaligus subjek terdampak jika terdapat kesalahan atau minimnya
pengetahuan tentang asuhan prakonsepsi ini.

7
D. Kesimpulan
Seperti diketahui bahwa regulasi tentang Pelaksanaan skrining prakonsepsi di
Indonesia diatur dalam PMK No. 97 Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan
perempuan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta
memperoleh bayi yang sehat. Sehingga asuhan prakonsepsi terutama bagi para wanita
usia pra nikah maupun setelahnya menjadi sangat penting.

Berdasarkan hasil pengkajian di Puskesmas Tegalrejo, pelayanan skrining


prakonsepsi di Puskesmas Tegalrejo terutama di tekankan kepada calon pengantin
untuk mempersiapkan kesehatan calon pengantin secara fisik dan mental dalam
menghadapi kehamilan sebagai upaya menyiapkan ibu hamil sehat, menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Dan penulis menyimpulkan bawha pelaksanaan
skrining prakonsepsi di Kota Yogyakarta sudah memenuhi standar minimal.
Diperlukan optimalisasi pelayanan untuk memaksimalkan pelayanan skrining
prakonsepsi pada calon pengantin perempuan di Kota Yogyakarta.

8
Jurnal Kesehatan Reproduksi
Vol 8 No 1 – April 2021
ISSN 2302-836X (print), ISSN 2621-461X (online)
ARTIKEL PENELITIAN Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/jkr
DOI: 10.22146/jkr.55481

Pelaksanaan Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan


Eka Vicky Yulivantina1, Mufdlilah2, Herlin Fitriana Kurniawati3
1
Program Studi Kebidanan, Program Sarjana Stikes Guna Bangsa, Yogyakarta, Indonesia
2.3
Program Studi Ilmu Kebidanan, Program Magister Kebidanan, Universitas Asiyiyah, Yogyakarta, Indonesia
Korespondensi: ekavicky.yulivantina@gunabangsa.ac.id

Submisi: 17 April 2020; Revisi:13 Maret 2021; Penerimaan: 18 Maret 2021

ABSTRACT
Background: Preconception health is a part of whole health both in males and females during reproductive period. Preconception screening is useful
for decreasing risks and promote healthy life style in order to prepare a healthy pregnancy.
Objective: To explore preconception screening on brides to be.
Method: The study employed qualitative method with phenomenology approach.
Results adn Discussion: The implementation of preconception screening for brides to be consists of a physical examination, supporting examinations
in the form of mandatory laboratory examinations and recommendations, Tetanus Toxoid immunization, nutritional supplementation, health
consultations and psychological services.
Conclusion: Preconception screening implementation has fulfilled minimum standard.

Keywords: Brides to be; preconception screening

ABSTRAK
Latar Belakang: Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya. Skrining prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat.
Tujuan: Untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan.
Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Hasil dan Pembahasan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon pengantin perempuan terdiri dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
berupa pemeriksaan laboratorium wajib dan rekomendasi, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid, suplementasi gizi, konsultasi kesehatan dan pelayanan
psikologi.
Kesimpulan: Pelaksanaan skrining prakonsepsi sudah mengacu pada standar minimal.

Kata Kunci: Calon pengantin perempuan; skrining prakonsepsi

47
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

PENDAHULUAN Tegalrejo, Puskesmas Keraton dan Puskesmas


Kesehatan reproduksi menjadi titik awal Gondokusuman 1 merupakan 3 Puskesmas dengan
perkembangan kesehatan ibu dan anak yang dapat cakupan imunisasi tetanus toxoid pada calon
dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang pengantin yang tertinggi di Kota Yogyakarta.
perempuan hamil dan menjadi ibu. Kesehatan Peneliti melakukan pengkajian pada setiap
prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan puskesmas dan didapatkan informasi bahwa
secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki Puskesmas Tegalrejo merupakan puskesmas dengan
selama masa reproduksinya. Perawatan kesehatan jumlah wanita usia subur tertinggi dari 18 puskesmas
prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 7135 wanita usia
dan mempromosikan gaya hidup sehat untuk subur (9,02%). Pelayanan skrining prakonsepsi di
mempersiapkan kehamilan sehat.1 Puskesmas Tegalrejo terdiri dari pemeriksaan fisik,
Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan pemeriksaan psikologis, pemberian konseling gizi
perawatan yang mengacu pada intervensi dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Untuk
biomedis, perilaku, dan pencegahan sosial yang pelaksanaan skrining prakonsepsi di Puskesmas
dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi Tegalrejo pada bulan Januari sampai Maret 2018
yang sehat. Untuk dapat menciptakan kesehatan dari total calon pengantin sejumlah 59 orang,
prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining hanya 86,44% calon pengantin yang mendapatkan
prakonsepsi. Skrining prakonsepsi sangat berguna pelayanan prakonsepsi lengkap di Puskesmas
dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu Tegalrejo. Peneliti kemudian melakukan studi
dan anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi pendahuluan kepada 5 calon pengantin yang
kesehatan preventif dan kuratif sangat efektif melakukan skrining prakonsepsi, 2 calon pengantin
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak mengatakan tidak mendapatkan pemeriksaan
sehingga membawa manfaat kesehatan untuk psikologis, 2 calon pengantin mengatakan tidak
remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa akan menunda kehamilan walaupun mereka
reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis mengalami anemia, 1 calon pengantin mengatakan
dan sosial, terlepas dari rencana mereka untuk direkomendasikan untuk hamil di usia 20 tahun
menjadi orang tua.1 tetapi tidak paham bagaimana caranya agar tidak
terjadi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk
Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah
mengeksplorasi pelaksanaan skrining prakonsepsi
menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
pada calon pengantin perempuan di Puskesmas
mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah
Tegalrejo Kota Yogyakarta.
komplikasi dalam kehamilan dan persalinan,
mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi dengan
berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran METODE
cacat, mencegah infeksi pada neonatal, mencegah Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tegalrejo
kejadian underweight dan stunting sebagai akibat Kota Yogyakarta menggunakan metode kualitatif
dari masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah
dan penyakit kardiovaskuler dalam kehamilan dan partisipan dalam penelitian ini sejumlah 19
mencegah penularan Human Immunodeficience partisipan yang terdiri dari 15 partisipan utama
Virus dari ibu kejanin.1 dan 4 partisipan pendukung. Teknik pengambilan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik
bulan Maret 2018, Kota Yogyakarta merupakan purposive sampling yaitu pengambilan responden
satu-satunya yang menyelenggarakan pelayanan didasarkan pada tujuan dan kriteria tertentu yang
skrining prakonsepsi melalui pemeriksaan fisik dan telah ditetapkan. Pengambilan responden dalam
psikologis di seluruh puskesmasnya. Berdasarkan penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian
hasil studi pendahuluan pada Dinas Kesehatan Kota yaitu untuk mengeksplorasi pelaksanaan skrining
Yogyakarta, didapatkan informasi bahwa Puskesmas prakonsepsi pada calon pengantin perempuan.

48
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Penunjang


Pelaksanaan skrining prakonsepsi pada calon Pemeriksaan penunjang pada calon pengantin
pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo perempuan di Puskesmas Tegalrejo dilakukan di
dilaksanakan secara terpadu. Adapun poli yang unit laboratorium. Adapun pemeriksaan yang wajib
terlibat dalam pelaksanaan skrining prakonsepsi dilaksanakan dalam paket layanan terpadu adalah
adalah poli Kesehatan Ibu dan Anak, laboratorium, pemeriksaan kehamilan (urine) dan pemeriksaan
poli gizi, poli umum dan poli psikolog. Hal ini kadar hemoglobin dan pemeriksaan penunjang yang
didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut: bersifat rekomendasi. Hal ini diperjelas dengan bukti
wawancara sebagai berikut :
“Jadi kalau caten itu kan daftarnya nanti ke KIA,
nah ini kan terpadu melibatkan beberapa poli “...Sama lab, labnya ada Hb, ada test urine
mbak. Setelah dari KIA kan dirujuk ke lab. Nah untuk test kehamilan, itu yang wajib. Kalau
dari hasil lab tersebutlah nanti terus ke gizi. untuk yang penunjangnya bisa kita tawarkan
Karena kalau hasil lab yang Hb dan PP test belum untuk gula darah sama kolesterol, nanti untuk
keluar, maka kami belum bisa memberikan persiapan kehamilannya juga. Catinnya boleh
konseling. Begitu juga poli psikolog. Karena kan memilih untuk yang penunjang, misalnya ada
percuma, ya nanti kalau hasilnya baik, kalau riwayat gula darah dalam keluarga maka
hasilnya jelek ? nah nanti bahan yang diberikan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan.
untuk konsultasi kan kurang tepat kalau hasil Tujuannya seperti itu”(UB2)
lab belum keluar” (UG 1)
“Iya ada pemeriksaan yang bersifat
Pemeriksaan Fisik rekomendasi, sebenarnya kan kita skrining
Pemeriksaan fisik pada calon pengantin perempuan penyakit tidak menular itu kan sejak usia
di Puskesmas Tegalrejo terdiri dari penimbangan ya 20 ya, sehingga ditawarkan ke caten jadi
berat badan, pemeriksaan tekanan darah dan untuk skrining kayak kolesterol, gula, terus
pemeriksaan lingkar lengan atas. Hal ini diperjelas emm kalau yang untuk penyakit menularnya
dengan bukti wawancara sebagai berikut : terutama untuk yang status HIV nya kayak
gitu cuman itu belum wajib.Hepatitis B ada
“Yang pertama daftar, terus dapat status, cuman bagi yang mau sih, belum jadi program
dibawa ke KIA, di KIA di ukur fisiknya seperti wajib”(UD 1)
timbang berat badan dan ukur lila, vital
sign, kemudian dapat surat pengantar ke Pemberian Imunisasi
laboratorium...” (UB1) Pemberian imunisasi merupakan bagian terpenting
dalam layanan skrining prakonsepsi pada calon
Berdasarkan hasil wawancara di atas, pemeriksaan pengantin perempuan. Imunisasi yang diberikan
fisik dilaksanakan di poli Kesehatan Ibu dan Anak, kepada calon pengantin perempuan adalah imunisasi
petugas pelaksana di poli Kesehatan Ibu dan Anak Tetanus Toxoid. Bukti imunisasi Tetanus Toxoid harus
adalah bidan. Calon pengantin setelah mendaftar diserahkan ke Kantor Urusan Agama sebagai salah
akan diarahkan ke poli Kesehatan Ibu dan Anak, satu syarat administrasi mendaftar pernikahan.
di poli Kesehatan Ibu dan Anak calon pengantin Hal ini didukung dengan hasil wawancara sebagai
perempuan akan di anamnesa untuk di gali berikut :
informasi mengenai hari pertama haid terakhir,
rencana menikah dan keluhan yang dirasakan. Pada “...Yang mendukung ini dari KUA. Karena ada
pemeriksaan fisik di lakukan pengukuran berat syarat TT untuk menikah...” (UB 1)
badan, pengukuran tekanan darah dan pengukuran
lingkar lengan atas.

49
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

Suplementasi Gizi Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Indonesia


Suplementasi gizi pada calon pengantin di di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 97
puskesmas Tegalrejo diberikan berdasarkan keadaan Tahun 2014 Tentang pelayanan kesehatan masa
calon pengantin perempuan itu sendiri. Bila calon sebelum hamil, masa hamil, persalinan, dan masa
pengantin perempuan memenuhi syarat untuk sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan
hamil dan tidak menunda kehamilan maka akan kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual.
diberikan suplementasi asam folat. Hal ini didukung Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dilakukan
dengan hasil wawancara sebagai berikut : untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani
kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat
“Oh ya mbak catinnya juga dapat asam folat serta memperoleh bayi yang sehat.2
mbak, untuk persiapan kehamilannya. Setiap Sasaran pelayanan kesehatan masa sebelum
catin yang memang memenuhi syarat untuk hamil berdasarkan Permenkes No.97 Tahun 2014
hamil dikasih asam folat. Kalau yang menunda adalah remaja, calon pengantin dan pasangan usia
atau misal belum cukup umur emm ga dikasih subur. Berdasarkan hasil pengkajian di Puskesmas
ya...” (UB 1) Tegalrejo, pelayanan skrining prakonsepsi di
Puskesmas Tegalrejo terutama di tekankan kepada
Hal serupa juga disampaikan oleh calon pengantin calon pengantin untuk mempersiapkan kesehatan
yang tidak menunda kehamilan berikut ini : calon pengantin secara fisik dan mental dalam
menghadapi kehamilan sebagai upaya menyiapkan
“...Terus juga yang dikasih obat asam folat itu ibu hamil sehat, menurunkan angka kematian ibu dan
untuk persiapan kehamilan....” (UC 8) bayi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Dean,
et al (2014) bahwa fungsi dari skrining prakonsepsi
Konsultasi Kesehatan adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik
Konsultasi kesehatan pada pelaksanaan skrining dan emosional ibu dan pasangan sehingga dapat
prakonsepsi di Puskesmas Tegalrejo dilakukan menjadi dasar dalam pemberian intervensi untuk
hampir di setiap poli. Poli Kesehatan Ibu dan Anak, menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas
poli gizi, poli umum dan poli psikologi memberikan pasangan yang memang merencanakan kehamilan
konseling berdasarkan hasil laboratorium dan dapat merasakan manfaat skrining prakonsepsi,
keluhan dari calon pengantin. Hal ini didukung baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan
dengan hasil wawancara sebagai berikut : yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya
mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
“kemudian konseling juga kalau memang butuh kehamilan.3
konseling. Menyesuaikan hasil labnya..” (UD 1) Pada pelaksanaan skrining prakonsepsi di
Puskesmas Tegalrejo, kegiatan pemeriksaan fisik pada
Pelayanan Psikologi calon pengantin sudah sesuai dengan Permenkes
No.97 Tahun 2014 bahwa pemeriksaan fisik yang
Pelayanan psikologi pada calon pengantin merupakan
dimaksudkan dalam pelayanan masa sebelum hamil
bagian dari layanan terpadu pada calon pengantin di
paling sedikit meliputi pemeriksaan tanda vital dan
Puskesmas Tegalrejo. Hal ini tercantum dalam standar
pemeriksaan status gizi. Pemeriksaan status gizi
operasional prosedur pelayanan calon pengantin No
harus dilakukan terutama untuk menanggulangi
SOP/TR/KIA/04/2016 pada prosedur ke 8 bahwa
masalah kurang energi kronis dan pemeriksaan
petugas memberikan rujukan internal kepada pasien
status anemia.
untuk mendapatkan konsultasi ke ruang konsultasi
gizi dan konsultasi psikologi. Hal ini didukung pula Pemeriksaan fisik pada calon pengantin di
dengan hasil wawancara sebagai berikut : Puskesmas Tegalrejo meliputi pemeriksaan tanda-
tanda vital, penimbangan berat badan dan pengukuran
“...Untuk dikota kan layanan psikolog itu adalah lingkar lengan atas untuk mengetahui status gizi calon
layanan tambahan yang wajib ya mbak...”(IP 2) pegantin. Pemeriksaan berat badan dan pengukuran

50
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

status gizi sangat diperlukan karena berat badan Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan
dan status gizi mempengaruhi kehamilan bila tidak di puskesmas Tegalrejo diantaranya adalah
disiapkan dari masa prakonsepi. Hal ini sejalan pemeriksaan kadar gula darah. Hal yang mendasari
dengan hasil penelitian dari Dean, et al (2014) bahwa dianjurkannya pemeriksaan kadar gula darah pada
berat badan ibu hamil sebelum hamil adalah faktor calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo adalah
signifikan yang berkontribusi terhadap komplikasi banyak ditemukannya pasangan usia subur terutama
dalam kehamilan dan persalinan. Perempuan yang perempuan yang menderita diabetes mellitus.
underweight pada periode prakonsepsi berkontribusi Pemeriksaan ini penting dilakukan bagi calon
32% lebih tinggi terhadap risiko kelahiran prematur pengantin perempuan beresiko untuk mengetahui
32%, perempuan dengan obesitas beresiko dua kadar gula darah pada calon pengantin sehingga bisa
kali lipat mengalami preeklampsia dan diabetes meminimalisir resiko komplikasi pada kehamilan. hal
gestasional. Perempuan dengan obesitas dan obesitas ini sejalan dengan hasil penelitian dari Wahabi, et al
lebih dari dua kali lipat risiko preeklamsia.3 (2010) bahwa skrining diabetes mellitus pada masa
Status gizi pada calon pengantin di Puskesmas prakonsepsi bermanfaat terhadap pengelolaan gula
Tegalrejo diperiksa agar dapat dilakukan rencana darah yang lebih baik sebelum terjadi kehamilan,
tindak lanjut asuhan pada calon pengantin yang pemberian suplementasi asam folat tiga bulan
memiliki masalah gizi. Hal ini sejalan dengan hasil sebelum konsepsi, kondisi metabolik yang lebih
penelitian dari Prendergast dan Humphrey (2014) baik selama kehamilan, menurunnya risiko aborsi
bahwa status gizi dan kesehatan ibu sebelum, selama dan menurunnya angka kematian bayi sehingga
dan setelah kehamilan mempengaruhi pertumbuhan secara tidak langsung mengurangi komplikasi pada
awal anak dan perkembangannya sejak dalam kehamilan.6
kandungan. Kehamilan dengan kekurangan energi Selain pemeriksaan kadar gula darah,
kronis menyebabkan kejadian stunting pada anak- pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan
anak sebesar 20%. Penyebab lain dari sisi ibu antara kepada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo
lain ibu yang memiliki perawakan pendek, jarak adalah pemeriksaan HIV/AIDS. Pemeriksaan status
kelahiran yang terlalu dekat dan kehamilan remaja.4 HIV pada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo
Pemeriksaan penunjang wajib yang dilaksanakan bertujuan untuk menurunkan angka penularan
di Puskesmas Tegalrejo adalah pemeriksaan urine HIV/AIDS kepada pasangan maupun kepada janin
dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Pemeriksaan yang dikandung oleh ibunya kelak. Hal ini sejalan
lain yang direkomendasikan oleh puskesmas dengan hasil penelitian dari Manakan dan Sutan
Tegalrejo adalah pemeriksaan gigi, pemeriksaan (2017) bahwa skrining HIV pada pasangan sebelum
kadar gula darah, kolesterol, asam urat serta menikah terbukti mengurangi penularan HIV/AIDS.7
pemeriksaan penyakit menular seperti hepatitis Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada
B dan infeksi menular seksual. Pengukuran kadar calon pengantin perempuan di Puskesmas
hemoglobin sebagai pemeriksaan penunjang Tegalrejo dilakukan dalam upaya pencegahan dan
wajib di Puskesmas Tegalrejo sangat penting untuk perlindungan terhadap penyakit tetanus. Pemberian
dilakukan karena kebanyakan perempuan tidak imunisasi tetanus toxoid dilakukan untuk mencapai
merencanakan kehamilan dengan baik sehingga bila status imunisasi tetanus toxoid ke 5 hasil pemberian
dari masa prakonsepsi ibu sudah mengalami sub imunisasi dasar dan lanjutan. Status imunisasi
optimal nutrisi maka mereka risiko lebih tinggi untuk tetanus toxoid ke 5 (lengkap) ditujukan agar wanita
mengalami anemia defisiensi besi pada kehamilan. usia subur memiliki kekebalan penuh terhadap
Hal ini sejalan dngan penelitian dari Dainty, et al infeksi tetanus toxoid. Hal ini sejalan dengan hasil
(2014) bahwa pentingnya skrining status anemia penelitian dari Lassi, et al (2014) bahwa imunisasi
pada masa prakonsepsi adalah agar dapat diketahui selama periode prakonsepsi dapat mencegah banyak
kadar hemoglobin pada calon pengantin sehingga penyakit yang mungkin memiliki konsekuensi serius
bila terjadi anemia defisiensi besi dapat dilakukan atau bahkan terbukti fatal bagi ibu atau bayi yang
upaya pengobatan sebelum terjadi kehamilan.5 baru lahir.8

51
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

Standar nasional pelayanan skrining prakon- kecemasan dan pendampingan agar depresi dan
sepsi lainnya adalah suplementasi gizi pada calon kecemasan tidak berlanjut hingga pada kehamilan
pengantin. Pemberian suplementasi gizi di Puskesmas dan berdampak pada ibu dan janin seperti ingin
Tegalrejo berupa asam folat bagi calon pengantin mengakhiri kehamilan, bunuh diri dan lain-lain
yang tidak menunda kehamilan dan calon pengantin (Lassi, et al 2014).
yang mengalami anemia. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Opon, et al (2017) bahwa ibu hamil
biasanya tidak menyadari bahwa dirinya hamil pada
KESIMPULAN DAN SARAN
awal kehamilan. sehingga suplementasi asam folat Pelaksanaan skrining prakonsepsi di Kota Yogyakarta
lebih baik diberikan dari sebelum hamil. Suplai asam sudah memenuhi standar minimal. Diperlukan
folat yang tepat dari masa prakonsepsi, kehamilan optimalisasi pelayanan untuk memaksimalkan
dan laktasi sangat menentukan perkembangan pelayanan skrining prakonsepsi pada calon
dan pertumbuhan janin yang tepat. Asam folat pengantin perempuan di Kota Yogyakarta.
adalah zat yang paling penting dalam unsur-unsur
sel-sel pembagi karena memainkan peran penting DAFTAR PUSTAKA
dalam sintesis deoxyribonucleic acid (DNA). Pada
1. World Health Organization. 2013. Preconception
awal kehamilan, permintaan asam folat yang tidak
care: Maximizing the gains for maternal and
disintesis dalam tubuh manusia meningkat. Asam
child health. http://www.who.int/maternal_
folat yang dapat dipenuhi melalu pasokan makanan
child_adolescent/documents/concensus_
yang kaya asam folat hanya sekitar 150-250 µg.9
preconception_care/en/
Hal ini sejalan pula dengan penelitian dari
2. Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Wen, et al (2016) bahwa kekurangan asam folat
No 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
meningkatkan risiko terjadinya kecacatan saraf
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
tabung (neuro tube defect), bibir sumbing dan
Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
down syndrome. Gangguan metabolisme folat
Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
dapat menyebabkan hyperhomocysteinaemia dan
Kesehatan Seksual. http://kesga.kemkes.go.id/
komplikasi yang lebih sering terjadi pada kehamilan,
images/pedoman/PMK%20No.%2097~%20
seperti keguguran berulang, pertumbuhan janin
ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan.
terhambat dan pre eklampsia.10
pdf.
Pemeriksaan lain yang wajib diakses oleh calon
3. Dean, et al. 2014. Preconception care: nutritional
pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo
risks and interventions. http://www.reproductive-
adalah pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi
health-journal.com/content/11/S3/S3.
memiliki peran penting dalam mempersiapkan
mental calon pengantin menghadapi pernikahan, 4. Prendergast, Andrew J dan Humphrey Jean
kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. H. 2014. The stunting syndrome in developing
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lassi, countries. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
et al (2014) bahwa masalah kesehatan mental ibu articles/PMC4232245/
sering tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan 5. Dainty JR,et al. 2014. Estimation of Dietary Iron
perawatan kesehatan. hasil penelitian menunjukkan Bioavailability From Food Iron Intake and Iron
keterkaitan antara kesehatan mental remaja yang Status. PLoS One 2014; 9: e111824.
buruk dan kehamilan yang buruk terhadap kesehatan 6. Wahabi HA,et al. 2010. Preconception care for
janin. Perawatan prakonsepsi untuk kondisi kejiwaan diabetic women for improving maternal and
seharusnya selalu dilakukan pada wanita usia subur. fetal outcomes: a systematic review and meta-
Untuk mengidentifikasi adanya gangguan jiwa. analysis. http://wrap.warwick.ac.uk/63107/1/
Sehingga dapat diberikan penanganan lebih lanjut WRAP_Preconception%20care%20for%20
sebelum terjadi kehamilan. misalnya konseling diabetic%20women.pdf.
pada perempuan dengan gangguan depresi dan

52
Eka Vicky Yulivantina et al. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, April 2021: 47–53

7. Manakandan, Sujith Kumar dan Sutan Rosan. 9. Opon,et al. 2017. Folate supplementation
2017. Expanding the Role of Pre-Marital HIV during the preconception period, pregnancy
Screening: Way Forward for Zero New Infection. and puerperium. Ginekologia Polska 2017, vol.
Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 7, 88, no. 11.
71-79. 10. Wen,et al. 2016. Folic Acid Supplementation
8. Lassi, et al. 2014. Preconception care: delivery in Pregnancy and the Risk of Pre- Eclampsia-A
strategies and packages for care. http://www. Cohort Study. PLoS One. 2016; 11(2): e0149818,
reproductive-health-journal.com/content/11/ doi: 10.1371/journal.pone.0149818, indexed in
S3/S7. Pubmed: 26901463.

53

Anda mungkin juga menyukai