Anda di halaman 1dari 2

[EKISTIC EVOLUTION]

Nama : Vine Novia Pakpahan


NPM : 2106635796

Sitasi

Doxiadis, C.A. (1965). Ekistics, an introduction to the science of human settlements. Pp. 200-221.
New York: Oxford University Press.

Kata Kunci : Man, evolution, settlements, networks, expansion, shells.


Quotable Sentences : 1. The evolution of human settlements is a continuous process taking
place at all level of Ekistic units.
2. In the dynamic urban phase settlements in space are characterised
by continuous growth. Hence, all their problems are continuously
intensified and new ones continuously created.
3. With the emergence of the nineteenth century industrial city, there
arose an agent certainly of comparable consequence, perhaps
even of greater consequence, even more destructive of the physical
environment and the balances oof ecological communities in which
man exists, than any of the prior human processes.
Bibliografi Beranotasi
Penulis dari buku ini, Constantinos Apostolou Doxiadis adalah seorang arsitek dan perancang kota
asal Yunani. Beliau kemudian dikenal sebagai ‘Bapak Ekistic’, yang membahas tentang ilmu
pemukiman manusia (human settlements) yang mencoba mencakup semua skala tempat tingal
manusia untuk dipelajari. Doxiadis juga memperkenalkan istilah entopia, yang merupakan kebalikan
dari utopia, sebagai kota sungguhan yang bisa dibangun dan diprojeksikan. Oleh karenanya,
pembahasan pada buku ini bersifat ilmiah, namun juga mendasar sehingga dapat membangun
pemahaman bagi para pembacanya.
Secara keseluruhan, buku ini membahas tentang Eskitic, the science of human settlement. Ekistic
melibatkan studi deskriptif mengenai semua jenis pemukiman manusia. Terdapat 5 elemen dasar dari
human settlement: nature, man, society, shells, dan networks.
Tidak seperti teori lain yang membahas human settlement
melalui sudut pandang sosiologi dan arsitektur, Ekistic
membahas human settlement melalui sudut pandang yang
luas, yang mencakup ekonomi, sosial, teknikal, sampai budaya.
Oleh karenanya, walaupun teori ini sudah tergolong tua
(1942), ilmunya masih relevan sampai sekarang dan digunakan
oleh banyak orang dari ragam disiplin. Bagian yang saya baca
pada buku ini adalah chapter 4, Ekistic Evolution.
Pada bagian awal, Doxiadis menekankan keterkaitan antara evolusi ekistic dengan teori evolusi
manusia. Keduanya merupakan proses yang berkelanjutan, yang melibatkan semua elemen ekistic
mulai dari fase yang paling primitif, sampai kompleks. Human settlements kebanyakan terbentuk dari
low forms, dan biasanya memiliki initial structure. Akan tetapi, dengan adanya ekspansi dan
transformasi, bisa saja human settlement tersebut terus berkembang melampaui initial structure-nya.
Doxiadis menyatakan, ada 5 fase evolusi dari settlements:
1. The phase of primitive non organised settlements (dimulai pada era awal evolusi manusia)
2. The phase of primitive organised settlements (periode desa—Eopolis—yang berlangsung
sekitar 10.000 tahun)
3. The phase of static urban settlements or cities (Polis—bertahan 5.000-6.000 tahun)
4. The phase of dynamic urban settlements (Dynapolis—bertahan 200-400 tahun)
5. The phase of the universal city (Ecumenopolis—yang sekarang dimulai)

Di chapter ini, Doxiadis merincikan perkembangan human settlements yang beriringan dengan
evolusi manusia. Dimulai dari fase non organised settlements, dimana manusia mulai memodifikasi
alam. Manusia yang awalnya berburu, kemudian mulai memasuki era agrikultur. Seiring dengan hal
tersebut, pola human settlement berubah, yang awalnya sementara menjadi permanen. Dengan
memodifikasi alam, manusia juga mengenal konsep shells (arsitektur) —yang pada saat itu baru
dianggap sebagai tempat untuk berlindung. Hal inilah yang menurut saya tidak kalah menarik, karena
selain berhubungan dengan teori evolusi manusia, ekistic juga dapat memberikan insight tambahan
mengenai perkembangan arsitektur yang berkaitan dengan human settlements secara kronologis.
Pada awalnya, manusia bermukim di alam dengan memanfaatkan hollows alami, seperti gua.
Barulah kemudian shells tempat manusia tinggal mulai berkembang secara drastis, yang dimulai dari
gubuk dengan denah melingkar. Setelahnya barulah terbentuk compound walls. Dari sini, primitive
networks terbentuk, yang menjadi penghubung antar settlements.
Pada fase organised settlements, manusia semakin berkembang dengan hidup di pemukiman yang
lebih padat. Mereka juga menyadari pola pemukiman sirkular yang kurang efektif karena menyisakan
ruang kosong. Oleh karenanya, pola sirkular berkembang menjadi hexagonal, yang kemudian
berkembang lagi menjadi rectilinear pada fase static urban settlements. Di fase yang lebih lanjut,
dynamic urban settlements, cara hidup manusia menjadi jauh lebih kompleks, yang juga ditandai
dengan era revolusi industri. Karakteristik utama dari fase ini adalah continuous growth, yang
kemudian juga menimbulkan continuous problem karena manusia telah ‘memodifikasi’ alam secara
berlebihan.
Fase awal dari dynamic urban settlements adalah dynapolis, yang berupa kota-kota kecil.
Kemudian metropolis, yang terdiri dari urban dan rural settlements yang ada di sekitarnya. Metropolis
ini sifatnya harus selalu berkembang, karena apabila memasuki keadaan static, maka kota tersebut
akan mati. Contohnya adalah kota roma kuno dan konstantinopel. Pada skala yang lebih besar,
metropolis disebut dynametropolis. Suatu area yang lebih besar lagi, yang terdiri dari lebih dari satu
metropolis dan beberapa urban settlements disebut megalopolis. Contoh kota yang sudah mulai
memasuki era ini adalah LA dan California. Di masa depan, diprediksikan yang akan terjadi adalah
ecumenopolis (a single city encompassing the whole world), dimana jumlah populasi manusia yang
bertambah akan mempengaruhi skala human settlements, sehingga akan meluas dan saling
terhubung satu sama lain.
Secara keseluruhan, teori Ekistic serta pemikiran lain yang digagas oleh Doxiadis tersampaikan
dengan sangat baik melalui buku ini. Penjelasan yang padat dan kompleks, diiringi dengan
penyampaian yang bertahap dan mendasar, untuk memastikan pembaca dapat mengikuti dan
memahami isi buku. Selain itu, buku ini juga menyertakan banyak kutipan referensi dari sumber lain
serta ilustrasi pendukung yang dapat memperkaya pengetahuan pembaca, sehingga buku ini sangat
saya rekomendasikan untuk dibaca.

Anda mungkin juga menyukai