DOSEN PENGAMPU :
KOTA PONTIANAK
2023/2024
KISHO KUROKAWA
BIOGRAFI
Lahir : Nagoya, 1934
Tempat tinggal : Jepang
Pendidikan : – Graduated from Kyoto University, B. / Arch. Course, Department of
Architecture (1957), Tokyo University
– M. / Arch. Course, School of Architecture (1959) Tokyo University
– Dr. / Arch. Course, School of Architecture (1964)
Debut : – Tahun 1960 memelopori pendirian metabolisme Movement. Sejak itu
memiliki paradigma dari the Age of Machine Principle ke the Age of Life Principle
– Mempublikasikan “Urban Design”, “Homo Movens”, “Thesis on Architecture I and
II”, “ The Era of Nomad”, “ Philosophy of Symbiosis”, “Hanasuki”, “Poems of
Architecture” and “Kisho Kurokawa Note”. Bukunya yang berjudul Philosophy of
Symbiosis mendapatkan penghargaan dari The Japan Grand Prix Literature,
diterbitkan tahun 1987 dan direvisi 1991.
– Beberapa karyanya di Jepang yaitu: Hiroshima City Museum of Contemporary Art,
Wakayama, 1994, The National Ethnological Museum, Honjin Memorial Museum of
Art in Japan, The National Bunraku Theatre, Sony Tower, Osaka, 1972-1973, Nagoya
City Art Museum, Ehime Prefectural Museum of General Science, Osaka
International Centre (Grand Cube Osaka), Karuizawa House, Karuizawa, 1974, ,
Tateshina Planetarium, Hiroshima, 1976 dll
– Beberapa karyanya di luar jepang antara lain ; The Art Museum of Louvain-la-
Neuve di Belgia, German Centre of Berlin di Germany, Melbourne Central di
Australia, Pasific Tower di Paris, Perancis Astana International Airport di Kazakhtan,
the Chinese-Japanese Youth Centre di Beijing, China, , Republic Plaza, Singapore,
The Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, dan New Wing of the Van Gogh
Museum, Amsterdam, dll
Penghargaan : – Japan Art Academy Award, 1992, for Nara City Museum of
Photography
– 1986 Gold Medal, Academy of Architecture, France
– Chairman, Board of Trustees, Advanced Research for Japanese Architectural
Studies, Columbia University
FILOSOFI PERANCANGAN
Kisho kurokawa mulai mencanangkan gagasan ‘metabolisme movement’
(pergerakan metabolisme) diawal tahun 1960, bersama Noboru Kawazoe, Masato
Otaka, Fumihiko Maki, Kiyofumi Kikutake, Kiyoshi Awazu, Kenji Eduan, Shomei
Tomatsu dan lainnya.
Ide awal dari filosofi ‘metabolisme movement’ adalah bila makhluk hidup tumbuh
dan mengalami perkembangan (metabolisme), maka begitu pula dengan kota dan
arsitektur.
Metabolisme movement mencakup segala aspek /bagian dan akan sulit bila
merangkum bagian/ aspek-aspek tersebut dalam satu pengertian. Namun dirasa
cukup adil bila mengatakan bahwa kejadian-kejadian perjalanan di masa lalu,
sekarang dan akan datang dari manusia dan teknologi berpusat padanya.
Inti dari metabolisme sebenarnya berdasar pada pemikiran timur. Awalnya Kisho
Kurokawa membaca buku milik Hijime Nakamura tentang cara orang-orang Timur
berpikir di mana Nakamura menelusuri perjalanan Philosophy Budha dari tempat
asalnya India ke Tibet, Thailand, China, Korea dan Jepang. Tujuan Nakamura adalah
untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana naskah Budhisme itu dipaparkan melalui
bermacam-macam bahasa dan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat Asia.
Sejak saat itu Kisho Kurokawa lebih memperhatikan ragam budaya arsitektur di
Jepang. Buku ini sangat mempengaruhi pemikiran Kisho selain adanya pengaruh
dari pendidikan masa kecil di Kuil Tokai Gakuen di Nagoya. Kepala sekolahnya yaitu
Benkyo Shiio mengajarkan tentang Pondasi dari simbiosis (Zaidan Hojin Kyosei kai)
yang memperkenalkan lebih lanjut tentang Kyosei Hokku Shu (koleksi dari versi
religi dalam simbiosis) dan Kyosei Kyohon (simbiosis manual). Ajaran-ajaran ini
memaparkan bahwa kita mempunyai paham bahwa dalam kehidupan ada kebenaran
dan adanya usaha untuk masuk ke dalam Pure land (surga). Semua bagian dalam
kehidupan saling berhubungan, hanya tergantung bagaimana usaha kita
menciptakan dunia yang baik. Ini adalah kebenaran dari simbiosis di mana
hubungan memberi dan diberi dalam kehidupan adalah hubungan simbiosis.
Dari hasil pengajaran, pengalaman, dan pemikirannya Kisho melakukan penjabaran
dan penyatuan teori-teori arsitektur yang menghasilkan “Spirit of Age”. Pada abad
20 , di mana “age of Machine” mulai berpengaruh, kedudukan manusia dianggap
setara dengan Tuhan. Segala kerusakan hutan, polusi udara, sungai, laut,
pemusnahan hewan dan tanaman merupakan kejadian biasa yang tidak terelakkan
akibat dari perkembangan teknologi dan aktivitas ekonomi. Manusia secara tidak
sadar telah kalah dalam perjuangannya di masa modern dan sudah ditipu oleh
keberadaan mesin dalam kehidupan sehari-hari. Bila manusia seharusnya
mengendalikan mesin, maka keadaan ini sudah berbalik. Manusia tidak dapat lepas
dari mesin dalam kehidupan sehari-hari. Mesin sebagai teknologi berkembang
merupakan bentuk yang satu, benar-benar jelas batas pemisahan ruangnya, berbeda
dengan organisme yang merupakan sebuah sistem kehidupan. Pada organisme juga
terlihat pemisahan ruangnya namun tetap ada satu hal yang menghubungkan yaitu
sistem informasi. Kisho Kurokawa berusaha menciptakan simbiosis antara keduanya
dengan metabolisme dan metamorfosis sebagai kunci untuk mengekspresikan
prinsip kehidupan.
KONSEP PERANCANGAN
1. National Bunraku Theater
Karya arsitek yang dipilih sebagai pembahasan pertama adalah National Bunraku
Theatre yang terletak di Minami-ku, Kota Osaka. Desain dan konstruksinya
dilakukan pada tahun 1979-1983, menghasilkan sebuah teater dengan luas bangunan
3.924,874 m2 sedangkan luas lantai total 13.169,911 m2 yang terdiri atas 2 basement
dan 5 lantai atas. Teater ini menggunakan konstruksi baja dan teknis reinforced
concrete.
Dari bangunan ini dapat diketahui bahwa dari beberapa filosofi konsep simbiosis
yang ada, Kisho Kurokawa menggunakan 2 pendekatan konsep, yaitu 1) sysmbiosis
with nature dan 2) symbiosis of tradition and modern architecture.
1. Pendekatan kosep Symbiosis with nature merupakan bentuk dari sikap yang
diambil saat melihat site di mana bangunan ini berdiri. Memang bukan dalam artian
‘bagaimana bangunan ini dapat sesuai dengan kondisi alam sekitarnya’ namun lebih
kepada usaha menyesuaikan luas bangunan dengan kebutuhan manusianya. Hal ini
dikarenakan lokasi National Bunraku Theatre ini terletak pada area yang sangat
padat di pusat Osaka dengan luas lahan yang kecil. Sementara kebutuhan untuk
ruang dan fungsi yang ada sangat banyak, sehingga dapat diperkirakan lahannya
tidak memadai. Untuk itu, bangunan ini menggunakan sistim bangunan bertingkat.
2. Pendekatan kosep Symbiosis of tradition and modern architecture merupakan
bentuk keinginan dari Kisho Kurokawa untuk menggabungkan gaya Jepang yang
sudah menjadi tradisi dengan unsur modern saat ini. Unsur tradisional banyak
diterapkan pada interior , sedangkan unsur modern dapat dilihat dari penggunaan
bahan (beton) dan pada penggunaan teknologi canggih yang mendukung
pementasan teater. Kedua hal ini membuat pengunjung merasa berada dalam ruang
di masa lampau dengan melihat pertunjukkan dari masa depan.
KONSEP PERANCANGAN
Kompleks Melbourne Central ini diharapkan bisa menjadi pusat kota yang memiliki
ciri khas mengingat ciri khas kota Melbourne sudah hilang karena terlalu banyak
‘fungsi’ yang ada.
KESIMPULAN
Kisho Kurokawa adalah seorang arsitek yang berdasarkan pada pengalaman dan
pengajaran selama studi mencanangkan sebuah gagasan / paham metabolisme. Dari
paham ini ditelusuri lebih dalam lagi menjadi sebuah paham simbiosis yang menjadi
filosofinya dalam berkarya. Ada dua hal penting yang menjadi inti dari filosofi
simbiosis yaitu ; Diachronicity of time dan Synchroncity of space. Sedangkan yang
menjadi komponen dasar dari filosofi ini adalah simbiosis dari kebudayaan yang
heterogen, manusia dan teknologi, interior dan eksterior, sebagian dan keseluruhan,
sejarah dan masa depan, alasan dan intuisi, religi dan ilmu pengetahuan arsitektur
manusia dan alam.
Dalam merancang National Bunraku Theatre, Kisho Kurokawa menggunakan dua
pendekatan konsep Filosofi simbiosis, yaitu Symbiosis with nature dan Symbiosis Of
Tradition and Modern Architecture, di mana merupakan tanggapan atas site dan
usaha membentuk perpaduan dari dua kebuadayaan. Dua konsep ini diturunkan
menjadi dua metode perancangan yaitu metode Intermediarry Space dan metode
Pattern, Device and Abstract Symbol. Sebuah bangunan (menurut kebudayaan
jepang) harus memiliki ruang antara, dalam hal ini berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara internal dan external space, antara budaya tradisional dan
budaya modern. Unsur budaya tradisional banyak diterapkan pada elemen
arsitektural dalam interiornya, sedangkan unsur modern diterapkan pada utilitas
yang mendukung pertunjukan di teater tersebut.
Saat merancang Melbourne Central Kisho Kurokawa menggunakan dua pendekatan
kosep perancangan yaitu Symbiosis of History and Present, serta Symbiosis of
Various Function. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode Historical
Symbol, Abstract Form, Heterogen Material dan Intermediarry space. Di dalam site
dari kompleks tersebut terdapat sebuah bangunan lama (the Shot Tower) yang tetap
dipertahankan sementara menambah sejumlah bangunan baru. Keduanya
merupakan simbol dari masa depan dan masa lampau. Dalam perancangannya,
bangunan historical itu ditempatkan dalam sebuah bangunan baru sehingga tercipta
jalinan antara masa sekarang dan masa lampau (masa sekarang meliputi masa
lampau). Kompleks tersebut terdiri atas beberapa fungsi yang berbeda, agar sejalan
dengan keadaan ini maka bentukan-bentukan bangunan itu pun berbeda,
menggambarkan keadaan yang abstract. Selain itu digunakan pula berbagai macam
material untuk menghindari kesan monoton, namun tetap memiliki suatu alur yang
sama. Untuk menghubungkan ‘fungsi’ yang berbeda tersebut dibuatlah jembatan
penghubung bagi pejalan kaki yang merupakan penerapan dari metode
intermediarry space.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.greatbuildingonline.com
http://www.kisho.co.jp
http://www.project.us.com
KLASIFIKASI TEORI
Nakagin Capsule Tower merupakan karya Kurokawa yang paling terkenal dan banyak
diapresiasi. Konsep Nakagin Capsule Tower sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Expo’70
Takara Beautilion, terdiri dari kumpulan unit-unit ruang prefabrikasi yang disusun menjadi
satu kesatuan bangunan. Kurokawa menyebutnya sebagai kapsul ruang atau Capsule Space.
Kapsul-kapsul ruang tersebut terdiri dari elemen-elemen yang biasa terdapat di rumah
tinggal, hanya saja dengan jenis, ukuran dan sirkulasi yang relatif lebih minim. Kapsul-kapsul
ruang ini diproduksi secara massal dengan melibatkan industri dan teknologi.
2. Expo’70 Takara Beautilion
Rancangan Kisho Kurokawa yang dipamerkan dengan tajuk Expo’70 Takara Beautilion
menjanjikan konsep penyediaan rumah tinggal pada masa yang akan datang. Unit rumah
tinggal tinggal dibuat dan diperbanyak secara prefabrikasi (pada expo ini dibuat sebanyak
200 unit). Unit-unit tersebut dipasang dengan cara menggantungkannya pada stuktur rangka
yang juga prefabrikasi.
Konsep filosofi metabolisme yang dijadikan dasar rancangan Floating City pada hakikatnya
diperuntukkan bagi pengadaan perumahan, namun bukan perumahan yang lazim pada
umumnya, melainkan perumahan yang dibangun di permukaan danau. Bentuk Floating City
secara gamblang mengadopsi bentukan jaringan dan DNA makhluk hidup, karena pada
makhluk hidup metabolisme dimulai dari tingkatan yang terkecil, yaitu sel.
Design :1961
Helix City merupakan struktur perkotaan yang dikembangkan secara vertikal. Bentukan kota
ini mengadopsi dari bentuk DNA yang berpilin seperti spiral. Perkembangan vertikal ini
dilakukan dengan penggabungan dua bentuk helix yang dihubungkan satu sama lain,
sehingga akan membentuk suatu ruang yang saling bersinggungan. Dengan kata lain ruang
tersebut dibuat oleh dua buah bidang persegi panjang yang mengalami distorsi (dipelintir)
yang digabung menjadi satu.
5. Head Office of the Fukuoka Bank
Head Office of the Fukuoka Bank memiliki plaza besar di bawah overhang yang dibentuk
oleh lantai sembilan bangunan ini, yang dapat digunakan sebagai ruang terbuka bagi
masyarakat kota.
Di plaza ini, masyarakat dapat bersantai sambil menikmati pohon besar "Horuto" dan sekitar
200 pohon lainnya, serta karya-karya patung kontemporer Jepang. Struktur bangunan
menggunakan baja dan beton, dan terdiri dari 12 lantai ditambah 4 basement.
Selain yang disebutkan di atas masih banyak karya arsitek Kisho Kurokawa yang berada di
beberapa tempat lainnya, yaitu:
Resort Center Yamagata Hawaii Dreamland (Yamagata, Japan)
TANU Headquarters Building and National Assembly Hall, (Tanzania)
Headquarters of the Japanese Red Cross Society (Jepang)
UAE Conference City Design Competition, (Abu Dhabi, Uni Emirat Arab)
(sumber:http://www.kisho.co.jp/index.php)