Pada tahun 1959, Kurokawa menulis sebuah essai berjudul “From the Age of the
Machine to the Age of Life”. Ketika Kurokawa belajar di bawah bimbingan Professor Kenzo
Tange. Dia melihat surat dari Le Corbusier yang ditujukan untuk Professor Kenzo Tange. Isi
surat tersebut yaitu sketsa seorang anak yang berdiri di atas bahu orang dewasa, dan pesan
“Untuk generasi berikutnya”. Kejadian ini mengejutkan Kurokawa, tepat disaat dia akan
mulai berpraktik arsitektur dan membuatnya berpikir apabila zaman sekarang telah usai,
seperti apakah zaman yang akan datang?
Le Corbusier mengatakan “Rumah adalah mesin untuk hidup”. Sergei Eisenstein,
direktor film, mengatakan “Bioskop adalah mesin”. Marinetti, futuris Italia, mengatakan
“Puisi adalah mesin”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa zaman tersebut adalah
“Age of the Machine” atau Zaman Mesin.
Tanpa tahu zaman apa yang akan datang di masa depan, Kurokawa berpikir untuk
terus bergerak maju tanpa memperdulikan apa yang akan terjadi di masa depan. Sehingga dia
menciptakan frasa “From the Age of the Machine to the Age of Life.”
Pada saat Kurokawa belajar di Sekolah Tokai di Nagoya, Kepala sekolah tersebut
adalah Dr. Benkyo Shioo, seorang professor Filosofi Buddhist dan pemimpin Kuil Shiba
Zojoji di Tokyo. Professor Shioo mendirikan Grup Buddhist Tomo-iki (Simbiosis) pada
tahun 1922. Kurokawa tidak terlalu tertarik pada ajaran Buddha pada saat ini (Sekolah
Tokai).
Kurokawa yang sedang belajar arsitektur di Universitas Kyoto, merasa perlu untuk
mendalami ajaran Buddha sebagai representasi budaya Jepang untuk mempelajari arsitektur
Jepang tradisional. Pada saat inilah Kurokawa diperkenalkan lagi dengan ajaran Buddha
Tomo-iki (Simbiosis), dan mempelajari ajaran Professor Hajime Nakamura “The Ways of
Thinking of Eastern Peoples.” Kurokawa menjumpai Filosofi Kesadaran dari ajaran Buddha
India ketika menelusuri akar ajaran Buddha.
Pada era Meiji (Sistem Kekaisaran Jepang menggantikan Keshogunan Tokugawa),
ilmu pengetahuan di Jepang telah berubah menjadi perkenalan terhadap ilmu pengetahuan
Barat dan terus berlanjut setelah Perang Dunia II. Kurokawa menyaksikan pembakaran kota
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
Tokyo, Nagoya dan kota besar lainnya di Jepang dan merasa hal itu sebagai “Penolakan
terhadap Budaya Jepang” dan “Penolakan terhadap Pemikiran Timur”.
Keinginan kuat Kurokawa untuk kuliah di Universitas Kyoto di kota Kyoto, yang
luput dari sasaran pembakaran ketika perang, dan ketertarikan yang mendalam akan ilmu
pengetahuan Timur (termasuk ajaran Buddha) merupakan reaksi atas pengalamannya ketika
perang dan ketergantungan atas Amerika Serikat dan Eropa setelah perang. Hal ini
merupakan tonggak utama ideologi Kurokawa dari awal karir hingga akhir karirnya.
Kurokawa fokus terhadap gerakan avant-garde pada awal abad ke-20, seperti gerakan
avant-garde Rusia dan gerakan Italian Futurist, dan juga strukturalisme Levi-Strauss.
Avant-Garde Rusia (1896-1930) merupakan gerakan seni baru di Rusia seperti
Impresionisme, Simbolisme, Fauvisme, dan Kubisme. Gerakan ini melahirkan arsitektur
Konstruksifisme, sebuah aliran arsitektur Modern yang menggabungkan teknologi mutakhir
dengan tujuan sosial Komunis secara terus terang.
Italian Futurisme (1909) merupakan gerakan avant-garde di Milan yang diprakarsai
oleh Filippo Tommaso Marinetti. Gerakan ini mengagumi kecepatan, teknologi, kaum muda,
kekerasan, mobil, pesawat dan kota industry, segala sesuatu yang merepresentasikan
keberhasilan manusia atas alam. Para kaum Futurisme tidak menginginkan segala sesuatu
dari masa lalu.
I. Gerakan Metabolisme
Pada tahun 1959, pada saat penulisan essai “From the Age of the Machine to the Age
of Life” juga merupakan tahap persiapan untuk World Design Conference tahun 1960. Suatu
konferensi skala internasional pertama dimana arsitek, penata kota, desainer industri, desainer
grafis, kritikus dan spesialis lain dari berbagai bidang akan berkumpul di Jepang.
Grup Metabolisme terbentuk ketika proses membantu Sekretaris Jendral, Professor
Takashi Asada, salah satu anggota komite persiapan. “Proposal for City Planning” yang
didasari oleh teori metabolisme dipamerkan di World Design Conference, dan selanjutnya
gerakan metabolisme dikenal dunia sebagai gerakan avant-garde dari Jepang.
Kurokawa terpilih untuk membantu Professor Takashi karena baru mengikuti
konferensi murid internasional di Uni Soviet dan juga murid Teori Arsitektur Marxist, Uzo
Nishiyama. Grup Metabolisme terdiri dari Kisho Kurokawa, Kikutake Kiyonori, Maki
Fumihiko.
Louis Kahn menghadiri World Design Conference dan memberi materi pada tanggal
13 Mei. Kahn diundang ke Sky House Kikutake (Gambar 1) dan terlibat dalam percakapan
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
yang panjang dengan arsitek-arsitek Jepang termasuk para pencetus metabolisme. Kahn
menjelaskan pendekatan dasarnya dalam desain dan menggunakan contoh Richard Medical
Research laboratory dimana sebuah solusi desain dapat ditemukan dengan pemikiran baru
tentang sebuah ruang dan gerakan.
Gambar 3. Gambar Konsep Agricultural City (kiri) dan Maket Konsep Agricultural City
(kanan)
Aturan dasar sebuah area desa di Jepang adalah 500x500m mengelilingi kuil dan
sekolah. Jalan, pipa air, listrik, monorail untuk kerja dan fasilitas servis lainnya dipasang 4m
diatas tanah.. Grid 500x500m digunakan sebagai dasar pembagian komunitas. Terdiri atas 25
unit blok 100x100m untuk 200 orang.
gagasan lama bahwa konsep bangunan tersebut adalah berkelanjutan. Ide pembongkaran dan
pembaharuan merupakan bagian dari ideologi Metabolisme.
II. Simbiosis
Pada tahun 1960, Kurokawa menggabungkan konsep ajaran Buddha Tomo-Iki dengan
bahasa biologi “simbiosis” untuk menciptakan sebuah makna baru. Simbiosis berarti
hubungan saling menguntungkan, dibaliknya masih terdapat kompetisi dan kontradiksi. Hal
ini merupakan konsep baru dan berbeda dari gambaran-gambaran mengenai “harmoni”,
“koeksistensi”, “amalgamasi” dan “kompromi”.
Koeksistensi : keadaan hidup berdampingan secara damai antara dua Negara (Bangsa) atau lebih yang berbeda
atau bertentangan pandangan politiknya.
Amalgamasi : proses melarutnya logam dengan air raksa untuk membentuk amalgam.
Kompromi : persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan.
Latar belakang ideologi simbiosis oleh Kurokawa adalah runtuhnya kekuatan
kekaisaran Jepang, dan masyarakat yang terwesternisasi atau kebarat-baratan. Kurokawa
melakukan pengamatan terhadap periode Edo , dimana kota-kota penuh dengan unsur
budaya-budaya Jepang tetapi mampu menghadapi westernisasi. Pengembangan arsitektur
dimana terjadi simbiosis antara teknik membangun yang telah diwariskan secara turun-
temurun dengan teknik membangun baru.Salah satu karya simbiosis yang terjadi pada
periode Edo adalah hotel Tsukiji.
Kurokawa melakukan pengamatan terhadap periode Edo dengan media cetakan
woodblock. Menurut Kurokawa, periode Edo merupakan akar budaya Jepang murni dimana
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
tradisi seni Jepang yang bertahan sekarang seperti sado (seni minum the), ikebana (seni
merangkai bunga), drama Noh dan Kabuki, arsitektur Sukiya-zukuri.
Periode Edo :
1. Di kota Edo (Tokyo di periode Meiji) berkembang budaya popular Jepang seperti
sado, Kabuki, Noh, teater Joruri, arsitektur sukiya-style, dan seni origami dan
cetakan woodblock.
Dibandingkan dengan kota Tokyo sekarang, pada periode Edo tingkat kepadatan
orang jauh lebih tinggi. Ruang yang sangat padat akibat tingkat kepadatan orang
yang tinggi mengakibatkan manusia tidak dapat bebas membuka diri terhadap
dunia luar. Kondisi ini mendorong perubahan, konsentrasi dan penyempurnaan
internal yang menciptakan ekspresi dalam emosi manusia tentang cinta, rasa
memiliki, kewajiban dan perasaan; kepekaan terhadap perubahan empat musim;
dan rasa cinta terhadap tanaman dan hewan.
Pada perencanaan kota modern, tingkat kepadatan penduduk tinggi dianggap
jelek. Idealnya satu keluarga bermukim menyebar dengan tingkat kepadatan
rendah dengan taman yang luas dan penghijauan.
2.
Menurut Kurokawa, ada suatu fenomena atau pergerakan ideology yang tar terlihat
antara filosofi logika dan sense. Fenomena inilah disebutnya simbiosis, gabungan antara 2 hal
yang berbeda.
Setelah 46 tahun berlalu, kata “simbiosis” digunakan di Jepang dan di seluruh dunia
dan merepresentasikan awal mula “simbiosis”. Kurokawa mengatakan bahwa akar filosofi
simbiosis adalah filosofi Consciousness Only (ajaran Buddha). Kurokawa sangat berambisi
dalam mempelajari filosofi Consciousness Only.
Sistem ilmu pengetahuan Barat tidak dapat dijelaskan tanpa dualism oleh Aristoteles,
Descartes dan Kant. Dualisme juga berperan didalam peradaban dan kehidupan modern
masyarakat Barat. Kurokawa berusaha menemukan sistem ilmu pengetahuan Timur.
Kurokawa menyampaikan hipotesa bahwa filosofi Consciousness-Only tidak membagi beda
menjadi dualisme atau sepasang yang berlawanan, tetapi mengekspresikan apakah sesuatu itu
ada atau tidak (Alaya Consciousness), yang merupakan sistem ilmu pengetahuan Timur.
Filosofi Consciousness Only merupakan suatu roh yang penting dalam ajaran Buddha
yang sangat melekat pada masyarakat Jepang . Kehadiran Buddha membawa perubahan besar
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
di India. Konsep samsara, atau reinkarnasi adalah konsep utama dari budaya India.
Reinkarnasi merupakan fenomena dimana kehidupan seseorang akan terus lahir dan mati di
dunia ini dalam waktu yang tidak terbatas. Kemudian konsep keberadaan diri yang absolut,
Atman, dan identitasnya dengan kebenaran tertinggi dalam kosmos atau Brahman.
Atman : filosofi hindu yang berarti kehidupan abadi. Atman ditakdirkan untuk melewati hidup demi hidup, dan
takdirnya ditentukan oleh baik atau jahat diri sendiri.
Awal mula ajaran Consciousness Only ditelusuri kembali oleh Nagarjuna. Sebelum
Nagarjuna, ada sekolah Buddha yang mendalami Prajnaparamita atau Sutra (Kitab ajaran
Buddha). Mereka sekarang disebut Madhyamikas atau orang-orang dengan pandangan
tengah. Filosofi mereka didasarkan pada konsep kekosongan (sunyata) yang diajarkan dalam
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
sutra Prajnaparamita. Semua fenomena tidak lebih dari nama konvensional. Karena nama
tidak memiliki keberadaan substansial, fenomena tersebut juga diidentifikasikan sebagai
substansi yang tidak memiliki eksistensi.
Nagarjuna mengartikulasikan sebuah pencapaian tertinggi dengan menolak
keberadaan dan ketidaksenangan yaitu mencapai Nirwana. Konsep utama filsafat
Consciousness Only, Alaya, dijelaskan dalam Sutra Sandhinimorcana sebagai kesadaran yang
tidak tercemarkan dan tidak berwujud yang mengandung semua benih.
Tidak seperti agama Kristen yang memiliki perbedaan jelas antara yang jahat dan
yang baik. Filsafat Consciousness Only mengakui tiga kategori, yang baik, jahat dan zona
netral (Zona diantara yang baik dan jahat). Kesadaran yang mengandung semua benih adalah
eksistensi seperti DNA, yang mengandung benih dari segala sesuatu.
Dalam ajaran Barat, manusia yakin bahwa kehidupan manusia hanya sekali, dan
merupakan hal yang paling penting di dunia, sesuatu yang bernilai terbesar. Dalam
kepercayaan itu, pandangan hidup dan mati secara dualism dapat dideteksi. Seperti
Modernisme yang telah meningkatkan ketakutan tersebut hingga tingkat tertinggi
Ajaran Buddha tentang ketidakkekalan tidak berarti bahwa semua sia-sia, ini
menunjukkan bahwa karena kesia-siaan itu manusia harus hidup bersimbiosis dalam siklus
kehidupan. Modernisme Barat telah mengajarkan bahwa kematian itu menakutkan dan neraka
menakutkan. Jadi manusia menyangkal kematian dan menjalani hidup dengan segenap
kekuatan kita.
Alaya dianggap sebagai suatu arus kontinuitas, namun dalam filsafat ortodoks Buddha dikatakan “Kosong”
atau tidak memiliki eksistensi substansial. Konsep Alaya adalah pengakuan proses yang terpisah dari substansi.
Simbiosis dan metabolisme adalah kata kunci suatu prinsip kehidupan. Kata kunci
suatu ideology melahirkan berbagai macam kata kunci yang digunakan sebagai teknik desain
tertentu. Termasuk juga cluster, kota network, ruang jalan, struktur penghubung, ruang
semipublic, megastruktur, kota ring, dan eco-corridor.
Eco-Corridor : suatu area vegetasi yang digunakan oleh satwa liar dan berpotensi memungkinkan pergerakan
faktor-faktor biologis diantara dua daerah.
Ketika Kurokawa menulis essai “From the Age of the Machine to the Age of Life”,
Kurokawa mencoba untuk memahami perubahan zaman dalam 2 bagian, yaitu :
Pada saat itu, arsitek-arsitek Modern telah kehabisan ide dan menghadapi masa
stagnan. Walter Gropius, Mies VDR, dan Le Corbusier yang melawan keagungan,
memberontak dari akademisi Beaux-Arts dan arsitektur-arsitektur lain. Dan berusaha untuk
membebaskan arsitektur dari suatu langgam dan dekorasi. Sehingga masyarakat modern
berjuang untuk diindustrialisasikan.
International Style yang mengarah pada universalitas, dan ruang universal Mies yang
akhirnya berakhir dengan industrialisasi karena produksi massal yang luar biasa
dimungkinkan dengan modal industri. Meninggalkan Le Corbusier dan arsitek-arsitek lain
dengan langgam ini tanpa pekerjaan.
International Style terlihat sangat sangat berkuasa pada zaman modern yang berusaha
menyetarakan semua tradisi, budaya dan agama yang berbeda di dunia. Pada International
Style, muncul “Place”. Munculnya identitas “Place” diakui Kurokawa sebagai nilai baru, era
simbiosis “Place” yang akan menggantikan penyetaraan oleh International Style. Kurokawa
menamakan simbiosis ini “International Cultural Style”. Nilai-nilai yang beragam hadir di
berbagai tempat dalam waktu yang sama di dunia, dan berbagai macam hal yang terjadi.
Pada tahun 1979, Kurokawa mengangkat tema utama “Japan and the Japanese” di
Aspen International Design Conference untuk mencari jalur simbiosis antara Amerika dan
Jepang. Konferensi ini tidak hanya pertemuan para arsitek dan desainer, tetapi para filsuf,
pengusaha, pemerintah, dan politikus juga berpartisipasi.
Beberapa subtema yang dipilih oleh Kurokawa yaitu Rice, Decision by Consensus,
Isolationism, The Hedge, The Verandah, The Bullet Train. Meskipun pada akhirnya
Kurokawa menggunakan bahasa Jepang dalam beberapa subjek diskusi seperti Kome, Ringi,
Sakkoku, dan lain-lain.
Kome : Beras; Ringi : Persetujuan; Sakkoku : komposisi
Pada diskusi subtema “Rice”, tercapai sebuah kesimpulan bahwa nasi di California
sudah seenak dengan Koshihikari Jepang. Tetapi juga mendiskusikan bahwa nasi di
California tidak memiliki elemen budaya ketika diproduksi di Jepang (Kerajinan masyarakat,
lagu-lagu rakyat, festival, pembuatan sake dan kehidupan pertanian)
Koshihikari adalah sebuah varietas beras yang terkenal di Jepang dan juga Australia dan Amerika Serikat.
Pada diskusi subtema “Isolationism”, muncul sebuah gagasan yaitu Jepang selama
periode Tokugawa (1600-1868) yang benar-benar terisolasi dari Negara-negara lain di dunia,
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU
mungkin dapat dilihat bahwa Jepang melakukan semi isolasi secara dinamis. Meskipun dalam
perisolasian, Negara mampu secara aktif mengambil apa yang diperlukan dan menolak
sisanya.
Hasil dari Aspen International Design Conference menimbulkan pengaruh terhadap
partisipan Amerika maupun Jepang. Suatu pemahaman bahwa adanya kemungkinan untuk
membangun secara umum dimana budaya yang berbeda bertemu, selama mengenali
perbedaan masing-masing.
Simbiosis dapat dicapai dalam periode waktu tertentu dengan memberikan ruang
pengantara, ruang publik dan zona buffer diantara dua atau lebih elemen yang saling
berlawanan atau kontradiksi satu dengan yang lain.
Ruang pengantara ini telah didesain oleh Kurokawa sejak tahun 1960, yaitu proposal
jalan tradisional Shitamachi di pusat kota Tokyo yang memegang peran penting dari ruang
pengantara. Kemudian jalan yang dibangun didalam Nishijin Labor Center, dan teknik ini
digunakan juga pada Andersen Memorial Hall, gedung Daido Life Insurance Tokyo, dan
gedung Fukuoka Bank Head Office.
antara ruang privat dan ruang luar ini merupakan akar budaya arsitektur tradisional Jepang
yaitu “engawa” (Beranda).
Menurut Kurokawa, aspek baru dalam arsitektur pada Age of Life adalah simbiosis
waktu yang merupakan simbiosis dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Konsep
menjelaskan bahwa yang ada sekarang berdasarkan proses perkembangan sejarah dan bahwa
saat ini adalah proses dinamis dimana pembangunan sedang berlangsung untuk menciptakan
masa depan.
Kurokawa banyak membuat sketsa kota-kota masa depan The Age of Life pada tahun
1960. Kota-kota ini di desentralisasi dengan void berupa taman di tengah kota dan kota-kota
ring dengan struktur lingkaran. Contohnya adalah cluster. Daripada memiliki pusat
pemerintahan dan administrasi di tengah kota, setiap cluster memiliki unit sebagai ruang
servis dan ruang public yang membentuk jaringan.
Sketsa-sketsa ini terealisasikan dalam kota baru Hishino dan Fujisawa, serta desain
berbentuk cincin pada Zhengdong New Town di Zhengdong, provinsi Henan, China pada
tahun 2006.
pandangan dari bangunan bertingkat tinggi dan kota sekitarnya yang bertujuan untuk
mencapai kota yang bersimbiosis dengan alam.
Kota ini mewakili upaya panjang untuk mewujudkan tujuan dari kota-kota baru pada
Age of Life. Desa-desa eksisting, sungai-sungai, rawa-rawa dan area alami lainnya serta
tonggak historis dilestarikan. Hutan-hutan juga dibuat untuk menciptakan sebuah eco-
corridor dan sungai yang bagus. Kondisi alam yang diciptakan hari ini akan menjadi ruang
luar yang besar di masa depan, dan arsitektur dan kota-kota yang diciptakan akan menjadi
asset historis.
Kurokawa beranggapan sebagai seorang arsitek, ia diberikan tanggung jawab dan
kepercayaan bahwa arsitek harus melindungi bumi melalui proses pelestarian dan penciptaan.
Arsitektur Bali didasarkan pada metafisika yang menhadirkan alam semesta sebagai
kesatuan yang utuh, dimana setiap bagian memiliki tempat dalam eksistensi bagian-bagian
lain, dan microcosmos dilihat sebagai refleksi macrocosmos.
Ruang dengan orientasi, digabungkan dengan ideologi ritual suci dan kotor adalah
konsep utamanya, yang menyediakan batasan-batasan kosmologi untuk mempertahankan
harmoni antara manusia dengan alam semesta.
Pembagian kosmos tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu Dunia bawah (buhr), dunia
tempat setan dan roh jahat; Dunia manusia (bhuwah); Surga (swah), tempat para dewa dan
nenek moyang
Dalam kehidupan masyarakat Bali, gunung merupakan daerah tersuci di pulau Bali
dimana tempat dilakukan kebanyakan pemujaan. Sedangkan laut digambarkan sebagai daerah
yang tidak suci, rumah bagi setan dan roh jahat. Daerah datar dan kaki gunung, dunia tengah,
merupakan daerah yang tepat untuk manusia.
IDEOLOGI ARSITEKTUR KISHO KUROKAWA
Oleh Fattah Jamaluddin (167020016) USU