Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Arsitekno

vol. 6, no. 6, hlm. 22 – 34, Juli 2015

7 ( TUJUH) PARADIGMA-PARADIGMA DALAM


BERTEORI ARSITEKTUR

Armelia Dafrina¹
Abstrak. Teori tentang arsitekturbersifat memaparkan tentang what is architecture menurut posisi teoritis arsitek
dan paradigma yang dianutnya. Beberapa contoh paradigma yang tersebut pada tulisan ini merupakan beberapa
diantara paradigma-paradigma yang dianggap sebagai pedoman dalam perjalanan teori arsitektur.Sedangkan
masih banyak lagi paradigma-paradigma di dalam belahan bumi yang tidak disebut, baik di Timur maupun di
Barat yang berperan sebagai acuan atau inspirasi dalam berkonsep dan berteori.

Kata Kunci: Paradigma Mitologi, Kosmologi, Paradigma Estetika, ParadigmaRasionalis, Paradigma


Sosial,Paradigma Kultur, Paradigma Environmental.

Abstract. Theory of architecture (theory about architecture) is explained about what is architecture according to
the theoretical position of the architect and the paradigm espoused. Some examples of these paradigms in this
paper are some of the paradigms that are considered as philosophy in the course of architectural theory. While
there are many more paradigms in the hemisphere that is not called, both in the East and West which serves as a
reference or inspiration in the concept and theory.

Keywords: Paradigm Mythology, Cosmology,Paradigm Aesthetics, Paradigm Rationalist, post Modern


Paradigm, Social Paradigm, Paradigm Culture, Environmental Paradigm.

paradigmanya. Perancangan modern mendasarkan


1. PENDAHULUAN pemikiran perancangannya pada paradigma
Paradigma dalam berteori arsitektur Rasionalisme dimana pertimbangan-pertimbangan
perkembangan perancangan arsitektur sejak era pra-klasik perancangannya berdasarkan pada logika dan rasio,
dan sesudahnya mempelihatkan adanya pergeseran dalam menggunakan teknologi baru dan aspek-aspek struktur
essensi paradigmanya yang dapat digunakan sebagai serta fungsimenjadi dominan.
sumber bertema dan berteori dalam arsitektur. Pada era Sementara estetika mendapat interpretasi baru
peradaban kuno (ancient world) konsep denganmengutamakan ekspresi sistem bangunan,
arsitekturnya mendasar-kaninspirasinya dari alam struktur dan fungsi. Penyelesaian façadedengan
semesta yang berkaiatan dengan nilai-nilai kosmos dan garis-garis linier dan bentuk kotak. Assosiasi dengan
mitos.Pada era kebesaran arsitektur Klasik Eropa konteks terabaikan dan eksesnya melahirkan konsep
(Yunani-Romawi-Renaissance) paradigma bentuk yang universal. Pada pertengahan tahun 1960-an
arsitekturnya sangat dititik beratkan pada estetika paradigma arsitektur modern ini mulaidipertanyakan dan
bangunan. Proporsi, simetri, geometri dan ornamentasi ditantang dengan munculnya buku Complexity and
merupakan sasaran essensial dalam konsepnya,sedangkan Contradiction inArchitecture dari Robert Venturi.
aspek struktur dan fungsi berperan minor.Dengan Gerakan perbaharuan ini menamakan
munculnya gerakan arsitektur modern1 yang melawan dirinyasebagai post-modernisme (istilah dari Charles
kemapanan arsitektur klasik eropa yang doktriner, Jenck dalam bukunya The Language ofPost-
konsep arsitekturnya bergeser lagi dalam Modenism, 1979). Gerakan Post-Modernisme ini
menentang azas-azas yang bersifat tunggal atau
\
Fakultas Teknik pada Program Studi Arsitektur, Universitas universalism dan uniformity. Kalau gerakan
Malikussaleh, Email: adafrina@yahoo.com

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 22


Modern menolak sejarah arsitektur Eropa, kaum raya/yang agung). Asas-asas rohanialah yang
post-modernism justru mau merangkul sejarah. menghendaki bentuk tersebut, demi
Pelbagai teori bermunculan, paradigma- keselamatan atau ada-diri daerah, khususnya
paradigmateoritik menjadi penentu post keluarga-keluarga yang bersangkutan.Seperti
modernisme, termasuk teori-teori dari luar pada orang yang melakukan pertunjukan
displinarsitektur.Dengan demikian suatu era baru wayang kulit di Jawa Tengah atau tarian Kecak
dalam perjalanan sejarah arsitekturmodern telah di Bali. Dari motivasi dan suasana aslinya,
lahir.Beberapa contoh paradigma yang tersebut diatas pertunjukan wayang atau tarian kecak melulu
merupakan beberapa diantaraparadigma-paradigma yang dilakukan sebagai penunaian kewajiban
dianggap gayut dalam perjalan teori arsitektur. kepercayaan/keagamaa, demi keselamatan diri
Sedangkanmasih banyak lagi paradigma-paradigma di dan keluarga atau masyarakat. Dengan sebutan
dalam belahan bumi yang tidak disebut,baik di Timur lain: mitologis. Dan pada saat ini pertunjukan
maupun di Barat yang berperan sebagai acuan atau wayang kulit dan tarian kecak banyak dilakukan
inspirasi dalam berkonsep maupun berteori. hanya untuk konsumsi komersial untuk
pariwisata, bukan dalam arti mitologis. Dalam
alam pikiran mitologis, manusia masih
menghayati diri tenggelam di dan bersama
2. KAJIAN LITERATUR seluruh alam dan alam gaib. Belum ada
2.1. ParadigmaMitos danKosmologi pemilahan antara sang Subyek dan Obyek,
Anton Bakker dalam bukunya, Kosmolgi & menurut YB Mangunwijaya dalam bukunya
Ekologi –Filsafat tentang Kosmossebagai Rumah Wastu Citra (1988). Raja merasa dirinya titisan
Tangga (1995) mengatakan : dari Dewa Wishnu. Kesuburan Wanita, sawah
ladang, sesaji Dewi Sri, merupakan perkaara
“Kosmologi menyelidika dunia sebagai suatu satu, tumbuhan rotan dianggap perpanjangan
keseluruhan menurut dasarnya.Kosmologi bertitik pangkal usus-usus manusia. Bentuk-bentuk meru di Pulau
pada pengalaman mengenai gejala-gejala dan data-data. Bali tidak terlepas dari penggambaran bentuk
Akan tetapi gejala-gejala dan data-data itu tidak Gunung Mahameru (Konsep Bhuwana Alit &
ditangkap dalamkekhususannya, tetapi langsung Bhuwana Agung). Rumah-Rumah tradisional
dipahami menurut intinya dan menuruttempatnya dalam Jawa yang dibangun dengan menggunakan
keseluruhan dunia”. keseimbangan atau keharmonisan antara
manusia dengan Yang Maha Kuasa, Manusia
Sedangkan YB. Mangunwijaya dalam bukunya dengan alam semesta (moncopat,
Wastu Citra (1988) : “Segi mitosdan keagamaan kolomudheng, ponco sudho, papat keblat
menyangkut keadaan manusia atau semesta dari dasar- kalima pancer), Roemanto (1999).
dasarnya yang paling akar, paling menentukan, Piramida dan Spinx di Mesir, dibuat karena
paling sejati. adanya penyembahan dan penghargaan kepada
Pada tahap primer orang mulai berpikir Raja-raja Mesir (Firaun) pada masa itu, yang
dan bercita rasa dalam alam penghayatan dianggap sebagai ‘Tuhan’yang patut disembah.
kosmis dan mitis, atau agama. Tidak Estetis”. Penghayatan adanya suatu „pusat dunia‟ atau
Estetis disini artinya penilaian sifat yang poros, axis mundi, atau pusat, sentrum, caput
dianggap indah dari segi kenikmatan. mundi, merupakan penghayatan manusia berjiwa
Berdasarkan paradigma-paradigma mitis dan religius yang sangat dalam. Manusia tidak
kosmologis keindahan bentukbentuk dapat hidup dalam angkasa kosong atau ruang
arsitektural bangunan yang terbentuk pertama- homogen, seolah-olah segala titik dan arah itu
tama terjadi bukan karena keindahan semata, sama saja. Ia membutuhkan orientasi,
tetapi karena adanya tuntutan keagamaan atau pengkiblatan diri. Mangunwijaya, (1988).
penyembahan kepada kosmos (alam semesta Sebagai contoh adalah orientasi kepada
matahari (orientasi Timur ke Barat), begitu
JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 23
kuatnya perasaan orientasi kepada matahari
yang terbit dari timur ke barat, banyak bangsa
yang percaya bahwa matahari adalah sumber
segala sumber kehidupan. Bila ada timur dan
barat, tentunya pula adapula utara dan selatan,
keempat poros inilah menimbulkan suatu titik
imajinasi tugu poros, pusat yang tejadi karena
persilangan Utara-Selatan dan Timur Barat.
Paradigma Mitologi dan Kosmologi adalah Gambar 3. Kota Terlarang Beijing China
paradigma yang berhubungan dengan
agama/kepercayaan/kosmos (alamsemesta). 2.2. Paradigma Estetika
Sesuai dengan penjelasan Romo Mangunwijaya, Estetika pada awalnya merupakan salah satu
kebanyakan dari arsitektur tradisional atau cabang ilmu filsafat, tetapi dalam perkembangan
arsitektur pada jamam pra sejarah didesain kemudian membuat estetika tidak lagi hanya
berdasarkan kepercayaan kepada tuhan atau bercorak filsafat tetapi sudah berkembang
pencipta/pemimpin ataupun dewa-dewa, juga lebih luas. Pendapat yang sangat berpengaruh
berdasarkan alam semesta dengan alasan-alasan namun saling bertentangan perihal
seperti untuk keselamatan pengungkapan keindahan adalah pandangan
(ritualadat/agama/kepercayaan) ataupun untuk dari sudut teori obyektif dan teori subyektif.
alasan menghormati atau menyelaraskan diri Teori Obyektif berpendapat bahwa keindahan
dengan alam. adalah sifat (kualitas) yang memang telah
melekat pada bendanya (yang disebut) yang
merupakan obyek. Ciri yang memberi
keindahan itu adalah perimbangan antara
bagian-bagian pada benda tersebut, sehingga
asas-asas tertentu mengenai bentuk dapat
terpenuhi.Teori Subyektif mengemukakan
bahwa keindahan itu hanyalah tanggapan
perasaan dalam diri seseorang yang
mengamati benda itu. Jadi kesimpulannya
tergantung pada penyerapan/persepsi pengamat
Gambar 1. Gereja Santo Simeon yang menyatakan benda yang dimaksud itu
indah atau tidak.Bangsa Yunani misalnya,
sangat peka terhadap keindahan obyektif
seperti terlihat pada karya-karya zaman Yunani
Kuno. Teori agung tentang keindahan
(TheGreat Theori of Beauty) menerapkan
matematika arsitektur Yunani yang dikenal
dengan istilah Perbandingan Keemasan (Golden
Section).Perwujudan estetika dalam kaitan
keindahan sebagai nilai intrinsik (sifat baik
suatu benda), dinyatakan dengan prisip,
kaidah-kaidah keselarasan, keseimbangan dan
lainnya. Untuk mewujudkan ini digunakan
Gambar 2. Candi Borobudur unsur-unsur garis, bentuk, totalitas, warna,
tekstur, struktur masa dan ruang.Bentuk sangat
berarti dalam penampilan estetika dimana
perwujudannya dipengaruhi oleh beberapa
JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 24
faktor diantaranya adalah simbol atau lambang Roma, kuil Parthenon dan bangunan lainnya di
sebagai elemen dekorasi. Sejak lama manusia Arcopolis dekat Athena.Dalam arsitektur
memerlukan identitas baik bagi dirinya maupun Gothicmeskipun struktur sudah merupakan
bagi benda-benda yang ada disekelilingnya. pertimbangan dalam perancangan khususnya
Di dalam dunia arsitektur pengenalan simbol pada struktur atas bangunan, tetapi
merupakan suatu proses yang terjadi pada dalampenyelesaian arsitekturnya, paradigma
individu maupun masyarakat. Melalui panca estetika justru sangat dominan, dimana struktur
indera (dalam hal ini indera penglihat lebih lengkung runcing dikamuflir dengan ornamen-
banyak berperan) manusia mendapat rangsangan ornamen vertikal menjulang tinggi.
yang kemudian menjadi pra-persepsi dan
terjadi pengenalan terhadap obyek (fisik)
selanjutnya terwujud persepsi, dan persepsi ini
sangat dipengaruhi oleh pengalaman termasuk
pengalaman pendidikan yang menentukan
tingkat intelektual Manusia.
Paradigma estetika adalah paradigma
keindahan yang biasanya berdasarkan pada
keseimbangan dan keselarasan di antara elemen-
elemen pembentuk arsitektur.Paradigma ini
banyak dipakai pada jaman arsiektur klasik dan Gambar 4.Kuil Parthenon Yunani
beberapa gaya arsitektur sebelum
arsitekturmodern lahir. Paradigma ini banyak
dipengaruhi oleh Teori Vitruvius yang
menyebutkan Firmitas, utilitas dan Venustas
serta Teori Golden Section yang
menekankankeindahan terletak pada proporsi dan
keseimbangan serta keselarasan.Bentuk sangat
berarti dalam penampilan estetika dimana
perwujudannya dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah simbol atau lambang sebagai
elemen dekorasi. Sejak lama manusia Gambar 5. Gereja Gothic Notre Dame Paris
memerlukan identitas baik bagi dirinya maupun
bagi benda-benda yang ada disekelilingnya.
Di dalam dunia arsitektur pengenalan simbol 2.3. Renaisance
merupakan suatu proses yang terjadi pada Langgam Renaisance dalam arsitektur
individu maupun masyarakat. Melalui panca muncul pada era Renaisance (pembaharuan) yang
indera (dalam hal ini indera penglihat lebih diawali setelah revolusi humanis, dengan
banyak berperan) manusia mendapat rangsangan landasan berpikir bahwa manusia mempunyai
yang kemudian menjadi pra-persepsi dan terjadi kedudukan sejajar. Sejalan dengan pola pikir
pengenalan terhadap obyek (fisik) selanjutnya pada masa Renaisance sebagaimana
terwujud persepsi, dan persepsi ini sangat dikemukakan diatas, konsep arsitekturnya
dipengaruhi oleh pengalaman termasuk mengacu kepada prinsip-prinsip garis horizontal,
pengalaman pendidikan yang menentukan tingkat dengan menanggalkan vertikalisme yang
intelektual manusia.Pada masa Yunani Kuno merupakan konsep arsitektur Gothic.Kendati
karya -karya arsitektur yang dikenal dengan dalam era Renaisance ada pergeseran pola pikir
langgam klasik, terdiri dari balok-balok dan dalam konsep arsitekturnya namun paradigma
kolom-kolom batu. Ekspresinya tampak pada Estetika tetap mendominasi perwujudannya.
derertan tiang seperti pada Basilika St. Petrus di Facade bangunan penuh dengan ornamen-

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 25


ornamen non fungsional bila ditinjau dari fungsi peribadatan dan didirikanlah candi-candi.Candi-
bangunannya, dan ornamen tersebut semata-mata candi inilah yang merupakan karya arsitektur
dimaksudkan sebagai pendukung paradigma sebagai perwujudan dari adanya interaksi sosial
Estetika. Langgam Baroc dalam arsitektur dalam bentuk kerjasama dan akulturasi budaya
merupakan penonjolan kedudukan paradigma masyarakat pendatang dan masayarakat yang ada
Estetika dari konsep-konsep dalam langgam yang dalam perwujudannya berdampingan
sebelumnya. Tampilan bangunan menjadi sangat dengan bangunan tempat tinggal penduduk
dekoratif yang penuh dengan ornamen-ornamen dengan ciri arsitektur tradisional setempat.
non fungsional, sedangkan gaya Rococco Arsitektur Adalah Cerminan Kebudayaan
merupakan perwujudan arsitektur bangunan Arsitektur sebagai suatu karya kesenian hanya
ornamentalis yang berlebihan. bisa tercapai dengan dukungan masyarakat yang
luas, berbeda dengan karya seni lukis atau
seni patung yang bisa terlahir hanya dengan
usaha satu orang seniman saja.Untuk melahirkan
karya arsitektur diperlukan selain arsitek, juga
ahli-ahli teknik lain, industri bahan, sekelompok
pelaksana, teknologi dan lain-lainnya. Oleh
karenanya patutlah dikatakan bahwa arsitektur
adalah pengejawantahan dari kebudayaan
manusia. Atau dengan kata lain arsitektur
selalu dipengaruhi kebudayaan dan
Gambar 6.The Cathedral of la Seud'Urgell,
masyarakatnya.
Spanyol

2.4. Paradigma Sosial


Manusia seperti diketahui termasuk mahluk
sosial.Manusia tidak dapat selamat dengan hidup
menyendiri. Dari lahir hingga mulai belajar,
lingkungan yang dihadapinya adalahlingkungan
keluarga terutama ibu dan ayahnya yang disebut
keluarga batin. Kemudian membentuk
masyarakat.Demikianpun semakin besar dan
tentu saja semakin kompleks.Beberapa cerminan Gambar 7. Candi Borobudur Yogyakarta
interaksi sosial yang terwujudkan dalam
2.5. Paradigma Rasional
arsitektur.Semangat kerjasama di dalam hal
Rationalisme diartikan sebagai prinsip atau
ideologi. Kita boleh berbangga hati dan kagum
kebiasaan untuk menerima penalaran sebagai
jika melihat megahnya candi Borobudur, candi
kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan
Prambanan, sebagai karya arsitektur dan lain-lain
pendapat.Rationalist adalah orang yang
peninggalan nenek moyang kita jaman duhulu
menerima penalaran sebagai kekuasaan
hingga saat ini masih tetap berdiri dengan
tertinggi.Dalam dunia arsitektur, Rationalisme
megahnya. Seperti diketahui agama Budha
diartikan suatu paradigma dalam arsitektur yang
berasal dari India yang datang ke Indonesia
didasarkan pada hal-hal yang bersifat nalar. Atau
dibawa oleh pedagang sambil berdagang mereka
dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk
mengembangkan agama Budha dan interaksi
mencetuskan ide-ide arsitektur yang didasarkan
dengan masyarakat setempat terjadilah akulturasi
pada pertimbangan yang masuk akal. Paradigma
agama kedalam masyarakat tanpa mengubah adat
Rasionalis tumbuh pada sekitar pertengahan abad
istiadat yang telah ada.Dengan adanya agama
XIX di Eropa, Hal ini merupakan jawaban atas
Budha mereka membutuhkan prasarana

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 26


kondisi yang terjadi pada saat itu. Adapun program bangunan yang mati, melainkan
penyebabnya adalah kehendak hidup yang mendiami substansi, seperti
1. Munculnya revolusi industri yang ditandai yang mendiami si seniman pencipta (Ven, 1967).
dengan munculnya teknologi konstruksi. “Less is More", Merupakan semboyan yang
2. Meningkatnya kebutuhan rumah tinggal di dicetuskan oleh Ludwig Meis van Der Rohe
kota karena pesatnya arus urbanisasi yang intinya adalah dalam bentuk yang paling
3. Semakin meningkatnya bentuk-bentuk sederhana. Arsitektur berakar pada
eklektis dalam karya arsitektur saat itu, yang pertimbangan-pertimbangan estetika yang
tidak sesuai dengan perkembangan teknologi. essensial, namun arsitektur dapat menembus
segala tingkatan derajat nilai samapai
Tokoh-tokoh Arsitek penganut Rasionalisme mencapai lingkungan tertinggi eksistensi
Prinsip-prinsip rasionalisme dianut antara lain spiritual, kedalaman khasanah seni murni (Ven,
oleh tokoh-tokoh seperti : Walter Gropius, 1967).Un Machine d’habiter.
Ludwig Meis van Der Rohe, dan LeCorbusier. “Machine for Living”merupakan formula
Contoh-contoh bangunan yang menjadi simbol LeCorbusier yang artinya rumah adalah mesin
dari paradigma rasionalis adalah Kampus untuk bermukim. Aspek positif dari
Bauhaus karya Walter Gropius, Apartemen perumusan LeCorbusier itu ialah kesadaran
LeUnite de Habitation di Mersailles dan bahwa dalam dunia bangunanpun efisiensi,
rumah tinggal Villa Savoye, keduanya karya rendemen, ekonomi, harus dicapai semaksimum
LeCorbusier. Di Amerika diwakili oleh Crown mungkin seperti dalam perekayasaan setiap
Hall di Chicago dan Seargram di New York mesin (Mangunwijaya, 1988).
karya Ludwig Meis van Der Rohe. Paradigma Rasionalis dalam berbagai zaman:
Paradigma rasionalisme pada karya arsitektur 1. Arsitektur Yunani
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Orang Yunani selalu rasional. Mereka selalu
1. Fungsi sebagai penentu bentuk dan ekspresi, berfikir tentang hakekat sesuatu. Dalam
2. Struktur bangunan menjadi bagian arsitektur pun mereka mencari hakekat
dari estetika baru bangunan itu dan mencoba
3. Ornamen-ornamen yang tidak perlu mengungkapkannya dalam bentuk. Mereka
dihilangkan berpendapat bahwa segala bangunan
4. Prinsip perancangan menjadi universal yang berhakikat dua prinsip yaitu;
mengakibatkan lahirnya gaya internasional a) ada unsur yang ditopang
(International Style) dengan akibat aspek b) ada unsur lain yang memikul atau
konteks terabaikan. menopang. Bila diantara yang dipikul
dan memikul ada keseimbangan artinya
Semboyan-semboyan pada paradigma serba stabil, maka hakekat sudah
rasionalis.Paradigma rasionalis memunculkan tertemulah dan justru itulah yang harus
semboyan-semboyan dari tokoh-tokoh diekspresikan (Mangunwijaya, 1988).
arsitektnya yang merupakan dasar falsafah 2. Arsitektur Tradisional Jepang.
bagi karya-karya mereka. Semboyan tersebut Jika kita amati arsitektur tradisional Jepang
antara lain : sangat dekat dengan paradigma rasional.
“Form Follow Function”.Semboyan ini Tanda-tanda ini dapat kita lihat pada ciri-ciri
dicetuskan oleh Louis Sullivan yang arsitektur Jepang seperti dinding-dinding
mendefinisikan arsitektur analog dengan geometrik, bentuk serba polos atau tidak ada
bentuk alam atau sebagai ekspresi suatu gaya hiasan dan sistem struktur yang sesuai
hidup batin dan logika struktur manusia. Bentuk dengan logika. Perumusan seperti yang
merupakan turunan dari fungsi yang berarti diungkapkan oleh Meis van Der Rohe “Less is
fungsilah yang menciptakan dan mengorganisir More”, telah lebih dahulu berabad-
bentuk. Bagi Sullivan fungsi bukanlah suatu
JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 27
abaddikerjakan oleh orang Jepang komunikasi, sebab komunikasi merupakan faktor
(Mangunwijaya, 1988). penting bersifat temporal dan dapat dianggap
pengaturan waktu. Waktu bisa masa lampau,
sekarang dan yang akan datang.Paradigma
kultur adalah paradigma yang berasal dari suatu
kebudayaan. Kegiatan dalam mewujudkan karya-
karya interaksi ruang, makna, komunikasi dan
waktu yang berfokus pada penataan lingkungan.
Penyebab penting dalam penataan tersebut adalah
bahwa makna lingkungan didalamnya membantu
komunikasi sosial antara orang-orang dengan
lingkungan kepada masyarakat melalui kultur
Gambar 8. Louis Henry Sullivan Building masing-masing. Jadi lingkungan melalui ruang
dan makna mencerminkan pengaturan
komunikasi, sebab komunikasi merupakan faktor
penting bersifat temporal dan dapat dianggap
pengaturan waktu. Waktu bisa masa lampau,
sekarang dan yang akan datang.
Di Timur kultur Bali dengan perpaduan akal
pikiran setempat dan kaidah-kaidah agama Hindu
sangat dominan dalam arsitekturnya. Kaidah-
kaidah tersebut secara substansi masih relevan
untuk dikembangkan sampai sekarang. Kultur
Jepang setiap kali memang terkena pengaruh-
pengaruh asing dari luar akan tetapi setiap kali itu
Gambar 9. Villa Savoye Le Corbusier pulalah masyarakatnya merangkum dan
mengadaptasi pengaruh-pengaruh tersebut
sehingga terserap menjadi kebudayaan mereka
sendiri. Sikap khas tersebut berpengaruh dalam
arsitektur kontemporer Jepang.
Prinsip-prinsip arsitektur Barat yang
dipelopori di Eropa dan Amerika pada awal
sampai pertengahan abad dua puluh telah
dipinjam dan diserap sedemikian rupa oleh
masyarakat Jepang sehingga memungkinkan
Gambar 10.Hotel Sao Clement 1944 adanya perkembangan dari berbagai macam dan
langgam arsitektur dan juga teknologi modern
2.6. Paradigma Kultur yang sangat impresif dan revolusioner. Gagasan
Kegiatan dalam mewujudkan karya-karya metabolis arsitek lahir dari empat arsitek dan
interaksi ruang, makna, komunikasi dan waktu seorang jurnalis dibidang arsitektur yaitu Kisho
yang berfokus pada penataan lingkungan. Kurokawa, Fumihiko Maki, Masato Otaka,
Penyebab penting dalam penataan tersebut Kiyonori Kikutake dan Noburo Kawazoe.
adalah bahwa makna lingkungan didalamnya
membantu komunikasi sosial antara orang-orang
dengan lingkungan kepada masyarakat melalui
kultur masing-masing. Jadi lingkungan melalui
ruang dan makna mencerminkan pengaturan

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 28


Gambar 11. Rumah Adat Batak Toba Gambar 12. Croaked House at Parague

2.7. Paradigma Post Modern


Pada masa post modern banyak paradigma
yang muncul, sebagian merupakan
perkembangan dari paradigma sebelumnya dan
ada beberapa yang merupakan paradigma baru
yang dipengaruhi oleh situasi politik dan sosial
pada masa itu.Paradigma-paradigma tersebut
disebutkan dalam buku "Theorizing a New
Agenda for Architecture" oleh Kate Nesbitt :
1. Fenomenologis adalah paradigma yang
berkaitan dengan gagasan filosofis yang Gambar 13. Basket Building in USA
berdasarkan fenomena. Konsep Rancangan dan EstetikaParadigma-
2. Aesthetic of the sublime adalah paradigma paradigma kultur dalam konsep,rancangan dan
yang menganggap bahwa arsitektur memiliki estetika yang melatar belakangi masa-masa pre-
keindahan sebagai norma atau syarat modern sampai post-modern dapat
(Vedler). Arsitektur yang berfungsi dengan diuraikansebagai berikut :
baik dan indah adalah arsitektur yang 1. KonsepRancanganEstetikaPre-Modern
sempurna. Masih kental dalam tradisi kepercayaan dan
3. Linguistik adalah paradigma yang religi.Penemuan-penemuan baru dan
menganggap bahwa rsitektur memiliki kebebasan individual tapi masih
"Meaning" (yang bisa dibahasakan oleh mengadaptasi terhadap problem-problem
produk arsitektur) yang berasal dari masa lalu.Kembali kepada inspirasi
kebiasaan (Kebudayaan). alamiah.Dimulai problem ledakan
4. Marxism adalah paradigma yang fokusnya penduduk.Campuran gaya historis perubahan
adalah pada hubungan konflikkepentingan berarti pada mode dan cara kebiasaan
dan keinginan antar kelas sosial dengan masyarakat.Penerapan pengetahuan dan
arsitektur. teknologi, Ekspresi pada bentuk-bentuk
5. Feminismadalah paradigma yang alamiah, anti-tesis terhadap penampilan
berkaitan dengan gender. Sebuah keritik geometris yang teratur.
atas dominasi pria dan menuntut 2. Pre-fabrikasi
persamaan . DimulaiLogika konstruksi/struktur
tersembunyi dibalik langgam
ornamen.Menggabungkan material-material
baru.Sintesa logam dan kaca, kayu dan

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 29


penerapan ornamen serta konstruksi dalam pada awal sampai pertengahan abad dua puluh
inspirasi ilmiah yang menakjubkan.Penataan telah dipinjam dan diserap sedemikian rupa
dan keindahan lingkungan. oleh masyarakat Jepang sehingga
3. ModernUniversal memungkinkan adanya perkembangan dari
Kesederhanaan, kerapihan, berbagai macam dan langgam arsitektur dan juga
ketelitian.Perubahan sosial dan ekonomi teknologi modern yang sangat impresif dan
.Kesadaran akan penyesuaian alam dan revolusioner. Gagasan metabolis arsitek lahir dari
lingkunganFragmentalisme arsitektur. empat arsitek dan seorang jurnalis dibidang
Tanggap akan dinamika arsitektur yaitu Kisho Kurokawa, Fumihiko
perubahan.Arsitektur adalah analogi Maki, Masato Otaka, Kiyonori Kikutake dan
biologismeninggalkan asal daerah dan Noburo Kawazoe.Gagasan Futuris telah
sejarahPemanfaatan teknologiMemberi diejawantahkan dengan sedikit perubahan oleh
kenyamanan psikis disamping Kiyonori Kikutake pada Expo 70 di Osaka
fisikHubungan bangunan dan kegunaan, dari Futuris Entertainment-tower karya Peter
ketepatan material dan sistem Cock untuk Montreal World Expo 1963.
konstruksiElitisme profesi Dekonstruksimerupakan salah satu
arsitekturFuturistik dan metabolistik.Estetika manifestasi post-strukturalisme yang paling benar
arsitektur dan fungsi. Cerminan bentuk (significant). Sebagai sebuah praktek filsafat
teknik konstruksi, teknik ekonomi, utilitas dan linguistik, dekonstruksi melakukan
dan komunikasi. Arsitektur sebagai pengamatan kritis terhadap dasar-dasar pemikiran
bahasa.Keserba ragaman untuk logo-centrisme maupun disiplin-disiplin
menghilangkan kesan monoton yang dingin. pengetahuan/keilmuan seumumnya. Derrida
4. Post-Modern mengatakan: “dekonstruksi menganalisa dan
Peka terhadap perubahan sejarah dan budaya mempertanyakan segenap pasangan-pasangan
Orientasi pada keberagaman pandangan dan konseptual (conceptual pairs) [betul/salah,
tata nilai. Melebih-lebihkan teknologi. elite/proletar] yang selama ini diterima sebagai
Pendekatan terhadap peubahan sejarah dan kenyataan yang alamiah dan tak perlu penjelasan
budaya. Ruang-ruang dan bentuk sebagai karena sudah jelas, sepertinya pasangan
bahasa dan sarana komunikasi.Citra akan konseptual itu tak pernah dilembagakan pada
kesempurnaan teknologi. Perpaduan antara suatu waktu yang tertentu, karena sudah
kesatuan fungsi dan bentuk dalam komponen dipandang cukup jelas, tidak disadari bahwa
dan komposisi/unity. Estetika mesin, pasangan konseptual ini
Estetika struktur konstruksi dan bahan. menghalangi/mengharamkan kegiatan
memikirkan kegiatannya. Dekonstruksi cukup
Contoh Kasus:Di Timur kultur Bali dengan sopan santun dalam bekerja, memulai kerjanya
perpaduan akal pikiran setempat dan kaidah- diarah pinggiran (margin) sebuah teks/karya
kaidah agama Hindu sangat dominan dalam untuk selanjutnya melakukan eksposisi
arsitekturnya. Kaidah-kaidah tersebut secara (memamerkan) dan menyingkapkan tabir
substansi masih relevan untuk dikembangkan pembungkus (dismantle) sehingga terkuak dan
sampai sekarang.Kultur Jepang setiap kali terlihatlah segenap oposisi dan kerawanan dari
memang terkenapengaruh-pengaruh asing dari anggapan-anggapan yang dipakai untuk
luar akan tetapi setiap kali itu pulalah menstrukturkan teks/karya itu.
masyarakatnya merangkum dan mengadaptasi Disitu Derrida lalu mengatakan bahwa
pengaruh-pengaruh tersebut sehingga terserap tujuan dari arsitektur adalah mengontrol
menjadi kebudayaan mereka sendiri.Sikap khas komunikasi dan transportasi sebagai sektor
tersebut berpengaruh dalam arsitektur kemasyarakatan, termasuk ekonomi. Memang
kontemporer Jepang. Prinsipprinsip arsitektur dekonstruksi adalah bagian dari kritik post-
Barat yang dipelopori di Eropa dan Amerika modern yang tujuan akhirnya adalah
JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 30
mengakhiri dominasi dari rencana-rencana lingkungan binaan mengekspresikan berbagai
arsitektur modern.Lebih lengkap tentang fungsi. Teori ini diantaranya dikembangkan oleh
pemahaman dan perspektif baru arsitekturnya Christian Norberg-Schulz dalam Intentions In
Jacques Derrida; Tidak ada yang mutlak dalam Architecture (1987) bahwa arsitektur atau
arsitektur (cara, gaya, konsep)Tidak ada tokoh lingkungan binaan memiliki berbagai fungsi
atau figur dalam arsitektur. Perkembangan diantaranya adalah sebagai pengendali faktor
arsitektur harus mengarah pada keragaman alam (physical control), tempat kegiatan manusia
pandangan dan tata nilai. Disamping penglihatan, (functional frame), lingkungan sosial (functional
indera lain harus dimanfaatkan secara millieu) dan lingkungan simbol (symbol millieu).
seimbang.Arsitektur tidak identik dengan
produk bangunan bisa berupa : ide, gambar, Geoffrey Broadbent dalam Design In
model, dan fisik bangunan dalam jangkauan Architecture(1968) menyatakan Arsitektur
aksentuasi yang berbeda. Gagasan dekonstruksi memancarkan/mengekspresikan berbagai fungsi
Jacques Derrida (sastra dan filsafat) yaitu;
dikembangkan dalam arsitektur oleh Peter 1. filter lingkungan (environment filter),
Eisenman dan Bernard Tschumi sebagai teori 2. wadah kegiatan (container of activities),
dan praktek arsitektur yang berciri 3. investasi (capital Investment),
penyangkalan terhadap epistemologi arsitektur 4. fungsi simbolik (symbolic function),
klasik dan modern dan prinsip perancangannya 5. pengubah perilaku (behaviour modifier)
non klasik, dekomposisi, desentring, dislokasi 6. fungsi estetika (aesthetic function).
dan diskontinuitas.Post-modernisme juga
ditandai oleh pendalaman dan pemekaran Salah satu contoh karya arsitektur yang
paradigma-paradigma teoritik ataupun oleh berfungsi sebagai environment filter adalah Roof
kerangk-kerangka kerja ideologikal yang House di Selangor Kuala Lumpur (1984) dan
kesemuanya itu membentuk kerangka Menara Mesiniaga karya Kenneth Yeang, dimana
(struktur/structure) dari debat-debat tematik dari kulit bangunan didisain sebagai filter lingkungan.
dan tentang Post-Modernisme. Paradigma- Demikian juga dengan Paul Rudolf di Jakarta
paradigma ini di import di luar arsitektur. dengan Wisma Dharmala-nya berusaha
Paradigma-paradigma utama yang mampu mengakomodasi lingkungan kota dan iklim tropis
membentuk teori-teori arsitektur pada masa Jakarta untuk bangunan tinggi.
postmodernisme, diantaranya adalah paradigma
fenomenologi dan paradigma linguistik.

2.8. Paradigma Enviromentalisme


Paradigma Environmentalisme adalah
paradigma yang menjadikan alam sebagai dasar
pemikiran. Sebagai contohnya dapat kita lihat
pada karya Frank Llyod Wright "falling water"
dimana bentuk dari bangunan diselaraskan
dengan tebing-tebing dan air terjun.
Sudah sejak lama para teoritisi yang berpengaruh
Gambar 13. Wisma Darmala Sakti (Paul Rudolf)
pada arsitektur menghadirkan pandangan dan
konsep-konsep tentang pentingnya menghadirkan
kondisi lingkungan yang sehat, nyaman sebagai
tujuan didalam perencanaan arsitektur.
Pada era selanjutnya yaitu era Post-Modern
teori tentangbehaviourism berkembang menjadi
sangat kompleks karena arsitektur sebagai
JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 31
4. REFERENSI
.
[1]. Arg, Isaac, Pendekatan Kepada Perancangan
Arsitektur, Inter Matra.
[2]. Bakker, Anton, 1999,Kosmologi & Ekologi,
Filsafat tentang Kosmos sebagai Rumah
Tangga, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
Budihardjo.
[3]. Eko, 1997, Arsitektur sebagai Warisan
Budaya,Djambatan, Jakarta

Gambar14.Kaufmann House,Pennsylvania [4]. D.K. Ching F., 1993, Arsitektur, Bentuk, Ruang
(Falling Water Frank Llyod Wright) dan Susunannya, terjemahan Airlangga, Jakarta.

[5]. Hanoto, Paulus, Adjie, 1996, Arsitektur: Bentuk,


Ruang dan Susunannya, Erlangga, Surabaya
3. KESIMPULAN
Merancang tidak dianggap sebagai proses [6]. Nesbitt, Kate, 1996, Theorizing a New Agenda
For Architecture, Princeton Architectural Press,
intuitif yang bercirikan ilham saja tetapi sebagai
New York.
proses langkah demi langkah yang bergantung
kepada informasi yang padat. Dengan [7]. Mangunwijaya, YB., 1988, Wastu Citra,
mempelajari Paradigma-paradigma dalam Gramedia, Jakarta.
berteori arsitektur maka dapat memahami teori
untuk mendukung proses dalam perancangan. [8]. Olgyay, V., 1957, Design With Climate,
Satu persatu paradigma dapat memberikan Princeton University Press, Princeton, NY.
pemahaman bagaimana sebaiknya dan bagaimana
pemikiran dari proses terjadinya bentuk [9]. Roesmanto, Totok, 1999, Teori Arsitektur di
Dunia Timur, Bahan Penataran Dosen PTS
bangunan yang pada akhirnya denganparadigma
angkatan III di Bogor, tidak dipublikasikan.
yang sesuai teori arsitektur dapat
menginformasikan rupa, citra dan bahasa yang
[10]. Roesmanto, Totok, 1999, Teori Arsitektur di
akan ditampilkan dalam wujud bangunann atau Dunia Barat, Bahan Penataran Dosen PTS
suatu karya Arsitektur. angkatan III di Bogor, tidak dipublikasikan.

[11]. Van, Cornelis, de Ven, 1991, Ruang Dalam


Arsitektur, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

JURNAL ARSITEKNO Volume. 6 No. 6 Juli 2015 |ISSN 2301 945X 32

Anda mungkin juga menyukai