Anda di halaman 1dari 10

RESUME PARADIGMA DALAM ARSITEKTUR

NAMA : AJENG ANDIN CHOIRUN NUR ANNISA


NIM : 21.84.0329
MATA KULIAH : TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR
DOSEN PENGAMPU : RR. Sophia Ratna Haryanti, ST, M.Sc
1. PARADIGMA MITOLOGI DAN KOSMOLOGI
Paradigma Mitologi dan Kosmologi adalah paradigma yang berhubungan
dengan agama, kepercayaan. Menurut beberapa ahli:
a. Anton Bakker
Kosmologi bertitik pangkal pada pengalaman mengenai gejala dan data-data,
namun gejala dan data tersebut tidak ditangkap dalam kekhususannya tetapi
langsung dipahami menurut intinya dan menurut tempatnya dalam
keseluruhan dunia.
b. YB. Mangun Wijaya
1) Segi mitos dan keagamaan menyangkut ke-ada-an manusia atau semesta
dari dasar-dasarnya yang paling akar, paling menentukan, paling sejati.
2) Pada tahap primer, orang mulai berpikir ada dan bercerita rasa dalam
alam penghayatan kosmis dan mistis, atau agama.
Pada arsitektur tradisional atau arsitektur pada jaman pra sejarah di desain
berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan atau pencipta ataupun dewa-dewa,
juga berdasarkan alam semesta dengan alasan seperti keselamatan, ritual adat,
agama, ataupun untuk alasan menghormati atau menyelaraskan diri dengan
alam. Keindahan bentuk arsitektural bangunan yang terbentuk bukan karena
keindahan semata, tetapi karena adanya tuntutan keagamaan atau
penyembahan kepada alam semesta yang agung. Asas-asad rohani
menghendaki keindahan tersebut demi keselamatan.
a) Konsep Vastu Purusha Mandala
 Menurut wastu citra bahwa wilayah tidak hanya dipahami
geografisnya saja
 Mandala berarti bentuk yang berdaya gaib
 Mandala berarti citra gaib atau daerah kerja energi dan pengaruh
kekuatan-kekuatan gaib
 Ada tempat yang paling berdaya dalam mandala, yaitu bagian
pusat atau poros dan setiap daerah bangunan memiliki nilai
gaibnya menurut susunan daya mandala
 Tata wilayah dan pembangunan menurut orang Infia kuno harus
diarahkan menurut Vastu Purusha Mandala
 Vastu: norma dasar semesta yang berbentuk dan berwujud
 Purusha: insan atau personafikasi gejala semesta dasar yang
awal, asli, utama, sejati
b) Konsep Tribuana
 Pada masa terdahulu masyarakat telah membagi dunia menjadi
tiga lapisan, yaitu atas (surga), bawah (kematian), dan tengah
(dihuni manusia)
 Tata bangunan atau wilayah harus merupakan cermin
perwayangan dunia besar semesta raya
 Karya bangunan merupakan upaya penghadiran semesta atau
Kahyang Raya
 Proses karya pembangunan juga merupakan penghadiran
penciptaan semsta raya, pewayangan kermbali awal mula dunia
ketika dijadikan oleh Dewata atau Tuhan
c) Kosmologi Indonesia
 Terdapat kesatuan besar anatara penghuni kosmos, seluruh
kosmos dijiwai oleh suatu zat atau daya hidup atau kesaktian
 Zat atau daya hidup itu non personal dan pada dasarnya tidak
adaya bedanya untuk manusia, hewan, dan tumbuhan dan
membuat mereka keramat
 Keharmonisan diwujudkan dalam bentuk keseimbangan antara
menusia dengan masyarakat, alamnya dan Yang Maha Kuasa
d) Kosmologi India
 Hindu berdasarkan kitabnya Upanishad dan dalam Vedanta,
yang memiliki arti dunia memounyai adanya dalam Brahmana
 Budha yang dibawa oleh Siddharta Gautama menganggap dunia
dan manusia bersatu dalam kekosongan
 Manusia percaya bahwa kenyataan terdiri dari dua macam yang
berbeda secara radikal. Subtansi-subtansi yang bukan berjiwa
(ajisvas) terdiri dari atom-atom semua sama saja dan tidak
bersifat apapun
e) Kosmologi Barat
 Spinoza percaya bahwa dunia dan manusia sebagai subtansi-
subtansi yang berdikari, tetapi sebernarnya hanya satu subtansi
saja yaitu Tuhan
 Hegel mengatakan bahwa pada dasarnya manusia dan dunia
adalah fase dan bagian dalam proses penjelma roh mutlak
 Karl Marx menganggap bahwa dunia dan manusia terlahir dari
satu realitas terakhir materi

2. PARADIGMA ESTETIKA
Pada awalnya paradigma estetika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat.
Estetika berarti keindahan adalah sifat yang telah melekat pada benda yang
merupakan objek serta menjadi tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang
mengamati benda tersebut. Teori agung atau The Great Theory of Beauty menerapkan
matemarika arsitektur Yunani yang dikenal dengan Pebandingan Emas (Golden
Section) yang mana perwujudan dalam kaitan keindahan sebagai nilai intrinsik
dinyatakan dengan prinsip, kaidah, keselarasan, keseimbangan, dan lainnya
menerapkan unsur garis, bentuk, totalitas, warna, teksturm struktur, masa beserta
ruang.
Paradigma estetika berarti paradigma keindahan yang biasanya berdasarkan pada
keseimbangan dan keselarasan di antara elemen-elemen pembentuk arsitektur.
Dengan kata lain, paradigma ini dipengaruhi oleh teori Vitruvius pada sisi
venusitasnya yang menyebut firmitas, utilitas, dan venustas serta teori section yang
menekankan keindahan terletak pada proporsi dan keseimbangan keselarasan
sehingga banyak dipakai pada jaman arsitektur klasik dan beberapa gaya arsitektur
sebelum arsitektur modern lahir. Era Yunani dan Romawi, venusitas dijabarkan dalam
teori estetika dan berkembang menjadi teori proporsi. Namun pada Renaisans
ditambah dengan penemuan teori perspektif dan di timur berkembang teori geometri
(Araberque Geometry) yang mana teori tersebut merupakan penambahan dari teori
estetika dengan teori geometri dan matematis yang menghasilkan bentuk murni indah
dan kaya akan permainan geometris.
Ciri arsitektur yang berkembang:

Masa Yunani Gaya Perkembangan Gaya Masa Barok


Kuno Arsitektur Arsitektur Arsitektur dan Rokoko
Romawi Gotik Renaisansce
Karya Berbentuk Struktur Memiliki Estetika
arsitektur yang lengkung pada lengkung landasan berubah
dikenal dengan struktur bagian bersudur berpikir bahwa mernjadi
langgam klasik atas bangunan dipuncak untuk manusia ornamen yang
terdiri dari dan terkesan mendapat sejajar, berlebihan
deretan kolom tidak sehalus proporsi antara sehingga
dan balok arsitektur ketinggian konsep
Yunani kuno dengan arsitekturnya
bentang lebar mengacu pada
garis
horizontal dan
menanggalkan
vertikalisme

3. PARADIGMA SOSIAL
Adalah hasil interaksi atau adaptasi manusia dengan lingkungannya (alam dan
lingkungan sosial). Akibat dari naluri manusia merupakan makhluk sosial, muncul
urbanisasi penduduk dan persaingan tanpa mengikuti peraturan sehingga
mengakibatkan munculnya permukiman kumuh. Komunitas manusia memiliki sistem
bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, mata pencaharian, masyarakat, kesenian dan
sistem religius atau kepercayaan (Kluchkon). Arsitektur candi yang merupakan karya
arsitektural dari adanya interaksi sosial dalam hal kerjasama dan akulturasi budaya
pendatang dengan masyarakat yang ada. Adanya agama Budha yang dibawa oleh
pedagang sehingga kebutuhan akan memiliki tempat ibadah yang mana dibangunlah
candi Borobudur.

4. PARADIGMA RASIONALISME
Rasionalism diartikan sebagai prinsip atau kebiasaan untuk menerima
penalaran sebagai kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan pendapat. Atau
dapat berarti paradigma yang menempatkan akal atau logika sebagai dasar pemikiran.
Paradigma ini tumbuh pada abad 19 karena revolusi industri sehingga meningkatnya
kebutuhan rumah tinggal dan meningkatnya bentuk eklektisme dalam karya arsitektur
yang tidak sesuai perkembangan teknologi. Perkembangan paradigma rasionalisme
terdapat pada arsitektur modern, arsitektur yunani kuno, arsitektur tradisional dan
arsitektur jepang. Ciri dari paradigma rasionalisme:
 Fungsi sebagai penentu bentuk dan ekspresi
 Struktur bangunan menjadi bagian dari estetika bentuk
 Ornamen yang tidak perlu menjadi dihilangkan dan konsep perancangan
menjadi universal sehingga lahir gaya internasional dan akibatnya
konteks terabaikan

Arsitektur Yunani Arsitektur Jepang


Segala bangunan berprinsip dua jenis, Dinding geometrik dan tidak adanya
yaitu ada yang di topang dan ada unsur hiasan menjadikan arsitektur jepang
yang menopang merupakan sistem struktur yang sesuai
dengan logika

Semboyan yang merupakan representasi dari paradigma rasionalisme”


 Form Follows Function: Arsitektur analog dengan bentuk alam atau
sebagai ekspresi atau gaya hidup batin dan logika struktur manusia
 Less Is More: Adalah dalam bentuk paling sederhana, arsitektur berakar
pada pertimbangan estetika tetapi dapat menembus segala tingkatan nilai
sampai lingkungan tertinggi eksitensi spiritual kedalam ke khasan seni
murni
 Un Mechine d’habiter, atau Machine for Living: Rumah adalah mesin
untuk bermukim dan efisiensi, rendemen, ekeonomu harus semaksimal
mungkin
Contoh karya arsitektur berdasarkan paradigma rasionalism:
a. Louis Sullivan
Pemikiran “From follow function”. Bangunan yang indah secara logika
dapat dilihat dari fungsi bangunan tersebut sehingga mementingkan konsep
fungsional dan penggunaan material serta teknologi baru.

b. Mies Van der Rohe


“Less is more” adalah semboyang paling terkenal dari Mies Van der Rohe.
Muncul sebagai bentuk kritik dari ornamen-ornamen masa lalu yang tidak
memiliki fungsi pada bangunan. Karya arsitektur yang menggambarkan less is
more yaitu Farnswort House karya Mies Van der Rohe.
c. Le Corbusier
“Machine for living” sebuah bangunan harus bisa berfungsi seperti mesin,
dimana setiap bagiannya memiliki fungsi dan mendukung satu sama lain. Contoh
karya Le Corbusier adalah Villa Savoge

5. PARADIGMA KULTUR
Adalah paradigma yang berasal dari suatu kebudayaan. Penyebab adanya
paradigma ini adalah bahwa makna lingkungan membantu komunikasi sosial antar
orang dengan lingkungan kepada masyarakat melalui kultur masing-masing. Dalam
perwujudan kegiatan ini mewujudkan karya-karya interaksi ruang, makna,
komunikasi dan waktu yang berfokus pada penataan lingkungan. Komunikasi
merupakan faktor penting dalam lingkungan buatan dan organisasi kemasyarakatan,
bersifat temporal dan dapat dianggap pengaturan waktu antara masa lampau, sekarang,
dan masa yang akan datang. Contoh dari paradigma kuktur:
 Perbedaan kultur barat dan timur. Kultur barat mendominasi alam,
sedangkan kultur timur menyelaraskan dengan alam
 Peradaban barat membentuk pandangan yang memiliki perhatian
terhadap logika konstruksi, struktur tersembunti dalam ornamen
 Pada kultur timu, hanya Jepang yang mampu mengadaptasi pemikiran
barat dan mengimpor, mempelajari, meniru, menyerap dan diberi jiwa
yang akhirnya muncul sebagai elemen kepribadian Jepang dan tidak
dapat membedakan unsur tersebut berasal dari Jepang atau asing
 Arsiteknologi, futurisme dna metabolisme adalah keterpaduan yang
tuntas antara perkembangan teknologi modern dengan warisan kultural
dan arsitektural dengan label arsiteknologi
6. PARADIGMA POST MODERN
Fenomenologis sering dikaitkan sebagai dasar landasan post-modernisme
dalam sikap terhadap tapak, tempat, lansekap dan pembuatan arsitektur
fenomenologis. Menurut beberapa ahli, fenomenologis berarti:
a. Hussert: Fenomenologis adalah investigasi yang seksama atas kesadaran
beserta segenap obyeknya
b. Martin Heidegger: Fenomenologi adalah bangunan itu berbeda dengan
hunian
c. Christian Norberg Schultz: Potensi yang dimiliki oleh para arsitektur adalah
dalam mendukung keberadaan dan kehadiran hunian
d. Juhanni Pallasmo: Membuka cakrawala pandangan terhadap realitas kedua
dari persepsi, mimpi, kenangan yang terlupakan imajinasi
Paradigma dalam buku “Theorizing a New Agenda for Architecture” oleh Kate
Nesbitt:
a. Fenomenologis
Adalah paradigma yang berkaitan dengan gagasan filosofis yang berdasarkan
fenomena. Contohnya adalah fenomena Martine Heidegger dengan semboyan
“Building thinking dwelling” dalam bukunya “Poetry, Language, Thought” yang
dapat diterjemahkan dengan menciptakan suatu bangunan yang sesuai dengan
konteks dan memanifestasikan konteks tersebut didalam bangunanan. Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Christian Norberg-Schultz yang menyatakan
“explain the envirotment and makes it character manifest”
b. Aesthetic of Sublime
Adalah paradigma yang menganggap bahwa arsitektur memiliki keindahan
sebagai noerma atau syarat (vedler). Arsitektur yang berfungsi dengan baik dan
indah adalah arsitektur yang sempurna
c. Linguistik
Adalah paradigma yang menganggap bahwa arsitektur memiliki meaning atau
yang dapat dibahasakan oleh produk arsitektur yang berasal dari kebudayaan
d. Marxism
Adalah paradigma yang fokusnya pada hubungan konflik kepentingan dan
keinginan antar kelas sosial dengan arsitektur
e. Feminism
Adalah paradigma yang berkaitan dengan gender. Sebuah kritik atas dominasi
pria dan menuntut persamaan

Dalam menentang fungsionalisme modern sebagai sebuah “Determinant of Form”


dari segi linguistik dikatakan bahwa obyek arsitektur itu tidak memiliki makna yang
inher. Makna itu dikembangkan dalam arsitektur melalui kesepakatan budaya. Pada
tahun 1960, penerapan teori semiotik antara lain:
 Arsitektur dapat dipelajari sebagai sebuah sistem semiotik mengenai
pertandaan
 Tanda arsitektural mengkomunikasikan fungsi yang memungkinkan
melalui sebuah sistem sepakatan dan sistem aturan atau kode
 Tanda arsitektur mendenotasikan fungsi primer dan mendenotasikan
fungsi sekunder bila yang dilakukan adalah penerapan literal dari fungsi
programatik
 Strukturlisme merupakan metode yang meyakini bahwa hakekat yang
benar dari suatu benda tidak berada dalam benda itu sendiri, tetapi
didalam pertalian benda itu yang kita bangun untuk kemudian kita serap
 Post strukturalisme bekerja dengan kelumatan kontemporer tanda-tanda
dan keterbatasannya pemainan penanda-penanda
 Menurut Terry Eagleton, strukturalisme membagai tanda dari sisi
pengacu, sedangkan post strukturalisme melangkah lebih lanjut, yakni
membagi penanda dan tertanda yang masing-masing adalah sebuah
entitas mandisi
Dekonsturksi merupakan salah satu manifestasi poststrukturalisme yang paling
signifikan. Menurut Derrida, dekonstruksi menganalisa dna mempertanyakan segenap
pasang-pasangan konseptual yang selama ini diterima sebagai kenyataan yang
alamiah dan tidak perlu penjelasan karena sudah jelas. Maksud dekonstruksi bertindak
adalah untuk menggeser dan mengambil alih posisi kategori-kategori filosofikal yang
biner atau berpasangan. Tujuan dari arsitektir adalah mengontrol komunikasi dan
transportasi sebagai sektor kemasyarakatan termasuk ekonomi.
Pemahaman dan perspektif baru tentang arsitektur menurut Jacques Derrida:
 Tidak ada yang mutlak dalam arsitektur (cara, gaya dan konsep)
 Tidak ada tokoh atau figur dalam arsitektur
 Perkembangan arsitektur harus mengarah pada keragaman pandangan
dan tata nilai
 Disamping pengelihatan, indra lain harus dimanfaatkan secara seimbang
 Arsitektur tidak identik dengan produk bangunan, dapat berupa ide,
gambar, model, dan fisik bangunan dalam jangkauan dan aksentuasi
yang berbeda

7. PARADIGMA ENVIRONMENTALISM
Adalah paradigma yang menjadikan alam sebagai dasar pemikiran. Menurut
beberapa ahli:
a. Alvar Aalto
Arsitektur adalah perencanaan yang memperhatikan pada lama dan tidak
bergantung pada bahan buatan pabrik
b. Oscar Niemeyer
Perencanaan arsitektur dipengaruhi oleh penyesuaian terhadap alam dan
lingkungan penguasa secara fungsional kematangan dan ketepatan dalam
pengolahan serta pemilihan bentuk bahan dan struktur
Pada era modern, muncul teori yang lebih spesifik mengenai pengaruh iklim,
topografi, dan bahan bangunan. Sedangkan pada era pasca modern, teori tentang
behaviorisme berkembang menjadi sangat kompleks karena arsitektur sebagai
lingkungan binaan mengekspresikan berbagai fungsi.

Konsep rancangan dan estetika yang melatar belakangi masa pra modern hingga post
modern
Pra modern Modern Post modern
KONSEP a. Masih kental a. Universal a. Peka terhadap
dalam tradisi b. Kesederhanaan, perubahan
kepercayaan kerapian, dan sejarah dan
religi ketelitian budaya
b. Penemuan baru c. Perubahan b. Orientasi
dan kebebasan sosial dan pada
individual tapi ekonomi keberagaman
masih d. Kesadaran akan pandangan
mengadaptasi penyesuaian dan tata nilai
terhadap alam dan c. Melebih-
masalah masa lingkungan lebihkan
lalu e. Fragmentalisme teknologi
c. Kembali kepada arsitektur
ispirasi alamiah f. Tanggap akan
d. Diawali dengan dinamika dan
masalah ledakan perubahan
penduduk g. Arsitektur
adalah analogis
biologis
RANCANGAN a. Campuran gaya a. Meninggalkan a. Pendekatan
historik asal daerah dan terhadap
b. Perubahan yang sejarah perubahan
berarti pada b. Pemanfaatan sejarah dan
mode dan cara teknologi budaya
kebiasaan c. Memberi b. Ruang dan
masyarakat kenyamnan bentuk
c. Penerapan psikis sebagai
pengetahuan disamping fisik bahasa dan
dan teknologi d. Hubungan sarana
d. Ekspresi pada bangunan dan komunikasi
bentuk alamiah kegunaan, c. Citra akan
dan antithesis ketepatan kesempurnaa
terhadap material, dan n tekonolog
tampilan sistem
geomteris yang konstruksi
teratur e. Elitisme profesi
e. Dimulainya pre arsitektur
fabrikasi f. Futuristik dan
metabolik
ESTETIKA a. Logika a. Estetika a. Perpaduan
konstruksi arsitektur dan antara
tersembunyi fungsi kesatuan
dibalik ornamen b. Cerminan fungsi dan
b. Menggabungkan bentuk teknik bentuk dalam
material baru konstruksi, komponen
c. Sintetis logam, teknik ekonomi, dan
kaca, dan kayu serta utilitas dan komposisi
dalam komunikasi (unity)
penerapan c. Arsitektur b. Estetika
ornamen serta sebagai bahasa mesin estetika
konstruksi atau citra struktur
dalam inspirasi d. Keserberagaman konstruksi
alamiah yang untuk dan bahan
menakjubkan menghilangkan
d. Penataan dan kesan monoton
keindahan yang dingin
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai