2. PARADIGMA ESTETIKA
Pada awalnya paradigma estetika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat.
Estetika berarti keindahan adalah sifat yang telah melekat pada benda yang
merupakan objek serta menjadi tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang
mengamati benda tersebut. Teori agung atau The Great Theory of Beauty menerapkan
matemarika arsitektur Yunani yang dikenal dengan Pebandingan Emas (Golden
Section) yang mana perwujudan dalam kaitan keindahan sebagai nilai intrinsik
dinyatakan dengan prinsip, kaidah, keselarasan, keseimbangan, dan lainnya
menerapkan unsur garis, bentuk, totalitas, warna, teksturm struktur, masa beserta
ruang.
Paradigma estetika berarti paradigma keindahan yang biasanya berdasarkan pada
keseimbangan dan keselarasan di antara elemen-elemen pembentuk arsitektur.
Dengan kata lain, paradigma ini dipengaruhi oleh teori Vitruvius pada sisi
venusitasnya yang menyebut firmitas, utilitas, dan venustas serta teori section yang
menekankan keindahan terletak pada proporsi dan keseimbangan keselarasan
sehingga banyak dipakai pada jaman arsitektur klasik dan beberapa gaya arsitektur
sebelum arsitektur modern lahir. Era Yunani dan Romawi, venusitas dijabarkan dalam
teori estetika dan berkembang menjadi teori proporsi. Namun pada Renaisans
ditambah dengan penemuan teori perspektif dan di timur berkembang teori geometri
(Araberque Geometry) yang mana teori tersebut merupakan penambahan dari teori
estetika dengan teori geometri dan matematis yang menghasilkan bentuk murni indah
dan kaya akan permainan geometris.
Ciri arsitektur yang berkembang:
3. PARADIGMA SOSIAL
Adalah hasil interaksi atau adaptasi manusia dengan lingkungannya (alam dan
lingkungan sosial). Akibat dari naluri manusia merupakan makhluk sosial, muncul
urbanisasi penduduk dan persaingan tanpa mengikuti peraturan sehingga
mengakibatkan munculnya permukiman kumuh. Komunitas manusia memiliki sistem
bahasa, ilmu pengetahuan, teknologi, mata pencaharian, masyarakat, kesenian dan
sistem religius atau kepercayaan (Kluchkon). Arsitektur candi yang merupakan karya
arsitektural dari adanya interaksi sosial dalam hal kerjasama dan akulturasi budaya
pendatang dengan masyarakat yang ada. Adanya agama Budha yang dibawa oleh
pedagang sehingga kebutuhan akan memiliki tempat ibadah yang mana dibangunlah
candi Borobudur.
4. PARADIGMA RASIONALISME
Rasionalism diartikan sebagai prinsip atau kebiasaan untuk menerima
penalaran sebagai kekuasaan tertinggi dalam hal mengemukakan pendapat. Atau
dapat berarti paradigma yang menempatkan akal atau logika sebagai dasar pemikiran.
Paradigma ini tumbuh pada abad 19 karena revolusi industri sehingga meningkatnya
kebutuhan rumah tinggal dan meningkatnya bentuk eklektisme dalam karya arsitektur
yang tidak sesuai perkembangan teknologi. Perkembangan paradigma rasionalisme
terdapat pada arsitektur modern, arsitektur yunani kuno, arsitektur tradisional dan
arsitektur jepang. Ciri dari paradigma rasionalisme:
Fungsi sebagai penentu bentuk dan ekspresi
Struktur bangunan menjadi bagian dari estetika bentuk
Ornamen yang tidak perlu menjadi dihilangkan dan konsep perancangan
menjadi universal sehingga lahir gaya internasional dan akibatnya
konteks terabaikan
5. PARADIGMA KULTUR
Adalah paradigma yang berasal dari suatu kebudayaan. Penyebab adanya
paradigma ini adalah bahwa makna lingkungan membantu komunikasi sosial antar
orang dengan lingkungan kepada masyarakat melalui kultur masing-masing. Dalam
perwujudan kegiatan ini mewujudkan karya-karya interaksi ruang, makna,
komunikasi dan waktu yang berfokus pada penataan lingkungan. Komunikasi
merupakan faktor penting dalam lingkungan buatan dan organisasi kemasyarakatan,
bersifat temporal dan dapat dianggap pengaturan waktu antara masa lampau, sekarang,
dan masa yang akan datang. Contoh dari paradigma kuktur:
Perbedaan kultur barat dan timur. Kultur barat mendominasi alam,
sedangkan kultur timur menyelaraskan dengan alam
Peradaban barat membentuk pandangan yang memiliki perhatian
terhadap logika konstruksi, struktur tersembunti dalam ornamen
Pada kultur timu, hanya Jepang yang mampu mengadaptasi pemikiran
barat dan mengimpor, mempelajari, meniru, menyerap dan diberi jiwa
yang akhirnya muncul sebagai elemen kepribadian Jepang dan tidak
dapat membedakan unsur tersebut berasal dari Jepang atau asing
Arsiteknologi, futurisme dna metabolisme adalah keterpaduan yang
tuntas antara perkembangan teknologi modern dengan warisan kultural
dan arsitektural dengan label arsiteknologi
6. PARADIGMA POST MODERN
Fenomenologis sering dikaitkan sebagai dasar landasan post-modernisme
dalam sikap terhadap tapak, tempat, lansekap dan pembuatan arsitektur
fenomenologis. Menurut beberapa ahli, fenomenologis berarti:
a. Hussert: Fenomenologis adalah investigasi yang seksama atas kesadaran
beserta segenap obyeknya
b. Martin Heidegger: Fenomenologi adalah bangunan itu berbeda dengan
hunian
c. Christian Norberg Schultz: Potensi yang dimiliki oleh para arsitektur adalah
dalam mendukung keberadaan dan kehadiran hunian
d. Juhanni Pallasmo: Membuka cakrawala pandangan terhadap realitas kedua
dari persepsi, mimpi, kenangan yang terlupakan imajinasi
Paradigma dalam buku “Theorizing a New Agenda for Architecture” oleh Kate
Nesbitt:
a. Fenomenologis
Adalah paradigma yang berkaitan dengan gagasan filosofis yang berdasarkan
fenomena. Contohnya adalah fenomena Martine Heidegger dengan semboyan
“Building thinking dwelling” dalam bukunya “Poetry, Language, Thought” yang
dapat diterjemahkan dengan menciptakan suatu bangunan yang sesuai dengan
konteks dan memanifestasikan konteks tersebut didalam bangunanan. Hal
tersebut didukung oleh pernyataan Christian Norberg-Schultz yang menyatakan
“explain the envirotment and makes it character manifest”
b. Aesthetic of Sublime
Adalah paradigma yang menganggap bahwa arsitektur memiliki keindahan
sebagai noerma atau syarat (vedler). Arsitektur yang berfungsi dengan baik dan
indah adalah arsitektur yang sempurna
c. Linguistik
Adalah paradigma yang menganggap bahwa arsitektur memiliki meaning atau
yang dapat dibahasakan oleh produk arsitektur yang berasal dari kebudayaan
d. Marxism
Adalah paradigma yang fokusnya pada hubungan konflik kepentingan dan
keinginan antar kelas sosial dengan arsitektur
e. Feminism
Adalah paradigma yang berkaitan dengan gender. Sebuah kritik atas dominasi
pria dan menuntut persamaan
7. PARADIGMA ENVIRONMENTALISM
Adalah paradigma yang menjadikan alam sebagai dasar pemikiran. Menurut
beberapa ahli:
a. Alvar Aalto
Arsitektur adalah perencanaan yang memperhatikan pada lama dan tidak
bergantung pada bahan buatan pabrik
b. Oscar Niemeyer
Perencanaan arsitektur dipengaruhi oleh penyesuaian terhadap alam dan
lingkungan penguasa secara fungsional kematangan dan ketepatan dalam
pengolahan serta pemilihan bentuk bahan dan struktur
Pada era modern, muncul teori yang lebih spesifik mengenai pengaruh iklim,
topografi, dan bahan bangunan. Sedangkan pada era pasca modern, teori tentang
behaviorisme berkembang menjadi sangat kompleks karena arsitektur sebagai
lingkungan binaan mengekspresikan berbagai fungsi.
Konsep rancangan dan estetika yang melatar belakangi masa pra modern hingga post
modern
Pra modern Modern Post modern
KONSEP a. Masih kental a. Universal a. Peka terhadap
dalam tradisi b. Kesederhanaan, perubahan
kepercayaan kerapian, dan sejarah dan
religi ketelitian budaya
b. Penemuan baru c. Perubahan b. Orientasi
dan kebebasan sosial dan pada
individual tapi ekonomi keberagaman
masih d. Kesadaran akan pandangan
mengadaptasi penyesuaian dan tata nilai
terhadap alam dan c. Melebih-
masalah masa lingkungan lebihkan
lalu e. Fragmentalisme teknologi
c. Kembali kepada arsitektur
ispirasi alamiah f. Tanggap akan
d. Diawali dengan dinamika dan
masalah ledakan perubahan
penduduk g. Arsitektur
adalah analogis
biologis
RANCANGAN a. Campuran gaya a. Meninggalkan a. Pendekatan
historik asal daerah dan terhadap
b. Perubahan yang sejarah perubahan
berarti pada b. Pemanfaatan sejarah dan
mode dan cara teknologi budaya
kebiasaan c. Memberi b. Ruang dan
masyarakat kenyamnan bentuk
c. Penerapan psikis sebagai
pengetahuan disamping fisik bahasa dan
dan teknologi d. Hubungan sarana
d. Ekspresi pada bangunan dan komunikasi
bentuk alamiah kegunaan, c. Citra akan
dan antithesis ketepatan kesempurnaa
terhadap material, dan n tekonolog
tampilan sistem
geomteris yang konstruksi
teratur e. Elitisme profesi
e. Dimulainya pre arsitektur
fabrikasi f. Futuristik dan
metabolik
ESTETIKA a. Logika a. Estetika a. Perpaduan
konstruksi arsitektur dan antara
tersembunyi fungsi kesatuan
dibalik ornamen b. Cerminan fungsi dan
b. Menggabungkan bentuk teknik bentuk dalam
material baru konstruksi, komponen
c. Sintetis logam, teknik ekonomi, dan
kaca, dan kayu serta utilitas dan komposisi
dalam komunikasi (unity)
penerapan c. Arsitektur b. Estetika
ornamen serta sebagai bahasa mesin estetika
konstruksi atau citra struktur
dalam inspirasi d. Keserberagaman konstruksi
alamiah yang untuk dan bahan
menakjubkan menghilangkan
d. Penataan dan kesan monoton
keindahan yang dingin
lingkungan