Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,

mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat

menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran

juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik

dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari

banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan,

seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta

didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang

menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan

keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah

“perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”. (Syaiful Bahari

Djamarah dan Aswan Zain, 2016)

Surah Ar-Rum Ayat 30

    

           
           
        
        
       

Teremahan: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
1
Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah

kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini

sesuai dengan fitrah aslinya. Implikasi paedagogisnya adalah bahwa pendidikan

mengemban tugas untuk mengupayakan agar kecenderungan- kecenderungan

religious, intelegensi, sosio-kultural dan pemenuhan kebutuhan biologisnya benar-

benar terarah sesuai dengan tujuan penciptaanya, sehingga senantiasa relevan

dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran. (Siddik, 2006)

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang memperlihatkan

bagaiman proses terjadinya sesuatu dimana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak

guru..Setelah saya melakukan observasi di SD Negeri 01 Wamboule pada kelas IV,

disana saya melihat bahwa gurunya masih kurang memberikan metode yang cocok pada

pembelajaran ipa, dimana pembelajaran ipa disini siswa lebih banyak dituntut untuk

mengetahui kejadian-kejadian alam atau fenomena alam yang terjadi di sekitar, jika

disini guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa memperlihatkan keaadaan

sesunggunya apa yang di jelaskan tesrsebut contonya yaitu pemanfaatan energi matahari,

jika didisi guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukkan yang bagaiamana itu

pemanfaatan energi sinar matahari siswa akan kurang mengerti dan tidak akan

membekas dalam ingatan mereka jika pelajaran sudah diakhiri. Disamping itu pula

dalam pengalaman observasi saya pada kelas IV SD Negeri 01 wamboule disana

paraktik diluar kelas jarang dilakukan oleh guru kelas hal ini adalah pengakuan dari guru

kelas IV itu sendiri “bahwasannya anak didik saya jarang dibawah keluar kelas untuk

belajar dan praktik dan bersentuhan langsung dengan alam”. Hal ini adalah penjelasan

dari guru kelas IV SD Negeri 01 Wamboule kecamatan kulisusu utara kabupaten buton

utara ibu Salima S. Pd. Dalam proses pembelajaran guru hanya monoton menggunakan

metode mengajar ceramah dan penggunaan media pembelajaran kurang di terapakan


2
dalam proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 01 Wamboule. Beberapa materi

pelajaran yang seharusnya di jelaskan oleh guru disini saya mendapatkan bahwa materi

itu hanya di tinggalakan atau tidak dijelaskan di kelas dan praktekkan di luar kelas

contohnya pemanfaatan sumber energi yaitu matahari.

Demikian ini adalah hasil wawancara saya dengan salah satu siswa kelas IV SD

Negeri 01 Wamboule atas nama Ahmad “Kami dalam proses pembelajaran di kelas

terdapat beberapa materi yang dilewatkan atau ditinggalkan oleh guru tidak di jelaskan

ataupun di praktekkan langsung” . Dimana kurikulum 2013 menuntut agar siswa lebih

aktif dalam proses pembelajaran, dalam hal ini metode Demonstrasi sangat cocok di

terpakan pada bahasan-bahasan yang mengharuskan siswa untuk melaukannya langsung

atau mempraktekkannya.

Sebagaiamana pengalaman saya dalam mengajar PPL II disana saya

mengajarkan IPA di kelas IV dengan metode demostrasi pada mata pokok bahasan

pemanfaatan energi matahari, dikarenakan pada pagi hari matahari belum muncul, saya

menggunakan LCD dan memperlihatkan video bagaimana panas matahari dapat

membakar kertas dengan menggunakan kaca pembesar dan saya langsung

memperlihatkan yang mana di maksud dengan kaca pembesar alat tersebut di perlihatkan

pada siswa dan siswa dapat mengetahui bahwa kaca pembesar dapat membuat kertas

terbakar dengan menggunakan energi sinar matahari, dalam hal ini guru seharusnya tidak

kehabisan akal dalam proses pembelajaran jika keadaan tidak memungkinkan untuk

membawa siswa di luar sekolah untuk melakukan percobaan, sedangkan posisi matahari

belum muncul pada pagi hari dan proses pembelajaran harus terus berjalan tanpa harus

menunggu sampai matahari itu muncul dikarenakan apada jam 12 siang siswa sudah

selesai belajar.

3
Hal ini berlaku pada pokok pembahasan ipa yang lainnya jika kondisi dan situasi

tidak memungkinkan. Dari beberapa masalah dan pengalaman dia atas saya mengajukkan

judul meningkatakan hasil belajar ipa melalui metode demonstrasi pada kelas IV SD

Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dia atas maka penelitian ini dapat di identifikasi

sebagai berikut:

1.2.1 Aktifitas siswa yang terbangun melalui metode pembelajaran demonstarasi

pada kelas IV SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara

1.2.2 ktifitas guru yang terbangun melalui metode pembelajaran demonstrasi pada

kelas IV SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara

1.2.3 Metode belajar demonstrasi dapat meningkatkaan hasil belajar siswa SD

Negeri 01 Wambolule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dapat di

rumuskan sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana aktifitas siswa yang terbagun melalui metode pembelajaran

demonstarasi di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara?

1.3.2 Bagaimana aktifitas guru yang terbangun melalui metode pembelajaran

demonstrasi di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara?

4
1.3.3 Apakah metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

IPA di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah dia atas dia atas maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:

1.4.1 Dapat mengetahui langkah-langkah demonstrasi melalui aktifitas siswa

yang terbagun melalui metode pembelajaran demonstarasi di SD Negeri 01

Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara

1.4.2 Dapat mengetahui aktifitas guru yang terhubung melalui metode

pembelajaran demonstrasi di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan

Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara

1.4.3 Metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil pembelajaran

IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu

Utara Kabupaten Buton Utara.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis mengharapkan tulisan ini bermanfaat:

1.5.1 Untuk peserta didik agar dapat meningkatakan kemampuan dalam memahami

metode pembelajaran demonstrasi , kemudian meningkatkan prestasi belajar

peserta didik dari sebelumnya.

1.5.2 Untuk guru agar senantiasa menciptakan suasana belajar yang kondusif dan

meningkatakan kualitas pengelolaan kelas melalui penerapan metode

pemebelajaran.

5
1.5.3 Untuk pihak sekolah, terutama kepala sekolah agar dapat digunakan sebagai

bahan pertimabangan untuk menentukan kebijakan dalam program pembelajaran,

khususnya materi IPA sehingga meningakatkan hasil belajar murid

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Hasil Belajar

2.1.1 Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah nilai hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha

belajar, hal ini sejalan dengan uraian bahwa hasil adalah merupakan suatu bukti

keberhasilan usaha yang dicapai. Selanjutnya dijelaskan bahwa hasil belajar siswa adalah

“Tingkat pencapaian yang berhasil diraih oleh siswa setelah terlibat dalam proses

pendidikan selama jangka waktu tertentu dimana untuk mengetahuinya dengan

menggunakan alat tes berupa tes hasil belajar. (Gunawan, 2013)

Sedangkan menurut Nasution dalam Iskandar menyatakan“hasil belajar adalah

perubahan pada individu, tidak hanya mengenai pengetahuan, tapi juga membentuk

kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Jika dikaji lebih

mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam tiga ranah (domain) yaitu domain

kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor

atau keterampilan.Sehubungan dengan itu, Gagne dalam Sudjana, mengembangkan

kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (Iskandar, 2012)

2.1.1.1 Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem

lingsikolastik.

2.1.1.2 Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam

arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah.

2.1.1.3 Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki

seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku

terhadap orang dan kejadian.

2.1.1.4 Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.

2.1.1.5 Keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan

hidup serta memprestasikan konsep dan lambang. (Sudjana, 2010)

7
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu pencapaian bentuk perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

dapat diamati dan diukur melalui perubahan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Perubahan tersebut dapat

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya. Oleh karena itu, dengan keberhasilan pencapaian kemampuan

peserta didik maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil.

Sedangkan menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apreasi, dan keterampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan

cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.Cerminan ini merupakan aabat

dari terjadinya suatu proses antara guru dan murid yang disebut dengan proses

pembelajaran. (Sudjana, 2010)

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Sebelum di jelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian pemebelajaran IPA

terlebih dahulu saya menjelaskan apa itu pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dalam sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. (Hasbullah, 2001)

2.2 Metode Pembelajaran Demonstrasi

2.2.1 Pengertian metode pembelajaran

Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan memeragakan dan

menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik

sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas dari

penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.

Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan

untuk memperjelas atau pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan


8
sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif,

karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan

baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru selama proses pebelajaran

berlangsung. (Kholilah, 2009)

2.2.2 Langkah-langkah atau penerapan metode Demonstrasi

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan metode demonstrasi antara lain:

2.2.2.1 Mulailah demonstrasi denagn kegiatan-kegiatan yang metangsang

peserta didik untuk berfikir, misalnya melaui pertanyaan-pertayaan

yang mengandungb teka teki sehingga mendorong peserta didik untuk

tertarik memperhatika demonstrai.

2.2.2.2 Ciptakan suasana yag menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

2.2.2.3 Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jannya demonstrasi dengan

memperhatikan seluruh reaksi peserta didik.

2.2.2.4 Berikan kesempatan pada pesertabdidik untuk secara aktif memikirkan

lebih lajut sesuai denagn apa yag dilihat dari proses demonstrai itu.

Berikutnya adalah cara mengakhiri kegatan pembelajaran dengan menggunaka

metode demonstrasi adalah denagn memberika tugas-tugas tertentu yag ada kaitannya

dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini

untuk meyakinkan apakah peserta didik memahami proses demonstrai atau tidak. Selain

memberikan tugas yag relevan, ada baiknya guru dan peserta didik melaukan evaluasi

bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaika selajutnya. Penggunaan

metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksi mengajar belajar dikelas.


9
Keuntungan yang diperoleh ialah : dengan demonstrasi perhatian siswa lebih terpusatka

pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran

diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang

diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi

dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisi pasi aktif dan memperoleh

pengalaman langsung, serta dapat mengembagkan kecakapannya walaupun demikian

kita masih melihat juga kelemahan pada metode ini. (Kependidikan, 2008)

2.2.3 Keunggulan metode pembelajaran Demonstrasi

Metode Demonstrasi memiliki beberapa keunggulan:

2.2.3.1 Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret,

sehingga menghindari verbalisme ( pemahaman secara kata-kata atau

kalimat )

2.2.3.2 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

2.2.3.3 Proses pengajaran lebih menarik

2.2.3.4 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori denga

kenyataan dan mencoba Melaukannya sendiri.

2.2.4 Kelemahan metode pembelajaran Demonstrasi.

Selain memiliki keunggulan metode demonstrasi memiliki juga kelemahan:

2.2.4.1 Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa

ditunjuang denga hal itu pelasanaan demonstrasi tidak aka efektif

2.2.4.2 Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu

tersedia denga baik

2.2.4.3 Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yag mungkin terpaksa

mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Zain, 2010)


10
2.3 Pembelajaran IPA

2.3.1 Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin dari

physical sciences dan life sciences. Yang termaksud physical sciences adalah ilmu-ilmu

astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology dan fisika; sedangkan life siciences

meliputi Biologi (anatomi, fisiologi, zoology, citologi dan seterusnya. Dari aspek

ontology (apakah yang ingin kita ketahui?) dan aspek epistemologi (bagaimanakah cara

kita memperoleh ilmu pengetahuan?). (Samantowa, 2018)

IPA (sains) berupaya membangkitkan minat mausia agar mau meningkatkan

kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan seisinya yang penuh dengan rahasia

yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya takbir rahasia alam itu satu per satu, serta

mengalirnya informasi yang dihasilkannya jangkauan sains semakin luas dan lahirlah

sikap terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun demikian dari segi waktu, jarak

semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan “sains hari ini adalah teknologi hari

esok merupakan semoboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah”. Bahkan kini sains

dan tekonogi mengetahui budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling

mengisi(komplementer), ibarat mata uang, disatu sisinya mengandung hakikat sains (the

nature of science) dan sisi yang lainnya menggandung makna teknologi (the meaning of

teknologi ). (Samantowa, 2018)

Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasannya digunakan

sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu. Apalagi dimasa yang akan datang abad ke-

22, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya mausia yang

dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan sumberdaya manusia yang

dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. IPA di SD

hendaknya membuka kesempatan memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah . hal

11
ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban

atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Program pemeblajaran

IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik

terhadap dunia mereka dimana mereka hidup. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi

pendidikan IPA itu, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA

antara lain: (1) pendekatan lingkungan, (2) pendekatan keterampilan Proses, (3),

pendekatan inkuiri (penyelidikan), dan (4) pendekatan terpadau(terutama di SD).

(Samatowa, 2018)

2.3.2 Pengertian pembelajaran IPA

Trisno Hadisubrroto dalam bukunya pembeljaran IPA Sekolah Dasar, piaget

mengatakan bahwa pengalaman langsung yang memegang peranan pentng sebagai

pendorong lajunya perkembangan kongntif anak. Pengalaman langsung langsung anak

yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak anak lahir) sampai berumur 12 tahun.

Efesiensi pengalaman pada anak tergantung pada konsistensi antara hunungan metode

dan objek yang tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk

mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia telah memilki sruktur kognitif (skemata)

yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarki dan

integratif.

2.3.3 Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI

Berbagai alas an yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di dalam

suatu kurikulum sekolah yaitu: (1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa kiranya hal itu

tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali

tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar

teknologi dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar

untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak menjadi insnyur elektronika yang baik atau dokter

12
yang baik tanpa dasar yang cukup luas mengenal ilmu pengetahuan alam, (2) bila

diajarakan IPA Menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang

melatih atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan

mengikuti metode “menemukan sendiri”.

Sebagai contoh hal berikut ini : “dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?”. Anak

diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini, (3) Bila IPA ajarkan melalui percobaab-

percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata

pelajaran yang bersifat hafalan belaka, (4) Mata pelajaran IPA memmpunyai nilai-nilai

pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. (Samantowa,

2018)

Aplikasi teori perkembangan kognitif pada pendidikan IPA adalah sebagai

berikut:

2.3.3.1 Konsep IPA dapat berkembangan bsik, hanya bila pengamalan lagsung

mendahului penegesahan generalisasi-generalisasi abstrak. Metode seperti

ini berlawan dengan metode tradisonal, dimana konsep IPA diperkenalan

secara IPA diperkenalkan secara verbal saja.

2.3.3.2 Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut:

2.3.3.3 Eksplorasi, yaitu kegiatan dimana anak mengalami atau mengindra objek

secara langsung. Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang

diada kalannya bertentangan dengan konsep yang telah dimilikinya

2.3.3.4 Generasilisasi, yaitu menarik kesimpulan dari beberapa informasi

(pengalaman) yang tampaknya bertengan dengan yang telah dimiliki anak.

2.3.3.5 Dedukasi, yaitu mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi

dan kondisi baru. (Samantowa, 2018)

13
Proses berpikir berkembang melalui tahap-tahap daur belajar ini mendorong

perkembangan berpikir sietiko-dedukatif, yakni anak dapat menganalisis objek IPA dari

pemahaman umum hingga pemahaman khusus.

Ciri-ciri masing-masing tahap dapat digambarkan dibawah ini:

2.3.3.1 Tahap eksplorasi: merupakan awal dari daur belajar. Dalam tahap ini

guru berpesan secara tidak langsung. Guru merupakan pengamant yang

memiliki pwertanyaan-pertanyaan dan membantu individu murid

maupun kelompok. Peranan murid dalam tahap ini sangat aktif. Mereka

memanipulasi materi yang dibagikan guru.

2.3.3.2 Tahap pengenalan konsep: dalam tahap ini guru lebih berperan lebih

tradisional. Guru mengumpulkan informasi dari murid-murid yang

berkaitan dengan pengalaman mereka dalam eksplorasi. Bagian ini

merupakan waktu untuk menyusun untuk pembedaharaan kata. Materi-

materi seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya

diperlukan untuk penyusunan konsep-konsep.

2.3.3.3 Tahap penerapan konsep: pada bagian ini mempunyai situasi atau

masalah yang dapat berdasarkan pengalaman eksplorasi sebelum

pengenalan konsep. Seperti hal lainnya pada tahap eksplorasi murid-

murid terlibat dalam berbagai kegiatan.

2.4 Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 1: Penelitian yang Relevan

14
N Penelitian Persamaan Perbedaan
o Relevan

1. Nawir, Penelitian ini membandingkan antara Subyek penelitian Nawir, Kaharudin


Kaharudin metode Demonstrasi dan Arafah, dan Triyanto Pristiwolio kelas
Arafah, dan konvensional. Penelitian ini juga XII IPA 3( Kelas Eksperimen ) dan
Triyanto menggunakan metode Demonstrasi kelas kontrol di XII IPA 3 SMA
Pristiwolio Hasil penelitian ini, yaitu penerapan Negeri 1 DONRI Kabupaten Soppeng
metode demonstrasi untuk . Sedangkan subyek penelitian ini,
meningkatakan keterampilan melukis yaitu pada Kelas IV di SD Negeri 01
peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Wamboule .penelitian ini
Negeri 1 DONRI Kabupaten Soppeng menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode Ekperimen.
Sedangkan jenis penelitian ini, yaitu
PTK. (Nawir, Kharuddin Arafah dan
Tryanto Pristiwaluyo, 2015)
2. Fartati Penerapan metode demostrasi untuk penelitian yang di lakukan oleh
menuingkatakan hasil belajar siswa Fartati Yaitu terletak Pada subyek
pada materi benda bergerak di kelas II penelitian dan lokasi tempat
SD No 1 Polanto Jaya penelitian penelitian. Lokasi penelitian Fartati
tersebut terletak pada metode kelas II SD No. 1 Polanto Jaya.
Demonstrasi yang di gunakan. Dan Sedangkan penelitian ini di lakukan
sama-sama menggunakan Variabel di kelas IV SD Negeri 01 Wamboule
tentang peningkatan hasil belajar dan Kecamatan Kulisusu Utara
pembelajarana IPA sebagai faktor Kabupaten Buton Utara.
yang diteliti. (Fartati, Vol. 3 No.4)
3. Agus Eka Penelitian ini yakni peningkatan Hasil Subyek penelitian Agus Eka
Saputra dan Belajar siswa dan penerapan metode Saputra dan Slamet Pryanto yaitu
Slamet Demonstrasi. Penelitian ini Penerapan Media Film untuk Meningkatakan
Pryanto metode Demonstrasi dan Media Film Kreatifitas dalam pembelajaran dan
untuk Meningkatakan Kreatifitas Prestasi Belajar Sistem
dalam pembelajaran dan Prestasi REM.Sedangkan Penelitian
Belajar Sistem REM. (Agus Eka iniadalah meningkatkan hasil belajar
Saputra, 2016) siswa kelas IV SD Negeri 01
Wamboule, dengan mengunakan
PTK.

2.5 Kerangka Pikir

Sekarang mengemukakan bahwa “kerangka berpikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi.”Untuk mencapai keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan

karakter bangsa diperlukan rencana tindakan (action plan) implementasi pendidikan

karakter bangsa di sekolah. Rencana tindakan itu meliputi: integrasi komponen karakter

bangsa ke dalam pembelajaran dan pembudayaan komponen karakter bangsa ke dalam

budaya sekolah. Rencana tindakan tindakan pertama mewujud dalam silabus dan RPP

serta proses pembelajaran. (Abdurrahman, 2003)


15
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para

pendidik agar proses pembelajaran pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode

pembelajaran ini sangat penting dilakukan agar proses pembelajaraan nampak

menyenagkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,dan juga para siswa tersebut

dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Untuk

meningakatkan hasil belajar guru harus kreatif dan jeli dalam memilih metode yang

digunakan dalam proses pembelajaran agar tujaun yang diharapkan dapat tercapai, tujuan

yang dimaksud adalah dengan meningkataklan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 01

Wamboule kecamatan kulisusu utara Kabupaten Buton Utara. Belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk

perubahan perilaku yang relatif menetap. Tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu

oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional”. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan “suatu ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif mempelajari

tentang alam semesta dengan segala isinya”. Menurut Depdiknas adalah ilmu yang

mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Kondisi seperti ini memerlukan suatu

perbaikan, salah satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu model pembelajaran Demonstrasi.

(Abdurrahman, 2003)

Adapun Kerangka pikir penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode

pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA Kelas IV di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton

Utara adalah sebagai berikut

1. Partisipasi aktif belajar


16
Kondisi Awal siswa masih kurang pada
saat proses pembelajaran
pada mata pelajaran IPA
2. Sulit memahami materi
Tindakan
Menggunakan Metode
Pembelajaran Demonstrasi

1. Siswa berpartisipasi aktif


dalam pembelajaran.
Kondisi AKhir 2. Mudah menerima materi
pembelajaran.
3. Dapat meningkatkan minat
belajar siswa.

Hasil belajar siswa


meningkat

Gambar 2: Kerangka pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

17
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas (sekolah) tempat ia dengan yekanan pada

peryempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. (Aqib, 2017)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan.jadi,

sebelum membahas tentang penelitian tindakan perlu didefinisikan terlebih dahulu

tentang penelitian secara umum. Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang

dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah

dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotensis

sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial.Penelitian juga bisa

diartikan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi

tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data

tersebut dianalisis untuk dicari kesimpulannya. Kusnandar dalam Ekawarna menjelaskan

bahwa PTK adalah “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama orang

lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki dan peningkatan mutu proses

pembelajaran di kelas”.

PTK ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara

berkesinambungan sehingga meningkatakan mutu hasil instruksional, mengembangkan

keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatakan efiensi pengelolaan

instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru. dengan

menerapkan model pembelajaran aktif tipe demonstrasi agar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA siswa Kelas IV SD Negeri 01 Wamboule

Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2019/2020. (Aqib, 2017)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.

3.2.1 Waktu penelitian.


18
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 di Kelas

IV SD Negeri 1 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara.

Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK

memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di

kelas.

3.2.2 Tempat Penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Wamboule

Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara untuk mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV tahun

pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10

siswa perempuan. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan

proses pembelajaran di SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten

Buton Utara.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01

Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 20 siswa

yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki serta seorang guru IPA di

kelas tersebut. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelaksanaan

proses dan hasil yang diperoleh dari model pembelajaran Demonstrasi pada

pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara

Kabupaten Buton Utara pada tahun ajaran 2019/2020

3.4 Instrumen Penelitian

19
Instrumen penelitian sangat perlu di dalam suatu penelitian karena dapat

digunakan untuk menentukan metode yang akan digunakan. Hal ini, akan dibahas tentang

pengertian instrument penelitian dan proses pembentukan instrument penelitian.

Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah: (Sugiono,

2010)

3.4.1 Peneliti: berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penafsir data,

dan pelapor hasil penelitian.

3.4.2 Lembar observasi: sebagai alat ukur untuk mengetahui aktivitas guru maupun

siswa saat proses pembelajaran.

3.4.3 Wawancara: digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai sumber data.

(Sugiono, 2010)

3.4.4 Lembar kerja siswa (LKS): yang digunakan pada penelitian ini berupa soal yang

diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar

siswa.

3.4.5 Dokumentasi: digunakan untuk mengetahui data-data siswa dan gambaran awal

dan akhir pada saat penelitian sebagai pendukung.

3.5 Faktor yang diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.5.1 Faktor siswa: untuk melihat langsung atau melakukan pemantauan dengan

memperhatikan perkembangan peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari

IPA dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi

20
3.5.2 Faktor guru: melihat aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan mengorganisir siswa dengan menerapkan metode pembelajaran aktif

demonstrasi.

3.5.3 Faktor proses pembelajaran : melihat langsung proses pembelajaran dengan

menggunakan metode demonstrasi apakah sudah sesuai dengan prosedur yang

akan dicapai sesuai tujuan yang diinginkan. (Mulyasa, 2005)

3.5.1.1 Pra Siklus

Tujuan pelaksanaan kegiatan observasi awal adalah untuk memperoleh informasi

mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan belajar mengajar. Selain melakukan

pengamatan secara langsung, peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru yang

mengampu mata pelajaran IPA untuk memperoleh informasi tentang perkembangan

belajar dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal kemudian dilakukan identifikasi terhadap

permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar IPA.

Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun

rencana tindakan pada siklus I.

3.5.1.2 Siklus I Perencanaan 1

3.5.1.1.1 Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ).

Dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi Sebagai

panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas agar

berjalan efektif dan efisien.

3.5.1.1.2 Mempersiapkan alat dan bahan serta sarana pendukung yang di

perlukan untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Membuat

lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk melihat

21
pelaksanaan pembelajaran di kelas dan untuk mengetahui situasi dan

kondisi kegiatan belajar mengajar dalam menggunakan metode

pembelajaran demonstrasi.

3.5.1.1.3 Membuat soal-soal yang akan dikerjakan bersama-sama sesuai

dengan tujuan pembelajaran

3.5.1.1.4 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan

siswa pada mata pelajaran IPA.

3.5.1.1.5 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan

siswa pada mata pelajaran IPA.

3.5.1.3 Pelaksanaan Tindakan

Implementasi tindakan yang dilakukan berupa praktek pembelajaran nyata

berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pada

saat proses pembelajaran dilapangan.

3.5.1.3.1 Tahap 1, pada tahap ini merupakan kegiatan pendahuluan berupa inisiasi

atau invitasi dan apersepsi terhadap siswa tentang isu terkait sains,

teknologi dan masyarakat.

3.5.1.3.2 Tahap 2, proses pembentukan konsep, pada tahap ini siswa diharapkan

memahami apakah analisis isu dan penyelesaian terhadap permasalahan

yang telah dikemukakan diawal pembelajaran telah sesuai atau belum

3.5.1.3.3 Tahap 3, aplikasi konsep dalam kehidupan, berbekal pemahaman konsep

yang benar siswa melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah.

3.5.1.3.4 Tahap 4, selama proses pembentukan konsep, penyelesaian analisis isu

pada tahap 2 dan 3, guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama

kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini disebut dengan pemantapan konsep.

22
3.5.1.3.5 Tahap 5, penilaian, tahap ini merupakan tahapan terakhir yang dilakukan

oleh guru untuk menilai kemampuan siswa setelah proses pembelajaran.

3.5.1.4 Pengamatan/Observasi

Dengan mengamati guru dan peserta didik pada waktu kegiatan belajar mengajar

berlangsung dengan melakukan pengamatan memakai format observasi yang sudah

disiapkan, melihat kondisi siswa saat pembelajaran dilaksanakan, dan menilai proses serta

hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi. Tahap pengamatan atau

observasi ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap keseluruhan proses pembelajaran

IPA yang berlangsung di kelas IV.

Observasi / pengamatan dilakukan untuk mengamati guru dan anak didik pada

waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan melakukan pengamatan memakai

format observasi yang sudah disiapkan. Proses observasi di lakukan oleh peneliti dibantu

guru kelas IV SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton

Utara, Untuk mengamati peneliti dalam kelas selama pelaksanaan tindakan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. Pengamatan juga

dilakukan terhadap perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

serta hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi pembelajaran IPA.

Kemudiaan nilai yang di peroleh murid selanjutnya dianalisis untuk menyimpulkan hasil

pelaksanaan tindakan melalui metode pembelajaran demonstrasi.

3.5.1.5 Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus atau setelah dua kali pertemuan,

hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan analisis.

Kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan

diperbaiki pada siklus berikutnya. Jika hasil tindakan belum menunjukkan adanya

peningkatan pada siswa dalam pemahaman dan hasil belajarnya, maka perlu di

23
laksanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan / observasi yang

dilakukan peneliti dan guru di gunakan untuk merefleksi diri untuk melihat kekurangan-

kekurangan atau kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana pada siklus 1, sehingga hal

tersebut di jadikan acuan untuk memperbaiki dan merencanakan kegiatan pada siklus 2.

3.5.1.6 Siklus II Perencanaan 2

Pada tahapan siklus II ini mengikuti tahapan siklus pertama yang di rencanakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, Pada siklus II dilakukan tiga kali pembelajaran,

adapun tahapannya sebagai berikut :

Kegiatan yang di lakukan pada tahap perencanaan ini yaitu :

3.5.1.6.1 Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ). Dengan

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi Sebagai panduan dalam

melaksanakan proses pembelajaran di kelas agar berjalan efektif dan efisien.

3.5.1.6.2 Mempersiapkan alat dan bahan serta sarana pendukung yang di perlukan

untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Membuat Lembar Observasi

Aktivitas guru dan siswa untuk melihat pelaksanaan pembelajaran di kelas

dan untuk mengetahui situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar dalam

menggunakan metode pembelajaran demonstrasi.

3.5.1.6.3 Membuat soal-soal yang akan dikerjakan bersama-sama sesuai dengan tujuan

pembelajaran

3.5.1.6.4 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan siswa pada

mata pelajaran IPA.

3.5.1.6.5 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan siswa pada

mata pelajaran IPA.

24
3.5.1.7 Pelaksanaan Tindakan

Implementasi tindakan yang dilakukan berupa praktek pembelajaran nyata

berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pada

saat proses pembelajaran dilapangan.

3.5.1.7.1 Tahap 1, pada tahap ini merupakan kegiatan pendahuluan berupa inisiasi atau

invitasi dan apersepsi terhadap siswa tentang isu terkait sains, teknologi dan

masyarakat.

3.5.1.7.2 Tahap 2, proses pembentukan konsep, pada tahap ini siswa diharapkan

memahami apakah analisis isu dan penyelesaian terhadap permasalahan yang

telah dikemukakan diawal pembelajaran telah sesuai atau belum

3.5.1.7.3 Tahap 3, aplikasi konsep dalam kehidupan, berbekal pemahaman konsep yang

benar siswa melakukan analisis isu atau penyelesaian masalah

3.5.1.7.4 Tahap 4, selama proses pembentukan konsep, penyelesaian analisis isu pada

tahap 2 dan 3, guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan

pembelajaran. Kegiatan ini disebut dengan pemantapan konsep.

3.5.1.7.5 Tahap 5, penilaian, tahap ini merupakan tahapan terakhir yang dilakukan oleh

guru untuk menilai kemampuan siswa setelah proses pembelajaran.

3.5.1.8 Pengamatan/Observasi

Dengan mengamati guru dan peserta didik pada waktu kegiatan belajar mengajar

berlangsung dengan melakukan pengamatan memakai format observasi yang sudah

disiapkan, melihat kondisi siswa saat pembelajaran dilaksanakan, dan menilai proses serta

hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi. Tahap pengamatan atau

observasi ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap keseluruhan proses pembelajaran

IPA yang berlangsung di kelas IV.

25
Observasi / pengamatan dilakukan untuk mengamati guru dan anak didik pada

waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan melakukan pengamatan memakai

format observasi yang sudah disiapkan. Proses observasi di lakukan oleh peneliti dibantu

guru kelas IV SD Negeri 01 Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton

Utara, Untuk mengamati peneliti dalam kelas selama pelaksanaan tindakan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi. Pengamatan juga

dilakukan terhadap perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

serta hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi pembelajaran IPA.

Kemudiaan nilai yang di peroleh murid selanjutnya dianalisis untuk menyimpulkan hasil

pelaksanaan tindakan melalui metode pembelajaran demonstrasi.

3.5.1.9 Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus atau setelah dua kali pertemuan,

hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan analisis.

Kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan

diperbaiki pada siklus berikutnya. Jika hasil tindakan belum menunjukkan adanya

peningkatan pada siswa dalam pemahaman dan hasil belajarnya, maka perlu di

laksanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan / observasi yang

dilakukan peneliti dan guru di gunakan untuk merefleksi diri untuk melihat kekurangan-

kekurangan atau kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana pada siklus 1dan sklus 2

sehingga hal tersebut di jadikan acuan untuk memperbaiki dan merencanakan kegiatan

pada siklus selanjutnya.

3.6 Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dan direncanakan dalam dua siklus.

Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi dan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan, dilaksanakan sesuai dengan

26
perubahan yang ingin dicapai pada faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui hasil belajar

siswa sebelum diberikan tindakan, diberikan tes awal dengan maksud untuk mengetahui

tindakan tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa

terhadap konsep yang diajarkan. Tahap tindakan pada siklus kedua dilaksanakan

berdasarkan perbaikan dan pengembangan dari siklus pertama, sehingga dalam

penyusunannya harus memperhatikan hasil refleksi pada siklus yang pertama. Secara

skematis, siklus kegiatan tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar :3.

(Arikunto, 2006)

Siklus I

Analisis situasi Perencanaan tindakan Pelaksanaan tindakan

Siklus II Refleksi pengamatan

Analisis situasi Perencanaan tindakan Pelaksanaan tindakan

Refleksi pengamatan

Belum terselesaikan
Terselesaikan

Siklus selanjutnya ?

Gambar: 3: Siklus PTK

Model Siklus Pelaksanaan Penelitian Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktik, 2006)

27
3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat di gunakan

peneliti untuk mengumpulkan data . Adapun teknik yang di gunakan Yaitu Metode

Wawancara / Interview, Observasi, Dokumentasi, Tes.

3.7.1 Metode Wawancara / Interview

Interview atau wawancara merupakan metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden.

Wawancara di lakukan kepada guru dan siswa tujuannya untuk mengetahui atau

menganalisis keefektifan pendekatan yang di terapkan. (Rianto, 2010)

3.7.2 Observasi

Observasi adalah suatu cara memperoleh data atau mengumpulkan data yang

dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Sebagaimana yang diungkapkan

Sutrisno Hadi “Metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki”. Observasi pada

penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menangkap data tentang praktik

pembelajaran metode Demonstrasi yang dilaksanakan oleh guru dan kolaborator (peneliti)

serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. (Hadi, 1984)

3.7.3 Dokumentasi

Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,

meliputi foto-foto, laporan kegiatan, data yang relevan dengan penelitian dan sebagainya.

Dokumentasi pada penelitian ini, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai

peristiwa dalam proses pembelajaran melalui foto, dan hasil pembelajaran.

28
3.7.4 Tes

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk menguji kemampuan siswa dalam

pembelajaan IPA pada materi yang di ajarkan mengunakan metode pembelajaran

Demonstrasi. Tes dilakukan setiap akhir tindakan siklus dengan memberikan soal pada

siswa. (Supardi, 2006)

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menghitung rerata

perolehan nilai siswa pada setiap siklus. Seorang dikatakan tuntas belajar secara

individual jika siswa tersebut memperoleh nilai minimal 70 (sesuai yang ditentukan

sekolah).

sekor perolehan siswa


Nilai akhir = x 100
skor total

3.8.1.3 Untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus :

x=
∑ xi
n

Keterangan : X = nilai rata-rata

∑ xi= jumlah nilai siswa


N = jumlah siswa secara keseluruhan

posrate−baserate
Persen (%) peningkatan : ×100 %
baserate

Posrate = nilai sesudah diberikan tindakan

Baserate = nilai sebelum diberikan tindakan (Supardi, 2006)


29
3.9 Indikator Kinerja

Indikator kinerja yang dicpaidalam penelitian ini apabila sisiwa mencapai standar

eberhasilan atau kelulusan sebagaimana yang ditetapkan pada standar kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu apabila siswa memperoleh nilai ≥ 76 maka siswa

inyatakan telah mncpai ketuntasan hasil belajar secara inividu atau perorangandan

ketuntsan secara klasikal dinyatakan telah berhasil apabila mencapai 80%.

(Kemendikbud, 2020)

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pra Siklus

Penelitian ini diawali dengan kegiatan observasi untuk mengetahui kondisi

pembelajaran dan hasil belajar di kelas IV SDN 01 Wamboule pada pembelajaran

IPA. Hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA masih

rendah. Hal ini disebabkan karena guru di dalam proses pembelajaran masih

menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi, dan siswa menjadi

kurang aktif di dalam kelas. Setelah melakukan observasi peneliti berdiskusi

dengan guru kelas IV sebagai rekan peneliti untuk melakukan upaya peningkatan

hasil belajar IPA melalui penerapan model pembelajaran Demonstrasi.

Untuk menguatkan peneliti tentang sejauh mana peningkatan hasil belajar

setelah penerapan model pembelajaran Demonstrasi dilakukan sebelum

dilaksanakan tindakan kelas .Hasil teks pra siklus tersebut menunjukkan

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Hasil teks pra siklus

kelas IV SDN 01 Wamboule sebelum pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

31
Tabel 4.1
Data Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas IVb SDN 01 Wamboule
Sebelum
Penerapan Metode Demonstrasi Tahun Ajaran 2020/2021
No. NamaSiswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 ALYA FIKRIYAH P 76 56 Tidak tuntas
2. ASMINA P 76 60 Tidak tuntas
3. ALIF FANDRA L 76 72 Tidak tuntas
4. ALFADIS L 76 88 Tuntas
5 ASIFA QUEENA XAVIERA P 76 80 Tuntas
.6 DIVAN ADI SAPUTRA L 76 72 Tidak tuntas
.7 EMANG KARISMA P 76 76 Tuntas
.8 EGI L 76 80 Tuntas
.9 HUSNUL HUMAIRAH ARIFIN P 76 64 Tidak tuntas
. INDRIA
10. P 76 48 Tidak tuntas
11. ISNAINI PURNAMA SARI P 76 76 Tuntas
12. KIRANA DWI MENTARI SUJONO P 76 56 Tidak tuntas
13. LAODE ALIF RAHMAN L 76 72 Tidak tuntas
14. MUHAMMAD HAYRUL ANWAR ADAM L 76 76 Tuntas
15. MUHAMAT AYDIL L 76 76 Tuntas
16. NURTINA P 76 68 Tidak tuntas
17. NASFIN L 76 80 Tuntas
18. RAHMAN VAIS L 76 80 Tuntas
19. RAMADHAN ADITYA PERMANA L 76 65 Tuntas
20. SARIF ANSAR HIDAYAH L 76 76 Tuntas
21 SRI MULIYA P 76 56 Tuntas
Jumblah 1,421
Rata-rata Ketuntasan 67,66
Presentase Ketuntasan 52,17
Sumber: Hasil Pengolahan Data Nilai Pra siklus Siswa Kelas IV, PTK 2021

32
Berdasarkan tabel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus menghitung

nilai rata-rata x=
∑ f dimana
N

x = Jumlah nilai rata-rata yang diperoleh siswa

∑ f =Jumlah nilai siswa yang diperoleh setiap siswa


N = Jumlah siswa secara keseluruhan

Maka dapat diperoleh nilai rata-rata siswa kelas IV sebelum tindakan

adalah sebagai berikut: x=


∑f =
1,421
= 67,66 rumus menghitung persentase
N 21

ketuntasan belajar siswa adalah P=


∑ f i X100% dimana:
N

P = Persentase ketuntasan belajar siswa

∑ fi= Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar


N = Jumlah siswa secara keseluruhan

Maka dapat diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV

sebelum tindakan adalah sebagai berikut: P=


∑ f i x 100 % = 11 x
N 21

100% = 52,38%. Hasil tes awal siswa dapat juga dilihat pada gambar berikut:

Pra Siklus
Series1

67.66

52.38

11 9

Tuntas Tidak Tuntas Rata rata Presentase

33
Gambar 4.1 Data pengolahan hasil belajar siswa kelas IV sebelum tindakan.

34
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikatakan bahwa penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran belum maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya nilai tersebut bahwa yang mendapat nilai 76 ke atas sebanyak 11 orang

dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang sehingga ketuntasan yang

diperoleh mencapai 52,38 dari jumlah siswa sebanyak 11 orang dengan nilai rata-

rata 67,66. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang memahami materi yang

dipelajari dan kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran karena

pembelajaran yang berpusat pada guru yang menggunakan cenderung

menggunakan metode ceramah.

Selanjutnya peneliti menyerahkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan

lembar observasi yang telah disusun kepada pengamat untuk diketahui dan

dipelajari sebagai dasar untuk melakukan pengamatan selama penelitian

berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal-hal yang ada pada

persiapan mengajar dan lembar pengamatan sebelum tindakan diberikan.

4.1.2 Aktivitas siswa melalui meotode pembelajaran Demonstrasi di SD

Negeri 01 Wamboule

4.1.2.1 Lembar Aktivitas Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus I,

pertemuan I

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Kegiatan pembuka Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dan menjawab √
sapaan dari guru pada awal
pembelajaran.
2. Siswa menjawab pertanyaan kabar √
dari guru dan siswa berdoa bersama-
sama guru.
3. Siswa menjawab hadir/ absen. √
4. Siswa mampu menjawab pertanyaan √
apersepsi dari guru.
35
5. Siswa mendengarkan motivasi yang √
diberikan oleh guru
6. Siswa mendengarkan materi yang √
akan di pelajari
7. Siswa mendengarkan tema dan tujuan √
pembelajaran yang akan di capai
B. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
dengan serius.
2. Siswa bertanya apabila menemui √
kesulitan dalam memahami pelajaran.
3. Antusias siswa dalam mengikuti √
kegiatan pembelajaran.
4. Siswa aktif mengikuti ajakan serta √
arahan dari guru.
5. Siswa menyimak penjelasan guru √
tentang cara melakukan praktik
menjemur kain .
6. Siswa aktif dalam kegiatan mnjemur √
kain yang basah di atas sinar matahari dan
yang digantungkan di atas tali
7. Semua siswa masuk kembali di dalam √
kelas
8. masing-masing perwakilan dari setiap √
kelompok membacakan hasil yang di
demonstrasikan
9. Siswa membuat kesimpulan tentang √
materi yang sudah dipelajari

C. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama guru menyimpulkan √


hasil dari proses pembelajaran.
2. Siswa mendengarkan guru terkait √
penyampaian materi yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya
3. Siswa mendengarkan motivasi yang √
disampaikan oleh guru.
4. Siswa dan guru bersama-sama √
menutup pembelajaran dengan
mengucapkan “Hamdalah” dan berdoa
bersama.skor
Jumlah 16
Skor maksimal 20
Persentase% 80%
Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama. Dari 20 aspek

yang diamati ada 4 aspek yang belum terlaksana dengan baik, seperti: Siswa

tidak mendengarkan absen dari guru, siswa tidak mampu menjawab


36
apersepsi dari guru, siswa tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa

tidak aktif dalam mengikuti ajakan serta arahan dari guru. Adapun hasil observasi

aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah dengan persentase 80%.

4.1.2.2 Lembar Aktivitas Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus I,

pertemuan II

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Kegiatan pembuka Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dan menjawab sapaan dari √
guru pada awal pembelajaran.
2. Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru dan √
siswa berdoa bersama-sama guru.

3. Siswa menjawab hadir/ absen. √


4. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi dari √
guru.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan oleh √
guru
6. Siswa mendengarkan materi yang akan di pelajari

7. Siswa mendengarkan tema dan tujuan √


pembelajaran yang akan di capai
B. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru √
2. dengan serius.
3. Siswa bertanya apabila menemui kesulitan dalam √
memahami pelajaran.
4. Antusias siswa dalam mengikuti kegiatan √
pembelajaran.
5. Siswa antusias dalam pembagian kelompokyang √
dibagi menjadi 3 kelompok
6. Siswa menyimak video dan gambar yang √
ditmpilakn oleh guru
7. Siswa berdiskusi tentang contoh perubahan √
lingkungan.

8. Siswa menjawab lembar soal yang diberikan guru. √

9. Siswa menjawab lembar soal yang diberikan guru. √

37
10. Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang √
sudah dipelajari

C. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari √
proses pembelajaran.

2. Siswa mendengarkan guru terkait penyampaian √


materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
3. Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan √
oleh guru.

4. Siswa dan guru bersama-sama menutup √


pembelajaran dengan mengucapkan “Hamdalah”
dan berdoa bersama.
Jumlah skor 17

Skor maksimal 20
Persentase% 85%
Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I aktivitas

siswa sudah berjalan dengan lancar dan terorganisir. Dari 20 aspek yang diamati

ada 3 aspek yang belum tercapai, seperti Siswa tidak membuat kesimpulan

tentang materi yangs udah dipelajari, Siswa tidak bersama guru menyimpulkan

hasil dari proses pembelajaran, Siswa tidak mendengarkan guru terkait

penyampaian materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Adapun hasil persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan kedua ini

adalah 85% sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan

38
kedua siklus I masih belum maksimal dan masih berada pada kategori baik karena

ada beberapa aspek yang tidak terlaksana dengan baik. Hasil persentase aktivitas

siswa dapat dilihat pada gambar berikut:

Aktivitas Siswa
Series1
85%

80%

Pertemuan pertama Pertemuan kedua

Gambar 4.3 Data Hasil Pengolahan Aktivitas Siswa pada Siklus I

4.1.2.3 Lembar Aktivitas Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus

II, pertemuan III.

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Kegiatan pembuka Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dan menjawab 
sapaan dari guru pada awal pembelajaran.
2. Siswa menjawab pertanyaan kabar dari guru 
dan siswa berdoa bersama-sama guru.

3. Siswa menjawab hadir/ absen. 

4. Siswa mampu menjawab pertanyaan 


apersepsi dari guru.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang 
diberikan oleh guru
6. Siswa mendengarkan materi yang akan 
di pelajari
7. Siswa mendengarkan tujuan 
pembelajaran yang akan di capai
B. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 
dengan serius tentang prposes pembuatan media
tanam

39
2. Siswa mulai mengerjakan tugas yang 
diberikan oleh guru dengan teman
sekelompoknya
3. siswa megikuti langkah-langkah pembuatan 
media tanam yang ada di buku siswa

4. siswa bertanya jika ada yang tidak dimengerti 


dari proses pembuatan media tanam
1. Siswa aktif mengikuti ajakan dan arahan dari 
guru
2. siswa meyirami media tanam sebagi langkah 
terakhirdari proses pembuatan media tanam

3. kelompok pertama memberiakan kesimpulan 


yang telah di pelajari di depan kelas

4. kelompok kedua memberikn kesimpulan yang 


telah dipelajari didepan kelas

5. Siswa sangat antusias dalam proses 


pembuatan media tanam

C Kegiatan penutup

Gu
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari 
d proses pembelajaran.
siswa
2. Guru menyampaikan materi yang akan 
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 

5. Guru menutup pelajaran dan meminta 


siswa untuk bersama-samamengucapkan
“Hamdalah” dan berdoa bersama-sama

Jumblah Skor 19
Skor maximal 20

Presentase 95%

Hasil aktivitas Siswa pada siklus II pertemuan pertama mencapai 95%. Hal

ini dinilai aktivitas siswa sudah sangat baik meskipun masih ada beberapa aspek

yang belum terlaksana dengan baik seperti siswa masih kurang mampu

menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh guru. Namun, peneliti

memberikan pemahaman lebih dalam kepada siswa terkait apersepsi pembelajaran

dengan presentase 95%.

40
4.1.2.4 Lembar Aktivitas Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus

II, pertemuan IV.

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Kegiatan pembuka Ya Tidak
1. Siswa menjawab salam dan menjawab sapaan 
dari guru pada awal pembelajaran.
2. Siswa menjawab pertanyaan kabar dari 
guru dan siswa berdoa bersama-sama guru.

3. Siswa menjawab hadir/ absen. 

4. Siswa mampu menjawab pertanyaan 


apersepsi dari guru.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang diberikan 
oleh guru
6. Siswa mendengarkan materi yang akan di 
pelajari
7. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran 
yang akan di capai
B. Kegiatan inti
1. Siswa menyimak video yang di tampilkan 
oleh guru

2. Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya 

3. Siswa bertanya kepada guru jika belum ada 


yang di mengerti dari apa yang telah di
jelaskan oleh guru
4. Siswa diberi tugas untuk mencari contoh- 
contoh kegiatan manusia dalam
memanfaatkan sumber daya alam selain yang
telah di jelaskan oleh guru kepada teman
sebangkunya

5. Siswa memberikan jawaban dengan maju 


kedepan kelas
6.
7. siswa diminta untuk memberikan kesimpulan 
dari apa yag telah di pelajari.
8. Siswa menjawab soal LKS 
9. Siswa menyetor LKS 
10. Siswa menyimak peguatan pelajaran dari guru 

41
C Kegiatan penutup

Gu
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari 
d proses pembelajaran.
siswa
2. Guru menyampaikan materi yang akan 
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 

5. Guru menutup pelajaran dan meminta 


siswa untuk bersama-samamengucapkan
“Hamdalah” dan berdoa bersama-sama

Jumblah Skor 20
Skor maximal 20

Presentase 100%

Adapun hasil siswa pada siklus II pertemuan kedua adalah 100%. Hal ini

dinilai sudah sangat maksimal karena semua aspek sudah berjalan dengan sangat

baik, karena semua indikator dapat terlaksana. Adapun persentase

peningkatan aktivitas pada siklus II dapat dilihat pada gambar berikut:

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

95 100
85
80

siklus I siklus II

42
4.1.3 Aktivitas guru melalui metode pembelajaran Demonstrasi di SD Negeri
01 Wamboule

4.1.3.1 Lembar Aktivitas Guru Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus I,

pertemuan I

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
1. Pendahuluan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam dan √
menyapa siswa pada awal
pembelajaran.
2. Guru menanyakan kabar siswa dan Guru √
mengajak siswa untuk berdoa bersama-
sama.
3. Guru mengabsensi siswa. √
4. Guru melakukan apersepsi. √
5. Guru memberikan motivasi kepada √
Siswa
6. Guru menyampaikan tema dan √
subtema yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan √
pembelajaran.
2. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi √
pembelajaran.
2. Guru melakukan tanya jawab kepada √
siswa.
3. Guru menjelaskan kembali materi √
yang diajarkan dengan tuntas
4. Guru menyediakan gambar sumber energi √
alternative
5. Guru membagi sisiwa menjadi 2 kelompok dan √
membagikan lembaran kertas berisi gambar
berbagai sumber daya alam yang berpotensi
sebagai sumber daya alternatif

6. Guru mengarahkan siswa keluar kelas √

7. Kelompok 1 memegang kain yang basah √


dan d jemur dibawah sinar matahari

43
8. Kelompok 2 mengantungkan kain yang √
basah di atas sebuah tali

9. Guru menyimpulkan hasil percobaan √


kelompok satudan dua

10. Setiap perwakilan kelompok masing- √


masing memberikan kesimpulan dari apa
yang telah di Demonstrasikan.
11. Guru memberikan soal LKS kepada √
siswa

12. Guru meminta siswa untuk menyetor √


LKS yang diberikan oleh guru

13. Guru dan siswa membuat √


kesimpulan tentang materi yang sudah
dipelajari
3. Penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari √
proses pembelajaran.
2. Guru menyampaikan materi yang akan √
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa. √

4. Guru menutup pelajaran dan meminta siswa √


untuk bersama-sama mengucapkan
“Hamdalah” dan berdoa bersama-sama.
Jumlah skor 19
Skor maksimal 24
Persentase% 79,16%
Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama.

Dari 24 aspek yang diamati ada 5 aspek yang belum terlaksana dengan baik

seperti: guru tidak mengabsensi siswa, guru tidak memberikan motivasi kepada

siswa, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru tidak melakukan

tanya jawab kepada siswa, Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya.

4.1.3.2 Lembar Aktivitas Guru Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus I,

pertemuan II
44
No Aspek yang diamati Terlaksana/skor Keterangan
A. Pendahuluan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam dan 
menyapa siswa pada awal pembelajaran.
2.Guru menanyakan kabar siswa dan 
Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
3. Guru mengabsensi siswa. 
4. Guru melakukan apersepsi. 
5. Guru memberikan motivasi kepada 
siswa
6. Guru menyampaikan tema dan 
subtema yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan 
pembelajaran.
B. Kegiatan inti 
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran. 

2. Guru melakukan tanya jawab kepada 


siswa.
3. Guru membagi siswa terdiri dari tiga 
kelompok
4. Guru menampilkan video dan gambar 
perubahan lingkungan alam yang terjadi
akibat kegiatan manusia yang tidak
bertanggung jawab.
5. Guru memberikan tugas kepada masing- 
masing kelompok
6. Siswa berdiskusi tentang tugas yang 
telah di berikan oleh guru
7. Masing-masing perwakilan kelompok 
menjawab pertanyaan dari yng diberikan
oleh guru di depan kelas
8. Guru memberikan kesempatan kepda 
siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum di pahami.
9. Guru menyimpulkan dan menguatkan 
dari apa yang telah di tampilakn siswa
didepan kelas.
10. Setelah menyimpulkan guru memberikan 
pertanyaan dari masing-masing siswa
dan siswa menjawab pertanyaan tersebut
yang berkaiatan dengan contoh yang
telah mereka jawab.
11. Guru memberikan soal LKS kepada 
siswa
12. Guru meminta siswa untuk menyetor 
LKS yang diberikan oleh guru

45
13. Guru Guru dan siswa membuat 
kesimpulan tentang materi yang
sudah dipelajari
C. Kegiatan Penutup 

1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari 


proses pembelajaran.
2. Guru menyampaikan materi yang 
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
3. Guru memberikan motivasi kepada 
siswa.
4. Guru menutup pelajaran dan meminta 
siswa untuk bersama-sama
mengucapkan “Hamdalah” dan berdoa
bersama-sama.
Jumlah skor 20
Skor maksimal 24
Persentase% 83,33%
Dari 24 aspek yang diamati ada 4 aspek yang tidak terlaksana yaitu: guru

tidak memotivasi siswa, guru tidak melakukan tanya jawab kepada siswa, guru

dan siswa tidak membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Guru

tidak menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan hal tersebut pada siklus I pertemuan kedua bahwa aktivitas

guru pada saat menerapkan model pembelajaran Demonstrasi sudah berjalan

dengan lancar dan terorganisir. Adapun hasil persentase yang diperoleh yaitu 83%

untuk kegiatan yang telaksana. Hasil Aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat

pada gambar berikut:

46
Tingkat Aktivitas Guru
Series1

83.20%

79.12%

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Sumber: Hasil Pengolahan Aktivitas guru Siklus I Kelas IV SDN 01


Wamboule,2021

1.1.3.2 Lembar Aktivitas Guru Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus

II, pertemuan 3

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Pendahuluan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam dan menyapa 
siswa pada awal pembelajaran.

2. Guru menanyakan kabar siswa dan 


guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
3. Guru mengabsensi siswa. 
4. Guru melakukan apersepsi. 
5. Guru memberikan motivasi kepada siswa 
6. Guru menyampaikan tema dan subtema 
yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 
B. Kegiatan inti 
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran. 
2. Guru melakukan tanya jawab kepada 
siswa.
3. Guru membagi siswa terdiri dari dua 
kelompok
4. Guru mengawasi pembuatan media tanam 
5. Guru mengarangkakan agar siswa 
memtong tiga buah botol palstik pada
bagian atas dan bawah, dua botol sisanya
dipotong pada bagian bawahnya saja
47
6. guru mengarahkan agar siswa menbuat 
lubang segi empat pada sisis samping
botol, sambunglah botol-botol tersebut
dengan caara saling memasukkan ujung-
ujung botol yang tidak dip tong atasnya
berada di paling tepi.

7. Guru mengarahkan agar siswa 


menyabungkan botol-botol tersebut
dengan caara saling memasukkan ujung-
ujung botol yang tidak dip tong atasnya
berada di paling tepi.
8. Guru mengarahkan agar siswa membuat 
penyangga dari bambu dan kayu dan
tancapkan ditanah
9. Guru mengarahkan agar siswa memsang 
botol pada penyangga.

10. Guru mengarahkan agar siswa 


mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk
lalu masukkan ke botol yang di pasang.
11. Guru mengarahkan agar siswa menyiram 
dengan air. Dan media tanah pun telah
selesai di buat.
12. Guru mengarahkan agar siswa menanam 
bibit atau tanaman lain seperti bunga.
C. Kegiatan penutup

1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari 


proses pembelajaran.

2. Guru menyampaikan materi yang akan 


dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa 

4. Guru menutup pelajaran dan meminta 


siswa untuk bersama-sama
5. mengucapkan “Hamdalah” dan berdoa
Jumblah Skor
bersama-sama 19

Skor maximal 20

Presentase 95%

Dari hasil observasi aktivitas guru menunjukkan bahwa guru secara

umum telah mampu melaksanakan skenario pembelajaran dengan cukup baik.

Dari 24 aspek yang diteliti ada 2 aspek yang tidak terlaksana yakni guru tidak

menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan guru

48
tidak memberikan motivasi kepada siswa . Adapun hasil observasi aktivitas guru

pada pertemuan pertama siklus II adalah 95% Sehingga dapat disimpulkan

bahwa aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama berada pada

kategori sangat baik, meskipun ada dua aspek yang tidak terlaksana.

1.1.3.3 Lembar Aktivitas Guru Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus

II, pertemuan 4

No Aspek yang diamati Terlaksana/skor


Keterangan
A. Pendahuluan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam dan menyapa 
siswa pada awal pembelajaran.

2. Guru menanyakan kabar siswa dan guru 


mengajak siswa untuk berdoa bersama-
sama.
3. Guru mengabsensi siswa. 
4. Guru melakukan apersepsi. 

5. Guru memberikan motivasi kepada siswa 


6. Guru menyampaikan tema dan subtema 
yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 
B. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi 
pembelajaran.
2. Guru melakukan tanya jawab kepada 
siswa.
3. Guru menampilakan gambar dan video 
tentang contoh-contoh kegiatan manusia
dalam memanfaatkan sumber daya alam
4. Guru mengarahkan siswa untuk 
nberdiskusi dengan teman sebangkunya
5. Guru mengarahkan siswa agar bertanya 
jika belumada yang di pahami

6. Guru menjawab pertanyaan dari siswa 

7. Guru menyampaikan tugas kepada siswa 


untuk mencari salah satu contoh-contoh
kegiatan manusia dalam memanfaatkan
sumber daya alam selain yang telah di
jelaskan oleh guru kepada teman
sebangkunya

49
8. Guru mengarahkan agar siswa maju kedepan 
untuk membacakan hasil jawaban dri
pertanyaan yang diberikan guru
9. Guru meminta setiap siswamemberikan 
kesimpulan dari apa yag telah di pelajari
10. Guru memberikan kesempatan kepada 
siswa untuk bertanya lagi jika ada yang
belum dipahami
11. .Guru memberikan soal LKS kepada siswa 

12. Guru meminta siswa untuk menyetor LKS 


yang diberikan oleh guru
13. Gurumenguatkan kembali pelajaran yang 
sudah dipelajari
C. Kegiatan penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari 
proses pembelajaran.
2. Guru menyampaikan materi yang akan 
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa. 
4. Guru menutup pelajaran dan meminta 
siswa untuk bersama-sama mengucapkan
“Hamdalah” dan berdoa bersama-sama
Jumblah Skor 23
Skor maximal 24
Presentase 95,83%

Hasil aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua sudah berjalan dengan

baik dan terorganisir. Dari 24 aspek yang diamati, hanya 1 aspek yang tidak

terlaksana yakni guru yakni guru melewatkan doa bersama sebelum pulang. Hal

ini berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario

pembelajaran Demonstrasi yang telah dibuat. Kinerja guru pada siklus II

pertemuan kedua telah terlaksana dengan sangat baik jika dibandingkan dengan

pertemuan pertama siklus II. Pada pertemuan kedua ini hanya 1 aspek yang

terlewatkan yang lain terlaksana dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil persentase observasi yang mencapai 95,83% untuk kegiatan yang terlaksana

50
.

AKTIVITAS GURU
Pertemuan pertama Pertemuan kedua

91 95
79 83

Siklus I Siklus II

Sumber: Hasil Pengolahan Aktivitas Guru pada Siklus II, 2021

Gambar 4.5 Data Hasil Pengolahan Aktivitas Guru pada Siklus II

Berdasarkan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa aktivitas guru dalam

setiap siklus selalu mengalami peningkatan. Dari gambar tersebut dapat

disimpulkan bahwa persentase aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama

sebesar 79,16% dan pertemuan kedua mencapai 83,33%. Pada siklus II pertemuan

pertama meningkat menjadi 91,66% sedangkan pada pertemuan kedua mengalami

peningkatan menjadi 95,83%.

51
4.1.4 Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Demonstrasi SDN 01
Wamboule

Dalam meningkatkan keaktifan peserta didik dan hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan metode Demonstrasi merupakan langkah yang tepat.

Karena dengan menggunakan metode Demonstrasi siswa akan terlibat langsung

dalam proses pembelajaran dan siswa juga bekerja dan belajar bersama-sama serta

merasakan langsung atau mempraktikan secara langsung.

Berdasarkan hasil belajar sebelum dilakukannya tindakan, peneliti

melakukan tes awal kepada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, dan ternyata dari hasil

tersebut masih rendah. Dari hasil tes tersebut keseluruhan hasil rata-rata yang

diperoleh siswa 67,66, siswa yang belum tuntas yaitu 9 siswa atau 40%. Adapun

siswa yang tuntas yaitu berjumlah 11 siswa atau sebesar 50%.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi

yang dibawah oleh guru, mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Uno

(2012) menyatakan bahwa:

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal siswa-siswa yang


sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya
dengan dengan indokator yang mendukung, seperti: (1) adanya hasrat dan
keingginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)
adanya harapan dan cita-cita dimasa depan, (4) adanya penghargaan dalam
belajar, (5) adanya keinginan yang menarik dalam belajar, (6) adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa seorang
siswa dapat belajar dengan baik. (h. 23)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diasumsikan bahwa sebagai

seorang guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang

kondusif yaitu pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk

menciptakan suasana tersebut tentunya tidak mudah, banyak faktor yang dapat

52
menjadi penghambat, faktor tersebut bisa datang dari peserta didik yang

cenderung pasif atau bahkan faktor dari guru sendiri yang kurang inovatif,

sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung monoton. Hal ini akan

membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar (Oemar, 2004).

Pelaksanaan tindakan dimulai dari siklus I yang dilaksanakan dua kali

pertemuan, diadakan evaluasi dengan menggunakan tes untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman dan perkembangan hasil belajar siswa

setelah menerapkan model pembelajaran. Adapun hasil tes siklus I dengan

persentase ketuntasan yaitu 66% dengan nilai rata-rata 75,45. Nilai tertinggi

100 dan nilai terendah 60 dengan jumlah siswa 21 orang.

Adapun siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa sedangkan yang

tidak tuntas belajar 7 siswa. Hasil tes siklus I tersebut menunjukkan bahwa

metode pembelajaran Demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

terbukti bahwa sebelum dilakukanya tindakan hasil belajar siswa rendah, ketika

dilakukannya tindakan dengan menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi

hasil belajar siswa meningkat 66,66%. Tetapi akan dilanjutkan pada siklus

berikutnya karena hasil siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan oleh peneliti yaitu 80%. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan

berdasarkan nilai tes dari hasil tindakan siklus I yang belum mencapai target

peneliti yaitu 80% sedangkan yang diperoleh siswa masih mencapai 77%.

Setalah pelaksanaan tindakan siklus II yang dilakukan selama dua kali

pertemuan dengan diadakan evaluasi dengan tes yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman dan peningkatan hasil belajar dari siklus I.

Adapun hasil tes siklus II dengan persentase ketuntasan mencapai 73,41%

dengan nilai rata-rata 81,71. Adapun siswa yang tuntas belajar yaitu 19 siswa

53
sedangkan yang tidak tuntas belajar yaitu 2 siswa. Hal ini disebabkan karena

kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

Perbandingan nilai rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus Ke Siklus

No Nama Siswa Skor Siklus Siklus Keterangan


awal I II
1. Alya Fikriyah 56 68 76 Meningkat
2. Asmina 60 72 80 Meningkat
3. Alif Fandra 72 80 84 Meningkat
4. Alfadis 88 88 96 Meningkat
5. Asifa Queena Xaviera 80 80 84 Meningkat
6. Divan Adi Saputra 72 76 80 Meningkat
7. Emang Karisma 76 80 84 Meningkat
8. Egi 80 84 88 Meningkat
9. Husnul Humairah Arifin 64 68 76 Meningkat
10 Indria 48 52 56 Meningkat
11. Isnaini Purnama Sari 76 76 80 Meningkat
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 56 48 68 Meningkat
13. Laode Alif Rahman 72 84 80 Meningkat
14. Muhammad Hayrul Anwar 76 88 96 Meningkat
15 Adam
Muhamat Aydil 76 84 96 Meninglat
16 Nurtina 68 72 88 Meningkat
17 Nasfin 80 76 80 Meningkat

18 Rahman Vais 80 80 84 Meningkat


19 Ramadhan Aditya Permana 65 80 80 Meningkat
20 Sarif Ansar Hidayah 76 80 84 Meningkat
21Sri Muliya 56 76 76 Meningkat
Jumlah 1,477 1,592 1,716
Rata-rata 67,66 75,45 81,71
Tuntas 11 14 19
Tidak Tuntas 9 7 2
Presentase Ketuntasan 52,38 66,66 90,47
Sumber: Hasil Pengolahan Data Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus Ke Siklus
Siswa Kelas IV SDN 01 Wamboule PTK, 2021

54
Keterangan meningakat pada tabel di atas mejelaskan bahwa rata-rata siswa

mengalami peningakatan dari setiap siklusnya yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

adapun paada tabel di atas terdapat dua orang siswa yang tidak mengalami

peningkatan dari siklus 1 ke sklus 2 tetapi pada pra siklus ke siklus 1 meningkat.

Tabel di atas menunjukkan bahwa metode pembelajaran Demonstrasi

dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

sehingga siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam mata pelajaran

IPA. Dengan hasil yang diperoleh siswa pada siklus II telah mencapai indikator

keberhasilan yaitu 80% sedangkan yang diperoleh mencapai 73,45%. Artinya

penelitian ini dikatakan telah berhasil sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan lagi

pada siklus berikutnya karena hasil belajar IPA kelas IV telah meningkat melalui

penerapan metode Demonstrasi.

Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karena

semakin sempurnahnya pelaksanaan skenario pembelajaran dan semakin

pahamnya siswa terhadap metode Demonstrasi Pembelajaran yang

digunakan. Adapun peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari

jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebelum dan

setelah penerapan metode Demonstrasi. Peningkatan kualitas proses

pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru selama proses

pembelajaran. Maka penelitian ini dihentikan sampai dengan siklus II karena

indikator keberhasilan penelitian ini telah tercapai untuk criteria ketuntasan

minimal (KKM) telah tercapai yaitu 73,45% siswa mencapai nilai KKM 75

pada mata pelajaran IPA di kelas IVb SDN 01 Wamboule.

Berdasarkan kedua hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi siswa untuk


55
belajar dan juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam sebuah

pembelajaran. Hal tersebut tergantung kepada seorang guru, dan siswa yang

menyikapi. Jika guru mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan

tercapai tujuan pembelajaran. Begitupun sebaliknya jika siswa menyukai metode,

media, materi, serta bawaan guru dalam mengajar, maka siswa akan

termotivasi dalam belajar. Jika siswa mampu termotivasi dalam belajarnya

maka akan berpengaruh pada hasil belajar.

4.1.5 Perencanaan Tindakan siklus I

Pada materi siklus I ini, tindakan pembelajaran direncanakan 2 kali

pertemuan. Peneliti terlebih dahulu menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, soal-soal isian, pedoman observasi dan tes hasil belajar. Pelakanaan

tindakan direncanakan 3x35 Menit dimulai pada hari Senin, 06 April 2021

pada pertemuan pertama dan h a r i Kamis 08 A p r i l p e r t e m u a n kedua, mulai

pukul 07.15 - 09.40 WITA. Adapun tahapan persiapan rencana tindakan siklus I

adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dengan menggunakan model pembelajaran Demonstrasi yang

sesuai materi yang akan diajarkan.

2. Mempersiapkan alat dan bahan mengajar yaitu: materi ajar dan media

berupa alat praktik dan beberapa penunjang lainnya.

3. Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui

sejauh mana aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Membuat lembar kerja siswa (LKS) berupa soal-soal yang akan

diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

56
terhadap suatu materi yang telah diajarkan.

5. Membuat soal evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus

4.1.5.1Tahap Pelaksanaan Tindakan

4.1.5.1.1 Pertemuan Pertama Siklus I

Pertemuan pertama siklus 1 dalam penelitian ini dilaksanakan pada

hari Senin jam 07.15-09.40 WITA tanggal 06 April 2021 dengan Tema 9

Kayanya Negeriku sub tema pembelajaran 3 dengan alokasi waktu 3x35 menit

(1x pertemuan) dengan menggunakan model Pembelajaran Demonstrasi

Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran berdasarkan skenario sesuai

dengan kegiatan yang termuat dalam RPP yaitu: Kegiatan awal proses

pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsen

siswa, menanyakan kesiapan siswa dalam belajar serta melakukan apersepsi,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi belajar kepada

siswa.

Mengawali kegiatan inti, guru menjelaskan materi sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah menyampaikan materi, guru

melakukan tanya jawab kepada siswa. Setelah itu guru kembali menjelaskan

materi secara tuntas dengan menggunakan media serta alat dan bahan yang

dipersiapkan oleh guru yaitu gambar sumber energi alternatif, gambar tentang

usaha-usaha pelestarian lingkungan dan perilaku yang merusak lingkungan

alam. Guru menjelaskan bahwa suatu saat sumber energi yang tidak dapat

diperbarui akan habis oleh karena itu dibutuhkan sumber-sumber enrgi alternatif.

Guru membagi dua kelompok dan membagikan lembaran kertas berisi gambar

berbagai sumber daya alam yang berpotensi sebagai sumber daya alternatif . Guru

57
mengarahkan siswa keluar kelas , guru mengarahkan masing-masing kelompok

bahwa kain yang basah di letaktakan dibawah sinar matahari, setelah beberapa

waktu kain tersebut akan mengering , guru menjelaskan bahwa energi matahari

dapat membuat pakain atau kain yang kita basahi akan mongering, di satu sisi

kelompok yang lain menggantungkan kain tersebut di atas tali dan setelah

beberapa saat kain tersebut akan mengering dikarenakan terus menerus ditiup

angin. Dua hal yang di demonstrasikan oleh siwa tersebut adalah contoh

memanfaatkan sumber energi alternatif. Selanjutnya guru meminta siswa membuat

kesimpulandan menyampaikan di depan kelas dari apa yang di demonstrasikan.

Pada kegiatan penutup, masing-masing perwakilan kelompok memberikan

kesimpulan dari apa yang telah di pelajari. Guru memberikan soal tes evaluasi

kepada setiap siswa pada setiap akhir pembelajaran pertemuan kedua dan

apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa langsung

menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu guru

menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi serta pesan moral kepada

siswa. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan ucapan hamdalah dan

salam.

4.1.5.1.2 Pertemuan Kedua Siklus I

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 08

April 2021 jam 07:15-09:40 WITA dengan tema 9 sub tema 3 pembelajaran 5.

Pada tahap ini proses pembelajaran masih tetap menggunakan model

Pembelajaran Demonstrasi dan kegiatan pembelajaran dengan mengikuti rencana

perbaikan pembelajaran.

58
Pada awal pembelajaran, peneliti mengawali dengan mengucapkan

salam pada siswa dan sebagaimana biasanya ketua kelas langsung diperintahkan

untuk memimpin doa sebelum memulai pelajaran, kemudian guru mengabsen

siswa untuk mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya, peneliti melakukan

appersepsi, mereview kembali poin-poin materi pelajaran yang telah dibahas pada

pertemuan terdahulu dan menghubungkannya dengan materi pelajaran untuk

pertemuan yang sedang berlangsung. Peneliti memberikan pengantar materi

pelajaran untuk mengantarkan siswa pada kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Peneliti menggali pengetahuan siswa melalui serangkaian pertanyaan tentang

materi pelajaran.

Peneliti menjelaskan pelajaran dirangkaikan dengan tanya jawab agar

tercipta suasana pembelajaran yang interaktif untuk mendorong siswa agar

tetap aktif dalam mengikuti tahapan-tahapan pembelajaran. Pada pertemuan

kedua ini dijelaskan kembali kepada siswa mengenai model pembelajaran

Demonstrasi yang digunakan dalam proses pembelajaran.Seperti pada pertemuan

pertama, setelah menjelaskan materi pelajaran peneliti kembali mengkondisikan

kelas untuk memasuki tahap pembelajaran dengan model Demonstrasi. Peneliti

membagi siswa terdiri atas tiga kelompok dan mengaranhkan siswa untuk

memperhatikan gambar yang akan di tampilkan di layar, hal ini adalah sebagai

ganti bahwa siswa tidak dapat di bawah keluar kelas untuk melihat perubahan

alam itu sendiri di karenakan masih berlakunnya anjuran pemerintah untuk tidak

berpergian. Guru menampilakan gambar melalui LCD proyektor perubahan-

perubahan lingkungan alam yang terjadi akibat kegiatan manusia yang tidak

59
bertanggung jawab. Sebagai salah satu contonya adalah penebangan hutan secara

sebarangan akan mengakibatkan banjir dan longsor. Guru memberikan

tugas kepada masing-masing kelompok untuk menuliskan salah satuh

contoh perubahan lingkunganalam yang terjadi akibat kegiatan manusia yang

tidak bertanggung jawab, selain contoh yang telah diberikan oleh guru, Siswa

berdiskusi tentang tugas yang telah di berikan oleh guru, Masing-masing

perwakilan kelompok menjawab pertanyaan dari yang diberikan oleh guru di

depan kelas Guru menyimpulkan dan menguatkan dari apa yang telah di

tampilakn siswa didepan kelas. Setelah menyimpulkan guru memberikan

pertanyaan dari masing-masing siswa dan siswa menjawab pertanyaan tersebut

yang berkaiatan dengan contoh yang telah mereka jawab.

Pada kegiatan penutup, masing-masing perwakilan kelompok

memberikan kesimpulan dari apa yang telah di pelajari. Guru memberikan soal

tes evaluasi kepada setiap siswa pada setiap akhir pembelajaran pertemuan

kedua dan apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa

langsung menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu

guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi serta pesan moral

kepada siswa. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan ucapan

hamdalah dan salam.

60
61
4.1.5.1.5 Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini, observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan

pembelajaran di kelas sesuai dengan model pembelajaran. Aspek- aspek yang

diamati dalam kegiatan observasi ini meliputi aktivitas guru dan siswa dalam

proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan sejak tindakan yaitu dimulai dari

awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi guru dan siswa.

Evaluasi diberikan untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus I secara

perorangan dengan menggunakan model pembelajaran Demonstrasi.

Evaluasi dilakukan dengan pemberian tes kepada siswa pada akhir siklus. Hasil

tes belajar siswa kelas IV SDN 01 Wamboule yang dilaksanakan pada

tanggal 10 April 2021 adalah sebagai berikut:

62
Tebel 4.2
Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule

No NamaSiswa Nilai Keterangan


1. Alya Fikriyah 68 Tidak tuntas Sumber:
2. 72 Tidak Tuntas
Hasil
Asmina
pengolaha
3. Alif Fandra 80 Tuntas n Nilai
4. Alfadis 88 Tuntas Tes Siklus
5. Asifa Queena Xaviera 80 Tuntas I Siswa
6. 76 Tuntas Kelas IV
Divan Adi Saputra
SDN 01
7. Emang Karisma 80 Tuntas
8. Egi 84 Tuntas
9. Husnul Humairah Arifin 68 Tidak tuntas
10 Indria 52 Tidak tuntas
11. Isnaini Purnama Sari 76 Tuntas
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 48 Tidak tuntas
13. Laode Alif Rahman 84 Tuntas
14 Muhammad Hayrul Anwar Adam 88 Tuntas
15 Muhamat Aydil 84 Tuntas
16 Nurtina 72 Tidak tuntas
17 Nasfin 76 Tuntas
18 Rahman Vais 80 Tuntas
19 Ramadhan Aditya Permana 80 Tuntas
20 Sarif Ansar Hidayah 80 Tuntas
21 76 Tidak tuntas
Sri Muliya
Jumblah 1,512
Rata-rata Ketuntasan 6,66
Presentase Ketuntasan 6,66
Wamboule 2021

Berdasarkan tabel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus perhitungan nilai

rata-rata, maka diperoleh x=


∑ f = 1,512 =72,00
N 21

Persentase hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus

P=
∑ f i x 100 % = 14 x 100% = 66,66%
N 21

63
Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal

posrate−baserate
ke siklus I, maka diperoleh: P = x100%, dimana:
baserate

P = pesentase peningkatan

Porsate = nilai sesudah tindakan

Borsate = nilai sesudah tindakan

Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus

posrate−baserate 66,66−52,17
I adalah. P = x100%= =66,66 %.
baserate 52,17

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut:

Pra Siklus Siklus 1

75.45
67.66 66.66% 66.66%

52.38

14
11 9 7

Tuntas Tidak Tuntas Rata rata Presentase Presentase Peningkatan

Sumber: Hasil Pengolahan Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas V SDN 01


Wamboule,2021

Gambar 4.4 Data pengolahan hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I

64
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa secara

klasikal terhadap materi pelajaran yang mengalami peningkatan dari tes awal

yaitu siswa yang memperoleh nilai 76 ke atas sebanyak 11 orang dengan

ketuntasan yang hanya mencapai 52,38 dan nilai rata-rata 67,66. Sedangkan pada

siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 76 ke atas

sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sehingga

ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 69,45% dengan nilai rata-

rata75,45.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan

model pembelajaran Demonstrasi dalam pembelajaran mengalami perubahan

dan perubahan tersebut masih perlu ditingkatkan untuk ke siklus berikutnya

karena masih ada permasalah-permasalahan yang perlu diperbaiki pada siklus II.

4.1.6.2 Evaluasi

Evaluasi diberikan untuk mengetahui keberhasilan tindakan siklus I secara

perorangan dengan menggunakan model pembelajaran Demonstrasi.

Evaluasi dilakukan dengan pemberian tes kepada siswa pada akhir siklus. Hasil

tes belajar siswa kelas IV SDN 01 Wamboule yang dilaksanakan pada

tanggal 10 April 2021 adalah sebagai berikut:

65
Tebel 4.2
Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule
No NamaSiswa Nilai Keterangan
1. Alya Fikriyah 68 Tidak tuntas
Sumber:
2. Asmina 72 Tidak Tuntas Hasil
3. Alif Fandra 80 Tuntas pengolaha
4. Alfadis 88 Tuntas n Nilai
5. Asifa Queena Xaviera 80 Tuntas Tes Siklus
6. Divan Adi Saputra 76 Tuntas I Siswa
7. Emang Karisma 80 Tuntas Kelas IVb
SDN 92
8. Egi 84 Tuntas
Ken
9. Husnul Humairah Arifin 68 Tidak tuntas dari
10 Indria 52 Tidak tuntas
11. Isnaini Purnama Sari 76 Tuntas
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 48 Tidak tuntas
13. Laode Alif Rahman 84 Tuntas
14 Muhammad Hayrul Anwar Adam 88 Tuntas
15 Muhamat Aydil 84 Tuntas
16 Nurtina 72 Tidak tuntas
17 Nasfin 76 Tuntas
18 Rahman Vais 80 Tuntas
19 Ramadhan Aditya Permana 80 Tuntas
20 Sarif Ansar Hidayah 80 Tuntas
21 Sri Muliya 76 Tidak tuntas
Jumblah 1,512
Rata-rata Ketuntasan 6,66
Presentase Ketuntasan 6,66

2019

Berdasarkan tabel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus perhitungan nilai

rata-rata, maka diperoleh x=


∑ f = 1,512 =72,00
N 21

Persentase hasil belajar siswa dihitung menggunakan rumus

66
P=
∑ f i x 100 % = 14 x 100% = 66,66%
N 21

Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal

posrate−baserate
ke siklus I, maka diperoleh: P = x100%, dimana:
baserate

P = pesentase peningkatan

Porsate = nilai sesudah tindakan

Borsate = nilai sesudah tindakan

Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus

posrate−baserate 66,66−52,17
I adalah. P = x100%= =66,66 %.
baserate 52,17

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar

berikut:

Pra Siklus Siklus 1


75.45
67.66 66.66% 66.66%

52.38

14
11 9 7

Tuntas Tidak Tuntas Rata rata Presentase Presentase


Peningkatan

Sumber: Hasil Pengolahan Nilai Tes Siklus I Siswa Kelas V SDN 01


Wamboule,2021
67
Gambar 4.4 Data pengolahan hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I

68
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa secara

klasikal terhadap materi pelajaran yang mengalami peningkatan dari tes awal

yaitu siswa yang memperoleh nilai 76 ke atas sebanyak 11 orang dengan

ketuntasan yang hanya mencapai 52,38 dan nilai rata-rata 67,66. Sedangkan pada

siklus I mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 76 ke atas

sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sehingga

ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 69,45% dengan nilai rata-

rata75,45.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah menggunakan

model pembelajaran Demonstrasi dalam pembelajaran mengalami perubahan

dan perubahan tersebut masih perlu ditingkatkan untuk ke siklus berikutnya

karena masih ada permasalah-permasalahan yang perlu diperbaiki pada siklus II.

4.1.6.3 Refleksi

Refleksi dilakukan disetiap akhir siklus oleh peneliti bersama guru

pengamat untuk melihat kelemahan-kelemahan yang ada pada saat pembelajaran

berlangsung. Kemudian Kelemahan tersebut mengenai masalah model

pembelajaran yang digunakan sudah mampu mencapai tujuan atau belum, serta

berbagai kendala/hambatan yang dialami selama tindakan pada siklus tersebut

berlangsung.

Hasil penelitian tindakan siklus I melalui penerapan metode pembelajaran

Demonstrasi menunjukkan peningkatan hasil belajar yang kurang memuaskan,

tetapi belum berhasil sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dalam

penelitian ini yaitu 80% dan siswa dikatakan tuntas secara individu apabila

mencapai KKM yang telah ditetapkan di SDN 01 Wamboule yaitu ≥76. Data hasil

belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes,

69
jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa sedangkan yang tidak

mencapai KKM sebanyak 9 siswa. Ketuntasan belajar secara klasikal hanya

mencapai 69,55 dengan nilai rata-rata 75,45.

Hasil refleksi dari siklus pertama ini kemudian menjadi bahan referensi

bagi peneliti untuk meyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siklus kedua

dengan tujuan untuk menyempurnakan berbagai hal yang masih mengalami

hambatan di siklus pertama, dan begitu seterusnya sampai ke siklus ke II.

Hasil analisis terhadap aktivitas guru dan siswa pada tindakan kelas siklus

I menjadi bahan refleksi untuk tindakan pada siklus berikutnya. Kekurangan-

kekurangan pada siklus I berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa

adalah sebagai berikut:

1) Guru tidak memotivasi siswa

2) Guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa

3) Guru tidak menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

4) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menayakan

materi yang belum dimengerti

5) Siswa tidak termotivasi dalam memulai pembelajaran

6) Siswa tidak bekerja sama menyelesaikan LKS

7) Guru harus mengelola waktu dengan baik agar tahapan pembelajaran

dapat terlaksana dengan baik

Karena ketuntasan belajar siswa dan keberhasilan aktivitas mengajar guru

serta aktifitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan peneliti maka

tindakan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.

1) Guru tidak memotivasi siswa

2) Guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa


70
3) Guru tidak menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya

4) Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menayakan

materi yang belum dimengerti

5) Siswa tidak termotivasi dalam memulai pembelajaran

6) Siswa tidak bekerja sama menyelesaikan LKS

7) Guru harus mengelola waktu dengan baik agar tahapan pembelajaran

dapat terlaksana dengan baik

Karena ketuntasan belajar siswa dan keberhasilan aktivitas mengajar guru

serta aktifitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan peneliti maka

tindakan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.

4.1.6 Perencanaan Tindakan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil yang dicapai pada pelaksanaan tindakan siklus I yang

belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan adanya

kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I yang diperbaiki dalam kegiatan

refleksi atau revisi, menjadi alasan sehingga dilaksanakannya siklus II yang

dijadikan bahan penyempurna siklus I sehingga kesalahan-kesalahan pada siklus I

tidak terulang kembali pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II. Selain

perbaikan proses, peneliti juga menyiapkan sebagai berikut:

1. Melakukan analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2. Membuat lembar kerja siswa

3. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa sesuai dengan

rencana pembelajaran Demonstrasi.

4.. Menyiapkan alat-alat pembelajaran berupa media yang mendukung PB

71
4.1.6.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.6.1.1 Pertemuan pertama siklus II

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

27Mei 2021. Tema 9 sub tema 4 pembelajaran 2 materi yang diajarkan yaitu

kegiatan berbasis proyek dengan membuat media tanam dengaan memanfaatkan

bahan bekas. Guru memulai kegiatan awal pembelajaran dengan salam,

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menanyakan

kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, memberikan motivasi

belajar kepada siswa agar siswa lebih semangat dan aktif dalam proses

pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengaitkan pelajaran yang telah

dipelajari sebelumnya.

Kegiatan inti guru meminta siswa mengingat usaha-usaha pelestarian

lingkungan alam dan sumber daya alam . Kemudian guru melakukan tanya jawab

tentang materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa bertanya setelah

penjelasan materi. Setelah kegiatan tersebut, guru menanyakan kembali contoh

pelestarian alam. Pada tahap ini siswa mulai aktif menjawab pertanyaan-

pertanyaan dari guru, bahkan beberapa siswa sengaja mengangkat tangan dan

menjawab tentang contoh pelestarian alam. Kemudian pada saat peneliti

menyampaiakn cara membuat media tanam dari bahan bekas, siswa sangat

antusias dalam proses pembuatan media tanam dan guru pun sangat senang dengan

antusias siswa yang mulai mengkondisikan kelas. Sebelumnya guru sudah

membagi atas dua kelompok, dari masing-masing kelompok sudah membawa

bahan untuk pembuatan media tanam dari bahan bekas sedangkan alatnya peneliti

yang menyediakannya.

72
Selanjutnya proses pembuatan media tanam dialakukan dengan

pengawasan oleh guru, pertama peneliti mengarahkan siswa bagaiaman memotong

botol plastik pada bagian atas dan bagian bawah. Dua botol sisanya dipotong

bagian bawahnya saja, lalu buat lubang segi empat pada sisis samping botol,

sambunglah botol-botol tersebut dengan caara saling memasukkan ujung-ujung

botol yang tidak dip tong atasnya berada di paling tepi. Buatlah penyangga dari

bambu dan kayu dan tancapkan ditanah, pasanglah botol pada penyangga.

Campurkan tanah, pasir, dan pupuk lalu masukkan ke botol yang di pasang.

Siramlah dengan air. Dan media tanah pun telah selesai di buat. Lalu siswa

menanam bibit atau tanaman lain seperti bunga.

Setelah itu guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi serta

pesan moral kepada siswa. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran

dengan ucapan hamdalah dan salam.

4.1.6.1.2 Pertemuan Kedua Siklus II

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Jumat 28

Mei 2021. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini tema 9 s ub tema 4

pembela jaran 6 , yaitu tentang“kegiatan manusia dengan memanfaatkan sumber

daya alam” .

Peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan

dengan kegiatan berdoa dan melakukan absensi. kemudian guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menanyakan kesiapan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, memberikan motivasi belajar kepada siswa agar

siswa lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran, melakukan apersepsi

yaitu mengingatkan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. selanjutnya,

peneliti memberikan pengantar materi pelajaran untuk mengantarkan siswa pada


73
kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Kegiatan inti guru menjelaskan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, dan

meminta siswa bertanya setelah penjelasan materi selesai. Setelah menjelaskan

materi pelajaran, peneliti kembali mengkondisikan kelas memasuki tahap

pembelajaran dengan model Demonstrasi seperti sebelumnya, tetapai karena pada

saat proses penelitian masi ada aturan pemerntah untuk tidak berpegian atau

melakukan kunjungan , disini peneliti menyiasatinya dengan menampilakan

gambar serta video tentang kegiatan manusia yang memeanfaatka sumber daya

alam sebagai salah satu contohnya adalah pemanfaatan sumber kekayaan laut salah

satunya adalah proses penangkapan ikan oleh pelaut. selanjutnya siswa

berdidikusi dengan teman sebangkunyan bahwa selain pemanfaatan sumber laut

ada apakah masih ada beberapa, setelah mendapatkan jawabannya siswa

memberikan jawaban dengan maju di depan kelas. Pada akhir pembelajaran,

peneliti membahas kembali materi pelajaran, melakukan pengembangan

materi pelajaran, dan bersama-sama siswa menyimpulkan materi

pelajaran. Setelah itu, peneliti melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat

penguasaan siswa pada pada setiap akhir pembelajaran pertemuan kedua dan

apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa langsung

menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu guru

menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi serta pesan moral kepada

siswa. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan ucapan

hamdalah dan salam.

74
4.1.6.1.3 Pengamatan/Observasi

Sebagaimana pelaksanaan tindakan pada siklus I yang telah dianalisis dan

direfleksi baik dari segi penggunaan metode pembelajaran yang dilihat dari hasil

belajar siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, maka pada siklus II

guru/peneliti dan observer melakukan proses pembelajaran pengamatan terhadap

aktivitas siswa dan guru melalui lembar observasi yang telah disediakan oleh

peneliti sebelumnya. Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

siswa dan guru setelah tindakan siklus I ke siklus II apakah meningkat atau

menurun.

4.1.6.1.4 Evaluasi

Evaluasi pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2021 dengan

memberikan tes hasil belajar. Adapun hasil belajar siswa pada siklus II adalah

sebagai berikut:

75
Tabel 4.3
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule
No NamaSiswa Nilai Keterangan
1. Alya Fikriyah 76 Tuntas
2. Asmina 80 Tuntas
3. Alif Fandra 84 Tuntas
4. Alfadis 96 Tuntas
5. Asifa Queena Xaviera 84 Tuntas
6. Divan Adi Saputra 80 Tuntas
7. Emang Karisma 84 Tuntas
8. Egi 88 Tuntas
9. Husnul Humairah Arifin 76 Tuntas
10 Indria 56 Tidak tuntas
11. Isnaini Purnama Sari 80 Tuntas
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 68 Tidak tuntas
13. Laode Alif Rahman 80 Tuntas
14 Muhammad Hayrul Anwar Adam 96 Tuntas
15 Muhamat Aydil 96 Tuntas
16 Nurtina 88 Tuntas
17 Nasfin 80 Tuntas
18 Rahman Vais 84 Tuntas
19 Ramadhan Aditya Permana 80 Tuntas
20 Sarif Ansar Hidayah 84 Tuntas
21 Sri Muliya 76 Tuntas
Jumblah 1716
Rata-rata Ketuntasan 81,71
Presentase Ketuntasan 90,47

Sumber: Hasil Pengolahan nilai siswa pada siklus II setelah penerapan


model pembelajaran Demonstrasi, 2021

76
Berdasarkan tebel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus penghitungan

nilai rata-rata, maka nilai yang diperoleh adalah : x=


∑f =
1716
=81,71
N 21

Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dihitung

menggunakan rumus:

P=
∑ f i x 100 % = 19 x 100%=90,47%
N 21

Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I

posrate−baserate
ke siklus II, P= x 100 %, dimana
baserate

P = pesentase peningkatan

Posrate = nilai sesudah tindakan (siklus II)

Baserate = nilai sebelum tindakan (Siklus I)

Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II

90,47−67,66
adalah : P = x 100 % =33%
67,66

Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa secara

keseluruhan mulai dari skor awal sampai pada siklus II,

posrate−baserate
P= x 100%
baserate

P = persentase peningkatan

Posrate = nilai sesudah tindakan (siklus II)

Baserate = nilai sebelum tindakan (Skor awal)

90,47−52,17
Maka dapat diperoleh P = x 100% = 73,41%
52,17

77
Pra siklus Siklus I Siklus II

90.47
81.71
75.45
67.66 66.66

52.38

19
14
11 9 7
2

Tuntas Tidak tuntas Rata-rata Presentase

Sumber: Data Pengolahan Hasil Tes Tindakan Siklus II, PTK 2021
Gambar 4.7 Data Persentase Hasil Tes Siswa pada Siklus II

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa setelah tindakan siklus II

hasil belajar siswa meningkat sebesar 73,41% dengan rata-rata 81,71%. Adapun

siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa dan yang tidak mencapai KKM

sebanyak 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas IV SDN

01 Wamboule dapat ditingkatkan melalui penerapana model pembelajaran

Demonstrasi.

4.1.6.1.5 Refleksi

Kegiatan pembelajaran kelas IV SDN 92 01 Wamboule pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II sudah menunjukkan hasil yang baik

dari siklus sebelumnya, baik terhadap aktivitas peneliti maupun aktivitas siswa.

Dalam observasi diperoleh data yakni aktivitas peneliti dan siswa dalam
78
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi sudah

menunjukkan hasil yang sangat baik. Peneliti telah melaksanakan skenario

pembelajaran dengan baik, siswa sangat memperhatikan penjelasan guru dalam

proses pembelajaran, siswa lebih antusias untuk bertanya tentang materi yang

diajarkan, walaupun masih ada sebagian siswa yang belum memiliki keberanian

untuk bertanya, namun mereka sudah menunjukkan sikap yang baik dalam

pembelajaran.

Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II,

yaitu telah mencapai persentase 73,41% siswa yang telah memperoleh nilai 76

atau dengan kata lain telah mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan

kelas yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu 80%, maka telah berhasil

dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan dengan dua siklus tindakan. Sehingga

peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses tindakan cukup sampai pada siklus II,

karena telah mencapai keberhasilan belajar siswa secara klasikal

79
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran Demonstrasi pada siswa kelas IV di SD

Negeri 01 Wamboule dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus

II. pada siklus I aktivitas guru pada pertemuan I (pertama) yaitu 79,12%

kemudian pada pertemuan kedua sebesar 83,20%, dan pada siklus II pertemuan

I (pertama) yaitu 91,66% kemudian pada pertemuan kedua sebesar 95,83%.

Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama yaitu 80%

kemudian pada pertemuan kedua sebesar 85% dan pada siklus II

pertemuan pertama yaitu 95% kemudian pada pertemuan kedua sebesar

100%, jadi dari pertemuan kepertemuan berikutnya aktivitas guru dan siswa

mengalami peningkatan.

2. Aktivitas guru mulai terbangun dengan adanya pengunaan metode demostrasi

dimana guru lebih kreatif mencari cara untuk membuat siswanya aktif ikut serta

dalam proses pembelajaran yang dimana biasanya penggunaan metode ceramah

lebih dominan pada kelas ini terutama pada pembelajaran IPA yang seharusnya

mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran contohya daalam

pembuaatan media tanam, disamping siswa dapat mmbuatnya di sekolah siswa

juga dapat mempraktikaan di rumah ilmu yang ia dappat di sekolah.

3. Hasil belajar IPA siswa kelas IV sebelum diterapkan metode pembelajaran

Demonstrasi rata-rata nilai belajar siswa adalah 67,66 dengan persentase


52,38% (pra siklus). Setelah dilakukan siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar

75,45, dengan persentase 66,66% dan pada siklus II meningkat dengan nilai

rata-rata 81,71 dengan persentase 90,47%. Kenaikan persentase pada siklus II

ini telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80%.

Kemudian, peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh sebelum

pra siklus tersebut, setelah siklus I mengalami peningktan hasil belajar sebesar

33.33% setelah itu dari siklus I mengalami peningkatan pada siklus II

sebesar 25%, dan peningkatan persentase keseluhan dari pra siklus ke siklus II

sebesar 66,6% .

81
5.2 Limitasi Penelitian

Limitasi atau kelemahan pada penelitian terletak proses penelitian, penulis

menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak kendala dan

hambatan. Salah satu faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam

penelitian ini adalah waktu dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

serta adanya larangan pemerintah untuk menyunjungi beberapa tempat di

karenakan covid19, sedangkan dalam proses pemeblajaran dengan metode

Demonstrasi ada beberapa pembelajaran dengan teman mengunjungi tempat

seperti pergi melihat pemanfaatan kekayaan alam salah satunya proses

penangkapan ikan di laut oleh nelayan jadi penneliti mencari alternative lain

yaitu dengan menampilkan video dan gambar saja. Waktu yang digunakan

dalam proses pembelajaran di kelas IV SDN 01 Wamboule yaitu dari

pukul 07.15-09.40 WITA. Karena keterbatasan waktu dan keterlibatan siswa

dalam pembelajaran, peneliti mencoba mengevesiensikan dengan

memberikan batas waktu kepada siswa untuk mempelajari pelajaran yang

diberikan dan membuat pelajaran lebih menyenangkan dengan metode

Demonstrasi. Hal ini berpengaruh pada signifikansinya model pembelajaran

dengan metode Demonstrasi yang dijadikan variable terhadap peningkatan

hasil belajar siswa.

82
5.3 Rekomendasi

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini, maka lebih efektifnya

pelaksanaan proses belajar mengajar IPS, sehingga dapat memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah agar memberikan himbauan kepada guru-

guru agar menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

2. Bagi guru mata pelajaran : Diharapkan dapat menetukan atau

memilih dan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi

dalam mengajarkan materi IPA, salah satunya adalah

Pembelajaran DEMONSTRASI, agar hasil yang diharapkan dapat

tercapai.

3. Kepada siswa : Diharapkan untuk terus termotivasi dalam

meningkatkan aktivitas pembelajaran terhadap pelajaran-pelajaran

yang lainnya. Karena penelitian ini hanya dilakukan di kelas IV SDN

01 Wamboule pada tahun ajaran 2020/2021, maka perlu diadakan

penelitian yang lebih lanjut.

4. Kepada peneliti selanjutnya : Hendaknya menjadi bahan

perbandingan untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran

khususnya metode Pembelajaran Demonstrasi untuk mengajarkan

materi IPA.

5. Untuk penelitian dengan tujuan dan model yang serupa

hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil

yang lebih baik.

83
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka


Cipta.

Agus Eka Saputra. (2016). Penerapan metode Demonstrasi dan Media Film untuk
Meningkatakan Kreatifitas dalam pembelajaran dan Prestasi Belajar Sistem REM.
Universitas Sarjanwiyata Tamansiswa , JURNAL TAMAN VOKASI VOL. No. 2
Desember.

Aqib, Z. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Fartati. (118). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya. Jurnal
Kreatif Tadulako Online , 4.

Fartati. (Vol. 3 No.4). Penerapan metode demostrasi untuk menuingkatakan hasil belajar
siswa pada materi benda bergerak di kelas II SD No 1 Polanto Jaya . Jurnal
Kreatif Tadulako olnline , ISSN 2345-614X.

Gunawan, H. (2013). Kurikulum dan Pengembangan Pendidikan Agama Islam. Bandung:


Alfabeta.

Hadi, S. (1984). Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset.

Hasbullah. (2001). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Iskandar. (2012). Peneltian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gp Press Group.

Kemendikbud, D. D. (2016). Panduan penilain untuk Sekolah Dasar . Jakarta: Direktorat


pembinaan pendidikan.

Kependidikan, D. T. (2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Diknas.

Kholilah, A. M. (2009). Metode dan Tehnik Pembelajaran Agama Islam. Bandung: PT.
Refika Aditama.

Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

84
Nawir, Kharuddin Arafah dan Tryanto Pristiwaluyo. (2015). Penerapan Metode
Demonstrasi untuk Meningkatakan Keterampilan Melukis Peserta Didik Kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 1 DONRI DONRI Kabupaten Soppeng. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan , volume 1.No.1.

Oemar, H. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rianto, Y. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: penerbit SIC.

Sabri, A. (2007). Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Padang: Quantum


Teaching.

Samantowa, U. (2018). Pembeljaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Samatowa, U. (2018). Pembelajaran IPA di SEKOLAH DASAR. Jakarta: PT Indeks.

Sanjaya, W. (2004). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Karya Cipta.

Siddik, D. (2006). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : Citapustaka Media.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sugiono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R DAD. Bandung:


Alfabeta.

Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono. (2009). Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Suryasubrata, S. (1995). Meningkatakan Efektifitas Mengajar. Jakarta: Pustaka Jaya.

Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain. (2016). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Uno, H. B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukran. Jakarta: Bumi Aksara.

Zain, S. B. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

85
86
87
88

Anda mungkin juga menyukai