Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN
juga dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik
dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari
banyaknya peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan,
seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta
didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang
menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah
Teremahan: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
1
Berdasarkan ayat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan agama diturunkan Allah
kepada manusia adalah agar dapat mengarungi hidup dan penghidupannya di bumi ini
dengan fitrah aslinya yang cinta pada kebaikan dan kebenaran. (Siddik, 2006)
bagaiman proses terjadinya sesuatu dimana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak
disana saya melihat bahwa gurunya masih kurang memberikan metode yang cocok pada
pembelajaran ipa, dimana pembelajaran ipa disini siswa lebih banyak dituntut untuk
mengetahui kejadian-kejadian alam atau fenomena alam yang terjadi di sekitar, jika
sesunggunya apa yang di jelaskan tesrsebut contonya yaitu pemanfaatan energi matahari,
jika didisi guru hanya menjelaskan saja tanpa menunjukkan yang bagaiamana itu
pemanfaatan energi sinar matahari siswa akan kurang mengerti dan tidak akan
membekas dalam ingatan mereka jika pelajaran sudah diakhiri. Disamping itu pula
paraktik diluar kelas jarang dilakukan oleh guru kelas hal ini adalah pengakuan dari guru
kelas IV itu sendiri “bahwasannya anak didik saya jarang dibawah keluar kelas untuk
belajar dan praktik dan bersentuhan langsung dengan alam”. Hal ini adalah penjelasan
dari guru kelas IV SD Negeri 01 Wamboule kecamatan kulisusu utara kabupaten buton
utara ibu Salima S. Pd. Dalam proses pembelajaran guru hanya monoton menggunakan
pelajaran yang seharusnya di jelaskan oleh guru disini saya mendapatkan bahwa materi
itu hanya di tinggalakan atau tidak dijelaskan di kelas dan praktekkan di luar kelas
Demikian ini adalah hasil wawancara saya dengan salah satu siswa kelas IV SD
Negeri 01 Wamboule atas nama Ahmad “Kami dalam proses pembelajaran di kelas
terdapat beberapa materi yang dilewatkan atau ditinggalkan oleh guru tidak di jelaskan
ataupun di praktekkan langsung” . Dimana kurikulum 2013 menuntut agar siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran, dalam hal ini metode Demonstrasi sangat cocok di
atau mempraktekkannya.
mengajarkan IPA di kelas IV dengan metode demostrasi pada mata pokok bahasan
pemanfaatan energi matahari, dikarenakan pada pagi hari matahari belum muncul, saya
memperlihatkan yang mana di maksud dengan kaca pembesar alat tersebut di perlihatkan
pada siswa dan siswa dapat mengetahui bahwa kaca pembesar dapat membuat kertas
terbakar dengan menggunakan energi sinar matahari, dalam hal ini guru seharusnya tidak
kehabisan akal dalam proses pembelajaran jika keadaan tidak memungkinkan untuk
membawa siswa di luar sekolah untuk melakukan percobaan, sedangkan posisi matahari
belum muncul pada pagi hari dan proses pembelajaran harus terus berjalan tanpa harus
menunggu sampai matahari itu muncul dikarenakan apada jam 12 siang siswa sudah
selesai belajar.
3
Hal ini berlaku pada pokok pembahasan ipa yang lainnya jika kondisi dan situasi
tidak memungkinkan. Dari beberapa masalah dan pengalaman dia atas saya mengajukkan
judul meningkatakan hasil belajar ipa melalui metode demonstrasi pada kelas IV SD
Berdasarkan uraian latar belakang dia atas maka penelitian ini dapat di identifikasi
sebagai berikut:
1.2.2 ktifitas guru yang terbangun melalui metode pembelajaran demonstrasi pada
4
1.3.3 Apakah metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
Buton Utara?
Berdasarkan uraian rumusan masalah dia atas dia atas maka tujuan penelitian
Manfaat penelitian ini berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas, maka
1.5.1 Untuk peserta didik agar dapat meningkatakan kemampuan dalam memahami
1.5.2 Untuk guru agar senantiasa menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
pemebelajaran.
5
1.5.3 Untuk pihak sekolah, terutama kepala sekolah agar dapat digunakan sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah nilai hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha
belajar, hal ini sejalan dengan uraian bahwa hasil adalah merupakan suatu bukti
keberhasilan usaha yang dicapai. Selanjutnya dijelaskan bahwa hasil belajar siswa adalah
“Tingkat pencapaian yang berhasil diraih oleh siswa setelah terlibat dalam proses
perubahan pada individu, tidak hanya mengenai pengetahuan, tapi juga membentuk
kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Jika dikaji lebih
mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam tiga ranah (domain) yaitu domain
kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor
kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara lain: (Iskandar, 2012)
2.1.1.1 Hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem
lingsikolastik.
2.1.1.2 Strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam
2.1.1.3 Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki
7
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu pencapaian bentuk perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
dapat diamati dan diukur melalui perubahan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Perubahan tersebut dapat
peserta didik maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil.
Sedangkan menurut Suprijono hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apreasi, dan keterampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan
cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.Cerminan ini merupakan aabat
dari terjadinya suatu proses antara guru dan murid yang disebut dengan proses
terlebih dahulu saya menjelaskan apa itu pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dalam sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. (Hasbullah, 2001)
menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas dari
penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.
karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam
pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru selama proses pebelajaran
menegangkan.
2.2.2.3 Yakin bahwa semua peserta didik mengikuti jannya demonstrasi dengan
lebih lajut sesuai denagn apa yag dilihat dari proses demonstrai itu.
metode demonstrasi adalah denagn memberika tugas-tugas tertentu yag ada kaitannya
dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran, hal ini
untuk meyakinkan apakah peserta didik memahami proses demonstrai atau tidak. Selain
memberikan tugas yag relevan, ada baiknya guru dan peserta didik melaukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaika selajutnya. Penggunaan
pada pelajaran yag sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran
diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga yang
diterima oleh siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi
dengan metode demonstrasi itu siswa dapat berpartisi pasi aktif dan memperoleh
kita masih melihat juga kelemahan pada metode ini. (Kependidikan, 2008)
kalimat )
2.2.3.4 Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori denga
2.2.4.1 Metode ini memerluka keterampila guru secara khusus, karena tapa
2.2.4.2 Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya ynag memadai tidak selalu
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin dari
physical sciences dan life sciences. Yang termaksud physical sciences adalah ilmu-ilmu
astronomi, kimia, geologi, mineralogy, meteorology dan fisika; sedangkan life siciences
meliputi Biologi (anatomi, fisiologi, zoology, citologi dan seterusnya. Dari aspek
ontology (apakah yang ingin kita ketahui?) dan aspek epistemologi (bagaimanakah cara
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan seisinya yang penuh dengan rahasia
yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya takbir rahasia alam itu satu per satu, serta
mengalirnya informasi yang dihasilkannya jangkauan sains semakin luas dan lahirlah
sikap terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun demikian dari segi waktu, jarak
semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan “sains hari ini adalah teknologi hari
esok merupakan semoboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah”. Bahkan kini sains
dan tekonogi mengetahui budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling
mengisi(komplementer), ibarat mata uang, disatu sisinya mengandung hakikat sains (the
nature of science) dan sisi yang lainnya menggandung makna teknologi (the meaning of
Tingkat sains dan teknologi yang dicapai oleh suatu bangsa biasannya digunakan
sebagai tolak ukur untuk kemajuan bangsa itu. Apalagi dimasa yang akan datang abad ke-
22, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya mausia yang
dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan sumberdaya manusia yang
dimiliki suatu bangsa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. IPA di SD
hendaknya membuka kesempatan memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah . hal
11
ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban
atas berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Program pemeblajaran
IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik
terhadap dunia mereka dimana mereka hidup. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi
pendidikan IPA itu, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA
antara lain: (1) pendekatan lingkungan, (2) pendekatan keterampilan Proses, (3),
(Samatowa, 2018)
yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak anak lahir) sampai berumur 12 tahun.
Efesiensi pengalaman pada anak tergantung pada konsistensi antara hunungan metode
dan objek yang tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk
mengembangkan konsep tertentu hanya bila ia telah memilki sruktur kognitif (skemata)
yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hierarki dan
integratif.
suatu kurikulum sekolah yaitu: (1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa kiranya hal itu
tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali
tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar
untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak menjadi insnyur elektronika yang baik atau dokter
12
yang baik tanpa dasar yang cukup luas mengenal ilmu pengetahuan alam, (2) bila
diajarakan IPA Menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
melatih atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan
Sebagai contoh hal berikut ini : “dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?”. Anak
diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini, (3) Bila IPA ajarkan melalui percobaab-
percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata
pelajaran yang bersifat hafalan belaka, (4) Mata pelajaran IPA memmpunyai nilai-nilai
2018)
berikut:
2.3.3.1 Konsep IPA dapat berkembangan bsik, hanya bila pengamalan lagsung
2.3.3.2 Daur belajar yang mendorong perkembangan konsep IPA sebagai berikut:
2.3.3.3 Eksplorasi, yaitu kegiatan dimana anak mengalami atau mengindra objek
secara langsung. Pada langkah ini anak memperoleh informasi baru yang
2.3.3.5 Dedukasi, yaitu mengaplikasikan konsep baru (generalisasi) itu pada situasi
13
Proses berpikir berkembang melalui tahap-tahap daur belajar ini mendorong
perkembangan berpikir sietiko-dedukatif, yakni anak dapat menganalisis objek IPA dari
2.3.3.1 Tahap eksplorasi: merupakan awal dari daur belajar. Dalam tahap ini
maupun kelompok. Peranan murid dalam tahap ini sangat aktif. Mereka
2.3.3.2 Tahap pengenalan konsep: dalam tahap ini guru lebih berperan lebih
materi seperti buku, alat pandang dengar dan materi tertulis lainnya
2.3.3.3 Tahap penerapan konsep: pada bagian ini mempunyai situasi atau
14
N Penelitian Persamaan Perbedaan
o Relevan
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
karakter bangsa di sekolah. Rencana tindakan itu meliputi: integrasi komponen karakter
budaya sekolah. Rencana tindakan tindakan pertama mewujud dalam silabus dan RPP
pendidik agar proses pembelajaran pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
menyenagkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,dan juga para siswa tersebut
dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Untuk
meningakatkan hasil belajar guru harus kreatif dan jeli dalam memilih metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran agar tujaun yang diharapkan dapat tercapai, tujuan
yang dimaksud adalah dengan meningkataklan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 01
Wamboule kecamatan kulisusu utara Kabupaten Buton Utara. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu
oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
merupakan “suatu ilmu pengetahuan yang bersifat rasional dan objektif mempelajari
tentang alam semesta dengan segala isinya”. Menurut Depdiknas adalah ilmu yang
perbaikan, salah satu diantaranya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang
(Abdurrahman, 2003)
pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas (sekolah) tempat ia dengan yekanan pada
tentang penelitian secara umum. Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang
dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah
dan atau teknologi baru, membuktikan kebenaran atau ketidak benaran hipotensis
sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala sosial.Penelitian juga bisa
tertentu untuk mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat untuk selanjutnya data
bahwa PTK adalah “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama orang
lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki dan peningkatan mutu proses
pembelajaran di kelas”.
menerapkan model pembelajaran aktif tipe demonstrasi agar dapat meningkatkan hasil
Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara tahun ajaran 2019/2020. (Aqib, 2017)
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di
kelas.
Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas IV tahun
pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
Buton Utara.
Wamboule Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 20 siswa
yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki serta seorang guru IPA di
kelas tersebut. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelaksanaan
proses dan hasil yang diperoleh dari model pembelajaran Demonstrasi pada
19
Instrumen penelitian sangat perlu di dalam suatu penelitian karena dapat
digunakan untuk menentukan metode yang akan digunakan. Hal ini, akan dibahas tentang
Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati”. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah: (Sugiono,
2010)
3.4.1 Peneliti: berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penafsir data,
3.4.2 Lembar observasi: sebagai alat ukur untuk mengetahui aktivitas guru maupun
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebagai sumber data.
(Sugiono, 2010)
3.4.4 Lembar kerja siswa (LKS): yang digunakan pada penelitian ini berupa soal yang
diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
3.4.5 Dokumentasi: digunakan untuk mengetahui data-data siswa dan gambaran awal
3.5.1 Faktor siswa: untuk melihat langsung atau melakukan pemantauan dengan
20
3.5.2 Faktor guru: melihat aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
demonstrasi.
mengenai keadaan kelas penelitian saat kegiatan belajar mengajar. Selain melakukan
pengamatan secara langsung, peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru yang
permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar IPA.
Hasil dari refleksi observasi awal ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun
21
pelaksanaan pembelajaran di kelas dan untuk mengetahui situasi dan
pembelajaran demonstrasi.
berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pada
3.5.1.3.1 Tahap 1, pada tahap ini merupakan kegiatan pendahuluan berupa inisiasi
atau invitasi dan apersepsi terhadap siswa tentang isu terkait sains,
3.5.1.3.2 Tahap 2, proses pembentukan konsep, pada tahap ini siswa diharapkan
pada tahap 2 dan 3, guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama
22
3.5.1.3.5 Tahap 5, penilaian, tahap ini merupakan tahapan terakhir yang dilakukan
3.5.1.4 Pengamatan/Observasi
Dengan mengamati guru dan peserta didik pada waktu kegiatan belajar mengajar
disiapkan, melihat kondisi siswa saat pembelajaran dilaksanakan, dan menilai proses serta
hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi. Tahap pengamatan atau
Observasi / pengamatan dilakukan untuk mengamati guru dan anak didik pada
format observasi yang sudah disiapkan. Proses observasi di lakukan oleh peneliti dibantu
Utara, Untuk mengamati peneliti dalam kelas selama pelaksanaan tindakan dalam proses
dilakukan terhadap perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
serta hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi pembelajaran IPA.
Kemudiaan nilai yang di peroleh murid selanjutnya dianalisis untuk menyimpulkan hasil
3.5.1.5 Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus atau setelah dua kali pertemuan,
hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan analisis.
diperbaiki pada siklus berikutnya. Jika hasil tindakan belum menunjukkan adanya
peningkatan pada siswa dalam pemahaman dan hasil belajarnya, maka perlu di
23
laksanakan perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan / observasi yang
dilakukan peneliti dan guru di gunakan untuk merefleksi diri untuk melihat kekurangan-
kekurangan atau kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana pada siklus 1, sehingga hal
tersebut di jadikan acuan untuk memperbaiki dan merencanakan kegiatan pada siklus 2.
Pada tahapan siklus II ini mengikuti tahapan siklus pertama yang di rencanakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, Pada siklus II dilakukan tiga kali pembelajaran,
3.5.1.6.2 Mempersiapkan alat dan bahan serta sarana pendukung yang di perlukan
dan untuk mengetahui situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar dalam
3.5.1.6.3 Membuat soal-soal yang akan dikerjakan bersama-sama sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3.5.1.6.4 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan siswa pada
3.5.1.6.5 Mendesain alat evaluasi untuk melihat perkembangan kemampuan siswa pada
24
3.5.1.7 Pelaksanaan Tindakan
berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi pada
3.5.1.7.1 Tahap 1, pada tahap ini merupakan kegiatan pendahuluan berupa inisiasi atau
invitasi dan apersepsi terhadap siswa tentang isu terkait sains, teknologi dan
masyarakat.
3.5.1.7.2 Tahap 2, proses pembentukan konsep, pada tahap ini siswa diharapkan
3.5.1.7.3 Tahap 3, aplikasi konsep dalam kehidupan, berbekal pemahaman konsep yang
3.5.1.7.4 Tahap 4, selama proses pembentukan konsep, penyelesaian analisis isu pada
tahap 2 dan 3, guru perlu meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan
3.5.1.7.5 Tahap 5, penilaian, tahap ini merupakan tahapan terakhir yang dilakukan oleh
3.5.1.8 Pengamatan/Observasi
Dengan mengamati guru dan peserta didik pada waktu kegiatan belajar mengajar
disiapkan, melihat kondisi siswa saat pembelajaran dilaksanakan, dan menilai proses serta
hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi. Tahap pengamatan atau
25
Observasi / pengamatan dilakukan untuk mengamati guru dan anak didik pada
format observasi yang sudah disiapkan. Proses observasi di lakukan oleh peneliti dibantu
Utara, Untuk mengamati peneliti dalam kelas selama pelaksanaan tindakan dalam proses
dilakukan terhadap perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
serta hasil belajar dengan lembar pengamatan dan soal evaluasi pembelajaran IPA.
Kemudiaan nilai yang di peroleh murid selanjutnya dianalisis untuk menyimpulkan hasil
3.5.1.9 Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus atau setelah dua kali pertemuan,
hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan dan analisis.
diperbaiki pada siklus berikutnya. Jika hasil tindakan belum menunjukkan adanya
peningkatan pada siswa dalam pemahaman dan hasil belajarnya, maka perlu di
dilakukan peneliti dan guru di gunakan untuk merefleksi diri untuk melihat kekurangan-
kekurangan atau kegiatan-kegiatan yang belum terlaksana pada siklus 1dan sklus 2
sehingga hal tersebut di jadikan acuan untuk memperbaiki dan merencanakan kegiatan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dan direncanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi dan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan, dilaksanakan sesuai dengan
26
perubahan yang ingin dicapai pada faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum diberikan tindakan, diberikan tes awal dengan maksud untuk mengetahui
tindakan tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap konsep yang diajarkan. Tahap tindakan pada siklus kedua dilaksanakan
penyusunannya harus memperhatikan hasil refleksi pada siklus yang pertama. Secara
skematis, siklus kegiatan tindakan yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar :3.
(Arikunto, 2006)
Siklus I
Refleksi pengamatan
Belum terselesaikan
Terselesaikan
Siklus selanjutnya ?
Model Siklus Pelaksanaan Penelitian Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, Prosedur Penelitian:
27
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat di gunakan
peneliti untuk mengumpulkan data . Adapun teknik yang di gunakan Yaitu Metode
Wawancara di lakukan kepada guru dan siswa tujuannya untuk mengetahui atau
3.7.2 Observasi
Observasi adalah suatu cara memperoleh data atau mengumpulkan data yang
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Sebagaimana yang diungkapkan
Sutrisno Hadi “Metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan
penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menangkap data tentang praktik
pembelajaran metode Demonstrasi yang dilaksanakan oleh guru dan kolaborator (peneliti)
3.7.3 Dokumentasi
meliputi foto-foto, laporan kegiatan, data yang relevan dengan penelitian dan sebagainya.
Dokumentasi pada penelitian ini, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai
28
3.7.4 Tes
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
individu atau kelompok. Tes dilakukan untuk menguji kemampuan siswa dalam
Demonstrasi. Tes dilakukan setiap akhir tindakan siklus dengan memberikan soal pada
Teknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menghitung rerata
perolehan nilai siswa pada setiap siklus. Seorang dikatakan tuntas belajar secara
individual jika siswa tersebut memperoleh nilai minimal 70 (sesuai yang ditentukan
sekolah).
3.8.1.3 Untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus :
x=
∑ xi
n
posrate−baserate
Persen (%) peningkatan : ×100 %
baserate
Indikator kinerja yang dicpaidalam penelitian ini apabila sisiwa mencapai standar
eberhasilan atau kelulusan sebagaimana yang ditetapkan pada standar kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sekolah tersebut yaitu apabila siswa memperoleh nilai ≥ 76 maka siswa
inyatakan telah mncpai ketuntasan hasil belajar secara inividu atau perorangandan
(Kemendikbud, 2020)
30
BAB IV
IPA. Hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA masih
rendah. Hal ini disebabkan karena guru di dalam proses pembelajaran masih
dengan guru kelas IV sebagai rekan peneliti untuk melakukan upaya peningkatan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Hasil teks pra siklus
31
Tabel 4.1
Data Perolehan Nilai Pra Siklus Siswa kelas IVb SDN 01 Wamboule
Sebelum
Penerapan Metode Demonstrasi Tahun Ajaran 2020/2021
No. NamaSiswa L/P KKM Nilai Keterangan
1 ALYA FIKRIYAH P 76 56 Tidak tuntas
2. ASMINA P 76 60 Tidak tuntas
3. ALIF FANDRA L 76 72 Tidak tuntas
4. ALFADIS L 76 88 Tuntas
5 ASIFA QUEENA XAVIERA P 76 80 Tuntas
.6 DIVAN ADI SAPUTRA L 76 72 Tidak tuntas
.7 EMANG KARISMA P 76 76 Tuntas
.8 EGI L 76 80 Tuntas
.9 HUSNUL HUMAIRAH ARIFIN P 76 64 Tidak tuntas
. INDRIA
10. P 76 48 Tidak tuntas
11. ISNAINI PURNAMA SARI P 76 76 Tuntas
12. KIRANA DWI MENTARI SUJONO P 76 56 Tidak tuntas
13. LAODE ALIF RAHMAN L 76 72 Tidak tuntas
14. MUHAMMAD HAYRUL ANWAR ADAM L 76 76 Tuntas
15. MUHAMAT AYDIL L 76 76 Tuntas
16. NURTINA P 76 68 Tidak tuntas
17. NASFIN L 76 80 Tuntas
18. RAHMAN VAIS L 76 80 Tuntas
19. RAMADHAN ADITYA PERMANA L 76 65 Tuntas
20. SARIF ANSAR HIDAYAH L 76 76 Tuntas
21 SRI MULIYA P 76 56 Tuntas
Jumblah 1,421
Rata-rata Ketuntasan 67,66
Presentase Ketuntasan 52,17
Sumber: Hasil Pengolahan Data Nilai Pra siklus Siswa Kelas IV, PTK 2021
32
Berdasarkan tabel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus menghitung
nilai rata-rata x=
∑ f dimana
N
100% = 52,38%. Hasil tes awal siswa dapat juga dilihat pada gambar berikut:
Pra Siklus
Series1
67.66
52.38
11 9
33
Gambar 4.1 Data pengolahan hasil belajar siswa kelas IV sebelum tindakan.
34
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikatakan bahwa penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran belum maksimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya nilai tersebut bahwa yang mendapat nilai 76 ke atas sebanyak 11 orang
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang sehingga ketuntasan yang
diperoleh mencapai 52,38 dari jumlah siswa sebanyak 11 orang dengan nilai rata-
rata 67,66. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang memahami materi yang
lembar observasi yang telah disusun kepada pengamat untuk diketahui dan
berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal-hal yang ada pada
Negeri 01 Wamboule
pertemuan I
C. Kegiatan Penutup
yang diamati ada 4 aspek yang belum terlaksana dengan baik, seperti: Siswa
tidak aktif dalam mengikuti ajakan serta arahan dari guru. Adapun hasil observasi
aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama adalah dengan persentase 80%.
pertemuan II
37
10. Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang √
sudah dipelajari
C. Kegiatan Penutup
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil dari √
proses pembelajaran.
Skor maksimal 20
Persentase% 85%
Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I aktivitas
siswa sudah berjalan dengan lancar dan terorganisir. Dari 20 aspek yang diamati
ada 3 aspek yang belum tercapai, seperti Siswa tidak membuat kesimpulan
tentang materi yangs udah dipelajari, Siswa tidak bersama guru menyimpulkan
Adapun hasil persentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan kedua ini
adalah 85% sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada pertemuan
38
kedua siklus I masih belum maksimal dan masih berada pada kategori baik karena
ada beberapa aspek yang tidak terlaksana dengan baik. Hasil persentase aktivitas
Aktivitas Siswa
Series1
85%
80%
39
2. Siswa mulai mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan teman
sekelompoknya
3. siswa megikuti langkah-langkah pembuatan
media tanam yang ada di buku siswa
C Kegiatan penutup
Gu
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari
d proses pembelajaran.
siswa
2. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
Jumblah Skor 19
Skor maximal 20
Presentase 95%
Hasil aktivitas Siswa pada siklus II pertemuan pertama mencapai 95%. Hal
ini dinilai aktivitas siswa sudah sangat baik meskipun masih ada beberapa aspek
yang belum terlaksana dengan baik seperti siswa masih kurang mampu
40
4.1.2.4 Lembar Aktivitas Siswa Melalui Penerapan Metode Demonstrasi, siklus
41
C Kegiatan penutup
Gu
1. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari
d proses pembelajaran.
siswa
2. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
Jumblah Skor 20
Skor maximal 20
Presentase 100%
Adapun hasil siswa pada siklus II pertemuan kedua adalah 100%. Hal ini
dinilai sudah sangat maksimal karena semua aspek sudah berjalan dengan sangat
95 100
85
80
siklus I siklus II
42
4.1.3 Aktivitas guru melalui metode pembelajaran Demonstrasi di SD Negeri
01 Wamboule
pertemuan I
43
8. Kelompok 2 mengantungkan kain yang √
basah di atas sebuah tali
Dari 24 aspek yang diamati ada 5 aspek yang belum terlaksana dengan baik
seperti: guru tidak mengabsensi siswa, guru tidak memberikan motivasi kepada
tanya jawab kepada siswa, Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
pertemuan II
44
No Aspek yang diamati Terlaksana/skor Keterangan
A. Pendahuluan Ya Tidak
1. Guru mengucapkan salam dan
menyapa siswa pada awal pembelajaran.
2.Guru menanyakan kabar siswa dan
Guru mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama.
3. Guru mengabsensi siswa.
4. Guru melakukan apersepsi.
5. Guru memberikan motivasi kepada
siswa
6. Guru menyampaikan tema dan
subtema yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
B. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran.
45
13. Guru Guru dan siswa membuat
kesimpulan tentang materi yang
sudah dipelajari
C. Kegiatan Penutup
tidak memotivasi siswa, guru tidak melakukan tanya jawab kepada siswa, guru
dan siswa tidak membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari. Guru
dengan lancar dan terorganisir. Adapun hasil persentase yang diperoleh yaitu 83%
untuk kegiatan yang telaksana. Hasil Aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat
46
Tingkat Aktivitas Guru
Series1
83.20%
79.12%
II, pertemuan 3
Skor maximal 20
Presentase 95%
Dari 24 aspek yang diteliti ada 2 aspek yang tidak terlaksana yakni guru tidak
menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan guru
48
tidak memberikan motivasi kepada siswa . Adapun hasil observasi aktivitas guru
kategori sangat baik, meskipun ada dua aspek yang tidak terlaksana.
II, pertemuan 4
49
8. Guru mengarahkan agar siswa maju kedepan
untuk membacakan hasil jawaban dri
pertanyaan yang diberikan guru
9. Guru meminta setiap siswamemberikan
kesimpulan dari apa yag telah di pelajari
10. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya lagi jika ada yang
belum dipahami
11. .Guru memberikan soal LKS kepada siswa
Hasil aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua sudah berjalan dengan
baik dan terorganisir. Dari 24 aspek yang diamati, hanya 1 aspek yang tidak
terlaksana yakni guru yakni guru melewatkan doa bersama sebelum pulang. Hal
ini berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario
pertemuan kedua telah terlaksana dengan sangat baik jika dibandingkan dengan
pertemuan pertama siklus II. Pada pertemuan kedua ini hanya 1 aspek yang
terlewatkan yang lain terlaksana dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil persentase observasi yang mencapai 95,83% untuk kegiatan yang terlaksana
50
.
AKTIVITAS GURU
Pertemuan pertama Pertemuan kedua
91 95
79 83
Siklus I Siklus II
sebesar 79,16% dan pertemuan kedua mencapai 83,33%. Pada siklus II pertemuan
51
4.1.4 Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Demonstrasi SDN 01
Wamboule
dalam proses pembelajaran dan siswa juga bekerja dan belajar bersama-sama serta
melakukan tes awal kepada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, dan ternyata dari hasil
tersebut masih rendah. Dari hasil tes tersebut keseluruhan hasil rata-rata yang
diperoleh siswa 67,66, siswa yang belum tuntas yaitu 9 siswa atau 40%. Adapun
Hal ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi
yang dibawah oleh guru, mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Uno
kondusif yaitu pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk
menciptakan suasana tersebut tentunya tidak mudah, banyak faktor yang dapat
52
menjadi penghambat, faktor tersebut bisa datang dari peserta didik yang
cenderung pasif atau bahkan faktor dari guru sendiri yang kurang inovatif,
persentase ketuntasan yaitu 66% dengan nilai rata-rata 75,45. Nilai tertinggi
tidak tuntas belajar 7 siswa. Hasil tes siklus I tersebut menunjukkan bahwa
terbukti bahwa sebelum dilakukanya tindakan hasil belajar siswa rendah, ketika
hasil belajar siswa meningkat 66,66%. Tetapi akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya karena hasil siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
berdasarkan nilai tes dari hasil tindakan siklus I yang belum mencapai target
peneliti yaitu 80% sedangkan yang diperoleh siswa masih mencapai 77%.
dengan nilai rata-rata 81,71. Adapun siswa yang tuntas belajar yaitu 19 siswa
53
sedangkan yang tidak tuntas belajar yaitu 2 siswa. Hal ini disebabkan karena
Perbandingan nilai rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II dapat dilihat
Tabel 4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus Ke Siklus
54
Keterangan meningakat pada tabel di atas mejelaskan bahwa rata-rata siswa
mengalami peningakatan dari setiap siklusnya yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
adapun paada tabel di atas terdapat dua orang siswa yang tidak mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke sklus 2 tetapi pada pra siklus ke siklus 1 meningkat.
dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
sehingga siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal dalam mata pelajaran
IPA. Dengan hasil yang diperoleh siswa pada siklus II telah mencapai indikator
penelitian ini dikatakan telah berhasil sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan lagi
pada siklus berikutnya karena hasil belajar IPA kelas IV telah meningkat melalui
digunakan. Adapun peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari
jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebelum dan
pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan guru selama proses
minimal (KKM) telah tercapai yaitu 73,45% siswa mencapai nilai KKM 75
pembelajaran. Hal tersebut tergantung kepada seorang guru, dan siswa yang
menyikapi. Jika guru mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan
media, materi, serta bawaan guru dalam mengajar, maka siswa akan
Pembelajaran, soal-soal isian, pedoman observasi dan tes hasil belajar. Pelakanaan
tindakan direncanakan 3x35 Menit dimulai pada hari Senin, 06 April 2021
pukul 07.15 - 09.40 WITA. Adapun tahapan persiapan rencana tindakan siklus I
2. Mempersiapkan alat dan bahan mengajar yaitu: materi ajar dan media
56
terhadap suatu materi yang telah diajarkan.
hari Senin jam 07.15-09.40 WITA tanggal 06 April 2021 dengan Tema 9
Kayanya Negeriku sub tema pembelajaran 3 dengan alokasi waktu 3x35 menit
dengan kegiatan yang termuat dalam RPP yaitu: Kegiatan awal proses
siswa.
melakukan tanya jawab kepada siswa. Setelah itu guru kembali menjelaskan
materi secara tuntas dengan menggunakan media serta alat dan bahan yang
dipersiapkan oleh guru yaitu gambar sumber energi alternatif, gambar tentang
alam. Guru menjelaskan bahwa suatu saat sumber energi yang tidak dapat
diperbarui akan habis oleh karena itu dibutuhkan sumber-sumber enrgi alternatif.
Guru membagi dua kelompok dan membagikan lembaran kertas berisi gambar
berbagai sumber daya alam yang berpotensi sebagai sumber daya alternatif . Guru
57
mengarahkan siswa keluar kelas , guru mengarahkan masing-masing kelompok
bahwa kain yang basah di letaktakan dibawah sinar matahari, setelah beberapa
waktu kain tersebut akan mengering , guru menjelaskan bahwa energi matahari
dapat membuat pakain atau kain yang kita basahi akan mongering, di satu sisi
kelompok yang lain menggantungkan kain tersebut di atas tali dan setelah
beberapa saat kain tersebut akan mengering dikarenakan terus menerus ditiup
angin. Dua hal yang di demonstrasikan oleh siwa tersebut adalah contoh
kesimpulan dari apa yang telah di pelajari. Guru memberikan soal tes evaluasi
kepada setiap siswa pada setiap akhir pembelajaran pertemuan kedua dan
apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa langsung
menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu guru
salam.
April 2021 jam 07:15-09:40 WITA dengan tema 9 sub tema 3 pembelajaran 5.
perbaikan pembelajaran.
58
Pada awal pembelajaran, peneliti mengawali dengan mengucapkan
salam pada siswa dan sebagaimana biasanya ketua kelas langsung diperintahkan
appersepsi, mereview kembali poin-poin materi pelajaran yang telah dibahas pada
pelajaran untuk mengantarkan siswa pada kompetensi dasar yang ingin dicapai.
materi pelajaran.
membagi siswa terdiri atas tiga kelompok dan mengaranhkan siswa untuk
memperhatikan gambar yang akan di tampilkan di layar, hal ini adalah sebagai
ganti bahwa siswa tidak dapat di bawah keluar kelas untuk melihat perubahan
alam itu sendiri di karenakan masih berlakunnya anjuran pemerintah untuk tidak
perubahan lingkungan alam yang terjadi akibat kegiatan manusia yang tidak
59
bertanggung jawab. Sebagai salah satu contonya adalah penebangan hutan secara
tidak bertanggung jawab, selain contoh yang telah diberikan oleh guru, Siswa
depan kelas Guru menyimpulkan dan menguatkan dari apa yang telah di
memberikan kesimpulan dari apa yang telah di pelajari. Guru memberikan soal
tes evaluasi kepada setiap siswa pada setiap akhir pembelajaran pertemuan
kedua dan apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa
langsung menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu
60
61
4.1.5.1.5 Pengamatan/Observasi
diamati dalam kegiatan observasi ini meliputi aktivitas guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan sejak tindakan yaitu dimulai dari
Evaluasi dilakukan dengan pemberian tes kepada siswa pada akhir siklus. Hasil
62
Tebel 4.2
Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule
P=
∑ f i x 100 % = 14 x 100% = 66,66%
N 21
63
Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal
posrate−baserate
ke siklus I, maka diperoleh: P = x100%, dimana:
baserate
P = pesentase peningkatan
Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus
posrate−baserate 66,66−52,17
I adalah. P = x100%= =66,66 %.
baserate 52,17
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar berikut:
75.45
67.66 66.66% 66.66%
52.38
14
11 9 7
Gambar 4.4 Data pengolahan hasil belajar siswa kelas IV pada siklus I
64
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa secara
klasikal terhadap materi pelajaran yang mengalami peningkatan dari tes awal
ketuntasan yang hanya mencapai 52,38 dan nilai rata-rata 67,66. Sedangkan pada
sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sehingga
ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 69,45% dengan nilai rata-
rata75,45.
karena masih ada permasalah-permasalahan yang perlu diperbaiki pada siklus II.
4.1.6.2 Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan pemberian tes kepada siswa pada akhir siklus. Hasil
65
Tebel 4.2
Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule
No NamaSiswa Nilai Keterangan
1. Alya Fikriyah 68 Tidak tuntas
Sumber:
2. Asmina 72 Tidak Tuntas Hasil
3. Alif Fandra 80 Tuntas pengolaha
4. Alfadis 88 Tuntas n Nilai
5. Asifa Queena Xaviera 80 Tuntas Tes Siklus
6. Divan Adi Saputra 76 Tuntas I Siswa
7. Emang Karisma 80 Tuntas Kelas IVb
SDN 92
8. Egi 84 Tuntas
Ken
9. Husnul Humairah Arifin 68 Tidak tuntas dari
10 Indria 52 Tidak tuntas
11. Isnaini Purnama Sari 76 Tuntas
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 48 Tidak tuntas
13. Laode Alif Rahman 84 Tuntas
14 Muhammad Hayrul Anwar Adam 88 Tuntas
15 Muhamat Aydil 84 Tuntas
16 Nurtina 72 Tidak tuntas
17 Nasfin 76 Tuntas
18 Rahman Vais 80 Tuntas
19 Ramadhan Aditya Permana 80 Tuntas
20 Sarif Ansar Hidayah 80 Tuntas
21 Sri Muliya 76 Tidak tuntas
Jumblah 1,512
Rata-rata Ketuntasan 6,66
Presentase Ketuntasan 6,66
2019
66
P=
∑ f i x 100 % = 14 x 100% = 66,66%
N 21
Selanjutnya untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa dari skor awal
posrate−baserate
ke siklus I, maka diperoleh: P = x100%, dimana:
baserate
P = pesentase peningkatan
Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus
posrate−baserate 66,66−52,17
I adalah. P = x100%= =66,66 %.
baserate 52,17
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar
berikut:
52.38
14
11 9 7
68
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa secara
klasikal terhadap materi pelajaran yang mengalami peningkatan dari tes awal
ketuntasan yang hanya mencapai 52,38 dan nilai rata-rata 67,66. Sedangkan pada
sebanyak 14 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang, sehingga
ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 69,45% dengan nilai rata-
rata75,45.
karena masih ada permasalah-permasalahan yang perlu diperbaiki pada siklus II.
4.1.6.3 Refleksi
pembelajaran yang digunakan sudah mampu mencapai tujuan atau belum, serta
berlangsung.
tetapi belum berhasil sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini yaitu 80% dan siswa dikatakan tuntas secara individu apabila
mencapai KKM yang telah ditetapkan di SDN 01 Wamboule yaitu ≥76. Data hasil
belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengikuti tes,
69
jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa sedangkan yang tidak
Hasil refleksi dari siklus pertama ini kemudian menjadi bahan referensi
Hasil analisis terhadap aktivitas guru dan siswa pada tindakan kelas siklus
kekurangan pada siklus I berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa
serta aktifitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan peneliti maka
serta aktifitas belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan peneliti maka
tidak terulang kembali pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II. Selain
3. Membuat lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa sesuai dengan
71
4.1.6.1 Pelaksanaan Tindakan
27Mei 2021. Tema 9 sub tema 4 pembelajaran 2 materi yang diajarkan yaitu
belajar kepada siswa agar siswa lebih semangat dan aktif dalam proses
dipelajari sebelumnya.
lingkungan alam dan sumber daya alam . Kemudian guru melakukan tanya jawab
tentang materi yang telah dipelajari, dan meminta siswa bertanya setelah
pelestarian alam. Pada tahap ini siswa mulai aktif menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru, bahkan beberapa siswa sengaja mengangkat tangan dan
menyampaiakn cara membuat media tanam dari bahan bekas, siswa sangat
antusias dalam proses pembuatan media tanam dan guru pun sangat senang dengan
bahan untuk pembuatan media tanam dari bahan bekas sedangkan alatnya peneliti
yang menyediakannya.
72
Selanjutnya proses pembuatan media tanam dialakukan dengan
botol plastik pada bagian atas dan bagian bawah. Dua botol sisanya dipotong
bagian bawahnya saja, lalu buat lubang segi empat pada sisis samping botol,
botol yang tidak dip tong atasnya berada di paling tepi. Buatlah penyangga dari
bambu dan kayu dan tancapkan ditanah, pasanglah botol pada penyangga.
Campurkan tanah, pasir, dan pupuk lalu masukkan ke botol yang di pasang.
Siramlah dengan air. Dan media tanah pun telah selesai di buat. Lalu siswa
Mei 2021. Materi yang dibahas pada pertemuan kedua ini tema 9 s ub tema 4
daya alam” .
siswa lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran, melakukan apersepsi
Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari, dan
saat proses penelitian masi ada aturan pemerntah untuk tidak berpegian atau
gambar serta video tentang kegiatan manusia yang memeanfaatka sumber daya
alam sebagai salah satu contohnya adalah pemanfaatan sumber kekayaan laut salah
penguasaan siswa pada pada setiap akhir pembelajaran pertemuan kedua dan
apabila siswa telah menyelesaikan soal tes tersebut maka siswa langsung
menyetornya tanpa harus menunggu temannya yang lain. Setelah itu guru
74
4.1.6.1.3 Pengamatan/Observasi
direfleksi baik dari segi penggunaan metode pembelajaran yang dilihat dari hasil
belajar siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran, maka pada siklus II
aktivitas siswa dan guru melalui lembar observasi yang telah disediakan oleh
siswa dan guru setelah tindakan siklus I ke siklus II apakah meningkat atau
menurun.
4.1.6.1.4 Evaluasi
memberikan tes hasil belajar. Adapun hasil belajar siswa pada siklus II adalah
sebagai berikut:
75
Tabel 4.3
Daftar Nilai Hasil Tes Siklus II Pada Siswa Kelas IV SDN 01
Wamboule
No NamaSiswa Nilai Keterangan
1. Alya Fikriyah 76 Tuntas
2. Asmina 80 Tuntas
3. Alif Fandra 84 Tuntas
4. Alfadis 96 Tuntas
5. Asifa Queena Xaviera 84 Tuntas
6. Divan Adi Saputra 80 Tuntas
7. Emang Karisma 84 Tuntas
8. Egi 88 Tuntas
9. Husnul Humairah Arifin 76 Tuntas
10 Indria 56 Tidak tuntas
11. Isnaini Purnama Sari 80 Tuntas
12. Kirana Dwi Mentari Sujono 68 Tidak tuntas
13. Laode Alif Rahman 80 Tuntas
14 Muhammad Hayrul Anwar Adam 96 Tuntas
15 Muhamat Aydil 96 Tuntas
16 Nurtina 88 Tuntas
17 Nasfin 80 Tuntas
18 Rahman Vais 84 Tuntas
19 Ramadhan Aditya Permana 80 Tuntas
20 Sarif Ansar Hidayah 84 Tuntas
21 Sri Muliya 76 Tuntas
Jumblah 1716
Rata-rata Ketuntasan 81,71
Presentase Ketuntasan 90,47
76
Berdasarkan tebel di atas, jika dimasukkan ke dalam rumus penghitungan
menggunakan rumus:
P=
∑ f i x 100 % = 19 x 100%=90,47%
N 21
posrate−baserate
ke siklus II, P= x 100 %, dimana
baserate
P = pesentase peningkatan
Maka dapat diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
90,47−67,66
adalah : P = x 100 % =33%
67,66
posrate−baserate
P= x 100%
baserate
P = persentase peningkatan
90,47−52,17
Maka dapat diperoleh P = x 100% = 73,41%
52,17
77
Pra siklus Siklus I Siklus II
90.47
81.71
75.45
67.66 66.66
52.38
19
14
11 9 7
2
Sumber: Data Pengolahan Hasil Tes Tindakan Siklus II, PTK 2021
Gambar 4.7 Data Persentase Hasil Tes Siswa pada Siklus II
hasil belajar siswa meningkat sebesar 73,41% dengan rata-rata 81,71%. Adapun
siswa yang mencapai KKM sebanyak 19 siswa dan yang tidak mencapai KKM
sebanyak 2 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA kelas IV SDN
Demonstrasi.
4.1.6.1.5 Refleksi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II sudah menunjukkan hasil yang baik
dari siklus sebelumnya, baik terhadap aktivitas peneliti maupun aktivitas siswa.
Dalam observasi diperoleh data yakni aktivitas peneliti dan siswa dalam
78
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi sudah
proses pembelajaran, siswa lebih antusias untuk bertanya tentang materi yang
diajarkan, walaupun masih ada sebagian siswa yang belum memiliki keberanian
untuk bertanya, namun mereka sudah menunjukkan sikap yang baik dalam
pembelajaran.
Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II,
yaitu telah mencapai persentase 73,41% siswa yang telah memperoleh nilai 76
atau dengan kata lain telah mencapai indikator keberhasilan penelitian tindakan
kelas yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu 80%, maka telah berhasil
peneliti dapat menyimpulkan bahwa proses tindakan cukup sampai pada siklus II,
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Negeri 01 Wamboule dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus
II. pada siklus I aktivitas guru pada pertemuan I (pertama) yaitu 79,12%
kemudian pada pertemuan kedua sebesar 83,20%, dan pada siklus II pertemuan
Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama yaitu 80%
100%, jadi dari pertemuan kepertemuan berikutnya aktivitas guru dan siswa
mengalami peningkatan.
dimana guru lebih kreatif mencari cara untuk membuat siswanya aktif ikut serta
lebih dominan pada kelas ini terutama pada pembelajaran IPA yang seharusnya
75,45, dengan persentase 66,66% dan pada siklus II meningkat dengan nilai
ini telah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80%.
Kemudian, peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata yang diperoleh sebelum
pra siklus tersebut, setelah siklus I mengalami peningktan hasil belajar sebesar
sebesar 25%, dan peningkatan persentase keseluhan dari pra siklus ke siklus II
sebesar 66,6% .
81
5.2 Limitasi Penelitian
menyadari bahwa dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak kendala dan
hambatan. Salah satu faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam
penangkapan ikan di laut oleh nelayan jadi penneliti mencari alternative lain
yaitu dengan menampilkan video dan gambar saja. Waktu yang digunakan
82
5.3 Rekomendasi
tercapai.
materi IPA.
83
DAFTAR PUSTAKA
Agus Eka Saputra. (2016). Penerapan metode Demonstrasi dan Media Film untuk
Meningkatakan Kreatifitas dalam pembelajaran dan Prestasi Belajar Sistem REM.
Universitas Sarjanwiyata Tamansiswa , JURNAL TAMAN VOKASI VOL. No. 2
Desember.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fartati. (118). Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No. 1 Polanto Jaya. Jurnal
Kreatif Tadulako Online , 4.
Fartati. (Vol. 3 No.4). Penerapan metode demostrasi untuk menuingkatakan hasil belajar
siswa pada materi benda bergerak di kelas II SD No 1 Polanto Jaya . Jurnal
Kreatif Tadulako olnline , ISSN 2345-614X.
Kholilah, A. M. (2009). Metode dan Tehnik Pembelajaran Agama Islam. Bandung: PT.
Refika Aditama.
84
Nawir, Kharuddin Arafah dan Tryanto Pristiwaluyo. (2015). Penerapan Metode
Demonstrasi untuk Meningkatakan Keterampilan Melukis Peserta Didik Kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 1 DONRI DONRI Kabupaten Soppeng. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan , volume 1.No.1.
Siddik, D. (2006). Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : Citapustaka Media.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain. (2016). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
85
86
87
88