• Pengertian
Jika menghitung porositas total dan porositas efektif berdasarkan dari log maka dapat
digunakan dengan cara mencari porositas densitas dan porositas neutron. Maka tahapan
pertama menentukan porositas densitas dari pembacaan Log density yang membaca
fungsi dari densitas batuan, prinsip dari log ini adalah dengan menembakan sinar
gamma kedalam formasi, sinar gamma tersebut akan menendang elektron keluar dan
ditangkap oleh detektor dalam logging tools, banyaknya jumlah elektron yang
ditangkap oleh detektor merupakan fungsi dari nilai densitas formasi (semakin banyak
elektron yang ditangkap maka semakin tinggi densitas formasi dan sebaliknya). Berikut
merupakan perhitungan porositasnya dengan persamaan rumus dibawah ini.
ρf = Densitas fluida batuan (nilai 1,1 untuk mud, 1 untuk fresh water)
Setelah itu untuk menentukan nilai porositas neutron dapat dilihat dari pembacaan
pengukuran ion hidrogen fluida pengisi formasi bersih pada log neutron dapat langsung
digunakan karena besarnya porositas dianggap sama dengan jumlah ion hidrogen fluida
yang mengisi pori batuan. Log neutron akan membaca Hydrogen Index yang
terkandung dalam batuan dengan menembakan neutron kedalam formasi, dimana
semakin tinggi kandungan hidrogennya maka neutron yang dipantulkan kembali
kedalam logging tools akan semakin sedikit (log neutron menunjukan nilai yang
rendah) dan sebaliknya ketika kandungan hidrogen pada formasi sedikit maka jumlah
neutron yang dipantulkan kembali kedalam logging tools akan semakin banyak (log
neutron menunjukan nilai yang tinggi).
ɸtot = ɸD + ɸN
• Tujuan
Dalam pengenalan data log ( wireline log ), perlunya ada implementasi terkait membaca
log GammaRay dan Log Neutron/Density. Maka modul kali ini, ditujukan untuk dapat
menganalisis dari ke – 3 log tadi sehingga dapat menentukan besaran untuk Porositas
Efektifnya.
• Petunjuk pengerjaan
1. Tentukan kedalaman log yang akan diinterpretasi
2. Amati pola log yang akan diinterpretasi
3. Hal yang harus dilakukan sebelum menentukan litologi yaitu dengan melihat
metode gamma ray, dimana penentuan litologi ini membagi menjadi 2 litologi
dimana litologinya adalah permeable dan non permeable (Sand, Shale)
4. Setelah dibagi menjadi litologi permeable dan non permeable (sand/shale),
dilakukan analisis pada Log Neutron (NPHI) dan Log Density (RHOB).
4.1 Analisis Log Neutron (NPHI), Setiap litologi yang sudah dibagi dilihat nilai
per litologinya berapa nilai NPHI disetiap litologi. Jika sudah itu akan
menjadi nilai ( ɸN ).
4.2 Analisis Log Density (RHOB), Sama halnya setap litologi yang sudah
dibagi ditentukan nilai pada RHOB yang akan menjadi nilai ( ρb ). Setelah
itu lihat (Tabel 1.) untuk nilai ( ρma ). Lalu, masukan nilai densitas fluida
hitung dengan rumus yang sudah ada untuk menjadi nilai ( ɸD ).
5. Setelah lakukan analisis NPHI dan RHOB dilakukan perhitungan Porositas
Total.
TUGAS PRAKTIKUM
• Sumur X-1
• Sumur X – 2
• Sumur X – 6
• Tabel Pengerjaan