Anda di halaman 1dari 8

MODUL III : ANALISIS POROSITAS PADA DATA LOG

• Pengertian

Well Logging merupakan metode pengukuran parameterparameter fisika, dalam lubang


bor, yang bervariasi terhadap kedalaman sumur. Hasil analisis data log sumur dapat
digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi porositas, saturasi air, dan
permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah eksplorasi.

Mengetahui porositas sebenarnya dari formasi batuan dengan menggunakan model


porositas densitas – neutron. Ada dua nilai porositas yang didapat pada analisa
petrofisika, yaitu porositas total (PHIT), dan porositas efektif (PHIE). Porositas total
merupakan pembacaan log porositas atas respon terhadap ruang kosong di antara batuan
yang berisi sejumlah air bebas pada formasi, dan hidrokarbon. Sedangkan porositas
efektif merupakan pembacaan log porositas atas respon terhadap ruang yang saling
berhubungan di antara batuan yang berisi hidrokarbon. Pada evaluasi porositas, terdapat
dua tahap koreksi yang dilakukan pada log densitas, dan neutron. Tahap pertama adalah
koreksi terhadap kandungan lempung, dan yang kedua adalah koreksi terhadap
pengaruh hidrokarbon. Setelah dua tahap koreksi ini dilakukan, dengan menggunakan
model porositas neutron- densitas, maka akan didapatkan nilai porositas akhir. Setelah
nilai kandungan lempung didapatkan, maka log densitas dikoreksi dengan
menggunakan rumusan.

• Menghitung Porositas dengan Log Density

Jika menghitung porositas total dan porositas efektif berdasarkan dari log maka dapat
digunakan dengan cara mencari porositas densitas dan porositas neutron. Maka tahapan
pertama menentukan porositas densitas dari pembacaan Log density yang membaca
fungsi dari densitas batuan, prinsip dari log ini adalah dengan menembakan sinar
gamma kedalam formasi, sinar gamma tersebut akan menendang elektron keluar dan
ditangkap oleh detektor dalam logging tools, banyaknya jumlah elektron yang
ditangkap oleh detektor merupakan fungsi dari nilai densitas formasi (semakin banyak
elektron yang ditangkap maka semakin tinggi densitas formasi dan sebaliknya). Berikut
merupakan perhitungan porositasnya dengan persamaan rumus dibawah ini.

ɸD = Porositas densitas (fraksi)

ρma = Densitas matriks batuan (gr/cc)

ρb = Densitas matriks batuan dari log (gr/cc) atau RHOB

ρf = Densitas fluida batuan (nilai 1,1 untuk mud, 1 untuk fresh water)

• Perhitungan Log Neutron

Setelah itu untuk menentukan nilai porositas neutron dapat dilihat dari pembacaan
pengukuran ion hidrogen fluida pengisi formasi bersih pada log neutron dapat langsung
digunakan karena besarnya porositas dianggap sama dengan jumlah ion hidrogen fluida
yang mengisi pori batuan. Log neutron akan membaca Hydrogen Index yang
terkandung dalam batuan dengan menembakan neutron kedalam formasi, dimana
semakin tinggi kandungan hidrogennya maka neutron yang dipantulkan kembali
kedalam logging tools akan semakin sedikit (log neutron menunjukan nilai yang
rendah) dan sebaliknya ketika kandungan hidrogen pada formasi sedikit maka jumlah
neutron yang dipantulkan kembali kedalam logging tools akan semakin banyak (log
neutron menunjukan nilai yang tinggi).

ɸtot = ɸD + ɸN

ɸN = Porositas neutron / NPHI

ɸtot = Porositas Total


Tabel 1. Besaran Densitas pada Litologi

• Tujuan

Dalam pengenalan data log ( wireline log ), perlunya ada implementasi terkait membaca
log GammaRay dan Log Neutron/Density. Maka modul kali ini, ditujukan untuk dapat
menganalisis dari ke – 3 log tadi sehingga dapat menentukan besaran untuk Porositas
Efektifnya.

• Petunjuk pengerjaan
1. Tentukan kedalaman log yang akan diinterpretasi
2. Amati pola log yang akan diinterpretasi
3. Hal yang harus dilakukan sebelum menentukan litologi yaitu dengan melihat
metode gamma ray, dimana penentuan litologi ini membagi menjadi 2 litologi
dimana litologinya adalah permeable dan non permeable (Sand, Shale)
4. Setelah dibagi menjadi litologi permeable dan non permeable (sand/shale),
dilakukan analisis pada Log Neutron (NPHI) dan Log Density (RHOB).
4.1 Analisis Log Neutron (NPHI), Setiap litologi yang sudah dibagi dilihat nilai
per litologinya berapa nilai NPHI disetiap litologi. Jika sudah itu akan
menjadi nilai ( ɸN ).
4.2 Analisis Log Density (RHOB), Sama halnya setap litologi yang sudah
dibagi ditentukan nilai pada RHOB yang akan menjadi nilai ( ρb ). Setelah
itu lihat (Tabel 1.) untuk nilai ( ρma ). Lalu, masukan nilai densitas fluida
hitung dengan rumus yang sudah ada untuk menjadi nilai ( ɸD ).
5. Setelah lakukan analisis NPHI dan RHOB dilakukan perhitungan Porositas
Total.
TUGAS PRAKTIKUM

1. Identifikasi litologi terlebih dahulu seperti yang sudah dilakukan dimodul 1 –


2!
2. Hitung dan lengkapi tabel berisi ( Vshale, Nilai ɸN dan ɸD, Porositas Total ),
Lalu analisis dengan Interpretasi masing-masing mengenai porositas! (akan
bernilai lebih jika bisa mengidentifikasi keterdapatan Hidrokarbon).
LAMPIRAN

• Sumur X-1
• Sumur X – 2
• Sumur X – 6
• Tabel Pengerjaan

Tabel Analisa Kuantitatif Porositas Efektif

Bottom Top Porositas


Formasi Ketebalan Litologi Vshale ɸN ɸD
fm fm Total

Anda mungkin juga menyukai