Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM SEDIMENTOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI ACARA V: ANALISIS


LOG KUALITATIF

DISUSUN OLEH:

SARAH RANIA JASMINE

(19/440270/TK/48597)

ASISTEN KELOMPOK:

ANANDA DEWI FEBRYASURI

ASISTEN ACARA:

DWIKA RIZKI WIRAWAN

SONIA CANTIKA W

YOGYAKARTA

OKTOBER

2021
I. LANGKAH – LANGKAH ANALISIS LOG KUALITATIF
1) Sebelum melakukan analisis log kualitatif, tentunya perlu di-install terlebih dahulu
perangkat lunak Interactive Petrophysic (IP)
2) Selanjutnya, buatlah database (atau tentukan database) untuk lokasi penyimpanan file
log well yang hendak dibuat. Dapat dilakukan dengan meng-klik File > Database >
Lalu masukkan lokasi penyimpanan yang dikehendaki
3) Import data log well (log sumur) yang ingin dilakukan analisis. Pada praktikum ini,
telah diberikan data log well dalam format LAS. Karena data yang diberikan dalam
format tersebut, maka untuk meng-import data tersebut, klik ‘Import/Export’ >
‘Import Data’ > ‘LAS/LBS’ > cari lokasi penyimpanan file dari data yang hendak di-
import > Pilih file > Klik ‘Open’

4) Dalam praktikum ini, akan dilakukan analisis terhadap data sumur pada kedalaman
8000 m – 8738 m. Sehingga, ‘Top Depth’ diisi dengan angka 8000, dan ‘Bottom
Depth’ diisi dengan 8738.
Sebelum diganti
kedalaman ‘top’

Diganti menjadi
8000

5) Kemudian, klik ‘Load’, dan klik ‘x’ untuk keluar dari tab tersebut
6) Pilih icon yakni icon ‘Create a new log plot for the current well’ untuk
melakukan plotting dari data sumur yang ada
7) Klik ‘File’ > ‘Progeam Default Plots’ > ‘Triple Combo’

maka, akan muncul hasil plotting sebagai berikut:


Dipilih triple combo karena log porosity yang digunakan berupa sonic, neutron, dan density.
Pada track yang paling kiri (dalam hasil plotting di bawah dalam track 2, tapi umumnya ia
dianggap track pertama atau 1 karena dia paling kiri. Track 1 dalam pembacaan melelaui
IP2018 software, digunakan hanya untuk menunjukkan kedalaman dari data), merupakan
plotting dari Log SP, Log Caliper, dan Log Gamma Ray. Track di kanannya berisi Lof
Density, dan Log lebih kanannya terisi atas Log Porosity (Density, Neutron, dan Sonic).

8) Analisis pertama yang dilakukan merupakan analisis litologi. Analisis tersebut


menggunakan log gamma ray dan log SP. Klik kiri pada bagian kolom dari track yang
terdapat nomor track (kasus ini pada track dengan nomor 2),

9) Karena hanya akan digunakan log gamma ray dan log SP pada track paling kiri untuk
analisis litologi, maka bisa untuk meng-uncheck centang pada log caliper, sehingga
log caliper akan tidak tampak pada track ini
10) Sesuaikan skala pada track tergantung perspektif masing-masing dikira-kira sesuai
selera dan perkiraan masing-masing agar terjadi X-over antar log
Berikut hasil perubahan dari skala kiri maupun kanan untuk log gamma ray dan log
SP:

11) Lakukan shading atau pemberian warna pada hasil X-over yang dihasilkan. Log
gamma ray akan membaca nilai tinggi pada batuan dengan litologi yang cenderung
shale atau serpih. Sedangkan, bila gamma ray rendah, akan cenderung batupasir.
Sehingga dalam track, bila log gamma ray di kiri dan log SP di lebih kanan, akan
menunjukkan litologi pasir, sehingga diberi warna kuning. Sebaliknya, bila gamma
ray tinggi atau gamma ray di lebih kanan dibandingkan log SP, maka akan diberi
warna hijau, menandakan ia cenderung shale.
Dalam log plot format, pilih tab ‘shading’, atur left side of shading dan right side of
shading atau batas kanan dan batas kiri dari pewarnaan sesuai dengan teori yang
disebutkan secara sekilas dalam langkah 11 ini di awal

12) Setelah itu klik ‘apply’ atau ‘ok’ dan akan didapatkan hasil berikut:

Shale ditunjukkan warna hijau, batupasir ditunjukkan warna kuning, adanya defleksi
pada Log SP menunjukkan lapisan cenderung permeabel dan bila dia lurus cenderung lapisan
tidak permeabel.
Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah diferensiasi reservoir, menentukan zona mana
yang porous dan mana yang tidak. X-over pertama untuk diferensiasi reservoir adalah
digunakannya log neutron dengan log density.

13) Sesuaikan skala pada track tergantung perspektif masing-masing dikira-kira sesuai
selera dan perkiraan masing-masing agar terjadi X-over antar log
Berikut hasil perubahan dari skala kiri maupun kanan untuk log density (1.65 dan
2.65) dan log neutron:
14) Lakukan shading atau pemberian warna pada hasil X-over yang dihasilkan. Log
density akan membaca nilai tinggi pada batuan dengan porositas yang buruk atau
bahkan non-porous, sedangkan bila log density rendah nilainya akan porous. Sehingga
dalam shading atau pewarnaan bila batas kiri berupa log neutron dan batas kanan
berupa pembacaab log density ia akan diberi warna hijau, dan bila batas kiri dan
kanannya berupa sebaliknya dapat diberi warna kuning seperti berikut,

X-over selanjutnya yang akan dibuat yakni X-over dari log sonic (DTLN) dan log density
(RHOB)

15) Klik kanan pada salah satu track, lalu pilih ‘New Track’
16) Drag log yang ingin dimasukkan dalam track dari bagian kiri ke dalam track

Drag dari sini

Ke sini

17) Sama seperti track-track sebelumnya, langkah selanjutnya adalah untuk diatur skala
untuk X-over dan shading untuk pewarnaan

Berikut hasil perubahan skala untuk log sonic dan log densitas:
Berikut hasil shading atau pemberian warna pada hasil X-over yang dihasilkan. Log
density akan membaca nilai tinggi pada batuan dengan porositas yang buruk atau
bahkan non-porous, sedangkan bila log density rendah nilainya akan porous. Sehingga
dalam shading atau pewarnaan bila batas kiri berupa log neutron dan batas kanan
berupa pembacaab log density ia akan diberi warna hijau, dan bila batas kiri dan
kanannya berupa sebaliknya dapat diberi warna kuning seperti berikut:
18) Buatlah track baru lagi. Kali ini akan dilakukan X-over antara log resistivity (LLD)
dan log density (RHOB) untuk mengetahui zona fluida yang hadir

19) Seperti sebelumnya, drag log yang diinginkan untuk di-input pada track, karena kedua
log berwarna merah, maka ubah salah satu log dengan warna lain. Pada ‘Log Plot
Format’, di opsi ‘Line Color’ untuk log resistivity (LLD), diubah warnanya menajdi
warna biru.
20) Atur skala untuk X-over dan shading untuk pewarnaan

Berikut hasil perubahan skala untuk log resistivity dan log densitas:

Bila hasil X-over log resistivity dan log density. Bila hasil X-over menunjukkan
separasi, maka mengindikasikan terdapatnya hidrokarbon, bila cenderung tidak
menunjukkan separasi, maka mengindikasikan tidak terdapatnya hidrokarbon, dan bila
ia tidak menunjukkan hidrokarbon namun merupakan lapisan yang porous, maka
kemungkinan fluida berupa air.
Sehingga, untuk shading atau pewarnaan, bila batas kirinya berupa log resistivity
(LLD) dan yang dikanan berupa log density (RHOB), diberi warna kuning, dan bila
sebaliknya, diberi warna hijau.

Seperasi lebih dari 2 kotak, mengindikasikan hidrokarbon berupa gas, dan separasi
kurang dari kotak mengindikasikan hidrokarbon cenderung berupa oil, bila tidak ada
seperasi, dianggap zona fluida
II. INTERPRETASI

Litologi Zona Jenis Kontak


Reservoir Fluida Fluida

Reservoir

NR
Reservoir

NR

-GOC-
-GWC-
Reservoir

NR
Reservoir

NR

*keterangan  NR: Non-reservoir; : zona air; : zona minyak; : zona gas

GWC: Gas-Water Contact; GOC: Gas-Oil Contact

Dari hasil pengerjaan analisis data sumur yang diberikan untuk acara
praktikum inidengan perangkat lunak Interactive Petrophysic (IP), didapatkan
hasil seperti pada gambar di atas.
Pada track dengan Log Gamma Ray dan Log SP yang digunakan untuk
mendeterminasi litologi, didapatkan hasil interpretasi dari lapisan bawah ke atas:
shale-sand-shale-sand-shale-sand-shale-sand. Warna kuning menunjukkan litologi
sand dan warna hijau menunjukkan litologi shale. Pewarnaan didasarkan dari
kedua log yang ada pada track tersebut, bila nilai Log Gamma Ray tinggi (data
hasil plotting nya lebih kanan daripada Log SP) maka menunjukkan bahwa ia
memiliki unsur radioaktif yang dapat ditemukan umumnya pada litologi shale,
sehingga diberi warna hijau. Bila sebaliknya, maka diberi warna hijau,
menandakan litologi tersebut cenderung litologi sand. Selain itu, dari track tersebut
dapat diinterpretasikan perkiraan permeabilitas lapisan.
Track dengan Log Density dan Log Neutron, dan Log Sonic digunakan untuk
menginterpretasikan porositas pada lapisan batuan. Bila Log Density diplotkan
nilainya tinggi, maka akan menandakan porositas buruk (diberi warna hijau),
sebaliknya bila log denisity menunjukkan nilai plot yang kecil menunjukkan
bahwa lapisan porous (diberi warna kuning).
Track dengan X-over Log Density (RHOB) dan Log SP, dapat menunjukkan
porositas juga permeabilitas dari lapisan batuan. Seperti pada track sebelumnya,
bila log density menunjukkan nillai rendah, dapat diinterpretasikan bahwa porous
atau porositasnya bagus. Sedangkan untuk permeabilitas, dilihat dari X-over dari
log density yakni log SP. Adanya defleksi pada Log SP menunjukkan lapisan
cenderung permeabel dan bila dia lurus cenderung lapisan tidak permeabel.
Pada tabel di sebelah hasil di IP2018, warna kuning hasil interpretasi porositas
dan permeabilitas dianggap seabagai zona reservoir, sedangkan warna hijau dari
hasil pembacaan porositas dan permeabilitas dianggap seabagai NR (non-
reservoir).
Track dengan X-over log resistivitas (LLD) dan log density (RHOB) dapat
menentukan jenis fluida yang hadir, apakah berupa hidrokarbon atau zona air.
Terkadang, terdapat lapisan yang diinterpretasikan sebagai reservoir mulanya
karena nilai porositas yang tinggi, tapi X-over antara LLD dan RHOB tidak
menunjukkan adanya separasi, sehingga hal tersebut mengindikasikan zona air
(lapisan tersebut mengandung fluida berupa air, bukan hidrokarbon). Bila X-over
antara LLD dan RHOB menunjukkan adanya separasi, barulah dapat
diinterpretasikan terdapatnya hidrokarbon. Bila separasi kurang dari sekitar 2
kotak, maka dianggap hidrokarbon berupa minyak, dan bila lebih dari 2 kotak
dianggap berupa gas. Pada data yang diberikan pada praktikum ini, dapat
diinterpretasi meskipun terdapat banyak lapisan yang memiliki permeabilitas
bagus, namun banyak yang mengandung fluida berupa air, yang mengandung
hidrokarbon hanya terdapat pada satu lapisan, dengan keberadaan hidrokarbon
berupan minyak dan gas. Kontak yang hadir adalah GWC (Gas-Water Contact)
dan GOC (Gas-Oil Contact).
DAFTAR PUSTAKA

Irawan, D., Utama, W., & Parafianto, T. (2009). Analisis Data Well Log (Porositas, Saturasi
Air, dan Permeabilitas) untuk menentukan Zona Hidrokarbon, Studi Kasus:
Lapangan ”ITS” Daerah Cekungan Jawa Barat Utara. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya, 5(1), 090109. https://doi.org/10.12962/j24604682.v5i1.935

Tim Asisten Praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi. (2021). Panduan Praktikum Geologi
Minyak dan Gas Bumi. Yogyakarta: Laboratorium Sedimentologi, Departemen
Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Tim Asisten Praktikum Geologi Minyak dan Gas Bumi. (2021). Slide Presentasi Praktikum
Geologi Minyak dan Gas Bumi 2021 Acara 5: Analisis Log Kualitatif. Yogyakarta:
Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Pengerjaan Analisis Log Kualitatif. (2021, 17 Oktober). [Video]. Google Drive Praktikum
GMB Acara 5.
https://drive.google.com/drive/folders/1FRUkkQmG6EzIe8gQq2qQlLvGtENs-
Gv2.

Anda mungkin juga menyukai