Anda di halaman 1dari 12

SUMBER HUKUM ISLAM

FILSAFAT HUKUM ISLAM

HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM KELUARGA ISLAM

OLEH : HERVIN YOKI PRADIKTA, M.H.I.


AL-QUR’AN

Al-Qur,an berkedudukan sebagai sumber pertama dan utama dalam hukum Islam.
Kedudukan ini mengharuskan umat islam memahami pesan-pesan yang
dikandungnya untuk dilaksanakan dalam kehidupan.
Hal tersebut juga diperlukan sebagai upaya mengatur prilaku manusia, baik yang
berhubungan dengan manusia ataupun makhluk yang lainnya secara horizontal.
Demikian pula seluruh persoalan yang berkaitan dengan hukum, meski dicari
jawabannya terlebih dahulu dari petunjuk yang terkandung di dalam al-Qur’an.
Kemashlahan hidup manusia di dunia dan di akhirat diyakini dapat diperoleh jika
manusia melandaskan pada perilaku hidup mereka pada petunjuk al-Qur’an.
Argumentasi yang menyatakan bahwa al-Qur’an sebagai sumber dan dalil
pertama dan utama ditemukan dalam penjelasan al-Qur’an al-Qur’an sendiri
pada sejumlah ayatnya. Lebih dari tiga puluh kali ditemukan perintah
mematuhi Allah dalm al-Qur’an. Bahkan meninggalkan aturan yang
disebutkan al-Qur’an akan membawa akibat meningkatnya kejahatan yang
dilakukan manusia.
Al-Qur’an secara redaksional dan makna yang dikandungnya bersifat qath’I
al-wujud, maksudnya adalah lafadz al-Qur’an dan pesan yang dikandungnya
terjamin ke-autentikan dan otoritas kebenarannya.
Ke-autentikan itu terjamin karena transformasi periwayatannya secara
keseluruhan mencapai tingkat mutawattir. Selain itu, jaminan keaslian al-
Qur’anb mendapat intervensi langsung dari pemiliknya, Allah SWT.
AL-SUNNAH

Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa al-Qur’an sebagai sumber


utama dan yang paling utama dari hukum Islam yang bersifat global yang
membutuhkan penjelasan secara operasional.
Nabi Muhammad SAW., sebagai penyampai ajaran al-Qur’an, diberi otoritas
oleh tuhan untuk menjelaskan lebih lanbjut apa yang telah diwahyukan
kepadanya.
Dengan demikian, al-Sunnah baik dalam bentuk perkataan, perbuatan
maupun dalam bentuk taqrir berkedudukan sebagai sumber kedua setelah al-
Qur’an.
Kedudukan al-Sunnah sebagaimana disebutkan di atas berdasarkan argumentasi
bahwa secara normatif ditemukan ayat al-Qur’an yang menyeluruh untuk taat
kepada Rasul. Ketaatan kepada Rasul sering dikaitkan dengan ketaatan kepada
Allah SWT., seperti yang ditemukan pada surat Al-Nisa: 13. Artinya: (hukum-
hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memsukkannya ke dalam surga.
Al-Qur’an seringa menetapkan beriman kepada Rasul sama dengan kewajiban
beriman kepada Allah SWT. Disebutkan dalam surat al-A’raf : 158.
Penegasan al-Qur’an juga menyebutkan bahwa perbuatan Rasul berdasarkan
wahyu yang diturunkan kepadanya, seperti yang disebutkan dalam surat al-Najm
: 3. yang artinya “Dan tidaklah diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa
nafsunya
AKAL DAN PROYEKSI IJTIHAT

A. PENGERTIAN AKAL
Akal menurut al-Qur’an, lebih khususnya menurut pengertian pra-Islam yaitu
bahwa memerhatikan alam sekitarnya dengan otak, yang di mana otakm
adalah organ tubuh akal.
Artinya akal itu sendiri terdapat di dalam otak seseorang yang
digunakanuntuk berfikir dan berdasarkan pemikiran itu maka lahirlah suatu
ide atau gagasan mengenai suatu masalah yang dipikirkan. Sebagaimana telah
kita ketahui bahwa Allah SWT menciptakan manusia berbeda berdasarkan
akalnya dengan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan.
Berdasarkan perspektif Islam peran akan di bagi dua, yaitu:
1. Memahami nilai-nilai ajaran agama
Apabila ada doktrin yang kurang jelas, akal akan merumuskan pelaksanaannya.
Adapun ketika sebuah doktrin agama memiliki nilai-nilai sosial, akal bertugas
menerjemahkan dalam konteks kehidupan kekinian. Bukan untuk mengubah
doktrin, melainkan menemukan pelaksanan doktrin.
2. Akal bertugas memilih dan menyeleksi doktrin agama.
Terkadang ada doktrin agama yang temporer (madaniyah) dan doktrin agama
yang selalu kontemporer (makkiyah). Terkait hal ini akal bertugas untuk memilih
kemungkinan terbaik pelaksanaannya.
AKAL DAN PROYEKSI IJTIHAT

B. PROYEKSI IJTIHAD
Ijtihad menurut bahasa berarti usaha yang keras dan bersungguh-sungguh.
Sedangkan pengertiannya dari segi istilah Ijtihad adalah berusaha menetapkan
hukum terhadap masalah yang belum ada ketetapan hukum nya dalam al-
Qur’an dan Hadis yang dilakukan dengan secara cermat dan pikiran yang
murni serta berpedoman pada aturan penetapan hukum yang benar. Rujukan
ijtihat tetap pada al-Qur’an dan Hadis, dalam arti bahwa penetapan hukum
Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan yat-ayat Allah SWT., atau ajaran
Rasulullah SAW.
Orang-orang yang berijtihad disebut mujtahid, antara mujtahid yang satu
dengan mujtahid yang lainnya dalam menetapkan perkara yang belum ada
ketentyuan hukumnya dalam al-Qur’an mungkin akan berbeda dalam
memberikan penetapan hukum. Ada pendapat yang satu benar dan yang lain
menjadi salah. Hal ini akan menjadi penilaian yang memengaruhi hukum.
Ijtihad menjadi sumber hukum Islam yang ketiga. Boleh dilakukan oleh siapa
saja yang memilki persyaratan minimal seperti memahami mafhum ayat atau
hadis, memiliki/menguasai ilmu alat (sepertiu nahwu sorof), mengetahui latar
belakang suatu ayat atau hadir, luas pemahamannya terhadap pengetahuan
Islam, memilki loyalitas yang tinggi terhadap agama dan lain-lain.
Ijtihad diterapkan dengan beberapa cara, antar lain Ijma’ dan qiyas.
Ijma’ adalah kesepakatan para mujtahid pada suatu masa setelah Rasulullah
wafat terhadap suatu masalah.
Sedangkan qiyas adalah menetapkan hukum dengan cara menghubungkan
suatu perkara yang sudah ada ketetapan hukumnya terhadap masalah lain
yang dihadapi dan belum ada ketetapan hukumnya sedang antara keduanya
sama-sama memilki sebab yang bisa disepadankan.
SEKIAN
DAN TERIMA KASIH
Silahkan kerjakan tugas:

Buat video presentasi menggunakan materi diatas

“SUMBER HUKUM ISLAM”

Upload di youtube Anda…


setelah upload, silahkan kirimkan “link” video Youtube nya ke E-learning mata Kuliah FHI pada kolom
“Penyerahan Tugas” pertemuan 7…
Trims

Anda mungkin juga menyukai