Anda di halaman 1dari 2

Nama : Deo Febrianto

Nim : B1011201113
Judul : Pengaruh tingkat Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten/kota di provinsi
Kalimantan Barat

I. Latar Belakang
Kalimantan barat merupakan salah satu provinsi yang terdiri dari 14 kabupaten/kota dengan total
keseluruhan penduduk 5,47 juta jiwa hasil dari sensus penduduk tahun 2021 .Kalimantan barat
dianugrahi sumber daya alam yang melimpah yang seharusnya dapat menyokong kesejahteraan
setiap penduduknya , namun realitanya Kalimantan barat tidak luput dari masalah pengangguran
dan kemiskinan.
Upaya dalam menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan adalah
sama pentingnya. Secara teori jika masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan
dan penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup terpenuhi, maka tidak akan miskin. Sehingga dikatakan
dengan tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga
rendah.
Kenyataan yang terjadi, dimana kondisi Kalimantan Barat dengan tingkat pengangguran yang
relatif rendah dibandingkan dengan Kalimantan lainnya, tetapi tingkat kemiskinan paling tinggi
dari provinsi Kalimantan lainnya. Berdasarkan data BPS, tahun 2021 tingkat pengangguran
terbuka di Kalimantan Barat (5,82%) relatif lebih rendah di bandingkan Kalimantan Timur
(6,83%), lebih tinggi dari Kalimantan Selatan (4,95%) dan Kalimantan Tengah (4,53%). Tingkat
kemiskinan di Kalimantan Barat (6,73%) lebih tinggi dari Kalimantan lainnya, dimana
Kalimantan Tengah (5,16%), Kalimantan Selatan (4,83%) dan Kalimantan Timur (6,31%).
Pembangunan seharusnya menghasilkan kinerja pembangunan yang semakin baik daerah yang
diukur dari pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan. Tetapi dari variabel makro
ekonomi yang dicapai, dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan, ternyata
belum sepenuhnya mengatasi permasalahan yang dihadapi daerah kabupaten/kota di Provinsi
Kalimantan Barat. Permasalahan tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah,
pengangguran yang relatif tinggi dan kemiskinan yang relatif masih tinggi.
Berdasarkan latar belakang masalah , di provinsi Kalimantan barat terjadi fenomena tingginya
tingkat kemiskinan , oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu menganalisa bagaimana pengaruh
tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Kalimantan barat .
II. Landasan Teori

1. Teori Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan
tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari
pekerjaan (Kaufman dan Hotchkiss,1999) .

Menurut Sadono Sukirno (2000) Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja yang aktif mencari
pekerjaan namun belum mendapatkanya yang dibedakan menjadi 3 jenis yaitu : 1.Pengangguran
friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk
meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik , 2.Pengangguran struktural, yaitu
pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur dalam perekonomian,
3.Pengangguran konjungtur, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh kelebihan pengangguran
alamiah dan berlaku sebagai akibat pengurangan dalam permintaan agregat.

2. Teori Kemiskinan
Kemiskinan yaitu orang yang tidak dapat mencukupi segala kebutuhan dasar
(sandang,pangan,papan). Berbagai tinjuan telah dilakukan untuk mengklasifikasi orang-orang
yang miskin dan melakukan analisis apa penyebab dari kemiskinan ini, akan tetapi upaya
tersebut belum sampai selesai karena kemiskinan itu bersumber dari berbagai kondisi dan
kemiskinan bersifat multidimensi (Sri Harijati Hatmadi,2004). Semakin banyaknya jumlah
penduduk yang miskin akan berpotensi juga pada permasalahan social seperti munculnya suatu
ketimpangan & kecemburuan sosial,adanya penurunan kuantitas SDM dan peningkatan angka
tingkat kriminalitas (M. Sabeth Abilawa, 2016).
Menurut Teori Radikal menyatakan bahwa orang yang miskin itu tetap menjadi miskin karena
dipelihara untuk menjadi miskin dan system politik serta ekonominya juga dalam kondisi yang
miskin atau rendah. Negara sudah merencanakan bangsa ini akan menjadi miskin. Karena
kemiskinan merupakan masalah yang sangat rumit, artinya tidak terbatasnya pada kekurangan
dalam hal pendapatan dan pangan saja, akan tetapi diibaratkan sebagai orang yang tidak mampu
secara ekonomi dan pengusaha hanya mendistribusikan uang serta barang.
3. Hubungan Antara Pengangguran terhadap Kemiskinan
Sukirno (2004) menyatakan bahwa pengangguran akan berdampak langsung kepada kemiskinan
karena mempengaruhi pendapatan yang mana berkaitan langsung dengan kemampuan dasar
individu maupun kelompok . Semakin kesejahteraan menurun akibat menganggur maka semakin
tinggi peluang individu terjerat dalam kemiskinan akibat tidak memiliki pendapatan . Ukpere &
Slabbert (2009) menyatakan bahwa pengganguran mengakibatkan meningkatnya tingkat
ketimpangan antar masyarakat . Hukum okun menyatakn bahwa pengangguran menyebabkan
terjadinya penurunan pendapatan . Karl mark menyatakan bahwa pada tahap awal
pembanggunan akan mengalami kenaikan tenaga kerja , kenaikan permintaan tenaga kerja akan
diikuti naiknya tingkat upah yang mana akan mempengaruhi kenaikan resiko capital tenaga kerja
sehingga terjadi penurunan kembali terhadap permintaan tenaga kerja (Sholihah & kustanto
2015).

Anda mungkin juga menyukai