Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING ISLAM

KONSEP IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


REMIDIAL, BIMBINGAN MATERI BELAJAR, MELAKUKAN DAN MENERIMA
REFERRAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Islam

Dosen Pengampu: Athia Tamziyatun Nisa, S.Pd., M.Pd.

Oleh : Kelompok 7

Anggota :

Agustina Wulandari (203111281)

Muhamad Isro’i Ma’ruf (203111291)

Habiba Nabila Nur Fadhilah (203111294)

Aditya Chrismansyah (203111301)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bimbingan dan Konseling merupakan usaha dari Konselor untuk menawarkan


sebuah panduan berupa bimbingan dan konseling yang merupakan tawaran solusi dari
masalah yang dihadapai oleh Konseli. Bimbingan dan Konseling juga merupakan
usaha sekolah untuk menemani peserta didik melalui masa remaja menuju dewasa,
memberikan pengawasan agar terjaga dari pergaulan bebas, dan menawarkan diri
sebagai sarana untuk peserta didik bercerita saat tidak ada orang yang dipercaya untuk
menjaga rahasia.

Bimbingan Konseling memiliki peran yang penting dalam Pembelajaran.


Peran penting itu dilihat dari aspek Konseling yang menawarkan solusi dari setiap
masalah, solusi itu tidak didapatkan melalui ceramah dari Konselor namun konselor
dengan berbagai Tips dan Trik yang dimiliki mampu memberikan stimulan kepada
Konseli dalam menyelesaikan masalahnya.

Hari ini Pendidikan di Indonesia dihadapkan dengan berbagai permasalahan


baru mengenai permaslahan mental peserta didik dan permasalahan seputar
pembelajaran peserta didik, disini Bimbingan dan Konseling memiliki peran untuk
menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut, karena Bimbingan dan Konseling juga
memiliki peran sebagai partner dari Matapelajaran lain untuk menciptakan pesrta
didik yang bermutu dan berkualitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kesulitan belajar?
2. Apa faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar?
3. Bagaimana cara mengantisipasi kesulitan belajar 
4. Bagaimana pembelajaran remidial dapat dilakukan secara efektif?
5. Apa definisi dari bimbingan materi belajar?
6. Bagaimana bimbingan materi belajar dilakukan dengan baik?
7. Apa definisi dari melakukan dan menerima referral?
8. Bagaimana penerapan dari meakukan dan menerima referral?
C. Tujuan Makalah

a. Untuk mengetahui definisi dari kesulitan belajar


b. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar
c. Untuk mengetahui solusi atau cara mengantisipasi kesulitan belajar 
d. Untuk mengetahui cara yang efektif dalam pembelajaran remidial
e. Untuk mengetahui definisi dari bimbingan materi belajar
f. Untuk mengetahui cara dalam melakukan bimbingan materi belajar
g. Untuk mengetahui definisi dari melakukan dan menerima referral
h. Untuk mengetahui penerapan dari melakukan dan menerima referral
BAB II

Pembahasan

A. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses belajar
yang ditandai adanya hambatan hambatan tertentu untuk mecapai hasil belajar.
Hambatan-hambatan belajar ini bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis
saja, tetapi merujuk juga pada msalah psikologis. Identifikasi kesulitan belajar peserta
didik merupakan salah satu tugas utama seorang guru. Identifikasi kasus kesulitan
belajar ini merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan
layanan bimbingan belajar.

Kesulitan belajar siswa disekolah bisa bermacam-macam baik dalam hal


menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanaya. Setiap siswa pada
prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan.Namun
pada kenyataannya, jelas bahwa siswa-siswa tersebut memiliki perbedaan, baik dalam
hal kemampuan intelektual, maupun fisik, latar belakang keluarganya, kebiasaan
maupun pendekatan belajar yang digunakan. Perbedaan individual itulah yang
menyebabakan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa.Dengan demikian, kondisi
dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, baik dalam menerima
mauapun menyerap pelajaran inilah yang disebut dengan kesulitan belajar.

Tanda kesulitan belajar pada siswa ada beberapa diantarnya yaitu :

1. Menurunya kinerja anak secara akademik atau prestasi belajar siswa


2. Menurunya kelainan prilaku pada siswa
3. Menunjukan prestasi yang rendah atau dibawah rata-rata yang dicapai oleh
kelompok.
4. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
5. Lambat dalam melakukan tugas-tugas, ia selalu tertinggal dengan kawan-
kawannya dalam segala hal

B. Faktor Yang Melatarbelakangi Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar yang dialami oleh seorang siswa biasanya akan ditandai
dengan menurunnya kinerja akademik atau belajarnya, hal ini sesuai dengan
pernyataan Abdurrahman yang menyatakan bahwa penyebab utama kesulitan belajar
adalah (Learning disabilities) adalah faktor internal, yaitu kemungkinan adanya
disfungsi neurologis; sedangkan penyebab utama masalah belajar (Learning Problem)
adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa startegi pembelajaran yang keliru,
pengelolaan pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi belajar anak, dan
pemberian penguatan ulangan (Reinforcement) yang tidak tepat
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, menurut Sumadi Suryabrata secara
garis besar digolongkan menjadi:
a) faktor yang berasal dari luar diri siswa ( faktor sosial dan faktor non sosial ).
b) faktor yang berasal dari dalam diri siswa ( faktor fisiologis dan faktor psikologis

Faktor-faktor kesulitan belajar siswa menurut buku Dimiyati dan Mudjiono terbagi
menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor Intern
a. Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian.Adanya penilaian tentang sesuatu
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.Siswa
memperoleh kesempatan belajar.Meskipun demikian, siswa dapat menerima,
menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Akibat penerimaan,
penolakan, atau pengabaian kesempatan belajar tersebut akan berpengaruh pada
perkembangan kpribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa
mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses
belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
Selanjutnya mutu hasil belajar siswa akan menjadi lemah. Oleh karena itu,
motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.Agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada temapatnya diciptakan suasana belajar
yang menggembirakan.
c. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhhatian pada pelajaran, guru perlu
menggunakan bermacam-macam strategi belajar megajar, dan memprehitungkan
waktu belajar serta selingan istirahat.
d. Mengelola Bahan Belajar
Mengelola bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan
cara perolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar
berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nialai kesenian, nilai
keterampilan mental dan jasmani.Kemampuan siswa mengelola bahan belajar
menjadi semakin baik, bila siswa berpulang aktif belajar.
e. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar erupakan kemampuan menyimpan isi pesan
dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung
dalam waktu pendek dan waktu yang lama.Kemampuan menyimpann dalam
jangka waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan.Kemampuan
menyimpan dalam jangka waktu lama hasil belaja siswa dapat tersipan lama oleh
siswa.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar merupakan prose mengaktifkan pesan yang telah diterima.
Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara
memperbaiki kembali, atau mengaitkanya dengan tahan lama. Dalam hal pesan
lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman
untuk hasil belajar. Ada kalanya siswa juga mengalami gangguan dalam menggali
pesan dan kesan lama.Gangguan tersebut dapat bersumber dari kesukaran
penerimaan, pengelolaan dan penyiimpanan pesan.
g. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa
menunjukan bahwa ia telah membuktikan keberhasilan belajar. Siswa
menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau
mentransfer hasil belajar.
h. Rasa Percaya diri Siswa
Rasa percaya diri siswa timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
berhasil.Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya
pengakuan dari lingkungan. Bila rasa percaya diri tidak kuat, maka diduga siswa
akan menjadi takut belajar. Rasa takut belajar tersebut terjalin secar
komplementer dengan rasa takut gagal lagi.Gejala ini merupakan masalah
pembelajaran diri yang musyakil.
i. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Perolehan hasil belajar siswa yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang
rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja
yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri.
j. Kebiasan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar siswa yang
kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa: (i) belajar pada akhir
semester (ii) belajar tidak teratur (iii) menyia-nyiakan kesempatan belajar (iv)
bersekolah hanya untuk bergengsi (v) datang terlambat bergaya pemimpin (vi)
bergaya jantan seperti merokok (vii) bergaya belas kasihan tanpa belajar.
k. Cita-cita Siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada siswa umumnya setiap anak memiliki
suatu cita-cita dalam hidup.Cita-citamerupakan motivasi instrinsik yang perlu
didikan.Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar.Didikan
pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan
berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang sulit. Dengan mengaitkan
pemilikan dan cita-cita dengan kemampuan berprestasi, maka diharapkan siswa
berani mengeksplorasikan sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
2. Faktor Ekstern
a. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang
sesuai dengan keahlianya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya.
Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menyandang
sebagai profesi guru dibidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga
mengembangkan pribadi yang utuh. Sebagai pribadi yang mengembangkan
pribadi yang utuh juga menghadapi masalah pengembangan diri dan pemenuhan
hidup sebagai manusia. Kemampuan mengatasi tersebut merupakan kemampuan
guru dalam membelajarkan sang siswa.
b. Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah
raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga.Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas laboraturium dan media
pengajaran lainya. Lengkapi tidaknya Prasarana dan sarana menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar yang baik.
c. Kebijakan Penilaian
Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sesuatu dipandang beharga, bermutu,
atau bernilai. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar siswa
dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat
nasional.Keputusan hasil belajar merupakan puncak hasil belajar siswa.Secara
kejiwaan, siswa terpengaruh dan tertekan tentang hasil belajarnya.
d. Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Setiap siswa berada dalam lingkungan social siswa di sekolah.Ia memiliki
kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama.Jika seorang siswa diterima,
maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Begitu juga
sebaliknya.
e. Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran disekolah mendasarkan diri pada kurikulum.Kuerikulum
yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh
pemerintah. Perubahan kurikulum sekolah akan menimbulkan masalah bagi
siswa, guru, petugas pendidikan dan orang tua(Ii et al., 2007)
C. Cara Mengantisipasi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar
yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil
belajar yang ditetapkan.kesulitan belajar pada siswa adalah ketidak mampuan anak
yang karena satu dan lain hal secara terkait menunjukkan kesulitan dalam mengikuti
pendidikan pada umumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara
optimal, prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga mereka
memerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil yang baik
sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
1. Mengajak Siswa Untuk Aktif Saat Proses Pembelajaran
Cara pertama yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan
mengajak siswa untuk aktif saat proses pembelajaran. Dimana guru bisa melibatkan
siswa dalam berdiskusi saat sedang menerangkan materi pelajaran. Selain itu, dorong
siswa untuk mau bertanya tentang materi apa yang belum dipahami. Metode ini bisa
dibilang cukup efektif akan tetapi dalam penerapannya membutuhkan kesabaran dan
juga keuletan.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya yaitu dengan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Kesulitan yang dialami seseorang bisa terjadi karena
suasana belajar yang tidak kondusif. Maka dari itu, penting untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan supaya lebih berkonsentrasi. Konsentrasi sangat
dibutuhkan saat belajar karena akan mempermudah dalam memahami materi
pelajaran yang sedang dipelajari.
3. Jangan Belajar Sambil Bermain Handphone
Banyak siswa yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas yang sangat
membosankan. Biasanya rasa bosan tersebut diatasi dengan bermain handphone.
Padahal belajar sambil bermain handphone bisa membuyarkan konsentrasi sehingga
materi pelajaran yang dipelajari tidak bisa dipahami dengan baik. Maka dari itu,
supaya bisa lebih fokus dan konsentrasi sebaiknya jangan bermain handphone saat
sedang belajar.
4. Menemani Anak Belajar
Orang tua juga memiliki peran yang besar dalam mengatasi masalah kesulitan belajar
anaknya. Supaya anak lebih semangat belajar, orang tua bisa menemaninya. Perlu
diketahui anak-anak banyak yang malas belajar apabila orang tua hanya memberikan
perintah saja. Namun, jika ditemani anak akan lebih semangat dan merasa
diperhatikan.
5. Mengadakan Belajar Kelompok
Belajar kelompok merupakan metode belajar yang hingga saat ini masih digunakan.
Hal ini bukan tanpa alasan karena belajar kelompok bisa membuat siswa menjadi
lebih aktif dibandingkan dengan belajar sendiri. Dalam satu kelompok terdiri dari
beberapa siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda sehingga bisa
saling melengkapi.
6. Memberikan Pujian
Ketika anak mengalami kesulitan belajar, guru ataupun orang tua sebaiknya
membantu siswa mengatasi masalah tersebut. Cara sederhana dan sangat mudah untuk
dilakukan yaitu dengan memberikan pujian kepadanya. Contoh kalimat pujian yang
bisa diberikan seperti “anak pintar”, “bagus sekali” dan sebagainya. Dengan
memberikan pujian maka siswa menjadi lebih termotivasi dan meningkatkan rasa
percaya dirinya
7. Berhenti Membandingkan Anak dengan Anak Lainnya
Siapapun itu pasti tidak akan senang saat dibandingkan dengan orang lain, tanpa
kecuali anak-anak. Orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak lainnya
akan membuatnya menjadi tertekan. Terlebih anak yang dijadikan perbandingan
merupakan anak yang berprestasi. (Munirah, 2018)

D. Cara Yang Efektif Dalam Pembelajaran Remidial


Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam proses pembelajaran sering ditemukan siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini berdampak pada ketidaktuntasan belajar.
Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai prestasi akademik karena prestasi
berada di bawah kapasitas inteligensi yang dimiliki dengan beragam gangguan dalam
menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung(Mulyono, 2012; Suryani,
2010).
Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada
siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan
yang ditetapkan. Makmun (2012) mengatakan pembelajaran remedial merupakan
upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/ kerjasama dengan ahli atau pihak lain) untuk
menciptakan situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih
mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi
kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan.
Dalam pembelajaran remidial ada beberapa prosedur dalam
pelaksanaannya.Adapun beberapa langkah-langkah yang akan di tempuh dianntaranya
sebagai berikut :
1. menganalisis kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kesulitan dan kebutuhan siswa
2. merancang pembelajaran, yang meliputi merancang rencana pembelajaran,
merancang berbagai kegiatan, merancang belajar bermakna, memilih
pendekatan/metode/teknik, merancang bahan pembelajaran.
3. menyusun rencana pembelajaran, yaitu memperbaiki rencana pembelajaran
yang telah ada, dimana beberapa komponen disesuaikan dengan hasil analisis
kebutuhan siswa
4. menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti memperbaiki soal LKS
5. melaksanakan pembelajaran, yang meliputi; merumuskan gagasan utama,
memberikan arahan yang jelas, meningkatkan motivasi belajar
siswa,memfokuskan proses belajar dan melibatkan siswa secara aktif
6. melakukan evaluasi pembelajaran dan menilai ketuntasan belajar siswa.
Djamarah dan Zain dalam Wardani & Kasron (2009) berpendapat kegiatan-
kegiatan yang terdapat dalam pembelajaran remedial yaitu:
1. mengulang pokok bahasan sebelumnya,
2. mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai,
3. memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama
4. memberikan tugas-tugas khusus.(Lidi, 2019)

E. Bimbingan Materi Belajar


Pengertian dari Bimbingan materi belajar memiliki banyak arti diantaranya
yaitu Menurut Sukardi (2008 : 4) bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi dan dalam
mengatasi kesukaran kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan tuntutan
belajar disuatu institusi Pendidikan.
Menurut Mugiarso (2009 : 53) menjelaskan bimbingan belajar adalah bantuan
dari pembimbing pada siswa agar dapat mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan
belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta
menyiapkannya melanjutkan Pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi
F. Cara Dalam Melakukan Bimbingan Materi Belajar
Pelaksanaan dalam Bimbingan belajar dapat dilakkan dalam bentuk bimbingan
secara berkelompok dan bimbingan secara individual, atau kedua bentuk itu dilakukan
secara berurutan dan bervariasi. Bimbingan berkelompok dilakukan terhadap
kelompok siswa yang terutama menentukan masalah atau kesulitan yang sama atau
sejenis. Pelaksanaannya dilakukan Bersama-sama dimana guru atau siswa lainnya
bertindak sebagai pembimbing.
Bimbingan individual dilakukans secara perorangan berdasarkan jenis masalah
atau kesulitan dan keadaan pribadi siswa dengan menyediakan waktu dan tempat ang
agak khusus. Pelaksanaan bimbingan belajar dilaksanakan dengan Langkah-langkah
umum sebagai berikut :
1. Melakukan penjajakan berbagai masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi
oleh para siswa yang kemudian berusaha menemukan dan merumuskan masalah
yang dialami oleh siswa, baik secara individu atau berkelompok
2. Melakukan studi tentang berbagai penyebab terjadinya masalah atau kesulitan
yang selanjutnya menetapkan satu atau beberapa factor yang diduga paling
determinan terhadap terjadinya masalah atau kesulitan tersebut.
3. Menetapkan cara-cara yang akan digunakan untuk melakuakn bimbingan pada
siswa yang dianggap konsisten dengan masalah dan factor penyebabnya
4. Melakuan bimbingan dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, nasihat,
dan sesuai dengan cara-cara yang telah dietapkan sebelumya.
5. Siswa sendiri yang memecahkan msalah atau kesulitan yang sedang dialaminya
6. Memisahkan siswa yang telah dibimbing dan mengembalikannya kedalam kelas
semula
7. Melakukan penilaian dengan Teknik tertentu untuk mengetahui sampai dimana
tingkat keberhasilan bimbingan yang telah dilaksanakan dan bagaimana tindak
lanjutnya.

G. Melakukan dan Menerima Referral

Kegiatan Referral atau alih tangan yaitu kegiatan pendukung Bimbingan dan
Konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yang dialami peserta didik atau Konseli dengan memindahkan penanganan kasus
dari satu pihak ke pihak lainnya. Melakukan dan Menerima Referral berarti salah
satu pihak Konselor menyerahkan Konseli kepada Konselor lainnya, apabila ia
merasa tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi konseli, maka dari itu
konseli diserahkan kepada pihak yang lebih ahli dalam menangani kasus tersebut.

Kemudian Kegiatan Referral dapat dilakukan dengan cara menyerahkan Konseli


kepada pihak lain yang non konselor, yang bisa berupa psikiater atau psikolog untuk
menangani masalah yang berkaitan dengan mental atau kejiwaan yang menuntut
untuk segera diatasi. Kegiatan ini memerlukan Kerjasama yang erat antara berbagai
pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut.
H. Penerapan dari Menerima dan Melakukan Referral

Penerapan Referral atau Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur yaitu
“jalur kepada konselor” dan “jalur dari konselor”. Jalur kepada konselor, dalam arti
konselor meneriman kiriman berupa konseli dari pihak pihak lain, seperti orang tua,
kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog,
kepala suatu kantor, atau perusahaan), sedangkan jalur dari konselor, dalam arti
konselor mengirimkan konseli yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain,
seperti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu.

Penyelenggaraan Referral melibatkan tiga komponen pokok yaitu :


1. Klien dengan masalahnya
Tidak semuanya dapat dialihtangankan, untuk itu perlu dikenali masalah-masalah
apa saja yang menjadi kewenangan konselor
2. Konselor
Hal yang perlu dikenali secra langsung oleh konselor, bahwa hanya konseli yang
normal saja yang ditangani konselor, diluar itu, dialih tangankan kepada ahlinya
3. Ahli Lain
Ahli lain yang dimaksud disini yaitu : Dokter, Psikiater, Psikolog, Guru, Ahli bidang
tertentu
BAB III
Penutup
A. Saran
Dari materi yang disampaikan diatas, penulis menyarankan kita sebagai
manusia supaya mampu menempatkan diri kita dalam situasi apapun dan supaya bisa
menyadari mana yang bisa menunjang pada kebaikan diri kita dan orang lain,
kemudian dari materi yang disampaikan diharapkan mampu membantu pembaca
terkhusus calon pendidik baik Guru matapelajaran Umum atau Bimbingan Konseling
untuk memahami materi dan menerapkan dalam pembelajaran.

B. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling merupakan usaha dari Konselor untuk menawarkan


sebuah panduan berupa bimbingan dan konseling yang merupakan tawaran solusi dari
masalah yang dihadapai oleh Konseli. Dalam bimbingan Konseling ada beberapa
konsep yang dipelajari diantaranya yaitu konsep identifikasi kesulitan belajar dan
pembelajaran remidial, konsep bimbingan materi belajar, dan konsep melakukan dan
menerima referral.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses
belajar yang ditandai adanya hambatan hambatan tertentu untuk mecapai hasil belajar.
Kesulitan belajar siswa disekolah bisa bermacam-macam baik dalam hal menerima
pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanaya. Faktor penyebab dari kesulitan belajar
ini ada dua yaitu, faktor internal yang meliputi kondisi siswa baik fisik atau mental,
dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan dan semua yang berasal dari luar
siswa.

Kesulitan belajar ini dapat diatasi diantaranya melalui berbagai solusi, salah
satu solusi yaitu dengan Pembelajaran Remidial. Pengertian dari pembelajaran
remidial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan. Sehingga peserta didik yang semula nilainya buruk dapat menjadi lebih
baik setelah melakukan pembelajaran remidial.
Bimbingan belajar adalah bantuan dari pembimbing pada siswa agar dapat
mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan Pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi, bimbingan belajar ini dapat dilakukan secara berkelompok,
individual, kemudian dapat dilakukan secara berkelompok dan individual secara
terpadu oleh guru.

Melakukan dan Menerima Refferal adalah suatu konsep dimana Konselor


menyerahkan atau memberikan konseli yang tidak mampu ia tangani yang diserahkan
kepada pihak yang dirasa lebih mampu untuk melaksanakan tugas bimbingan dan
konseling. Hal ini dilakukan dalam upaya memberikan penanganan yang terbaik
untuk konseli. Ada dua jalur yang dilakukan dalam pelaksanaan Refferal atau
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur yaitu “jalur kepada konselor” dan “jalur
dari konselor”.
DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B., Teoretis, A. K., & Belajar, K. (2007). 초음파 후방 감지 센서 개발 보고서


2007. 3. 10. 1. Electronics, 3–8.

Lidi, M. W. (2019). Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya Dalam Mengatasi


Kesulitan Belajar. Foundasia, 9(1), 15–26.
https://doi.org/10.21831/foundasia.v9i1.26158

Munirah, M. (2018). Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa. TARBAWI :
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(02), 111–127.
https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1597

https://www.materikonseling.com/2020/12/bimbingan-belajar.html?m=1

https://slideplayer.info/slide/3332458/

https://mrarda.wordpress.com/pendidikan/bimbingan-dan-konseling/teknik-layanan-referral/
#:~:text=Kegiatan%20referal%20atau%20alih%20tangan,satu%20pihak%20ke%20pihak%20lainnya.

Anda mungkin juga menyukai