Oleh : Kelompok 7
Anggota :
2023
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pembahasan
A. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses belajar
yang ditandai adanya hambatan hambatan tertentu untuk mecapai hasil belajar.
Hambatan-hambatan belajar ini bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis
saja, tetapi merujuk juga pada msalah psikologis. Identifikasi kesulitan belajar peserta
didik merupakan salah satu tugas utama seorang guru. Identifikasi kasus kesulitan
belajar ini merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan
layanan bimbingan belajar.
Faktor-faktor kesulitan belajar siswa menurut buku Dimiyati dan Mudjiono terbagi
menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor Intern
a. Sikap terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian.Adanya penilaian tentang sesuatu
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.Siswa
memperoleh kesempatan belajar.Meskipun demikian, siswa dapat menerima,
menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Akibat penerimaan,
penolakan, atau pengabaian kesempatan belajar tersebut akan berpengaruh pada
perkembangan kpribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa
mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses
belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
Selanjutnya mutu hasil belajar siswa akan menjadi lemah. Oleh karena itu,
motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.Agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada temapatnya diciptakan suasana belajar
yang menggembirakan.
c. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhhatian pada pelajaran, guru perlu
menggunakan bermacam-macam strategi belajar megajar, dan memprehitungkan
waktu belajar serta selingan istirahat.
d. Mengelola Bahan Belajar
Mengelola bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan
cara perolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar
berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, nialai kesenian, nilai
keterampilan mental dan jasmani.Kemampuan siswa mengelola bahan belajar
menjadi semakin baik, bila siswa berpulang aktif belajar.
e. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar
Menyimpan perolehan hasil belajar erupakan kemampuan menyimpan isi pesan
dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung
dalam waktu pendek dan waktu yang lama.Kemampuan menyimpann dalam
jangka waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan.Kemampuan
menyimpan dalam jangka waktu lama hasil belaja siswa dapat tersipan lama oleh
siswa.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar merupakan prose mengaktifkan pesan yang telah diterima.
Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara
memperbaiki kembali, atau mengaitkanya dengan tahan lama. Dalam hal pesan
lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman
untuk hasil belajar. Ada kalanya siswa juga mengalami gangguan dalam menggali
pesan dan kesan lama.Gangguan tersebut dapat bersumber dari kesukaran
penerimaan, pengelolaan dan penyiimpanan pesan.
g. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa
menunjukan bahwa ia telah membuktikan keberhasilan belajar. Siswa
menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau
mentransfer hasil belajar.
h. Rasa Percaya diri Siswa
Rasa percaya diri siswa timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan
berhasil.Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya
pengakuan dari lingkungan. Bila rasa percaya diri tidak kuat, maka diduga siswa
akan menjadi takut belajar. Rasa takut belajar tersebut terjalin secar
komplementer dengan rasa takut gagal lagi.Gejala ini merupakan masalah
pembelajaran diri yang musyakil.
i. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar
Perolehan hasil belajar siswa yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang
rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja
yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri.
j. Kebiasan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar siswa yang
kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa: (i) belajar pada akhir
semester (ii) belajar tidak teratur (iii) menyia-nyiakan kesempatan belajar (iv)
bersekolah hanya untuk bergengsi (v) datang terlambat bergaya pemimpin (vi)
bergaya jantan seperti merokok (vii) bergaya belas kasihan tanpa belajar.
k. Cita-cita Siswa
Dalam rangka tugas perkembangan, pada siswa umumnya setiap anak memiliki
suatu cita-cita dalam hidup.Cita-citamerupakan motivasi instrinsik yang perlu
didikan.Didikan memiliki cita-cita harus dimulai sejak sekolah dasar.Didikan
pemilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan
berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang sulit. Dengan mengaitkan
pemilikan dan cita-cita dengan kemampuan berprestasi, maka diharapkan siswa
berani mengeksplorasikan sesuai dengan kemampuan dirinya sendiri.
2. Faktor Ekstern
a. Guru sebagai Pembina Siswa Belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang
sesuai dengan keahlianya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya.
Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menyandang
sebagai profesi guru dibidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga
mengembangkan pribadi yang utuh. Sebagai pribadi yang mengembangkan
pribadi yang utuh juga menghadapi masalah pengembangan diri dan pemenuhan
hidup sebagai manusia. Kemampuan mengatasi tersebut merupakan kemampuan
guru dalam membelajarkan sang siswa.
b. Prasarana dan Sarana Pembelajaran
Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah
raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga.Sarana pembelajaran
meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas laboraturium dan media
pengajaran lainya. Lengkapi tidaknya Prasarana dan sarana menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar yang baik.
c. Kebijakan Penilaian
Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sesuatu dipandang beharga, bermutu,
atau bernilai. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar siswa
dinilai dengan ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat
nasional.Keputusan hasil belajar merupakan puncak hasil belajar siswa.Secara
kejiwaan, siswa terpengaruh dan tertekan tentang hasil belajarnya.
d. Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah
Setiap siswa berada dalam lingkungan social siswa di sekolah.Ia memiliki
kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama.Jika seorang siswa diterima,
maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Begitu juga
sebaliknya.
e. Kurikulum Sekolah
Program pembelajaran disekolah mendasarkan diri pada kurikulum.Kuerikulum
yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh
pemerintah. Perubahan kurikulum sekolah akan menimbulkan masalah bagi
siswa, guru, petugas pendidikan dan orang tua(Ii et al., 2007)
C. Cara Mengantisipasi Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar
yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan atau hasil
belajar yang ditetapkan.kesulitan belajar pada siswa adalah ketidak mampuan anak
yang karena satu dan lain hal secara terkait menunjukkan kesulitan dalam mengikuti
pendidikan pada umumnya, tidak mampu mengembangkan potensinya secara
optimal, prestasi belajar yang dicapai berada di bawah potensinya sehingga mereka
memerlukan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil yang baik
sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
1. Mengajak Siswa Untuk Aktif Saat Proses Pembelajaran
Cara pertama yang bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan
mengajak siswa untuk aktif saat proses pembelajaran. Dimana guru bisa melibatkan
siswa dalam berdiskusi saat sedang menerangkan materi pelajaran. Selain itu, dorong
siswa untuk mau bertanya tentang materi apa yang belum dipahami. Metode ini bisa
dibilang cukup efektif akan tetapi dalam penerapannya membutuhkan kesabaran dan
juga keuletan.
2. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Cara mengatasi kesulitan belajar selanjutnya yaitu dengan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Kesulitan yang dialami seseorang bisa terjadi karena
suasana belajar yang tidak kondusif. Maka dari itu, penting untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan supaya lebih berkonsentrasi. Konsentrasi sangat
dibutuhkan saat belajar karena akan mempermudah dalam memahami materi
pelajaran yang sedang dipelajari.
3. Jangan Belajar Sambil Bermain Handphone
Banyak siswa yang menganggap bahwa belajar merupakan aktivitas yang sangat
membosankan. Biasanya rasa bosan tersebut diatasi dengan bermain handphone.
Padahal belajar sambil bermain handphone bisa membuyarkan konsentrasi sehingga
materi pelajaran yang dipelajari tidak bisa dipahami dengan baik. Maka dari itu,
supaya bisa lebih fokus dan konsentrasi sebaiknya jangan bermain handphone saat
sedang belajar.
4. Menemani Anak Belajar
Orang tua juga memiliki peran yang besar dalam mengatasi masalah kesulitan belajar
anaknya. Supaya anak lebih semangat belajar, orang tua bisa menemaninya. Perlu
diketahui anak-anak banyak yang malas belajar apabila orang tua hanya memberikan
perintah saja. Namun, jika ditemani anak akan lebih semangat dan merasa
diperhatikan.
5. Mengadakan Belajar Kelompok
Belajar kelompok merupakan metode belajar yang hingga saat ini masih digunakan.
Hal ini bukan tanpa alasan karena belajar kelompok bisa membuat siswa menjadi
lebih aktif dibandingkan dengan belajar sendiri. Dalam satu kelompok terdiri dari
beberapa siswa dengan karakteristik dan kemampuan yang berbeda sehingga bisa
saling melengkapi.
6. Memberikan Pujian
Ketika anak mengalami kesulitan belajar, guru ataupun orang tua sebaiknya
membantu siswa mengatasi masalah tersebut. Cara sederhana dan sangat mudah untuk
dilakukan yaitu dengan memberikan pujian kepadanya. Contoh kalimat pujian yang
bisa diberikan seperti “anak pintar”, “bagus sekali” dan sebagainya. Dengan
memberikan pujian maka siswa menjadi lebih termotivasi dan meningkatkan rasa
percaya dirinya
7. Berhenti Membandingkan Anak dengan Anak Lainnya
Siapapun itu pasti tidak akan senang saat dibandingkan dengan orang lain, tanpa
kecuali anak-anak. Orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak lainnya
akan membuatnya menjadi tertekan. Terlebih anak yang dijadikan perbandingan
merupakan anak yang berprestasi. (Munirah, 2018)
Kegiatan Referral atau alih tangan yaitu kegiatan pendukung Bimbingan dan
Konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yang dialami peserta didik atau Konseli dengan memindahkan penanganan kasus
dari satu pihak ke pihak lainnya. Melakukan dan Menerima Referral berarti salah
satu pihak Konselor menyerahkan Konseli kepada Konselor lainnya, apabila ia
merasa tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi konseli, maka dari itu
konseli diserahkan kepada pihak yang lebih ahli dalam menangani kasus tersebut.
Penerapan Referral atau Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur yaitu
“jalur kepada konselor” dan “jalur dari konselor”. Jalur kepada konselor, dalam arti
konselor meneriman kiriman berupa konseli dari pihak pihak lain, seperti orang tua,
kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain (misalnya dokter, psikiater, psikolog,
kepala suatu kantor, atau perusahaan), sedangkan jalur dari konselor, dalam arti
konselor mengirimkan konseli yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain,
seperti konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu.
B. Kesimpulan
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dan suatu proses
belajar yang ditandai adanya hambatan hambatan tertentu untuk mecapai hasil belajar.
Kesulitan belajar siswa disekolah bisa bermacam-macam baik dalam hal menerima
pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanaya. Faktor penyebab dari kesulitan belajar
ini ada dua yaitu, faktor internal yang meliputi kondisi siswa baik fisik atau mental,
dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan dan semua yang berasal dari luar
siswa.
Kesulitan belajar ini dapat diatasi diantaranya melalui berbagai solusi, salah
satu solusi yaitu dengan Pembelajaran Remidial. Pengertian dari pembelajaran
remidial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa untuk
memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang
ditetapkan. Sehingga peserta didik yang semula nilainya buruk dapat menjadi lebih
baik setelah melakukan pembelajaran remidial.
Bimbingan belajar adalah bantuan dari pembimbing pada siswa agar dapat
mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan Pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi, bimbingan belajar ini dapat dilakukan secara berkelompok,
individual, kemudian dapat dilakukan secara berkelompok dan individual secara
terpadu oleh guru.
Munirah, M. (2018). Peranan Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa. TARBAWI :
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(02), 111–127.
https://doi.org/10.26618/jtw.v3i02.1597
https://www.materikonseling.com/2020/12/bimbingan-belajar.html?m=1
https://slideplayer.info/slide/3332458/
https://mrarda.wordpress.com/pendidikan/bimbingan-dan-konseling/teknik-layanan-referral/
#:~:text=Kegiatan%20referal%20atau%20alih%20tangan,satu%20pihak%20ke%20pihak%20lainnya.