Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN STRESS

KONSEP DASAR STRESS DAN INSTRUMEN PENGKAJIAN


STRESS

Disusun Oleh
Tatang Kurniawan Setia Aji
(200203126)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN
BANGSA PURWOKERTO
2022
A. Pendahuluan

Hawari 2016 berpendapat bahwa istilah stres tidak dapat dipisahkan dari
distress dan depresi, karena satu sama lainnya saling terkait. Stres merupakan
reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya dan apabila
fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan distress. Sedangkan depresi
merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya. Dalam banyak
hal manusia akan cukup cepat untuk pulih kembali dari pengaruh-pengaruh
pengalaman stres. Manusia mempunyai suplai yang baik dan energi
penyesuaian diri untuk dipakai dan diisi kembali bilamana perlu.
Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu
peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif (misalnya
merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh : kematian keluarga). Sesuatu
didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak,
bergantung pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya. Compas
(dalam Preece, 2011) berpendapat bahwa stres adalah suatu konsep yang
mengancam dan konsep tersebut terbentuk dari perspektif lingkungan dan
pendekatan yang ditransaksikan.
Gangguan depresi, kecemasan dan stress atau Depression, Anxiety and
Stress Scales (DASS) adalah tiga gangguan yang sering dijumpai di
masyarakat dan merupakan salah satu alat ukur psikologi yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat keparahan ketiga gangguan tersebut.
DASS dengan jumlah item/gejala sebanyak 42 item dikenal dengan nama
DASS-42. Alat ukur ini membedakan dengan jelas item/gejala dari setiap
gangguan. Setiap gan;ogguan memiliki item yang mempengaruhi sebanyak 14
item. Ketiga gangguan tersebut memiliki sejumlah gejala yang mirip, bahkan
suatu gejala dimungkinkan mempengaruhi dua atau tiga gangguan dengan
tingkat pengaruh yang berbeda (Kusumadewi & Wahyuningsih, 2020)
B. Pengkajian

Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan mengisi quisoner,


pada tiga narasumber yaitu:

1. Ny. Y, usia 30 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah menikah, bekerja di


salah satu rumah sakit di banjarnegara sebagai cleaning servis, hubungan
dengan penulis adalah teman kerja.

2. Ny. F, usia 34 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah menikah, bekerja


sebagai dokter gizi klinik di salah satu rumah sakit di banjarnegara,
hubungan dengan penulis adalah teman kerja.

3. Tn. S, usia 40 tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah menikah, bekerja di


sebagi dishub di purbalingga, tn. S adalah tetangga penulis.

Hasil wawancara dengan ketiga narasumber, sebagai berikut:


1. Ny. Y (30 tahun)
Saya adalah seorang karyawan di salah satu rumah sakit di Banjarnegara.
Setiap hari saya jam kerja saya tidak menentu kadang masuk shif pagi,
shif sore atau shif malam yang cukup membuat energi dan pikiran saya
cepat lelah. Dan saya tidak memiliki waktu libur yang menetap. Menurut
saya, setiap pekerjaan itu jelas melelahkan, ada kalanya kita bosan dengan
segala target pekerjaan yang ada. Untuk menghindari stress akibat
pekerjaan, biasanya Berkumpul bersama keluarga dan refresing sejenak
juga saya lakukan. Itulah manajemen stress yang baik dilakukan menurut
saya, akan tetapi pikiran stress masih sering datang.
2. Ny. F (23 tahun)
Saya adalah seorang dokter gizi klinik di salah satu rumah sakit di
Banjarnegara, waktu jam kerja saya setiap harinya dari jam 07.00 sampai
jam 14.00, dan setiap harinya saya juga masih muter keliling bangsal unutk
menjawab konsulan dari pasien, itu kadang membuat saya merasa sangat
capek. Biasanya untuk menghindari stress akibat pekerjaan saya, setiap
weekend saya dan keluarga berlibur keluar kota, hanya sekerdar untuk
mengilangkan stress.
3. Tn. S (40 tahun)
Saya adalah seorang karyawan dinas perhubungan di purbalingga. Saya
bekerja sebagai petugas dishub, pekerjaan shift kadang membuat saya
mudah lelah. Itu saya membuat saya stress, tuntutan pekerjaan yang
menurut saya banyak, juga membuat kesehatan saya terganggu, dan stress.

Dari beberapa pengkajian yang dilakukan penulis melalui wawancara dari


3 responden yaitu: teman kerja dan tetangga. Penulis tertarik untuk
melakukan analisis kepada teman kerja dikarenakan terdapat beberapa faktor
pemicu yang menyebabkan terjadinya depresi, kecemasan dan stress.
Berikut hasil pengkajian berupa wawancara dan kuisioner yang telah
dilakukan penulis.
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 th
Agama : Islam
Status perkawinan

Pekerjaan : Celaning Serviss


Ny. Y bertempat tinggal dalam satu desa di banjarnegara, Ny. Y hidup
satu rumah bersama suaminya. Terkadang dirumah merasa jenuh akibat
suaminya jarang pulang karena pekerjaanya, dan tuntutan pekerjaan yang
berat sering membuat ny. Y merasa tertekan dan stress,walaupun pada saat
libur ny. Y sering menggunakan waktu liburnya untuk berkumpul dengan
anak-anaknya tetapi ny. Y sering merasa ada yang kurang yaitu tidak adanya
suaminya di sampingnya, beban kerja yang berat dan pengururs anak
sendirian tampa suami membuat ny, y tertekan.
Kuisioner DASS yang diajukan seluruhnya diisi dengan baik meski ada
beberapa point item pertanyaan yang masih perlu di perjelas lagi oleh
penulis agar dapat lebih mudah dipahami oleh responden. Berikut kuisioner
berdasarkan instrumen DASS:
Tabel 1. Instrumen DASS-42
Keterangan:
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : kadang-kadang
2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.

No Item Gejala 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele v
2 Mulut terasa kering v
3 Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu kejadian v
4 Merasakan gangguan dalam bernafas (nafas cepat, sulit bernafas) v
5 Merasa tidak kuat lagi untuk melakukan kegiatan v
6 Cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi v
7 Kelemahan pada anggota tubuh v
8 Kesulitan untuk berelaksasi/bersantai v
9 Cemas berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega bila v
situasi/hal itu berakhir
10 Pesimis v
11 Mudah merasa kesal v
12 Merasa banyak menghasilkan energi karena cemas v
13 Merasa sedih dan depresi v
14 Tidak sabaran v
15 Kelelahan v
16 Kehilangan minat pada banyak hal (misal makan, ambulasi, v
sosialiasi)
17 Merasa diri tidak layak v
18 Mudah tersinggung v
19 Berkeringat v
20 Ketakutan tanpa alasan yang jelas v
21 Merasa hidup tidak berharga v
22 Sulit untuk beristirahat v
23 Kesulitan dalam menelan v
24 Tidak dapat menikmati hal-hal yang dilakukan v
25 Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi oleh v
latihan fisik
26 Merasa hilang harapan dan putus asa v
27 Mudah marah v
28 Mudah panik v
29 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang mengganggu v
30 Takut diri terhambat oleh tugas -tugas yang tidak bisa dilakukan v
31 Sulit untuk antusias pada banyak hal v
32 Sulit menteloransi gangguan-gangguan terhadap hal-hal yang v
dilakukan
33 Berada pada keadaan tegang v
34 Berasa tidak berharga v
35 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi untuk v
menyelesaikan hal yang sedang dilakukan
36 Ketakutan v
37 Tidak ada harapan untuk masa depan v
38 Merasa hidup tidak berarti v
39 Mudah gelisah v
40 Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik v
dan mempermalukan diri anda sendiri
41 Gemetar v
42 Sulit untuk meningkatkan inisaitif dalam melakukan sesuatu v
Jumlah 13 21 8 0
Tabel 2. Pembagian Item/Gejala terhadap Gangguan
Gangguan No Item/Gejala Jumlah
item
Depresi 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42 14
Kecemasan 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41 14
Stress 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39 14

Pembagian Item / Gejala terhadap gangguan Depresi : 10, 13, 16, 17, 21, 24, 31,
42
Nilai = Skor x Jumlah item
Skor 1 terdapat di no item (10,13,16,21,24,31,42) = 1 x 7 = 7
Skor 2 terdapat di no item (17) =2x1=2
Total nilai =7+2=9
Pembagian Item / Gejala terhadap gangguan Kecemasan : 2, 7, 9, 15, 19, 20, 28,
30, 36, 40
Nilai = Skor x Jumlah item
Skor 1 terdapat di no item (7,15,20,28,30,40) =1x8=8
Skor 2 terdapat di no item (2, 9, 36) =2x3=6
Total nilai = 8 + 6 = 14
Pembagian Item / Gejala terhadap gangguan Stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22,
27, 29, 33, 39
Nilai = Skor x Jumlah item
Skor 1 terdapat di no item (6,12,14,22,27,33,39) =1x7=7
Skor 2 terdapat di no item (1,8,11,18,29) = 2 x 5 = 10
Total nilai = 7 + 10 = 17
Tabel 3. Tingkat Keparahan Gangguan.
Gangguan Tingkat Keparahan
Normal Ringan Sedang Berat Sangat Berat
Depresi 0–9 10 – 13 14 – 20 21 – 27 28+
Kecemasan 0 – 7 8–9 10 – 14 15 – 19 20+
Stress 0 – 14 15 – 18 19 – 25 26 – 33 34+

Tingkat Depresi berdasarkan total nilai : Normal


Tingkat Kecemasan berdasarkan total nilai : Sedang
Tingkat Stress berdasarkan total nilai :
Ringan

C. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil kuisioner Depression, Anxiety and Stress Scales (DASS)
dengan 42 item pertanyaan pada responden didapatkan hasil bahwa tingkat
depresi berada pada rentang normal dengan total nilai 9. Tingkat kecemasan
responden berada di tingkat sedang dengan total nilai 14. Dan tingkat stress
berada dalam tingkat ringan dengan total nilai 17. Sedangkan dari hasil
wawancara yang diperoleh bahwa Ny. Y merasa tertekan dan
stress,walaupun pada saat libur ny. Y sering menggunakan waktu liburnya
untuk berkumpul dengan anak-anaknya tetapi ny. Y sering merasa ada yang
kurang yaitu tidak adanya suaminya di sampingnya, beban kerja yang berat
dan pengururs anak sendirian tampa suami membuat ny, y tertekan.

Hasil korelasi sederhana ini menurut penulis tidak berhubungan


dikarenakan dari hasil kuisioner terlihat baik-baik saja sedangkan dari
wawancara terlihat ada masalah. Penulis menyadari bahwa terdapat
kekurangan dari penelitian ini antara lain: pemahaman, karakter maupun
jumlah dari responden serta pengisian kuisioner maupun banyaknya jumlah
pertanyaan (42 item) dari kuisioner itu sendiri. Perlu dipertimbangkan untuk
mengaplikasikan model ini pada DASS-21. Jumlah item/gejala pada alat
ukur ini lebih sedikit (21 item), selanjutnya hasil yang diperoleh dapat
dibandingkan dengan hasil penelitian ini.
Pada umumnya kecemasan merupakan reaksi tubuh dalam menghadapi
stress. Stress, kecemasan dan ketakutan memang memiliki konsep yang saling
tumpang tindih dan memiliki gejala yang mirip. Perbedaannya terletak pada
penyebabnya. Stress disebabkan oleh kondisi yang menekan sedangkan
kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran akan kejadian yang belum terjadi.
Konsekuensi dari stress adalah munculnya gangguan kecemasan, takut, dan
depresi oleh karena itu kempuan kita sebagai mausia adalah menerima
kekurangan dan kelebihan diri kita masing-masing, intropeksi diri, selalu
berdoa dan percaya bahwa semua itu bukanlah arti dari sebuah kelemahan tapi
merupakan tanda bahwa kita sedang mencoba untuk lebih kuat dan menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. (2016). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia
Kusumadewi, S., & Wahyuningsih, H. (2020). Model Sistem Pendukung Keputusan
Kelompok untuk Penilaian Gangguan Depresii, Kecemasan dan Stress
Berdasarkan DASS-42. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 7(2),
219. https://doi.org/10.25126/jtiik.2020721052
Wahyuny Langelo, Cindi Oroh, Meisi Mondigir. (2021). Manajemen Stres
Midfullness Terhadap Tingkat Kecemasan Tenaga Kesehatan DiMasa Pandemi
Covid-19.Manado

Anda mungkin juga menyukai