Para monster itu telah muncul dari lorong tangga itu. Kepala mereka
sudah terlihat, wajah mereka terlihat seperti manusia tapi kulit mereka
berwarna hitam pekat dan mata yang merah menyala.
“Tembak!”
“Damn, Kita tak bisa menahan mereka untuk waktu yang lama!” Teriak
Max. Lelaki bertubuh tinggi besar dan rambut pirang itu tidak henti-
hentinya membuat senapannya memuntahkan peluru.
“Menghindar!”
“Dor!”
“Groaaar!!!”
“Hiyah!”
“Dor!”
“Hyah! Rasakan!
“Take this!”
“Nexo!”
“Dor!”
Satu ekor tumbang, namun yang berada satu meter di sisi kanan Nexo
bergerak menerkam.
“GROAAAR!!!”
“Gah!”
“Dor!”
“Kau juga.”
Di sisi lain.
“Dor!”
“Dor!”
“Dor!”
“Hah!”
“Gah!”
“Hiyah!”
“Dor!”
“Dor!”
“Kita harus menolong Max.” Ujar Nexo sembari menarik tangan Luna,
membantunya berdiri.
“Dor!”
Nexo melepas tembakan, menumbangkan seekor monster yang
mencoba menerkam Max dari belakang yang sibuk melayani monster-
monster yang ada di depannya.
“Dor!”
Mereka tak bisa melakukan apa-apa. Tiga sekawan itu kini telah
terkepung, mereka hanya bias berharap bantuan akan segera tiba.
“Hiyah!”
Nexo dengan cepat menyabet satu persatu monster-monster itu
dengan pedangnya, sementara Max sibuk dengan urusannya sendiri,
menusuk dan menebas leher dan tengkuk monster yang ada di
depannya.
Atmosfer terasa semakin mencekam namun udara dingin kini tak lagi
terasa menusuk tulang.
“Hiyah!”
“Syuut!”
“Blarrr!!!”
“BOOM!”
*****