Anda di halaman 1dari 8

111.6.

INDUSTRI KARET

1. Karet alam

Karet alam adalah suatu polimer isoprena (2-metil -


butadiena-butadiena), juga disebut divinyl dengan rumus
CH =CH=CH.). Polimer tersebut terdapat sebagai latex dalam
2
berbagai jenis pohon. Dalam pohon "Hevea Brazilliensis"
persenyawaan tersebut terdapat dengan kadar 35%.

Latex yang diperoleh dengan penyadapan pohon hevea,


mempunyai komposisi sebagai berikut :

H 0 : 60%
2
Protein 2%
Asam lenlak dan ester-ester 1%
Garam-garam anorganik 0,4%
Hidrokarbon karet 35%
Fesin i%

Latex adalah suatu emulsi, besar jari-jari butir karet hi


drokarbonnya 1,5 mikron. Phase dispersinya bermuatan ne-
gatip. Karena itu latex dapat dikoagulasikan lebih efisi-
en dengan menggunakan asam atau garam-garam yang mengan -
dung logam yang bervalensi dua atau tiga.
Basa-basa dan protein dalam serumnya menstabilkan emulsi.

Koagulasi latex

Koagulasi latex biasanya dilakukan dengan mengguna-


kan asam cuka pada latex encer. Biasanya dipakai 1 -
asam cuka terhadap berat latex.

Karet drepe atau cauthone, dihasilkan "'-ngan


- ~--,m-
bahkan asam pada latex yang telah d.i_saring lebih dahulu.
Hidrokarbon akan terpisah.dari airnya dan membentuk suatu

169
170

lembaran (sheet). Lembaran ini dipotong menurutukuran


dan dikeringkan di udara.

Karet yang diasap (smoked sheet) dibuat dari lembar


an-lembaran karet yang lebih tebal dari pada crepe. Peng-
asapan 1.11-akukan dalam rumah asap dengan pemanas batok ke
lapa pada temperatur 45-50°C. Sebelum pengasapan lembaran
lembaran karet dicelupkan dulu dalam air untuk menghilang
kan sisa serumnya. Selama pengasapan karet menjadi kering
dan zat-zat yang dari asap terserap menjadi pencegah ja-
mur can bahan pengawet.

Sifat fisis karet alam


- karet bersifat amorp
- warna setelah koagulasi putih hingea coklat
- elastis; sifat elastis ini bertambah setelah vul-
kanisasi.
- vulkanisasi menggunakan belerang yang lebih
ba-
nyak rnenghasilkan karet yang keras disebut ebonit,
- D.P. = 200 satuan isoprena.
- larut dalam
terpentin, gasolin, eter, carbon di
sulfida, benzena dan pelarut lainnya,
- tidak larut dalam air.
- sensitif terha2ap perubahan temperatur
- bila dipanaskan dengan 2-5% belerang, sifat fisis
nya akan bertarnbah baik.

Sifaz kimia karet alam

- mudah teroksidasi oleh udara


- bila dibakar di udara akan berubah menjadi CO,d.an
HO
2
- dengan menggunakan katalis karet alam dapat bere-
aksi dengan H 2, 5r2, air brom, ozon, HCl.
Untuk
171

setiap molekul C5H8 dalam karet diperlukan 1 Mol


Br2, ozon dan NC1 pada reaksinya. Hal terse -
but membuktikan bahwa unit C,H, hanya mempunyai
dua buah ikatan kembar (double bcnd). Tetapi iso
prena sebagai hasil penguraan karet mempunyai ru
mus C H dengan dua ikatan rangkap.
5 8
Rumus bangun isoprena ialab

C = C - (7 = C
H CH H H
3
Hal membuktikan bahwa karet mempunyai struk
tur head-and.-tail dari beberapa molekul isoprena.

- Pada proses silang (cross linking) strukturnya men


jadi :

[1-1 H
- C = CH - C
n

n = 2000 - 5000
BM = 130.000 - 340.000

Karet sbesifikasi teknis (cr,, mb rubber)

Karet jenis baru ini, crumb rubber, ialah jenis ka-


ret yang dimaksudkan untuk mengganti jenis mutu RMA ( ka-
ret laa konvensionil),
Definisi :

Karet spesifikasi teknik (crumh rubber) adalah je-


nis karet :

1• yang dijual dengan spesifikasi beberapa macam


sifat karakteristik, yang beberapa diantara -
nya dianggap pdriting untuk menentukan jenis mu
tu seperti SIR 2L,SIR 3L,SIR 5,SIR 10,SIP 20,
172

SIR 35, SIR 50,

ii. yang diperdagangkan dalam bentuk bongkah-bong -


kah kecil, umumnya beratnya 75 lb atau 33,3 kg,
yang terbungkus rapi dalam plastik polithene
yang dipakai sebagai pelapis antarc,1 karetnya.
Cara pengolahan dan bentuk visuil produk tidak
ada sangkut pautnya dengan definisi karet ter -
sebut. Karena itu jenis mutu konvensioni3 se-
perti, sheet dan crepe sama halnya dengan ber-
bagai jenis karet baru, dapat dijual sebagai
karet teknis, asal karet tersebut
memenuhi spesificatie yang telah ditetapkan dan
berbentuk bongkah yar.g telah dibungkus dengan
cara yang tepat.

Spesifikasi SIR

Spesifica ie teknis SIR 51 SIR 5 SIR SIR 50

a. kadar kotoran, max. %


mesh 0,5 0,5 0,2 0,5
b. kadar abu, max 8% 0,5 0,5 1 1,5
c. kadar nitrogen max % 0,6 (tidak ditentukan)
J. kadar zat menguap max % 1 1 1 1
e. PRI min 60 60 40 30
f. P min 30 30 30 30
C
g. angka komparator warna 6 - - -

P = plasticity index
0
PRI = plasticity retention index
173

Perbedaan karet konvensioni1 (RMA) vs crumb rubber (karet


jenis baru).

A. Karot konvensionil

penggolongan mutu dilakukan secara visuil


ii. terdapat kelemahan penggolongan secara visu

jumlah jenis mutu banyak (30 jenis)

Karet jenis baru

i. penggolongan mutu berdasarkan spesificatie


teknis.
kelemahan penilaian secara visuil tidak ar-,
(dapat dihindarkan).
Jumlah jenis mutu pada karet
spesifikasi
teknis menjadi sedikit

2. Karet sintetik

Beherapa jenis karet sintetik yang


diperdagangkan
depat dilihat di bawah ini :

a. CcTolymer butadiena-
styrena = GRS dan SBR
b. Neoprena GRM
c. GRI = butyl rubber, suatu copolimer dari
isobutile -
na dan isoprena.

r CH_
'CH - C = CH - CH 1 ..%
2 1 2 - C - CH
CH 2
[ 3 n
d.
GRA = perbunan = copolimer dari butadiena dan akriloni
tril.
r—
H H H
I I I

HHHHH CN
174

e. Pclimer kondensasi dari etylene dichloride dan Na


2S.
H H
-C-C-S-S- Thiokol A
1
LH H S S Jn

f. Thickol B-A = polimer kondensasi dari dichloro-diethyl-


ether dengan Na 2S4

r H P H
0 - C - C-S-S
U
H HS S r.

3. Industri ban di Indonesia

Salah satu penggunaan karet yang terbesar adalah un


tuk industri ban.
Kapasitas nasional tahun 1983/1984 untuk kendaraan
beroda
4 sejumlah 6.43.000 buah.
Pada akhir Pelita IV (1988/1
989) diproduksi 10.300.000 bua-
ah, vaitu ban urtuk kendaraan bermotor pesawat terbang dan
sebagainya.
Kapasitas untuk kendaraan beroda dua 3.754.000 yang
akan
naik sampai dengan 5.700.000 pada akhir Pelita IV.

Vulkanisasi karet

Vulkanisasi dilakukan dengan mencampurkan karet men-


tah dengan 2-5% sulfur dan beberapa
lain sebagai ase1e-
rator 0,5-1,5% dan dipanaskan, Aselerator yang biasa dipa -
kai :

- ZEX = Zinc Butyl Xanthate


- DPG Diphenyl Quanidine
- Captex = 2 Mercatabenzothiazole
- Tuads = tetrametyrthiaram disulfide.
175

Temperatur vulkanisasi 150oC (untuk ban 153oC). dengan pe-


nambahan sulfur lebih banyak maka hasil karenanya menjadi
lebih keras.
Dengan kadar S 40-45% diperoleh ebonit. Satu atom sulfur
mengadakan ikatan silang dengan dua molekul karet. Ikatan
silang ini terjadi dalan dimensi tiga. Hasil vulkanisasi
mempunyai kekuatan tarik yang baik.

Pembuatan kompon karet

- vulkanisasi dilakukan setelah pembuatan bentuk ba-


rang
- pembentukan barang di1akukan dengan memakai karet
mentah, yang dicampur belerang, aseleratcr, anti
oksida dan bahan pengisi (filler).
- Anti oksidan

a). phenyl-alpha-naphthvlamine
b). di-beta-naphtyl-para-phenylene-diamine

- .111ers :
a). carbon black
b). silika halus
c). carbon white
AN barium sulphate
e). calcium carbonate

a dan c mempertinggi tegangan tarik. Untuk membuat ban mo-


bil dipakai 40% carbon black. Additives texsebut ditambah-
kan pada karet mentah waktu dilakukan mastikasi pada rol-
rol baja. Dengan jalan demikian karet mentah menjadi bahan
plastik yang lengket. Bahan tersebut di.ebut "rubber stock".
Rubber stock kemudian diber.tuk menjadi barang yang dikehen
daki dengan cara extrusion dan lain-lain.
176

Proses pembuatan ban

Diagram alir proses pembuatan ban dapat dilihat pada gambar


di bawah.

••••••••

1 .1%.7

$: . ,,
""V
ti
lal

41.•••

r.
41•

jr.". ›r.

••••••00.111

Gambar 111.6.1. Diagram alir proses


pembuatan

Anda mungkin juga menyukai