Anda di halaman 1dari 12

PERANAN ISTRI NELAYAN DALAM MENINGKATKAN EKONOMI KELUARGA

DI KELURAHAN LAPULU KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

THE ROLE OF FISHERMAN'S WIFE IN IMPROVING ECONOMIC CITY FAMILY


IN VILLAGE LAPULU KENDARI SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE
Raodah
Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. Sultan Alauddin Km 7 Makassar
Email: raodahtul.janna@yahoo.com
Dikirim: 17 Maret 2013; direvisi: 26 April 2013; disetujui: 19 Juni 2013

Abstrak
Peranan perempuan di rana ekonomi publik memberi kontribusi yang cukup besar bagi kehidupan
keluarga, terutama bagi keluarga yang masih hidup dalam kondisi kemiskinan. Seperti di jumpai
pada masyarakat nelayan, yang mata pencahariannya tidak menentu. Ada waktu tertentu dimana
nelayan harus melaut dan ada waktu nelayan tidak dapat melaut, karena kondisi cuaca yang tidak
memungkinkan. Dalam kondisi yang demikian maka diperlukan peran isteri untuk membantu
ekonomi keluarga dengan melakukan pekerjaan di luar rumah (publik). Peran ganda ini dilakoni
pula oleh istri-istri nelayan yang ada di Kelurahan Lapulu, mereka melakukan beberapa pekerjaan
di sektor perikanan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Penelitian ini bersifat
deskriftif dengan pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik
pengamatan, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri-istri nelayan
di Kelurahan Lapulu selain berperan di rana domestik sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
suami dan anak-anak, mereka juga meluangkan waktunya untuk membantu suami bekerja sebagai,
pengolah ikan asin, pembuatan terasi, berbagai makanan olahan dari rumput laut dan ikan, serta
bekerja sebagai buruh di industri pengolahan ikan. Penghasilan yang diperoleh istri-istri nelayan
memberi kontribusi yang cukup besar dalam membantu mengatasi biaya kebutuhan rumah tangga
nelayan.
Kata kunci: isteri nelayan, ekonomi keluarga

Abstract
The women played an important role in economic public domain in fishermen society of Lapulu
Subdistrict, South East Province. It appeared when they lived in poverty condition. The fishermen
who merely relied on the sea as source of life would face difficulty in fulfilling his life needs when
the climate was bad. The women took economic public when it happened. The research about the
role of fishermen’s wives in increasing domestic economy in Lapulu Subdistrict of South East
Province was descriptive qualitative. Method of collecting data done was observation technique,
interview, and library study. Result of research showed that fishermen’s wives conducted multiple
roles by doing any work in fishery field in order to fulfill their domestic economic needs. They not
only played role as housewives who only took care for husband and the children, but also shared
time to work in salty fish processing, terasi (condiment made from pounded and fermented shrimp
or small fish) making, any food processing made of seaweed, and worked as labor in fish
processing industry. Their earnings gave enough contribution for helping in fulfilling domestic
cost.
Keywords: fishermen’s wives, domestic economy

PENDAHULUAN sektor domestik untuk perempuan terutama terlihat


jelas di lingkungan keluarga ekonomi menengah ke
Dalam kehidupan sosial, perempuan selalu atas. Sedang pada keluarga ekonomi menengah ke
dinilai sebagai mahkluk yang lemah dibanding laki- bawah pembagian peran kerja berdasarkan sistem
laki. Gejala seperti ini menentukan kaum perempuan patriarkal mengalami perubahan. Kesulitan ekonomi
yang eksistensinya tidak begitu diperhitungkan. memaksa mereka kaum perempuan dari kelas
Untuk memenuhi kebutuhan materialnya perempuan ekonomi rendah untuk ikut berperan dalam
tergantung kepada lelaki sebagai pencari nafkah. meningkatkan pendapatan keluarganya dengan
Pembagian peran di sektor publik untuk lelaki, dan bekerja di luar sektor domestik. Keterlibatan

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 79
perempuan dalam sektor domestik memang perempuan mengalokasikan waktunya bukan hanya
dianggap sebagai peran kodrati sebagai ibu rumah pada sektor domestik, seperti mengurus rumah
tangga dan keterlibatan mereka disektor publik tangga, akan tetapi aktivitas perempuan telah
disebut sebagai peran ganda . merambah ke sektor publik. Kurniawan (2010)
Pada setiap kebudayaan perempuan dan laki- menulis tentang Etty Kereway kiprah perempuan
laki diberi peran dan pola tingkah laku yang berbeda Papua yang merintis beberapa usaha kerajinan
untuk saling melengkapi, perbedaan kodrati dari dengan mengolah hasil limbah alam yang bernilai
kedua makhluk ini. Winarti dkk (2008) berpendapat ekonomi. Dari usaha itu mempekerjakan ratusan ibu-
bahwa bergesernya perubahan peran atau tepatnya ibu rumah tangga disekitar tempat tinggalnya di
nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di Kabupaten Manokwari. Selanjutnya hasil penelitian
masyarakat menjadikan perempuan memiliki Dloyana (2010) berkesimpulan bahwa
tanggungjawab tidak hanya pada sektor domestik, berkembangnya kawasan industri sepatu di
tetapi juga pada sektor publik. Hal ini dipertajam Cibaduyut Bandung membuka peluang bagi kaum
dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja perempuan untuk berkiprah, selain disektor domestik
perempuan yang kemudian memunculkan peran sebagai ibu rumah tangga. Dari 1.532 ibu rumah
ganda bagi perempuan itu sendiri. Peran ini mau tangga sekitar 68 % yang bekerja sebagai buruh di
tidak mau menyebabkan perempuan memiliki jam sentra industri tersebut. Hal yang sama ditemukan
kerja yang lebih lama, karena disamping perannya juga chusnul (2006) bahwa, Perdagangan batik di
sebagai pekerja juga harus menyelesaikan pekerjaan pasar-pasar tradisional Yogyakarta sebagian besar
rumah tangga sehari-hari. dikelola oleh perempuan yang disebut dengan mbok
Fenomena pemberdayaan perempuan ternyata mase, yaitu pedagang batik keliling. Mereka
berperan penting terhadap kelangsungan hidup melakukan jual beli bahan dasar batik dan kain batik.
keluarga, baik berkenaan dengan pembinaan moral Perempuan mengambil peranan 75 % dalam proses
anak, maupun pemenuhan kebutuhan ekonomi produksi dan distribusi dari seluruh aktivitas
keluarga. Pola pemanfaatan tenaga kerja pedesaan perusahaan batik milik keluarga. Demikian halnya
dalam konteksnya dengan pembagian kerja dalam hasil penelitian Raodah (2010) pada masyarakat
rumah tangga meliputi baik pekerjaan yang langsung nelayan, berpendapat bahwa aktivitas perekonomian
menghasilkan pendapatan uang atau sejenisnya masyarakat pesisir sangat ditunjang oleh peran
maupun kegiatan pekerjaan rumah tangga. Peranan perempuan seperti halnya istri-istri nelayan di
ibu rumah tangga bukan saja dilihat seberapa besar kelurahan Panyula kabupaten Bone, yang
kontribusi yang telah diberikan dalam menunjang mengembangkan industri rumah tangga dengan
kehidupan sosial ekonomi keluarga, namun peran ibu melakukan pengasapan ikan yang disebut bale tapa.
rumah tangga yang lebih luas dapat pula dilihat dari Kontribusi pendapat wanita nelayan tersebut sangat
sumbangsi yang diberikan terhadap lingkungan atau membantu ekonomi rumah tangga masyarakat
terhadap masyarakat dimana ia bermukim. Peranan nelayan.
perempuan dalam kehidupan keluarga terutama bagi Dari beberapa hasil penelitian yang
keluarga yang masih hidup dalam kondisi dikemukakan di atas berkenaan dengan peran
kemiskinan seperti yang banyak kita jumpai pada perempuan disektor ekonomi publik yang cukup
masyarakat nelayan yang mata pencahariannya tidak potensial dalam meningkatkan ekonomi keluarga.
menentu, ada waktu dimana para nelayan harus Kondisi tersebut hampir sama dengan aktivitas
melaut dan ada waktu dimana para nelayan tidak perempuan nelayan yang ada di Kelurahan Lapulu
dapat melaut karena kondisi cuaca yang tidak Kecamatan Abeli Kota Kendari. Kaum perempuan di
memungkinkan. Dalam kondisi yang demikian maka daerah ini umumnya yang berstatus sebagai isteri
diperlukan peran isteri untuk membantu ekonomi nelayan mempunyai berbagai aktivitas dalam
keluarga dengan melakukan pekerjaan di luar rumah meningkatkan ekonomi keluarga. Pekerjaan-
(publik). Kusnadi (2001) berpendapat bahwa, pekerjaan tersebut meliputi: Pembuatan ikan asin,
sebagian besar aktivitas perekonomian di kawasan terasi, abon ikan serta berbagai makanan dari hasil
pesisir melibatkan kaum perempuan dan sistem olahan ikan dan rumput laut, melakukan
pembagian kerja. Pekerjaan di laut merupakan rana perdagangan ikan dan sebagian diantaranya bekerja
kaum laki-laki, dan perempuan di darat. Peran pada industri pengolahan ikan disekitar Kecamatan
tersebut telah menempatkan kaum perempuan Abeli. Profesi tersebut telah lama mereka geluti,
sebagai penguasa aktivitas ekonomi pesisir. Dampak sebagai salah satu upayah untuk menunjang ekonomi
dari sistem pembagian kerja ini adalah kaum keluarga yang rata-rata suami mereka adalah
perempuan mendominasi dalam urusan ekonomi nelayan.
rumah tangga dan pengambilan keputusan penting di Berdasarkan fenomena tersebut, penulis
rumah tangganya merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang
Berkaitan dengan hal tersebut menunjukkan berkenaan dengan peran ganda istri nelayan di
bahwa kaum perempuan sudah banyak terlibat secara Kelurahan Lapulu. Adapun permasalahan pokok
aktif dalam membantu ekonomi keluarga. Dari dalam penelitian ini adalah: Bagaimana peran istri
beberapa penelitian telah membuktikan bahwa nelayan di Kelurahan Lapulu dalam meningkatkan

80 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90


ekonomi keluarga. Tujuan yang ingin dicapai dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
kajian ini adalah: (1) untuk mengungkapkan peran
istri-istri nelayan dalam aktivitas domestik, sosial Gambaran Kelurahan Lapulu
dan ekonomi publik, (2) untuk mengetahui faktor- Kelurahan Lapulu merupakan salah satu
faktor yang mendorong sehingga istri-istri nelayan kelurahan dari 13 belas kelurahan yang berada di
melakukan peran ganda tersebut, (3) besarnya wilayah pemerintahan Kecamatan Abeli, sebelum
kontribusi yang diberikan istri nelayan dalam dimekarkan Kelurahan Lapulu berada di wlayah
meningkatkan ekonomi keluarga. Selanjutnya hasil Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi
penelitian ini akan dijadikan informasi dan publikasi Tenggara. Kelurahan Lapulu terletak di daerah
tentang peran ganda istri-istri nelayan di Kelurahan pesisir esturia Teluk Kendari dengan ketinggian ± 2
Lapulu, sekaligus memberi masukan kepada meter dari permukaan laut. Merupakan kawasan
pemerintah dalam hal pemberdayaan perempuan di perkampungan dengan radius atau jarak ± 3 km dari
sektor perikanan. ibukota Kecamatan, dan ± 8,4 km dari Kota Kendari
dengan jarak tempuh kurang lebih 20 menit. Untuk
METODE PENELITIAN menuju ke Kelurahan Lapulu dapat ditempuh melalui
dua jalur lewat darat melalui jalan tapak kuda atau
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan bay pass dan jalan poros Andonouhu dengan
pendekatan kualitatif yang menggambarkan peran menggunakan angkutan umum, sedang lewat laut
ganda perempuan, khususnya isteri nelayan dalam berjarak ± 640 meter dari pelabuhan rakyat di
sektor ekonomi publik dalam meningkatkan Kecamatan Kendari Barat melalui jalur Pasar Sentral
ekonomi keluarga. Materi yang menjadi sasaran kota, maupun dari jalur pantai biru Sanggula
utama dalam penelitian ini adalah berbagai hal yang menggunakan perahu motor jonson.
berkaitan dengan peran istri-istri nelayan yang Kelurahan Lapulu dimekarkan pada tahun 1997
bekerja di sektor perikanan yang meliputi menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Puday dan
pengelolaan ikan asin, pembuatan terasi, produk- Kelurahan Lapulu sendiri. Secara administratif,
produk olahan dari ikan dan rumput laut, dan peran batas-batas wilayah Kelurahan Lapulu adalah
istri nelayan di industri Pengolahan ikan. sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan
Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Lapulu Teluk Kendari, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Abeli, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Kelurahan Abeli, sebelah Barat berbatasan dengan
Tenggara. Masyarakat di Kelurahan Lapulu Kelurahan Puday, dan sebelahTimur berbatasan
mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan, dengan Kelurahan Poasia. Kelurahan Lapulu
karena letak geografis yang berada di wilayah memiliki luas ±2,1 km² yang dibagi menjadi 4 RW
pesisir. Kondisi inilah yang memungkinkan peran atau 9 RT. Luas Kelurahan 3,96 % dari luas
perempuan pada keluarga nelayan di kelurahan Kecamatan Abeli jika dibandingkan dengan luas
tersebut dapat melakukan fungsi ganda baik pada Kelurahan lainnya, dan menempati peringkat ke 10
sektor domestik maupun publik. Aktivitas ekonomi dalam hal luas wilayah.
publik dilakukan bukan hanya untuk kesetaraan Jumlah penduduk menurut data monografi
gender, akan tetapi terlebih pada kebutuhan hidup Kelurahan Lapulu tahun 2011, berjumlah 3.960
untuk menunjang ekonomi keluarga. Berbagai usaha jiwa, terdiri dari laki-laki 2006 jiwa dan perempuan
yang dilakukan istri-istri nelayan di Kelurahan 1.954 jiwa yang tergabung dalam 804 kk, jumlah
Lapulu untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang penduduk ini tersebar kedalam 4 RW. Penduduk
ditunjang oleh kondisi masyarakat dan wilayahnya. yang bermukim di Keluarahan Lapulu kebanyakan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini penduduk pendatang sekitar 80 % yang terdiri dari
berasal dari dua sumber, yaitu Data primer dan data suku Bugis, Makassar, dan Bajo, sedang selebihnya
skunder. Data primer diperoleh melalui wawancara adalah penduduk asli suku Tolaki. Kebanyakan dari
dengan beberapa responden informan yang terdiri suku pendatang ini memdiami wilayah sekitar pesisir
dari istri-istri nelayan, tokoh-tokoh masyarakat, dan pantai Teluk Kendari, mereka pada umumnya
pemerintah setempat yang senantiasa mengupayakan bekerja sebagai nelayan. Interaksi antar suku terjalin
sarana dan prasarana untuk meningkatkan dengan baik dan mereka sudah kawin mawin,
kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada di antara suku Bugis Makassar yang kawin dengan
Kelurahan Lapulu. Data sekunder, diperoleh dari orang Bajo dan Orang Tolaki, sehingga budaya
sumber arsip-arsip lokal Dinas perikanan dan mereka sudah berbaur dan menjadi satu kesatuan
kelautan, organisasi pemberdayaan wanita, dalam bermasyarakat. Perempuan suku Bajo, Bugis
pemerintah setempat dan Badan Pusat Statistik, dan Makassar banyak yang bekerja di sektor industri
serta organisasi non pemerintahan (LSM), dan dan usaha pengolahan hasil laut, mereka sangat aktif
sumber kepustakaan, seperti jurnal, artikel, makalah, membantu suami dalam menambah penghasilan
tesis, disertasi, dan internet. keluarga.
Angka butu huruf penduduk di Kelurahan
Lapulu masih cukup tinggi sekitar 25,2 % dari total
penduduk.Sama halnya dengan prosentase penduduk

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 81
tidak tamat SD sebesar 21,7 % . Angka-angka ini peran tersebut tidak terlepas dari aktivitas mereka
hampir setara dengan prosentase jumlah penduduk sehari-hari.
yang lulus SLTA sebesar 25,4 % yang merupakan Karakteristik pekerjaan suami sebagai nelayan
angka tertinggi, disusul dengan jumlah penduduk yang harus meninggalkan rumah dalam jangka waktu
lulus SLTA sebesar 25,3 %. Disisi lain prosentase tertentu, membuat peran pengambilan keputusan
penduduk yang menamatkan pendidikan tinggi masih banyak diambil alih oleh para istri. Walaupun
terbilang rendah sekitar 0,7 % untuk lulusan D1, 0,1 kadang mereka berkonsultasi kepada suami atas
% dan lulusan D2 dan 2,6% untuk lulusan S1. keputusan-keputusan yang akan atau telah diambil,
Mayoritas warganya bermata pencaharian pada akhirnya istrilah yang melakukan pengambilan
sebagai nelayan, mereka terdiri dari nelayan keputusan tersebut. Keputusan yang diambil alih
pemilik, buruh nelayan, pembudidayaan ikan dan termasuk keputusan internal keluarga, maupun
organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah keputusan-keputusan berhubungan dengan pihak
ikan (industri ikan kering), supplier faktor sarana luar. Suami lebih banyak berada di lingkungan laut
produksi perikanan (industri kapal rakyat misalnya). dan fokus pada kegiatan mencari ikan sedang istri
Dalam non perikanan, masyarakat pesisir bisa terdiri lebih banyak berada dilingkungan keluarga dan luar,
dari penjual jasa pariwisata, penjual jasa transportasi sehingga pengambilan keputusan, lebih dominan
(kelompok jonson), serta kelompok masyarakat dilakukan istri.
lainnya yang memanfaatkan sumberdaya non hayati Dalam urusan keuangan rumah tangga pada
laut dan pesisir untuk menyokong kehidupannya. umumnya pengelolaannya dibebankan pada istri,
Penduduk Kelurahan Lapulu mayoritas beragama terutama dalam mengatur pengeluaran pembiayaan
Islam sekitar 95,19% dan selebihnya adalah rumah tangga. Bentuk-bentuk pengeluaran masih
penduduk beragama Kristen sebesar 4,81%. bersifat kebutuhan mendasar misalnya untuk
Masyarakat pendatang yang bermukim di komsumsi keluarga, perlengkapan produksi ekonomi
Kelurahan Lapulu kesemuanya beragama Islam, dan biaya pendidikan anak-anak. Sedang
sementara sebagian kecil masyarakat suku Tolaki pengeluaran untuk kebutuhan pakaian, perabot,
yang beragama Kristen. Untuk mengakomadasi kesehatan dan biaya sosial lainnya merupakan
kebutuhan masyarakat dalam beribadah, maka pengeluaran yang tidak menentu dan masih dapat
tersedia tempat ibadah berupa dua bangunan ditangguhkan apabila kebutuhan ini tidak terlalu
Mesjid satu Musholla, dan satu gereja. mendesak. Seperti yang diutarakan ibu Darti (32
tahun), bahwa pengambilan keputusan dalam urusan
Peran Domestik dan Sosial keuangan diserahkan kepadanya, karena suami
Di dalam kehidupan keluarga, perempuan waktunya lebih banyak di laut dan kembali sekali
sebagai istri memainkan peran sebagai makhluk dalam sebulan. Sehingga pengambilan keputusan
sosial yang berhubungan mesra dengan suaminya, untuk urusan keuangan dan rumah tangga, seperti
sebagai teman hidup dan ibu yang penuh kasih penentuan biaya sekolah anak-anak, pembelian
sayang terhadap anak-anaknya. Sesuai pernyataan perabot, dana sosial dan sebagainya diserahkan
Baker (dalam Fadliah 2011) bahwa menjadi seorang sepenuhnya kepada saya (wawancara 9 pebruari
istri, ibu rumah tangga adalah pekerjaan mulia, suatu 2012).
peran yang harus ditekuni dan dijalani secara Sebagai istri nelayan dimana pendapatan suami
profesional. Peran istri untuk urusan domestik bukan tidak menentu tergantung kemurahan alam, maka
sekedar kewajiban, melainkan sudah kodratnya keputusan-keputusan yang diambil mengharuskan
dalam kehidupan rumah tangga, sementara suami memiliki intuisi dan pengetahuan akan resiko dari
berperan sebagai kepala rumah tangga yang keputusan yang diambil. Kebanyakan keputusan
menafkahi seluruh kebutuhan istri dan anak-anaknya. yang berhubungan dengan keluarga mereka lakukan
Demikian halnya pada rumah tangga nelayan, secara langsung karena desakan waktu. Keputusan
pengaturan atau pengolahan rumah tangga keuangan juga lebih banyak dilakukan para istri
merupakan tugas utama para istri, kegiatan ini mengingat merekalah pengelola keuangan rumah
seolah-olah tidak mengenal waktu dalam tangga. Apabila kekurangan dana maka istri yang
pelaksanaannya. Tugas itu berkaitan dengan menanggulangi dari penghasilannya bekerja.
penyiapan makan dan minum bagi segenap anggota Musyawarah antara istri dan suami dilakukan dalam
keluarga, mengasuh anak, mendidik, menjaga dan pengambilan keputusan terutama untuk hal yang
mengarahkan anak-anak terutama bagi yang belum bersifat khusus. Hampir seluruh informan menjawab
dewasa mengurus, membersihkan dan membenahi bahwa penghasilan suami sebagai nelayan
perabot rumah tangga, mencuci dan merapikan seluruhnya diberikan pada istri untuk di kelolah
pakaian segenap anggota keluarga. Istri-istri nelayan Peran istri nelayan di Kelurahan Lapulu bukan
di Kelurahan Lapulu tetap menempatkan peran hanya terbatas pada aktivitas domestik dan ekonomi
domestik atau reproduktif sebagai peran utama publik, mereka juga masih meluangkan waktu untuk
dalam keluarga. Peran seorang wanita yang telah aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
menikah dalam keluarganya sebagai isteri atau ibu Kegiatan tersebut berupa pelatihan keterampilan
dituntut untuk mengurus suami dan anak-anaknya, ataupun penyuluhan yang diadakan oleh ibu-ibu

82 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90


PKK di Kelurahan Lapulu. Selain kegiatan tersebut metode Qiraah untuk ibu-ibu yang buta aksara Al-
masih terdapat kegiatan-kegiatan lainnya seperti Qur’an, mengunjungi apabila anggota yang sakit atau
arisan dan pengajian kelompok majelis Ta’lim. meninggal dengan menyelenggarakan ta’siyah dan
Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut membantu penyelenggaraan jenazah. Kegiatan
terkoordinir dengan baik. Antusiasme dari kaum ibu kerohanian ini disamping menambah pengetahuan
pun cukup banyak mengikuti kegiatan-kegiatan ibu-ibu dalam ilmu agama juga dapat berorganisasi,
tersebut. Mereka terbentuk dalam kelompok kerja dan bersosialisasi dalam masyarakat.
yang dibentuk oleh ibu-ibu nelayan, menurut Ibu
Maulida (35 tahun) yang bertugas sebagai penyuluh Peran Istri Nelayan pada Sektor Ekonomi Publik
perikanan di Kecamatan Abeli mengatakan bahwa di Masyarakat nelayan di Kelurahan Lapulu di
Kelurahan Lapulu sudah banyak terbentuk kelompok Kecamatan Abeli, merupakan salah satu golongan
wanita-wanita nelayan yang beranggotakan sekitar sosial yang kelangsungan hidupnya ditopang oleh
15 sampai 20 orang dalam satu kelompok, dengan kemampuannya mengelolah sumberdaya perikanan
melakukan kegiatan industri rumah tangga berupa yang tersedia di lingkungannya. Pembagian peran
pengolahan hasil perikanan yang siap dipasarkan di yang sejajar khususnya dari aspek ekonomi
masyarakat. Kegiatan ini dirasakan sangat membantu perikanan dimana perempuan nelayan yang
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mengurusi pasca panen yang meliputi pengolahan,
(wawancara 10 Pebruari 2012) pengawetan dan pemasaran, sementara pria pada
Dalam kelompok PKK, ibu-ibu nelayan aspek produksi melalui kegiatan penangkapan ikan
diajarkan berbagai macam keterampilan utamanya dapat menjadi salah satu cara untuk mendorong
yang berhubungan dengan hasil perikanan dan dan partisipasi wanita lebih baik. Sebagai nelayan kecil
biota laut, misalnya pengolahan ikan asin, atau buruh nelayan penghasilan dari kegiatan melaut
pembuatan bakso ikan, abon ikan, keripik rumput bersifat spekulatif dan tidak tentu, untuk memenuhi
laut dan berbagai olahan menu yang terbuat dari kebutuhan hidup sehari-hari, maka kaum perempuan
rumput laut. Aktivitas ibu-ibu nelayan dalam pesisir atau isteri nelayan mengambil peranan yang
kegiatan sosial ini sudah mendapat apresiasi dari sangat penting.
pemerintah provinsi bahkan sampai tingkat nasional Perempuan nelayan merupakan salah satu
dalam berbagai perlombaan yang berkaitan dengan komponen yang sangat penting dalam pembangunan
pengolahan hasil laut. Kelompok wanita nelayan di pesisir karena posisisnya yang strategis dalam
Kelurahan Lapulu yang senantiasa mengikuti kegiatan berbasis perikanan dan kelautan sebagai
perlombaan adalah kelompok wanita nelayan Bajo pedagang pengecer, pengumpul ikan, pedagang
Indah yang diketuai ibu Linda (32 thn) yang telah besar, buruh upahan, maupun tenaga pengolah hasil
mengikuti berbagai perlombaan dan beberapa kali perikanan. Keterbatasan ekonomi keluargalah yang
mendapat penghargaan. menuntut wanita nelayan termasuk anak-anak
Keberhasilan kelompok-kelompok wanita mereka bekerja di daerah pesisir. Bahwa istri nelayan
nelayan di Kelurahan Lapulu dalam berprestasi tidak harus bekerja dengan motivasi utama mencari
terlepas dari keterlibatan pemerintah dalam berbagai tambahan penghasilan dalam usaha memenuhi
program pemberdayaan masyarakat yang dikelolah kebutuhan ekonomi rumah tangga mereka yang
masyarakat melalui BKM (Badan Keswadayaan sepertinya sudah menjadi keharusan. Kondisi
Masyarakat) misalnya PNPM (Program Nasional ekonomi keluarga dimana jumlah kebutuhan yang
Pemberdayaan masyarakat) Mandiri. Sesuai dengan semakin meningkat dengan bertambahnya anggota
kondisi masyarakat di Kelurahan Lapulu, yang keluarga yang memerlukan berbagai kebutuhan baik
bergerak di bidang perikanan dan kelautan melalui bersifat primer maupun sekunder. Sementara
tiga komponen yaitu Pengembangan Usaha Mina penghasilan suami yang hanya sebagai nelayan kecil
Pedesaan (PUMP) Perikanan Tangkap, Perikanan sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
Budidaya dan Pengolahan dan Pemasaran Hasil ekonomi keluarga.
Perikanan. Program pemerintah ini sangat membantu Sudah menjadi gejala umum jika isteri nelayan
masyarakat nelayan di Kelurahan Lapulu. harus bekerja demi memperoleh pendapatan
Dalam kegiatan keagamaan ibu-ibu nelayan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sosial
juga sangat aktif melakukan pengajian yang ekonomi rumah tangganya. Istri nelayan bekerja
dilaksanakan oleh majelis taklim di Kelurahan lebih kepada alasan karena kebutuhan ekonomi,
Lapulu. Pengajian ini rutin dilaksanakan setiap bulan bukan berdasarkan pada kesetaraan gender.
dirangkaiakan pula dengan arisan yang mengambil Maksudnya adalah, bahwa istri-istri nelayan bekerja
tempat di Mesjid Lapulu. Anggota pengajian ini mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
bukan saja dari ibu-ibu nelayan, akan tetapi seluruh keluraga karena pendapatan suami masih rendah dan
masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Lapulu. tidak mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga,
Kelompok majelis Taklim di Kelurahan Lapulu sehingga menyebabkan tekanan ekonomi keluarga.
mempunyai berbagai program kegiatan misalnya Sebagai nelayan penghasilan suami hanya
membuka pengajian untuk anak-anak yang mengandalkan hasil tangkapan ikan dari aktivitas
tergabung dalam TPA/TKA dan dewasa melalui bekerja di laut, dimana unsur gambling antara

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 83
mendapat tangkapan dengan tidak mendapat Kelompok wanita nelayan pesisir khusus melakukan
tangkapan ikan selalu ada. Sedang untuk nelayan usaha pembuatan abon ikan,dan abon udang.
yang bekerja pada bos/pemilik kapal, mereka harus Walaupun setiap kelompok mempunyai
membagi keuntungan dari hasil tangkapan yang di spesifikasi usaha, tapi pada umumnya mereka
dapat selama berlayar dengan lama waktu sekitar 20 mempunyai usaha yaitu pengolahan ikan asin, karena
hari atau lebih. pengolahan ikan asin merupakan produksi utama
Perempuan nelayan di Kelurahan Lapulu pada masyarakat nelayan di Kelurahan Lapulu.
umumnya mempunyai aktivitas di sektor ekonomi Pengolahan ikan asin dilakukan dengan cara
publik dan sangat giat membantu meningkatkan tradisional dengan peralatan sederhana dimana ikan
ekonomi keluarga. Berbagai usaha yang dikelolah yang akan diasini terlebih dahulu dibersihkan dengan
oleh istri-istri nelayan seperti membuat ikan kering, membelah ikan lalu mengeluarkan isi perut ikan,
terasi, bakso ikan dan berdagang ikan asin. Bagi kemudian dicuci sampai bersih, selanjutnya ikan
mereka yang memiliki kemampuan modal usaha diberi garam dan didiamkan selama satu malam agar
yang cukup, dapat mengembangkan usaha ekonomi garamnya meresap, kesesokan harinya ikan baru
secara mandiri, dengan menjadi pedagang dijemur. Pengeringan berlangsung sekitar 2 sampai 3
pengumpul ikan asin, dan jika tidak isteri nelayan hari apabila cuaca cerah. Banyaknya ikan yang
akan menjadi tenaga kerja lepas maupun tetap di dikelolah dalam sehari biasanya berkisar antara 100
perusahaan industri perikanan yang terdapat di sampai 200 kg, pengelolaan ikan sangat bergantung
sekitar ke Lurahan Lapulu, atau ke unit-unit usaha pada musim. Pada musim penangkapan ikan dan
yang dikelola orang lain. Adapun Aktivitas-aktivitas cuaca cerah maka pengolahan ikan asin jumlahnya
di rana publik yang dilakukan istri-istri nelayan di akan meningkat, sementara apabila musim
Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli dalam penghujan aktivitas kelompok ini biasanya berhenti
meningkatkan ekonomi keluarga adalah: untuk sementara. Harga jual ikan asin berada
dikisaran Rp.60.000 sampai Rp.65.000,- perkilogram
1. Usaha Pengolahan Ikan dan Rumput laut apabila di jual langsung ke konsumen, kalau dijual
Aktivitas istri-istri nelayan dalam pengolahan melalui perantara atau di pasarkan ke supermaket
ikan dan rumput laut di Kelurahan Lapulu pada maka harganya lebih rendah, sekitar Rp. 55.000
umumnya dilakukan secara bekelompok yang perkilogram. Jenis-jenis ikan yang diasinkan
tergabung dalam kelompok wanita nelayan. Kegiatan misalnya ikan sunu, ikan teri, ikan katamba dan ikan
ini dilakukan setelah aktivitas domestik dalam cakalang. Tapi lebih dominan yang dibuat ikan asin
urusan rumah tangga selesai, sehingga tidak adalah ikan jenis sunu. Bagi nelayan yang
mengganggu peran mereka sebagai ibu rumah tangga melakukan penangkapan ikan sunu menjualnya
dalam mengurus suami dan anak. Mereka bekerja dengan dua cara, yang masih hidup biasanya
sesuai ketersediaan bahan yang akan diolah, langsung dijual keperusahaan-perusahaan
sehingga tidak setiap hari mereka harus bekerja. Ada pengekspor ikan, sedang ikan sunu yang sudah mati
beberapa kelompok wanita nelayan di Kelurahan diolah menjadi ikan asin.
Lapulu yang melakukan pengolahan ikan dan rumput Pembuatan terasi udang, pengolahannya
laut yaitu: Kelompok wanita nelayan Bajo Indah, dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana
Kelompok wanita nelayan sumber rejeki, kelompok yaitu dengan membersihkan udang terlebih dahulu,
wanita nelayan Tenggiri dan kelompok wanita lalu dikukus , selanjutnya udang ditumbuk sampai
nelayan Maju Bersama. halus dan dibentuk menjadi terasi padat yang dikenal
Kelompok wanita nelayan ini beranggotakan dengan terasi basah. Untuk terasi bubuk kering
istri-istri nelayan, dimana setiap kelompok terdiri dilakukan dengan cara mengukus terasi padat tadi
atas 10 sampai 15 orang dengan usia produktif 30 kemudian disangrai sampai kering sampai menjadi
sampai 60 tahun. Mereka bekerja sama dalam usaha bubuk terasi, selanjutnya di kemas dalam bungkus
pengolahan ikan yang menghasilkan berbagai plastik untuk di jual. Harga jual terasi padat untuk
produk, misalnya pengolahan ikan asin, bakso ikan, ukuran 1 kg sebesar Rp. 55.000,-,sampai Rp.60.000
otak-otak ikan, abon ikan, terasi dan berbagai dan pemasaranya di lakukan di pasar-pasar sekitar
makanan yang terbuat dari rumput laut. Adapun jenis Kelurahan Lapulu dan di Kota Kendari. Menurut ibu
usaha yang dilakukan kelompok wanita nelayan Linda (33 tahun) ketua kelompok wanita nelayan
sebagai berikut : 1). Kelompok wanita nelayan Bajo Bajo Indah, untuk produksi terasi udang bubuk saat
Indah melakukan usaha pengolahan ikan asin dan ini, masih dilakukan uji coba kemasannya di Jakarta
terasi, 2) Kelompok wanita nelayan Sumber Rejeki untuk mendapatkan kemasan terasi yang mempunyai
melakukan usaha pengolahan ikan asin dan makanan standar nasional (wawancara 13 Peberuari 2012).
olahan dari ikan, 3) Kelompok wanita nelayan Pembuatan abon ikan yang bahannya bakunya
Tenggiri melakukan usaha pengolahan ikan asin dan dari ikan tuna baby dilakukan dengan cara ikan
berbagai makanan yang terbuat dari rumput laut. 4) dikukus, setelah matang lalu diangin-anginkan
Kelompok wanita nelayan Maju bersama melakukan selanjutnya dihaluskan dan diberi bumbu berupa
usaha makanan yang terbuat dari rumput laut, dan 5) bawang putih, bawang merah, lengkuas, sereh, gula
merah. Setelah bumbu tercampur dengan ikan yang

84 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90


telah dihaluskan kemudian adonan ikan dicampur Pengolahan dan pemasaran ikan, pengemasan
santan kelapa dan dimasak sampai kering, demikian produk, manajemen usaha dan dispersifikasi olahan
pula untuk pembuatan abon udang dilakukan dengan ikan; abon, nuget, otak-otak, dan ikan asap. Setiap
cara yang sama. Menurut ibu Maulida (40 tahun) pelatihan diikuti oleh ketua kelompok atau yang
penyuluh perikanan di Kecamatan Abeli, mewakili kelompoknya, hasilnya disosialisasikan
mengatakan ada beberapa kelompok wanita nelayan atau diajarkan pula kepada anggotanya, untuk
yang melakukan usaha rumah tangga (home meningkatkan sumber daya manusia anggota
industry) pengolahan abon ikan dan udang, yang kelompok
tempat pengolahannya masih bersatu dengan dapur .
rumah tangga. Sementara persyaratan untuk 2. Usaha Penjualan Ikan
mendapatkan produksi pengolahan abon berstandar Selain melakukan usaha produk hasil olahan
nasional tempat pengolahannya harus terpisah ikan, istri-istri nelayan di Kelurahan Lapulu
dengan dapur, dan kemasan yang digunakan menekuni pula usaha penjualan ikan baik dalam
mempunyai bahan almunium foil, aqun preses, uji bentuk segar maupun ikan kering (asin). Wanita-
kadaluarsa dan terdapat lebel halal. Karena wanita nelayan yang memiliki modal usaha,
persyaratan tersebut belum sepunuhnya di penuhi, melakukan perdagangan ikan segar dengan cara
maka produksi abon ikan dan udang ini masih membeli ikan dari nelayan kemudian menjualnya ke
terbatas untuk pasaran lokal saja (wawancara 15 pasar-pasar atau di jajakan keliling kampung. Sedang
pebruari 2012) bagi pedagang ikan asin mereka membeli ke
Pada kelompok wanita nelayan yang pengoleloh usaha ikan asin baik yang ada di sekitar
melakukan pengolahan rumput laut untuk produk Kelurahan Lapulu, maupun di luar wilayah Lapulu.
makanan seperti kripik, es rumput laut dan sirup Seperti yang di lakukan Ibu Siti Fatima (56 tahun)
rumput laut. Kripik rumput laut dilakukan dengan adalah salah satu wanita nelayan penjual ikan asin
cara, rumput laut terlebih dahulu dijemur sebelum yang memulai usahanya sejak tahun 1998. Ia
direndam selama 3 malam, setelah dicuci bersih lalu membeli ikan asin di Tinanggea, sekitar 100 km dari
diblender. Adonan rumput laut yang telah diblender Lapulu, kemudian menjualnya ke pasar-pasar di Kota
kemudian dicampur terigu, gula, garam dan Kendari.
penyedap rasa selanjutnya dibentuk sesuai selera Aktivitas pembuatan ikan asin banyak pula
kemudian digoreng. Kripik rumput laut ini sangat dilakukan istri-istri nelayan secara kecil-kecilan yaitu
digemari konsumen mulai dari anak-anak sampai dengan mengolah hasil tangkapan suami mereka
dewasa. Sedang pada pembuatan sirup rumput laut yang tidak terjual untuk dijadikan ikan asin dan
diolah dengan mencampurkan gula dan aroma sesuai menjual kepada konsumen atau pedagang pengumpul
selera. Produk makanan dari rumput laut ini yang mendatangi rumah-rumah pembuat ikan asin.
pemasarannya masih terbatas pada kalangan Pengolahan ikan asin lebih banyak ditekuni
masyarakat di sekitar kota Kendari masyarakat nelayan di Kelurahan Lapulu, karena
Usaha pengolahan ikan yang dilakukan harga jualnya lebih mahal dari pada ikan segar,
kelompok wanita nelayan yang telah menghasilkan apalagi untuk jenis ikan sunu dan katambak. Modal
berbagai produk makanan merupakan salah satu berjualan ikan asin berkisar antara Rp.500.000,-
usaha yang memberi kontribusi yang cukup besar sampai Rp. 700.000,- Harga ikan sunu segar untuk
untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam 20 kg sekitar Rp. 300.000,- Tapi setelah di keringkan
setiap kelompok pengaturan keuangan dari usaha ikan akan menyusut sekitar 4 sampai 5 kg.
yang meliputi upah dan gaji anggota diatur oleh Walaupun menyusut setelah di jemur akan tetapi
bendahara kelompok atas persetujuan semua anggota harga ikan sunu masih menguntungkan apabila di
dan dibayarkan sesuai dengan kehadiran mereka jadikan ikan asin. Harga jual per kilo ikan sunu
bekerja dalam kelompok usaha. Mereka bekerja kwalitas bagus sekitar Rp.65.000 sampai Rp.
bersama-sama mulai dari pengolahan sampai 70.000/kg.
pengemasan, sehingga pembagian pekerjaan merata
untuk setiap anggota. 3. Peran istri nelayan di Industri Pengolahan
Kelompok wanita nelayan Bajo Indah, Ikan
merupakan salah satu kelompok wanita nelayan di Partisipasi peran wanita dalam era
Kelurahan Lapulu yang sangat aktif melakukan industrialisasi, dimana sektor industri menjadi motor
pengolahan ikan terutama untuk pembuatan ikan pembangunan sangat diperlukan adanya tenaga kerja
asin. Kelompok ini terbentuk sejak tahun 1997 dan yang merupakan salah satu input dalam proses
selalu mengikuti berbagai perlombaan yang produksi. Sumbangan wanita dalam pembangunan
berkaitan dengan pengolahan hasil laut dan beberapa ekonomi terlihat dari kecenderungan partisipasi
kali mendapatkan penghargaan dari pemerintah wanita dalam angkatan kerja. Sebagai salah satu
provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk pengembangan indikator, partisipasi dalam bidang ekonomi
dan pembinaan wanita nelayan di Kelurahan Lapulu, ditunjukkan dari laju peningkatan partisipasi wanita
beberapa kelompok wanita nelayan telah dalam angkatan kerja lebih cepat dari peningkatan
diikutsertakan berbagai pelatihan diantaranya: laju partisipasi pria. Peningkatan laju partisipasi

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 85
ditunjukkan pula pada aktivitas ekonomi publik yang gender dalam persamaan hak untuk mendapat
dilakukan oleh istri-istri nelayan di Kelurahan perlindungan dari perusahaan sebagai tenaga kerja
Lapulu, yang bekerja di sektor industri pengolahan yang mempunyai hak-hak dan kewajiwaban.
ikan. Wanita-wanita nelayan yang berstatus sebagai Pemberian cuti melahirkan dan cuti haid adalah satu
buruh pabrik yang bekerja dengan upah harian dan bentuk kepedulian perusahaan untuk menghargai
bulanan. Ada beberapa industri pengolahan ikan harkat wanita sebagai tenaga kerja yang dilindungi
yang mempekerjakan warga di sekitar Lapulu undang-undang ketenagakerjaan. Berbagai
diantaranya perusahaan Supratuna, MJL, PT Cilacap, keuntungan yang dirasakan sebagian wanita nelayan
PT Andika, PT Bung, PT Amo dan Yanagi yang bekerja disektor industri, walaupun harus
(perusahaan asing). Pada umumnya perusahaan- bekerja sehari penuh dan meninggalkan keluarga,
perusahaan ini melakukan usaha ikan dan udang akan tetapi ada penghasilan tetap yang akan
beku dan hasil laut lainnya. Menurut keterangan dari diperoleh setiap bulan. Pekerjaan sebagai buruh
Lurah Lapulu bahwa, sebagian besar wanita-wanita industri tidak serta merta meninggalkan tugas tradisi
nelayan yang bekerja di industri pengolahan ikan mereka sebagai ibu rumah tangga yang mengurus
adalah warga kelurahan Lapulu, aktivitas ini sudah suami dan anak, akan tetapi mereka sudah dapat
berlangsung lama sejak tahun 1991 ketika disekitar mengatur waktu agar dapat berperan ganda baik
pantai Kendari tepatnya di Kelurahan Puday dalam aktivitas domestik maupun aktivitas ekonomi
dibangun industri-industri pengolahan ikan. publik untuk membantu ekonomi keluarga. Kegiatan
Keberadaan perusahaan – perusahaan ini juga sebagai buruh perusahaan memberi peluang istri-istri
memberi peluang dalam memasarkan hasil nelayan di Kelurahan Lapulu untuk mendapatkan
tangkapan nelayan yang mencari ikan di sekitar penghasilan sendiri, tidak hanya mengandalkan
peraiaran pantai Sulawesi Tenggara. Banyak pula pendapatan suami sebagai nelayan, yang
nelayan-nelayan yang datang dari luar mensuplai penghasilannya tidak menentu (wawancara Asriani,
ikan di Industri pengolahan ikan ini misalnya Pebruari 2011).
nelayan-nelayan Mandar dan nelayan Bugis dari
perairan Teluk Bone. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Isteri
Pekerjaan sebagai buruh pengolah ikan dan Nelayan Terlibat dalam Sektor Ekonomi publik.
hasil laut lainnya pada perusahaan tersebut, sangat Selain faktor pendapatan suami yang rendah
diminati oleh sebagian istri nelayan karena mereka alasan lain istri bekerja karena ingin memiliki uang
mendapat penghasilan yang cukup memadai untuk sendiri dan dapat mengambil keputusan sendiri tanpa
menopang ekonomi keluarga seperti yang dilakukan berembuk dengan suami serta dapat
Ibu Darti (32 tahun), yang sehari-hari bekerja di mengaktualisasikan diri. Menurut Margaret M.
industri pengolahan ikan, mulai dari jam 8.00 sampai Poloma (dalam Fadlia, 2011) menyatakan bahwa
jam 16.00 sore. Pekerjaan yang dilakukan adalah seorang bekerja mempunyai ciri-ciri ekonomi,
membersihkan ikan-ikan kemudian di bekukan, ia psikologi dan sosial. Secara ekonomi manusia akan
mendapat upah perhari sekitar Rp. 43.100, dan memperoleh nafkah untuk hidup memenuhi berbagai
apabila lembur ia mendapat tambahan upah Rp.6.800 sarana penunjang hidup lainnya, dari segi psikologi
perjam. bekerja seseorang akan mengalami kepuasaan serta
Peran istri nelayan untuk menambah memberi harga diri, perasaan aman dan kesempatan
penghasilan keluarga dengan bekerja di industri untuk mengaktualisasikan diri. Secara sosial bahwa
pengolahan ikan menjadi salah satu pilihan aktivitas bekerja tidak sekedar bertahan hidup tetapi juga
ekonomi publik warga masyarakat di Kelurahan memerlukan kerukunan tetangga serta tolong
Lapulu. Kerena pekerjaan ini selain memberi upah menolong dalam masyarakat. Ada beberapa faktor
tetap sesuai kehadiran mereka dalam bekerja, bagi yang mempengaruhi istri nelayan untuk bekerja
mereka yang sudah menjadi pegawai tetap mendapat pada sektor ekonomi publik yaitu :
tunjangan, misalnya tunjangan hari Raya (THR)
yang diberikan perusahaan menjelang hari raya Idul a. Rendahnya Pendapatan Nelayan
Fitri, Jamsostek untuk seluruh keluarga, selain itu Faktor-faktor penyebab terjadi permasalahan
mereka mendapat jatah makan apabila mereka gender adalah tingkat pendapatan suami yang masih
lembur. Menurut Muliana (33 tahun) yang berstatus rendah menyebabkan tekanan ekonomi keluarga.
sebagai istri pappalele yang telah bekerja di PT Tingkat pendapatan yang rendah menjadikan para
Sultra Tuna selama 4 tahun, lebih menyukai bekerja nelayan hanya terfokus pada upaya untuk memenuhi
sebagai buruh industri dari pada mengolah ikan hasil kebutuhan dasar. Hal ini terjadi karena laki-laki
tangkapan suaminya sebagai nelayan. Menurutnya kurang berusaha/kurang mendapat akses dalam
bekerja sebagai buruh perusahaan pendapatannya memenuhi kebutuhan dasar keluarga, tingkat
sudah tetap asalkan kita hadir dan mulai bekerja pendidikan dan keterampilan yang rendah, kondisi
sesuai jam kerja perusahaan, boleh lembur kalau sosial budaya yang tidak berpihak kepada akses
suami mengizinkan. perempuan. Sebagai istri nelayan, mereka tidak dapat
Aktivitas istri-istri nelayan yang bekerja berpangku tangan sambil menunggu suami pulang.
disektor industri, menempatkan peran wanita sebagai Waktu yang ada diisi dengan kegiatan yang bersifat

86 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90


produktif, penghasilan suami yang belum mencukupi ketergantungan hidup pada suami, mereka bebas
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mengatur keuangan tanpa meminta bantuan kepada
diperlukan penunjang lewat peran istri nelayan untuk suami, misalnya dalam pembelian perabot, alat-alat
berkipra di ekonomi publik. Menurut pendapat dari dapur, ongkos sekolah anak-anak, dan kebutuhan-
beberapa istri nelayan yang bekerja melakukan kebutuhan lainnya. Kemandirian dalam mengatur
berbagai aktivitas produktif dalam pengolahan ikan, keuangaan rumah tangga membuat si istri percaya
perdagangan ikan, sebagai buruh pada industri diri dan berani mengambil keputusan.
pengolahan ikan mengatakan bahwa: Penghasilan Kemandirian istri nelayan yang dapat
suami mereka sebagai nelayan terkadang tidak memenuhi kebutuhan rumah tangganya tanpa
mencukupi untuk membiaya kebutuhan rumah membebani suami, walaupun tanggungjawab
tangga, apalagi pada musim tertentu mereka tidak sepenuhnya dalam mencari nafkah ada pada suami.
melaut sehingga otomatis mereka tidak Pekerjaan suami sebagai nelayan yang
berpenghasilan. Kondisi seperti menuntut kami pendapatannya tidak menentu sangat mendukung
sebagai istri untuk dapat melakukan aktivitas apabila istri produktif di sektor ekonomi publik, itu
produktif agar dapat membiayai kebutuhan sehari- pula yang menyebabkan istri-istri nelayan di
hari yang mutlak harus terpenuhi (wawancara, Kelurahan Lapulu 90 % bekerja diberbagai publik
Pebruari 2012) produktif, bukan hanya sekedar untuk membantu
Melihat kenyataan tersebut peran ganda istri ekonomi keluarga, akan tetapi lebih dari itu untuk
nelayan sangat produktif dalam memberi kontribusi kemandirian dalam mengaktualisasikan diri dalam
pendapatn keluarga. Perubahan peran istri nelayan keluarga dan masyarakat.
yang seringkali dianggap kontoversial, namun Kebebasan wanita untuk dapat memajukan
ternyata menyimpang arti yang lebih dalam, dengan dirinya sebagai individu, ternyata juga untuk dapat
bekerjanya istri sebagai pencari nafkah (ekonomi memerankan secara optimal sisi lain identitas
publik) si istri dapat mempunyai penghasilan sendiri kodratinya yang tergantung pada lingkungannya
yang dapat mengatasi kebutuhan ekonomi keluarga. (suami dan anaknya). Itu berarti kebebasan wanita
adalah konteks kesadaran akan keterikatan dirinya
b. Faktor Lingkungan dengan suami anak-anak dan orang-orang
Aktivitas istri nelayan untuk bekerja pada disekitarnya. Menurut istri-istri nelayan setempat
publik produktif sangat ditunjang oleh kondisi bahwa, mendapatkan uang dari hasil bekerja baik
lingkungan tempat tinggal mereka yang berdiam di melakukan pengolahan ikan, penjualan ikan, ataupun
wilayah pesisir. Pada masyarakat nelayan seperti bekerja sebagai buruh pada perusahaan pengolahan
halnya di Kelurahan Lapulu, laut pada dasarnya ikan, menimbulkan perasaan senang karena mampu
merupakan sumber kekayaan alam yang tak ternilai mengaktualisasikan diri seperti mampu mengikuti
harganya bagi manusia. Hal ini berkaitan dengan arisan baik di lingkungan keluarga maupun arisan
keberadaan di dalam laut senantiasa terkandung antar tetangga, mampu mengisi amplop apabila ada
berbagai sumber alam yang dapat digunakan sebagai keluarga atau tetangga yang melakukan pesta,
sarana untuk pemenuhan kelangsungan hidupnya. maupun menyumbang apabila ada keluarga yang
Artinya pontensi sumberdaya yang ada di dalam laut berduka dan selain sebagainya.
itu tidak akan berarti jika tidak ada uluran tangan
manusia untuk memberi arti terhadapnya.Karena d. Sosialisasi dan komunikasi
itulah potensi yang demikian itu akan bernilai Aktivitas istri nelayan di luar rumah memberi
apabila manusia berusaha untuk memanfaatkannya, peluang untuk mereka dapat bersosialisasi dan
dengan demikian untuk mengembangkan dan berkomunikasi dengan masyarakat luas. Sebagai ibu
penggalian sumberdaya laut yang tersedia itu rumah tangga tentunya mempunyai perasaan jenuh
diperlukan adanya sumberdaya manusia yang dan tertekan apabila hanya melakukan pekerjaan
terampil. domestik, keberadaan mereka di arena publik mampu
Ketersediaan sumberdaya laut untuk dikelola, menciptakan jaringan sosial serta memberi
memberi peran istri nelayan untuk bekerja disektor kesempatan untuk saling beriteraksi baik sesama
ekonomi publik. Berbagai jenis hasil laut dapat rekan kerja maupun antar pedagang dan kelompok.
diolah menjadi bahan makanan yang mempunyai
nilai jual yang tinggi, hasil tangkapan nelayan yang Bekerja di ekonomi publik memberi kebebasan
tidak dapat dijual dalam bentuk segar diolah menjadi istri-istri nelayan untuk berinteraksi dengan
ikan asin. Terdapatnya beberapa industri perusahaan masyarakat luar. Adanya dukungan dari suami
pengolahan ikan disekitar wilayah Kelurahan Lapulu menghilangkan perasaan tertekan dan bebas dalam
membuka peluang mereka untuk menjadi tenaga beraktivitas, walaupun sudah bebas dari perasaan
kerja di perusahaan tersebut. tertekan mereka senantiasa jujur dalam bertindak dan
menjaga kehormatan suami sebagai kepala rumah
c. Kemandirian dan aktualisasi diri tangga. Sebagai makhluk sosial, wanita nelayan
Kemampuan istri nelayan dengan bekerja di membutuhkan interaksi dengan dunia luar untuk
ekonomi publik sudah dapat mengatasi memudahkan mereka beraktivitas dan berkomunikasi

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 87
dengan masyarakat di lingkungannya, baik yang 700.000 perbulan. Jadi kalau digabung pendapatan
berhubungan dengan relasi kerja maupun sesama saya dan suami tertinggi sekitar Rp. 3.700.000 dan
pelaku ekonomi publik. terendah Rp. 1.200.000 perbulan (wawancara,
Pebruari 2012)
Kontribusi Pendapatan Istri Nelayan dalam Sebagai pedagang ikan asin pendapatan mereka
Meningkatkan Ekonomi Keluarga. sangat tergantung oleh pasokan ikan asin yang
Kontribusi penghasilan wanita pesisir, terhadap masuk. Kalau musim penangkapan ikan dan cuaca
pemenuhan kebutuhan rumah tangga cukup besar. panas maka pasoakan ikan asin lebih besar, sedang
Dominasi wanita pesisir dalam pengelolaan pada musim dimana nelayan tidak melaut, maka
keuangan keluarga sudah menjadi keharusan, sebagai pasokan ikan asin berkurang sehingga daya jual
mekanisme sosial yang konsektual dengan usaha menurun. Dari penuturan ibu Fatimah dimana
perikanan. Menurut Sayogyo (1983), peran wanita pendapatan yang diperoleh memberi kontribusi yang
dalam rumahtangga berkaitan erat dengan telaah lebih besar dari pendapatan suami dalam memenuhi
pekerjaan yang dilakukan dalam rumah tangga. kebutuhan rumah tangga. Kenyataan tersebut
Perannya dalam mencari nafkah dapat dilihat dari memperlihatkan bahwa peran wanita dalam
curahan jam kerja untuk menghasilkan pendapatan. memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga bukan
Dengan demikian kontribusi wanita tidak dapat sekedar sebagai penghasilan tambahan, melainkan
diabaikan begitu saja. sudah menjadi pendapatan utama dalam keluarga.
Berdasarkan jenis usaha yang dilakukan wanita Sementara bagi istri nelayan yang melakukan
nelayan terlihat adanya perbedaan kontribusi dari pekerjaan sebagai buruh pada perusahaan industri
berbagai jenis usaha yang dikelolah. Pendapatan dari pengolahan ikan sifatnya lebih tetap, karena mereka
istri nelayan diperoleh dari hasil berbagai jenis usaha mendapat gaji bulanan sebagai karyawan ditambah
yang dilakukannya untuk mecukupi kebutuhan pula mereka mendapat fasilitas jaminan kesehatan
rumahtangga. Istri nelayan pengolah ikan dan rumput untuk keluarganya dan tunjangan THR dari
laut, berdagang ikan dan bekerja di industri perusahaan. Sebagai karyawan mereka cukup
pengolahan serta usaha lainnya. Aktifitas pengolahan signifikan kontribusi ekonomi yang diberikan kepada
ikan dan rumput laut dilakukan tergantung dari ada keluarga sangat membantu dalam memenuhi
atau tidaknya aktifitas melaut yang dilakukan oleh kebutuhan rumah tangga. Menurut mereka upah yang
nelayan serta ada tidaknya hasil tangkapan. diperoleh sebulan sekitar Rp. 1.700.000, apabila
Sementara wanita nelayan yang berjualan atau mereka lembur. Tetapi apabila pasokan ikan kurang
berdagang ikan asin dan mereka yang menjadi buruh mereka tidak lembur, sehingga hanya mendapat
pada perusahaan industri pengolahan ikan penghasilan sesuai dengan pekerjaan rutin yang
aktifitasnya dilakukan setiap hari. dilakukan setiap karyawan Penghasilan ini
Besar kecilnya pendapatan nelayan pengolah merupakan penghasilan tetap, selama menjadi
ikan dan pedagang ikan sangat tergantung sekali mereka menjadi karyawan di Perusahaan tersebut.
kepada besar kecilnya hasil tangkapan sebagai Kontribusi pendapatan istri nelayan yang bekerja di
bahan, dimana hasil tangkapan sangat tergantung industri pengolahan ikan dapat mengatasi kesulitan
sekali kepada keadaan cuaca. Jika musim ikan, istri ekonomi rumah tangga nelayan ketika suami mereka
nelayan yang melakukan pengolahan ikan untuk tidak melaut.
berbagai bahan makanan dan pembuat ikan asin
memperoleh pendapatan yang cukup besar akan SIMPULAN
tetapi pada musim paceklik mereka hanya mengolah
sedikit, bahkan sama sekali tidak melakukan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pengolahan sehingga mereka juga tidak mempunyai yang telah diuraikan mengenai peran istri nelayan
pendapatan. Sedang bagi istri nelayan yang bekerja dalam sektor domestik dan ekonomi publik di
sebagai buruh industri pengolahan ikan akan Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari,
mempunyai penghasilan lebih besar, apabila maka dapat diambil beberapa aspek yang menjadi
mereka lebih banyak melakukan lembur. kesimpulan bahwa: pertama, peran domestik istri
Kontribusi penghasilan istri nelayan berbeda- nelayan merupakan aktivitas kesaharian mereka
beda sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang dalam mengurus rumah tangga. Peran reproduktif ini
dilakukan. Bagi istri nelayan yang melakukan merupakan peran tadisi yang mencakup peran sebagi
pengolahan ikan menjadi bahan makanan seperti istri atau ibu yang mengurus suami dan anak,
pembuatan abon, bakso dan kripik rumput laut memasak, mencuci dan membersihakan rumah. Pada
berfluktuasi sesuai dengan ketersedian bahan yang umumnya istri nelayan melakukan peran ini karena
akan diolah. Menurut ibu Linda bahwa, penghasilan mereka tidak memiliki pembantu rumah tangga.
yang diperoleh tidak tetap sesuai besarnya produksi Disamping itu peran domestik mencakup pula peran
yang dihasilkan, paling tinggi sekitar Rp. 1.200.000, dalam mengasuh anak dan urusan pendidikan serta
sedang paling rendah sekitar Rp. 500.000 perbulan. kewenangan istri dalam pengambilan keputusan dan
Pendapatan suami sebagai nelayan paling tinggi urusan keuangan. Dalam aktivitas kemasyarakatan
sekitar Rp. 2.500.000, - dan paling rendah sekitar Rp. dan sosial, istri-istri nelayan di Kelurahan Lapulu

88 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90


sangat antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan istri nelayan ini perlu ditingkatkan secara
diselenggarakan oleh ibu-ibu yang tergabung dalam terarah dan berkesinambungan, oleh karena itu perlu
organisasi PKK yang bertujuan untuk meningkatkan adanya upaya dari pemerintah setempat dan dinas
keterampilan dan sumberdaya manusia. Mereka juga terkait untuk terus melakukan pembinaan dan
terlibat dalam kelompok pengajian majelis ta’lim dan meningkatkan keterampilan sumberdaya manusia
arisan yang diselenggarakan masyarakat setempat. wanita nelayan agar dapat meningkatkan taraf hidup
Wadah ini memberi kesempatan kepada istri-istri dan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kelurahan
nelayan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan Lapulu.
masyarakat di lingkungannya. Kedua, peran serta Badan Keswadayaan
Dalam ekonomi publik peran istri nelayan, Masyarakat (BKM) dalam membantu menfasilitasi
bukan hanya sekedar mengaktualisasikan diri dalam kebutuhan modal usaha bagi masyarakat nelayan,
kesetaraan gender, melainkan peran produktif ini khususnya istri-istri nelayan dalam mengembangkan
lebih pada pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. usahanya merupakan suatu upaya yang dilakukan
Pendapatan suami sebagai nelayan yang tidak pemerintah untuk memperdayakan potensi yang
menentu menuntut mereka berperan untuk mencari dimiliki wanita nelayan. Untuk memaksimalkan dan
nafkah tambahan. Berbagai usaha dan pekerjaan mengefektifkan penyaluran dana yang di kelolah
yang dilakukan istri-istri nelayan di Kelurahan BKM perlu pengawasan dari pemerintah dan
Lapulu yang meliputi usaha pengolahan ikan masyarakat agar tidak terjadi penyimpangan dan
menjadi berbagai produk makanan, pembuatan ikan salah sasaran demi tercapainya kesejahteraan
asin, terasi dan perdagangan ikan asin serta sebagai masyarakat nelayan. Demikian halnya sarana dan
buruh/karyawan pada perusahaan industri infrastruktur yang di bangun pemerintah dan instansi
pengolahan ikan yang terdapat di Kelurahan Puday. terkait di Kelurahan Lapulu yang berkaitan dengan
Dari berbagai aktivitas ini mereka mendapatkan aktivitas kenelayanan dengan tujuan untuk
income untuk membantu memenuhi kebutuhan menfasilitasi dan memberi kemudahan untuk
rumah tangga. pengembangan usaha nelayan tidak dipergunakan
Kedua, berbagai faktor yang menyebabkan istri semaksimal mungkin, sehingga sarana tersebut
nelayan mengambil peran dalam sektor ekonomi terkesan tidak memberi banyak manfaat bagi
publik terakait dengan rendahnya pendapatan yang masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu perlu
diperoleh suami sebagai nelayan tidak menentu. dilakukan sosialisasi dan musyawarah kepada
Keberadaan mereka di wilayah pesisir mendukung masyarakat nelayan setempat terkait dengan
para istri nelayan melakukan aktivitas dalam infrastruktur yang tersedia agar dimanfaatkan dan
berbagai sumberdaya laut, keinginan untuk mandiri dipergunakan semaksimal mungkin untuk
dalam berpenghasilan menjadikan istri tidak meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat
tergantung sepenuhnya pada penghasilan suami, nelayan.
demikian pula kebebasan dalam mengaktualisasikan
diri serta kebutuhan dalam bersosialisasi dan DAFTAR PUSTAKA
berkomunikasi dengan masyarakat luar merupakan
kecenderungan istri-istri nelayan untuk beraktivitas Chusnul Hayat, 2006. Gender dan Perubahan
di rana ekonomi publik. Ekonomi : Peranan Perempuan Dalam Indistri
Ketiga, peran istri nelayan yang bekerja di Batik di Yogyakarta 1900-1965. Semarang:
sektor ekonomi publik telah memberi kontribusi Fakultas Sastra UNDIP.
yang cukup signifikan dalam meningkatkan Dloyana Kusumah, 2010. Pembentukan Norma dan
pendapatan keluarga. Penghasilan yang diperoleh Nilai Baru Dalam Pranata Keluarga (Studi
istri dengan melakukan berbagai kegiatan ekonomi Tentang Peran Ganda Perempuan di Kelurahan
publik dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup Cibaduyut). Yogyakarta: Penerbit Kepel Press.
Fadlia vadlun Yotolembah Aminah, 2011. Makna
rumah tangga. Peran ini memberi pemasukan
Wanita Tentang Perubahan Peran
keluarga sehingga ekonomi keluarga akan meningkat
( Kajian disertasi wanita istri nelayan suku Kaili dalam
dan kesejahteraan akan meningkat pula, dengan perubahan peran dari domestik tradisional ke
demikian ketahanan ekonomi mayarakat juga publik produktif). Palu: Media Litbang Sulteng IV
semakin meningkat, dimana peningkatan ini dicapai :12-23 Juni.
secara bertahap yaitu peningkatan konsumsi Kusnadi, 2001. Pangamba’ Kaum Perempuan
keluarga, peningkatan sandang dan papan keluarga. Fenomenal: Pelopor dan Penggerak
Adapun saran yang dapat disampaikan dari Perekonomian Masyarakat Nelayan. Bandung:
penelitian ini, antara lain: pertama, peran istri Humaniora Utama Press.
nelayan disektor ekonomi publik di Kelurahan Muhammad Kurniawan, 2010. Etty Kereway Kiprah
Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari, merupakan Perempuan Papua. Kompas Rabu 7 April 2010
salah satu usaha pemberdayaan wanita nelayan Sajogyo, 1983. Peranaan Wanita dalam Pembangunan
dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Masyarakat Desa.Jakarta: Rajawali Press.
dalam meningkatkan ketahanan ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat pesisir. Upaya yang

Peranan Istri Nelayan dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di


Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara – Raodah | 89
Raodah, 2010. Aktivitas Perekonomian Nelayan Bugis.
Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional
Makassar: Penerbit Dian Istana
Winarti, dkk. 2008. Peberdayaan Perempuan Pada
Sektor Industri Kecil Dalam Mengatasi Ekonomi
keluarga. Jakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia

90 | Jurnal Bina Praja | Volume 5 Nomor 2 Edisi Juni 2013: 79 – 90

Anda mungkin juga menyukai