Anda di halaman 1dari 16

Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 1

Program Adipura

UPAYA PEMERINTAH berkelanjutan, dapat mewujudkan


KABUPATEN DALAM kesadaran kolektif akan
MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN keterbatasan sumberdaya alam dan
KOTA PADA PROGRAM ADIPURA lingkungan untuk menopang
pembangunan di masa mendatang.
Oleh:
DWI IRIANI MARGAYANINGSIH Kata kunci : Pemerintah,
mewujudkan
Pembangunan
ABSTRAK Kota dan Adipura.
Penghargaan Adipura
merupakan salah satu program
pemerintah Indonesia untuk PENDAHULUAN
mendorong pemerintah daerah
mewujudkan kota yang Pencemaran lingkungan
berkelanjutan baik secara ekologis,
sosial, dan ekonomi dengan tetap merupakan masuknya zat, makhluk
mendorong prinsip-prinsip Good hidup atau energi lain ke dalam air
Governance. Lingkungan yang
hijau, indah, dan menarik sebagai atau udara. Pencemaran juga bisa
salah satu komponen penilaian, diartikan sebagai adanya perubahan
memiliki bobo ttinggi, aspek in
ikemudian menjadi focus perhatian komposisi pada media yang
pemerintah daerah di berbagai kota dicemari misalnya saja tanah atau
yang ingin memperoleh
penghargaan Adipura. air atau udara yang disebabkan oleh
,Kota jika tidak dikelola dengan baik, beberapa faktor seperti oleh
sebaliknya kota akan menjadi pusat
“malapetaka” (urban ills), seperti manusia, proses alam, dan lainnya
kemacetan (pencemaran udara, yang mengakibatkan adanya
kebisingan, ISPA, dan stress), banjir
(krisis air bersih, rob, abrasi, dan penurunan kualitas media yang
penurunan muka tanah), dicemari tersebut sehingga tidak
permasalahan sosial (kampong
kumuh, kriminalitas, pengangguran, dapat berfungsi dengan baik
dan kesenjangan kaya-miskin), sebagaimana mestinya. Saat ini
serta tata ruang (infrastruktur,
transportasi, sampah, dan limbah). pencemaran yang terjadi di muka
Oleh karena itu kota dituntut bumi ini semakin tak terkendalikan
kompetitif dan layak huni sehingga
muncul berbagai konsep kota, terutama setelah masa revolusi
seperti kota kreatif (creative city), industri dimana banyak pabrik yang
kota hijau (green city, garden city,
danecocity), kota layak huni dibangun dan menyebabkan
(liveable city), kota cerdas (smart berbagai jenis polusi.
city), dan kota berketahanan/
tangguh (resilient city). Sehingga
kota dengan pembangunan yang
2 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

Pencemaran dan perusakan melaksanakan kebijakan


lingkungan hidup merupakan beban pengelolaan lingkungan
sosial, yang pada akhirnya hidup.diadakannya desentralisasi ak
masyarakat dan pemerintah harus an memperkuat ikatan sosial
menanggungnya. Oleh karena itu, budaya pada suatu daerah. Karena
lingkungan hidup harus dikelola dengan diterapkannya
dengan prinsip melestarikan fungsi desentralisasi ini pemerintahan
lingkungan yang serasi, selaras dan daerah akan dengan mudah untuk
seimbang untuk menunjang mengembangkan kebudayaan yang
pembangunan kota bagi dimiliki oleh daerah tersebut.
peningkatan kesejahteraan dan Bahkan kebudayaan tersebut dapat
mutu hidup generasi masa kini dan dikembangkan dan di perkenalkan
generasi masa depan. kepada daerah lain. Yang nantinya
bisa di jadikan simbol daerah
Adanya pengendalian alam
tersebut.
sangatlah diperlukan terutama pada
Oleh sebab itu pemerintah
pencemaran lingkungan dengan
secara berkala didalam
cara menetapkan baku mutu limbah
mewujudkan pembangunan kota
yang harus dibuang dilingkungan
memberikan penghargaan Adipura.
dan sesuai dengan kadar tertentu.
Penghargaan Adipura adalah
Pencemaran saat ini terjadi dimana
penghargaan bagi kota di Indonesia
saja terutama dalam lingkungan
yang berhasil dalam kebersihan
yang berbasis industri atau pabrik
serta pengelolaan lingkungan
dengan penduduk yang cukup padat
perkotaan. Adipura
sehingga tidak terelakan lagi
diselenggarakan oleh Kementerian
terjadinya pencemaran baik itu
Negara Lingkungan Hidup.Dengan
karena limbah industri maupun
progam ini PEMDA memanfaatkan
logam berat.
semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder) untuk melaksanakan
Dengan diterapakannya
pemanfaatan sumber daya alam
otonomi daerah, maka Pemerintah
yang berimbang dan efisien menuju
Daerah (PEMDA) diberi
pembangunan yang berkelanjutan.
kewenangan untuk menetapkan dan
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 3
Program Adipura

sosial dan tarikan kepentingan


politik penguasa dan pengusaha.
Ada lima langkah untuk
mewujudkan kota yang cerdas dan
PEMBAHASAN
berketahanan :
A. Membangun Kota Cerdas
1. Setiap warga harus diberi
Berketahanan
kesempatan ikut bicara tentang
Abad ke -21 adalah abad
nasib masa depan kotanya (city-
perkotaan, lebih dari setengah
citizen). Pemerintah kota harus
penduduk dunia telah tinggaldi kota/
melakukan inovasi bersama
kawasan perkotaan. Kota kecil
penduduk. Warga didorong
berkembang menjadi kota sedang,
melaksanakan perubahan gaya
kekota besar, kota raya {metropolis},
hidup dan berpartisipasi dalam
hingga mencapai kota dunia
pembangunan kota dengan
(ecumenopolis). Perkembangan
sepenuh hati, membangun
kota yang cerdas dalam arti hijau,
budidaya perilaku positif dan
memanfaatkan tehnologi, serta
menularkan virus perubahan
memiliki ketahanan terhadap
gaya hidup hijau.
perubahan iklim dan bencana kota,
Para perencana kota harus
menjadi ajang saling berbagi
berhenti sejenak merenung dan
pengetahuan dan pengalaman lintas
mawas diri, untuk meningkatkan
negara dalam pengelolaan kota
kadar profesionalisme, pemikiran,
hijau, seperti konsumsi energy
penalaran, kepekeaan, dan
terbarukan, model sistem
kesadaran batin, intuisi, serta
transportasi yang cerdas, efisiensi,
insting untuk serius mewujudkan
dan ramah lingkungan.Kota kota di
kota cerdas dan berketahanan.
Indonesia tengah menghadapi 2. Keberagaman mosaic
dampak perubahan iklim dan masyarakat perkotaan harus
degradasi kualitas lingkungan, diwadahi dan tecermin dalam tata
perkembangan kota yang cepat dan ruangnya. Kota bersifat jamak
dinamis, pertumbuhan jumlah (plural) dan rakyat diberi pilihan-
penduduk dan penambahan jumlah pilihan alternative secara terbuka.
pendatang, serta dukungan media Hal ini tecermin pada tingkat
keamanan/ kriminalitas,
4 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

keterhubungan secara suasana yang guyub dan rukun


internasional, cuaca/ sinar antarwarga kota.
Kota menumbuhkan semangat
matahari, kualitas arsitektur
kewargaan dan rasa memiliki yang
bangunan-lanskap-kota, isu
kuat, menciptakan keseimbangan
lingkungan, akses terhadap
lingkungan yang mendukung
ruang terbuka hijau, desain
keberlanjutan pembangunan,
urban, transportasi public,
membentuk kohesi sosial yang
toleransi, kondisi bisnis,
kental, guyub dan tidak mudah
pengembangan kebijakan yang
terprovokasi dari luar, menyediakan
proaktif dan layanan kesehatan.
3. Pusat-pusat lingkungan sebagai perluasan kesempatan kerja,
simpul jasa transportasi umum menumbuhkan rasa aman,
harus berada dalam jarak menggulirkan perekonomian kota,
jangkau berjalan kaki atau serta dimeriahkan dengan kegiatan
bersepeda dalam kawasan dan seni budaya masyarakat.
Saatnya kota-kota menjalin
menggunakan transportasi publik
komunikasi yang erat, saling
(bus, KA) keluar kawasan.
4. Pembangunan dan pelestarian bertukar informasi, berbagi
RTH berupa taman kota ibarat pengetahuan dan pengalaman
oase di padang gurun, sebagai dalam mengelola kota/kawanan
daerah resapan dan tangkapan perkotaan. Walikota./ bupati dituntut
air, paru-paru kota untuk piawai mengidentifikasi aset dan
menyerap polusi udara dan mengembangkan potensi kota,
menciptakan iklim mikro, serta termasuk warga, sebagai investasi
wadah beriteraksi sosial, pengembangan kota ke depan.
Prinsip kerja sama antarkota
rekreasi, dan berolahraga.
5. Perencanaan tata lingkungan berupa kompetisi yang sehat,
perumahandan permukiman bersahabat, dan hubungan yang
diarahkan terciptanya rasa- setara dengan mengoptimalkan
tempat dan semangat komunitas keunikan kota/ kabupaten masing-
agar tumbuh rasa memiliki, msing untuk saling mendukung dan
solidaritas sosial yang tinggi, melengkapi, bukan saling
melemahkan pertumbuhan ekonomi
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 5
Program Adipura

dan perkembangan kota/kabupaten planning and design berhasil


tetangga. dilaksanakan.
Diharapakan, para pengelola
Menurut Devuyst (2001) dalam
kota harus bertekad membuat
Nirwono & dkk, 2017,memiliki
kotanya menjadi tempat tinggal
pendapat atas kota hijau.
yang aman, nyaman, produktif, dan
Menurutnya, kota hijau berdimensi
berkelanjutan. Mereka harus
terhadap pembangunan kota
merencanakan dan merancang kota
berkelanjutan, bioregionalisme,
yang berwawasan lingkungan,
komunitas yang sehat,
menyediakan RTH minimal 30
pembangunan ekonomi komunitas,
persen, mengolah air yang lestari,
teknologi tepat guna, ekologi sosial,
mengelola sampah dan limbah
gerakan hijau dan kota/ komunitas
ramah lingkungan,
hijau, serta prsinsip bumi lestari.
mengembangkan transportasi publik
Sejalan dengan pendapat tersebut,
berkelanjutan, menerapkan
kata kunci pembangunan kota hijau
persyaratan bangunan hijau,
meliputi filosofi dan definisi
memanfaatkan energy terbarukan,
(modernisasi ekologis, pemahaman
dan memberdayakan komunitas
lingkungan, dampak lingkungan,
hijau masyarakat.
pembangunan berkelanjutan) serta
B. Asa Kota Hijau konsumsi (anti-konsumerisme, etika
Prinsip dasar dari smart green
konsumerisme, konsumsi
planning and design adalah
berlebihan, keberlanjutan konsumsi,
menerapkan perencanaan dan
rekam jejak ekologis, kehidupan
perancangan berwawasan
sederhana sejahtera, ketahanan
lingkungan. Apabila semua pihak
perubahan sistem, tragedy
tahu dan patuh terhadap
kebiasaan).
perencanaan dan perancangan
Hal ini kemudia mengarah
(bangunan dan lingkungan) ramah
kepada penganan masalah populasi
lingkungan dan pemerintah/
melalui upaya pengendalian
pengembang membangun kawasan/
kelahiran, perencanaan keluarga,
kota sesuai kapasitas daya
pengendalian populasi penduduk,
lingkungan, berarti smart green
penganan populasi berlebihan,
6 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

upaya pertumbuhan populasi nol; keberlanjutan ekonomi, bangunan


penerapan teknologi tepat guna dan hijau, RTH, keselamatan publik,
tekonologi lingkungan; dan partisipasi masyarakat, dan kearifan
pengawasan keanekaragaman local (Mega, 2010 dalam Nirwono &
hayati termasuk ketahanan biologi, dkk, 2017 ).
Kota hijau penting bagi
biosfir, biologi konservasi, dan
masyarakat agar dapat hidup sehat,
perlindungan spesies hampir punah
aman, nyaman, produktif, dan
dan satwa langka. Keterkaitan
berkelanjutan.Mengapa demikian?
energy karbon (rekam jejak karbon,
Jawabannya dapat dilihat dari
mitigasi perubahan iklim,
persyaratan atas terbentuknya kota
penghematan energy, perdangan
hijau itu sendiri. Kota hijau
emisi karbon, konservasi energy,
mempersyaratkan perencanaan dan
kelangkaan minyak, energy
perancangan berwawasan
terbarukan), pangan (ketahanan
lingkungan, penyediaan RTH
pangan, pangan local, pertanian
minimal 30 persen, pengelolaan air
kota, pertanian dan perikanan
lestari, pengolahan sampah ramah
berkelanjutan), bahan baku (ekologi
lingkungan, penerapan bangunan
industry, daur ulang, produk
hijau, pembangunan transportasi
sampah), serta air (konservasi,
berkelanjutan, pemanfaatan energy
krisis air bersih, hemat air, rekam
alternative terbarukan, dan
jejak) juga menjadi titik perhatian
pemeberdayaan masyarakat/
dalam pembangunan kota hijau.
Ada indicator-indikator yang komunitas, serta dukungan ekonomi
dapat menjadi parameter berkelanjutan dan pemerintahan
keberhasilan kota hijau. Indikator- yang pro lingkungan.
Menyikapi persyaratan itu,
indikator itu berupa perubahan iklim,
pemerintah pusat perlu memberikan
kualitas udara, keasaman tanah,
dana stimulus kepada pemerintah
tercemar atau tidaknya suatu
kota/ kabupaten untuk mendorong
ekosistem, urbanisasi, mobilitas
percepatan terwujudnya kota hijau
berkelanjutan, pengelolaan dan
untuk dua puluh tahun ke depan,
pengolahan sampah dan sumber
penyediaan RTH baru
daya alam, konsumsi energy,
(pendampingan perancangan
konsumsi air, keberlanjutan sosial,
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 7
Program Adipura

hingga pembangunan taman baru) abrasi pantai, konservasi air tanah,


sebagai model percontohan taman dan memperlambat penurunan
kota hijau, dan pelibatan warga muka tanah.
RTH sebagai pola
dalam forum komunitas hijau.
Pemerintah daerah (Pemda) pengamanan udara berhubungan
bisa menyusun rencana induk RTH dengan upaya peningkatan kualitas
yang mencakup data dan peta udara, agar udara kota tetap segar,
sebaran RTH yang sudah terbangun tidak tercemar, dan sehat untuk
dan potensi lahan untuk RTH. dihirup warga. RTH juga menjadi
Rencana tersebut meliputi RTH paru-paru kota yang bertugas
publik (tamankota/ lingkungan, jalur menyerap polutan, karbon dioksida,
hijau, taman pemakaman, hutan dan memproduksi oksigen. Itulah
kota) maupun RTH privat (halaman sebabnya mengapa RTH harus
rumah, sekolah, rumah sakit, berada di pusat kota dan di tengah-
perkantoran, pusat perbelanjaan). tengah permukiman.
Kawasan dengan potensi
Untuk membangun taman, lahan
pencemaran udara tinggiharus
yang dipakai harus bersetifikat dan
menjadi prioritas dalam penyediaan
mendapat surat keputusan kepala
RTH agar dapat mengendalikan
daerah sebagai RTH, untuk
pencemaran udara-yang terutama
mencegah perubahan fungsi RTH di
disebabkan oleh sector
masa depan. Lokasi taman harus
transportasai sebagai penyumbang
sesuai dengan rencana
pencemaran udara sebesar 70
pengembangan RTH kota/
persen. Jalur hijau jalan dan hutan
kabupaten yang tercantum dalam
kota untuk kawasan industry yang
Rencana Induk RTH Kota/
rapat oleh pepohonan besar
Kabupaten.
Dari segi ekologis, RTH menyerap gas polutan dan peredam
memiliki peran ganda.RTH berfungsi kebisingan menjadi fokus utama
sebagai daerah resapan sekaligus dalam penentuan pola RTH kota.
RTH sebagai pola
daerah tangkapan air yang
pengamanan rekreasi berhubungan
berfungsi menyuplai cadangan air
dengan tempat-tempat yang
bersih, mengendalikan banjir,
mempunyai fungsi sosial dan nilai
limpasan air laut (rob), meredam
8 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

rekreasi bagi warga kota. Taman merupakan fokus utama agar


kota, taman lingkungan, taman penataan ruang kota tetap memberi
pemakaman umum, taman waduk peluang keanekaragaman biologis.
atau situ, hutan kota, kebun raya, Dengan pemilihan jenis tanaman
jalur hijau bantaran kali, tepi rel dan pohon yang tepat, RTH dapat
kereta api, bawah saluran umum, berfungsi sebagai habitat satwa liar
tegangan tinggi, dan kolong jalan (burung, serangga, tupai), tempat
dan jembatan layang hingga hutan konservasi plasma nutfah dan
mangrove dan kawasan pantai keanekargaman hayati. Keberadaan
merupakan daerah-daerah yang satwa liar di perkotaan memberi
perlu dilindungi dari pembangunan warna bagi kehidupan kota dan
kota. Suasana kota yang padat menjadi indicator tingkat kesehatan
bangunan dengan dinamika lingkungan kota.
RTH bermanfaat sebagai
kehidupan serba-cepat dalam
sarana pendidikan dan penyuluhan
rutinitas pekerjaan sehari-hari
tentang sumber daya alam dan
membuat warga cepat lelah, jenuh,
lingkungan hidup yang tiada
dan mudah stress. Mereka butuh
habisnya untuk dipelajari.RTH harus
suasana baru yang alami dan
digunakan untuk membangkitkan
menyegarkan sebagai tempat untuk
kepekaan dan citarasa terhadap
bersantai melepas penat bersama
alam dan lingkungan. Keberadaan
teman atau keluarga.Kota
flora dan fauna serta habitat satwa
memerlukan RTH sebagai tempat
liar secara langsung memberikan
rekreasi dan wisata alami yang
pembelajaran kepada anak-anak
mudah dan murah.RTH juga harus
disamping meningkatkan kualitas
berperan sebagai pengaman
lingkungan kota.
keanekaragaman hayati yang
C. Pembangunan Kota
berhubungan dengan konservasi
Berkelanjutan
berbagai spesies dan habitat tempat 1. Pengertian Pembangunan Kota
mereka bisa hidup. Kesesuaian Bekerlanjutan
Pembangunan yang
lahan untuk habitat berbagai
sekarang sedang marak adalah
spesies dan penentuan kawasan
pembangunan yang hanya
RTH yang harus dilindungi
bersifat sementara.Dengan
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 9
Program Adipura

tuntutan globalisasi, Indonesia proses atau kondisi suatu sistem,


mengikuti perkembangan jaman yang terkait dengan sistem hayati
tanpa melihat prospek kedepan. dan binaan. Dalam konteks
Perkembangan masyarakat yang ekologi, keberlanjutan dipahami
serba instan dan asal jadi, sebagai kemampuan ekosistem
budaya konsumtif telah menjaga dan mempertahankan
mendarah daging pada sebagian proses, fungsi, produktivitas, dan
besar masyarakat keanekaragaman ekologis pada
Indonesia.Sedang sebenarnya, masa mendatang.
hakikat pembangunan adalah
Dalam perkembangannya
pembangunan yang
seiring dengan kebutuhan
berkelanjutan yang tidak parsial,
menjaga keberlanjutan kehidupan
instan dan pembangunan kulit.
manusia di bumi, masyarakat
Maka, dengan adanya konsep
dunia diperkenalkan pada
Sustainable Development yang
pemahaman mengenai
kemudian disebut SD akan
pembangunan berkelanjutan
berusaha memberikan wacana
(sustainable development).
baru mengenai pentingnya
Walaupun hingga kini secara
melestarikan lingkungan alam
ilmiah belum terbukti adanya
demi masa depan, generasi yang
kehidupan manusia yang tidak
akan datang. “Pembangunan
berkelanjutan, namun pada
yang memenuhi kebutuhan
prinsipnya pembangunan
sekarang tanpa
berkelanjutan memiliki tujuan
mengkompromikan kemampuan
agar pemanfaatan sumberdaya
generasi mendatang untuk
alam dipertahankan pada laju
memenuhi kebutuhan mereka
dimana kelangkaan dan
sendiri.”
2. Konsep Sustainable City kepunahan sumberdaya alam
bersangkutan tidak dihadapi oleh
Keberlanjutan (sustainabilit)
generasi mendatang.Dalam
secara umum berarti kemampuan
prinsip tersebut terkandung
untuk menjaga dan
makna adanya batas atau limitasi
mempertahankan keseimbangan
keberlanjutan.
10 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

Dalam berbagai konteks Keberlanjutan (sustainability) dide


kepentingan, pengertian finisikan sebagai “memenuhi
berkelanjutan menjadi semakin kebutuhan pada masa kini tanpa
kompleks terkait dengan mengorbankan pemenuhan
beragamnya sistem kehidupan, kebutuhan generasi pada masa
baik yang terkait dengan mendatang” (to meet the needs
karakteristik lingkungan hayati, of the present without
lingkungan fisik, dan lingkungan compromising the ability of future
binaan, termasuk diantaranya generations to meet their own
pengertian dan pemaknaan needs).Prinsip penting lainnya
mengenai kota dari definisi Brundtland
berkelanjutan (sustainable Commission adalah kepentingan
cities) dan ecomunicapilities. mengintegrasikan tiga pilar
ekonomi, sosial, dan lingkungan
Sejak tahun 1980an,
dalam mencapai tujuan
berkembang gagasan mengenai
keberlanjutan.
format kehidupan berkelanjutan
sebagai perwujudan kesadaran Walaupun demikian,
kolektif akan keterbatasan definisi Brundtland commission
sumberdaya alam dan lingkungan secara universal masih
menopang kehidupan manusia diinterpretasikan secara beragam
pada masa mendatang. Pada dengan berbagai makna.Yang
tahun 1989, World Commission paling mendasar adalah
on Environment dan kenyataan bahwa sebagian
Development mengartikan definisi Brundtland
(WCED) mempublikasikan Brund Commission sebagai proses
tland Report dalam dokumen Our dan sebagian lainnya
Common Future mengenai sebagai tujuan dari suatu fakta
pembangunan berkelanjutan atau nilai.Hal ini menjadi penting
yang selanjutnya dikenal dan dalam menerapkan dan
diterima secara luas sebagai mengaplikasikan prinsip
basis mengatur tata kehidupan berkelanjutan bagi suatu
dunia yang lebih berkelanjutan. kepentingan, dimana dibutuhkan
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 11
Program Adipura

suatu konteks dan tujuan yang memaknai keberlanjutan, yakni


jelas dan nyata. memposisikan dimensi ekonomi,
sosial, dan lingkungan sebagai
Beberapa premis lain
tiga pilar utama dalam sistem
menyatakan bahwa walaupun
kehidupan sebagaimana
keberlanjutan merupakan konsep
dinyatakan oleh Brundtland
yang penting, namun relatif tidak
Commission. Jika dimensi
fokus, cenderung bias, dan
ekonomi dan sosial dianggap
memiliki substansi yang sangat
dapat mewakili dan
terbatas. Bahkan jika dikaitkan
merepresentasikan tujuan dan
dengan kegiatan pembangunan
kegiatan pembangunan
(development) yang secara
(development), maka keduanya
harfiah dapat diartikan sebagai
perlu memiliki keterkaitan dengan
aktifitas penggunaan atau bahkan
dimensi lingkungan, termasuk
menghabiskan sumberdaya alam
sumberdaya alam. Pada
serta berpotensi merusak
hakekatnya keterkaitan
lingkungan, maka pembangunan
(overlapping) ketiga pilar tidak
berkelanjutan sebagai suatu
sepenuhnya bersifatmutually
konsep dianggap menjadi kurang
exclusive, namun mampu
tepat. Pandangan tersebut pada
menciptakan perkuatan satu
dasarnya bermaksud
dengan lainnya (mutually
memposisikan lingkungan
reinforcing)
sebagai ekstrim yang berbeda
dari kegiatan pembangunan, Pemahaman pembangunan
sehingga konsep keberlanjutan kota yang berkelanjutan dilandasi
lingkungan (ecological oleh pengertian kota atau
sustainability) dianggap lebih perkotaan yang disepakati hingga
tepat. kini. Berbagai definisi mengenai
kota atau perkotaan yang
Berbagai pandangan di atas
dikembangkan pada dasarnya
mengisyaratkan pentingnya
bersifat kontekstual terhadap
dialektika yang perlu
fungsi dan pendekatan yang
dipertimbangkan dalam
digunakan. Pendekatan
12 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

geografis- demografis sumber inovasi dan kreasi, serta


memandang kota sebagai lokasi wahana untuk peningkatan
pemusatan penduduk yang kualitas hidup.
tinggal bersama dalam ruang UU Nomor 26 Tahun 2007
wilayah tertentu dengan pola tentang Penataan Ruang
hubungan rasional dan mendefinisikan kawasan
cenderung individualistik dengan perkotaan sebagai wilayah yang
ciri demografis relatif memiliki mempunyai kegiatan utama
status pendidikan, ekonomi, dan bukan pertanian dengan susunan
sosial lebih tinggi dibanding fungsi kawasan sebagai tempat
wilayah non-perkotaan. permukiman perkotaan,
Pendekatan ekonomis pemusatan dan distribusi
memandang kota sebagai pusat pelayanan jasa pemerintahan,
peningkatan produktivitas dan pelayanan sosial, dan kegiatan
produksi barang dan jasa, ekonomi. Beberapa pakar
pertemuan lalu-lintas memberikan pengertian kota atau
perdagangan dan kegiatan perkotaan sebagai area
industri, serta tempat perputaran terbangun yang berlokasi saling
uang yang bergerak dengan berdekatan, meluas dari
cepat dan dalam volume yang pusatnya hingga ke daerah
tinggi. Pendekatan fisik pinggiran dan terdiri dari
memandang kota sebagai pusat bangunan-bangunan
dan sistem berbagai prasarana permukiman, komersial, industri,
dan sarana untuk memfasilitasi pemerintahan, prasarana
kehidupan dan kreativitas transportasi, dan lain-lain.
warganya. Pendekatan Karakteristik di atas dapat
sosiologis-antropologis dirangkum sebagai ciri-ciri
memandang kota sebagai kehidupan kota yang mendasari
pemusatan penduduk dengan kepentingan untuk mewujudkan
latar belakang heterogen, keberlanjutan kehidupan warga
lambang peradaban kehidupan kota, yakni :
manusia, pusat kebudayaan,
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 13
Program Adipura

1. Merupakan konsentrasi Pengertian pembangunan


penduduk, dalam arti jumlah, kota berkelanjutan secara
kepadatan, dan pertambahan prinsipil selaras dengan
penduduk yang lebih tinggi. pengertian pembangunan
2. Merupakan kawasan berkelanjutan, dimana perspektif
terbangun yang lebih masif. ruang difokuskan pada ruang
3. Merupakan pusat produksi perkotaan. Sebagaimana
dan produktivitas barang dan dinyatakan oleh Urban21
jasa. Conference (Berlin, July 2000),
4. Bukan merupakan kawasan pembangunan kota berkelanjutan
pertanian dalam arti luas. diartikan sebagai upaya
5. Didominasi oleh permukiman meningkatkan kualitas kehidupan
kota, bangunan komersial, kota dan warganya tanpa
bangunan industri, bangunan menimbulkan beban bagi
pemerintahan, dan bangunan generasi yang akan datang akibat
sosial. berkurangnya sumberdaya alam
6. Dilengkapi oleh prasarana dan penurunan kualitas
dan sarana transportasi, lingkungan.
ekonomi, dan sosial perkotaan. Dalam konteks yang lebih
7. Dilengkapi oleh utilitas air spesifik, kota yang
bersih, drainase, air kotor, berkelanjutan (sustainable
persampahan, telepon, dan city) diartikan sebagai kota yang
listrik. direncanakan dengan
8. Penduduk kota cenderung mempertimbangkan dampak
berlatarbelakang heterogen, lingkungan yang didukung oleh
berpendidikan relatif lebih warga kota yang memiliki
tinggi, berstatus ekonomi dan kepedulian dan tanggung-jawab
sosial lebih baik, bersifat dalam penghematan sumberdaya
rasional dan individualistik, dan pangan, air, dan energi;
memiliki inovasi dan kreativitas mengupayakan pemanfaatan
lebih maju. sumberdaya alam terbarukan;
14 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

dan mengurangi pencemaran b. Jenis – Jenis Penghargaan


terhadap lingkungan Adipura
1) Adipura Paripurna
3. Adipura
Adipura Paripurna diberikan
a. Pengertian Program Adipura
kepada kabupaten/ kota yang
Adipura adalah sebuah
memenuhi syarat sebagai
penghargaan bagi kota di
wilayah berkelanjutan
Indonesia yang berhasil dalam
.Adapun syarat kabupaten/
hal kebersihan serta
kota berkelanjutan
pengelolaan LH perkotaan
sebagaimana dimaksud
dimana adipura ini
meliputi :
diselenggarakan oleh
 Adipura Kirana:
Kementerian Lingkungan
Penilaiannya
Hidup.Pengertian kota dalam
dititikberatkan pada kota
penilaian Adipura bukanlah kota
yang mampu mendorong
otonom, namun bisa juga bagian
pertumbuhan ekonomi
dari wilayah kabupaten yang
melalui trade, tourism and
memiliki karakteristik sebagai
investmen yang berbasis
daerah perkotaan dengan batas-
pengelolaan lingkungan
batas wilayah tertentu.
hidup.
Tujuan pelaksanaan  Adipura Karya:
kebersihan kota dan pemberian Menggabungkan aspek
penghargaan Adipura adalah sosial dan ekonomi untuk
terciptanya pelaksanaan membentuk produktif
pengelolaan kebersihan yang penciptaan lapangan
berhasil guna dan berdaya kerja, pendidikan
guna, yang merupakan hasil kesehatan, transportasi
proses pengelolaan, masal ramah lingkungan
pelaksanaan hukum dan dan jaringan kerjasama
pemanfaatan biaya yang antar daerah.
tersedia secara optimal serta  Adipura Bhakti:
meningkatnya peran serta Menganugerahkan
masyarakat dalam kebersihan Walikota/ Bupati terbaik
kota.
Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada 15
Program Adipura

yang Progresif, Kolaboratif transparan, akuntabel, sinergi, dan


dan Kreatif. berkelanjutan). Kota yang
 Adipura Paripurna: berkelanjutan memberikan
Merupakan penghargaan gambaran bahwa dengan
bagi kota/ kabupaten mempertimbangkan dampak
dengan capaian minimal lingkungan yang didukung oleh
dua kategori dari warga kota, memiliki kepedulian dan
beberapa kategori. tanggung jawab untuk
mengupayakan pemanfaatan
PENUTUP sumberdaya dan mengurangi
Kedepan, para pengelola pencemaran terhadap lingkungan.
kota harus bertekad membuat Sehingga adipura yang dimiliki oleh
kotanya menjadi tempat tinggal pemerintah daerah atau kota bisa
yang aman, nyaman, produktif, dan diraihnya.
berkelanjutan. Mereka harus
merencanakan dan merancang kota DAFTAR PUSTAKA
yang berwawasan lingkungan,,
mengolah air yang lestari, Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu
mengelola sampah dan limbah Lingkungan. Jakarta: Mutiara
Sumber Widya.
ramah lingkungan,
mengembangkan transportasi publik Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa
Kota dan Permasalahannya.
berkelanjutan, menerapkan Jakarta: Ghalia Indonesia.
persyaratan bangunan hijau,
Hadi, S. P. 2001. Dimensi
memanfaatkan energy terbarukan, Lingkungan Perencanaan
dan memberdayakan komunitas Pembangunan. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
hijau masyarakat.
Pemerintah harus komitmen http://harian, analisadaily.Co, oleh
Hodland JT HutapeaPermen
dalam mendukung pemerintah LHK No. 53 Tahun 2016,
daerah untuk memperoleh tentang Pedoman
Pelaksanaan Program
penghargaan Adipura, memberikan Adipura.
teladan kepada masyarakat dalam
Hancock, Dawson R dan Bob
menerapkan prinsip hidup hijau Algozzine. 2006. Doing Case
yang cerdas (partisipatif, Study Research: A Practical
16 Dwi Iriani Margayaningsih, Upaya Pemerintah Kabupaten Dalam Mewujudkan Pembangunan Kota pada
Program Adipura

Guide fot Beginning Tahun 2009 tentang Program


Researchers. New York: ADIPURA. Kementerian
Teachers College Press. Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia. 2009.
Kodoatie, Robert J. 2003.
Pengantar Manajemen Ryady, A. L. S, 1984. Tata Kota
Infrastruktur. Yogyakarta: Suatu Pendekatan Dari
Pustaka Pelajar. Aspek Kesehatan
Lingkungan. Bina-Indra
N. J., & dkk. (2017). KOTA Karya. Surabaya.
CERDAS
BERKELANJUTAN. Suryokusumo, R. Ferry Anggoro.
JAKARTA: PT Gramedia 2008. Pelayanan Publik dan
Pustaka Utama. Pengelolaan Infrastruktur
Perkotaan. Yogyakarta:
Peraturan Menteri Lingkungan Sinergi Publishing.
Hidup Nomor 07 Tahun 2011
tentang Pedoman Tchobanoglous, G., Teisen H.,
Pelaksanaan Pemantauan Eliasen, R. 1997. Integrated
ADIPURA. Kementerian Solid Waste Manajemen.
Lingkungan Hidup Republik Kogakusha: Mc. Graw Hill,
Indonesia, 2011. Ltd.

Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai